MODUL
ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI
JALAN
Untuk SMK Kelas XI
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan modul Estimasi Biaya Konstruksi Jalan Kelas XI SMK/MAK
Kompetensi Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan. Modul ini disusun secara
sistematis sesuai dengan tuntunan kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 Revisi 2017. Dalam
modul ini akan dipelajari beberapa topik bahasan sebagai berikut:
a. Volume Pekerjaan
b. Analisa Harga Satuan Pekerjaan
c. Rencana Anggaran Biaya
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta didik memperoleh pemahaman tentang
perhitungan rencana anggaran biaya dimulai dari perhitungan volume dan analisa harga satuan
untuk setiap jenis pekerjaan. Selain itu, modul ini diharapkan dapat digunakan sebagai media
pembelajaran mandiri bagi peserta didik kelas XI DPIB SMK N 1 Purworejo.
Penulis menyadari bahwa modul ini masih perlu penyempurnaan, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan modul ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyelesain
modul ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para peserta didik
kelas XI DPIB SMK N 1 Purworejo.
JUDUL ............................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. viii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
B. Deskripsi Singkat .................................................................................................................. 1
C. Standar Kompetensi ............................................................................................................. 2
D. Peta Konsep .......................................................................................................................... 4
E. Manfaat ................................................................................................................................ 5
F. Tujuan Pembelajaran ........................................................................................................... 5
G. Petunjuk Penggunaan Modul ............................................................................................... 6
B. Deskripsi Singkat
Modul Estimasi Biaya Konstruksi Jalan merupakan salah satu modul pada mata pelajaran
Estimasi Biaya Konstruksi (EBK) yang diperuntukkan sebagai bahan pembelajaran SMK
khususnya untuk kelas XI kompetensi keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
(DPIB) di SMK Negeri 1 Purworejo. Kompetensi dasar yang dimuat dalam buku ini merupakan
kompetensi dasar mata pelajaran estimasi biaya konstruksi (EBK) yang difokuskan pada
perhitungan rencana anggaran biaya konstruksi jalan.
Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam modul pembelajaran Estimasi Biaya
Konstruksi Jalan ini diantaranya sebagai berikut:
C. Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang hendak dicapai ialah agar peserta didik mampu memahami
tentang perhitungan rencana anggaran biaya dimulai dari perhitungan volume setiap
pekerjaan dan analisa harga satuan setiap jenis pekerjaan. Adapun kompetensi dasar yang
ingin dicapai adalah sebagai berikut:
D. Peta Konsep
Modul
Estimasi Biaya Konstruksi Jalan Kelas XI DPIB SMK
Pengertian RAB
F. Tujuan Pembelajaran
Tujuan akhir dari mempelajari modul ini adalah siswa dapat mengaplikasikan materi
yang sudah dipelajari dalam kegiatan belajar. Materi estimasi biaya konstruksi jalan pada
umumnya bertujuan agar siswa dapat menghitung suatu estimasi biaya konstruksi jalan
sederhana sesuai dengan kompetensi, serta diharapkan juga sesuai dengan tuntutan dunia
usaha dan dunia industri. Tujuan akhir dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kinerja (perilaku) yang diharapkan
Kinerja yang diharapkan setelah mempelajari modul estimasi biaya konstruksi jalan
ini adalah siswa dapat mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari dalam bentuk
mengerjakan tes formatif dan tugas terpadu hingga selesai. Siswa juga diharapkan memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang cukup.
