Anda di halaman 1dari 13

Keefektifan Kombinasi Terapi...

(Siti Nurjanah)1

KEEFEKTIFAN KOMBINASI TERAPI PANAS DAN DINGIN DENGAN TERAPI


PANAS, TERAPI DINGIN TERHADAP CEDERA OTOT HAMSTRING

THE EFFECTIVENESS OF HEAT AND COLD THERAPY COMBINATION WITH HEAT


THERAPY, COLD THERAPY ON THE INJURIED HAMSTRING MUSCLES

Oleh : Siti Nurjanah


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi panas, terapi dingin, dan
kombinasi terapi panas dan dingin untuk mengurangi terjadinya cedera pada otot hamstring.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Pre Eksperimental dengan model experimen group
pretest-posttest. Terdapat tiga kelompok yang diberikan treatment berupa tes awal dan tes akhir
dengan penentuan diagnosa cedera otot hamstring tersebut menggunakan angket tanda peradangan.
Instrumen yang digunakan adalah Skala Numerik atau Numeric Rating Scale (NRS) yang memiliki
skor 0 sampai 10. Subjek dalam penelitian ini mahasiswa FIK UNY yang mengalami cedera otot
hamstring sebanyak 15 orang, 5 orang diberi perlakuan terapi panas, 5 orang diberikan terapi dingin,
dan 5 orang diberi terapi panas dan dingin. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif, uji normalitas dengan Kolmogrov-Smirov Test (p>0,05), Uji homogenitas dicari dengan uji
Levene test (p>0,05), dilanjutkan uji anova dengan menggunakan uji paired t test untuk mengetahui
efektifitas masing-masing varibel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,000<0,05 yang berarti kombinasi terapi panas dingin
efektif menangani cedera otot hamstring. Mean pada ketiga jenis terapi menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Hasil uji lanjutan menunjukkan bahwa terapi panas dingin (kombinasi) memiliki mean
yang lebih besar dibandingkan dengan terapi panas maupun terapi dingin. Mean terapi panas dingin
lebih besar 5 poin dibandingkan terapi panas, dan lebih besar 3,4 poin dibandingkan terapi dingin, dan
perbedaan antara terapi panas dan terapi dingin sebesar 1,6 poin. Hal ini berarti terapi kombinasi
panas dingin memiliki tingkat efektifitas yang lebih baik dalam menangani cedera otot hamstring
dibandingkan dengan terapi panas dan terapi dingin.

Kata kunci: terapi panas, terapi dingin, cedera otot hamstring

Abstract
This study aimed to determine the effect of heat therapy, cold therapy, and the combination of
heat and cold therapy to reduce the injury of hamstring muscle. This study uses Pre Experimental
method with a model of the pretest-posttest experimental group. There are three groups given the
treatment in the form of the initial test and final test with the determination of the hamstring muscle
injury diagnosis using a questionnaire of inflammatory markers. The instrument used was a Numeric
Scale or Numeric Rating Scale (NRS) which has a score of 0 to 10. The subjects in this study were
students of Physical Science Faculty of Yogyakarta State University who had hamstring muscle injury
of 15 people consisted of five students were treated with heat therapy, five students were treated with
cold therapy, and 5 students were given hot and cold therapy. Data analysis technique used was
descriptive analysis, test for normality with the Kolmogorov-Smirov Test (p> 0.05), Test homogeneity
according to Levene test (p> 0.05), followed by ANOVA test using a paired t test to determine the
effectiveness of each independent variable on the dependent variable. The results showed that the p
value of 0.000 <0.05, which means the combination of cold heat therapy effectively handle the
hamstring muscle injury. Mean on three types of therapy showed a significant difference. Results of
further tests showed that the cold heat therapy (combination) have a greater mean than the heat
therapy or cold therapy. The mean of cold-heat therapy had 5 points higher than heat therapy, and
3.4 points higher than the cold therapy, and the difference between heat therapy and cold therapy of
1.6 points. This means that the hot-cold combination therapy have a better level of effectiveness in
dealing with hamstring muscle injury compared with heat therapy and cold therapy.

