Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN
PERKOTAAN BA’A

BAPPEDA ROTE NDAO

TAHUN ANGGARAN 2014


Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

I. LATAR BELAKANG

Ruang kota memiliki kemampuan, keterbatasan serta kesempatan ekonomi yang


tidak sama. Sementara itu desakan permintaan akan lahan sebagai akibat
pesatnya pertumbuhan fisik dan transformasi sosial ekonomi masyarakat
seringkali tidak sejalan dengan kesiapaan pemerintah kota dalam mewadahinya
sehingga mengakibatkan terjadinya tumpang tindih dalam pemanfaatan lahan.
Pemanfaatan ruang kota kerena itu perlu dikendalikan. Pengendalian
pemanfaatan ruang kota pada umumnya dilaksanakan dengan berpedoman pada
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Rote
Ndao Nomor 7 Tahun 2013, Akan tetapi sesuai dengan tingkatan hierarki, skala
dan kedalaman materi yang diatur di dalamnya, produk RTRW Kabupaten pada
umumnya hanya mengatur struktur dan pola pemanfaatan lahan dalam skala
makro kabupaten, dan tidak cukup rinci untuk dijadikan landasan operasional
pengendalian Pemanfaatan ruang untuk pembangunan sarana dan prasarana
lingkungan kota. Pengendalian pemanfaatan ruang, pada skala yang lebih rinci
dan operasional pada kawasan kota tertentu, didasarkan pada Peraturan Daerah
tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan.

Pada dasarnya RDTR Kawasan Perkotaan merupakan penjabaran lebih lanjut dari
kebijakan makro keruangan sebagaimana diatur di dalam RTRW Kabupaten, agar
dapat lebih operasional dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik kota, baik yang dilaksanakan oleh instansi vertikal di daerah,
pemerintah daerah, maupun oleh swasta dan masyarakat. Dalam kedudukan ini
maka RDTR Kawasan Perkotaan setidaknya memuat kebijakan teknis mengenai
penetapan fungsi wilayah kota yang pada hakekatnya menjadi arahan lokasi dari
kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi atau karakteristik tertentu. Kerangka
pemahaman ini menempatkan RDTR Kawasan Perkotaan sebagai salah satu
simpul penting di dalam hierarkhi konsep penataan ruang, yakni sebagai
jembatan yang menghubungkan kebijakan RTRW Kabupaten dengan rekayasa
dan rancang bangun lingkungan binaan. Oleh sebab itu maka menjadi penting
dan mendesak bagi pemerintah kabupaten di manapun untuk tidak hanya
menyusun RTRW Kabupaten tetapi juga menyusun Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan.

[1 ]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

Pemerintah Kabupaten Rote Ndao pada tahun 2013 telah menyusun RTRW
Kabupaten Rote Ndao di mana Kota Baa ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan sekaligus sebagai kawasan strategis perkotaan dan merupakan
kawasan prioritas.

Sesuai dengan amanat undang-undang No 26 tahun 2007 tentang penataan


ruang, bahwa pemerintah daerah kabupaten Rote Ndao mempunyai kewenangan
untuk menyusun rencana detail tata ruang didalam wilayahnya. Sesuai
ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus
menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya.

Untuk itu maka pemerintah kabupaten Rote Ndao dalam APBD tahun 2014
melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan Perencenaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) tahun anggaran 2014 telah mengalokasikan
dana untuk pekerjaan Penyusunan RDTR Kota Baa (secara substansi merupakan
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kota Baa), yang pelaksanaanya
diberikan kepada pihak ketiga. Untuk mewujudkan pekerjaan RDTR Kawasan
Perkotaan - Kota Baa yang bermutu maka dianggap penting melakukan proses
seleksi yang ketat untuk memilih konsultan perencana yang profesional, yang
mampu mengembangkan analisis mendalam guna memperoleh produk RDTR
Kawasan Perkotaan - Kota Baa yang bermutu.

II. MAKSUD, TUJUAN & SASARAN

A. MAKSUD DAN TUJUAN

1) Menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program


pembangunan kawasan pusat pertumbuhan dan Pengembangan
kawasan Kota Baa Kecamatan Lobalain sebagai Pusat Kegiatan Lokal
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau
beberapa kecamatan sekaligus sebagai kawasan strategis perkotaan
dan merupakan kawasan prioritas.

2) Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan


kawasan strategis dengan RTRW Kabupaten;

3) Menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan


efisien;

[2 ]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

4) Menjaga konsistensi perwujudan ruang kawasan melalui pengendalian


program-program pembangunan kawasan;

5) Mewujudkan ruang kawasan yang indah, berwawasan lingkungan,


efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan
dalam penyusunan program pembangunan;

6) Menentukan struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan


berdasarkan kondisi fisik, aspek administrasi pemerintahan, aspek
ekonomi, aspek sosial kependudukan dan aspek pengurangan resiko
bencana;

7) Menyusun rencana peruntukan jenis dan besaran fasilitas (perumahan


dan permukiman, perdagangan, pemerintahan dan sebagainya) dan
utilitas (jalan, drainase, kelistrikan, telekomunikasi, limbah dan
persampahan);

8) Menyusun pedoman bagi instansi dalam penyusunan zonasi sebagai


pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang/rencana teknik
ruang kawasan perkotaan atau rencana tata bangunan dan lingkungan,
dan pemberian perizinan kesesuaian pemanfaatan bangunan dan
peruntukan lahan;

9) Menyusun arahan, strategis dan skala prioritas program pembangunan


serta waktu dan tahapan pelaksanaan pengembangan kawasan.

B. SASARAN

Sasaran dari kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan


Perkotaaan Baa Kecamatan Lobalain, antara lain :

1) Tersajinya data dan informasi ruang kawasan yang akurat dan aktual.

2) Teridentifikasinya potensi dan permasalahan kawasan sebagai masukan


dalam proses penentuan arah struktur dan pola ruang kawasan.

3) Terwujudnya keterpaduan program pembangunan antar sub-kawasan


dalam kawasan perkotaan maupun antar kawasan dalam wilayah
kabupaten.

4) Tersusunnya arahan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang


kawasan.

[3 ]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

5) Tersusunnya pedoman bagi pemerintah daerah dalam penyusunan


peraturan zonasi, pemberian advice planning, pengaturan bangunan
setempat dan lingkungannya (RTBL) serta pemberian perizinan yang
berkaitan dengan pemanfaatan ruang.

6) Terciptanya keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan


permukiman dalam kawasan.

7) Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsional


kabupaten, baik yang dilakukan pemerintah maupun
masyarakat/swasta.

8) Terciptanya percepatan investasi masyarakat dan swasta di dalam


kawasan.

9) Terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan


masyarakat/swasta.

III. DASAR HUKUM

Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan


Baa Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao ini didasarkan pada
beberapa peraturan perundangan sebagai berikut:

A. Undang-undang:
1. Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pengganti Undang-Undang No.1 tahun
2004 yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang No.19 tahun 2004;
3. Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
4. Undang-undang No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
5. Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan;
6. Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
7. Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
8. Undang-undang No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil;
9. Undang-undang No. 30 tahun 2007 tentang Energi;

[4 ]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

10.Undang-undang No. 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU


No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah;
11.Undang-undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran;
12.Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral &
Batubara;
13.Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas & Angkutan
Jalan;
14.Undang-undang No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
15.Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
16.Undang-undang No. 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan;
17.Undang-undang No. 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas UU
No.31/2004 tentang Perikanan;
18.Undang-undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
B. Peraturan Pemerintah:
1. Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah;
2. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah; Pemerintahan Daerah Propinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
3. Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
4. Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2010 tentang Perubahan Fungsi
Kawasan Hutan;
5. Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar;
6. Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
7. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan
Hutan.
C. Peraturan Presidan dan Keputusan Presiden:
1. Keputusan Presiden No. 57 tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan
Budidaya;

[5 ]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

2. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan


Lindung;
3. Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi
Penataan Ruang Nasional;
4. Keputusan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional.
D. Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri:
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 tahun 2008 tentang Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang
Daerah;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 50 tahun 2009 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 47 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi dan kabupaten/ Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2012 nomor 647);
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor : 20/PRT/M/2011 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota

IV. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Adapun ruang lingkup kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang


Kawasan Perkotaan Baa Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao, meliputi :

1. Menentukan dan menetapkan kawasan perencanaan Perkotaan Baa


Kecamatan Lobalain.