2. Kriteria keberhasilan
Kriteria keberhasilan dalam standar kompetensi ini diukur dari segi kuantitas dan
kualitas. Segi kuantitas menujukan perolehan nilai dalam pengukuran angka. Segi kualitas
menunjukkan terbentuknya kompetensi siswa dalam pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
3. Kondisi atau variabel yang diberikan
Siswa dinyatakan kompeten apabila memenuhi batas tertentu yang ditentukan
sekolah. Misalnya 7,00 sebagai batas standar kelulusan, apa bila belum mencapai batas
tersebut maka siswa harus mengulang kembali suatu kegiatan belajar. Kriteria belajar dan
variabel keberhasilan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria Penilaian
2. Peran Guru
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:
a. Menciptakan suasana kelas yang kondusif saat proses pembelajaran
b. Membantu siswa dalam merencanakan pembelajaran
c. Membantu siswa dalam memahami konsep kegiatan belajar serta menjawab pertanyaan
siswa mengenai pembelajaran
Materi Pokok
A. Pengertian Volume Pekerjaan
B. Membaca Gambar Bestek
C. Menghitung Volume Pekerjaan
D. Susunan Volume Pekerjaan
Uraian Materi
Dalam setiap item pekerjaan konstruksi memerlukan berbagai jenis peralatan yang
berbeda untuk setiap pekerjaannya. Keahlian dan ketrampilan pekerja yang dibutuhkan pun juga
berbeda. Tenaga kerja menjadi faktor utama dalam pelaksanaan pekerjaan guna mencapai hasil
yang maksimal. Produktivitas tenaga kerja perlu dianalisa agar dapat diperhitungkan ketepatan
penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang telah diharapkan. Pada setiap item pekerjaan
berhubungan erat dengan volume pekerjaan. Setiap item pekerjaan tersebut akan diselesaikan
2. Volume pekerjaan yang mempunyai luasan dengan koefisien hamparan dihitung dengan
menggunakan satuan liter. Contohnya pada pekerjaan lapis perekat 40 liter, mempunyai
pengertian bahwa volume pekerjaan lapis perekat dihitung berdasarkan volume (isi),
yaitu 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 (𝑚2 ) × 0,5 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑚2.
3. Volume pekerjaan yang mempunyai volume dan berat jenis dihitung dengan
menggunakan satuan kg. Contohnya pada pekerjaan baja tulangan polos - BjTP 280 5 ton,
mempunyai pengertian bahwa volume pekerjaan baja tulangan polos - BjTP 280 dihitung
berdasarkan berat, yaitu 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚3 ) × 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 (𝑘𝑔/𝑚3 ).
4. Volume pekerjaan yang hanya mempunyai luas dan ketebalan yang relatif tipis dihitung
dengan menggunakan satuan m2. Contohnya pada pekerjaan pembersihan lahan 5.000
m2, mempunyai pengertian bahwa volume pekerjaan pembersihan lahan dihitung
berdasarkan luasan, yaitu 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 (𝑚).
6. Perhitungan volume bahan - bahan satuan dihitung menggunakan satuan ukuran buah
(bh). Contohnya pada pekerjaan pemotongan pohon pilihan diameter 50 – 75 cm,
mempunyai pengertian bahwa volume pekerjaan tersebut dihitung berdasarkan jumlah
banyaknya (buah).
Dari contoh di atas, volume yang tertera bukanlah volume dalam arti sesungguhnya
melainkan volume dalam satuan, kecuali volume galian 25 m3 dan lapis perekat 40 liter yang
merupakan volume sesungguhnya. Volume pekerjaan tersebut dihitung berdasarkan pada
gambar bestek dari pekerjaan konstruksi yang akan dibuat. Dari gambar tersebut dapat dilihat
bagaimana rencana dari pekerjaan konstruksi yang akan dikerjakan. Maka dari itu, sebelum
menghitung volume masing – masing pekerjaan, lebih dulu harus dikuasai membaca gambar
bestek berikut detail/penjelasannya.
3. Diagram Superelevasi
Stationing pada Gambar 11. merupakan hasil rekapan penomoran pada tahap
perancanaan terhadap interval – interval tertentu dari titik awal sampai akhir jalan. Pada
setiap titik koordinat/interval terdapat elevasi existing dan elevasi rencana.
Gambar ini dibuat jika diperlukan detail secara jelas. Dari gambar tersebut kita dapat
mengetahui bagian pekerjaan mulai dari kelengkapan, bentuk penampang, dan ukuran –
ukurannya secara lebih terukur. Sehingga dalam perhitungan maupun pengerjaannya nanti
akan lebih mudah dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pada Gambar 13. kita
dapat mengetahui penampang drainase berbentuk U dengan ketebalan dinding sisi tegak
dan mendatar 9 cm dengan tinggi dan lebar sisi dalam 100 cm.
Dari gambar bestek di atas dapat kita identifikasikan uraian volume pekerjaan
berdasarkan urutan (kronologis) pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut.