Keywords: heat therapy, cold therapy, hamstring muscle injury


Keefektifan Kombinasi Terapi...(Siti Nurjanah)2

PENDAHULUAN herbal, terapi air, thermotherapy,


Cedera adalah kelainan yang terjadi coldtherapy, terapi latihan, terapi oksigen,
pada tubuh yang mengakibatkan timbulnya terapi pernafasan dan lain-lain (Ali Satya
nyeri, panas, merah, bengkak dan tidak Graha, 2009: 2). Penggunaan fisioterapi
dapat berfungsi baik pada otot, tendon, merupakan bagian menejemen penanganan
ligamen, persendian ataupun tulang akibat cedera olahraga. Beberapa jenis dan teknik
aktivitas gerak yang berlebihan atau fisioterapi seperti terapi panas
kecelakaan (Ali Satia Graha dan Bambang (thermotherapy) dan terapi dingin
Priyonoadi 2012: 29). Cedera yang timbul (coldtherapy) dapat dipergunakan untuk
sering kali terjadi ketika sedang mengatasi cedera. Novita (2010: 31)
melakukan aktifitas, baik aktifitas sehari- menyatakan bahwa terapi panas sering
hari maupun aktifitas dalam olahraga. digunakan pada fase kronis cedera. Cara
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 11) kerja terapi panas ini yaitu untuk
cedera olahraga adalah segala macam meningkatkan aktivitas molekuler (sel)
cedera yang timbul pada waktu latihan dengan metode pengaliran energi melalui
ataupun pada waktu pertandingan ataupun konduksi (pengaliran lewat medium
pada sesudah pertandingan. Sedangkan padat), konveksi (pengaliran lewat
Menurut Novita Intan Arofah (2010: 3), medium cair atau gas), konversi
“Cedera olahraga adalah cedera pada (pengubahan bentuk energi) dan radiasi
sistem integumen, otot dan rangka tubuh (pemancaran energi).
yang disebabkan oleh kegiatan olahraga”. Berbeda dengan panas, terapi dingin
Cedera pada otot hamstring sering atau kompres dingin berfungsi mengurangi
terjadi pada atlet, khususnya para atlet peradangan dengan cara mengerutkan atau
yang berpartisipasi dalam olahraga yang mengecilkan pembuluh darah. Meskipun
memerlukan sprint seperti lari, sepak bola sensasi dari kompres air es atau kompres
dan basket. Cedera otot hamstring yang kantung es akan menimbulkan rasa tidak
tertarik atau strain adalah sebuah cedera nyaman di awal, tetapi cara ini bisa
yang melibatkan satu atau lebih otot di meredam rasa nyeri seperti yang lakukan
bagian belakang dari paha (Purba, 2014: dalam penelitian oleh Phona (2014: 4)
38). Penanganan cedera otot hamstring menyatakan bahwa terapi dingin
dari yang ringan hingga berat dapat (coldherapy) dan terapi panas
dilakukan dengan pengobatan medis (thermotherapy) merupakan terapi yang
seperti operasi maupun dengan pengobatan biasa digunakan untuk menangani cedera
secara tradisional. Namun pada musculoskeletal terhadap rasa nyeri pada
kenyataannya penanganan tersebut masih pasien low back pain di RSU Pirngadi
menimbulkan masalah sehingga Medan. Tetapi belum dilakukan pada
pengobatan yang dilakukan belum mahasiswa olahraga yang mengalami
dilakukan dengan tuntas yang memicu gangguan cedera pada otot hamstring.
masalah tersebut timbul kembali (Agus Penanganan dan pencegahan kelelahan
dan Qorie, 2011: 5). serta cedera setelah latihan dan bertanding
Banyak cara yang dapat dilakukan juga dilakukan oleh dokter TIMNAS U-19
yaitu dengan fisioterapi dan terapi dr. Alfan Nur Ashar yang menggunakan
alternatif antara lain terapi masase, terapi terapi rendam air es secara rutin demi
Keefektifan Kombinasi Terapi...(Siti Nurjanah)3

menghindari cedera skuat Garuda Jaya Universitas Negeri Yogyakarta pada


(Fajar Rahman, 2013: 1). Namun, dari tanggal 11 April -11 Mei 2016.
metode terapi rendam air es belum
diketahui secara tes laboraturium tentang Populasi dan Sampel Penelitian
keefektifannya. Jadi dari permasalahan di Populasi dalam penelitian ini adalah
atas dapat diketahui banyak sekali metode mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan
yang dapat digunakan untuk pencegahan Universitas Negeri Yogyakarta. Sampel
serta perawatan atlet, salah satunya adalah dalam penelitian ini diambil dengan
terapi panas dengan terapi dingin. mengguanakan teknik purposive sampling.
Berdasarkan hasil pengamatan di Seperti yang diungkapkan oleh
lingkungan Fakultas Ilmu Keolahragaan Sugiyono (2011: 85) “Sampling purposive
Universitas Negeri Yogyakarta pada bulan adalah teknik penentuan sampel dengan
Oktober 2015 sebagai berikut: (1) Banyak pertimbangan tertentu”. Pertimbangan
mahasiswa yang mengalami cedera otot tersebut adalah mahasiswa Fakultas Ilmu
hamstring, (2) Banyak mahasiswa yang Keolahragaan Universitas Negeri
mengalami masalah kram dan nyeri otot Yogyakarta yang mengalami cedera otot
hamstring, (3) Banyak mahasiswa yang hamstring sebanyak 15 orang dengan usia
sering mengalami pegal-pegal pada otot 19-25 tahun dan diberikan terapi panas dan
hamstring, (4) Banyak mahasiswa yang terpi dingin setelah mengalami cedera.
mengalami kekakuan pada otot hamstring.
Maka, peneliti ingin meneliti secara Instrumen Penelitian dan Variabel
mendalam tentang “Keefektifan Penelitian
Kombinasi Terapi Panas dan Dingin Definisi operasional masing-masing
dengan Terapi Panas, Terapi Dingin variabel penelitian.
Terhadap Cedera Otot Hamstring”. 1. Terapi panas adalah bentuk terapi yang
Sehingga peneliti bisa mengetahui dan menggunakan media panas yang
menyampaikan informasi tentang didapat dari air yang telah direbus
penanganan yang baik secara prefentif terlebih dahulu kemudian memasukkan
(pencegahan) dan kuratif (pengobatan) alat hot pack dan didiamkan selama 4
untuk menambah wawasan pada menit kemudian langsung dilakukan
mahasiswa maupun peneliti yang kompres selama 10-15 menit pada otot
mengalami cedera otot hamstring. yang mengalami cedera hamstring.
2. Terapi dingin adalah terapi yang
METODE PENELITIAN menggunakan media dingin yang
Jenis Penelitian didapat dari alat cold pack yang
Penelitian ini menggunakan metode dimasukkan ke dalam freezer selama
penelitian Pre Eksperimental dengan satu jam untuk mendapatkan dingin
model experimen group pretest-posttest. yang maksimal. Setelah satu jam cold
pack dibekukan kemudian langsung
Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pengkompresan selama 10-
Penelitian ini dilaksanakan di 15 menit pada otot yang mengalami
laboraturium Fakultas Ilmu Keolahragaan cedera hamstring.
Keefektifan Kombinasi Terapi...(Siti Nurjanah)4

