Anda di halaman 1dari 19

Makalah Penelitian Kualitatif

A. Pengertian Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode
etnographi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang
antropologi budaya, disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan
analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Penelitian kualtatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik
atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir
yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitiian yang dalam
kegiatannya peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam
memberikan penafsiran terhadap hasilnya.

Bogdan dan taylor mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Sedangkan kirk dan miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah
tradisi tertentu dalam ilmu pengtahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

Metodologi penelitian merupakan sesuatu yang berusaha membahas konsep teoristik berbagai
metode, kelebihan dan kelemahan-kelemahannya yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan
pemilihan metode yanng akan digunakan. Dalam hal ini metode lebih bersifat teknis pelaksanaan
lapangan sedangkan metodologi lebih pada uraian filosofis dan teoritisnya. Oleh karena itu
penetapan sebuah metodologi penelitian mengandung implikasi inheren di dalam diri filsafat
yang dianutnya. Sebab filsafat ilmu yang melandasi berbagai metodologi penelitian yang ada.
Maka dari itu dengan mengetahui metodologi penelitian yang digunakan, filsafat ilmu dan kajian
teoritisnya, kelemahan dan kelebihannya diharapkan akan mampu memberikan kesesuaian
metodologi dengan fokus masalah penelitian.

Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni manusia dan
segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya sebagaimana
adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan
aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan
sebagainya. Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang pengolahannya
dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang bersifat kritik, analitik/sintetik dan tuntas.

Penelitian kualitatif menuntut keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam berpikir, tentang
hubungan datta yang satu dengan data yang lain dan konteksnya dalam masalah yang akan
diungkapkan. Beberapa alasan mengenai maksud dilakukannya penelitian kualitatif:
 Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilanng seperti yang dialami oleh
penelitian kuantitatif, sehingga intisari konsep yang ada dalam data dapat diungkap.
 untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan
kebenaran hipotesis berdasarkan berpikir deduktif seperti dalam penelitian kuantitatif.
 untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya, seperti
dalam penelitian kuantitatif, padahal permasalahan dan variabel dalam masalah sosial
sangat kompleks.
 untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif
yang menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya
berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.

B. Perbedaan Penelititan Kualitatif Dan Kuantitatif

Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif menurut suharsini arikunto

Penelitian kuantitatif
1. Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal.
2. Langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.
3. Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi.
4. Hipotesis: (jika memang perlu)
          a. Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian
          b. Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan
5. Desain: dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan.
6. Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.
7. Analisis data: dilakukan sesudah semua data terkumpul

Penelitian kualitatif
1. Kejelasan unsur: subjek sampel, sumber data tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul
dan berkembangnya sambil jalan (emergent).
2. Langkah penelitian: baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai.
3. Tidak dapat menggunakan pendekatan populasi dan sampel. Dengan kata lain, dalam
penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah yang digunakan adalah
setting. Hasil penelitian hanya berlaku bagi setting yang bersangkutan.
4. Hipotesis:
        a. Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tetapi dapat lahir selama penelitian
berlangsung
        b. Hasil penelitian terbuka
5. Desain: desain penelitiannya adalah fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat
dippastikan sebelumnya.

6. Pengumpulan data: kegiatan pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti
7. Analisis data: dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.
C. Karakteristik Umum Penelitian Kualitatif

Dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil dari mensintesakan
pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dengan Lincoln dan Guba (1985:39-44) ada
sebelas ciri penelitian kualitatif, yaitu:

1. Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan
(enity)
2. Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan bantuan
orang lain
3. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
4. penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif
5. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang
berasal dari data
6. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar) bukan angka-angka
7. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang
timbul sebagai masalah dalam penelitian
9. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam versi lain
dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik
10. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan
kenyataan lapangan (bersifat sementara)
11. Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh
dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.

Ciri-ciri penelitian kualitatif:

2. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung


3. Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpulan data
4. Analisis data dilakukan secara induktif
5. Penelitian bersifat deskriptif analitik (data berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak
dituangkan dalam bentuk bilangan/ angka statistik
6. Tekana penalitian berada pada proses, penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi
proses daripada hasil.
7. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus
8. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka
9. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama
10. Pembentukan teori berasal dari dasar
11. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif
12. Teknik sampling cenderung bersifat purposive
13. Penelitian bersifat menyeluruh (holistik)
14. Makna sebagai perhatian utama penelitian

Karakteristik penelitian kualitatif:


1) Latar alamiah
• Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu
keutuhan
• Peneliti memasuki dan melibatkan sebagian waktunya di sekolah, keluarga, tetangga dan lokasi
lainnya untuk meneliti maslaah pendidikan atau sosiologi

2) Manusia sebagai alat (instrumen)


Peneliti/ dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.

3) Metode kualitatif
• Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda
• Menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden
• Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penyamaan pengaruh
bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi

4) Analisis data secara induktif

 Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagian yang


terdapat dalam data
 Lebih dapatmenguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan
tentang dapat-tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya
 Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam
hubungan-hubungan
 Dapat memperhitunngkan nilai-nilai secara eksplisit sehingga bagian dari struktur
analitik

5) Teori dari dasar


6) Deskriptif
7) Lebih mementingkan proses daripada hasil
8) Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
9) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
10) Desain yang bersifat sementara

D. Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif memiliki susunan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memilih masalah
2. Studi pendahuluan
3. Merumuskan masalah
4. Merumuskan hipotesis
5. memilih pendekatan
6. Menentukan variabel dan sumber data
7. Menentukan dan menyusun instrumen
8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
10. Menarik kesimpulan
11. Menulis laporan

E. Teknik Pengumpulan Data

Berbagai cara pengumpulan data untuk penellitian kualitatif terus berkembang, namun demikian
pada dasarnya ada empat cara yang mendasar untuk mengumpulkan informasi yaitu:

1. Observasi
Observasi yaitu tindakan yang merupakan penafsiran dari teori (karl popper). Namun dalam
penelitian, pada waktu memasuki ruang kelas dengan maksud mengobservasi, sebaiknya
meninggalkan teori-teori untuk menjustifikasi sebuah teori atau menyanggah. Observasi
merupakan tindakan atau proses pengambilan informasi melalui media pengamatan.

