3-Bahan Ajar Manpro-Dan Anal-Pabrik-Siiip-Sudah-Di-Rev-12-9-2020
3-Bahan Ajar Manpro-Dan Anal-Pabrik-Siiip-Sudah-Di-Rev-12-9-2020
a. Ukuran proyek
Jam – Orang Sistem Pengendalian
b. Kompleksitas Proyek
Kompleksitas proyek tergantung dari hal-hal sebagai berikut:
BAB II
SIKLUS TAHAPAN PROYEK
c. Tahap 2
Kegiatan utama terdiri dari :
Membuat desain-engineering terinci
Melakukan pembelian atau kontrak material dan jasa
Manufaktur peralatan dan konstruksi
Melakuan inspeksi, uji coba, dan start up
Permintaan Proposal
Permintaan proposal atau Rest For Proposal (RFP) ditujukan pada pihak – pihak
yang masuk dalam daftar peserta lelang atau bidder list yang dimiliki perusahaan
atau pihak lain. Dan user akan memilih salah satu perusahaan atau pihak sebagai
pelaksanaproyek.
Dalam RFP ditentukan tujuan proyek, lingkup proyek, spesifikasi performansi,
batasan ongkos dan jadwal, kebutuhan data.
Proposal Proyek
Kontraktor mengeluarkan sejumlah biaya dan waktu untuk menyiapkan proposal.
Pembuatan proposal sendiri merupakan proyek dengan keterbatasan dana, batas
waktu penyerahan, batasan performansi, dan dikelola seperti proyek.
Proposal proyek harus mengandung beberapa pokok :
1. Surat Pengantar
Merupakan bagian penting dari proposal, karena harus bisa meyakinkan user
bahwa proposal perusahaan / kontraktor tersebut perlu dipertimbangkan. Surat
ini lebih personal dan mencakup kualifikasi, pengalaman, dan minat
kontraktor.
2. Ringkasan Manajemen / Eksekutif (exsecutive summary)
Berisi tentang deskripsi singkat proyek, tujuan, kebutuhan secara keseluruhan,
hambatan, dan area permasalahan.
3. Bagian Teknis
Menunjukkan lingkup proyek, pendekatan yang digunakan, dan pekerjaan
yang ada.
4. Manfaat Atau Keuntungan Yang Diperoleh
Menggambarkan keuntungan / manfaat secara realistis dan detail, untuk
menunjukkan kebutuhan user akan terpenuhi.
5. Jadwal
Berisi jadwal kapan hasil proyek diserahkan.
6. Bagian Keuangan
Menjelaskan biaya langsung dan tidak langsung sesuai beban tenaga kerja dan
bahan yang digunakan.
7. Bagian Legal
Berisi masalah yang akan muncul atau perubahan yang akan muncul.
8. Kualifikasi Manajemen
Latar belakang organisasi perusahaan, pengalaman, prestasi, keuangan, dan
orang – orang dalam perusahaan.
Pemilihan Proposal
Proposal dievaluasi berdasarkan kriteria tertentu. Setelah proposal terpilih segera
diberitahukan kepada user untuk mendapatkan persetujuan dan bernegosiasi.
Negosiasi Kontrak
b. Tahap Pendefinisian
Tahap pendefinisian dalam siklus hidup proyek akan meliputi kegiatan
penyiapan rencana proyek secara detail dan penentuan spesifikasi proyek secara
rinci. Isi rencana proyek terdiri dari:
1. Jadwal Pekerjaan
2. Anggaran dan sistem pengendalian biaya
3. Work Breakdown Structure secara rinci
4. Bagian yang beresiko tinggi dan sulit, serta rencana kemungkinan yang akan
muncul.
5. Rencana pemakaian sumber daya
6. Rencana pengujian hasil proyek
7. Rencana dokumentasi
8. Rencana peninjauan pekerjaan
9. Rencana pelaksanaan hasil proyek
Pembuatan rencana ini dikerjakan oleh tim proyek dibawah koordinasi manajer
proyek.
c. Tahap Akuisisi
Pada tahap ini tidak ada campur tangan user dan menjadi urusan
kontraktor. Dalam tahap akuisisi terdapat beberapa tahapan, yaitu:
1. Desain
Dalam tahap ini spesifikasi diterjemahkan dalm bentuk maket, dan telah
terbagi dalam sub pekerjaan yang lebih kecil.
2. Pengadaan
Disiapkan fasilitas dan material yang akan digunakan.
3. Produksi
Setelah siap fasilitas dan bahan pendukung bisa dilakukan proses produksi
yang diawasi oleh manajer proyek.
4. Implementasi
Jika produksi telah dilakukan maka hasil siap diserahkan kepada usre. Dan
user dapat mengujinya sesuai dengan kebutuhannya.
d. Tahap Operasi
Setelah hasil proyek diserahkan ke user maka proyek dianggap selesai.
Lalu user mulai mengoperasikan proyek tersebut. Tetapi ini tergantung juga pada
jenis proyek. Proyek eksibisi pertandingan sepak bola atau pertunjukan wayang
kulit tentu saj tidak mempunyai tahap operasi ini. Pihak user menilmati jasa yang
diberikan oleh pihak kedua dan setelah itu proyek selesai. Jadi hanya proyek
dengan hasil akhir berupa produk fisik yang mempunyai tahap ini. Bisa juga
keterlibatan kontraktor masih berlangsung dalam rangka evaluasi sistem atau
produk yang dibuat dan pemeliharaannya, atau perlu dibuat persetujuan baru
mengenai keterlibatan kontraktor dalam evaluasi dan pemeliharaan sistem ini.
Setelah sistem berjalan untuk beberapa waktu bisa jadi sistem itu menuntut
perubahan karena adanya perubahan lingkungan ataupun perkembangan
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
General Manager
Gambar 3.1
Organisasi Fungsional
Keuntungan / kelebihan dari struktur ini adalah :
1. Adanya fleksibilitas yang tinggi dalam penggunaan staf / karyawan. Jika
sebuah divisi fungsional yang tepat telah dipilih sebagai “tempat” proyek
divisi tersebut akan menjadi base administrasi bagi orang-orang yang
mempunyai keahlian tertentu yang terlibat dalam proyek.
2. Orang-orang dengan keahlian tertentu bisa ditugaskan dibahyak proyek yang
berbeda. Dengan luasnya dasar teknis yang tersedia di masing-masing unit
fungsional.
3. Orang-orang dengan keahlian yang berbeda dapat dikelompokkan dalam satu
group untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat
bagi pemecahan masalah teknis.
4. Divisi fungsional yang bersangkutan bisa jadi basis bagi kelangsungan
teknologi bila para personel keluar dari proyek atau organisasi induk.
5. Divisi fungsional mempunyai jalur-jalur karir bagi mereka yang mempunyai
keahlian tertentu.
General Manager
Project
expeditor
VP PM
VP. Fabrikasi VP. Keuangan VP. Desaian VP. Personalia Tim Personalia
Gambar 3.2
Proyek Melekat Pada Unit Fungsional Yang Paling Berkompeten, Dipimpin
Project Expeditor
Jika dalam proyek harus dilibatkan personel dari unit lain diluar dari unit fungsional
pengelola proyek maka akan terjadi masalah. Manajer fungsional dari unit yang
megelola proyek harus berhubungan dengan manajer lain jika akan menggunakan
orangnya. Mengingat antar unit tidak ada otoritas silang. Sehingga bila proyek
melibatkan beberapa unit fungsional maka ada masalah pada struktur ini. Manajemen
perlu mengatasi ini dengan menciptakan koordinasi antar unit yang bisa
mengintegrasikan aliran kerja tanpa merubah struktur yang ada.