3. Terapi panas dingin yang dimaksud jenis treatment (variabel independen)


dalam penelitian ini adalah salah satu maka dilanjutkan dengan uji Post Hoc
terapi yang menggabungkan terapi untuk mengetahui efektifitas treatment
panas dan terapi dingin dengan teknik yang paling efektif dari ketiga treatment
menggunakan alat berupa hot pack yang ada.
atau cold pack dalam pengkompresan
selama 10-15 menit secara bergantian. HASIL PENELITIAN DAN
4. Cedera otot hamstring yang dimaksud PEMBAHASAN
dalam penelitian ini adalah cedera otot Data pretest derajat relaksasi otot
yang dapat mengakibatkan gangguan hamstring mahasiswa sebelum diberikan
pada otot paha belakang sehingga treatment dan data posttest derajat
dalam melakukan gerakan akan relaksasi otot hamstring mahasiswa
merasakan ketidaknyamanan dan sesudah diberikan treatment dipaparkan
menimbulkan nyeri akibat overloading sebagai dengan histogram perbandingan
(kelebihan beban) pada otot yang mean persepsi nyeri otot hamstring saat
terjadi pada mahasiswa setelah pretest dan posttest subjek penelitian
melakukan kuliah praktek olahraga. kelompok terapi panas, dingin dan
Instrumen yang digunakan dalam kombinasi secara lengkap disajikan pada
penelitian ini adalah tes dan pengukuran histogram berikut ini.
yaitu menggunakan alat untuk
mendapatkan hasil derajat relaksasi otot
yaitu Numeric Rating Scale (NRS) atau
Skala Numerik yang memiliki skor 1
sampai 10 setelah dilakukan
pengkompresan menggunakan hot pack
atau cold pack selama 10-15 menit pada
mahasiswa yang mengalami cedera otot
hamstring sebanyak 15 orang yang
mengalami cedera ringan. Gambar 1. Histogram Nilai Mean Pretest
dan Posttest Kelompok
Terapi Panas
Analisis Data
Berdasarkan histogram di atas terdapat
Dilakukan uji paired t test untuk
peningkatan rata-rata dari pretest ke
mengetahui efektifitas masing-masing
posttest sebesar 2,40 yang bermakna
varibel independen terhadap variabel
bahwa terdapat penurunan presepsi nyeri
dependen. Setelah diketahui efektifitas
otot hamstring pada subjek penelitian
masing-masing treatment, maka
setelah mendapatkan treatment berupa
dilanjutkan dengan uji Anova. Uji Anova
terapi panas.
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
Perbandingan mean persepsi nyeri otot
perbedaan keefektifan kombinasi terapi
hamstring saat pretest dan posttest subjek
panas dan dingin, terapi panas, dan terapi
penelitian kelompok terapi dingin, secara
dingin untuk menangani cedera otot
lengkap disajikan pada histogram berikut
hamstring. Apabila terdapat perbedaan
ini.
mean atau perbedaan pengaruh dari ketiga
Keefektifan Kombinasi Terapi...(Siti Nurjanah)5

Uji Normalitas
Hasil perhitungan uji normalitas data
secara ringkas dapat dilihat dalam tabel 12
berikut ini.

Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Normalitas


Data

Gambar 2. Histogram Nilai Mean Pretest


dan Posttest Kelompok
Terapi Dingin.
Berdasarkan histogram di atas terdapat
peningkatan rata-rata dari pretest ke
Berdasarkan tabel hasil uji normalitas
posttest sebesar 4 poin yang bermakna
data di atas, diketahui bahwa keseluruhan
bahwa terdapat penurunan presepsi nyeri
p value pada semua variabel pada saat
otot hamstring pada subjek penelitian
pretest maupun posttest menunjukkan
setelah mendapatkan treatment berupa
>0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada
terapi dingin.
perbedaan frekuensi observasi (hasil)
Perbandingan mean persepsi nyeri otot
dengan frekuensi harapan normal, berarti
hamstring saat pretest dan posttest subjek
semua data pada penelitian ini
penelitian kelompok kombinasi terapi
berdistribusi normal.
panas dan dingin, secara lengkap disajikan
pada histogram berikut ini.
Uji Homogenitas
Hasil uji homogenitas secara ringkas
dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini.