1) Pekerjaan Timbunan (m3)
2) Pekerjaan Drainase Berbentuk U Tipe DS1 (m1)
3) Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan (m2)
4) Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B (m3)
5) Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (m3)
6) Pekerjaan Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair (liter)
7) Pekerjaan Lapis Pondasi (AC – Base) (ton)
8) Pekerjaan Lapis Perekat – Aspal Cair (liter)
9) Pekerjaan Lapis Antara (AC – BC) (ton)
10) Pekerjaan Lapis Aus (AC – WC) (ton)
11) Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas S (m3)
Setelah susunan uraian pekerjaan tersusun dengan rapi dan sistematis, selanjutnya
dapat dilanjutkan dengan menyusun data – data perhitungan volume pekerjaan. Berikut
berbagai contoh perhitungan masing – masing pekerjaan dari point nomor 1 sampai dengan
nomor 11 pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan Sta 0+000 sampai Sta 0+183.
33}
= 25792,43 m3
Luasan
= {𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎1 } + {𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏1 } + {𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑐1 } + {𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑1 }
(0,7+0,6) (0,6+0,5) (0,5+0,5) (0,5+0,6)
={ × 20} + { × 20} + { × 20} + { × 20}
2 2 2 2
= 45 m2
Diketahui:
• Panjang drainase Sta 0+000 – Sta 0+183 : 183 m
Diketahui:
• Lebar jalur lalu lintas : 7,5 m
• Lebar bahu jalan :2m
• Panjang badan jalan Sta 0+000 – Sta 0+183 : 183 m
Diketahui:
• Lebar lapis pondasi agregat kelas B : 8,69 m
• Tebal lapis pondasi agregat kelas B : 0,2 m
• Panjang lapis pondasi agregat kelas B Sta 0+000 – Sta 0+183 : 183 m
Diketahui:
• Lebar lapis pondasi agregat kelas A : 8,18 m
Diketahui:
• Lebar lapis resap pengikat antara lapis : 7,87 m
pondasi agregat kelas A dengan lapis
pondasi (AC – Base)
• Panjang lapis resap pengikat Sta 0+000 – : 183 m
Sta 0+183
• Koefisien lapis resap pengikat : 0,8 liter/m2
Diketahui:
• Lebar lapis perekat antara lapis pondasi : 7,71 m
(AC – Base) dengan lapis antar (AC – BC),
(l1)
• Lebar lapis perekat antara lapis antara : 7,58 m
(AC – BC) dengan lapis aus (AC – WC), (l2)
• Panjang lapis resap pengikat Sta 0+000 – : 183 m
Sta 0+183
• Koefisien lapis perekat : 0,35 liter/m2
Diketahui:
• Lebar lapis antara (AC – BC) : 7,65 m
• Tebal lapis antara (AC – BC) : 0,06 m
• Panjang lapis antara (AC – BC) Sta 0+000 – Sta 0+183 : 183 m
• Berat jenis asphalt hotmix : 2,3 ton/m3
Diketahui:
• Lebar lapis aus (AC – WC) : 7,54 m
• Tebal lapis aus (AC – WC) : 0,04 m
Diketahui:
• Lebar lapis pondasi agregat kelas S : 1,85 m
• Tebal lapis pondasi agregat kelas S : 0,15 m
• Panjang lapis pondasi agregat kelas S Sta 0+000 – Sta 0+183 : 183 m
Volume Pekerjaan
No. Uraian Pekerjaaan Volume Satuan
1. DIVISI 2. DRAINASE
a. Saluran berbentuk U tipe DS 1 366 m1
2. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
a. Timbunan biasa dari sumber galian 25.792,43 m3
b. Penyiapan badan jalan 2.104,5 m2
3. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
a. Lapis pondasi agregat kelas A 449,08 m3
b. Lapis pondasi agregat kelas B 318,05 m3
c. Lapis pondasi agregat kelas S 101,57 m3
4. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
a. Lapis resap pengikat – aspal cair 1.152,17 liter
b. Lapis perekat – aspal cair 979,32 liter
c. Laston Lapis Aus (AC-WC) 126,94 ton
d. Laston Lapis Antara (AC-BC) 193,19 ton
e. Laston Lapis Fondasi (AC-Base) 263,3 ton
1. Volume suatu pekerjaan ialah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu
satuan. Volume juga disebut sebagai kubikasi pekerjaan. Jadi volume (kubikasi) suatu
pekerjaan bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya) melainkan jumlah volume bagian
pekerjaan dalam satu kesatuan.