Salah satu caranya yaitu dengan menambahkan jabatan pimpinan proyek.
Koordinator proyek akan mengkoordinasikan pekerjaan yang berhubungan dengan
proyek. Secara vertikal ia tidak mempunyai otorotas, tetapi keputusan-keputusan
tentang anggaran. Jadwal performansi proyek ada ditangannya. Lihat gambar 3.3
General Manager
Koordinator
proyek
MP
VP. Fabrikasi VP. Keuangan VP. Desaian VP. Personalia VP. Pemasaran
Gambar 3.3
Proyek Melibatkan Beberapa Unit Fungsional Dipimpin Koordinator Proyek
Manager Proyek
Keterbatasannya :
1. Bila organisasi induk mempunyai banyak proyek yang harus dikerjakan,
biasanya setiap proyek akan mengusahakan sendiri sumber daya, sehingga
terjadi duplikasi usaha dan fasilitas.
2. Struktur ini akan menambah biaya yang cukup mahal bagi organisasi
induk.
3. Seringkali Manajer Proyek menumpuk sumber daya secara berlebihan
untuk mendapatkan dukungan teknis dan teknologi sewaktu-waktu
diperlukan.
4. Bila proyek selesai akan terjadi masalah tentang bagaimana nasib pekerja
proyek yang ada.
5. Ketidak konsisten prosedur bisa sering terjadi dengan macam alasan
“memenuhi permintaan klien”.
Venus ● ● ● ● ●
Gambar 3.5
Organisasi Matriks
Kelebihan organisasi matriks :
1. Proyek mendapatkan perhatian secukupnya.
2. Karena organisasi matriks melekat pada unit fungsional organisasi induk
maka mudah untuk mendapatkan orang potensial yang dibutuhkan pada
setiap unit fungsional.
3. Tidak ada masalah yang berat yang akan menyusul berkenaan dengan
nasib pekerja proyek jika suatu proyek selesai.
4. Tanggapan terhadap keinginan yang dimintak oleh klien bisa cepat
diberikan seperti dalam organisasi proyek murni.
5. Dengan menajemen matrik proyek akan mempunyai akses ke perwakilan
dari divisi administrasi perusahaan induk.
6. Bila ada beberapa proyek bersamaan organisasi matrik memungkinkan
distribusi sumber daya yang lebih seimbang untuk mencapai berbagai
target beberapa proyek yang berbeda-beda.
BAB IV
MANAJEMEN PROYEK DAN FUNGSIONAL
a. Jenis dan intensitas kegiatan cepat berubah dalam kurun waktu yang relatif
pendek
Disamping mengelola kegiatan jangka pendek dengan intensitan dan jenis kegiatan
yang berubah cepat. Hal ini akan memungkinkan ditemukannya penyimpagan
selagi masih dalam tahap awal sehingga masih tersedia waktu untuk mengadakan
perbaiakan sebelum berdampak besar.
BAB V
PROFESI DAN AREA ILMU MANAJEMEN PROYEK
Sistematika proses pengelolaan waktu atau jadwal terlihat pada gambar dibawah ini :
1. 2. 3. 4. 5.
Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
Integrasi Lingkup Waktu Biaya Integrasi
Perencanaan Inisiasi Definisi kegiatan Perencanaan Perencanaan
Implementasi Perencanaan Urutan kegiatan sumberdaya mutu
Pengendalian Lingkup Kurun waktu Perkiraan biaya Penjaminan
Definisi Penyunsunan Anggaran mutu (QA)
Lingkup jadwal Pengendalian Pengendalian
Verifikasi Pengendalian biaya mutu (QC)
Lingkup jadwal
Pengendalian
Lingkup
6. 7. 8. 9.
Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
SDM Pengadaan Resiko Komunikasi
Penyunsunan Perencanaan Indentifikasi Perencanaan
organisasi pengadaan risiko komunikasi
Staffing Pembuatan Kuantivikasi Distribusi
Pembentukan RFP risiko informasi
tim proyek Proses leleang Tanggapan Laporan
Administrasi Pengendalian kinerja
kontak
6.1 Perencanaan
Penentuan apa yang akan dikerjakan merupakan fungsi dari perencanaan
(planning). Keberhasilan manajemen proyek ditentukan antara lain oleh ketepatan
memilih bentuk organisasi memilih pimpinan yang cakap dan pembentukan tim
proyek yang terintegrasi dan terkordinasi, selain itu diperlukan juga adanya
perencanaan yang baik. Sedangkan tindakan memasukkan bahwa rencana dikerjakan
dengan benar merupakan fungsi pengendalian.
Yang menjadi lingkup pekerjaan selama proses perencanaan dan pengendalian
adalah :
1. Sebelum proyek dimulai (dan selama tahap konsepsi dan pendefinisian) sebuah
rencana dipersiapkan untuk menentukan tujuan proyek, tugas-tugas yang akan
dikerjakan jadwal dan anggaran.
2. Selama proyek (dalam tahap akuisisi) rencana yang telah dibuat dibandingkan
dengan performansi, waktu dan biaya yang sebenarnya (aktual).
3. Jika ada perbedaan antara yang direncanakan dan yang terjadi sebenarnya
tindakan koreksi perlu dilakukan dan estimasi biaya dan waktu bisa diperbarui.
Gantt Chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antar aktivitas
dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya terlambat
atau dipercepat sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt Chart. Untuk itu
dikembangkan teknik baru yang bisa mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada
pada Gantt Chart. Cara baru itu dikenal sebagai Jaringan Kerja atau Network.
ES
N simpul
LS
c aktivitas semu
Gambar 7.2 Aktivitas semu dalam jaringan kerja
Pengepakan Kinerja
13
0 13 13 barang
Pesan barang 23 distributor 29
13 3 7 10
17
0 13 17 6 23 6 29
Dirikan kantor
penjualan 6 Pilih distributor 17
4 6
6 6 6 17 6
Rekrut
Tenaga
Sales 10 13 7
10
53
4 17
10
6 Pilih distributor 17
4 6
6 9 17
Nama kegiatan
LS waktu mulai paling akhir LS waktu selesai paling akhir
Paling mungkin
Waktu mulai kegiatan
m
Optimis Rata-rata
a Te
Pesimis
b
0 3 5 6 13
Gambar 7.4 Estimasi waktu yang dibutuhkan suatu kegiatan
Berdasarkan distribusi ini, waktu rata-rata atau waktu yang diharapkan dan
variabel, v, untuk setiap kegiatan dapat dihitung dengan rumus ;
2
ba
v=
6
te
Te = tg
13 (4.11.12) 23
2 67
10.1.78 23
13
0 (6.15.30) 23
25 (4.4.7) 24
13 7 6
17
0 16.16.00 23 4.1.00 29
(1.2.3)
2.0.11
2
3
14 (3.4.5) 20
4 5
4.0.11
13 (3.m.b)
3
17 12.5
Bahan Ajar : Dasar-dasar dan Aplikasi Manajemen Proyek 42
Dari gambar 7.3 bisa dilihat bahwa umur proyek adalah 29 hari. Selagi varian
untuk lintasan kritis 1-2-5-7-8 adalah sebesar 2,78 + 0,44 + 1,78 + 6,00
Distribusi dari waktu penyelesaian proyek, Te, mengikuti distribusi normal
sehingga bisa dihitung peluang penyelesaian proyek di luar waktu Te.