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji


Homogenitas

Gambar 3. Histogram Nilai Mean Pretest


dan Posttest Kelompok
Kombinasi Terapi Panas Hasil uji homogenitas menunjukkan
dan Dingin. bahwa seluruh data pretest maupun
Berdasarkan histogram di atas terdapat posttest pada setiap variabelnya hasil p
peningkatan rata-rata dari pretest ke value > 0,05, berarti data pretest dan
posttest sebesar 7,40 yang bermakna posttest kelompok terapi panas, terapi
bahwa terdapat penurunan presepsi nyeri dingin, kombinasi terapi panas dingin
otot Hamstring pada subjek penelitian bersifat homogen. Kedua kelompok
setelah mendapatkan treatment kombinasi bersifat homogen sehingga memenuhi
terapi panas dan dingin. syarat untuk dilakukan uji t.
Keefektifan Kombinasi Terapi...(Siti Nurjanah)6

Uji Hipotesis Dari tabel di atas, diketahui bahwa


1. Hipotesis I: Terapi Panas Efektif nilai p (sig.) sebesar 0,000. Ternyata
Menangani Cedera Otot Hamstring p(0,000)<0,05; dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima; sehingga dapat
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Paired t test disimpulkan terapi panas dingin efektif
Kelompok Terapi Panas menangani cedera otot hamstring pada
mahasiswa.

4. Hipotesis IV: Terdapat Perbedaan


Dari tabel di atas, diketahui bahwa Efektifitas pada Terapi Panas,
Terapi Dingin, dan Terapi Panas
nilai p (sig.) sebesar 0,009. Ternyata
Dingin Menangani Cedera Otot
p(0,009)<0,05; dengan demikian Ho Hamstring
ditolak dan Ha diterima; sehingga dapat
disimpulkan terapi panas efektif Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Anova
menangani cedera otot hamstring pada
mahasiswa.
Dari tabel di atas, diketahui bahwa
2. Hipotesis II: Terapi Dingin Efektif
nilai p (sig.) sebesar 0,000. Ternyata
Menangani Cedera Otot Hamstring
p(0,000)>0,05; dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima; dapat
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Paired t test
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
Kelompok Terapi Dingin
mean yang signifikan antara terapi panas,
terapi dingin, dan terapi panas dingin
dalam menangani cedera otot hamstring
pada mahasiswa, sehingga uji lanjutan
Dari tabel di atas, diketahui bahwa
(post hoc) perlu dilakukan.
nilai p (sig.) sebesar 0,001. Ternyata
Setelah teruji terdapat perbedaan
p(0,001)<0,05; dengan demikian Ho
efektivitas yang signifikan antara ketiga
ditolak dan Ha diterima; sehingga dapat
jenis treatment. Selanjutnya untuk
disimpulkan terapi dingin efektif
mengetahui jenis terapi yang memberikan
menangani cedera otot hamstring pada
pengaruh yang paling efektif dibandingkan
mahasiswa.
dengan jenis terapi lain, maka perlu
dilakukan uji lanjut dengan menggunakan
3. Hipotesis III: Terapi Panas Dingin
uji post hoc. Berikut hasil uji lanjut dapat
Efektif Menangani Cedera Otot
dilihat pada tabel di bawah ini:
Hamstring

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Paired t test


Kelompok Kombinasi Terapi
Panas dan Dingin
Keefektifan Kombinasi Terapi...(Siti Nurjanah)7

Tabel 7. Ringkasan Hasil Analisis Uji memuat nol (o) serta bernilai positif (+)
Lanjut Setelah Analisis Varian maka, hal ini berarti terapi dingin efektif
dengan Uji Post Hoc menangani penyembuhan cedera otot
hamstring.