2. Secara garis besar cara perhitungan volume pekerjaan adalah sebagai berikut.
a. Volume pekerjaan yang mempunyai luas (penampang) dan ketebalan (panjang) dihitung
dengan menggunakan satuan m3.
b. Volume pekerjaan yang mempunyai luasan dengan koefisien hamparan dihitung dengan
menggunakan satuan liter.
c. Volume pekerjaan yang mempunyai volume dan berat jenis dihitung dengan menggunakan
satuan kg.
d. Volume pekerjaan yang hanya mempunyai luas dan ketebalan yang relatif tipis dihitung
dengan menggunakan satuan m2.
e. Volume pekerjaan yang cenderung memanjang (besaran panjangnya lebih dominan
dibanding lebarnya) dihitung dengan menggunakan satuan m1 atau meter lari.
f. Perhitungan volume bahan - bahan satuan dihitung menggunakan satuan ukuran buah
(bh).
3. Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar bestek tang telah dibuat. sebelum
menghitung volume masing – masing pekerjaan, lebih dulu harus dikuasai membaca gambar
bestek berikut detail/penjelasannya. Berikut berbagai hal yang perlu diperhatikan.
a. Gambar situasi
b. Gambar potongan memanjang
c. Diagram superelevasi
d. Stationing
e. Gambar potongan melintang
f. Gambar detail
4. Sebelum memulai perhitungan volume pekerjaan kita perlu menguraikan masing – masing
volume pekerjaan terlebih dahulu. Susunan uraian volume pekerjaan dapat dilakukan
berdasarkan urutan kronologis pelaksanaan pekerjaan.
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar!
1. Volume pekerjaan yang mempunyai luas (penampang) dan ketebalan (panjang) dihitung
menggunakan satuan .....
a. m1 d. kg
b. m2 e. liter
c. m3
2. Pekerjaan pembersihan lahan memiliki satuan .....
a. m1 d. kg
b. m2 e. liter
c. m3
3. Koefisien (liter/ m2) lapis perekat (tack coat) mempunyai rentang berkisar antara .....
a. 0,15 – 0,5 liter/ m2 d. 1 – 3 liter/ m2
b. 0,5 – 1 liter/ m2 e. 1 – 5 liter/ m2
c. 0,5 – 2 liter/ m2
4. Koefisien (liter/ m2) lapis resap pengikat (prime coat) mempunyai rentang berkisar antara
.....
a. 0,1 – 1 liter/ m2 d. 2,5 – 5,5 liter/ m2
b. 0,4 – 1,3 liter/ m2 e. 3,5 – 6,5 liter/ m2
c. 1,5 – 2,5 liter/ m2
5. Besi beton batang polos Ø 8 mm dengan panjang 12 m memiliki berat berapa kilogram?
a. 1 kg d. 6,00 kg
b. 2,66 kg e. 7,40 kg
c. 4,74 kg
6. Volume pekerjaan apa yang dihitung berdasarkan satuan m1?
a. Pekerjaan galian dan timbunan d. Pekerjaan lapis perekat
b. Pekerjaan pemotongan pohon e. Pekerjaan penulangan
c. Pekerjaan gorong – gorong
7. Untuk menghitung volume pekerjaan lapis perekat menggunakan rumus .....
a. 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 (𝑚)
b. 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 (𝑚2 ) × 0,5 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑚2
c. meter lari atau meter panjang (m1)
Materi Pokok
A. Hakikat Analisa Harga Satuan Pekerjaan
B. Permen PUPR Nomor 28 Tahun 2016
C. Menganalisa Harga Satuan Pekerjaan
Uraian Materi
Dalam sebuah pekerjaan konstruksi diperlukan analisa harga satuan, analisa tersebut
digunakan untuk mengetahui biaya dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Analisa harga satuan
mencakup analisis harga satuan upah tenaga kerja, analisis harga satuan alat, dan analisis harga
satuan bahan yang kemudian didapatkan nilai harga satuan per tiap pekerjaannya. Selanjutnya
biaya tersebut ditambah dengan biaya umum dan keuntungan yang telah disepakati. Lalu,
bagaimana prinsip penyusunan daftar analisis harga satuan pekerjaan? Selain itu, bagaimana
Tenaga
Bahan Alat B1: B2:
Kerja
Biaya Umum Keuntungan
Analisis HSD
1. Biaya Langsung
Biaya langsung terdiri atas upah, alat dan bahan. Biaya langsung masing - masing
ditentukan sebagai Harga Satuan Dasar (HSD) untuk setiap satuan pengukuran standar,
agar hasil rumusan analisis yang diperoleh mencerminkan harga aktual di lapangan.