Contoh soal :
Suatu perusahaan akan membangun suatu proyek pembangunan pabrik. Dari
kegiatan tersebut diperoleh data sebagai berikut :
B 20 20 20 -
C 4 10 16 -
D 2 14 32 A
E 8 8 20 B, C
F 8 14 20 B, C
G 4 4 4 B, C
H 2 12 16 C
I 6 16 38 G, H
J 2 8 14 D, E
Buatlah jaringan kerjanya, waktu rata-rata tiap kegiatan serta umur proyek.
D
2 5
15
A
E
20 8 J
Penyelesaian :
Gambar jaringan kerjanya : 10
1 B
3 F
7
20 14
Bahan Ajar : Dasar-dasar dan Aplikasi Manajemen Proyek
G
4 I 43
10 C 6
4 1
18
11 1
H
Perhitungan waktu rata-rata dan variansi kegiatan :
Kegiatan Waktu rata-rata Varians (σ)
(Te)
A 20 4
B 20 0
C 10 4
D 15 25
E 10 4
F 14 4
G 4 0
H 11 5.4
I 18 28.4
J 8 4
Dari gambar diketahui bahwa umur proyek adalah 43 minggu hal ini dapat
dilihat dari lintasan A – D – J, umur ini bisa dicapai dengan peluang sebesar 50%.
BAB VIII
PERENCANAAN WAKTU DAN JARINGAN KERJA
BAB IX
METODE , TEKNIK PERENCANAN WAKTU DAN MENYUSUN JADWAL
Dalam hubungan ini terdapat metode dan teknik yang terkenal, diantaranya ialah
Metode Jalur Kritis (CPM), Project Evaluasion and Review Technique (PERT),
Preseden Diagram Method (PDM ) serta Grafical Evaluation and Review Tecnique,
(GERT ) Tiga metode pertama sering di jumpai pada kegiatan kontruksi dan
penelitian .
9.1.1 Termilogi
Dalam proses identifikasi jalur kritis , dikenal beberapa terminologi dan rumus –
rumus perhtungan sebagai berikut :
TE = E
Waktu paling awal peristiwa , yang berarti waktu paling awal suatu
kegiatan karenamenurut aturan dasar jaringan kerja , suatu kegiatan baru
dapat dimulai bila kegiatan terdahulu telah selesai.
TL = L
Waktu paling akhir peristiwa , yang berarti waktu paling lambat yang
masih diperbolehkan bagi sutu peristiwa terjadi .
ES
Waktu mulai paling awal suatu kegiatan yang berarti jam paling awal
kegiatan dimulai .
EF
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan , Bila hanya ada suatu kegiatan
terdahulu maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES kegiatan
berikutnya.
LS
Waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai , yaitu waktu paling akhir
kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek tanpa memperlambat
proyek secara keseluruhan .
LF
Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai , tanpa memperlambat
penyelesaian proyek .
D
Kurun waktu suatu kegiatan, Umumnya dengan suatu waktu hari, minggu,
bulan, dll .
9.1.2 Perhitungan Jalur kritis
Hitungan Maju
Dalam mengidentifikasikan jalur kritis diapakai suatu cara yang disebut
hitungan maju, yang tergambar dalam visualisasi berikut :
1 2
5 6
3
Bahan Ajar : Dasar-dasar dan Aplikasi Manajemen Proyek 49
Proyek dengan 6 kegiatan
Contoh lain :
Dengan memakai visualisasi proyek seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini .
1 2 2 0 2
2 3 3 2 5
2 4 5 2 7
3 5 4 5 9
4 5 6 7 13
5 6 3 13 16
Hitungan Mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal paling akhir
kita masih dapat memulai dan mengakhiri masing – masing kegiatan tanpa menunda
kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan yang telah dihasilkan dari
hitungan maju .
Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan ( hari terakhir penyelesaian proyek ) suatu
jaringan kerja .
b. Float total
Float total adalah : menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan
boleh tertunda , tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara
keseluruhan .jumlah waktu tersbut sama dengan waktyu yang didapat bila semua
kegiatan terdahulu dimukai seawal mungkin , sedangkan semua kegiatan berikutnya
dimulai selambat mungkin .Float total ini dimiliki bersama oleh semua kegiatan yang
ada pada jalur yang besngkutan .
TF = L ( j ) – E ( i ) – D ( I – j ) .
Selain float total juga ada float – float yang lain diantaranya adalah sebagai berikut :
1 . Float Bebas
2 . Float Interferen
Float Interferen adalah : bila suatu kegitan menggunakan sebagian dari IF
, sehingga kegiatan non kritis berikutnya pada jalur tersebut perlu dijadwalkan lagi
( digesser ) meskipun tidak sampai mempengaruhi penyelesaian proyek secara
keseluruhan .
3 . Float independen
Float independen adalah : memberikan identifikasi suatu kegiatan tertentu
dalam jaringan kerja yang meskipun kegiatan tersebut terlambat , tidak berpengaruh
terhadap float total dari kegiatan yang mendahului ataupun kegiatan berikutnya .
Orientasi ke Peristiwa
PERT pertama - tama diperkenalkan dalam rangka merencanakan dan mengendalikan
proyek besar dan kompleks , yaitu pembuatan peluru kendali polaris yang dapat
diluncurkan dari kapal selam dibawah permukaan air . salah satu perbedaan
substansial adalah dalam estimasi kurun waktu kegiatan , dimana PERT
menggunakan tiga angka estimasi , yaitu , a , b dan m yang mempunyai arti sbb:
a = kurun waktu optimistic ( optimistic duration time )
Waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan bila segala sesuatunya berjalan
mulus . waktu demikian diungguli hanya sekali dalam seratus kali bila kegiatan
tersebut dilakukan berulang – ulang dengan kondisi yang hampir sama .
m = kurun waktu paling mungkin ( most likely time )
kurun waktu yang paling sering terjadi disbanding dengan yang lain bila
kegiatan dilakukan berulang – ulang dengan kondisi yang hampir sama .
b = kurun waktu pesimistik ( pessimistic duration time )
Waktu yang paling lama untuk menyelesaikan kegiatan , yaitu bila segala
sesuatu serba tidak baik . waktu demikian dilampaui hanya sekali dalam seratus
kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang – ulang dengan kondisi yang
hampir sama .
1. - 0 0 0
2. 1–2(4) 4 4 0
3. 2–3(2) 6 10 4
4. 2–4(7) 11 11 0
5. 3–5(5) 11 15 4
6. 4–6(8) 19 19 0
7. 6–7(2) 21 21 0
T ( d ) – TE
Deviasi = S
9.12 Jalur kritis, Subkritis serta Perbandingan PERT versus CPM .
Pada metode PERT , pengamatan dan jalur analisis atas jalur kritis dan
subkritis justru lebih ditekankan lagi . Hal ini terlihat pada waktu menganalisis
deviasi stantar peristiwa yang dimaksudkan ( titik peristiwa milestone atau selesainya
proyek ) .
Seandainya total varians jalur subkritis lebih besar dengan anka perbedaan yang
cukup supstansial dari angka total varians di jalur kritis , sedangkan angkaTe antara
keduanya tidak terlalu besar.
Total Total
Waktu Varians
Te V ( te )
BAB X
JADWAL DAN SUMBER DAYA
a 8 6 17000 22000
Biaya
TDT = Titik dipersingkat Total
A
Titik
Normal
Dengan cara yang sama, diperoleh berturut-turut angka untuk slope biaya kegiatan-
kegiatan selanjutnya, yaitu 100,75, 110, dan 60.