Observasi yaitu teknik pengumpulan yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati
hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan
perasaan. Observasi yang paling efektif adlaah melengkapinya dengan format atau blangko
pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

Metode observasi dibedakan menjadi:

a. Observasi biasa
Menurut prof. Parsudi suparlan, dalam observasi biasa si peneliti tidak boleh terlibat dalam
hubungan emosi pelaku yang menjadi sasaran penelitian

b. Observasi terkendali
Menurut prof. Parsudi suparlan, para pelaku yang akan diamati dan dikondisi-kondisi yang ada
dalam tempat kegiatan. Pelaku diamati dan dikendalikan si peneliti

c. Observasi terlibat
Menurut prof. Parsudi suparlan, observasi terlibat merupakan teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang di teliti untuk
dapat melihat dan memahami gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan dipahami
oleh para warga yang ditelitinya. Kegiatan observasi terlibat bukan hanya mengamati gejala yang
ada dalam masyarakat yang diteliti, tetapi juga melakukan wawancara, mendengarkan,
memahamidan dalam batas-batas tertentu mengikuuti kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat
yang diteliti.

Keterlibatan peneliti dapat dibedakan menjadi empatkelompok yaitu:

 Keterlibatan pasif: peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh pelaku yang
diamati dan tidak terjadi interaksi sosial dengan pelaku yang diamati
 Keterlibatan setengah-setengah: peneliti mengambil sesuatu kedudukan yang berada
dalam 2 hubungan struktural yang berbeda, yaitu antara struktur yang menjadi wadah
bagi kegiatan yang diamati dan struktur dimana pelaku sebagai pendukung
 Keterlibatan aktif: peneliti ikut mengerjakan apa yang dilakukan para pelaku yang
diamati dalam kehidupan sehari-hari
 Keterlibatan penuh/ lengkap: bila kegiatan peneliti telah menjadi bagian dari kehidupan
pelaku yang diamati.
 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan observasi:
 Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati apakah yang umum
atau yang khusus.
 Menentukan kriteria yang diobservasi, dengan terlebih dahulu mendiskusikan ukuran-
ukuran apa yang akan digunakan.
 Fase-fase dalam observasi:
 Pertemuan perencanaan
 Observasi kelas
 Diskusi balikan

Ada berbagai keterbatasan observasi, yaitu sebagai berikut:

a) Banyak kejadian yang tidak dapat dicapai dengan observasi langsung, misalnya kehidupan
pribadi seseorang yang sangat rahasia
b) Bila mengetahui bahwa dirinya diteliti, para observer mungkin dengan maksud-maksud
tertentu dengan sengaja berusaha menimbulkan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya pada
observer.
c) Timbul kejadian yang tidak selalu dapat diramalkan sehingga observer dapat hadir untuk
mengobservasi kejadian itu. Jika penelitian dilakukan terhadap typical behavior, menunggu
timbulnya behavior yang diharapkan itu secara spontan kerapkali memakan waktu yang panjang
dan sangat membosankan.
d) Tugas observasi menjadi terganggu pada waktu-waktu ada peristiwa yang tidak terduga-duga,
misalnya keadaan cuaca.
e) Terbatasi oleh lamanya kelangsungan suatu kejadian

Kelebihan observasi:

a) Merupakan metode yang dapat langsung digunakan untuk meneliti bermacam-macam gejala.
Banyak aspek tingkah laku manusia yang hanya dapat diteliti melalui observasi langsung.
b) Untuk subjek yang diteliti, observasi ini lebih sedikit tuntutannya, orang-orang yang selalu
sibukpun mungkin tidak berkeberatan untuk diamat-amati, walau dia mungkin keberatan
menjawab kuesioner.
c) Memungkinkkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu gejala.
d) Tidak tergantung kepada self-report
e) Dengan metode observasi, peneliti dapat memperoleh pandangan yang holistik/ menyeluruh
terhadap responden yang diteliti
f) Peneliti dapat menggunakan variasi pendekatan termasuk pendekatan inductive discovery
(yaitu pengamatan yang mendasarkan kepada kejadian spesifik mendalam dan realistik serta
merefleksikan keadaan responden)
g) Peneliti dapat melihat hal-hal yang tidak dapat diungkap dengan teknik lain termasuk perilaku
biasa
h) Peneliti dapat mengetahui dan melaporkan apa adanya tentang perilaku responden yang biasa
maupun diluar konteks permasalahan yang hendak diteliti.

Hambatan-hambatan dalam pengamatan berasal dari 2 sumber, yaitu:

a. Hambatan dari dalam, termasuk diantaranya:

 Kurangnya persiapan apa yang dilakukan sebelum berinteraksi dengan responden


 Perasaan terasing dari peneliti terhadap responden
 Kurang bisanya peneliti beradaptasi dengan kegiatan, kebiasaan,dan tata cara hidup
responden
 Tidak dapat memanfaatkan peran informan di lapangan.

b. Hambatan yang berasal dari luar, diantaranya:

 Peneliti larut dengan responden dan kehilangan arah tentang informasi apa yang perlu
diambil dari interaksi dengan responden
 Peneliti tidak dapat mengidentifikasi gejala yang diinginkan karena adanya aturan yang
harus ditaati di lapangan
 Minimnya perlengkapan yang dimiliki peneliti dalam melakukan observasi di lapangan

