Anda di halaman 1dari 7

PROCEEDING

Konvensi Nasional XXI


Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

Mindfulness dalam Layanan Bimbingan


dan Konseling bagi Peserta Didik Remaja di
Sekolah Menengah Pertama
Pranazabdian Waskito
(waskito.prana@gmail.com)
Sekolah Menengah Pertama Kristen BPK PENABUR Cimahi

ABSTRACT
This article aims to explain the implementation of mindfulness for adolescent guidance and counseling
services in junior high school. Mindfulness as a psychoeducative tool will help adolescent to reach optimal
development in adaptive and constructive ways. School counselor can integrate mindfulness in common
guidance counseling and responsive service. Mindfulness creates attention and awareness for individual.
Students will have characteristics such as non-judging, patience, beginner’s mind, trust, non-striving,
acceptance and letting-go. Mindfulness can increase student’s well being, so they can increase higher
achievement and better performance in personality, social relationship, learning and career. This article
investigates the development of mindfulness: history and theoritical, and universal benefits; along with
implementation of mindfulness for adolescent in guidance and counseling services such as the benefit for
adolescent in junior high school, role of school counselor, strategies and intervention to practices
mindfulness in school, and ‘mindful’ characters for students.

Keywords : mindfulness, guidance and counseling services, junior high school student, adolescent

Published by Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia, 27-29 April 2019

PENDAHULUAN
akan mengalami masalah yang lebih kompleks.
Situasi kehidupan saat ini yang kompleks, Sebaliknya, perkembangan optimal akan dicapai
penuh peluang, tantangan serta ketidakmenentuan jika peserta didik SMP mendapatkan pendidikan
membutuhkan berbagai kompetensi hidup peserta yang tepat. Perkembangan optimal merupakan
didik untuk hidup berkembang secara efektif, sebuah kondisi yang memungkinkan individu
produktif, bermartabat dan bermanfaat bagi diri mampu mengambil pilihan dan keputusan secara
sendiri dan lingkungannya (Ditjen GTIK, 2016a). sehat, bertanggungjawab serta memiliki daya
Situasi ini diperhadapkan dengan karakteristik adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang
perkembangan remaja. Remaja di Sekolah dihadapinya (Permendikbud No. 111 tahun 2014).
Menengah Pertama (SMP) memiliki karakteristik Layanan Bimbingan dan Konseling (BK)
pertumbuhan fisik yang cepat, ingin tahu tentang membantu peserta didik untuk memahami,
dunianya, dan mulai mencari indentitas dirinya menerima, mengarahkan, mengambil keputusan,
(American School Counselor Association, 2017). dan merealisasikan keputusan dirinya secara
Remaja di SMP juga mengalami masa bertanggungjawab untuk mencapai kesuksesan,
pubertas dan masa transisi pada aspek kesejahteraan dan kebahagiaan sehingga peserta
perkembangan fisik, kognisi, sosial, emosi, moral, didik memiliki hidup yang produktif dan sejahtera
dan religius (Ditjen GTIK, 2016b). Peserta didik (Ditjen GTIK, 2016a). Pengembangan potensi-
SMP perlu mendapatkan pendidikan, pencegahan, potensi positif individu diperlukan, dan setiap
aktivitas dan intervensi terkait hidupnya untuk individu berhak mendapatkannya (Ditjen GTIK,
memaksimalkan pencapaian pribadi dan 2016b). Strategi layanan BK berkenaan dengan
akademiknya (ASCA, 2017). Masa upaya yang dilakukan oleh konselor atau guru BK
perkembangan remaja akan menimbulkan yang diberikan kepada peserta didiknya untuk
gejolak, maka perlu mendapatkan pendidikan mencapai kemandirian. Pencapaian kemandirian
yang tepat untuk mencegah timbulnya persoalan- membutuhkan penyesuaian diri serta tidak selalu
persoalan terkait hidupnya. Jika diabaikan, remaja berjalan mulus. Peserta didik harus mampu

115
menyesuaikan diri sendiri dan lingkungannya momen (Kabat-Zinn, 1990). Mindfulness melekat
secara dinamis dan konstruktif (Permendikbud dan merupakan kapasitas natural yang dimiliki
No. 111 tahun 2014). Masa transisi remaja oleh manusia sebagai makhluk hidup, serta
merupakan saat ideal untuk memberikan psiko- merupakan teori perhatian dan kesadaran dalam
edukasi yang positif. Peserta didik pada jenjang keseharian (Brown & Ryan, 2004). Fokus
SMP membutuhkan layanan khusus yang bersifat perhatian dan kesadaran terjadi pada setiap
psiko-edukatif melalui layanan BK (Ditjen GTIK, momen. Momen ini memiliki ciri khas damai,
2016a). hening dan menetap dalam aktivitas keseharian
Mindfulness merupakan sebuah keadaan (Kabat-Zinn, 1990). Konsep mindfulness berakar
dengan perhatian (attention) dan kesadaran dari Buddha dan tradisi kotemplasi yang berfokus
(awareness) pada kejadian di masa sekarang pada pemeliharaan perhatian dan kesadaran. Pada
(Brown & Ryan, 2003). Kondisi remaja sangat tradisi Buddha, mindfulness adalah jalan untuk
memungkinkan menolak untuk mengakui pikiran, mencapai Vippassana, yaitu melatih perhatian
emosi, dan apa yang ada di hidupnya. Keadaan ini atau keadaran (sati) (Ali, 2013). Perhatian dan
merupakan mindlessness yang membuat individu kesadaran ini menciptakan kondisi pikiran yang
lari dari permasalahan-permasalahan yang natural, sederhana, dan akrab.