Normal Dipersingkat
Bila kegiatan 2-3 dan 3-4 juga dipersingkat, maka ini berarti semua
komponen kegiatan proyek yang dapat dipersingkat dan dicapailah titik TDT (all
crash point) dengan total biaya Rp 2.010 tanpa mengurangi waktu penyalesaian
proyek (tetap 13 hari). Jadi, dari segi usaha mempersingkat jadwal, maka
mengeluarkan sebesar Rp 2.010 – Rp 1.800 = Rp 210 adalah sia-sia. Grafik pada
gambar 14-4 menunjukkan hasi analisis diatas.
Biaya
TDT = Titik dipersingkat Total
2.010
1.700
A
1.500 Titik
Normal
Jadi, total biaya proyek adalah sama dengan jumlah biaya langsung
ditambah biaya tidak langsung. Kedua-duanya berubah sesuai dengan waktu dan
kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi
pada umumnya, semakin lama proyek berjalan maka semakin tinggi kumulatif biaya
tidak langsung yang diperlukan. Grafik yang terdapat pada Gambar 14-6
menunjukkan hubungan ketiga macam biaya tersebut. Terlihat bahw biaya optimal
didapat dengan mencari total biaya proyek yang diperkecil.
Dari contoh diatas dapat ditarik kesimpulan secara umum sebagai berikut :
a. Keterbatasan sumber daya akan mengurangi jumlah float.
b. Kemungkinan akan terbentuk kegiatan kritis baru, disamping yang telah
ada sebelumnya (sewaktu memakai dasar sumber daya tak terbatas).
c. Disamping tergantung pada hubungan-hubungan antar kegiatan, float juga
tergantung kepada keterbatasan sumber daya.
A f g
2 5
(20) (35) (5)
C D
3 ---------------------------------------
(15) (10)
BAB XI
METODA LINTASAN KRITIS DAN ALOKASI SUMBERDAYA
Garis yang berhubungan dua titik dalam gambar tersebut dinamakan Cost
Slope. Untuk suatu aktivitas mempunyai cost-slope tersendiri. Besarnya cost slope
adalah
Cc Cn
Cost slope =
Tn Tc
Dimana Cc dan Cn adalah biaya crash dan biaya normal (biaya crashed >
biaya normal).Tn dan Tc adalah waktu normal dan waktu crash ( waktu normal >
waktu crashed) untuk kegiatan yang sama, Cost Slope menyatakan berapa besar
berubahnya biaya bila suatu aktivitas dipercepat atau diperlambat. Kemiringan cost
slope akan bertnbah bila aktivitas dipercepat penyelesaiannya, dengan ongkos
perwaktunya lebih mahal.
Menentukan Umur Proyek Yang Efisien
Konsep cost slope bisa digunakan untuk menentukan waktu paling efisien
untuk menyelesaikan proyek, dihubungkan dengan biayanya. Langkah – langkah
untuk melakukan minimasi biaya (pada umur paling efisien) biasa ditentukan setelah
jaringan kerja, perkiraan waktu didapat. Langkah-langkah tersebut adalah
1. Ongkos Langsung (direct cost)
a. Tentukan ongkos normal (Cn), ongkos crash (Cc), waktu normal (Tn),
waktu
crash (Tc).
b. Tentukan ongkos minimal untuk pengurangan umur proyek dengan satu
unit waktu (hari/minggu). Ini dilakukan untuk kegiatan – kegiatan yang berada
dalam lintasan kritis dengan biaya perwaktu inimal.
c.Lakukan proses yang sama untuk mengurangi umur proyek untuk unit waktu
kedua.
d. Ulangi proses sampai proyek benar – benar menghabiskan selisih waktu
normal dan waktu crash untuk pekerjaan yang kritis (berada dalam lintasan kritis).
2. Ongkos Tidak Langsung (Indirect cost)
Tentukan ongkos tidak langsung proyek untuk waktu normal dan waktu ceash dan
waktu antara keduanya.
3. Ongkos Total (Total cost)
a. Tambahkan ongkos tidak langsung ke ongkos langsung untuk mencari ongkos
total pada beberapa waktu yang ada.
b. Tentukan pada umur berapa biaya proyek minimal.
Contoh :
Gambar 11.2
Jaringan Kerja Pembangunan Gedung
Tabel 11.1 Data waktu dan biaya pada kondisi normal dan crash
Normal Crash Cost Slope
Kegiatan Waktu Biaya Waktu Biaya (x Rp.1000/hari)
(hari) (x Rp.1000) (hari) (xRp1000)
1-2 8 7200 6 10000 1400
2-3 14 25000 11 31000 2000
2-5 6 4000 4 6000 1000
3-4 5 5000 4 6500 1500
4-5 0 0 0 0 0
4-6 6 30000 3 34000 1333
4-7 6 18000 4 23000 2500
5-7 4 18000 3 22000 4000
5-8 12 32000 8 37000 1250
6-7 12 24000 9 28500 1500
7-8 0 0 0 0 0
7-9 10 16000 6 20000 1000
8-9 12 36000 8 40000 1000
9-10 8 9000 6 14000 2500
dari gambar 8.2 bisa kita tentukan cost slope terkecil pada lintasan kritis yakni
kegiatan 8-9 dengan pengurangan 2 hari dengan tambahan Rp 2000. dengan demikian
kegiatan 7-9 sekarang menjadi kritis, sehingga pengurangan lebih jauh terhadap
waktu kegiatan 8-9 juga akan menmabah biaya untuk kegiatan 7-9. dengan demikian
pengurangan selanjutnya dilakukan pada kegiatan 1-2, dua hari dengan tambahan Rp
Perlu ditekankan disini bahwa pengurangan umur proyek akan menaambah biaya /
ongkos langsung proyek. Sebaliknya pengurangan ini akan mengurangi ongkos tidak
langsung proyek. Ongkos tidak langsung tidak berhubungan langsung dengan
penyelesaian aktivitas proyek, tetapi tetap ada. Masuk biaya kategori ini adalah biaya
administrasi, biaya satpam, bunga atas modal.
11.2 Penjadwalan dengan sumberdaya terbatas
11.1.1 Perataan Sumberdaya (Resource Lavelling)
Sering terjadi pada saat tertentu proyek terlalu banyak menyedot sumberdaya
(tenaga kerja) dan pada saat yang lain terlalu sedikit membutuhkan sumberdaya
sehingga pemakaian sumberdaya ini tidak merata untuk itu harus dilakukan perataan
agar tidak ada sumberdaya yang dibiarkan terutama tenaga kerja) setelah pada saat
tertentu diperlukan.
Prosedur untuk peralatan sumberdaya
Untuk melakukan perlatan sumberdaya ada beberapa langkah yang bisa dibantu :
1. Buat jaaringan kerja, sertakan waktu tiap aktifitas.
2. Plot penggunaan sumberdaya untuk setiap aktivitas. Kemudian gambarkan
jaringan kerja dan sumberdaya, dengan menggunakan waktu paling awal
(ES, EF).
3. Bila sumberdaya tak tersedia seperti yang dibutuhkan tunda kegiatan
dengan memanfaatkan Total Float (TF) yang ada untuk kegiatan yang
bersangkutan. Total Float bisa dihitung dijaringan kerja yang sudah dibuat.
Contoh :
Suatu proyek memerlukan sumberdaya . jika proyek dibuat selesai dalam 10
minggu dan tenaga yang tersedia hanya 6 orang, bagaimana perataan
sumberdaya ini dilakukan ?