2. Wawancara

Wawancara yaitu pertemuan yang langsung direncanakan antara pewawancara dan yang
diwawancarai untuk memberikan/ menerima informasi tertentu. Menurut Moleong (1988:148)
wawancra adalah kegiatan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah
pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.
Wawancara merupakan pertanyaan yang dilakukan secara verbal kepada orang-orang yang
dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Ada tiga
teknik wawancara yaitu:

 Wawancara baku dan terjadwal


 Wawancara baku dan tidak terjadwal
 Wawancara tidak baku

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar wawancara berlangsung efektik:

• Bersikaplah sebagai pewawancara yang simpatik, yang berperhatian dan pendengar baik, tidak
berperan terlalu aktif, untuk menunjukkan bahwa anda menghargai pendapat anak
• Bersikaplah netral dalam relevansinya dengan pelajaran
• Bersikaplah tenang, tidak terburu-buru atau ragu-ragu dan anak akan menunjukkan sikap yang
sama.
• Secara khusus perhatikan bahasa yang anda gunakan untuk wawancara

Ada beberapa bentuk wawancara:

 Wawancara terstruktur yaitu apabila pewawancara sudah mempersiapkan bahan


wawancara terrlebih dahulu
 Wawancara tidak terstruktur yaitu apabila prakarsa pemilihan topik bahasan diambil oleh
orang yang di wawancarai
 Wawancara semi terstruktur yaitu bentuk wawancara yang sudah dipersiapkan, akan
tetapi memberikan keleluasaan kepada responden untuk menerangkan agak panjang
mungkin tidak langsung ke fokus bahasan/ pertanyaan, atau mungkin mengajukan topik
bahasan sendiri selam wawancara berlangsung.

3. Dokumen
Menurut Goetz dan Le compte (1984), dokumen yang menyangkut para partisipan penelitian
akan menyedeikan kerangka bagi data yang mendasar, yang termasuk didalamnya:

a. Koleksi dan analisis buku teks


b. Kurikulum dan pedoman pelaksanaannya
c. Arsip penerimaan murid baru
d. Catatan rapat
e. Catatan tentang siswa
f. Rencana pelajran dan catatan guru
g. Hasil karya siswa
h. Kumpulan dokumen pemerintah
i. Koleksi arsip guru berupa buku harian, catatan peristiwa penting (logs) dan kenang-kenangan
dari siswa angkatan lama

Macam-macam dokumen menurut Elliot (1991:78):

• Silabi dan rencana pembelajaran


• Laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum
• Berbagai macam ujian dan tes
• Laporan rapat
• Laporan tugas siswa
• Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran
• Contoh essay yang ditulis siswa

4. Triangulasi
Merupakan teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, tujuan dari triangulasi
bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan
pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
F. Validitas Dan Reliabilitas

Validitas alat ukur diselidiki dengan (1) logika (2) statistik validitas ada macam-macam yaitu
validitas isi, validitas prediktif dan validitas construct (konstruk)

1. Validitas isi
Dengan validitas isi dimaksud bahwa isi/bahan yang diuji atau dites relevan dengan kemampuan,
pengetahuan, pelaksanaan, pengalaman dan latar belakang orang yang diuji. Validitas diperoleh
dengan menagadakan sampling yang baik, yakni memilih item-item yang representatif dari
keseluruhan bahan yang berkenaan dengan hal yang mengenai bahan pelajaran mungkin tidka
sukar dicapai. Kesulitan dengan validitas isi ialah pilihanitem dilakukan secara subjektif yakni
berdasarkan logika si peneliti.

2. Validitas prediktif
Dengan validitas prediktif di maksudkan adanaya kesesuaian antara ramalan (prediksi) tentang
kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang nyata.

3. Validitas konstruk
Digunakan bila kita sangsikan apakah gejala yang dites hanya mengandung satu dimensi, bila
ternyata gejala itu mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas itu dapat diragukan.
Keuntungan validitas konstruk kita mengetahui komponen-komponen sikap/sifat yang diukur
dengan tes itu.

Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan
data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jadi data yang valid adalah data yang tidak berbeda
antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian.

Validitas dibedakan menjadi:

 Validitas internal: berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang
dicapai.
 Validitas eksternal: berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat
digeneralisasikan atau diterapkan pada objek penelitian.

Reliabilitas

Berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dikatakan
reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama atau peneliti sama dalam waktu
yanng berbeda akan menghasilkan data yang sama atau sekelompok data apabila dipecah
menjadi dua menjadi data yang tidak berbeda. Suatu data yang reliabel akan cenderung valid,
walaupun belum tentu valid.

Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukru suatu gejala pada waktu
yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yanng reliable secara
konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Reliabilitas merupakan syarat mutlak untuk
menentukan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yangsatu lagi. Reliabilitas juga
merupakan syarat bagi validitas satu tes, tes yang tidak reliable dengan sendirinya tidak valid.

Pengujian validitas dan reliabilitas

Dalam uji keabsahan data meliputi::

1) Uji kredibilitas
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan dengan;

 Perpanjangan pengamatan
 Meningkatkan ketekunan
 Triagulasi (pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu)
 Analisis kasus negatif
  Menggunakan bahan referensi
 Mengadakan member check (proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data). Tujuan dari member check adalah agar informasi yang diperoleh dan
digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yanng dimaksud sumber data atau
informan.

