283 997 1 PB PDF
283 997 1 PB PDF
Amyloidosis is a rare disease. The purpose of this case to report calvaria. On microscopic examination of tissue obtained in the
a case of amyloidosis in a male aged 49 years. Diagnosis is based form of homogeneous eosinophilic material. Patients diagnosed
on clinical data, radiological and histopathological of operating as nasopharyngeal amyloidosis with involvement of systemic
materials, which is supported by histochemical examination. amyloidosis. Histochemical examination congo red, giving a positive
These cases occurred in men aged 49 years, with complaints of result amyloid material pink visible under a microscope positive
enlargement in the neck region coli in the left and right are growing polarization yellowish green (apple-green birefringence). Amyloid
for 3 years. On examination ct-scan obtained solid mass with is a protein substance pathological and deposited between various
heterogeneous density in the nasopharynx right and left (dominant connective tissue and organ in the body. In this case, primary or
right). There does not appear to erosion and bone destruction secondary Amyloidosis can not be enforced.
ABSTRAK
Myloidosis merupakan penyakit yang jarang terjadi. Tujuan dari kalvaria. Pada pemeriksaan mikroskopis didapatkan jaringan
penulisan kasus ini untuk melaporkan sebuah kasus amyloidosis pada berupa material homogen eosinofilik. Pasien di diagnosis sebagai
dari seorang lelaki umur 49 tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan amyloidosis nasofaring dengan adanya keterlibatan amyloidosis
data klinis, radiologis dan histopatologi dari bahan operasi, yang sistemik. Dilakukan pemeriksaan histokimia congo red, memberikan
ditunjang dengan pemeriksaan histokimia. hasil positif bahan amyloid berwarna merah muda yang terlihat
Kasus ini terjadi pada lelaki umur 49 tahun, dengan keluhan dibawah mikroskop polarisasi positif berwarna hijau kekuningan
pembesaran pada leher regio coli di kiri dan kanan yang semakin (apple-green birefringence).
membesar selama 3 tahun. Pada pemeriksaan ct-scan didapatkan Amyloid adalah suatu substansi protein patologis dan terdeposit
massa solid dengan densitas heterogen pada nasofaring kanan di antara berbagai jaringan ikat dan organ pada tubuh. Pada kasus ini,
dan kiri (dominan kanan). Tidak tampak erosi dan destruksi tulang Amyloidosis primer atau sekunder belum bisa ditegakkan.
84
ILLUSTRASI KASUS
congo red akan memperlihatkan deposit yang telinga mendenging tidak ada, sesak tidak ada.
berwarna merah muda sampai merah.3 Amiloidosis Status general keadaan umum sedang, kesada-
bisa ditemukan secara lokal maupun sistemik dan ran compos mentis. Tanda – tanda vital: Tekanan
dapat juga sebagai bagian primer ataupun sekunder darah: 120/70 mmHg, Nadi: 84x/menit, Respirasi
dari suatu penyakit. Kelainan multi organ sering Rate: 20x/menit, temperatur : 36,5˚C.
ditemui pada penderita amiloidosis. Amiloidosis Pemeriksaan di bidang THT-KL didapatkan
biasanya mulai timbul pada dekade 5 sampai 6 telinga dalam batas normal, hidung dalam batas
dengan perbandingan pria : wanita adalah 3:1. normal. Pada pemeriksaan rinoskopi posterior
tampak adanya massa nasofaring kiri dan kanan,
tengorok dalam batas normal. Pada pemeriksaan
ILUSTRASI KASUS
Leher kanan, tampak massa padat terfiksir setinggi
Pasien dengan inisial WS, lelaki 49 tahun, datang level II-III ukuran 10x6x4 cm. Leher kiri, tampak
ke poli THT-KL RSUP sanglah pada tanggal massa padat terfiksir setinggi level II-III ukuran
6 Januari 2015 pukul 09.40 WITA dengan keluhan 10x6x4 cm. Pada pemeriksaan endoskopi didapa-
benjolan dileher sejak 3 tahun yang lalu yang sema- tkan massa dengan permukaan yang licin, pada
kin lama makin membesar, nyeri kepala sedikit rosenmuller yang menutupi torus tubarius. Pada
dan hanya muncul kadang-kadang saja, riwayat pemeriksaan MSCT Midface dan colli (pada tanggal
mimisan tidak ada, pandangan ganda tidak ada, 7 Maret 2015) Tampak massa solid densitas hetero-
gen pada nasofaring kanan kiri (dominan kanan)
yang pada pemberian kontras tampak heterogen
contras enhancement. Tampak massa di nasofaring
kanan dan kiri yang meluas ke orofaring, parafaring
kanan kiri, mengobliterasi torus tubarius kanan kiri
meluas ke sinus sphenoidalis, maksilaris, ethmoid-
alis, frontalis kanan kiri dan kavum nasi kiri.