Jawab :
A C B F G
TENAGA
KERJA 8
7
6
D
5 E
4
C
3
C
2 G
B
1 F
A G
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MINGGU
BAB XII
SISTEM DAN PENGELOLAAN INTEGRASI
Adanya
Keperluan
siklus sistem
1 2 3 4 5
Tahap Desain dan Manufaktur Utilisasi / Menurun dan
Konseptual Pengembangan / Pabrikasi Operasi Tak Berfungsi
siklus proyek
KESEIMBANGAN OPTIMAL
KONSEP SISTEM
METODOLOGI
1 2 3
PENDEKATAN ANALISIS KRITERIA EVALUASI TEKNIK EVALUASI
Formulasi persoalaan Tentukan kriteria Pilih teknik yang sesuai
Tujuan analisis Identifikasi risiko (simulasi, programming,
Konstrain Tentukan data & informasi yang matematika, dan lain-
Pendekatan yang akan diperlukan lain)
digunakan
4 5 6
MENYUSUN MODEL MENGKAJI ALTERNATIF MENGAMBIL
Tentukan model yang Analisis kepekaan KEPUTUSAN
diperlukan Kontinjensi Mengambil keputusan
Jalankan model Titik impas Menentukan tindakan
Membuat usulan selanjutnya
BAB XIII
AMDAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN PROYEK
Tanpa PIL
4. Membuat ANDAL Tidak Perlu ANDAL
Perlu ANDAL
TOR disetujui
Usulan Proyek
BAB XIV
PERENCANAAN STRATEGIS DAN OPERASIONAL PROYEK
a b c
Penentuan Pengkajian “jarak”
Penetapan sasaran untuk posisi awal
tujuan mencapai tujuan terhadap sasaran /
tujuan
d e
Penyusunan
Pemilihan rangkaian langkah
alternatif untuk mencapai
sasaran / tujuan
MISI PERUSAHAAN
c. Perencanaan Waktu
Perencanaan waktu meliputi langkah-langkah yang bertujuan agar proyek
dapat diselesaikan sesuai dengan sasaran waktu yang ditetapkan. Hasil langkah-
langkah tersebut kemudian dianalisis dengan berbagai metode dan teknik untuk
menyusun jadwal proyek.
d. Perencanaan Biaya
Perencanaan (perkiraan) biaya terdiri dari serangkaian langkah untuk
memperkirakan besar biaya dari sumber daya yang diperlukan oleh proyek.
Output dari perkiraan biaya proyek adalah anggaran biaya
e. Perencanaan Sumber Daya
Perencanaan sumber daya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan
Perencanaan Sumber Daya Nonmanusia.
Meliputi pengadaan material, peralatan yang akan menjadi bagian
permanen proyek serta peralatan konstruksi.
Perencanaan Sumber Daya Manusia.
Meliputi rancangan organisasi, pengisian personil untuk kantor pusat,
mobilisasi dan pelatihan tenaga kerja untuk lapangan.
f. Perencanaan atau Program Pengelolaan Risiko
Pengelola proyek perlu memiliki perencanaan atau program
pengelolaan risiko, terutama dalam masalah tanggapan (response) terhadapnya.
Output program pengelolaan risiko adalah dokumen berupa project risk
management plan.
g. Perencanaan Kontrak dan Pembelian
Perencanaan kontrak dan pembelian adalah proses penyusunan
kebijakan kontrak dan pembelian, kemudian identifikasi, dan pendokumentasian
berbagai material, peralatan, tenaga kerja keperluan proyek.
“Change “Change
Sub order” order”dan Aplikasi
Bahan Ajar : Dasar-dasar “ChangeManajemen Proyek Jml. fasilitas Milestone Spesifikasi
93
kontrak order” terpasang / butir dan kinerja
(lump-
sum)
Ringkasan obyek dan unsur pengendalian proyek E –MK.
- Pengkajian Pendahuluan
Langkah pertama yang dikerjakan dalam rangka mengembangkan, menyaring dan
mengkaji gagasan pada tahap konseptual adalah identifikasi pendahuluan,
menyusun kerangka acuan dan studi kelayakan, didalam pendahuluan dilakukan
Penjabaran garis besar gagasan
Identifikasi manfaat dan biaya
Identifikasi lingkup kerja
Peninjauan terhadap permasalahan dan hambatan
- Kerangka acuan
Kerangka acuan Term Of Reference (TOR) merupakan rumusan pokok tujuan dan
lingkup gagasan, meskipun bersifat garis besar TOR diusahakan mencakup inti
masalah gagasan.
- Format Studi Kelayakan
Kerangka format studi kelayakan proyek pembangunan instalasi untuk
menghasilkan produk :
1) Merumuskan gagasan yang timbul menjadi proyek dengan definisi lingkup
kerja (scope of work) yang cukup jelas, termasuk kriteria dan spesifikasi
produk yang akan dihasilkan.
2) Mengadakan pengkajian aspek pasar, untuk memperkirakan penawaran dan
permintaan tingkat harga, persaingan,strategi pemasaran, dan lain – lain.
Survei pasar ,
perkiraan Evaluasi Pernyelesaian
Survey lokasi
praseleksi peserta
lelang
CATATAN :
1. PT = penentuan pemenang tender yang diikuti dengan
penandatanganan kontrak EPK (contract award).
2. Tahap konseptual, disebut juga tahap studi kelayakan.
3. Titik penentuan. Tiap simpul bertanda bulat
Gambar : Kajian Kelayakan Proyek Tahap Persiapan (Konseptual &
PP/Definisi); PP = Perencanaan & Pengembangan
Qx = f (Px, N, I, Py, T)
Dimana
Qx = komoditas x yang diminta oleh pasar per satuan waktu.
Px = harga komoditas x per unit.
I = pendapatan konsumen.
Py = harga dari komoditas yang ada hubungannya dengan komoditas x
(substitusi atau komplementer)
T = selera konsumen.
N = jumlah konsumen.
Px
P2
P1
Harga
komoditas
b. Elastisitas
Tanggapan jumlah permintaan suatu komoditas terhadap perubahan
harganya. Besarnya koefisien elastisitas ditunjukkan oleh perbandingan
antara prosentase dalam variabel tidak bebas dan prosentase perubahan
variabel bebas yang mempengaruhinya. Ada beberapa jenis elastisitas
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas Harga Permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
(∆ Qy / Qx)
=
(∆ Px / Px)
c. Elastisitas Silang
Elastisitas silang merupakan tanggapan jumlah komoditas x
yang diminta terhadap perubahan harga komoditas lain yang
mempunyai hubungan dengan komoditas x tersebut, hal ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
( ∆ Qx / Qx )
Es =
( ∆ Py / Py )
c. Penawaran
Penawaran (supply) adalah jumlah komoditas yang ditawarkan
oleh pasar. Adapun hukum penawaran menyatakan bahwa apabila harga
suatu kmoditas naik maka jumlah komoditas yang ditawarkan akan
meningkat, dengan catatan bahwa variabel – variabel yang lain tetap. Bila
ditulis adalah sebagai berikut :
Qs = f ( Px, T, I )
Dimana,
Qx = komoditas x yang ditawarkan
Px = harga komoditas x per unit
T = teknologi
I = input price
d. Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan dapat tercapai apabila permintaan bertemu dengan
penawaran yang dapat ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva permintaan
dan kurva penawaran.
TUGAS : Buat dan periksalah harga kurva keseimbangan. Berikan analisis singkat.
Terdapat tiga alasan mengapa keputusan – keputusan pengkajian aspek teknis penting
bagi kelanjutan proyek, yaitu :
1. merupakan komitmen jangka panjang
2. berpengaruh besar terhadap biaya pembangunan proyek
3. mempunyai dampak permanent terhadap biaya operasi / produksi.