2) Pengujian transferability
Transferability merupakan validitas eksternal

3) Pengujian depenability
Dilakukan denga melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

4) Pengujian konfirmability

 Uji konfirmability mirip dengan uji depenobility, sehingga pengujian dapat dilakukan
secara bersamaan.
 Uji konfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang
dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

 Hamid potilima. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta


 Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
 Moleong, Lexy J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
 Nawawi, Hadari. 2005. Penelitian Terapan. Jogjakarta: UGM Press
 Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta
 Sukardi. 2006. Penelitian Kualitatif-Naturalistik dalam Pendidikan. Jogjakarta: Penerbit
Usaha Keluarga
 Sutrisno, Hadi. 2007. Metodologi Research. Jogjakarta: Penerbit Andi
 Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya

makalah penelitian kualitatif Document Transcript


 1. PENERAPAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARANDI KELAS IX SMP NEGERI 1 BUKITTINGGI Oleh :
TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
NEGERI PADANG 2011
 2. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
telahmelimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikanpenulisan proposal penelitian yang berjudul “ Hubungan Antara Motivasi
Belajardengan Disiplin Belajar Pada Siswa kelas IX SMPN 1 Bukittinggi Dalam proses
penyelesaian makalah ini kami banyak menemukankesulitan-kesulitan, karena
keterbatasan kemampuan kami baik penagalamanmaupun penegetahuan. Berkat bantuan
berbagai pihak akhirnya kami dapatmengatasi kesulitan yang ditemukan selama
penulisan proposal penelitian ini.Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yangtelah ikut memabantu, semoga bantuan yang telah diberikan
mendapat balasandari Allah SWT. Kami sangat menyadari bahwa proposal penelitin ini
masih jauh darikesempurnaan. Untuk itu kami mohon maaf. Kritik dan saran yang
membangunsangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga makalah penelitian
inibermanfaat untuk pembaca pada umumnya. Padang, 25 November 2011 Penulis
 3. DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL …………………………...........
…………………….…….KATA PENGANTAR ………………………………..........
………………..……DAFTAR ISI ……………………………………………….........
…………..…...A. PENDAHULUAN ……………………………………………......
….............. 1 Latar Belakang ……………………………………................................. 2.
Fokus Penelitian ………………………………………….…................. 3. Tujuan
Penelitian ……………………………………….…................... 4. Manfaat Penelitian
…………………………………….…….................B . KAJIAN PUSTAKA
…………………............................................................ a). Disiplin Belajar
…………………………………………..…............... b). Motivasi Belajar
……………………………………........................... c). Hubungan Antara Disiplin
Belajar Dengan Motivasi Belajar ..............C. METODE PENELITIAN ……..
…………………….....……........……......... a. MetodologiPenelitian
……………………………………………........ b. Lokasi Penelitian
…………………….................................................. d. Informan Penelitian
…………………...…........................................... e. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
……………...…………….......... f. Teknik Analisis
Data………………………………………………….. g. Teknik Penjamin Keabsahan
Data…………………………………....DAFTAR PUSTAKA
 4. PENDAHULUAN1. Latar belakang Dari waktu ke waktu perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologisemakin pesat, arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari
fenomena ini antaralain munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan
diantaranya bidangpendidikan. Untuk menghadapinya dibutuhkan sumber daya manusia
yangberkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan
mutupendidikan. Berbicara mengenai mutu pendidikan tidak akan lepas dari
kegiatanbelajar dimana aktivitas belajar siswa menunjukkan indikator lebih baik.
Untukmencapai pokok materi belajar siswa yang optimal tidak lepas dari kondisidimana
kemungkinan siswa dapat belajar dengan efektif dan dapatmengembangkan daya
eksplorasinya baik fisik maupun psikis. Dengan motivasibelajar pada siswa disaat
pemberian layanan pembelajaran yang baik tidaklahmudah, banyak faktor yang
mempengaruhinya antara lain pendidik, orang tua, dansiswa. Sehingga siswa memegang
peranan dalam mencapai disiplin belajar. Menurut Undang – undang No. 20 tahun 2003
bahwa Tujuan PendidikanNasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yangdemokratis serta bertanggung jawab. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan
formal memiliki tujuanyang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai
tujuan tersebuttidak selalu berjalan dengan lancar karena penyelenggaraan pendidikan
bukansuatu yang sederhana tetapi bersifat kompleks. Banyak faktor yang
mempengaruhitercapainya tujuan pendidikan baik faktor dari peserta didik maupun dari
pihaksekolah. Salah satu faktor yang berasal dari diri peserta didik yaitu disiplin
belajaryang rendah. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan salah satunya
yaitudengan meningkatkan disiplin belajar pada peserta didik. Agar proses belajar
 5. mengajar lancar maka seluruh siswa harus mematuhi tata tertib dengan penuh
rasadisiplin yang tinggi. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
dariserangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan
atauketerikatan terhadap sesuatu peraturan tata tertib.2. Fokus Penelitian Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diteliti daripenelitian adalah : 1.
Bagaimanakah gambaran disiplin belajar siswa di SMP Negeri 1 Bukittinggi. 2.
Bagaimanakah gambaran motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Bukittinggi. 3.
Bagaimanakah Pengaruh Motivasi Belajar Dengan Disiplin Belajar Siswa di SMP Negeri
1 Bukittinggi.3. Tujuan Penelitian Bertolak dari permasalahan diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalampenelitian ini adalah : 1. Mengetahui gambaran disiplin belajar siswa