2. Pengumpulan dan pengolahan data;

a. Persiapan survey lapangan

b. Persiapan peralatan dan perlengkapan survei lapangan

c. Metode dan program survei lapangan; terdiri atas pengambilan data


sekunder, pengambilan data primer, dan identifikasi lapangan.
Adapun muatan data dan informasi yang harus didapatkan di
lapangan adalah sebagai berikut ;

1. Fisik dasar kawasan, meliputi informasi dan data: topografi,


hidrologi, geologi, klimatologi, oceonografi, dan tata guna lahan;

[6 ]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

2. Kependudukan, meliputi jumlah dan persebaran penduduk


menurut ukuran keluarga, umur, agama, pendidikan, dan mata
pencaharian;

3. Perekonomian; meliputi data investasi, perdagangan, jasa,


industri, pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata,
pendapatan daerah, dan lain-lain;

4. Penggunaan lahan, menurut luas dan persebaran kegiatan yang


diataranya meliputi : permukiman, perdagangan dan jasa,
industri, pariwisata, pertambangan, pertanian dan kehutanan
dan lain lian;

5. Tata bangunan dan lingkungan : Tata bangunan meliputi:


intensitas bangunan (KDB, KLB, KDH), bentuk bangunan,
arsitektur bangunan, pemanfaatan bangunan, bangunan
khusus, wajah lingkungan, daya tarik lingkungan (node,
landmark, dll), garis sempadan (bangunan, sungai, danau,
pantai, SUTT).

6. Prasarana dan utilitas umum:

o Jaringan transportasi :

 Jaringan; jalan dan jalur pelayaran;

 Fasilitas umum lainya (pelabuhan dll)

 Pola pergerakan (angkutan penumpang dan barang).

o Air minum (sistem jaringan, bangunan pengolah, hidran);


mencakup kondisi dan jaringan terpasang menurut
pengguna, lokasi bangunan dan hidran, kondisi air tanah dan
sungai, debit terpasang, dll;

o Sewarage; air limbah rumah tangga;

o Sanitasi (sistem jaringan, bak kontral, bangunan pengolah);


jaringan terpasang, prasarana penunjang dan kapasitas;

o Drainase; sistem jaringan makro dan mikro , dan kolam


penampung;

[7 ]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

o Jaringan listrik; sistem jaringan (SUTT, SUTM, SUTR), gardu


(induk, distribusi, tiang/beton), sambungan rumah (domistik,
non domistik);

o Jaringan komunikasi; jaringan, rumah telepon, stasiun


otamat, jaringan terpasang (rumah tangga, non rumah
tangga, umum);

o Pengolahan sampah; sistem penanganan (skala individual,


skala lingkungan, skala daerah), sistem pengadaan
(masyarakat, pemerintah daerah, swasta).

7. Identifikasi daerah rawan bencana, meliputi lokasi, sumber


bencana, besaran dampak, kondisi lingkungan fisik, kegiatan
bangunan yang ada, fasilitas dan jalur kendali yang telah ada.
8. Data yang diperlukan :
a. Peta:
 Peta-peta kondisi fisik
 (geologi, jenis tanah, hidrologi dll)
 Peta RBI
 Peta citra satelit
 Peta potensi sda
 Peta potensi kebencanaan

b. Data dan informasi:


 Kebijakan penataan ruang terkait
 Kebijakan sektoral
 Wilayah administrasi
 Kondisi fisik lingkungan
 Kondisi prasarana dan sarana
 Kependudukan
 Perekonomian dan keuangan
 Peruntukan ruang
 Penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan ruang
 Kualitas kawasan maupun kualitas bangunan.
 Kelembagaan
 Peraturan Perundang-undangan terkait

d. Elaborasi

Kegiatan elaborasi adalah kegiatan yang meliputi : (i) elaborasi


penduduk dan (ii) elaborasi kebutuhan sektoral. Kegiatan ini
memperhitungkan kemampuan lokasi perencanaan menampung
penduduk dalam kawasan perencanaan.