Letak Lokasi Proses Produksi Kapasitas Instalasi Seleksi Peralatan Bangunan sipil
Desain-Engineering Pendahuluan
Desain-Engineering Terinci
- Lain - lain
1. Kemajuan daerah sekitarnya.
Dihubungkan dengan tersedianya berbagai sarana yang memberikan
kemudahan.
2. Sikap masyarakat.
Untuk mengubah pandangan dan sikap yang negative menjadi positif perlu
dilakukan serangkaian pendekatan dan komunikasi dengan mereka bahwa
apa yang mereka duga tidaklah benar.
3. Peraturan pemerintah dan pajak.
Dapat memberikan berbagai insentif bagi rencana investasi.
4. lingkungan hidup.
Pemilihan lokasi hendaknya didahului dengna kegiatan penelitian dan
perencanaan sebaik – baiknya.
5. Analisis biaya lokasi.
Dengan menggunakan location cost – volume analysis, yaitu :
a. Hitung biaya tetap dan variable masing – masing lokasi.
b. Buat garis total biaya masing – masing lokasi.
c. Periksa lokasi mana yang menghasilkan total biaya terendah.
6. Kecenderungan yang semakin berkembang.
Dengan adanya berbagai factor – factor diatas timbul kecenderungan :
1. Mengarah ke pinggiran kota :
Hal ini didorong oleh harga tanah umumnya lebih rendah tersedia
dalam jumlah yang memungkinkan.
2. Daerah industri eksklusif :
Peralatan
Bahwa dengan dipilihnya proses produksi tertentu berarti telah memberi batas
kepada pemilihan peralatan atau mesin yang akan digunakan.
2) Gedung Administrasi
Gedung administrasi pabrik pada dasarnya bermacam – macam, hanya saja
harus memperhatikan fungsinya yang untuk mengelola dan
mengadministrasikan kegiatan pabrik.
Adapun cirri – cirinya sebagai berikut :
1. Bertingkat 1 atau 2
2. Berdinding tembok dengan peredam suara dan air condition
3. Telekomunikasi lengkap dan reproduksi.
4. kamar atau ruang untuk para pimpinan.
5. ruang – ruang terpisah untuk keuangan, pegawai, pengadaan.
6. Ruang rapat dan ruang tamu.
Setelah ditentukan macam gedung yang digunakan, kemudian memikirkan
tempat kedudukannya didalam lokasi pabrik.
3) Penerangan
Penerangan yang cukup dan tidak terlalu panas dan cahaya atau intensitas
sinar yang merata dan didukung dedngan warna cat yang sesuai dan tidak
mencolok, maka hal ini adalah bagian dari kebutuhan pokok operasi yang
dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, kebersihan, dan mengurangi
kecelakaan.
4) Kebisingan
Dalam peraturan keselamatan kerja kebisingan di suatu proyek diharuskan
tidak melebihi ambang batas, karena kebisingan yang berlebih dapat
menggangu kesehatan, mempercepat rasa lelah dan mengganggu konstransi
berpikir.
Penjelasan :
3.8.1 Identifikasi Jenis dan Lingkup Kegiatan
Pada dasarnya kegitan operasi berebeda – beda sesuai deengan jenis
usahanya. Untuk perusahaan manufacturing :
1. Manufaktur :
Bertanggung jawab menghasilkan produk yang merupakan usaha utama
dari perusahaan yang bersangkutan.
2. Penelitian dan pengembangan :
Memegang peranan penting dalam memperthankan dan meningkatkan
usaha perusahaan.
3. Pemasaran :
Mengurusi masalah promosi dan penjualan.
4. Pengadaan :
Meliputi penyiapan keperluan pabrik / perusahaan, pembelian, dan
penyimpanan.
5. Administrasi, keuangan, dan personalia :
Memberi dukungan pelayanan administrasi keuangan, dan kepegawaian.
3.8.2 Organisasi Pengelola
Pembagian struktur organisasi operasi berdasar fungsinya kemudian hal
yang perlu dilakukan adalah menyusun job decription, merekrut dan melatih. Hal
ini dilakukan agar pembagian tugas dan tanggung jawab jelas.
3.8.3 Melaksanakan Operasi
TUGAS : Periksalah contoh soal dalam textbook, selanjutnya berikan suatu analisis.
BAB XVII
ASPEK FINANSIAL
17.1 Definisi
Analisis finansial berangkat dari tujuan yang umumnya dimiliki oleh
perusahaan swasta yaitu berkepentingan untuk meningkatkan kekayaan perusahaan
(maximize firm’s wealth) yang diukur dengan naiknya nilai saham. Sedangkan aspek
ekonomi ,mengkaji manfaat dan biaya bagi masyarakat secara menyeluruh.
Error: Reference source not found
Dimana,
P = pendapatan
D = jumlah ( quantity ) terjual
H = harga satuan per unit
Dimana :
TVC = total biaya variabel
VC = biaya tidak tetap per unit
Q = jumlah produksi
Titik impas
Titik impas (break even point) adalah titik dimana total biaya produksi sama
dengan jumlah pendapatan.
Perhitungan:
Pendapatan = Biaya produksi
= Biaya tetap + Biaya tidak tetap
= FC + Qi x VC
Error: Reference source not found
Qi x P = FC + Qi x VC
FC
Qi = ------------
P - VC
dimana,
biaya pendapatan
(rupiah) biaya tidak tetap
biaya tetap
titik impas
biaya tetap
Dana dari operasi normal 1. Aliran Kas dari Operasi Pengeluaran untuk operasional
Penjualan Peralatan Pabrik 2. Aliran Kas dari Investasi Pembelian Peralatan Pabrik
Penjualan Saham & 3. Aliran Kas dari Pendanaan Pembayaran Deviden tunai
Sekuritas
CF4
CF3 CFn
CF1 CF2 (F(n-1)
-2 -1 0
COc
CO2 CO1
n. Salvage value
of new asset
o. Tax due to sale
or disposal (if any)
p. Working
capital recovery
q. Total terminal
cash flow (n-o+p)
Setiap macam depresiasi (SI, SY, DDB, dan ACRS) mempunyai rumus
perhitungan tersendiri, pembahasan ini menggunakan rumus depresiasi SL per tahun
adalah :
Nilaidepre siasiawal
Depresiasi SL =
umurdepres iasi (tahun )
Biayaperolehan Biayayangdikapitasilasi
=
Umurdepresiasi(tahun)
F1 = 13%
bunga majemuk
(eksponensial)
F2 = 10%
bunga sederhana
(linier)
PV 1 2 3
tahun
(1 i ) n 1
F = A ...........................(7-3)
i
dimana: F = nilai yang akan datang
A = pembayaran periodic
N = tahun
i = bunga
n = tahun
Nilai sekarang lump-sum
Untuk menghitung berapa besar nilai sekarang bila diketahui jumlahnya
(lump-sum) dimasa yang akan datang, dapat dicari dengan rumus :
Fn
PV =
(1 i ) n
(1 i ) n 1
PV = A n
i (1 i )
Capital recovery
Adalah perhitungan tentang pembayaran kembali / cicilan periodic suatu
utang. Rumus yang digunakan adalah :
Dimana :
i = bunga efektif
r = bunga nominal
m = frekuensi kemajemukan pertahun
Dimana :
i = bunga efektif
r = bunga nominal
m = frekuensi kemajemukan pertahun
b. Kriteria seleksi
Dalam investasi dan pengambilan keputusan hendaknya diperhatikan adanya
variasi sifat dan jenis proyek. Garis besarnya digambarkan sbb:
1) Sifat hubungan antar proyek
Proyek yang berdiri sendiri (tunggal)
Proyek yang saling meniadakan
2) Jenis proyek dilihat dari tersedianya dana
Dana tidak terbatas
Dana terbatas
3) Ukuran proyek
4) Umur proyek
c. Seleksi dan rangking
Seleksi disini diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan menerima
atau menolak usulan proyek.