Biaya tenaga kerja dapat dihitung dalam sistem orang hari (OH) atau orang jam
(OJ). Dalam perhitungan satuan dasar upah bidang Bina Marga menggunakan standar
upah orang jam (OJ). Besarnya sangat dipengaruhi oleh kualifikasi tenaga kerja dan
lokasi pekerjaan. Standar upah tenaga kerja dapat dilihat berdasarkan standar yang
telah ditetapkan Gubernur/Bupati/Walikota daerah setempat.
atau
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖
Upah orang per jam (OJ) =
7 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
MULAI
Diketahui:
Upah tenaga kerja
Hitung:
1. Jika diketahui upah per bulan
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
OJ =
25 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 7 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
2. Jika diketahui upah per hari
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖
OJ =
7 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
SELESAI
Gambar 49. Bagan Alir Perhitungan Harga Satuan Dasar (HSD) Upah
Sumber: dokumen pribadi (2020)
Hasil dari perhitungan HSD upah selanjutnya digunakan untuk perhitungan HSD alat dan
HSD bahan. Selain itu hasil perhitungan HSD upah digunakan juga sebagai masukan
untuk perhitungan analisa HSP (Harga Satuan Pekerjaan).
MULAI
Diketahui: Diketahui:
A, B, i, W B, W, HP, U1, U2,
Hitung: Hitung:
1. Nilai Sisa Alat (C) 1. Biaya Bahan Bakar (H)
𝐶 = 10% × 𝐵 𝐻 = (12,00 s/d 15,00)% 𝑥 𝐻𝑃
2. Faktor Angsuran Modal (D) 2. Biaya Minyak Pelumas (I)
𝐴
𝑖 𝑥 (1 + 𝑖) 𝑙 = (2,5 s/d 3)% 𝑥 𝐻𝑃
𝐷=
(1 + 𝑖) 𝐴 − 1 3. Biaya Bengkel (J)
3. Biaya Pengembalian Modal (E) 𝐽 = (6,25 s/d 8,75)% 𝑥 𝐵/𝑊
(𝐵 − 𝐶) 𝑥 𝐷 4. Biaya Perbaikan (K)
𝐸=
𝑊 𝐾 = (12,5 s/d 17,5)% 𝑥 𝐵/𝑊
4. Asuransi dan Pajak (F) 5. Upah Operator (L) dan
0,2% 𝑥 𝐵 Pembantu Operator (M)
F=
𝑊 L = 1 orang/jam x U1
M = 1 orang/jam x U2
Hitung:
Biaya Pasti (G)
= (𝐸 + 𝐹) Hitung:
Biaya Operasi (P)
(𝐵 − 𝐶) 𝑥 𝐷 𝐼𝑛𝑠 𝑥 𝐵
= + 𝑃 =𝐻+𝑙+𝐽+𝐾+𝐿+𝑀
𝑊 𝑊
(𝐵 − 𝐶) 𝑥 𝐷 + (𝐼𝑛𝑠 𝑥 𝐷)
=
𝑊
𝑆 = (𝐺 + 𝑃)
SELESAI
Gambar 51. Bagan Alir Perhitungan Harga Satuan Dasar (HSD) Alat Mekanis
Sumber: dokumen pribadi (2020)
MULAI
Diketahui:
Hitung:
Kapasitas produksi/jam (Q)
Hitung:
Biaya alat/satuan pengukuran (RpEn-1→Rpn)
1
= × 𝑅𝑝𝐸
𝑄
SELESAI
Gambar 52. Bagan Alir Perhitungan Harga Satuan Dasar (HSD) Bahan
Sumber: Kementrian PUPR (2016)
HARGA
No. KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat
2 Kondisi Jalan : baik
3 Jarak Quarry ke Lokasi Pekerjaan L 20,00 Km
4 Harga satuan batu kali di Quarry RpM02 1,00 M3 19.500,00
5 Harga Satuan Dasar Excavator RpE10 1,00 Jam 432.395,76
6 Harga Satuan Dasar Dump Truck RpE09 1,00 Jam 402.962,24
7 Berat volume batu kali Bil 1,44 ton/m3
III. PERHITUNGAN
EXCAVATOR (E10)
Kapasitas Bucket V 0,93 M3
Faktor Bucket Fb 0,75 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0,83 -
Waktu siklus Ts1
- Menggali / memuat T1 0,75 menit
- Lain-lain T2 0,50 menit
Ts1 1,25 menit
Kap. Prod. / jam =
V x Fb x Fa x 60 Q1 27,7884 M3 / Jam
Ts1
Bahan olahan dapat berupa agregat kasar dan agregat halus, campuran beton
semen, campuran beraspal, dan lain-lain merupakan hasil produksi di plant (pabrik)
atau beli jadi dari produsen di luar kegiatan pekerjaan. Bahan olahan misalnya
agregat atau batu pecah yang diambil dari bahan baku atau bahan dasar kemudian
diproses dengan alat mesin pemecah batu menjadi material dengan beberapa fraksi.