3. Analisa kawasan perencanaan, meliputi;

a. Analisa struktur kawasan perencanaan, yang meliputi analisis


[8]
Kerangka Acuan Kerja penduduk, analisis fungsi
Penyusunan ruang,
Rencana Detail analisis
Tata Ruang sistem
(RDTR) Kawasan Kota Baa jaringan

pergerakan.

b. Analisa peruntukan blok rencana, yang meliputi analisis


pembagian blok, analisis peruntukan lahan, analisis fasilitas
lingkungan, analisis mitigasi bencana.

c. Analisa prasarana transportasi, meliputi analisis angkutan jalan


raya, angkutan air, angkutan udara.

d. Analisa utilitas umum, meliputi analisis air minum, drainase, air


limbah, persampahan, kelistrikan, telekomunikasi dan gas.

e. Analisa amplop ruang, meliputi analisis ;

1. Intensitas pemanfaatan ruang terdiri atas (i) Koefisien Dasar


Bangunan (KDB), (ii) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), (iii)
Koefisein Dasar Hijau (KDH), (iv) Koefisien Tapak Basement
(KTB), (v) Koefisien Wilayah Terbangun (KWT), (vi) Kepadatan
Bangunan dan Penduduk.

2. Tata Massa Bangunan, meliputi (i) pertimbangn garis


sempadan bangunan (GSB), (ii) garis sempadan sungai (GSS)
dan jarak bebas bangunan, (iii) pertimbangan garis sempadan
danau dan waduk, (iv) pertimbangan tinggi bangunan, (v)
pertimbangan selubung bangunan, (vi) pertimbangan tampilan
bangunan.

f. Analisa kelembagaan dan peran masyarakat, meliputi (i)


identifikasi aspirasi dan analisis permasalahan aspirasi
masyarakat, (ii) analisis perilaku lingkungan, (iii) analisis perilaku
kelembagaan, (iv) analisis metoda dan sistem.
g. Analisis Karakteristik Wilayah
 Kedudukan dan peran kawasan perkotaan/perdesaan dalam
wilayah yang lebih luas
 (kabupaten/kota)
 Keterkaitan antarwilayah dan antara kawasan
perkotaan/perdesaan.
 keterkaitan antarkomponen ruang kawasan
 Karakteristik fisik kawasan perkotaan/perdesaan
 Karakteristik sosial kependudukan
 Karakteristik perekonomian
 Kemampuan keuangan daerah

[9]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

h. Analisis potensi dan masalah pengembangan kawasan


perkotaan/perdesaan
 Analisis pusat-pusat pelayanan
 Analisis kebutuhan ruang
 Analisis daya dukung
 Analisis daya tamping
 Analisis perubahan pemanfaatan ruang

i. Analisis daya dukung dan daya tamping


Termasuk prasarana/infrastruktur dan utilitas) dan daya tampung
lingkungan hidup yang ditentukan melalui kaijan lingkungan hidup
strategis kawasan perkotaan/perdesaan/blok, meliputi :
 karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi
wilayah, dan sebagainya);
 potensi rawan bencana alam(longsor, banjir, tsunami dan
bencana alam geologi);
 potensi sumberdaya alam (mineral, batubara, migas, panas
bumi dan air tanah); dan,
 kesesuaian penggunaan lahan.
 kesesuaian intensitas pemanfaatan ruang dengan daya dukung
fisik dan daya dukung prasarana/infrastruktur dan utilitas
pada Blok/kawasan perkotaan/perdesaan.

j. Analisis kualitas kinerja kawasan dan bangunan

4. Perumusan Konsep Rencana dan ketentuan teknis rencana detail

a. Konsep rencana, pengembangan struktur ruang kawasan,


peruntukan lahan blok-blok serta indikasi hirarki pelayanan.
b. . Perumusan konsep pengembangan wilayah
 Rumusan tujuan, kebijakan dan strategi
 Konsep pengembangan bagian dari wilayah kabupaten/kota
c. Perumusan rencana detail tata ruang kawasan perkotaan dan
perdesaan
 Tujuan, kebijakan dan strategi
 Rencana Detail
 Struktur Ruang
 Rencana Detail Pola
 Ruang
 Rencana
 Pemanfaatan Ruang
 Pengendalian
 Pemaanfaatan Ruang

Konsepsi RDTR Kabupaten/Kota dilengkapi dengan peta-peta


dengan tingkat ketelitian skala 1:5.000.