Rangking berusaha mengidentifikasi urutan usulan proyek (investasi)
berdasarkan derajat “menariknya” usulan proyek dilihat dari segi finansial/
ekonomi.
Kriteria seleksi yang lazim sering dipakai dalam proyek :
1. Yang tidak memperhitungkan
nilai waktu dan uang
a. periode pengembalian
b. pengambilan investasi
2. Yang memperhitungkan nilai
waktu dan uang.
a. perhitungan nilai neto
b. internal rove of return-IRR
n 1
1
(n-1)+
Cf 1
An
An
dimana,
Cf = biaya pertama
An = aliran kas pada tahun n
n = tahun pengembalian ditambah 1
Karena aliran kas keluar proyek umumnya merupakan biaya pertama (cf) maka
persamaan menjadi
n
(C )t
t 0 (1 i )
t
(Cf )
( PV ) B
BCR= Cf
.....(7.17)
x 1
Dimana :
CF t = Nilai aliran kas yang diharapkan
CF xt = Aliran kas yang diharapkan ke-x, periode t
(P)xt = Probabilitas peristiwa terjadi
n = Jumlah peristiwa yang terjadi periode t
Selain itu dalam perhitungan digunakan juga standart deviasi dan koefisien
varians
(7-19)
1
n 2
S {(CF ) xt (CF )2 (P )xt
x 1
n
V S 2 {(CFxt (CFt}2 ( P) xt (7-20)
x 1
Simulasi
Simulasi merupakan metode yang paling penting untuk menangani
ketidakpastian dalam proses penyusunan anggaran biaya modal maupun sebagai
alat bantu pengambil keputusan.
Analisis Sensitifitas
Maksudnya adalah untuk mengkaji perubahan atas unsur-unsur yang ada dalam
proyek yang memiliki dampak terhadap aspek finansial.
c. Memasukkan Unsur Risiko Kedalam Proyek atau Invastasi
n
(a )t (CF )t
CF
t 0 (1 i )
(7-12)
dimana :
CE = Nilai Certainty Equivalent yang diharapkan
at = Factor Certainty Equivalent
CF t = Nilai aliran kas yang diharapkan
i = Tingkat keuntungan bebas risiko (risk free rate)
n = Jumlah tahun selama umur proyek
2. Modal kerja
Modal kerja adalah pengeluaran untuk membiayai keperluan operasi dan produksi
pada waktu pertama kali dijalankan.
P = Dxh
Dimana,
P = Pendapatan
D = Jumlah (quantity) terjual
h = Harga satuan per unit
Aspek ini didasarkan pada landasan yang lebih luas, yaitu melihat biaya dan
manfaat proyek dari sudut kepentingan sosialatau masyarakat secara menyeluruh.
Karena lingkup dan tujuannya adalah kepentingan social atau masyarakat yang dapat
diasosiasikan dengan kepentingan nasional atau Negara, maka mudah dimengerti
bahwa pendekatannya akan penuh dengan implikasi politik dan filosofi.
Tabel 18.1 Perbandingan sumber dan tujuan dana serta arus kas sector swasta dengan
publik.
Arus Kas Sector Swasta Sector Public / Umum
1. Biaya pertama
Arus masuk Dari investor swasta Dari pemerintah ( pajak,
pinjaman, dana bantuan )
dan/atau badan sponsor
Arus keluar Untuk membiayai Untuk membiayai
pembangunan proyek pembangunan proyek
2. pendapatan
4. Benefit - Keuntungan/kemudahan
manfaat yang diterima
masyarakat dari proyek.
5. Disbenefit - Dampak tidak
menyenangkan yang
dialami masyarakat karena
hasil proyek.
a. BCR konvensional
Benefit Disbenefit BD
BCR
Biaya C
Contoh soal
Suatu yayasan yang bergerak dalam upaya meningkatkan swadaya masyarakat ingin
mengolah limbah dari pabrik penggergajian kayu menjadi bahan baker briket yang
secara praktis dapat dipakai di dapur – dapur rumah tangga. Untuk biaya investasi ini
yayasan menerima bantuan dari pemerintah untuk periode 10 tahun sejumlah Rp 60 juta.
Dengan adanya proyek tersebut, nantinya diharapkan akan dicapai penghematan bahan
baker ( yang semula memakai BBM ) sebesar Rp 20 juta setahun. Untuk membantu
kelancaran proyek tersebut perlu dialihkan sebagian dana sebesar Rp 7 juta setahun
selama 10 tahun, yang semula dialokasikan untuk penelitian pemanfaatan limbah
menjadi produk lain. Bila tingkat pengembalian 6 pertahun untuk dana yang berasal
dari bantuan, apakah rencana investasi tersebut layak disetujui ?
Jawaban :
Perhitungan didasarkan pada nilai sekarang anuitas ( A/PV, I, n ). Dengan
menggunakan tabel apendiks II untuk I = 6 dan n = 10 diperoleh ;
Biaya investasi Rp 60 juta dalam 10 tahun setara dengan Rp 60 juta x ( 0,1359 ) = Rp
8,15 juta/tahun.
Benefit = Rp 20 juta/tahun
Disbenefit = Rp 7 juta/tahun
Memakai rumus BCR konvensional maka :
B D 20 7
BCR 16
C 8,15
karena BCR > 1 maka usulan investasi dapat diterima.
b. BCR Modifikasi
B Disbenefit C op
BCR Mod .
I
Pada rumus ini pendapatan termasuk ke dalam Benefit. Dimana,
BCR = Perbandingan Benefit dengan biaya
B = Nilai sekarang Benefit
D = Nilai sekarang Disbenefit
C = Nilai sekarang biaya ( cost ) diluar I
R = Nilai sekarang pendapatan ( revenue )
I = Biaya pertama
( C ) op = Biaya operasi dan produksi
Harga semu ini terkait dengan konsep yang menjadi latar belakangnya.
Adapun harga semu dinyatakan dengan menggunakan :
a. World Price Numeraire
Menilai dampak proyek dengan harga pasar dunia( PD ), yang dinyatakan
langsung dalam mata uang asing ( foreign exchange – FE )
b. Domestic Price Numeraire
Disini dampak proyek dinyatakan dalam harga domestic.
Tenaga Kerja
Perhitungan biaya untuk tenaga kerja adalah sebagai berikut :
Bila jumlahnya melimpah ( excess supply ), tenaga kerja dinilai berdasarkan
jumlah penerimaan ditempat semula yang ditinggalkan sebelum bergabung
dengan proyek sebelum dikonversikan ke PD
Bila permintaan tenaga kerja melebihi jumlah penawaran, dinilai bedasarkan
harga pasar dan dusesuaikan dengan PD.
Tenaga asing dibayar dengan valuta asing pengeluaran local dikonversikan ke
PD.