Efektifitas Kombinasi Terapi Panas


Dingin Dalam Menangani Cedera Otot
Hamstring
Karena hasil perhitungan signifikan
terapi panas dingin dengan terapi panas
menunjukan angka lebih kecil dari 0,05
Berdasarkan tabel perhitungan uji (0,000 < 0,05), maka terdapat perbedaan
lanjutan diatas, dapat dilihat dari nilai p yang signifikan antara terapi panas dingin
signifikan (Sig.) yang memenuhi syarat dengan terapi panas terhadap pemulihan
yakni lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), cedera otot hamstring, karena hasil
berikut penjelasan detail efektifitas Cofidence Internal for Difference tidak
masing-masing treatment. memuat nol (o) serta bernilai positif (+)
maka terapi panas dingin memberikan
Efektifitas Terapi Panas Dalam kontribusi lebih besar terhadap pemulihan
Menangani Cedera Otot Hamstring
cedera otot hamstring.
Karena hasil perhitungan signifikan
terapi panas dengan terapi panas dingin
Pembahasan Hasil Penelitian
menunjukan angka lebih kecil dari 0,05
Cedera merupakan rusaknya jaringan
(0,000 < 0,05), maka terdapat perbedaan
yang disebabkan adanya kesalahan teknis,
yang signifikan antara terapi panas dengan
benturan atau aktivitas fisik yang melebihi
terapi panas dingin terhadap pemulihan
batas beban latihan, sehingga dapat
cedera otot hamstring, karena hasil
menimbulkan rasa sakit atau nyeri akibat
Cofidence Internal for Difference tidak
dari kelebihan latihan. Menurut Ali dan
memuat nol (o) serta bernilai negatif (-)
Bambang (2012: 29) cedera dapat
maka terapi panas memberikan kontribusi
menimbulkan kelainan pada tubuh seperti
lebih besar terhadap pemulihan cedera otot
rasa nyeri, panas, merah pada kulit,
hamstring.
bengkak, dan otot, tendon, ligamen,
persendian tidak dapat berfungsi baik pada
Efektifitas Terapi Dingin Dalam
otot.
Menangani Cedera Otot Hamstring
Cedera dapat terjadi kapan pun dan di
mana pun termasuk pada saat olahraga.
Karena hasil perhitungan signifikan
Menurut Arofah (2010: 3) cedera olahraga
terapi dingin dengan terapi panas
adalah cedera pada sistem integumen, otot
menunjukan angka lebih kecil dari 0,05
dan rangka tubuh yang disebabkan oleh
(0,019 < 0,05), maka terdapat perbedaan
kegiatan olahraga. Cedera pada otot
yang signifikan antara terapi dingin
hamstring sering terjadi pada atlet,
dengan terapi panas terhadap pemulihan
khususnya para atlet yang berpartisipasi
cedera otot hamstring, karena hasil
dalam olahraga yang memerlukan sprint
Cofidence Internal for Difference tidak
Keefektifan Kombinasi Terapi...(Siti Nurjanah)8

seperti lari, sepak bola dan basket. Salah Nyeri diartikan berbeda-beda antara
satu jenis cedera yang sering terjadi pada individu, bergantung pada persepsinya.
atlet adalah cedera otot hamstring. Cedera Walaupun demikian, ada satu kesamaan
otot hamstring yang tertarik atau strain mengenai persepsi nyeri. Secara sederhana
adalah sebuah cedera yang melibatkan satu nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi
atau lebih otot di bagian belakang dari yang tidak menyenangkan baik secara
paha (Purba, 2014: 38). Penanganan sensori maupun emosional yang
cedera otot hamstring dari yang ringan berhubungan dengan adanya suatu
hingga berat dapat dilakukan dengan kerusakan jaringan atau faktor lain,
pengobatan medis seperti operasi maupun sehingga individu merasa tersiksa,
dengan pengobatan secara tradisional. menderita yang akhirnya akan
Namun pada kenyataannya penanganan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis
tersebut masih menimbulkan masalah dan lain-lain. (Asmadi 2008, h. 145).
seperti nyeri, sehingga pengobatan yang
dilakukan belum dilakukan dengan tuntas Terapi Panas terhadap Cedera
yang memicu masalah tersebut timbul Hamstring
kembali (Agus dan Qorie, 2011: 5). Berdasarkan hasil penelitian terapi
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian panas yang di dapat dari hasil analisis uji
yang telah dipaparkan diatas, maka paired t test menunjukkan bahwa nilai p
penjelasan dari masing-masing terapi value sebesar 0,009<0,05 yang berarti
terhadap cedera otot hamstring adalah terapi panas efektif menangani cedera otot
sebgai berikut: hamstring. Menurut Nedler at al, dalam
laporan penelitian yang berjudul “The
Nyeri Physiologic Basis and Clinical
Nyeri terjadi apabila terdapat adanya Applications of Cryotherapy and
rangsangan mekanikal, termal atau Thermotherapy for the Pain Practitioner”
kimiawi yang melewati ambang rangsang menyatakan bahwa Terapi panas ini
tertentu. Rangsangan ini terdeteksi oleh disampaikan oleh tiga mekanisme:
nosiseptor yang merupakan ujung-ujung konduksi, konveksi, dan konversi.
saraf bebas. Rangsangan akan dibawa Peningkatan aliran darah memfasilitasi
sebagai impuls saraf melalui serabut A penyembuhan jaringan dengan
delta yang bermielin, berkecepatan hantar menyediakan protein, nutrisi, dan oksigen
yang cepat dan bertanggung jawab di lokasi cedera. Peningkatan 1ºC suhu
terhadap nyeri yang cepat, tajam, jaringan dikaitkan dengan 10% sampai
terlokalisasi serta serabut C yang tidak 15% peningkatan metabolisme jaringan
bermielin berkecepatan hantar saraf lambat lokal. Peningkatan metabolisme ini
dan bertanggung jawab atas nyeri yang membantu proses penyembuhan dengan
tumpul dan tidak terlokalisasi dengan jelas meningkatkan reaksi kedua katabolik dan
(Moeliono, 2008: 2). Faktor-faktor yang anabolik yang diperlukan untuk
berkaitan dengan timbulnya nyeri ini menurunkan dan menghapus metabolisme
adalah kondisi-kondisi yang menimbulkan oleh produk dari kerusakan jaringan dan
cedera baik biologis, kimia, fisik ataupun menyediakan tempat untuk perbaikan
psikologis (Asmadi 2008, h. 146). jaringan.
Keefektifan Kombinasi Terapi...(Siti Nurjanah)9

