Anda di halaman 1dari 6

Nama Lukas Gilang Pamungkas

NPM 180424060
Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi
Kelas E
Hari/Tanggal Rabu, 30 September 2020
TUGAS RMK Chapter 2

Ethical Principles in Business

Pada pengantar bab ini menceritakan negara Afrika Selatan ketika tahun 1948, dimana pada
masa itu partai nasional yang didominasi oleh orang berkulit putih yang berjumlah sekitar 10%
dari total populasi memenangkan kendali atas pemerintahan Afrika Selatan dan memutuskan
bahwa hanya orang berkulit putih yang memiliki hak suara untuk pemerintah. Lalu 80%
dimana itu orang berkulit hitam dan berkulit campuran serta 10% sisanya adalah warga
keturunan India tidak diperkenankan untuk memberikan hak suaranya. Secara keseluruhan
warg kulit hitam dan campuran tidak memiliki kewenangan baik itu memberikan hak suara
hingga kebebasan menyampaikan pendapat dimuka umum. Pekerjaan orang berkulit hitam
juga dapat dikatakan terbatas, hanya ada di lingkungan rumah tangga, peternakan dan
pertanian. secara umum dapat dikatakan bahwa batas antara orang kulit hitam dan kulit putih
sangat terlihat jelas.

Hukum rasial yang sangat menindas ini membuat warga kulit hitam melakukan perlawanan
paksa, dimana mereka berdemonstrasi melawan rezim yang kian brutal. Demonstrasi yang
dilakukan oleh warga kulit hitam pun dibalas dengan pembunuhan, penangkapan dan
penindasan terhadap siapapun yang melawan pemerintah yang pada saat itu dipimpin oleh PM
Strijdom yang dikenal sebagai seorang rasis garis keras yang jujur dan suka berperang,
pemerintah bahkan secara kejam membunuh ratusan aktivis muda kulit hitam dan
memenjarakan ribuan lainnya. Diantara itu terdapat seorang aktivis energik bernama Nelson
Mandela, seorang putra dari kepala suku kulit hitam yang menginspirasi, karismatik, ulet dan
pemberani. Pada saat itu partai politik oposisi dilarang dan para pemimpinnya langsung
dipenjarakan. Kebijakan supermasi kulit putih ini tetap berlaku hingga pada tahun 1990an.

Pada saat itu terdapat sebuah perusahaan minyak Amerika bernama Caltex yang berlokasi di
Afrika Selatan. Caltex sudah berulang kali memperluas operasinya di Afrika Selatan dan
memberi Pemerintah Afrika Selatan akses yang lebih besar ke minyak yang dibutuhkannya.
Perekonomian negara pun menjadi mengandalkan minyak sebesar 25% dari kebutuhan
energinya dan pada waktu itu UU Afrika Selatan mengharuskan kilang menyisihkan sebagian
minyaknya untuk pemerintah. Selain itu, pajak perusahaan sebagian besar jatuh ke tangan
pemerintah apartheid.

Texaco dan Standar Oil merupakan pemegang saham utama dari Caltex menentang keras
operasi Caltex di Afrika Selatan. Pada tahun 1983, 1984, 1985 mereka memperkenalkan
resolusi pemegang saham yang mengharuskan Caltex memutuskan hubungan dengan
Pemerintah Afrika Selatan atau meninggalkan Afrika Selatan sama sekali. Seorang pemimpin
pemegang saham yang tidak setuju sebelumnya telah menyatakan mengapa Caltex dan

1|Page
perusahaan AS lainnya harus pergi dari Afrika Selatan yang pada intinya menyatakan kritikan
atas kendali pemerintah yang dilakukan pada saat itu. Manjemen Caltex bagaimanapun tidak
merasa harus berhenti menjual produk minyak bumi kepada pemerintah Afrika Selatan atau
meninggalkan Afrika Selatan. Caltex mengakui bahwa perusahaannya telah memberikan
sumber daya strategis bagi pemerintah Afrika Selatan dan pemerintah itu rasis. Namun
perusahaan mengklaim bahwa operasinya akhirnya membantu orang kulit hitam Afrika
Selatan, terutama pekerja kulit hitam perusahaan menjadi tanggung jawab khusus perusahaan.

Singkat cerita perdebatan tentang apakah Caltex harus tetap beroperasi di Afrika Selatan
selama rezim apartheid adalah debat moral. Perdebatan itu bukan tentang apa yang diharuskan
oleh hukum Afrika Selatan, persyaratan hukumnya jelas. Sebaliknya apakah undang-undang
apartheid dapat diterima secara moral dan apakah perusahaan harus membantu mendukung
pemerintah yang bertanggung jawab atas undang-undang tersebut. Pada faktanya mereka
mengajukan empat jenis standar moral. Faktanya mereka mengajukan empat jenis standar
moral: utilitarianisme, hak, keadilan dan kepedulian.