dialaminya. Melalu perhatian dan kesadaran, Dewasa ini, mindfulness telah dibawa
peserta didik mampu untuk adaptatif terhadap diri keluar dari tradisi Buddha, dapat dipelajari dan
sendiri, sesama dan lingkungannya. Layanan BK dilatih oleh siapapun dan dapat dikaji secara
yang pertama bertujuan untuk memahami dan ilmiah (Arif, 2016). Mindfulness mulai muncul
menerima diri dan lingkungannya (Permendikbud pada psikologi barat dan medis (Shian-Ling,
No. 111 tahun 2014). Mindfulness dapat Smoski & Robins, 2011). Praktik mindfulness
menunjang pencapaian tujuan khusus layanan telah beralih ke ranah yang dapat dijangkau di
BK. psikologi, neurosains, dan medis dengan efek
Penerapan mindfulness dalam layanan BK positif dalam pikiran, otak dan keseluruhan tubuh
dapat membantu peserta didik untuk yang dapat dipelajari (Siegel, 2014). Pada level
meningkatkan performa akademik, multikultural, mindfulness merupakan tradisi
mengembangkan keahlian sosial, dan belajar timur. Orang-orang asia telah terbiasa dengan
coping mechanism untuk mengembangkan penerimaan, meditasi, utuh setiap saat dan
kualitas pribadi hidupnya (Tadlock-Marlo, 2011). ketaatan (Kaviani, Javaheri & Hatami, 2011).
Remaja memiliki posisi perkembangan yang Mindfulness sudah menjadi ‘gaya hidup’ dalam
beresiko tinggi, terutama stres. Remaja perlu berbagai ranah aspek.
mengembangkan kognitif dan regulasi emosi
dengan keahlian dalam stress coping (Johnstone Prinsip mindfulness
et al., 2016). Stres dapat menghambat kehidupan Mindfulness memiliki aspek-aspek. Aspek
pribadi, sosial, belajar dan kariernya. Sekolah perhatian dan kesadaran menjadi inti dari
Dasar dan SMP merupakan lingkungan ideal mindfulness (Brown & Ryan, 2003). Aspek
untuk implementasi dan praktik mindfulness kesadaran adalah kondisi sadar dari masuknya
(Tadlock-Marlo, 2011). Mindfulness dapat rangsangan, termasuk panca indera, kinestetik,
digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan dan aktivitas dalam pikiran, sedangkan aspek
pelayanan BK yang efektif dan memberikan perhatian adalah proses untuk memfokuskan ke
dampak yang positif bagi remaja di SMP. dalam keadaan sadar (Brown, Ryan, Creswell,
Artikel ilmiah ini melakukan kajian studi 2007). Mindfulness juga terdiri dari 5 aspek yang
pustaka penerapan mindfulness dalam pelayanan lebih terperinci yaitu mengamati (observing),
BK pada peserta didik remaja di SMP. Tujuan memerikan (describing), bertindak dengan
artikel ini adalah memaparkan mindfulness dalam kesadaran (acting with awareness), tidak
pelayanan BK pada peserta didik remaja di SMP. menghakimi pengalaman batin (non judging of
Konselor atau guru BK mendapatkan wawasan, inner experience) dan tidak bereaksi terhadap
pemahaman sehingga dapat merencanakan praktik pengalaman batin (non reactivity of inner
dengan megintegrasikan mindfulness dalam experience) (Baer et al., 2008).
program BK untuk meningkatkan pelayanan yang Pengalaman dihadapi secara apa adanya
efektif bagi tercapainya kemandirian “as they are” (Brown & Ryan, 2003).
