Anda di halaman 1dari 48

Wawan Krismanto, M.Pd.

LANDASAN PENDIDIKAN
Ι Ι Ι Ι Ι
FILOSOFIS HISTORIS SOSIOLOGIS PSIKOLOGIS EKONOMI HUKUM
Wawan Krismanto, M.Pd.

LANDASAN FILOSOFIS
Ilmu yang mempelajari
sesuatu dari segala
aspeknya secara holistik
dan mendalam sehingga
menghasilkan kebenaran
secara holistik dan
mendalam (kebenaran
filsafat)

Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang


Ada 4 cabang filsafat, yakni:
• Metafisika, filsafat yang meninjau ttg
hakikat segala sesuatu yang terdapat di
alam ini.
• Epistimologi, filsafat yang membahas
tentang pengetahuan dan kebenaran
– Sumber pengetahuan: otoritas, common sense,
intuisi, pikiran dan pengalaman
– Toeri kebenaran: koheren, koresponden,
pragmatisme dan skeptivisme
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
• Logika, filsafat yang membahas ttg cara
manusia berpikir dengan benar.
• Etika, filsafat yang menguraikan ttg perilaku
manusia.

Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang


• Filsafat dan pendidikan merupakan dua
hal yang tak terpisahkan.
• Pendidikan merupakan aktivitas yang
bersifat teleologis, yaitu aktivitas yang
diarahkan pada pencapaian tujuan
• Tujuan pendidikan merupakan sesuatu
yang ideal berkenaan dengan sosok
manusia yang diharapkan.
• Filsafat membahas segala sesuatu termasuk
fenomena pendidikan. Cabang filsafat
yang khusus membahas fenomena
pendidikan adalah filsafat pendidikan
• Filsafat pendidikan adalah nilai-nilai dan
keyakinan-keyakinan filosofis yang
menjiwai, mendasari dan memberikan
identitas suatu sistem pendidikan.
• Filsafat pendidikan merupakan analisis
filosofis terhadap fenomena pendidikan.
Ada beberapa masalah pokok pendiikan yg
tak bisa dijawab oleh pendekatan ilmiah.
Misalnya :
1. Apakah tujuan hidup manusia?
2. Apakah hakikat manusia itu?
3. Apakah tujuan pendidikan
merupakan penjabaran dari tujuan
hidup?
1. Pendekatan Sinoptik
Sinoptik (sin = bersama atau memadukan
dan optik = penglihatan atau pandangan).
Pendekatan sinoptik = memadukan
pandangan secara keseluruhan, sehigga
membentuk sistem pemikiran yang
komprehensif.
Pendekatan sinoptik didasarkan pada salah
satu ciri filsafat yg memandang dunia
(universe) secara komprehensif.
 Kajian filsafat pendidikan terhadap
fenomena pendidikan berupa pemikiran
tentang keseluruhan pendidikan, baik mikro
maupun makro.
2. Pendekatan Normatif
• Pendekatan flsafat thd pendidikan tidak bersifat
deskriptif, sebagaimana pendekatan ilmiah,
melainkan normatif.
• Pendekatan normatif adalah pengkajian
fenomena pendidikan bukan dari sudut apa yg
telah terjadi tetapi apa yang seharusnya terjadi.
• Filsafat pendidikan membahas secara mendalam
norma yg seharusnya dicapai oleh pendidikan,
baik secara mikro maupun makro.
• Norma tersebut antara lain berupa tujuan
pendidikan.
• Pendekatan normatif menuntut agar prinsip-
prinsip yg telah dikembangkan oleh para filsuf
dijadikan acuan dalam merumuskan tujuan
pendidikan.
3. Pendekatan Kritis Radikal
Pendekatan ilmiah selalu didasarkan pada satu
atau beberapa asumsi dasar (basic assumtion).
Sedangkan filsafat mendekati permasalahan
dengan menguji asumsi dasarnya.
Pengujian asumsi dasar inilah yang disebut
pendekatan kritis radikal.
• Maksud/tujuan filsafat pendidikan:
– Menginspirasi
– Menganalisis
– Mempreskriptifkan
– menginvestigasi
• Aliran2 dalam filsafat pendidikan:
– Esensialis
– Perenialis
– Progresivis
– Rekonstruksionis
– Eksistensialis
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
• Filsafat pendidikan esensialis bertitik tolak dari
kebenaran yang telah terbukti beratus-ratus bahkan
berabad-abad tahun yang lalu
• Kebenaran esensial pada kebudayaan klasik (barat:
Great Book, timur: mahabarata dan ramayana)
• Tekanan pendidikan ada pada pembentukan
intelektual, logika, dan sangat memperhatikan
disiplin
• Pelajaran sangat terstruktur, materi pelajaran
berupa warisan budaya dan pembelajaran terpusat
pada guru.
• Penerapan sampai saat ini pada sekolah dengan
kurikulum dan metode tradisional
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
• Kebenaran ada pada wahyu Tuhan
• Sistem pembelajaran tidak ada bedanya
dengan esensialis
• Penekanannya pada ajaran agama yang
merupakan kebenaran yang patut dipelajari
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari

Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang


• Tujuan dan kebenaran bersifat relatif. Tidak ada tujuan
yang pasti dan tidak ada kebenaran yang pasti.
• Ukuran kebenaran ialah yang berguna bagi kehidupan
manusia hari ini.
• Yang dipentingkan dalam pendidikan adalah
mengembangkan peserta didik untuk bisa berpikir yang
baik.
• Pengembangan pembelajaran menekankan disiplin,
sosialisasi dan demokratis.
• Kurikulum tidak dibatasi pada hal yang bersifat
akademik saja.
• Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang selalu
berubah mengikuti perubahan yang ada pada
masyarakat
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
• Pengembangan dari filsafat pendidikan
progresivisme
• Sistem pendidikan tidak banyak berbeda
dengan progresivisme

Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang


• Filsafat pendidikan ini memandang kebenaran
adalah relatif bergantung kepada keputusan
setiap individu.
• Pendidikan bertujuan mengembangkan
kesdaran individu, pengetahuan, tanggung
jawab dan komitmen.
• Proses dan materi pembelajaran harus memberi
kesempatan individu untuk aktif
• Peserta didik mendapat pengalaman belajar
sesuai perbedaan individual mereka dan
pendidik harus menyediakan hal itu.
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
Dengan landasan filosofis maka proses
penyelenggaraan pendidikan (luas) dan
penyelenggaraan pembelajaran (sempit) harus
memperhatikan segala aspek yang terkait
secara holistik dan mendalam untuk:
• membentuk manusia agar sesuai dengan
hakekatnya sebagai manusia
• Mengembangkan segala potensi individu
namun tidak melemahkan jiwa sosialnya
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
Wawan Krismanto, M.Pd.

LANDASAN HISTORIS
Zaman Sosialisme/Modern (abad 20) Zaman Globalisasi (Abad 21)
Pendidikan harus diabdikan pada tujuan2 sosial di Pendidikan ditantang untuk
masyarakat, bukan mengembangkan individu semata. mencipta tata-pendidikan yang
menghasilkan sumber daya
pemikir yang mampu
membangun tatanan ekonomi
Zaman Developmentalisme (abad 19) dan sosial berbasis
Pendidikan sebagai proses perkembangan PENGETAHUAN sebagai ciri
jiwa sehingga harus perhatikan aspek warga abad XXI.
psikologi siswa. Muncul liberalisme,
positivisme & individualisme di pendidikan

Zaman Rasionalisme (abad 18)


Pendidikan harus memberikan kebebasan manusia untuk
mengembangkan akal/rasio. Manusia membentuk pengetahuannya
sendiri bukan diwarisi. Muncul toeri Tabularasa dan Aufklarung

Zaman Realisme (abad 17)


Pendidikan diarahkan kepada pengamatan dan pemikiran
gejala alam secara nyata, bukan melalui buku klasik.
Sebagai abad kebangkitan ilmu pengetahuan

Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang


Masa Reformasi
•Sadar akan pentingnya perubahan
Sistem pendidikan
•Diberlakukan sistem desentralisasi
dalam pendidikan (kecuali PT)
•Pendidikan untuk menghasilkan
Masa Pembangunan sumber daya pemikir yang mampu
membangun tatanan ekonomi dan
•Semangat membangun perekonomian sosial berbasis PENGETAHUAN
namun mengesampingkan pendidikan sebagai ciri warga abad XXI.
•Terlalu berkiblat pada pendidikan barat •Kesadaran akan pentingnya
dan dipaksakan untuk diterapkan pendidikan karakter
•Membangun pendidikan hanya fisik
semata dan tidak ada kesinambungan
•Cenderung mengedepankan
pengetahuan umum, bukan skill dan
attitude
Masa Pra Kemerdekaan
• Zaman penjajahan portugis dibangun sekolah2 seminari
• Zaman VOC didirikan sekolah2 yang berkaitan dengan gereja
• Zaman penjajahan Belanda mulai didirikan beberapa sekolah (ELS, HBS, MULO) untuk anak2 Belanda
dan sekolah untuk pribumi (kelas 1, 2, sekolah desa, HIS dan AMS)
• 1922,Ki Hajar Dewantara mendirikan taman kebangsaan (Taman Siswa)
• 1926, Moh. Syafei mendirikan INS

Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang


Dengan landasan historis maka proses
penyelenggaraan pendidikan (luas) dan
pembelajaran (sempit) harus memperhatikan
aspek sejarah sebagai sarana untuk:
• Mempelajari sejarah bangsa yang utuh sebagai
bagian hidup bangsa
• Mempelajari peristiwa dan tonggak sejarah
guna mempertebal nasionalisme dan
memperkuat karakter bangsa
• Mempelajari peristiwa dan tonggak sejarah
guna menyiapkan anak didik menuju masa
yang lebih cerah
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
Wawan Krismanto, M.Pd.

LANDASAN SOSIOLOGIS
• Terdapat keterkaitan antara sistem pendidikan
dengan kecenderungan2 yang terjadi di dalam
masyarakat.
• Pendidikan melibatkan dua generasi yakni
generasi anak-anak dan orang dewasa.
Hubungan keduanya menghasilkan sistem
pendidikan.
• Bagi Durkheim, nilai2 moral adalah dasar dari
aturan/tatanan sosial (sosial order).
• Tugas dan tanggung jawab pendidikan
(sekolah) agar generasi anak2 memiliki hal tsb.
moral moral

moral moral

moral
• Pemikiran ED dikembangkan oleh Talcott
Persons yang kemudian berkembang menjadi
sebuah model “equilibrium” (keseimbangan)
• Prinsip utama sistem masyarakat akan
mencapai “equilibrium”:
– Integritas
– Stabilitas
– Konsensus
• Untuk mencapainya, pendidikan mengemban
fungsi:
– Sosialisasi
– Seleksi
Wawan Krismanto, M.Pd.

LANDASAN PSIKOLOGIS
Kondisi psikologis adalah kondisi karakteristik
psikofisik manusia sebagai individu, yang
dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku
dalam interaksinya dengan lingkungan.

Perilaku merupakan manifestasi dari ciri-ciri


kehidupan baik yang tampak maupun tidak
tampak  perilaku kognitif, afektif,
psikomotor
ANAK / SISWA

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Karakteristik perilaku / pola2 perkembangan
untuk menyesuaikan apa yang dididik dan
bagaimana cara mendidik
PENDIDIKAN

PSIKOLOGI BELAJAR

BERKEMBANG Perkembangan belajar melalui proses


peniruan, pengingatan, latihan,
OPTIMAL pembiasaan, pemahaman, penerapan,
pemecahan masalah
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi sampai dengan


dewasa (proses belajar dan pematangan) melalui interaksi dengan
lingkungan, meliputi :
– Kemampuan belajar melalui persepsi
– Mencapai pertimbangan berdasarkan pengalaman
– Berpikir imajinatif, kreatif, dan mencari sendiri

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam psikologi perkembangan :


– Siswa selalu berkembang (developing, changing, becoming, ongoing)
– Manusia merupakan mahluk unik, memiliki sejumlah kemampuan yang
terintegrasi menjadi sesuatu yang khas
– Perkembangan siswa dinamis, pada dasarnya manusia unpredictable
Tempo dan irama perkembangan tiap
aspek tidak selalu sama