Menurut Arofah (2010: 31) panas pada metabolisme, berkurangnya level pH,
fisioterapi digunakan untuk meningkatkan meningkatnya permeabilitas kapiler,
aliran darah kulit dengan jalan melebarkan pelepasan histamin dan bradikinin yang
pembuluh darah yang dapat meningkatkan mengakibatkan vasodilatasi sehingga
suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. terapi panas dapat membantu menangani
Panas juga meningkatkan elastisitas otot penyembuhan cedera otot hamstring.
sehingga mengurangi kekakuan otot. Scott
F. Nadler, et al. (2004: 398) Terapi Dingin terhadap Cedera
mengungkapkan bahwa terapi panas Hamstring
dengan suhu rendah secara terus menerus Berdasarkan hasil analisis data
langsung di kulit terbukti lebih aman dan kelompok terapi dingin didapatkan tingkat
lebih efektif untuk penanganan cedera signifikasi sebesar 0,001. Hal ini berarti
musculuskeletal, cedera tulang belakang terapi dingin efektif menangani
akut, dan nyeri menstruasi. penyembuhan cedera otot hamstring. Hasil
Secara fisiologis setelah panas penelitian ini diperkuat dengan hasil
terabsorbsi pada jaringan tubuh, panas penelitian pada Jurnal Health Care (2001)
akan disebarkan ke daerah sekitar. Efek yang mengungkapkan bahwa terapi dingin
terapetik thermotherapy antara lain dapat mengurangi bengkak dan nyeri.
meliputi: meningkatkan elastisitas jaringan Menurut Calder (1996) kontras teknik air
kolagen, mengurangi kekakuan sensdi, panas-dingin diduga mempercepat
mengurangi nyeri, mengurangi ketegangan pemulihan dengan meningkatkan sirkulasi
otot, mengurangi edema/pembengkakan perifer dengan mengeluarkan kotoran
pada fase kronis dan meningkatkan aliran metabolisme dan merangsang sistem saraf
darah (Arofah, 2010: 31-32). Panas dapat pusat. Calder (2001) menyatakan lebih
meningkatkan elastisitas jaringan kolagen lanjut bahwa kontras panas-dingin
dengan jalan meningkatkan aliran meningkatkan asam laktat, mengurangi
viskositas matrik dan serat kolagen. edema pasca latihan dan meningkatkan
Peningkatan elastisitas jaringan dapat aliran darah ke otot yang kelelahan.
ditingkatkan dengan kombinasi latihan Penggunaan modalitas terapi yang dapat
penguluran. Sebagai contoh: fibrosis otot menyerap suhu jaringan pada terapi dingin
dapat diperbaiki dengan kombinasi terapi sehingga terjadi penurunan suhu jaringan
panas dan latihan penguluran. Panas dapat melewati mekanisme konduksi. Efek
mengurangi nyeri lewat mekanisme gate pendinginan yang terjadi tergantung jenis
control dimana sensasi panas yang aplikasi terapi dingin, lama terapi dan
diteruskan lewat serabut C mengaburkan konduktivitas.
persepsi nyeri yang diteruskan oleh serabut Menurut Bleakley et al., (2004: 251)
AΔ atau melalui peningkatan sekresi pada dasarnya agar terapi dapat efektif,
endorphin. Kekakuan otot yang lokal cedera harus dapat diturunkan
disebabkan oleh ischemia dapat diperbaiki suhunya dalam jangka waktu yang
dengan jalan meningkatkan aliran darah mencukupi. Inti dari terapi dingin adalah
pada area radang. Panas pada fase kronis menyerap kalori area lokal cedera
bekerja melalui beberapa mekanisme sehingga terjadi penurunan suhu. Menurut
yakni: meningkatnya suhu, meningkatnya Scott F. Nadler, et al. (2004: 397) terapi
Keefektifan Kombinasi Terapi...(Siti Nurjanah)10