perkembangan peserta didik. Penerimaan apa adanya inilah yang merupakan
keunggulan mindfulness. Keunggulannya adalah
MINDFULNESS DAN kelenturan pada perhatian dan kesadaran terhadap
PERKEMBANGANNYA pengalaman (Brown et al., 2007). Kelenturan ini
menjadi suatu karakter pada individu, sehingga
Pengertian dan sejarah mindfulness individu dapat memusatkan perhatian pada setiap
Mindfulness merupakan kesadaran dan pengalaman. Atensi merupakan pokok pertama
pemberian perhatian secara pribadi dalam setiap dalam mindfulness. Atensi menjadi nakhoda
116
kesadaran untuk ditempatkan pada posisi sentral (tidak melekat, merelakan) (Arif, 2016). Jalan
kesadaran (Arif, 2016). Atensi diarahkan pada mindfulness adalah penerimaan pada diri kita
saat ini, tanpa membeda-bedakan, dengan belas sendiri saat ini secara apa adanya, walaupun ada
kasih, dengan bijaksana serta mengandalkan gejala-gejala seperti sakit atau tidak menyakitkan,
peran sang tubuh – presence of heart (Arif, 2016). takut atau tidak takut (Kabat-Zinn, 1990). Sikap-
Individu perlu latihan untuk mengarahkan atensi sikap ini sebagai pertanda manfaat dari
untuk memiliki kelenturan psikologis. mindfulness. Melalui karakteristik ini, ada
Mindfulness dapat menjadi kebiasasaan dengan beberapa dampak yang dihasilkan.
praktik dan latihan. Kajian riset menunjukkan beberapa
dampak positif yang dapat dicapai melalui praktik
Praktik mindfulness mindfulness. Beberapa hasil riset menjadi alasan
Praktik mindfulness terdiri dari praktik kuat untuk implementasi. Mindfulness memiliki
yakni informal dan formal (Mace, 2007). Praktik hubungan positif dengan afek menyenangkan,
informal meliputi mindful activity (ketika makan, afek positif, kepercayaan diri dan rasa optimis,
membersihkan benda-benda, mengendarai serta ada hubungan negatif dengan afek tidak
kendaraan bermotor dan sebagainya), pemberian menyenangkan afek negatif, kecemasan, depresi,
tugas terstruktur (pemantauan diri, pemecahan dan neurotik (Brown & Ryan, 2003). Penerapan
masalah), mindful reading (khususnya puisi, serta mindfulness dapat meningkatkan hal-hal positif di
meditasi singkat (3 menit bernafas). Praktik dalam hidup, serta menurunkan hal-hal negatif
formal meliputi meditasi duduk dengan fokus sehingga berdampak pada kesejahteraan dan
perhatian pada pernafasan, sensasi tubuh, suara, kebahagiaan (Brown & Ryan, 2003) dan
pikiran dan sebagainya, meditasi berjalan, berhubungan dengan kepuasan hidup individu
peregangan dengan yoga, serta penugasan (Waskito, Loekmono, Dwikurnaningsih, 2018).
kelompok dan diskusi mengenai pengalaman Mindfulness berdampak pada kesejahteraan dan
mindful. Terdapat juga mindfulness berbasis kebahagiaan individu.
intervensi antara lain Mindfulness-Based Stress Mindfulness juga sangat berhubungan
Reduction (MBSR), Mindfulness-Based Cognitive dengan fisik dan kesehatan mental (Kabat-Zinn,
Therapy (MBCT), Dialectical Behaviour Therapy 1990). Perubahan positif melalui mindfulness
(DBT), serta Acceptance and Commitment berdampak pada pengendalian diri serta fungsi-
Therapy (ACT) (Hanley, Abell, Osborn, Roehrig fungsi psikologis (Bowlin & Baer, 2012), dan
& Canto, 2016). mereduksi pikiran-pikiran otomatis negatif
Mindfulness juga masuk ke dalam (Frewen, Evans, Maraj, Dozois & Patridge,
pendekatan konseling. Ada beberapa teknik yang 2008). Reduksi pikiran negatif akan berdampak
digunakan. Teknik-teknik tersebut diantaranya pada prokrastinasi, stres dan kesehatan fisik
adalah visual/guided imagery, deep breathing (Sirois & Tosti, 2012). Resiliensi individu makin
(bernafas-dalam-dalam), dan progressive muscle kuat dengan adanya mindfulness (Pigdeon &
relaxation training (PMRT) (latihan relaksasi otot Keye, 2014). Mindfulness meningkatkan
progresif) (Erford, 2016). Mindfulness juga kesadaran pada orientasi di sini dan saat ini,
merupakan salah satu teknik dalam konseling meningkatkan kesadaran dan penerimaan pada
kognitif-perilaku dengan tujuan agar konseli perasaan-perasaan dan kondisi tubuh saat ini yang
mencoba untuk bereksperimen dalam berelaksasi, berhubungan dengan stres serta meningkatkan
serta membantu menguarangi kecemasan atau rasa belas kasih (compassion) (Felton, Coates,
mengarahkan ke pikiran yang terkait dengan Christopher, 2013). Jadi, mindfulness akan
kecemasan (Beck, 2011). Teknik-teknik dalam menurunkan fungsi-fungsi negatif dan
pendekatan mindfulness maupun yang ada pada meningkatkan hasil positif dalam aspek hidup,
konseling kognitif-perilaku dapat digunakan termasuk kesehatan mental, kesehatan fisik,
dalam pelayanan konseling individual maupun regulasi perilaku dan hubungan interpersonal
konseling kelompok. (Brown et al, 2007).