PENDEKATAN PENDEKATAN PENDEKATAN


PENTAHAPAN DIFERENSIAL IPSATIF

Perkembangan Individu Pendekatan yang


individu berjalan dikelompokkan berusaha melihat
melalui tahap2 menjadi beberapa karakteristik
perkembangan kelompok yang individual dari
berbeda individu
J.J. Rousseau  4 tahap perkembangan
– Masa bayi (0 – 2 tahun) perkembangan fisik ;
binatang yang sehat
– Masa anak (2 – 12 tahun) perkembangan
sebagai manusia primitif
– Masa remaja awal (12 – 15 tahun) 
perkembangan intelektual dan nalar pesat
– Masa remaja (15 – 25 tahun) masa hidup
sebagai manusia beradab
G. Stanley Hall  perkembangan individu
merupakan rekapitulasi dari perkembangan
spesiesnya
4 tahap perkembangan
– Masa kanak (0 – 4 tahun) masa kehidupan
sebagai binatang melata & berjalan
– Masa anak (4 – 8 tahun) masa manusia pemburu
– Masa puber (8 – 12 tahun)  masa manusia belum
beradab
– Masa remaja (12/13 tahun - dewasa) masa manusia
beradab
J. Piaget  tahap-tahap perkembangan
berdasarkan kemampuan kognitif anak
4 tahap perkembangan
– Tahap sensorimotor, usia 0 – 2 tahun
– Tahap praoperasional, usia 2 – 4 tahun
– Tahap konkret operasional, usia 7 – 11 tahun
– Tahap formal operasional, usia 11 – 15 tahun
Lawrence Kohlberg  tahap perkembangan
moral
– Tahap Pra konvensi : menghindari hukuman –
mendapat ganjaran ; sebagai alat kepentingan
pribadi
– Tahap konvensi : berupaya menjadi orang baik ;
mengikuti peraturan / hukum formal
– Tahap pasca konvensi : menganut norma
berdasarkan persetujuan masyarakat ;
mengikuti kata hati
PSIKOLOGI BELAJAR
Studi tentang bagaimana individu belajar
Belajar diartikan terjadinya perubahan
perilaku ke arah positif melalui pengalaman.
Gagné  perubahan berkenaan
dengan kapabilitas individu
Hilgard & Bower  perubahan terjadi
karena interaksi dengan
lingkungan sebagai reaksi terhadap
siatuasi yang dihadapi
Morris L. Bigge  membagi ke dalam 3
rumpun teori belajar
1. TEORI DISIPLIN MENTAL DISIPLIN MENTAL THEISTIK
• Secara herediter anak Individu mempunyai daya mental(mengamati,
mempunyai potensi menanggap, mengingat, berpikir)
tertentu Belajar merupakan proses melatih daya2 tersebut
• Belajar merupakan
upaya mengembangkan
potensi2 tersebut DISIPLIN MENTAL HUMANISTIK
Menekankan keseluruhan aspek (pendidikan umum)

NATURALISME
Selain mempunyai potensi, anak memiliki kemauan dan
kemampuan untuk belajar & berkembang sendiri

APERSEPSI
Hasil belajar disimpan dan membentuk apersepsi untuk
belajar lebih lanjut
2. TEORI BEHAVIORISME TEORI S-R BOND (Thorndike)
• Anak tidak membawa Kehidupan tunduk pada hukum stimulus – respon
potensi apapun dari Belajar  upaya membentuk S-R sebanyaknya
lahirnya
• Perkembangan
ditentukan oleh faktor
yang berasal dari CONDITIONING (Guthrie)
lingkungan Belajar melalui S-R dibantu dengan kondisi tertentu
• Bersifat pasif (pada stimulus)

REINFORCEMENT (Skinner)
Belajar melalui S-R dibantu dengan kondisi tertentu
(melalui respon)
3. COGNITIVE GESTALT FIELD INSIGHT / GESTALT FIELD
Menekankan pada unity, Belaajr adalah proses mengembangkan pemahaman baru
wholeness, integrity Belajar merupakan perbuatan yang bertujuan, eksploratif,
(keterpaduan) imajinatif, kreatif
Bersifat aktif
GOAL INSIGHT
Belajar merupakan usaha untuk mengembangkan
pemahaman tingkat tinggi

COGNITIVE FIELD
Belajar merupakan proses interaksi (individu selalu
berada dalam life space, ada tujuan yang ingin dicapai
dan motif yang mendorong untuk mencapai tujuan dan
hambatan yang harus diatasi)
Dengan landasan psikologis maka proses penyelenggaraan
pendidikan (luas) dan pembelajaran (sempit) harus memperhatikan
aspek psikologis peserta didik terutama dalam menentukan:
• tujuan pembelajaran
• kurikulum
• Isi/muatan/materi pembelajaran
• Kesiapan peserta didik
• Metode dan strategi pembelajaran
• Media dan sarana pembelajaran lainnya
• Dll.
Sistem pendidikan dan pembelajaran yang berlandaskan psikologis
akan melahirkan suasana, situasi dan kondisi belajar yang sesuai
dengan perkembangan psikologis anak didik
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
Wawan Krismanto, M.Pd.

LANDASAN EKONOMI
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
Wawan Krismanto, M.Pd.

LANDASAN HUKUM
• Landasan hukum dapat diartikan peraturan
baku sebagai tempat terpijak atau titik
tolak dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan
pendidikan.
• Beberapa landasan hukum:
– UUD 1945
– UU No. 20Tahun 2003
– UU No. 14 Tahun 2005
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang

Anda mungkin juga menyukai