[10]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

5. Penyusunan produk rencana detail tata ruang

a. Rencana struktur ruang kawasan, meliputi (i) rencana persebaran


penduduk yaitu jumlah dan kepadatan penduduk; (ii) struktur
kawasan perencanaan yaitu struktur fungsi dan peran kawasan;
(iii) rencana blok kawasan; (iv) rencana skala pelayanan; (v)
rencana system jaringan yang meliputi jalan raya, fasilitas jalan
raya, angkutan air; (vi) rencana system jaringan utilitas, meliputi
jaringan air minum, listik, gas, drainase, air limbah, persampahan.
Muatan RDTR terdiri atas:
 Tujuan penataan BWP;
Tujuan penataan BWP merupakan nilai dan/atau kualitas
terukur yang akan dicapai sesuai dengan arahan pencapaian
sebagaimana ditetapkan dalam RTRW dan merupakan alasan
disusunnya RDTR tersebut, serta apabila diperlukan dapat
dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan BWP berisi
tema yang akan direncanakan di BWP.

 Rencana pola ruang;


Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana distribusi
subzona peruntukan yang antara lain meliputi hutan lindung,
zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di
bawahnya, zona perlindungan setempat, perumahan,
perdagangan dan jasa, perkantoran, industri, dan RTNH, ke
dalam blok-blok. Rencana pola ruang dimuat dalam peta yang
juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan zonasi.

 Rencana jaringan prasarana;


Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hierarki
sistem jaringan prasarana yang ditetapkan dalam rencana
struktur ruang yang termuat dalam RTRW kabupaten/kota.
Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan, Rencana
Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan, Rencana
Pengembangan Jaringan Telekomunikasi, Rencana
Pengembangan Jaringan Air Minum, Rencana Pengembangan
Jaringan Drainase, Rencana Pengembangan Jaringan Air
Limbah, Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya.

 Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya;


Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
merupakan upaya dalam rangka operasionalisasi rencana tata
ruang yang diwujudkan ke dalam rencana penanganan Sub
BWP yang diprioritaskan.

 Ketentuan pemanfaatan ruang;


Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR merupakan upaya
mewujudkan RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP
dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir
tahun masa perencanaan sebagaimana diatur dalam pedoman
ini.

[11]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

 Peraturan zonasi.
Peraturan zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari RDTR. Peraturan zonasi berfungsi sebagai
perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang ;
acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di
dalamnya air right development dan pemanfaatan ruang di
bawah tanah; acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;
d. acuan dalam pengenaan sanksi; dan rujukan teknis dalam
pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi
investasi.

b. Rencana peruntukan blok, meliputi perumahan, perdagangan dan


jasa, industry dan perdagangan, pertambangan, pariwisata,
agropolitan/pertanian, ruang terbuka hijau, ruang terbuka non
hijau,

c. Rencana penataan bangunan dan lingkungan (amplop ruang),


meliputi tata kualitas lingkungan, tata bangunan, arah garis
sempadan,

d. Indikasi program pembangunan, meliputi lokasi, jumlah, waktu


dan pembiayaan terhadap (i) bangunan/jaringan/lingkungan baru
yang akan dibangun, (ii) bangunan/jaringan/lingkungan yang
akan ditingkatkan, (iii) bangunan/jaringan/lingkungan yang akan
diperbaiki, (iv) bangunan/jaringan/lingkungan diperbaharui, (v)
bangunan/jaringan/lingkungan yang akan dipugar, (vi)
bangunan/jaringan/lingkungan yang akan dilindungi.