MINDFULNESS DALAM LAYANAN BK DI
SMP
Manfaat mindfulness secara umum
Melalui praktik mindfulness, individu akan Dampak mindfulness
memiliki sikap dan sifat ‘mindful’ atau Mindfulness berdampak bagi remaja.
berkesadaran. Penyebab individu berkesadaran Masalah-masalah remaja dapat teratasi melalui
karena meditasi formal dan informal mindfulness peningkatan kesejahteraan hidup, tidur,
membuat individu memiliki karakteristik non- kepercayaan diri, ketenangan yang tinggi, santai,
judging (tidak menghakimi), patience (sabar), pengaturan diri dan kesadaran, serta berkurangnya
beginner’s mind (cara pandang seorang pemula), rasa takut, kecemasan, distress, serta perilaku
trust (percaya), non-striving (tidak bersitegang), buruk dan reaktif (Weare, 2012). Melalui
acceptance (sikap menerima), dan letting go mindfulness, remaja akan memiliki penyesuaian
117
yang lebih baik di sekolah (Rodriguez-Ledo, kesadaran menjadi pijakan untuk perubahan
2018). Penerapan mindfulness dalam layanan BK (Tadlock-Marlo, 2011). Remaja yang memiliki
di sekolah dapat meningkatkan potensi, merasa kesehatan mental yang baik dan kesejahteraan
memiliki kekuatan, mengembangkan hubungan akan berkembang secara optimal.
interpersonal, dan pengalaman yang lebih intens
pada pencapaian prestasi di kelas; mencegah dan Peran konselor atau guru BK
memediasi hal-hal yang berhubungan dengan Konselor atau guru BK memiliki peran
sosial, emosional dan akademis; serta melatih untuk memfasilitasi peserta didik/konseli dalam
keterampilan peserta didik untuk sukses dalam mencapai kemandirian, kemampuan memahami,
akademik dan interpersonal (Tadlock-Marlo, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan
2011). Dampak ini menjadi perhatian untuk dan merealisasikan diri secara bertanggungjawab
implementasi mindfulness dalam ranah yang menghasilkan kebahagiaan dan
pendidikan pada remaja di SMP. kesejahteraan hidupnya (Ditjen GTIK, 2016a).
Riset menunjukkan kaitan mindfulness Konselor atau guru BK menjadi sentral dalam
dengan fungsi-fungsi psikologis pada remaja. implementasi mindfulness di sekolah. Melalui
Mindfulness efektif dalam meningkatkan mindfulness, konselor sekolah atau guru BK dapat
kesehatan (Oberle, Schonert-Reichl, Lawlor & membantu siswa untuk belajar memisahkan
Thomson, 2012) terutama kesehatan mental identitas pribadi dari situasi, emosi atau kejadian
(Dunning et al., 2018; Yang, Zhou, Liu, Fan, (Tadlock-Marlo, 2011). Mindfulness dapat
2019). Meditasi mindfulness akan menurunkan digunakan oleh konselor atau guru BK sebagai
stres dan meningkatkan kesejahteraan (Erbe & strategi pelayanan BK yang efektif kepada peserta
Lohrmann). Misalnya, MBSR dapat menurunkan didik.