Argumen ini mengacu pada dua jenis prinsip moral yang berbeda:

Penilaian tentang Keadilan didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang mengidentifikasi


cara-cara adil untuk mendistribusi manfaat dan beban di antara anggota masyarakat.
Penilaian tentang Hak Asasi Manusia didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang
mendukung penghormatan terhadap kebebasan dan kesejahteraan masyarakat
Dan Penilaian tentang Pentingnya hubungan antarmanusia, dapat didasarkan pada apa
yang disebut ethic of care (etika kepedulian) merupakan etika yang menekankan pada
kepedulian terhadap kesejahteraan konkret orang-orang yang dekat dengan kita.

Argumen yang dikatakan oleh manajer Caltex juga menarik pertimbangan moral. Mereka
berpendapat bahwa jika perusahaan tetap tinggal di Afrika Selatan, maka karyawan yang
berkulit putih dan yang berkulit hitam, akan lebih baik karena perusahaan memberi mereka
manfaat ekonomi dan sosial yang memungkinkan mereka memiliki kehidupan yang lebih kaya
dan lebih memuaskan. Di sisi lain, apabila Caltex pergi, orang kulit hitam akan mengalami
penderitaan, karena mereka kehilangan banyak keuntungan ekonomi yang diberikan oleh
perusahaan. Dalam argumen ini apa yang dikatakan oleh manajer Caltex mengacu pada apa
yang disebut utilitarian standard of morality (standar moralitas utilitarian). Utilitarianisme
adalah pandangan moral bahwa dalam situasi apa pun tindakan yang benar adalah tindakan
yang akan memberi orang banyak manfaat sekaligus meminimalkan kerugian.

Pada pernyataan manajer Caltex soal “…pekerja kulit hitam perusahaan menjadi tanggung
jawab khusus perusahaan” menandakan bahwa pertimbangan tambahan ini terkait erat dengan
ethic of care (etika kepedulian) yang menekankan nilai hubungan antar manusia dan
kepedulian terhadap kesejahteraan mereka yang bergantung pada diri kita.

Terakhir yang tertanam dalam debat tersebut adalah referensi tentang kebajikan moral dan
kejahatan dari berbagai orang yang terlibat dalam perjuangan seputar apartheid. Mulai dari
Uskup Agung Tutu yang kepribadiannya berani, tanpa kekerasan, kemudian PM Strijdom yang
menggunakan kekerasan demi melindungi apartheid, dikenal sebagai seorang rasis tetapi tidak

2|Page
fleksibel dan menyukai perang. Sedangkan Nelson Mandela adalah seorang inspiratif, ulet dan
karismatik. Ciri-ciri karakter yang dikaitkan dengan orang-orang ini adalah contoh dari jenis
kebajikan (virtues) yang didorong dan sifat buruk dihilangkan oleh ethics of virtue (etika
kebajikan) yang berarti Etika yang didasarkan pada evaluasi karakter moral seseorang atau
kelompok.

Jenis pendekatan terhadap penilaian moral ini adalah jenis standar etika terpenting yang
dipelajari oleh filsuf moral meskipun terdapat pendekatan lain. Kasus Caltex di Afrika Selatan
menunjukan pendekatan yang umum dilakukan dan alami untuk mendiskusikan dan
memperdebatkan moralitas dari apa yang dilakukan.

I. Utilitarianisme: Menimbang Biaya dan Manfaat Sosial


Consequentalist approach
Utilitarian approach

Utilitarianisme merupakan istilah umum untuk pandangan bahwa tindakan dan


kebijakan harus dievaluasi berdasarkan manfaat dan biaya yang dihasilkannya bagi
setiap orang dalam masyarakat. Secara khusus utilitarianisme berpendapat bahwa
tindakan yang, jika dibandingkan dengan semua tindakan lain yang mungkin akan
menghasilkan keseimbangan manfaat terbesar di atas biaya bagi setiap orang yang
terkena dampak.

Utilitarianisme bukanklah teori keegoisan yang diperhitungkan: ini merupakan teori


yang mengatakan bahwa kita harus berusaha melakukan yang terbaik untuk masyarakat
dan bahwa kita melakukan yag terbaik untuk semua orang ketika kita memperhitungkan
semua manfaat dan kerugian yang dialami setiap orang akan menanggung akibat
tindakan dari kita.

Analisis bisnis berpendapat bahwa cara terbaik untuk mengevaluasi kepatutan etis dari
suatu bisnis adalah dengan mengandalkan analisis biaya manfaat utilitarian. Jalan yang
bertanggung jawab secara sosial untuk diambil bisnis adalah yang akan menghsilkan
yang terbesar. Manfaat bersih bagi masyarakat atau membebankan biaya bersih
terendah.

Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873) umumnya dianggap
sebagai pendiri utilitarianisme tradisional. Utilitarianisme mengasumsikan bahwa
setiap manfaat atau biaya yang dapat diukur pada skala kuantitatif umum dan kemudian
ditambahkan atau dikurangi satu sama yang lain.

Terdapat tiga kesalahan umum yang harus diperhatikan saat menggunakan


utilitarianisme:
 Kesalahpahaman pertama, ketika prinsip utilitarian mengatakan bahwa tindakan
yang benar untuk suatu peristiwa tertentu adalah tindakan yang menghasilkan
lebih banyak kegunaan daripada tindakan lain yang mungkin, itu tidak berarti
bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang menghasilkan kegunaan
paling banyak bagi orang yang melakukan tindakan tersebut. Sebaliknya suatu

3|Page
tindakan adalah benar jika menghasilkan kegunaan bagi semua orang yang
terpengaruh oleh tindakan tersebut,termasuk orang yang melakukan tindakan
tersebut.
 Kesalahpahaman yang kedua, berpikir bahwa prinsip utilitarian mengharuskan
kita untuk mempertimbangkan hanya konsekuensi langsung dan langsung dari
tindakan kita. Sebaliknya baik biaya dan manfaat langsung dan semua yang
dapat diperkirakan di masa depan dan manfaat yang diberikan oleh setiap
alternatif untuk setiap individu harus diperhitungkan, serta efek tidak langsung
yang signifikan.
 Kesalahan yang paling sering dilakukan dan harus diperhatikan adalah prinsip
utama utilitarian tidak mengatakan bahwa suatu tindakan adalah benar selama
manfaatnya sendiri lebih besar daripada biayanya sendiri. Sebaliknya
utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang
bermanfaat dan biaya gabungannya lebih besar daripada manfaat dan biaya
gabungan dari setiap tindakan lain yang dapat dilakukan oleh agen.

II. Hak dan Kewajiban (Rights and Duties)


Right atau Hak adalah fakta kepemilikan segala sesuatu yang harus didapatkan oleh
setiap individu atas sesuatu. Seseorang memiliki hak ketika orang itu berhak untuk
bertindak dengan cara tertentu atau berhak meminta orang lain bertindak dengan cara
tertentu terhadapnya. Sedangkan legal right atau hak hukum merupakan hak yang
dberasal dari sistem hukum yang mengizinkan atau memberdayakan orang tersebut
untuk bertindak dengan cara tertentu atau mengharuskan orang lain dengan cara tertentu
terhadap orang tersebut.

Moral rights (hak moral) atau human rights (hak asasi manusia) didasarkan pada
pada norma dan prinsip moral yang menetapkan bahwa semua manusia diizinkan atau
diberi wewenang untuk melakukan sesuatu untuk mereka. Hak moral tidak seperti hak
hukum, biasanya dianggap universal dan berlaku selagi masih hidup dibelahan dunia
manapun adalah hak yang dimiliki oleh semua manusia dari setiap bangsa pada tingkat
yang sama hanya karena menjadi manusia.

Tiga jenis Hak Moral:


 Hak Negatif  membutuhkan orang lain untuk meninggalkan kita sendiri.
 Hak Positif  membutuhkan orang lain untuk membantu kita.
 Kontraktual  hak menuntuk orang untuk menepati janji yang telah dibuat.

Hak dan kewajiban kontraktual dibuat secara perjanjian spesifik dan diberikan hanya
kepada pihak-pihak yang terlibat,selain itu memerlukan aturan yang dapat diterima
publik tentang apa yang merupakan perjanjian dan kewajiban apa yang diperlakukan
oleh perjanjian. Mendasari hak dan kewajiban khusus yang dibebankan dengan
menerima posisi atau peran dalam suatu lembaga atau organisasi. Mengharuskan pihak-
pihak untuk mengetahui apa yang mereka setujui, tidak ada representasi yang keliru,
tidak ada representasi yang keliru, tidak ada paksaan dan tidak ada persetujuan untuk
tindakan amoral.

4|Page
III. Keadilan dan Kewajaran (Justice and Fairness)
Keadilan terbagi menjadi tiga kategori:
 Keadilan Distributif, berkaitan dengan distribusi keuntungan dan beban
masyarakat secara adil.
 Keadilan Retributif, mengacu pada penerapan hukuman dan hukuman yang adil
bagi mereka yang melakukan kesalahan.
 Keadilan Kompenasi, menyangkut cara adil untuk memberi kompensasi kepada
orang atas apa yang mereka hilangkan ketika orang lain melakukan kesalahan
pada mereka. Kompensasi yang adil adalah kompensasi yang beberapa hal
sebanding dengan kerugian yang diderita oleh orang yang diberi kompensasi.