Melalui proses penyaringan atau pencampuran beberapa fraksi bahan dapat
dihasilkan menjadi agregat kelas tertentu. Bahan olahan lainnya misalnya bahan baku
batu kali dipecah dengan stone crusher menjadi agregat kasar dan agregat halus.
Lokasi tempat proses pemecahan bahan biasanya di base camp atau di lokasi khusus,
sedangkan unit produksi campuran umumnya berdekatan dengan lokasi mesin
pemecah batu (stone crusher), agar dapat mensuplai agregat lebih mudah.
Dalam penetapan harga satuan dasar bahan olahan di lokasi tertentu,
khususnya untuk agregat, ada tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu: masukan,
proses dan keluaran. Berikut ini disusun tahap-tahap analisis perhitungan bahan
dasar olahan.
a) Masukan
(1) Jarak quarry (bila sumber bahan baku diambil dari quarry), km.
(2) Harga satuan dasar tenaga kerja.
(3) Harga satuan dasar alat.
Dari tahap-tahap analisis perhitungan bahan dasar olahan di atas, analisa HSD
bahan olahan agregat pecah kasar & halus dapat kita perhitungkan pada Tabel 7. Hasil
dari perhitungan HSD bahan olahan agregat pecah kasar & halus ini selanjutnya dapat
digunakan untuk perhitungan HSD bahan olahan agregat kelas A, agregat kelas B,
agregat kelas S dan lain sebagainnya.
ITEM PEMBAYARAN : AGREGAT KASAR & HALUS untuk bahan lapis Agregat dan lapis Aspal
JENIS PEKERJAAN : PENGADAAN AGREGAT KASAR & HALUS
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA SATUAN
I ASUMSI
1 Bahan dasar Sirtu (material Batu bercampur pasir) diterima di lokasi Alat
Pemecah Batu (di Base Camp)
2 Kegiatan dilakukan di dalam lokasi Base Camp
4 Berat Isi Bahan : - Batu / Gravel D1 1,040 Ton/M3
- Pasir D2 1,373 Ton/M3
- Batu Pecah D3 1,232 Ton/M3
5 Harga Satuan Bahan Dasar : - Batu Kali Rp1 199.600,00 Rp./M3
- Sirtu Rp2 125.000,00 Rp./M3
6 Biaya Operasi Alat : - Pemecah Batu (Stone Crusher) Rp3 982.963,84 Rp./Jam
- Wheel Loader Rp4 477.782,58 Rp./Jam
7 Kapasitas Alat : - Pemecah Batu (Stone Crusher) Cp1 60,00 Ton/Jam
- Wheel Loader Cp2 1,50 M3
8 Faktor Efisiensi Alat :- Pemecah Batu (Stone Crusher) Fa1 0,70 -
- Wheel Loader Fa2 0,83 -
9 Faktor Kehilangan Material Fh 1,10 -
II METHODE PELAKSANAAN
1 Wheel Loader mengangkut Sirtu dari tumpukan
dan menuangkannya ke Alat Pemecah Batu.