gejala-gejala kecemasan, depresi, stres somatis, Untuk mengajarkan mindfulness, hal
dan meningkatkan kepercayaan diri serta kualitas pokok yang perlu dimiliki pengajar adalah
tidur (Biegel, Brown, Shapiro & Schubert, 2009). kemampuan untuk menerapkan parktik dalam
Intervensi mindfulness akan kehidupan pribadi, sehingga nampak berbuah
mengembangkan kognitif, keterampilan dalam kehidupan sehari-hari dan saat bekerja
mengelola emosi, dan keberhasilan mengatasi (Viafora, Mathiesen & Unsworth, 2014). Peserta
stres (Johnstone, 2016). Hal ini akan didik akan lebih mudah untuk belajar mindfulness
meningkatkan konsep diri remaja, sekalipun dari model yang ada. Konselor perlu
mengalami Post Traumatic Stress Disorder mempraktikkan mindfulness dalam
(PTSD) (Wulandari & Gamayanti, 2014). kesehariannya. Mindfulness juga akan
Mindfulness menyebabkan berkurangnya mengembangkan hubungan terapeutik konselor-
kecemasan (Carsley & Heath, 2018), serta dapat konseli karena berhubungan dengan empati
menurunkan depresi pada remaja konselor dan rasa belas kasih (Fulton, 2016).
(Fourinalistyawati & Listiyandini, 2017). Konselor perlu menjadi role-model dalam praktik
Mindfulness juga dapat menurunkan atau ‘mindful’.
memoderasi kecanduan pada telepon pintar pada
remaja (Waty & Fourianalistyawati, 2018; Yang Strategi mindfulness dalam layanan BK
et al., 2019) sehingga berhubungan dengan Layanan dasar adalah proses pemberian
kualitas tidur remaja (Liu et al., 2018). bantuan kepada konseli dalam klasikal maupun
Kesejahteraan remaja dapat ditingkatkan kelompok sehingga dapat membantu konseli
dengan praktik mindfulness (Oberle et al., 2012; untuk memperoleh perkembangan normal,
Semple & Burke, 2019; Dunning et al., 2018). memiliki mental yang sehat dan memperoleh
Mindfulness mempengaruhi dan berhubungan keterampilan hidup (Ditjen GTIK, 2016a). Tujuan
dengan kesejahteraan psikologis remaja (Savitri layanan dasar ini sangat berdekatan dengan
& Listiyandini, 2017; Teal et al., 2019) serta manfaat-manfaat dari mindfulness. Artinya,
kesejahteraan emosional (Bluth & Blanton, 2014). mindfulness dapat diterapkan melalui program
Remaja SMP yang memiliki perasaan dan yang disusun menjadi sebuah topik dalam layanan
perilaku “senang”, “marah”, “mengancam”, klasikal maupun kelompok.
setelah mendapatkan intervensi mindfulness Intervensi dasar mindfulness dapat
mengalami perubahan perasaan dan perilaku digunakan dalam layanan BK. Intervensi dasar
menjadi “senang”, “kagum” dan “santai” mindfulness menjadi cara untuk meningkatkan
(Rawlett, 2017). hasil perilaku, kognitif dan kesehatan mental
Mindfulness akan meningkatkan untuk remaja (Dunning et al., 2018). Integrasi
kesejahteraan, kepuasan pekerjaan, dan performa pelatihan dasar mindfulness dapat berdampak ke
tugas karena interkoneksi antara mindfulness aspek kognitif, emosi, interpersonal, dan spiritual
dengan kekuatan karakter pada psikologi positif (Rempel. 2012). Intervensi dapat digunakan
(Pang & Ruch, 2019). Penyebab utama dari dengan cara fokus ke pernapasan, berjalan dan
dampak mindfulness yang positif karena
118
mengerjakan tugas-tugas deskriptif (Tadlock- remaja SMP juga merupakan strategi yang sangat
Marlo, 2011). bagus untuk membantu remaja dalam
Siswa dapat juga diajarkan praktik formal mengeksplorasi kepeduliannya karena
dan non-formal dari mindfulness (Mace, 2007). berhubungan dengan keterampilan empati
Konselor dapat menyusun program secara kreatif (Rawlett, 2017; Rodriguez-Ledo, 2018). Peserta
disesuaikan dengan kondisi yang ada. Contoh didik akan memiliki karakter yang fleksibel dan
penyusunan dalam program di kelas maupun lentur karena mindfulness akan melatih individu
dalam kelompok dapat dimulai dari pengantar untuk memliki penyesuaian yang lebih baik di
singkat mindfulness, praktik mindful breathing, sekolah (Rodriguez-Ledo, 2018). Karakter
dan mindful STOP (S = stop, T = take three deep ‘mindful’’ adalah tentang pemahaman kepada diri
breath , O = observe what’s happening right now, sendiri dan orang lain sehingga menciptakan
P = proceed positively) (Renshaw, Bolognino, manfaat bagi keduanya.