di SMP Negeri 1 Bukittinggi. 2. Mengetahui gambaran motivasi belajar siswa di SMP
Negeri 1 Bukittinggi. 3. Mengetahui Pengaruh Antara Motivasi Belajar Dengan Disiplin
Belajar
 6. 4.Manfaat penelitianSebagaimana yang penulis harapkan, setelah penelitian ini akan
diperoleh manfaatantara lain: 1. Manfaat Teoritis Untuk menambah referensi, bahan
literature atau pustaka, khususnya tentang disiplin belajar dan motivasi belajar. 2.
Manfaat Praktis Memberikan informasi pada guru pembimbing atau guru bidang studi
serta orang tua siswa tentang disiplin belajar yang baik yang akan diterapkan, supaya
dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
 7. KAJIAN PUSTAKAA. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Disiplin mempunyai
makna yang luas dan berbeda – beda, oleh karena itudisiplin mempunyai berbagai macam
pengertian. Pengertian tentang disiplin telahbanyak di definisikan dalam berbagai versi
oleh para ahli. Ahli yang satumempunyai batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli
lainnya. Definisi pertama yang berhubungan dengan disiplin diantaranya sepertiyang
dikemukakan oleh Andi Rasdiyanah (1995 : 28) yaitu kepatuhan untukmenghormati dan
melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang untuktunduk pada keputusan,
perintah atau peraturan yang berlaku. Dengan kata lain,disiplin adalah kepatuhan
mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Depdiknas (1992 : 3)
disiplin adalah :“ Tingkat konsistensi
dankohttp://image.slidesharecdn.com/tugasmakalahkualitatif-121228033737-
phpapp02/95/slide-1-638.jpg?1356687617 nsekuen seseorang terhadap suatu komitmen atau
kesepakatan bersama yangberhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan
proses pelaksanaansuatu kegiatan”. Seirama dengan pendapat tersebut diatas, Hurlock
(1978 : 82)mengemukakan pendapatnya tentang disiplin tersebut : “ Disiplin merupakan
caramasyarakat mengajar anak berperilaku moral yang disetujui kelompok”. Dari
berbagai macam pendapat tentang definisi disiplin diatas, dapatdiketahui bahwa disiplin
merupakan suatu sikap moral siswa yang terbentukmelalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai – nilaiketaatan,kepatuhan, keteraturan dan ketertiban
berdasarkan acuan nilai moral. Siswa yang memiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan,
dan keteraturanterhadap perannya sebagai seorang pelajar yaitu belajar secaraterarah dan
teratur.Dengan demikian siswa yang berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan
danmengendalikan perilakunya. Disiplin memiliki peranan yang sangat penting
dalamkehidupan manusia terutama siswa dalam hal belajar. Disiplin akan
memudahkansiswa dalam belajar secara terarah dan teratur.
 8. 2. Pengertian Disiplin Belajar Disiplin merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru
untuk mendidikdan membentuk perilaku siswa menjadi orang yang berguna dan
berprestasi tinggidalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari pengertian disiplin
menurut Hurlock(1999: 82) yaitu suatu cara masyarakat untuk mengajar anak perilaku
moral yangdisetujui kelompok. Tujuan seluruh disiplin adalah membentuk
perilakusedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran – peran yang
ditetapkankelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasinya. Disiplin adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui prosesdari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,keteraturan dan ketertiban.
(Prijodarminto, 1994: 23). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
disiplin adalahsikap individu yang terbentuk dari serangkaian perilaku yang
menunjukkanketaatan dan keteraturan berdasarkan acuan nialai moral. Effendi dan Praja
(985: 102) menyatakan bahwa belajar adalah suatuproses usaha atau interaksi yang
dilakukan individu untuk memperoleh kebiasaan,pengetahuan, sikap dan sesuatu yang
baru sebagai hasilpengalaman yangdilaluinya. Berdasarkan pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa disiplin belajardalam penelitian ini adalah sikap siswa yang terbentuk
melalui proses dariserangkaian perilaku yang menunjukkan nilai – nilai ketaatan, dan
keteraturanberdasarkan acuan nilai moral individu untuk memperoleh perubahan tingkah
lakuyang mencakup perubahan berfikir, sikap dan tindakan yang sesuai denganstandar
sosial.B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar dan motivasi tidak dapat saling
dipisahkan artinya seseorangmelakukan aktifitas belajar tertentu tentu didukung oleh
suatu keinginan yang adapada dirinya untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini karena
motivasi sangat
 9. menentukan keberhasilan belajar. Menurut Filmore Sanford (Un Effendi danJuhaya
SP, 1993: 60), motivasi akar katanya adalah motif. Motif menunjukkansuatu dorongan
yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orangtersebut mau bertindak
melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah pendorongsuatu usaha yang disadari
untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar diatergerak hatinya untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga agar dia tergerakhatinya untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil hatinyauntuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai
hasil atau tujuan tertentu.(Ngalim Purwanto, 1992: 71). Kata “Motif” juga diartikan
sebagai daya upayayang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
dikatakansebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk
melakukanaktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif
dapatdiartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif
itu,maka motivasi itu dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadiaktif.
Motif menjadi aktif pada saat – saat tertentu terutama bila kebutuhan untukmencapai
tujuan sangat dirasakan atau mendesak. (Sardiman, 20001:71). Sedangkan Mc. Donald
(Sardiman, 2001:71) berpendapat bahawamotivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai denganmunculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.Donald ada tiga elemen