2 Bahan dasar yang digunakan Sirtu (material Batu bercampur kerikil dan pasir)
3 Dilokasi hooper/Feeder dipasang penyiram air (w ater sprayer)
berfungsi sebagai pencucian bahan dari kotoran (lumpur)
4 Setelah disemprot air Sirtu dimasukkan kedalam pemecah pertama
(primary crusher) kapasitas 60 ton/jam (bukaan Jaw 10 cm s.d 20 cm tergantung
ukuran boulder)
6 Hasil Primary Crusher disaring memakai Scalping Screen(screen 1) dengan
ukuran ayakan #1,5 inch (3,75 cm) atau #2,0 inch (5,00 cm)
yg menghasilkan lolos ayakan agregat ukuran (0 - 50) dan tdk lolos agg.(50 - 200)
Asumsi material yang lolos saringan (screen1) 20 %
Asumsi keseluruhannya menghasilkan ukuran (0 - 50) 8,74 m3
7 Hasil yang lolos saringan(screen1) sebagai fraksi halus tidak boleh dipakai
langsung untuk bahan campuran lapisan perkerasan aspal, tetapi dapat digunakan
untuk bahan campuran Agregat kelas B dan S, khusus untuk Agregat A yang
digunakan hanya ukuran (0 - 5)
8 Hasil yang tidak lolos screen1 dimasukan ke pemecah kedua (Secondary Crusher) 80 %
kemudian dipisahkan mempergunakan Screen2 yang menghasilkan ukuran 38,96 m3
(0 - 5), (5 - 3/8"=9,50mm) dan (3/8" - 3/4"=19mm atau 1"=2,54mm))
yang dapat langsung digunakan untuk kebutuhan Agregat Kasar Lapis pondasi
Agregat A (ukuran 5 - 1") dan Agg.Kasar dan Agg.Halus lapisan perkerasan Aspal
Asumsi proporsi hasil pemisahan saringan (screen2)
- menghasilkan ukuran (0 - 5) 20 %
- menghasilkan ukuran (5 - 3/8"=9,5mm) 30 %
- menghasilkan ukuran (3/8" - 3/4"=19mm) 50 %
9 Hasil yang tidak lolos dimasukan kedalam pemecah ketiga (Tertiary crusher)
atau (secondary Crusher) dan hasilnya dimasukan kembali ke saringan screen2
1.c. Biaya Produksi Batu Pecah stone crusher 1 set dgn w heel loader
= {(Tst x Rp3) + (Tw x Rp4)} Bp 1.499.565,34 Rp./Jam
IV PERHITUNGAN
1 Prim ary Crusher
Produksi Primary Crusher + scalping Screen 1 Prod 60,00 Ton/Jam
Lolos scalping screen (sreen1) LSc 1 20,00 %
Tidak lolos scalping screen(screen1)( 100 - LSc 1 ) TLSc1 80,00 %
Asumsi % Biaya proses scalping screen ukuran # 2"=50 mm thdp biaya produksi LSc2 20,00 %
Biaya Produksi scalping Screen BPSc 299.913,07 Rp.
Volume (0 - 50) = ((Prod x LSc 1) x LSc2))/D1 V1 8,74 m3
2 Secondary Crusher
Produksi Secondary Crusher + scalping Screen 2 Prod 48,00 Ton/Jam
Asumsi % Biaya proses produksi Batu Pecah thdp BOP S.Crusher 1 set LSc3 80,00 %
Biaya Produksi = LSc3 : 100 x BP + BPSc : 2 Bprod 1.349.608,81 Rp.
kapasitas yang diproduksi = Prod x TLSc1/100 : D3 CpSC1 38,96 m3
Lolos screen2 ukuran ( 0 - 5) LSc4 20,00 %
Volume ukuran ( 0 - 5) = (CpSC1 x LSc4/100) V2 7,79 m3
Lolos screen2 ukuran ( 5 - 9,5) LSc5 30,00 %
Volume ukuran ( 5 - 9,5) = (CpSC1 x LSc5/100) V3 11,69 m3
Lolos screen2 ukuran ( 9.5 - 19,0) LSc6 50,00 %
Volume ukuran ( 9,5 - 19.0) = (CpSC1 x LSc6/100) V4 19,48 m3
Secondary Crusher
Asumsi %Biaya produksi per fraksi (untuk tiap lengan conveyor 1/3 biaya produksi) LSc2 33,33 %
Biaya Produksi per Fraksi = Hs 1 : 3 PF 586.553,16 Rp.