Fletcher, Long, 2015). Upaya dasar mindfulness
dapat diterapkan dalam layanan dasar. PENUTUP
Untuk intervensi yang lebih mendalam dan Penerapan mindfulness dalam layanan BK
jangka panjang dapat dilakukan saat memberikan merupakan sarana untuk mencapai perkembangan
layanan responsif yakni dalam konseling optimal. Mindfulness berkontribusi untuk
individual maupun konseling kelompok. Layanan mengembangkan kognitif dan keterampilan
ini memberikan bantuan segera agar tidak performa remaja untuk lebih fokus, siap sedia di
menghambat perkembangan konseli yang dapat segala situasi dengan perspektif jernih,
berlanjut ke tingkat yang serius (Ditjen GTIK, menggunakan pengetahuan yang dimilikinya
2016a). Mindfulness dapat diintegrasikan dalam dengan efektif, dan memberikan perhatian
pendekatan dan teknik konseling (Erford, 2016). (Weare, 2012). Kontribusi ini berdampak pada
Selain itu, penerapan dalam layanan responsif pencapaian yang berkualitas, kesehatan mental
juga dapat menggunakan intervensi khusus yang baik dan kesejahteraan remaja. Konselor
semacam MBSR, MBCT, DBT, serta ACT memiliki peran sentral dalam upaya pemberian
(Hanley et al., 2016). Konseli dalam layanan strategi psiko-edukatif melalui mindfulness, baik
responsif perlu diberikan pekerjaan rumah untuk dalam layanan dasar dan layanan responsif bagi
mempraktikkan mindfulness di luar sekolah, baik peserta didiknya. Melalui praktik mindfulness
praktik formal maupun informal. siswa diharapkan dapat berkembang optimal
Di sisi lain, kolaborasi dengan pihak lain dalam pencapaian pribadi, sosial, belajar, karier
di sekolah juga diperlukan. Sebagai contoh, dan memiliki karakter ‘mindful’. Peserta didik
kolaborasi antara konselor atau guru BK dengan atau konseli akan mencapai kemandirian, dalam
guru lain (Tadlock-Marlo, 2011) dan pihak yang wujud kemampuan memahami, menerima,
terkait dengan sistem di sekolah (Viafora et al., mengarahkan, mengambil keputusan dan
2014) dengan memberikan pelatihan kepada merealisasikan diri secara bertanggungjawab
pihak-pihak yang akan terlibat di sekolah. sehingga mencapai kebahagiaan dan
Mindfulness dapat dibawa ke dalam proses kesejahteraan dalam hidupnya. Pada akhirnya,
belajar mengajar di kelas dalam setiap mata remaja SMP akan lebih adaptatif dan konstruktif
pelajaran dan pembiasaan di sekolah sehingga untuk menghadapi setiap pengalaman hidupnya.
menghasilkan sebuah perilaku dan gaya hidup. Penerapan mindfulness dalam kehidupan
Semakin sering praktik dan berlatih akan menjadi peserta didik remaja di SMP dapat dilanjutkan
karakteristik dari peserta didik/konseli. dengan penelitian-penelitian eksperimen maupun
Karakter ‘mindful’ tindakan. Intervensi-intervensi dapat digunakan
Semakin peserta didik/konseli rutin untuk menguji variabel yang ditetapkan untuk
berlatih dan praktik, mindfulness dapat menjadi menghasilkan dampak empiris. Penelitian empiris
kebiasaan. Kebiasaan ini dapat menjadi suatu dapat dilakukan dalam konteks layanan dasar
karakter ‘mindful’. Peserta didik akan maupun layanan responsif. Melalui riset, akan
mengembangkan refleksi diri dengan sadar pada ada evaluasi untuk intervensi mindfulness yang
diri sendiri sehingga mengapresiasi tiap keadaan digunakan. Hasil riset membantu konselor atau
yang dijumpainya (Tadlock-Marlo, 2011). Aspek- guru BK dalam memilih intervensi secara tepat
aspek dalam mindfulness dapat menjadi karakter dan berguna.
yang melekat. Karakterisitik tidak menghakimi,
sabar, cara pandang seorang pemula, percaya, DAFTAR PUSTAKA
tidak bersitegang, sikap menerima, dan tidak Ali, Matius. (2013). Filsafat Timur: Sebuah
melekat/merelakan (Arif, 2016) akan tumbuh Pengantar Hinduisme & Buddhisme.
pada remaja di SMP. Teknik mindfulness Sanggar LUXOR.
menghasilkan pemahaman, rasa menghargai dan American School Counselor Association. (2017).
bernilai untuk diri sendiri dan sesama (Tadlock- The Essential Role of Middle School
Marlo, 2011). Pemberian mindfulness pada Counselor. ASCA.