Tampak pula KGB multiple pada colli kanan kiri
dan supraklavikula kanan. Tidak tampak adanya
erosi maupun destruksi tulang, tidak tampak pula
deviasi septum nasi, orbita kanan dan kiri tampak
normal, mastoid kanan dan kiri serta tulang
kalvaria tampak normal.( Gambar 1)
Dilakukan Biopsi nasofaring (24 Maret 2015)
di RSUP Sanglah, didapatkan hasil jaringan berupa
material homogen eosinofilik dengan infiltrat sel
plasma dengan diferensial diagnosis Amiloidosis.
Pada tanggal 15 April 2015 dilakukan kembali biopsi
nasofaring (15 April 2015) di RS Prima Medika
Denpasar, didapatkan hasil histopatologi dengan
diferensial diagnosis Localized Nasopharyngeal
amyloidosis dan Nasopharing involvement of
systemic amyloidosis. Dilakukan eksplorasi tumor
sinonasal kiri dan kanan Open Biopsy KGB Coli
kanan tanggal 12 Mei 2015 di RSUP Sanglah, Hasil
histopatologi dengan histomorfologi sesuai untuk
amyloidosis. Hasil laboratorium (tanggal 7 febru-
ari 2015) Whole Blood Cell 7,9 10e3/µL; Neutrofil
68,8%; Eosinofil 2,7%; Hemoglobin 10; Platelet
669 10e3/µL; SGOT 19 U/L; SGPT 17 U/L; Albumin
3,4 g/dl; BUN 13,1 mg/dl; kreatinin 1,4 mg/dl;
CT Scan Wajah dan Leher. Massa solid densitas heterogen pada
Gambar 1 Natrium 136 mmol/L; Kalium 5,4 mmol/L. Pada
nasofaring kanan dan kiri (dominan kanan), pada pemberian pemeriksaan USG pada urologi kesan suatu nefritis
kontras tampak heterogen contras enhancement. Tampak massa bilateral, batu ginjal kanan tanpa bendungan. Kista
di nasofaring kanan dan kiri yang meluas ke orofaring, parafar- ginjal kanan, pembesaran prostat dengan kalsifikasi.
ing kanan kiri, mengobliterasi torus tubarius kanan kiri meluas Di diagnosis sebagai chronic kidney disease suspect
ke sinus sphenoidalis, maksilaris, ethmoidalis, frontalis kanan kiri pyelonefritis, batu ginjal dekstra tanpa bendungan,
dan kavum nasi kiri dan BPH. Dilakukan pemeriksaan urine lengkap:
DISKUSI
Amyloid adalah suatu substansi protein yang patol-
ogis, yang terdeposit diantara berbagai jaringan
ikat dan organ pada tubuh.3 Etiologi dari amyloido-
Hasil Pemeriksaan Mikroskopis A. Sebagian besar jaringan
Gambar 3 sis masih belum jelas.4 Amyloidosis bukan merupa-
berupa material homogen eosinofilik B. Bahan amorf eosinofilik kan suatu entitas tersendiri tapi merupakan suatu
di sekitar dinding pembuluh darah kelainan dengan karakteristik berkelompok yang
disebabkan deposit bahan amyloid tersebut.