pentingyaitu : 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia 2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi
seseorang. 3. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan
emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 4. Motivasi akan dirangsang karena
adanya tujuan.W.S Winkel (1996:151), mengatakan bahwa motivasi adalah daya
penggerak didalam diri orang untuk melakukan aktivitas – aktivitas tertentudemi
mencapaitujuan tertentu. Wasty Soemanto (1983:193) berpendapat bahwa “ motivasi
bertaliandengan 3 hal yang sekaligus merupakan aspek – aspek dari motivasi. Ketigahal
 10. tersebut ialah : “ keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating sataes),tingkah
laku tersebut (goals or end of such behavior).” Menurut M. NgalimPurwanto (1992 : 60)
mengemukakan definisi motivasi adalah “segala sesuatuyang mendorong seseorang untuk
bertindak melakukan sesuatu.” Maslow (1943 - 1970) mengemukakan bahwa : “ Tingkah
laku manusiadibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan – kebutuhan tertentu, seperti
:kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri,mengetahui dan
mengerti, dan juga kebutuhan estetik. “ Goerge R.Terry, Ph.D. menyatakan bahwa : “
motivation is the desirewithin an individual that stimulates him or her to action.”
( motivasi adalahkeinginan di dalam seorang individu yang mendorong untuk bertindak).
(Moekijat,2001: 5) Horlad Konntz et al. mengatakan bahwa : “ motivation refers to the
driveand effort to satisfy a want or goal.” (motivasi menunjukkan dorongan dan
usahauntuk memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan atau untuk mencapai
suatutujuan). (Moekijat, 2001: 5). Berdasarkan dari beberapa pendapat tersebut, secara
garis besar dapatdisimpulkan bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong
seseoranguntuk bertindak melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan
tertentu.Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yangmenimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajarserta memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendakisiswa tercapai. Hal tersebut senada dengan pendapat Sardiman A.M
(1986:75) bahwa “ motivasi belajar keseluruhan dayapenggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjaminkelangsungan kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subyekbelajar dapat tercapai. Motivasi yang menyebabkan
siswa melakukan kegiatanbelajar dapat timbul dari dalam dirinya sendiri maupun dari
luar dirinya.Sehubungan dengan itu Sardiman (1996 : 90) mengemukakan bahwa :“
Motivasiintrinsik yaitu motivasi yang menjadi aktif atau tidak memerlukan rangsangan
dariluar, karena dari dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu
 11. motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif atau berfungsinya karena
adanyarangsangan dari luar.” Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian
motivasi denganberbagai sudut pandang mereka masing–masing namun intinya sama,
yaknisebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke
dalambentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dari beberapa pengertian
diatas, maka dapat disimpulkan bahwapengertian motivasi adalah daya penggerak atau
pendorong yang ada di dalam diriindividu untuk melakukan sesuatu demi mencapai suatu
tujuan. Dalam kegiatanbelajar, motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak
didalam diri siswayang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatanbelajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan
yangdikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.C. Hubungan antara Disiplin
Belajar Dengan Motivasi Belajar Disiplin merupakan suatu cara yang digunakan oleh
guru untuk mendidikdan membentuk perilaku siswa agar menjadi orang yang berguna
dan berprestasitinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari pengertian disiplin
menurutPrijodarminto (1994 : 23) yaitu Disiplin merupakan suatu kondisi yang
terciptadan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilaiketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan danketertiban. Disiplin belajar pada siswa
sangat diperlukan tingkat konsistensi dankebiasaan yang teratur dalam kegiatan proses
belajar mengajar karena dalambelajar membutuhkan beberapa faktor salah satu
diantaranya adalah kebiasaandalam disiplin belajar. Berdasarkan pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa disiplin belajardalam penelitian ini adalah sikap siswa yang terbentuk
melalui proses dariserangkaian perilaku yang menunjukkan nilai – nilai ketaatan, dan
keteraturanberdasarkan acuan nilai moral individu untuk memperoleh perubahan tingkah
lakuyang mencakup perubahan berfikir, sikap dan tindakan yang sesuai denganstandar
sosial. Sedangkan Mc. Donald (Sardiman, 2001:71) berpendapat bahawa
 12. motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
denganmunculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertianmotivasi adalah daya
penggerak atau pendorong yang ada di dalam diri individuuntuk melakukan sesuatu demi
mencapai suatu tujuan. Dalam kegiatan belajar,motivasi diartikan sebagai keseluruhan
daya penggerak didalam diri siswa yangmenimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajardan yang memberikan arah pada kegiatan belajar
sehingga tujuan yangdikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Dengan
menerapkan sikap disiplin dalam belajar pada siswa, makadiharapkan pula dapat
mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Sehinggadapat meningkatkan keberhasilan
dalam belajar siswa dan juga siswa semakinrajin, kreatif dan aktif dalam belajarnya.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa apabila siswamemiliki
motivasi yang tinggi maka dengan sendirinya ia juga akan memilikisikap disiplin belajar
yang tinggi pula, sehingga dapat mendukung ataumeningkatkan keberhasilan dalam
belajarnya. Namun apabila seorang siswakurang memiliki motivasi belajar atau motivasi
belajarnya rendah, maka sikapdisiplin belajar juga akan rendah bahkan sama sekali tidak
ada. Ini semuadikarenakan adanya interaksi antara motivasi belajar dan sikap disiplin