119
Arif, Iman Setiadi. (2016). Psikologi Positif: Interventions on Cognition and Mental
Pendekatan Saintifik Menuju Health in Children and Adolescents –
Kebahagiaan. Jakarta: PT. Gramedia A Meta-analysis of Randomized
Pustaka Utama. Controlled Trials. The Journal of Child
Baer, Ruth A. et al. (2008). Construct Validity of Psychology and Psychiatry, 60 (3).
the Five Facet Mindfulness Erbe, R. & Lohrmann, D. (2015). Mindfulness
Questionnaire in Meditating and Meditation for Adolescent Stress and
Nonmeditating Samples, Assesment, Well-Being: A Systematic Review of
15, 329-342. the Literature with Implications for
Beck, J. S. (2011). Cognitive Behavior Therapy School Health Programs. The Health
Basics and Beyond, 2nd edition. New Educator, 47 (2).
York: The Guilford Press. Erford, B. T. (2016). 40 Teknik yang Harus
Biegel, G. M., Brown, K. W., Shapiro, S. L., & Diketahui Setiap Konselor, Edisi 2
Schubert, C. M. (2009). Mindfulness- (alih bahasa oleh Helly P.S & Sri
Based Stress Reduction for the Mulyantini S.). Yogyakarta: Pustaka
Treatment of Adolescent Psychiatric Pelajar.
Outpatients: A Randomized Clinical Felton, T. M., Coates, L. & Christopher, J. C.
Trial. Journal of Consulting and (2015). Impact of Mindfulness
Clinical Psychology, 77 (5), 855-866. Training on Counseling Students’
Bluth, K. & Blanton, P. W. (2014). Mindfulness Perceptions of Stress. Mindfulness, 6
and Self-Compassion: Exploring (2), 159-169.
Pathways to Adolescent Emotional Fulton, C. L. (2016). Mindfulness, Self-
Well-Being. Journal of Child and Compassion, and Counselor
Family Studies, 23 (7), 1298-1309. Characteristics and Session Variables.
Bowlin, L.S & Baer R. A. (2012). Relationship Journal of Mental Health Counseling,
Between Mindfulness, Self-Control, 38 (4), 360-347.
and Psychological Functioning. Fourianalistyawati, E. & Listiyandini, R. A.
Personality and Individual Differences, (2017). Hubungan antara Mindfulness
52, 411-415. dengan Depresi pada Remaja. Jurnal
Brown, K. W. & Ryan, R. M. (2003). The Psikogenesis, 5 (2).
Benefits of Being Present Mindfulness Frewen, P. A, Evans, E. M, Maraj, N., Dozoiz,
and its Role in Psychological Well- D.J.A., Patridge, K. (2008). Letting
Being. Journal of Personality and Go: Mindfulness and Negative
Social Psychology, 84 (4), 822-848. Automatic Thinking. Cogn Ther Res,
Brown, K. W. & Ryan, R. M. (2004). Perils and 32, 758-774.
Promise in Defining and Measuring Johnstone, J. M. et al. (2016). School-based
Mindfulness: Observations from Mindfulness Interention for Stress
Experience. Clinical Psychology Reduction in Adolescents: Design and
Science and Practice, 11, 242-248. Methodology of an Open-label, Pararel
Brown, K. W., Ryan, R. M., & Creswell, J. D. Group, Randomized Controlled Trial.
(2007). Mindfulness: Theoretical Contemporary Clinical Trials
Fondation and Evidence for its Salutary Communications, 4, 99-104.
Effects. Psychological Inquiry, 18 (4), Hanley, W. A., Abell, N., Osborn, D. S., Roehrig,
211-273. A. D. & Canto, A. I. Mind the Gaps:
Carsley, D., & Heath, N. L. (2018). Effectiveness Are Conclusions About Mindfulness
of Mindfulness-based Colouring for Entirely Conclusive?. Journal of
Test Anxiety in Adolescents. School Counseling & Development, 94, 103-
Psychology International, 39(3), 251– 113.
272. Kabat-Zinn, J. (1990). Full Catastrophe Living:
Ditjen GTIK. (2016a). Pedoman Bimbingan dan Using the Wisdom of your Body and
Konseling pada Dasar dan Pendidikan Mind to Face Stress, Pain, and Illness.
Menengah. Ditjen GTIK Kemendikbud USA: A Delta Book.
RI. Kaviani, H., Javaheri, F., & Hatami, N. (2011).
Ditjen GTIK. (2016b). Panduan Operasional Mindfulness-based Cognitive Therapy
Penyelenggaraan Bimbingan dan (MBCT) Reduced Depression and
Konseling Sekolah Menengah Pertama Anxiety Induced by Real Stressful
(SMP). Ditjen GTIK Kemendikbud RI. Setting in Non-clinical Population.