6. Proses Pendampingan Legalisasi rencana detail tata ruang

7. Pengendalian rencana detail, meliputi aturan zonasi, aturan


insentif dan disinsentif, perijinan dan pengendalian pemanfaatan
ruang

8. Kelembagaan dan peran serta aktif masyarakat : 1. Peran


kelembagaan, 2. Peran masyarakat

V. KELUARAN

Keluaran dari Pekerjaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan


Perkotaan Baa Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao, adalah :

1. Dokumen Laporan Pendahuluan;


2. Dokumen Data Fakta dan Analisa (Antara);
3. Dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Baa
Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao;

[12]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

4. Album peta (A3) dengan skala 1:5000


Album peta yang disajikan dengan skala atau tingkat ketelitian minimal
1:5.000 dalam format A1 yang dilengkapi dengan data peta digital yang
memenuhi ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan
oleh lembaga yang berwenang;
5. Ringkasan Eksekutif Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Baa
Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao
6. Rancangan peraturan daerah (ranperda)
Naskah raperda tentang RDTR, terdiri atas :
1) Raperda, merupakan rumusan pasal per pasal dari buku rencana
sebagaimana dimaksud pada materi teknis RTRW; dan
2) Lampiran yang terdiri atas peta rencana pola ruang, rencana jaringan
prasarana, penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
dan peta zona-zona khusus yang disajikan dalam format A3, serta
tabel indikasi program pemanfaatan ruang prioritas.

VI. METODOLOGI

Metode pendekatan yang akan dipakai untuk melaksanakan pekerjaan ini


minimal berupa :

1. Menyusun rencana kerja, desk study, termasuk jadwal survei

2. Menyediakan data spasial, berupa peta tematik sesuai dengan


kebutuhan, yang mempunyai tingkat ketelitian sekurangnya dengan
skala 1 : 5.000.

3. Melakukan tinjauan terhadap studi yang telah ada sebelumnya.

4. Melakukan survey dalam rangka mengumpulkan data dan informasi yang


berkaitan dengan kegiatan.

5. Mengadakan studi literatur untuk menambah dan memperkaya


pemahaman terhadap substansi pekerjaan.

6. Melakukan tinjauan kebijakan terkait wilayah perencanaan.

7. Melakukan diskusi intensif dengan pemerintah kota dan seluruh


pemangku kepentingan dalam setiap tahapan proses penyusunan RDTR
dan Peraturan Zonasi.

8. Melakukan pembahasan di daerah sebanyak 3 (tiga) kali.

9. Menyelenggarakan koordinasi dengan semua instansi pemerintah daerah


Kabupaten Rote Ndao.
[13]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

10. Melakukan konsultasi publik melalui focussed group discussion (FGD)


sebanyak 2 (dua) kali.

11. Melakukan sosialisasi hasil akhir kegiatan sebanyak 1 (satu) kali.

VII. PELAPORAN

Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :

1.Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan dibuat 1 (satu) bulan setelah dimulainya pekerjaan,


dan dibuat rangkap 10 (Sepuluh) menggunakan kertas A4.

Laporan Pendahuluan berisi latar belakang kegiatan, maksud, tujuan dan


sasaran, ruang lingkup dan metodologi kegiatan serta rencana kerja
pelaksanaan kegiatan.

2.Laporan Antara

Laporan Antara dibuat 2 (dua) bulan setelah dimulainya pekerjaan dan


dibuat rangkap 10 (Sepuluh) menggunakan kertas A4.

Laporan Antara Laporan antara berisikan hasil dari pengamatan lapangan,


kajian literatur, kebijakan, ketentuan perundangan dan produk-produk tata
ruang, serta standar-standar teknis yang berlaku, hasil identifikasi program-
program per sektor, serta studi kasus yang terkait dengan mekanisme
pemberian insentif dan disinsentif, serta hasil diskusi.

[14]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

3.Laporan Draf Akhir

Laporan Draf Akhir dibuat 4 (empat) bulan setelah dimulainya pekerjaan,


dan dibuat rangkap 10 (Sepuluh) menggunakan kertas A4.

Laporan Draf Akhir berisi draf RDTR dan peraturan zonasi disertai draft
raperda RDTR.

4.Laporan Akhir

Laporan akhir dari seluruh kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kawasan Perkotaan Baa Kecamatan Lobalain dibuat 5 (lima) bulan
setelah dimulainya pekerjaan, dan dibuat rangkap 15 (lima belas) dibuat di
kertas A3 berwarna.