Amyloidosis pertama kali ditemukan oleh
Rokitansky pada tahun 1842.4 Pada tahun 1854
Rudolf Virchow menggunakan istilah amyloid.
Meskipun penyakit ini telah ditemukan sejak
bertahun-tahun, namun pengobatan terhadap
amyloidosis baru berkembang sejak 15 tahun tera-
khir. Pemeriksaan dengan mikroskop cahaya dan
dengan pengecatan standar, akan terlihat gambaran
amorph, eosinofilik, hyalin, substansi ekstraslular,
dengan akumulasi yang progresif dan akan mende-
sak dan menyebabkan atrofi jaringan sekitarnya.
A. Foto nasofaring, congo red (+), B. Dengan lensa polarisasi
Gambar 4 Di bawah mikroskop elektron amyloid terlihat
(memberikan hasil positif warna hijau kekuningan sebagai fibril nonbranching yang luas dengan
‘apple-green birefringence’) panjang yang tidak terbatas dan diameter
7,5 sampai 10 nm. Pemeriksaan dengan x-ray crys-
specific gravity 1,010, pH 6,5; leukosit 25; protein talollography dan spectroscopy infrared menunjuk-
75 (+2). Pada pemeriksaan rontgen foto thoraks kan gambaran sesuai dengan karakteristik cross-ß
kesan adanya peningkatan corakan bronkovaskuler, yang berupa lembaran berlipat. Untuk dapat
sel plasma yang berada di sumsum tulang yang dengan lokal adalah 9:1.5,8 Amyloidosis juga bera-
terdiri dari immunoglobulin protein rantai ringan. sosiasi dengan berbagai penyakit. Amyloidosis
Fibril amiloid dapat mempengaruhi semua organ sistemik berasosiasi dengan multiple myeloma,
dalam tubuh. Organ yang paling umum terkena suatu chronic inflammatory dan chronic renal fail-
adalah ginjal, jantung, hati, dan saraf perifer. Tipe ure. Sedangkan localized amyloidosis berasososiasi
AL amiloidosis adalah penyakit langka, sekitar dengan keadaan penyakit alzhaimer dan diabetes
3000 kasus baru dilaporkan setiap tahun di Amerika tipe II.3
Serikat. Dua pertiga pasien yang menderita amiloi- Manifestasi amyloidosis lokal pada daerah kepala
dosis dengan jenis AL adalah lelaki dan kurang dari dan leher dapat ditemukan pada kelenjar tiroid,
5% dari pasien berada di bawah 40 tahun.5,7 rongga mulut, telinga, hidung dan sinus paranasal,
Tipe AL protein berasal dari imunoglobulin light orofaring sampai esophagus, laring dan kelenjar
chain komplet, dapat pula merupakan merupakan ludah. Tidak dijumpai lokasi spesifik dari nasofar-
suatu amino-terminal fragments dari ligth chain, ing untuk angka kejadian amiloidosis lokal, bahkan
atau keduanya. AL Protein tersusun atas λ (lamda) semua bagian dari nasofaring dapat terkena. Pada
ligth chain atau dari pecahannya, tetapi pada beber- amyloidosis nasofaring selalu lokal tapi dapat juga
apa kasus к (kappa) chains dapat teridentfikasi. menjadi bagian dari penyakit sistemik atau menjadi
Protein amyloid fibril pada tipe AL ini akan mepro- sekunder dari penyakit yang mendasari atau akibat
duksi Ig ligth chain bebas yang akan disekresikan dari proliferasi tumor.5,8
oleh suatu populasi monoklonal dari sel plasma. AL Diagnosis amyloidosis ditegakkan dari anamne-
amyloidosis juga berasosiasi dengan kelainan B-cell sis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
klonal yang walaupun kebanyakan pasien tidak Untuk mendiagnosis amiloidosis sistemik harus
memiliki riwayat multiple myeloma yang jelas. diingat amiloidosis dapat tumbuh di berbagai
Tipe AA amiloidosis terjadi akibat adanya organ sehingga memberikan gambaran beberapa
peradangan kronik atau infeksi kronik seperti sindroma penyakit. Adanya gambaran berbagai
rheumatoid arthritis, osteomyelitis, tuberkolosis kelainan sistem organ meningkatkan kecurigaan
dan peradangan lainnya. Tipe AA sering disebut adanya suatu amyloidosis, khususnya dengan
sebagai amyloidosis sekunder. ditemukan kardiomiopati, protein urea, nefropati
Sedangkan AF amyloidosis jarang terjadi dan kelainan hati. Diagnosis ditegakkan dengan
(kurang 2%), dengan kejadian diperkirakan kurang biopsi jaringan yang terkena, jika organ yang
dari 1 per 100.000. Merupakan autosomal domi- terkena seperti jantung, ginjal, hati dan saraf yang
nan yang berarti bahwa anak dari orang tua yang sulit dilakukan biopsi, maka tindakan biopsi pada
terkena memiliki kesempatan 50% mewarisi sifat usus secara acak pada usus besar, lambung dan usus
genetik yang menyebabkan penyakit. Meskipun gen dua belas jari dapat memberikan jawaban 70-80%
abnormal pembentuk protein amiloid sudah ada kasus.
sejak lahir, tetapi deposit amiloid tidak langsung Ketika dicurigai suatu amyloidosis di kepala
terbentuk dan dapat terbentuk pada pertengahan dan leher, penting untuk dapat menyingkirkan
kehidupan. Amyloidosis AF yang paling umum suatu amyloidosis sistemik dengan melibatkan
disebabkan oleh mutasi protein transthyretin. regio kepala dan leher, pada pemeriksaan klinis.
Amyloidosis kongenital lainnya disebabkan oleh Kemungkinan adanya suatu amyloidosis sistemik
mutasi gen yang diwariskan di apolipoprotein, harus dapat disingkirkan dengan anamnesis dan
cystatin C, fibrinogen Aa atau lisozim.5,7 Tipe AF pemeriksaan fisik yang detail, data laboratorium
dapat ditegakkan dengan pemeriksaan isoelectric seperti pemeriksaan serum elektroforesis, pemer-
focusing pada serum penderita. iksaan elektrokardiografi, sonografi abdominal.
Pada amyloidosis lokal deposit terlokalisir pada Beberapa penulis juga menyarankan biopsi dari
satu organ atau jaringan ikat tanpa melibatkan gingiva, lidah, hati, ginjal dan mukosa rektum bila
bagian lain dari tubuh. Deposit berupa massa nodu- sangat dicurigai adanya suatu amyloidosis sistemik.4
lar yang terlihat pada pemeriksaan mikroskopik. Amyloidosis lokal memberikan gejala yang sesuai
Sering ditemukan pada paru, laring, kulit, kandung dengan daerah tumbuhnya. Amyloidosis pada trak-
kencing dan lidah. Disamping itu dapat terlihat tus aerodigestivus bawah sangat jarang, terutama
adanya infiltrasi limfosit dan sel plasma di bagian pada nasofaring, sedikit sekali data yang dapat
periper massa amyloid, adanya infiltrasi sel mono- diperoleh. Amyloidosis pada laring merupakan
nuklear sebagai respon adanya bahan amyloid. lokasi yang tersering (60%), dengan insiden antara
Amyloidosis ini sering berhubungan dengan orang- umur 5-6 dekade tanpa tanda yang jelas, sebagian
orang diabetes tipe II, karsinoma tiroid atau sistem besar pasien mengeluhkan adanya suara serak yang
endokrin dan lebih banyak ditemukan pada usia berlangsung lama dan dapat disertai timbulnya
diatas 40 tahun. Perbandingan amyloidosis sistemik keluhan sesak nafas. Selain keluhan tersebut pasien
juga mengeluh rasa mengganjal, epistaksis dan kenyal. Secara general jaringan akan terlihat
nafas berbunyi. Sedangkan amyloidosis pada naso- berwarna kekuningan atau putih polypoid, dengan
faring lebih jarang (3%). Berat ringan nya keluhan konsistensi kenyal padat.6 Secara mikroskopis
disebabkan oleh faktor mekanik yang tergantung didapatkan gambaran jaringan yang sebagian besar
dari lokasi dan ukuran dari amyloidosis. Deposisi berupa material homogen eosinofilik dan terdapat
amiloid dapat menyebabkan kesulitan saat berna- bahan amorf eosinofilik di sekitar dinding pemb-
fas dan menelan,6 dan bila massa berukuran besar uluh darah. Diagnosis amyloidosis dapat diperoleh
dapat menyebabkan gejala obstruksi. Pada pemer- dari tanda dan gejala klinis namun untuk penega-
iksaan laringoskopi tampak massa dengan permu- kkan diagnosis yang pasti, uji yang lebih spesifik
kaan yang licin dan dapat tumbuh dimana saja baik harus dilakukan. Biopsi yang kemudian diikuti
di supraglotis, glotis ataupun di subglotis.9,10 dengan pewarnaan congo red merupakan alat diag-
Amyloidosis pada ginjal adalah yang terser- nostik yang paling penting dalam mendiagnosis
ing dan menyebabkan gangguan yang serius. amyloidosis. Biopsi umumnya diperoleh dari organ
Secara makroskopis, ginjal dapat menunjukkan yang dicurigai mengandung amiloid.
ukuran dan warna yang normal. Pada kasus yang Bagaimanapun jenis gambaran klinisnya,
telah lanjut, ginjal mungkin tampak kisut karena amyloidosis dapat jelas ataupun tidak jelas pada
terjadinya ischaemia yang disebabkan oleh karena pemeriksaan mikroskopis. Sering kali endapan
penyempitan vaskularisasi akibat deposit amyloid amiloid dalam jumlah yang kecil tidak dike-
pada pada dinding arterial dan arteriol. Secara nali sampai permukaan dari pemotongan organ
histologis, deposit amyloid primer terdapat pada tersebut diwarnai dengan iodium dan asam
glomerulus. sulfat yang menghasilkan warna coklat mahoni.3
Pengambilan jaringan tumor dengan cara biopsi Jika amiloid terakumulasi dalam jumlah besar,
menjadi standar baku untuk menegakkan diagnosis secara makroskopik akan terlihat organ sering
dari amiloidosis. kali membesar dan jaringan tampak berwarna
Amyloidosis adalah suatu substansi protein abu-abu pucat, konsistensi kenyal dan berkilat
patologis dan terdeposit di antara berbagai jaringan seperti lilin.3,14 Secara histologis, pengendapan
ikat dan organ pada tubuh. Sekitar 20% dari angka amiloid selalu dimulai di antara sel, yang sering
kejadian amyloidosis melibatkan bagian kepala dan kali berdekatan dengan membrana basalis. Karena
leher. Amyloidosis nasofaring sangat jarang dan terakumulasi, amiloid akan mengganggu sel yang
sedikit sekali literatur yang melaporkan tentang kemudian akan mengitari dan merusak sel.
amyloid pada nasofaring. Lokasi tersering terjadi Diagnostik mikroskopik amiloid hampir
pada laring. Pada laporan kasus ini pasien adalah seluruhnya berdasarkan atas karakteristik pewar-
seorang lelaki dengan umur 49 tahun. Menurut naannya. Teknik pewarnaan yang paling umum
review Hammami dkk, insiden amyloidosis digunakan adalah zat warna congo red, yang meng-
terjadi pada usia 10-86 tahun, dengan usia rerata hasilkan warna merah muda atau merah pada
52,36 tahun, dimana lelaki dilaporkan lebih sering endapan amiloid di bawah pencahayaan biasa.
daripada wanita.6 Dibawah pencahayaan yang terpolarisasi, amiloid
Keluhan awal pasien ini adalah keluhan benjolan yang diwarnai dengan congo red menunjukkan
dileher sejak 3 tahun yang lalu yang semakin lama suatu yang disebut pembiasan ganda hijau apel.
makin membesar, nyeri kepala sedikit dan hanya Reaksi ini diberikan oleh semua bentuk amiloid
muncul kadang-kadang. Gejala klinik yang terjadi yang disebabkan oleh susunan yang berlipat-lipat
pada amyloidosis berhubungan dengan lokasi dari β fibril amiloid.3 Segala jenis amiloid, dengan
munculnya deposit atau organ yang terlibat.4 Pada pewarnaan hematoksilin dan eosin (H&E) akan
amyloidosis nasofaring umumnya akan memberi- tampak warna merah muda yang homogen. Dengan
kan gejala berupa epistaksis yang rekuren, postnasal metil violet, amiloid menampilkan metakromasi,
drip, sumbatan nasal dan disfungsi dari tuba eusth- berwarna merah muda.4 Dengan mikroskop elek-
aci.4 Perkembangan penyakit pasien ini berlangsung tron dapat diperoleh ketegasan gambar, yang
lambat, dari timbulnya suara serak sampai sesak menunjukkan adanya fibril tipis tidak terarah yang
nafas membutuhkan waktu selama 1 tahun. Keluhan amorf.3 Diagnosis amyloidosis lokal dapat merupa-
pasien amyloidosis nasofaring berupa kesulitan saat kan bagian dari amyloidosis sistemik karena
bernafas dan menelan, pada massa yang beruku- didapatkan deposit amyloid tidak hanya terdapat
ran besar akan menimbulkan gejala obstruksi.6,13 ada nasofaring tetapi meluas sampai ke regio colli
Keterlibatan ginjal dapat dicurigai ditandai dengan dan di tambah penunjang lainnya, pemeriksaan
adanya gambaran deposit amyloid pada glomerulus, congo red.
mesangium dan capillary loop. Pada pasien ini terdapat kelainan pada fungsi
Secara makroskopis didapatkan potongan jarin- ginjal, dimana didapatkan hasil pemeriksaan
gan kecil berwarna putih abu-abu dan konsistensi urinalisa adanya protein 2+, hasil laboratorium
BUN 13,1; kreatinin 1,4; USG ginjal didapatkan untuk dapat mengidentifikasi suatu bahan amyloid.
suatu nefritis bilateral, batu ginjal kanan tanpa Namun perlu diperhatikan resiko perdarahan pada
bendungan. Kista ginjal kanan, pembesaran pros- prosedur tersebut akibat meningkatnya fragili-
tat dengan kalsifikasi. Seperti dijelaskan sebelum- tas pembuluh darah pada amyloidosis.15 Bahan
nya, ginjal merupakan organ yang sering terlibat amyloid tersebut dapat ditemukan pada seluruh
pada suatu amyloidosis. Pemeriksaan makroskopis bagian dari ginjal tetapi paling sering didapatkan
ginjal dapat menunjukkan ukuran dan warna yang pada glomerulus.15
normal. Pengambilan jaringan tumor dengan cara Proteinuri dapat merupakan suatu tanda seseo-
biopsi menjadi standar baku untuk menegakkan rang dengan renal amyloidosis, ditandai dengan
diagnosis dari amyloidosis pada ginjal. Pada pasien protein urine berkisar 20-30 mg/dl.15 Amyloidosis
ini belum dilakukan biopsi ginjal, karena tindakan dapat memperlihatkan pembesaran ukuran ginjal,
ini merupakan tindakan yang invasif dan dapat namun pada beberapa pasien menunjukkan ukuran
menyebabkan perdarahan. ginjal yang normal, karena itu diperlukan pemerik-
Belum ada pengobatan untuk amyloidosis siste- saan yang lebih lanjut, dengan pemeriksaan biopsi
mik. Penyebab kematian dari suatu amyloidosis ginjal.
sistemik salah satunya adalah akibat gagal ginjal. Pasien ini di diagnosis sebagai amyloidosis lokal
Kesimpulan pada pasien ini di diagnosis dengan dapat merupakan bagian dari amyloidosis sistemik
amyloidosis lokal sistemik nasofaring. Beberapa karena didapatkan deposit amyloid tidak hanya
jenis terapi diberikan untuk mengobati amyloi- terdapat ada nasofaring tetapi meluas sampai ke
dosis, mulai medikamentosa berupa pemberian regio colli dan di tambah pemeriksaan congo red.
deksametason, radioterapi dan pembedahan eksisi Pada pasien ini belum dapat dibuktikan adanya
tumor.8 diagnosis pasti dari amyloidosis sistemik, hal ini
Beberapa jenis terapi diberikan untuk mengo- disebabkan karena belum dilakukan beberapa
bati amyloidosis mulai dari medikamentosa berupa pemeriksaan yang menunjang kearah suatu amyloi-
pemberian deksametason, radioterapi dan terapi dosis sistemik. Pasien ini masih dalam penelusuran
pembedahan. Dabholkar dkk melaporkan pasien dalam penegakkan diagnosis dan saat ini tidak ada
dengan sumbatan jalan nafas dan dilakukan tinda- terapi spesifik untuk kondisi amyloidosis. Untuk
kan trakeostomi untuk mempertahankan jalan menegakkan suatu amyloidosis tipe AL pasien
nafas.15 Pembedahan secara konservatif dilakukan ini harus melakukan pemeriksaan monoklonal
untuk mempertahankan fungsi dari nasofaring imuglobulin protein dari darah maupun urine,
dan bila tidak memungkinkan dapat dilaku- serta pemeriksaan bone marrow. Belum diketahui
kan pembedahan radikal. Akhir-akhir ini terapi dengan pasti faktor yang menyebabkan deposit
pembedahan untuk eksisi tumor amiloidosis meng- amyloid pada organ.
gunakan bedah laser CO2. Perlu monitoring terus
menerus untuk mengamati kejadian kekambuhan
SIMPULAN
penyakit. Kekambuhan mungkin terjadi setelah
5-7 tahun.8 Pasien ini telah menerima terapi Telah dilaporkan pasien lelaki umur 49 tahun
yang sifatnya simptomatik, berupa paracetamol dengan diagnosis amyloidosis lokal dengan adanya
6×500mg, codein 6×10 mg, vitamin B kompleks keterlibatan amyloidosis sistemik. Amyloidosis
2×1 tablet dan vitamin C 1×1 tablet. disebabkan karena adanya penumpukan protein
Masih belum ada pengobatan untuk suatu pada daerah ekstraseluler yang tumbuh lambat
amyloidosis sistemik. Kematian pada amyloido- yang berupa penyakit multifokal yang bisa didapa-
sis sistemik disebabkan karena gagal ginjal dan tkan secara lokal maupun sistemik dan dapat juga
jantung. Umumnya amyloidosis lokal mempunyai sebagai bagian primer ataupun sekunder dari suatu
prognosis yang lebih baik.4 penyakit. Diagnosis amiloidosis dibuat berdasar-
Pada pemeriksaan USG pada urologi kesan kan pemeriksaan histologi, laboratorium, radiologi,
suatu nefritis bilateral, batu ginjal kanan tanpa dan untuk menyingkirkan amiloidosis sistemik
bendungan. Kista ginjal kanan, pembesaran pros- dapat dilakukan pemeriksaan monoklonal imuno-
tat dengan kalsifikasi. Di diagnosis sebagai chronic globulin protein dari serum atau darah penderita,
kidney disease suspect pyelonefritis, batu ginjal pemeriksaan bone marrow. Untuk mengetahui
dekstra tanpa bendungan, dan benign prostate adanya keterlibatan renal amyloidosis pengambilan
hyperplasia. Dilakukan pemeriksaan urine lengkap: jaringan tumor dengan cara biopsi menjadi standar
specific gravity 1,010, pH 6,5; leukosit 25; protein baku untuk menegakkan diagnosis. Pasien ini masih
75 (+2). Ginjal merupakan organ yang sering dalam penelusuran untuk penegakkan diagnosis
terkait dengan dengan AL dan AA, pada pasien dan saat ini tidak ada terapi spesifik untuk kondisi
ini perlu dilakukan pemeriksaan biopsi ginjal amyloidosis.15 Kasus ini menarik untuk diketahui
karena amyloidosis nasofaring masih merupakan 8. Ferhat B, Turgay U, Ismail L, Ilyas O, Imran S. Primary
localize laryngeal amyloidosis: A case report. J Pak Med
penyakit yang jarang terjadi, dan walaupun sudah Assc, 2013; 63(3): 385-6.
dikenal bertahun-tahum, namun pengobatannya 9. Nishi S, Payal M, Sonkhya D, Raghav M. Localized laryn-
baru berkembang dalam limabelas tahun terakhir, geal amyloidosis: A case report. Journal of Medicene and
Medical Sciences 2012; 1(3): 45-8.
sehingga masih sedikit literatur yang membicara- 10. Rodrigues R, Figueiredo, Adreia. Isolated laryngeal amy-
kan mengenai amyloidosis, khususnya di Indonesia. loidosis nodular: a case report. 2010. Di akses pada 23 mei
2015. Diunduh dari: http://www.arquivosdeorl.org.br/
conteudo/acervo_eng.asp?id=694 .
DAFTAR PUSTAKA 11. Ionis Y, Alexandros G, Charalabopoulos A, Panagiotis H.
primary localized laryngeal amyloidosis presenting with
1. Monrad S.U. dkk. Amyloidosis, Transthyretin-Related,2014. hoarseness and dysphagia: a case report. 2012. Di akses
Di akses dari pada tanggal 17 Juli 2015. Di unduh dari pada 12 juni 2015. Diunduh dari:http://wwwjmedicacas-
http://.www.emedicine.com. ereports.com/jmedicalcasereports/article/view/9049
2. Kumar V. dkk. Robbins Basic Pathology, 7th ed, Saunders 12. Mc cluney neil, amyloidosis of The nasopharynx:
Elsevier, Philadelphia, 2005, p 166-71. unexpected cause of unilateral midle ear effusion,
3. Tung tsai Yu, Ming Huang-Chih, Localized Nasopharyngeal 2015. Di akses pada 23 Juli 2015. Di unduh dari
Amyloidosis - Case report , Departemen of Otolaryngology, http://www.reseachgate.net/publication/51793971.
Taiwan, 2005; 17.353-55 13. Chandrasoma P, Taylor CR. Ringkasan Patologi Anatomi
4. Karimi Kian, Chheda N Neil, Nasopharingeal Amyloidosis: (Concise Pathology), Edisi 2, EGC, Bandung, 2006, hal 28-31.
A case report, University of Florida, Departement of oto- 14. Dabholkar J, Mukesh M, Kumar A, Arpit S. Primary exo-
laryngology-Head and neck surgery, 2010. Di akses pada phytic laryngeal amyloidosis presenting as sudden airway
tanggal 21 juli 2015. Di unduh dari www.researchgate.net. obstruction. Indian Journal Otolaryngology Head and
5. Hammami boutani, Mnejja Malek, Localize ENT Neck Surgery. 2007; 59: 357-9.
Amyloidosis- Literature Overview, University Hospital 15. Dember LM, Amyloidosis-associated kidney disease, jour-
Tunisia. 2011. Di akses pada tanggal 17 Juli 2015. nal of the american society of nephrology. 2006 ; vol 17.
Di unduh dari www.intechopen.com . No 12:3458-71
6. Merrill DB. Amyloidosis. Encyclopedia of Life Sciences.
2011. Di akses pada 17 juli 2015.Diunduh dari:
http://www.iupui.edu/~amyloid/benson.html
7. Jacques TA, Gadding C, Hawkin. Head and Neck mani-
festation of Amyloidosis. Journal of Otorhinolaryngology,
2013; 6(1): 35-40
This work is licensed under a Creative Commons Attribution