belajaryang berhubungan antara keduanya yang dapat meningkatkan cara siswa
dalambelajar yang lebih aktif. Upaya untuk menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi
belajar tidakterlepas dari peran aktif guru dan lembaga disekolah yang didukung
denganadanya tata tertib sekolah serta peran serta orang tua dan keluarga dirumah
agarselalu menanamkan dan menumbuh kembangkan sikap kepada anak didiknyayakni
dengan senantiasa menerapkan sikap disiplin dalam belajar dan memotivasisiswa agar
rajin belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Dengan kata lain sistem
sosial dan tata tertib atau peraturan sekolah harussudah diketahui dan diperkenalkan
kepada anak masuk sekolah. Suatu hal yangsangat penting dan harus dilakukan oleh guru
sedini mungkin pada permulaansekolah ditanamkan dan ditumbuhkan dasar pendidikan
moral, sosial, susila, etika
 13. dan agama dalm setiap pribadi anak. Untuk membentuk kepribadian anak
yangberbudi pekerti yang luhur, disiplin, kreatif, aktif, dinamis, serta berinteligensi.
METODE PENELITIANA. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode
yang dikemukakan oleh Cresswell(1994) yang dinamakan qualitative narrative yang pada
intinya adalah suaturancangan atau prosedur penelitian yang mengkomentari atau
bercerita tentanghasil suatu analisis data dengan ciri-ciri yang dapat disarikan sebagai
berikut : 1)menalaah hasil pemaparan/ cerita untuk kemudian di hubungkan dengan tipe
ataurancangan yang diinginkan, 2) menggambarkan atau mendeskripsikan hasilanalisis
data kemudian dibandingkan dengan teori yang sesungguhnya yangbersumber dari
literatur umum yang sesuai dengan topik penelitian. Dalampenelitian ini adalah komentar
atau narasi yang bersumber dari analisis data yangdiperoleh tentang motivasi belajar dan
disiplin belajar yang dilaksanakan diSMPN 1 Bukittinggi. Hasil analisis data selanjutnya
dibandingkan dengan teoriyang bersumber dari literatur umum yang berkaitan dengan
topik penelitian.B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Bukittinggi.
Komplek sekolah iniberada di Jalan Jend. Sudirman No 102. Data terakhir menunjukkan
bahwasekolah ini mempunyai sekitar 937 siswa dengan 43 tenaga pengajar, dibantu oleh5
orang staf tata usaha dan satu orang pengelolaan perpustakaan. Secara umum sarana
penunjang proses pembelajaran yang adadiantaranya adalah 23 buah lokal belajar yang
dilengkapi dengan masing-masing1 buah labor IPA, 1 buah ruangan perpustakaan, labor
komputer, ruangan majelisguru dan sarana penunjang lainnya.C. Informan Penelitian
Informan pada penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala bidangkurikulum, guru,
pegawai/ karyawan sekolah, dan siswa.
 14. D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Sesuai dengan jenis dan tujuan penelitian
maka alat yang digunakanuntuk memperoleh data sebagai berikut : a) Observasi
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati secaralangsung pelaksanaan
disiplin belajar apakah efektif untuk meningkatkan motivasibelajar siswa dan begitu juga
sebaliknya. Pada penelitian ini peneliti berpartisipasisecara aktif, dalam pengertian
peneliti mengamati secara langsung semua aktifitasyang dilakukan oleh subjek penelitian
terutama yang berkaitan denganpelaksanaan proses pembelajaran b) Wawancara
Wawancara dilakukan utuk mendapatkan informasi dari informanmengenai disiplin
belajar dan motivasi belajar di SMPN 1 Bukittinggi. Dalammelakukan wawancara ini ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu : a. Menetapkan pada siapa wawancara
dilakukan yaitu kepada kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum dan siswa. b.
Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan terutama yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. c. Membuka alur
wawancara dengan para informan. d. Melangsungkan wawancara dengan para informan,
seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru dan siswa. e.
Mengkonfirmasikan hasil wawancara dengan para guru dan informan lainnya. f.
Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan. g. Mengidentifikasikan hasil
wawancara yang telah diperoleh dilapangan.
 15. Wawancara dilakukan dengan orang-orang yang terlibat secara aktif dalamproses
pembelajaran yaitu guru, siswa dan kepala sekolah, serta wakil kepalabidang kurikulum
sebagai orang yang bertanggung jawab secara penuh terhadapsegala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. c) Studi Dokumentasi Studi
dokumentasi digunakan untuk mengungkapkan data bersifatadministratif serta kegiatan-
kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaranyang jelas terutama yang berkaitan
dengan data yang berhubungan langsungdengan proses pembelajaran. Dokumentasi yang
dimaksudkan adalah perangkatpembelajaran, media pembelajaran yang tersedia, data
tentang siswa dan guru,data geografis dan struktur organisasi sekolah serta sumber data
lainnya yangberhubungan dengan topik yang diteliti.E. Teknik Analisis Data Teknik
analisis data yang ditetapkan kedalam penelitian ini adalah sepertiyang dikemukan
Spradley (1980) sebagai berikut :1. Menentukan subjek penelitian Subjek penelitian yang
dimaksudkan adalah SMPN 1 Bukittinggi. Penentuan subjek penelitian ini didasarkan
pada : a) sederhana yaitu ruang lingkup terbatas, b) mudah memasukinya, c) tidak kentara
melakukan penelitian, d) memperoleh izin, e) kegiatannya berulang-ulang.2. Menentukan
Observasi Lapangan Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanapiah (1990), bahwa
didalam penelitian kualitatif yang menjadi observasi adalah suatu situasi sosial yang
setidak-tidaknya memiliki tiga elemen utama, yaitu : a) lokasi atau fisik tempat situasi
sosial tersebut berlangsung, b) pelaku/ aktor yang menduduki posisi tertentu, c) kegiatan
atau aktifitas pelaku pada lokasi/ tempat berlangsungnya situasi sosial.
 16. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berpartisipasi pasif terlebih dahulu yaitu
hanya dengan mengamatinya saja. Hal ini didasarkan pada pertimbangan jika peneliti
langsung berpartisipasi aktif tanpa membina hubungan baik dikhawatirkan akan timbul