dingin dapat memperlambat aliran darah Sirkulasi terapi panas yang meningkat
akibat adanya vasokontriksi, dan pada daerah alat pelepas jaringan yang
mengembalikan kerja metabolisme rusak dapat memperbaiki cedera pada
jaringan otot, penyebaran O2, mengurangi tubuh tersebut. Hal ini membantu
inflamasi dan kejang otot. Selain itu, terapi mengurangi kekakuan didaerah terjadinya
dingin dapat menurunkan suhu di kulit dan cedera. Penjelasan tersebut menunjukkan
jaringan bawah kulit hingga 2-4 cm, bahwa kombinasi terapi panas dan dingin
mengurangi kerja nociceptors. Penurunan dapat menangani penyembuhan cedera
suhu jaringan diduga merangsang reseptor otot.
kulit dan menyebabkan serat-serat Menurut Nadler et al dalam jurnalnya
simpatik untuk vasokontriksi yang bisa “Pain Physician” mengungkapkan bahwa
mengurangi pembengkakan dan beberapa manfaat yang diberikan oleh
peradangan dengan cara memperlambat terapi panas topikal adalah dapat menjadi
metabolisme dan produksi metabolit mediasi secara langsung di otak. penelitian
sehingga membatasi tingkat cedera mengenai gambaran fungsional otak telah
(Enwemeka et al., 2002). Pada fase akut, mengungkapkan efek sentral pemanasan
efek fisiologis terapi dingin berupa kulit non-berbahaya dengan peningkatan
vasokontriksi arteriola dan venula, aktivasi thalamus dan posterior insula dari
penurunan kepekaan akhiran saraf bebas otak. Selain itu, stimulasi taktil berbahaya
dan penurunan tingkat metabolisme sel. dari kulit mengaktifkan thalamus dan
Sehingga mengakibatkan penurunan wilayah dari korteks serebral. Efek
kebutuhan oksigen sel. Secara keseluruhan langsung pada otak adalah dapat
proses tadi dapat mengurangi proses mengurangi sensasi rasa sakit di otak. Hal
pembengkakan, mengurangi nyeri, serupa juga diungkapkan dalam buku
mengurangi spasme otot, dan resiko “Electrophisical Agents” bahwa efek
kematian sel. fisiologis dari terapi yang dihasilkan dari
paket panas. Pertama, efek pemanasan
Terapi Kombinasi Panas dan Dingin menyebabkan vasodilatasi, yang pada
terhadap Cedera Hamstring gilirannya meningkatkan aliran darah
Kombinasi terapi panas dan dingin metabolisme dari sel di sisi yang luka,
dapat menjadi strategi pereda nyeri yang sehingga memfasilitasi penyembuhan
efektif pada beberapa keadaan namun jaringan lunak. Kedua, pemanasan
keefektifan dan mekanisme kerjanya merangsang thermoreceptors, yang
memerlukan studi lebih lanjut. Diduga termasuk: sensasi termal yang kuat dengan
bahwa terapi es dan panas bekerja dengan efek counterirritant pada rasa sakit,
menstimulasi reseptor tidak nyeri (non- sehingga menurunkan rasa sakit itu.
nosiseptor) dalam bidang reseptor yang Ketiga, paket panas diduga untuk
sama seperti pada cedera. Kombinasi meningkatkan elastisitas jaringan lunak
terapi dingin dan panas dapat dilakukan dan mengurangi viskositas sendi, sehingga
dengan cara Saat penghentian proses meningkatkan jangkauan gerak sendi
peradangan melalui RICE (Rest, Ice, (ROM).
Compres, Elevation), pengobatan perlu Berdasarkan jurnal yang diterbitkan
diubah dengan bentuk terapi panas. oleh ELSEVIER yang berjudul “Physical
Keefektifan Kombinasi Terapi...(Siti Nurjanah)11

Therapy in Sport” mengungkapkan bahwa ini berarti terapi kombinasi panas dingin
dalam terapi dingin Penurunan suhu memiliki tingkat efektifitas yang lebih baik
jaringan diduga merangsang reseptor kulit dalam menangani cedera otot hamstring
dan menyebabkan serat-serat simpatik dibandingkan dengan terapi panas dan
untuk vasokontriksi yang bisa mengurangi terapi dingin.
pembengkakan dan peradangan dengan Berdasarkan paparan diatas
cara memperlambat metabolisme dan menunjukan bahwa selain terapi panas
produksi metabolit sehingga membatasi berfungsi untuk meningkatkan suhu
tingkat cedera (Enwemeka et al., 2002). jaringan pada otot, meningkatkan aliran
Jaringan dapat tetap dingin hingga empat darah pada kulit dengan cara melebarkan
jam dari paket es atau perendaman air pembuluh darah yang dapat meningkatkan
dingin (Beltisky et al, 1987;. Hocutt et al, suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan,
1982;. McMaster et al, 1979). Mekanisme meningkatkan metabolisme, meningkatkan
proses ini masih tetap tidak jelas. elastisitas otot sehingga mengurangi
Enwemeka et al. (2002) menemukan kekakuan pada otot. Penanganan yang
bahwa pengobatan paket dingin hingga 20 dialnjutkan dengan terapi dingin akan
menit secara signifikan menurun Super fi semakin memaksimalkan kesembuhan
suhu jaringan resmi oleh menumpulkan cedera otot hamstring yang dialami oleh
dan mengurangi sensasi nyeri. Mereka mahasiswa FIK UNY. Terapi dingin akan
menyimpulkan bahwa pengobatan paket membantu menyempurnakan terapi panas
membatasi jumlah pembengkakan di yang telah dilakukan sebelumnya yaitu
cedera akut dengan memperlambat tingkat dalam membantu mengurangi proses
metabolisme dengan shunting kurang pembengkakan, mengurangi nyeri,
darah ke daerah jaringan yang dingin. mengurangi spasme otot, dan mengurangi
Hasil analisis uji data kelompok terapi resiko kematian sel sehingga
panas dingin menunjukkan bahwa nilai p penyembuhan cedera otot hamstring
value sebesar 0,000<0,05 yang berarti menjadi lebih maksimal.
kombinasi terapi panas dingin efektif
menangani cedera otot hamstring. Selain
hasil uji data tersebut, berdasarkan tabel KESIMPULAN DAN SARAN
hasil perhitungan uji lanjutan pada tanda Kesimpulan
asterisk (*) menunjukkan pasangan- Berdasarkan hasil penelitian dan
pasangan yang memiliki perbedaan mean pembahasan yang disajikan pada bab
(rata-rata) secara nyata (signifikan). Mean terdahulu, maka terdapat beberapa
pada ketiga jenis terapi menunjukkan kesimpulan di antaranya:
perbedaan yang signifikan. Hasil uji 1. Terapi panas efektif menangani
lanjutan menunjukkan bahwa terapi panas penyembuhan cedera otot hamstring
dingin (kombinasi) memiliki mean yang pada mahasiswa FIK UNY.
lebih besar dibandingkan dengan terapi 2. Terapi dingin efektif menangani
panas maupun terapi dingin. Mean terapi penyembuhan cedera otot hamstrin
panas dingin lebih besar 5 poin pada mahasiswa FIK UNY.
dibandingkan terapi panas, dan lebih besar
3,4 poin dibandingkan terapi dingin. Hal
Keefektifan Kombinasi Terapi...(Siti Nurjanah)12