Egaliter berpendapat bahwa tidak ada perbedaan relevan di antara orang-orang yang
dapat membenarkan perlakuan yang tidak setara. Menurut egaliter: “ setiap orang harus
diberi bagian yang sama persis dari tunjangan dn beban masyarakat atau kelompok.”
Egaliter mendasarkan pandangan mereka pada proposisi bahwa semua manusia adalah
sama dalam beberapa hal mendasar dan bahwa barang harus dialokasikan untuk orang
dalam porsi yang sama.

Kapitalis berpendapat, keadilan mensyaratkan bahwa manfaat yang diterima orang


harus proporsional dengn nilai kontribusinya. Dalam pernyataan yang lebih sederhana
manfaat harus didistribusikan sesuai dengan nilai kontribusi yang diberikan individu
kepada masyarakat, tugas, kelompok atau pertukaran. Puritan Ethic mengatakan
bahwa pandangan setiap individu memiliki kewajiban religius untuk bekerja keras
dalam panggilannya (karir dimana Tuhan memanggil setiap individu). Work Ethic
merupakan pandangan yang menghargai upaya individu dan percaya bahwa kerja keras
memang dan harus mengarah pada kesuksesan.

Sosialis berpendapat “dari masing-masing menurut kemampuannya untuk masing-


masing kebutuhannya”. Maka prinsip sosialis dapat diartikan sebagai berikut: bahwa
beban kerja harus dibagikan sesuai kemampuan masyarakat dan manfaat harus
didistribusikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Prinsip sosialis ini pertama-tama
didasarkan pada gagasan bahwa orang menyadari potensi manusianya dengan
menggunkan kemmpuannya dalam pekerjaan yang produktif.

Libertarian berpendapat bahwa tidak ada cara tertentu dalam mendistribusikan barang
yang dapat dikatakan adil atau tidak adil terlepas dari pilihan bebas yang dibuat
individu. Setiap pembagian keuntungan dan beban hanya jika itu adalah hasil dari
individu yang secara bebas memilih untuk saling menukar barang yang sudah dimiliki
semua orang.

Justice as Fairness usulan Rawls dapat diparafrasekan dengan mengatakan bahwa


distribusi manfaat dan beban dalam masyarakat adalah adil jika:
 Setiap orang memiliki hak yang sama atas kebebasan dasar paling luas yang
sesuai dengan kebebasan serupa untuk semua.
 Ketimpangan sosial dan ekonomi diatur sedemikian rupa sehingga menjadi:
o Untuk kepentingan terbesar orang yang paling tidak beruntung dan

5|Page
o Melekat pada kantor dan posisi terbuka untuk semua dalam kondisi
kesetaraan kesempatan yang adil.

IV. Etika Kepedulian (The Ethics of Care)


Klaim etika tidak perlu tidak memihak, tidak seperti teori etika tradisional yang
menganggap etika harus tidak memihak menekankan menjaga dan memelihara
hubungan berharga yang konkret. Menekankan untuk menjaga dn memelihara
hubungan berharga yang konkret. Mengatakan kita harus memperhatikan mereka yang
bergantung dan terkait dengan kita. Dan berpendapat bahwa karena diri membutuhkan
hubungan yang penuh perhatian dengan orang lain, hubungan tersebut berharga dan
harus dibangun.

Peduli tidak terlepas dari kepedulian terhadap seseorang. Hubungan tidak berharga
ditandai jika adanya dominasi penindasan,bahaya, kebencian, kekerasan tidak hormat,
kekejaman, ketidakadilan atau eksploitasi. Tuntutan kepedulian dan keadilan dapat
menimbulkan konflik dan konflik semacam itu harus diselesaikan dengan cara tidak
mengkhianati komitmen sukarela kita kepada orang lain dan hubungan dengan mereka.

Ethic of Care merupakan sebuah etika yang membutuhkan kepedulian terhadap


kesejahteraan konkret orang-orang tertentu yang dengannya kita memiliki hubungan
dekat yang berharga, terutama yang bergantung pada kita. Communitarian ethic
merupakan etika yang memandang komunitas konkrit dan hubungan komunal memiliki
nilai fundamental yang harus dijaga dan dipertahankan.

Etika kepedulian menekankan dua tuntutan moral:


1. Kita masing-masing berada dalam jaringan hubungan dan harus memelihara
serta menjaga hubungan konkret dan berharga dengan orang-orang tertentu.
2. Kita masing-masing harus memberikan perhatian khusus kepada orang-orang
yang secara konkret terkait dengan kita, dengan memperhatikan kebutuhan
khusus, nilai, keinginan dan kesejahteraan konkret mereka seperti terlihat dari
perspektif pribadi mereka dan dengan menanggapi secara positif kebutuhan,
nilai, keinginan, dan kesejahteraan konkret ini, terutama yang rentan dan
bergantung pada kepedulian kita.

6|Page

Anda mungkin juga menyukai