Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN DAN TERAPI GIZI TERINTEGERASI

Logo RS
No. Dokumen No Revisi Halaman

Nomor Dokumen 01 1/3

Ditetapkan,
Direktur Rumah Sakit Umum
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dd/mm/yyyy
(SPO)
Nama direktur
NIP/NIK Direktur
Asuhan dan terapi gizi terintegerasi adalah pelayanan gizi yang
dimulai dari proses asesmen gizi, diagnosa gizi, intervensi gizi
PENGERTIAN meliputi perencanaan, penyediaan makanan,
penyuluhan/edukasi, dan konseling gizi, serta monitoring dan
evaluasi gizi secara rutin untuk pasien dengan resiko nutrisi.
Memberikan pelayanan gizi kepada pasien dengan resiko nutrisi
agar memperoleh asupan makanan yang sesuai dengan kondisi
TUJUAN
kesehatannya dalam upaya mempercepat proses penyembuhan,
mempertahankan dan meningkatkan status gizi.
Sesuai Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Nomor 138
KEBIJAKAN
Tahun 2018 Pelayanan Gizi.
PROSEDUR 1. Ahli Gizi melakukan asesmen gizi pasien setelah dilakukan
skrining awal oleh perawat dalam waktu 1 x 24 jam setelah
pasien masuk ruang rawat inap.
2. Ahli Gizi melakukan proses asuhan gizi pada pasien yang
berisiko malnutrisi, sudah mengalami malnutrisi dan atau
dalam kondisi khusus (kelainan metabolik, geriatrik,
hemodialisis, anak, luka bakar, kanker dengan kemoterapi,
dan sebagainya) dengan format ADIME.
3. Ahli Gizi melakukan asesmen gizi awal pasien meliputi
identitas pasien, kondisi fisik dan klinis pasien, status gizi
pasien melalui pengukuran antropometri (BB, TB/PB, LiLA),
riwayat makan pasien, dan hasil pemeriksaan biokimia yang
mendukung penyakit pasien.
4. Ahli Gizi menentukan diagnosa masalah gizi pasien dengan
menarik kesimpulan dari hasil asesmen awal.
5. Ahli Gizi berkolaborasi dengan dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) atau dokter jaga menentukan intervensi
yang akan diberikan dalam bentuk jenis diet makanan pasien
6. Ahli Gizi menentukan kebutuhan gizi menggunakan rumus :
- Dewasa
ASUHAN DAN TERAPI GIZI TERINTEGERASI

Logo RS
No. Dokumen No Revisi Halaman

Nomor Dokumen 01 2/3

BMR = 0.95 kkal x kg BBI x 24 jam


Energi = BMR x Faktor Aktifitas x Faktor Stres
Untuk pasien dengan kondisi koma, perhitungan energi
tidak memerlukan aktifitas
Protein = 15% dari kebutuhan energi
Lemak = 20% dari kebutuhan energi
Karbohidrat = 75% dari kebutuhan energi

- Anak
Perhitungan kebutuhan gizi anak ditentukan berdasarkan
usia dan jenis kelamin anak dalam AKG 2000
Energi = Koefisien faktor umur dan jenis kelamin x BBI
Protein = Koefisien faktor umur x BBI
Karbohidrat = 50% dari kebutuhan energi
Lemak cukup yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi
yang berasal dari protein dan lemak

- Ibu Hamil dan Menyusui


Diberikan penambahan energi sebesar 300 kkal (ibu hamil)
dan 500 kkal (ibu menyusui)

- Pasien dengan Kondisi Penyakit Khusus


Pasien DM
Energi = 25 kkal/ kg BBI (perempuan) dan 30 kkal/BBI (laki

laki)
Pasien dengan diit Rendah Protein
Protein rendah = 0.6 gr/kg BBI
Cairan dibatasi = ± 500 ml
Pasien dengan diit TKTP
Energi = 40 kkal/kg BBI
Protein = 2 gr/kg BBI
Pasien dengan diit Jantung dan Hati
Protein cukup = 0.8 gr/kg BBI
7. Ahli Gizi melakukan konseling gizi bagi pasien rawat inap
dengan bantuan leaflet sesuai penyakit dan kebutuhan gizi
pasien.
8. Ahli Gizi melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pemberian terapi gizi yang telah diberikan.
ASUHAN DAN TERAPI GIZI TERINTEGERASI

Logo RS
No. Dokumen No Revisi Halaman

Nomor Dokumen 01 3/3

9. Ahli Gizi mencatat perkembangan pasien pada formulir CPPT


dan formulir monitoring asupan makan pasien secara berkala.
1. Unit Rawat Inap
2. Unit Ruang Khusus
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat
4. Unit Rawat Jalan
5. Unit Gizi

Anda mungkin juga menyukai