5.Ringkasan Eksekutif

Laporan ringkasan eksekutif yang berisi tentang ringkasan dari keseluruhan


materi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Baa
Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao. Dibuat sebanyak 15 (Lima Belas)
eksemplar/rangkap diatas kertas A4 dan diserahkan bersamaan dengan
Laporan Akhir.

6.Album Peta

Album peta dibuat dalam dua format yaitu format peta A3 untuk skala
1:5.000 (rangkap 5), dibuat 5 (lima) bulan setelah dimulainya pekerjaan.

7.Dokumentasi Compact Disc (CD)

Berisi data digital laporan pendahuluan, antara, draft akhir, akhir, ringkasan
eksekutif, album peta dan data digital lainnya. File peta selain dalam
extension JPG, juga dalam extension SHP. Dibuat didalam compact disc (CD)
sebanyak 10 (Sepuluh) rangkap dan diserahkan bersamaan dengan
laporan akhir/5 (lima) bulan setelah pekerjaan dimulai.

VIII. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

Pengguna Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah Satuan Kerja


Pemerintah Daerah (SKPD) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Rote Ndao. Pekerjaan ini akan dilaksanakan oleh
pihak ketiga (konsultan perencana), dengan melibatkan berbagai pemangku
kepentingan dalam pembahasannya.

[15]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

IX. SUMBER DAN BESARNYA PENDANAAN

Sumber pendanaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Rote Ndao Tahun
Anggaran 2014 melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Rote Ndao.
Kegiatan ini dilakukan secara kontraktual, dengan alokasi dana sebesar
Rp. 434.951.000,- (Empat Ratus Tiga Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Lima
Puluh Satu Ribu Rupiah)

X. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Jangka waktu yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan seluruh kegiatan


dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Baa
Kecamatan Lobalain adalah 5 (Lima) bulan atau 150 (Seratus Lima Puluh)
hari kalender.

XI. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN

Berikut daftar tenaga ahli yang dibutuhkan dalam


kegiatan ini:

Kualifika
si Jumlah
Spesialisasi/ Pengalam Jumlah
No. Jabatan Pendidik TA
Pendidikan an Bulan
an (orang)
Minimal
A. Tenaga Ahli Profesional/Inti
1 Perencanaan Wilayah Team Leader / Ahli S2 6 1 5
dan Kota Perencanaan Wilayah ,
Planologi/Kawasan
Permukiman dan
Perumahan
2 Teknik Tenaga Ahli fasum dan S1 8 1 5
Arsitektur/Planologi fasos
3 Teknik Sipil/Tata Tenaga Ahli Prasarana S1 8 1 5
Lingkungan Wilayah Jalan dan
Drainase, Sumber Daya
Air dan Irigasi
4 Ekonomi Pembangunan Tenaga Ahli Ekonomi S1 8 1 3
Pembangunan
5 Geodesi/Geografi/ Tenaga Ahli S1 8 1 5
Planologi Pemetaan/GIS

[16]
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Kota Baa

No. Spesialisasi/ Jabatan Kualifika Pengalam Jumlah Jumlah


Pendidikan si an TA Bulan
Pendidik (orang)
an
Minimal
6 Sosiologi Perdesaan- Tenaga Ahli Sosial S1 8 1 3
Antropologi Budaya
7 Hukum Tenaga Ahli Hukum dan S1 8 1 5
Kelembagaan
B. Tenaga Penunjang
Diploma
1 Diploma III- Sipil Surveyor 5 2 3
III
Diploma III- Diploma
2 Drafman 5 1 3
Sipil/Arsitektur III
Tenaga Administrasi Diploma
3 Diploma III-Sekretaris 5 1 5
dan Keuangan III

XII. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN

Semua bentuk data, dokumen, peta, foto, disk atau peralatan yang
dipergunakan selama pekerjaan, dengan terbitnya kontrak tersebut menjadi
hak milik pemberi pekerjaan.

Baa, April 2014


Pengguna Anggaran
Bappeda Kabupaten Rote Ndao

Ttd

Ir. Untung Harjito


NIP.19641012 199103 1 019

[17]

Anda mungkin juga menyukai