kesalahpahaman yang menimbulkan kesulitan dalam pengumpulan data. Grand tour yang
dilakukan SMPN 1 Bukittinggi ini bertujuan untuk melihat kondisi sekarang secara
umum, baik kondisi gedung maupun melihat secara umum aktifitas guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Setelah kehadiran peneliti dapat diterima dengan
baik, barulah peneliti berpartisipasi aktif melakukan mini tour mengamati perilaku guru
dalam proses pembelajaran sambil mempelajari dengan seksama budaya atau perilaku
siswa dalam belajar.3. Melakukan analisis kawasan Analisis kawasan merupakan proses
untuk menentukan bagian-bagian,unsur-unsur atau ranah budaya yang berisi kategori-
kategori lebih kecil. Analisisini dilakukan setelah deskripsi secara umum mengenai objek
penelitian dirasakancukup memadai.2. Melakukan observasi terfokus Observasi terfokus
dilakukan untuk menelusuri makna khusus dalam hubungannya dengan makna yang lebih
luas. Setelah diperoleh gambaran mengenai kawasan-kawasan budaya melalui analisis
diatas, kemudian dipilih kawasan-kawasan yang berhubungan dekat dengan topik dan
masalah penelitian. Pembatasan-pembatasan terhadap kawasan tertentu dilakukan untuk
dapat melakukan observasi yang mendalam. Observasi terfokus terlaksana dengan
mengamati secara khusus mengenai kegiatan aktor yang terlibat dalam proses
pembelajaran seperti sarana dan prasarana, media pembelajaran dan lain-lain.3.
Melakukan analisis taksonami
 17. Analisis taksonomi merupakan analisis pada kawasan-kawasan untuk melacak
struktur internal kawasan tersebut secara lebih rinci dan mendalam. Sesuai dengan yang
dikemukakan Spradley (1980), langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis
taksonomi, yaitu : a) menyeleksi kawasan yang dianalisis, b) mencari kesamaan unsur
didasarkan pada hubungan semantic yang sama, c) mencari tambahan unsur atau istilah
tercakup, d) mencari kawasan yang lebih besar yang dapat mencakup sebagian dan sub
bagian dari kawasan yang dianalisis, e) membangun taksonomi yang bersifat tentative, f)
melakukan observasi terfokus untuk menguji ketepatan analisis, g) membuat taksonomi
yang lengkap.4. Melakukan observasi terseleksi Observasi terseleksi adalah untuk
mengkaji secara lebih rinci kawasan- kawasan yang telah dipilih. Dalam observasi
terseleksi ini diajukan suatu bentuk pertanyaan yaitu pertanyaan masalah-masalah
kawasan budaya yang muncul dari perbedaan sebagaimana bahwa dengan kesamaan
diatas kategori- kategori observasi ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kontras
dua butir dan pertanyaan kontras tiga butir yang diajukan guna menemukan makna
budaya dari situasi sosial yang dipelajari.7. Melakukan analisis komponensial Analisis
komponensial merupakan analisis yang bermaksud mencari dimensi kontras diri atribut-
atribut kawasan. Dalam analisis taksonomi yang dicari adalah kesamaan-kesamaan,
sedangkan dalam analisis komponensial yang dicari adalah perbedaaan. Spradley (1980)
menjelaskan bahwa analisis komponensial adalah usaha sistem komponen-komponen
yang mengandung arti yang berhubungan dengan kategori budaya. Dalam kawasan setiap
budaya terdapat sejumlah yang termasuk didalamnya masing-masing kategori yang
mempunyai atribut-atribut, yaitu unsur informasi yang membedakan suatu kategori
dengan kategori lainnya. Selanjutnya dengan mengajukan pertanyaan kontras, maka
sejalan dimensi kontras dapat dilakukan dengan memasukkan atribut-atribut yang
ditemukan kedalam format paradigma.
 18. Analisis komponensial dilakukan dengan menganalisis kedaan dan situasi
pelaksanaan proses pembelajaran di SMPN 1 Bukittinggi dengan cara mengajukan
pertanyaan kontars atau yang berlawanan. Dengan mengajukan pertanyaan yang
berlawanan diharapkan dapat memperoleh data yang diinginkan tentang pelaksanaan
proses pembelajaran yang dimaksud.8. Menentukan Tema Penelitian Tema budaya
merupakan suatu analisis yang dilakukan dalam upaya untuk memperoleh beberapa
pandangan atau kebiasaan-kebiasaan yang terjadi. Saat guru melaksanakan proses
pembelajaran mulai dari merencanakan strategi yang digunakan dan media yang dipakai.
Analisis ini dilakukan atas dasar analisis komponensial yang telah dilakukan guru
mencari kesamaan-kesamaan antara dimensi kontras kawasan yang terpilih. Setelah
diajukan pertanyaan kontras dalam berbagai dimensi, akan ditemukan suatu tema budaya
tentang makna dibalik perilaku guru dalam proses pembelajaran tersebut.F. Teknik
Penjaminan Keabsahan Data Penjaminan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan
tekniksebagai berikut :1. Perpanjangan keikutsertaan, yaitu lamanya keikutsertan peneliti
pada latar penelitian. Penelitian dilakukan selama lebih kurang dua bulan. Kemudian
diperpanjang hingga memperoleh data yang lengkap.2. Ketekunan pengamatan,
dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur- unsur dalam situasi yang relevan
dengan persoalan atau isu yang akan dicari. Kemudian memusatkan diri pada hal-hal
tersebut. Penelitian ini dipusatkan pada bagaimana guru melakukan proses pembelajaran
dengan siswa sesuai dengan yang direncanakan.
 19. 3. Triangulasi data, yaitu merupakan proses menemukan kesimpulan dari berbagai
sudut pandang dengan melakukan upaya mengumpulkan data dari sejumlah sumber yang
berbeda dengan metode yang bervariasi. Triangulasi data penelitian ini dilakukan
dengan : a) membandingkan pendapat peneliti dengan beberapa pendapat orang lain,
antara lain kepala sekolah dan guru, b) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan, c) menggunakan teknik wawancara, pengamatan, dan hasil
kerja atau tugas serta respon siswa, bahwa hasil pengamatan dan wawancara sesuai
dengan kenyataan.4. Diskusi yang dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau
hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan orang lain yang diteliti serta
rekan-rekan sejawat, bahwa hasil pengamatan dan diskusi sesuai dengan kenyataan.
 20. DAFTAR PUSTAKAHamalik,oemar. 2007. Proses belajar mengajar.Jakarta: Bumi
Aksara.Dahar, Ratna wilis.1989.teori-teori belajar.Jakarta:
Erlangga.www.//wikipedia./comwww./teoribelajar./com

Anda mungkin juga menyukai