3. Kombinasi terapi panas dingin efektif Anggota Tubuh bagian Bawah.


menangani penyembuhan cedera otot Yogyakarta: Digibooks.
hamstring pada mahasiswa FIK UNY. Arovah, N. I. (2010). Dasar-dasar
4. Terdapat perbedaan efektifitas yang Fisioterapi pada Cedera Olahraga.
signifikan antara terapi panas, terapi Yogyakarta: UNY
dingin, dan kombinasi terapi panas
Arovah, N. I. Terapi Dingin (Cold
dingin dalam menangani penyembuhan
Therapy) dalam Penanganan Cedera
cedera otot hamstring. Terapi Olahraga. Yogyakarta: FIK UNY.
kombinasi panas dingin terbukti lebih
efektif dalam menangani penyembuhan Asmadi. (2008). Teknik Prosedural
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
cedera otot hamstring pada mahasiswa
Pasien. Jakarta: Salemba Medika
FIK UNY dibandingkan terapi panas https://books.google.co.id diunduh
dan terapi dingin. pada hari minggu, 20 Maret 2016
Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di Bleakley, C., S. McDonough and D.
atas, terdapat beberapa saran yang dapat MacAuley (2004). The use of icein
disampaikan. the treatment of acute soft-tissue
injury. The American journal of
1. Disarankan kepada atlet yang
sports
mengalami cedera otot untuk
menggunakan jenis terapi yang tepat Enwemeka, C.S., Allen, C., Avila, Bina, J.,
dan sesuai dengan cedera yang Konrade, J. and Munns, S. (2002).
dideritanya. Soft Tissue Thermodynamics before,
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan during and after cold pack therapy.
Medicine and Science in Sports and
referensi dalam hal penanganan cedera
Exercise. 34 (1): 45-50
otot hamstring.
Fajar Rahman. “Timnas U-19 Rutin Terapi
Air Es”. Bola.net, diakses dari
DAFTAR PUSTAKA http://www.googleweblight.com
pada tanggal 10 Oktober 2013 hal.1
Agus S.W., dan Qorie F.J. (2011). Hardianto Wibowo. (1995). Pencegahan
Muscular Injury. Kepaniteraan dan Penatalaksanaan Cidera
Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Olahraga. Jakarta: Penerbit Buku
Pusat Angkatan Udara Dr.Esnawan Kedokteran.
Antariksa. Referat. Jakarta:
Universitas Trisakti Nedler at al., (2004). The Physiologic
Basis and Clinical Applications of
Agustine, S. D. (2015). Identifikasi Kasus- Cryotherapy and Thermotherapy for
Kasus Cedera Pada Pasien Putri the Pain Practitioner. Pain
Yang Mendapat Penanganan Terapi Physician, Vol. 7, No. 3, 2004. ISSN
Masase Di Physical Therapy Clinic. 1533-3159
Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY
Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi. Phona, C. D. (2014). Pengaruh Terapi
(2012). Terapi Masase Frirage: Panas, Dingin, Dan Panas-Dingin
Penatalaksanaan Cedera pada Terhadap Intensitas Nyeri Pada
Pasien Low Back Pain (Lbp) Di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Keefektifan Kombinasi Terapi...(Siti Nurjanah)13

Pirngadi Medan. Medan: Universitas


Sumatra Utara.
Purba, A., (2014). Penerapan Faal
Olahraga untuk Prestasi Atlet,
Asupan Gizi Atlet, Penatalaksanaan
Cedera Olahraga. Bekasi: Pekan
Olahraga Daerah-XII Provinsi Jawa
Barat.

Purwoto, Agus. (2007). Panduan


Laboraturium Statistik Inferensial.
Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia. (books.google.co.id
diunduh pada tanggal 3 April 2016)
Scoot F. Nadler, DO, FACSM., Kurt
Weingand, Ph.D., DUM., and Roger
Kruse, MD. (2004). “The
Physiologic Basic and Clinical
Application of Cryotherapy and
Thermotherapy for the Pain
Practitioner”. Pain Physician, Vol.7,
No.3. hal. 395-399, 2004. ISSN
1533-3159.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai