Anda di halaman 1dari 18

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH

DI TEMPAT WISATA TUGU PENSIL KOTA TANJUNGPINANG

DISUSUN OLEH :
RIZKINA FITRI
PO 7233318 637
3A SANITASI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG
PRODI D III SANITASI
TA 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan ke hadirat Allah SWT atas karunia-Nya


sehingga makalah tentang “Gambaran Pengelolaan Limbah Di Tempat Wisata
Tugu Pensil Kota Tanjungpinang ” ini dapat penulis selesaikan. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas dalam melengkapi bahan materi untuk mata
kuliah Sanitasi Transportasi Pariwisata dan Matra.
Makalah ini berisi tentang bagaimana gamabaran pengelolaan di tempat
wisata khususnya di Tugu pensil Kota Tanjungpinang. Semoga ulasan yang kami
paparkan bisa menambah wawasan sehingga memperjelas pembahasan materi.
Penulis mengambil sumber dari buku buku, internet, secara langsung dan lain-
lain.
Dengan tersusunnya makalah ini kami harap dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Gina Dwi
Nur Kusuma selaku intruktur praktikkum mata kuliah Sanitasi Transportasi
Pariwisata Matra atas bimbingannya selama ini dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan serta saran demi terselesaikannya makalah ini. Makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik yang membangun akan sangat
membantu kami dalam memperbaiki makalah selanjutnya.

Tanjungpinang, 05 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi air limbah .................................................................. 3
2.2 Sumber air limbah .................................................................. 3
2.3 Karakteristik air limbah .......................................................... 4
2.4 Pengolahan air limbah ............................................................ 7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran tempat wisata ........................................................ 9
3.2 Sarana dan prasarana ............................................................ 10
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .......................................................................... 13
4.2 Saran .................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... iii
LAMPIRAN .................................................................................... iv

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Limbah cair dan feces merupakan bahan buangan yang timbul karena
adanya kehidupan manusia di sarana transportasi, pariwisata dan matra.
Limbah cair lain dihasilkan dari air hujan sebagai salah satu komponen limbah
cair yang timbul secara alamiah dari aktivitas alam. Limbah cair dan feces
timbul sebagai akibat dari adanya kehidupan manusia sebagai makluk individu
dan makluk sosial.
Manusia untuk memenuhi kebutuhan salah satunya yaitu dengan
membutuhkan air Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan makanan dan
minuman pengunjung dan wisatawan dalam perjalanan, banyak restoran,
warung dan sarana makan minum lainnya didirikan. Lalu, untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan dan kebersihan, perlu adanya kamar mandi dan toilet.
Semua sarana tersebut akan menghasilkan limbah cair, yang akan dibuang ke
lingkungan perairan.
Air limbah di sarana transportasi, pariwisata dan matra berasal dari kamar
mandi, perkantoran, warung, bengkel, air hujan dan lain lain. Dari total
limbah, kuantitas limbah cair dari penggunaan air bersih, diperkirakan 15%-
40% tidak masuk dalam sistem penyaluran limbah cair. Hal ini disebabkan
karena terjadi evaporasi atau penguapan atau air yang digunakan untuk
penyiraman tanaman dan kegiatan lainnya. Air dari aktivitas tersebut akan
masuk ke dalam sistem saluran drainase
Dalam hal ini, perlu dilakukan pengawasan dan juga pengelolaan limbah
pariwisata salah satu contohnya yaitu wisata Tugu pensil di kota
Tanjungpinang. Tugu pensil menjadi salah satu tempat yang seringkali
dikunjungi baik itu wisatawan maupun masyarakat sekitar yang melakukan
aktivitas seperti berjogging, bersantai dan lain-lain. Karena tempat ini sering
dikunjungi, dan pastinya masyarakat menggunakan fasilitas umum dan

1
fasilitas sanitasi yang disediakan, tak jarang masyarakat pasti akan
menghasilkan sampah dan juga limbah dari kegiatannya.
Gunanya mempelajari tentang pengelolaan limbah pada sanitasi
trasnportasi dan matra ini yaitu agar terjadi keseimbangan lingkungan antara
satu sama lain sehingga terciptanya lingkungan yang bersih, sehat dan
menambah nilai estetika lingkungan

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan air limbah?
2. Dari mana saja sumber air limbah?
3. Apa saja karakteristik dari air limbah?
4. Bagaimana cara pengolahan air limbah?
5. Bagaimana pengolahan air limbah di tempat wisata Taman Tugu
Pensil?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari air limbah
2. Untuk mengetahui dari mana saja sumber penghasil air limbah
3. Untuk mengetahui karakteristik air limbah
4. Untuk mengetahui bagaimana cara atau teknik pengolahan air limbah
5. Untuk mengetahu gambaran dari pengolahan air limbah di tempat
wisata taman Tugu pensil

1.4 Manfaat
Untuk mengetahui apakah dari teori yang dipelajari mengenai
pengelolaan limbah sudah sesuai dengan keadaan sebenarnya atau belum
dan juga apabila sudah sesuai maka akan dijadikan pembelajaran untuk
pengelolaan limbah ditempat wisata.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Air Limbah


Limbah cair menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 tahun 2001, air
limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.
Setiap aktivitas di transportasi, pariwisata dan matra menghasilkan air
buangan. Oleh karena itu, semua limbah memerlukan penanganan lebih lanjut
secara tepat agar tidak mencemari lingkungan. Tchobanoglous (1991)
memberikan batasan air limbah sebagai kombinasi dari cairan dan buangan
cair yang berasal dari kawasan pemukiman, perkantoran, perdagangan, dan
industri yang mempunyai kemungkinan untuk bercampur dengan air tanah, air
permukaan serta air hujan. Sedangkan menurut ehlers and steel dalam
Haryanto, (1985) air limbah yaitu the liquid conveyed by sewer (cairan yang
dibawa oleh saluran air buangan).

2.2 Sumber Air Limbah Di Sarana Transportasi, Pariwisata Dan Matra


a. Aktivitas alam
Hujan merupakan aktivitas alam yang menghasilkan limbah cair (storm
water runoff). Air hujan yang jatuh kebumi sebagian akan merembes ke dalam
tanah (±30%) dan sebagian besar lainnya (±70%) akan mengalir kepermukaan
tanah menuju ke sungai, telaga atau tempat lain yang lebih rendah.
b. Aktivitas manusia
1. Transportasi: bengkel atau pencucian kendaraan, kamar mandi atau
toilet, wastafel, pengepelan lantai, layanan kesehatan.
2. Pariwisata: kamar mandi atau toilet, wastafel, permainan air, restoran
atau warung, pengepelan lantai, layanan kesehatan.
3. Di matra terdapat sekelompok orang melangsungkan hidup dan
melaksanakan kegiatan (asrama haji, perkemahan, transmigrasi, tempat
pengungsian) akan menghasilkan limbah diantaranya dari kamar

3
mandi atau toilet, wastafel, pencucian alat makan dan minum,
pengepelan lantai, pencucian kendaraan, pelayanan kesehatan atau
balai pengobatan.

2.3 Karakteristik air limbah cair


a. Karakteristik fisik
1) Suhu
Suhu berada di bawah suhu luar (udara), suhu akan mempengaruhi
kehidupan di dalam air, perubahan suhu secara ekstrim merupakan keadaan
yang tidak seimbang dalam ekosistem air. Contoh: buangan air yang
suhunya tinggi dibuang ke sungai maka akan menyebabkan temperature
sungai menjadi naik akibatnya kandungan O2 rendah sehingga kehidupan
di air terganggu.

2) Kekeruhan
Sifat kekeruhan pada air menunjukkan adanya bahan padat atau padatan
tersuspensi (melayang dalam air) misalnya: partikel pasir, partikel dari sisa
bahan organik.

3) Warna
Warna menunjukkan adanya partikel padat atau tersuspensi seperti unsur
besi, bahan organik dan sisa organisme

b. Karakteristik kimia
1) Biochemical Oxygen Demand (BOD)
Adalah kebutuhan oksigen bagi sejumlah bakteri untuk mengurai atau
mengoksidasi semua zat-zat organik yang terlarut maupun sebagai
tersuspensi dalam air menjadi bahan organik yang lebih sederhana. Nilai ini
hanya merupakan jumlah bahan organik yang dikonsumsi bakteri. Aktifnya
bakteri-bakteri menguraikan bahan-bahan organik bersamaan dengannya

4
habis pula terkonsumsi oksigen. Habisnya oksigen terkonsumsi membuat
biota lainnya yang membutuhkan oksigen menjadi kekurangan dan
akibatnya biota yang memerlukan oksigen ini tidak dapat hidup atau
terganggu. Semakin tinggi angka BOD semakin sulit bagi mahkluk air yang
membutuhkan oksigen bertahan hidup.

2) Chemical Oxygen Demand (COD)


Adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
anorganis dan organis sebagaimana pada BOD, angka COD merupakan
ukuran bagi pencemaran air oleh zat anorganik

3) pH

Menurut Slamet (2010), air buangan yang mempunyai pH tinggi atau


rendah dapat membunuh mikroorganisme air yang diperlukan untuk
keperluan biota tertentu. Air yang netral dapat mencegah terjadinya
pelarutan logam berat, pH yang tidak netral dapat melarutkan berbagai
element kimia yang dilaluinya (Slamet, 2000). Sementara menurut
Sanropie (1984), jika pH lebih kecil dari 6,5 atau lebih besar dari pada 9,2
maka akan menyebabkan korosifitas pada pipa¬pipa air yang dibuat dari
logam dan dapat mengakibatkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi
racun yang dapat mengganggu kesehatan manusia.

4) Oksigen terlarut (DO)

Dissolved Oxygen atau DO tinggi menunjukkan keadaan air semakin


membaik. Pengertian DO berlawanan dengan BOD. Semakin tinggi BOD
semakin rendah oksigen terlarut. Kondisi oksigen terlarut dalam air dapat
dijadikan indikator kehidupan ikan dan biota dalam perairan. Kemampuan
air untuk mengadakan pemulihan secara alami banyak tergantung pada
tersedianya oksigen terlarut.

5
5) Amoniak

Keberadaan amonia merupakan indikator masuknya buangan


permukiman (Sastrawijaya, 2000). Senyawa organik yang terdapat dalam
limbah dan buangan, seperti protein, karbohidrat dan lemak dimanfaatkan
oleh bakteri sebagai sumber makanan (Lutfi, 2006).

6) Nitrit

Keberadaan nitrit merupakan salah satu indikator proses pengolahan


berlangsung tidak sempurna. Nitrit tidak dapat bertahan lama dan
merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrit.
Nitrit tidak ditemukan dalam air limbah yang segar melainkan dalam
limbah yang sudah basi atau lama. Nitrit bersumber dari bahan-bahan yang
bersifat korosif dan banyak dipergunakan di pabrik-pabrik.

7) Nitrogen

Nitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk


organik dan oleh bakteri dirubah menjadi nitrogen ammonia.

8) Logam berat

Logam berat dalam air limbah seperti tembaga, cadmium, air raksa,
timah hitam, chromium, besi dan nikel, arsen, selenium, cobalt, mangan
dan aluminium. Misalnya aktivitas di transportasi, sarana transportasi
(mobil), proses pembakaran bahan bakar bensin salah satunya adalah Pb
(timah hitam

6
c. Karakteristik biologi
1) Bakteri

Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal dan biasanya tidak


berwarna. Memiliki berbagai bentuk seperti batang, bulat dan spiral. Bakteri
Eschericia coli merupakan bakteri yang dijadikan indikator polusi buangan
manusia
2) Jamur

Dapat memecah materi organik, tidak melakukan fotosintesis, tumbuh


pada daerah lembab dengan PH rendah.
3) Alga

Alga dapat memberikan gangguan pada air, seperti timbulnya bau dan rasa
yang tidak kita inginkan.

2.4 Pengolahan air limbah


a. Tahap Penanganan, Proses Penyaluran dan Pengumpulan

Proses ini meliputi sistem perpipaan, sistem penyambungan pipa kesaluran


pengumpul, sistem penyaluran limbah cair dan kelengkapannya, seperti
lubang pemeriksaan (manhole) serta pemompaan. Penyaluran dan
pengumpulan limbah cair disalurkan dari berbagai sumber (warung, kamar
mandi, perkantoran, dapur, wastafel) di sarana transportasi, pariwisata dan
matra melalui saluran yang kedap air, bahan yang kuat dan tertutup.
b. Tahap pengolahan

Tahap pengolahan yang dimulai dari tahap pengolahan pendahuluan


(pretreatment atau preliminary treatment) pengolahan tahap pertama (primary
treatment), Pengolahan tahap kedua (secondary treatment), pengolahan tahap
ketiga (tertiary treatment), dan pengolahan penanganan lumpur (sludge
disposal). Penanganan limbah cair dari sarana transportasi, pariwisata dan

7
matra tergantung dari jenis pada kualitas influen dan pemanfaatan efluen
limbah cair hasil pengolahan. Efluen limbah cair hasil pengolahan dapat
dimanfaatkan sebagai air bersih yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-
hari.

Tujuan utama pengolahan limbah cair adalah mengurangi


kandungan Biochemical Oxygen Demand (BOD), Suspended Solid (SS)
dan Organisme Patogen. Selain itu, pengelohan limbah cair jug
dimaksudkan untuk menghilangkan kandungan nutrient, bahan kimia
beracun, senyawa yang tidak bisa diuraikan secara biologis (non
biodegradable), dan padatan terlarut.

8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran tempat wisata

Tugu Pensil adalah sebuah tugu yang dibuat sebagai simbol


pemberantasan buta huruf dan penghargaan bagi Kepulauan Riau yang dapat
membebaskan daerahnya dari buta huruf melalui program Pemberantasan
Buta Huruf (PBH) pada tahun 1960-an. Tugu ini terletak di jalan Haji Agus
Salim dan sekitarnya diberi taman kota yang bernama Taman Tugu Pensil.
Untuk mempercantik tugu ini, dibangun taman kota disekitarnya dengan
pepohonan rindang, lapangan volley, Jogging track arena fitness, arena
olahraga, rumah makan, kios-kios kecil, Tulisan Tugu Pensil besar dengan
prasasti Gurindam 12 karya Ali haji dan masih banyak lagi.
Karena bersejarahnya tempat ini dan dibantu oleh dibangunnya taman
disekitar, membuat Tugu Pensil menjadi tempat wisata favorit. Tak hanya
wisatawan penduduk lokal juga menikmati tempat ini.

9
3.2 Sarana dan prasarana

Sebuah strategi pengelolaan limbah yang bagus harus didukung oleh


sarana dan prasarana yang baik pula. Sarana dan prasarana dapat berupa pipa
penyaluran air limbah, tempat pembuangan feces (jamban), tempat
pengolahan feces (septictank) dan tempat pengelolaan limbah seperti bak
pengendap, bak aerasi dl. Ketersediaan sarana dan prasarana penanganan
limbah akan berpengaruh terhadap pelaksanaan dan strategi pengelolaan
limbah. Sarana dan prasarana yang tersedia di kawasan wisata Tugu Pensil
berupa toilet, pipa penyaluran air limbah baik yang tersedia diwarung makan
maupun di Taman Tugu Pensil.

Di Taman Tugu Pensil tersedia 2 toilet, yaitu toilet wanita dan laki-laki.
Tetapi toilet ini sudah tidak lagi digunakan,dan juga toiletnya sudah di kunci
gembok karena tidak ada yang mengurus tempat wisata tersebut.

10
Dari toilet tadi, terdapat pipa penyaluran pembuangan air limbah yang
bermuara langsung ke laut. Air limbah tersebut tidak diolah secara spesifik.

Terlihat kotor dan berserakan dari sampah batang dan juga daun pisang.
Dibawah itu terdapat saptictank yang sudah tidak lagi digunakan.

Lalu terdapat pipa di dinding tebing taman Tugu Pensil yang berfungsi
untuk menyalurkan air dari selokan dan bermuara ke laut.

11
Dari foto ini bisa dilihat betapa tidak terurusnya fasilitas yang berada di
Taman Tugu Pensil ini. Drum air/tandon air tergeletak di bawah. Untuk
pengelolaan limbah secara bertahap tidak ada. Hanya saja dulu pada saat toilet
masih digunakan, tinja di buang ke septictank. Limbah lain hanya disalurkan
melalui pipa yang bermuara langsung ke laut.
Tidak ada alasan jelas kenapa tidak ada yang mengurus lagi di taman Tugu
pensil tersebut. Padahal taman ini sangat bersejarah dan juga dahulunya sering
dikunjungi oleh wisatawan dan penduduk lokal.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Limbah cair adalah campuran dari air dan bahan-bahan pencemar yang
terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang
terbuang yang bersumber dari aktivitas manusia atau dari alam yang ada di
sarana transportasi, pariwisata dan matra dan lain-lain.
Tujuan pengawasan pembuangan limbah cair dan tinja di sarana
transportasi, pariwisata dan matra adalah untuk melindungi pengunjung,
penumpang, karyawan, penghuni dan masyarakat dari penyakit atau gangguan
kesehatan serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
Dampak Limbah cair dari sarana transportasi, pariwisata dan Matra
Limbah cair yang berasal dari sarana, transportasi, pariwisata dan matra
apabila tidak dikelola dengan baik maka dapat mencemari lingkungan dan
menimbulkan gangguan kesehatan.
Dari observasi lapangan yang dilakukan, untuk pengelolaan air limbah
belum dilakukan sesuai dengan ketentuan. Seperti penyaluran air limbah
hanya menggunakan pipa yang bermuara kelaut.

4.2 Saran

Untuk saran lebih kepada pemeliharaan tempat wisata saja. Karena sangat
disayangkan jika Tugu Pensil terbengkalai karena tidak ada yang merawatnya.
Untuk teknik pengolahan air limbah masih harus di benah, karena limbah yang
dibuang kebanyakan bermuara langsung kelaut. Hal ini jika dibiarkan maka
akan merusak biota laut dan juga merusak lingkungan. Bahkan bisa menjadi
timbulnya penyakit.

13
DAFTAR PUSTAKA

Deni Kurniadi, 2011, Pengolahan limbah cair Secara Biologis,Widya Padjajaran.


Djabu, U, Kusmantoro, H ,dkk, (1990). Pedoman Bidang Studi Pembuangan
Tinja dan Air Limbah,
Sujarno.M,ichsan dan Sri Muryani, 2018. Sanitasi Transportasi dan Matra.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesi

iii
LAMPIRAN

iv

Anda mungkin juga menyukai