Dunning, D. L. et al. (2018). Research Review: International Journal of Psychology
The Effects of Mindfulness-Based
120
and Psychological Therapy, 11 (2), Benefits of Mindfulness-Based
285-296. Interventions for Children and
Liu, Qing-Qi, et al. (2018). Mindfulness and Adolescents. OBM Integrative and
Sleep Quality in Adolescents: Analysis Complementary Medicine, 4 (1).
of Rumination as a Mediator and Self- Shian-Ling, K., Smoski, M. J. & Robins, C. J.
control as a Moderator, Personality (2011). Effect of Mindfulness on
and Invidividual Difference, 122, 171- Psychological Health: A Review of
176. Empirical Studies. Clinical Psychology
Mace, C. (2007), Mindfulness in Psychotherapy: Review, 31, 1041-1056.
an Introduction. Advances in Siegel, R. D. (2014). The Science of Mindfulness:
Psychiatric Treatment, 13, 147-154. A Research-Based Path to Well-Being.
Oberle, E., Schonert-Reichl, K. A., Lawlor, M. S., Virginia: The Great Courses.
& Thomson, K. C. (2012). Mindfulness Tadlock-Marlo, R. L. (2011). Making Minds
and Inhibitory Control in Early Matter: Infsusing Mindfulness Into
Adolescence. The Journal of Early School Counseling. Journal of
Adolescence, 32(4), 565–588. Creativity in Mental Health, 6, 220-
Pang, D., & Ruch, W. (2019). Fusing Character 233.
Strengths and Mindfulness Teal, C. et al. (2019). The Role of Dispositional
Interventions: Benefits for Job Mindfulness and Emotional
Satisfaction and Performance. Journal Intelligence in Adolescent Males,
of Occupational Health Psychology, Mindfulness, 10 (1), 159-167.
24(1), 150-162. Viafora, D. P., Mathiesen, S. G., & Unsworth, S.
Permendikbud RI Nomor 111 tahun 2014 tentang J. (2015). Teaching Mindfuless to
Bimbingan dan Konseling pada Middle School Students and Homeless
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Youth in School Classrooms. Journal
Menengah. of Child and Family Study, 24. 1179-
Pigdeon, A. M. & Keye, M. (2014). Relationship 1191.
Between Resilience, Mindfulness, and Waskito, P., Loekmono, J. T. L., &
Psychological Well Being in Dwikurnaningsih, Y. (2018).
University Students. International Hubungan Antara Mindfulness dengan
Journal of Liberal Arts and Social Kepuasan Hidup Mahasiswa
Science, 2 (5), 27-32. Bimbingan dan Konseling. Jurnal
Rawlett, K. (2017). Adolescent Experience with Kajian Bimbingan dan Konseling, 3
Mindfulness. JSM Health Educ Prim (3), 99–107.
Health Care, 2(3): 1032. Weare K. (2012). Evidence for the Impact of
Renshaw, T. L., Bolognino, S. J., Fletcher, S. P., Mindfulness on Children and Young
& Long, A. C. J. (2015). Using People. The Mindfulness In Schools
Mindfulness to Improve Well-Being in Project in Association with Univeristy
Schools. Communique National of Exeter Mood Disorders Centre.
Association of School Psychologists, 43 Waty, L. P. & Fourinalistyawati, E. (2018).
(6), 4-8. Dinamika Kecanduan Telepon Pintar
Rempel, K. D. (2012). Mindfulness for Children (Smartphone) pada Remaja dan Trait
and Youth: A Review of the Literature Mindfulness Sebagai Alternatif Solusi.
with an Argument for School-Based Seurune Jurnal Psikologi Unsyiah, 1
Implementation. Canadian Journal of (2), 84-101.
Counselling and Psychotherapy, 46 Wulandari, F. A. & Gamayanti, I. L. (2014).
(3), 201-220. Mindfulness Based Cognitive Therapy
Rodriguez-Ledo, C. (2018). Emotional untuk Meningkatkan Konsep Diri
Intelligence and Mindfulness: Relation Remaja Post-Traumatic Stress
and Enhancement in the Classroom Disorder. Jurnal Intervensi Psikologi, 6
with Adolescents. Frontiers in (2), 265-280.
Psychology, 9, 1-10. Yang X., Zhou Z., Liu, Q., Fan, C. (2019).
Savitri, W. C. & Listiyandini, R. A. (2017). Mobile Phone Addiction and
Mindfulness dan Kesejahteraan Adolescents’ Anxiety and Depression:
Psikologis pada Remaja. the Moderating Role of Mindfulness.
Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Journal Child aknd Family Study, 28:
Psikologi, 2 (1), 43-59. 822.
Semple, R. J. & Burke, C. (2019). State of the
Research: Physical and Mental Health
121

Anda mungkin juga menyukai