18.4 Pengambilan Keputusan Atas Dasar Harga Pasar Dan Harga Semu
hasil analisis financial ( menggunakan harga pasar ) terhadap satu usulan
investasi dapat berbeda dengan ASE ( menggunakan harga semu ). Hal ini akan lebih
jelas terkihat pada contoh sederhana berikut ini :
Contoh soal :
Suatu rencana proyek investasi dengan biaya pertama ( harga pasar ) Rp 150
juta. Biaya produksi, pendapatan dan factor FC adalah seperti terlihat tabel 8.4
dibawah ini. Rencana tersebut dievaluasi lebih lanjut dengan menggunakan harga
semu. Anda diminta untuk mengkaji kemungkinan diterima atau ditolaknya usulan
tersebut bila arus pengembalian ditentukan sebesar 9 .
Untuk mengkaji diterima atau ditolaknya usulan proyek diatas, digunakan
criteria seleksi metode NPV. Dengan n = 7 dan I = 9 diperoleh PVV harga pasar
dan harga semu, kemudian dihitung NPV yang bersangkutan.
Jawaban :
PV ( harga pasar ) = 37 x ( 5,003 ) = 186,2
NPV ( harga pasar ) = 186,2 – 150,0 = 36,2
PV ( harga semu ) = 25 x ( 5,003 ) = 125,8
NPV ( harga semu ) = 125,8 – 131,0 = - 5,2
Factor Konversi
Substitusi harga pasar dengan harga semu memerlukan banyak informasi.
Salah satu di antaranya adalah hubungannya dengan harga – harga pasar didunia.
Keputusan
NPV dengan harga NPV dengan harga
terhadap usulan
pasar semu
investasi
1. Positif Positif Diterima
2. Negatif Negatif Ditolak
3. Positif Negatif ?
4. Negatif Positif ?
Faktor konversi dapat ditulis dengan rumus :
Harga semu = CF x harga pasar
Dimana :
CF = Faktor konversi
Tenaga kerja
Untuk tenaga kerja digunakan pengertian yang sama, dimana berlaku rumus :
OportunityCost .
PadaH arg aSemu
CF ..TenagaKerj a
BesarUpah
BiayaDariSumberDayaDomestik
DRC / Unit
NilaiOutput Pr oyek NilaiInput DariLuarNegeri
Pemakaian rumus diatas dalam hubungan diterima atau ditolaknya usulan proyek
adalah :
Usulan diterima apabila :
DRC DRC
1...(atau ).... 1
SER OER
Usulan ditolak apabila :
DRC DRC
1...( atau ).... 1
SER OER
dimana :
DRC = Domestic resource cost
SER = Nilai tukar semu
OER = Nilai tukar resmi
BAB XIX
PENDANAAN PROYEK
Strutur Modal
Manajemen perusahaan akan menentukan bagaimana komposisi perbandingan jumlah
antara keduanya ( utang dan ekuitas ) yang menghasilkan struktur modal yang
Ekuitas ( E )
WACC
Utang ( H )
Minimum WACC
Utang 40 0,09
Ekuitas 60 0,12
100
Error: Reference source not found
Maka biaya modal rata rata tertimbang adalah :
WACC = ( 40 ) ( 0,09 ) + ( 60 ) ( 0,12 )
= 3,60 + 7,20 = 10,80 atau 10,8 %
BAB XX
POKOK-POKOK ESTIMASI BIAYA DAN PENGANGGARAN
Salah satu hal yang terpenting dalam pembuatan Proposal Proyek sekaligus
pengelolaan proyek adalah estimasi biaya dan penganggaran. Jika estimasi biaya
dilakukan dengan kurang hati-hati sehingga menghasilkan perkiraan biaya yang
terlalu tinggi, pada tahap tender perusahaan bisa kalah dengan pesaing yang mampu
menawarkan harga yang lebih rendah dengan kualitas yang sepadan. Sebaliknya jika
estimasi biaya terlalu rendah kemungkinan bisa menang melawan pesaing dalam
tender, tetapi mengalami kesulitan dalam tahap pelaksanaan.
Salah satu hal yang terpentingan dalam pembuatan proposal proyek sekaligus
pengelolaan proyek adalah estimasi biaya dan penganggaran. Jika estimasi biaya
dilakukan dengan kurang hati-hati sehingga menghasilkan perkiraan biaya yang
terlalu tinggi. Estimasi dan penganggaran sangat berkaitan erat dengan pemecahan
pekerjaan (WBS) dan penjadwalan.
21.4 Penganggaran
Sebuah anggaran sebenarnya adalah suatu rencana pengalokasian sumberdaya.
Sehingga penganggaran adalah tindakan bagaimana pengalokasian sumberdaya yang
terbatas untuk berbagai kegiatan dalam suatu organisasi selama jangka waktu tertentu.
Rekening biaya dan paket kerja adalah analog. Setiap rekening biaya
mengandung informasi :
1. Deskripsi pekerjaan
2. Jadwal waktu
3. Siapa yang bertanggungjawab
4. Anggaran berjalan
5. Material, tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan.
Ringkasan Biaya
Jika seluruh paket kerja dari suaru proyek telah ditentukan anggarannya bisa
dibuat ringkasan biaya secara menyeluruh.
Pejadwalan Biaya dan Peramalan
BAB XXII
POKOK-POKOK PENGENDALIAN PROYEK
Analisis Teknis
FCTC adalah biaya perkiraan untuk menyelesaikan pekerjaan proyek yang tersisa
BCAC adalah biya yang di anggarkan pada saat proyek selesai . Besarnya BCAC sam
dengan BCWS pada sat proyek di targetkan selesai .
BAB XXIII
EVALUASI, AUDIT, PELAPORAN, DAN PENYELESAIAN PROYEK
Jadwal :
Kejadian kejadian tertentu yang direncanakan harus dilaporkan.Berapa
bagian proyek yang sudah diselesaiakn juga perlu diidentifikasi.
Kemajuan :
Dibandingkan antara pekerjaan yang sudah selesai denagan sumberdaya
yang dipakai untuk menyelesaikannya.
Kualitas :
Tingkat pemenuhan produk terhadap spesifikasi yang ditetapkan
sebelumnya.
3. Status proyek diwaktu yang akan datang.
Berisi kesimpulan auditor berkenaan dengan kemajuan proyek, selsin itu
dilengkapi dengan rekomendasi yang berupa saran saran perubahan
mengenai aspek teknis.
4. Isu isu manajemen yang penting.
Berhubungan dengan pencapaian tujuan proyek yang dirasakan oleh auditor
perlu mendapatkan pemantauan yang itensif dari manajemen senior perlu
dikemukakan disini.
Peninjauan Khusus.
Pemantauan kusus diperlukan untuk melihat hasil dari tahap tahap kritis
dalam proyek.Misalkan setelah tahap desain selesai, awal tahap produksi, dll.
23.4 Pelaporan.
Manajer proyek dibantu staf proyek mempersiapkan laporan untuk manajemen
perusahaan yang berisi :
1. Ringkasan mengenai status proyek.
2. Bagian bagian dimana koreksi telah atau perlu dilakukan.
3. perubahan jadwal, ramalan mengenai jadwal dan biaya.
4. kemungkinan masalah yang akan tmbul, cara mengatasi dan akibatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Basyah S., Ali, Analisa Kelayakan Pabrik, Studio Teknik Industri, ITB, Bandung
Burnstein D., 1991, Project Management For The Design Professional (A Handbook
For Architects, Engineers, And Designers, Longman Business & Professional
John M.M., 1990, Managing Business And Engineering Project : Concepts And
Implementation, Pretice Hall
Santoso G., 2006, Analisis Ergonomis Kelayakan Pabrik, Ed. 1, Prestasi Pustaka,
Jakarta
Santosa B., 1997, Manajemen Proyek, Ed. 1, PT. Guna Widya, Jakarta