Agregat pecah mesin ( 0 - 5) = PF : V2 + Rp2 Hs2 200.274,32 Rp./M3
Agregat pecah mesin (5 - 9.5) = PF : V3 + Rp2 Hs3 175.182,88 Rp./M3
Agregat pecah mesin (9.5 - 19) = PF : V4 + Rp2 Hs4 155.109,73 Rp./M3
1) Asumsi
Asumsi dapat meliputi antara lain, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut.
a) Sifat pekerjaan dilakukan secara mekanis
b) Lokasi pekerjaan (untuk jalan adalah sepanjang jalan, L dengan satuan km).
2) Urutan Pekerjaan
Urutan pekerjaan tergantung pada sifat pekerjaan dan pada umumnya adalah
sebagai berikut:
a) Pekerjaan yang memerlukan bahan, alat dan tenaga kerja, antara lain:
(1) Pemindahan bahan (memuat, menumpahkan) dengan alat Excavator, Loader,
atau Dump Truck.
(2) Pencampuran bahan dengan alat Asphalt Mixing Plant, Concrete Batching
Plant atau Concrete Mixer Plant.
(3) Pengangkutan bahan atau campuran dengan Dump Truck, Truck Mixer atau
Flat Bed Truck.
(4) Penempatan bahan atau penuangan campuran dengan Dump Truck, Asphalt
Finisher untuk campuran aspal, atau Concrete Paving Machine, Concrete
Pump untuk campuran beton semen.
(5) Pemindahan pelat beton, balok beton, pelat baja, girder jembatan, dan lain-
lain dengan Crane.
(6) Pemadatan bahan atau campuran dengan alat Steel Wheel Roller, Vibrator
Roller, atau Pneumatic Tire Roller untuk perkerasan beton aspal, atau
Concrete Vibrator untuk beton semen.
(7) Pengecatan marka menggunakan mesin Applicator cat marka.
(8) Dibantu sekelompok pekerja untuk merapikan bahan, campuran, hamparan,
produk bahan menggunakan alat bantu.
(9) Pekerjaan timbunan:
• Menggali dan memuat bahan timbunan ke dalam truk dengan alat
Excavator.
• Untuk bahan timbunan yang distabilisasi, bahan dibawa ke Plant untuk
dicampur dengan bahan stabilisasi, kemudian dimuat ke dalam Truck dan
dibawa ke lokasi pekerjaan. Bila tidak dilakukan stabilisasi, bahan timbunan
dibawa langsung ke lokasi pekerjaan.
d) Faktor Kehilangan
Dalam menentukan keperluan bahan (bahan dasar yang ada di quarry) perlu
diperhitungkan pula adanya faktor kehilangan akibat pengerjaan atau angkutan.
Faktor kehilangan karena pemadatan berkisar antara 0% sampai dengan 25%.
Faktor kehilangan bahan (bahan baku yang ada di stock pile) disebabkan berbagai
hal.
Tabel 10. Faktor Kehilangan Bahan Berbentuk Curah dan Kemasan pada
Pekerjaan Jalan Beraspal
Sumber: Kementerian PUPR (2016)
Tabel 11. Faktor Kehilangan Bahan Berbentuk Curah dan Kemasan pada
Pekerjaan Berbasis Semen atau Beton Semen
Sumber: Kementerian PUPR (2016)
b) Koefisien Alat
Koefisien alat adalah waktu yang diperlukan (dalam satuan jam) oleh suatu
alat untuk menyelesaikan atau menghasilkan produksi sebesar satu satuan volume
jenis pekerjaan. Data utama yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi alat ini
adalah:
• Jenis alat;
• Kapasitas produksi;
• Faktor efisiensi alat;
• Waktu siklus; dan
• Kapasitas produksi alat.
Untuk keperluan analisis harga satuan pekerjaan (HSP) diperlukan satu atau lebih
alat berat. Setiap alat mempunyai kapasitas produksi (Q) yang bermacam-macam,
tergantung pada jenis alat, faktor efisiensi alat, kapasitas alat, dan waktu siklus.
Koefisien alat adalah berbanding terbalik dengan kapasitas produksi alat itu
sendiri.
1
Koefisien Alat /𝑚3 = , jam
𝑄
Asphalt mixing plant adalah suatu tempat yang terdiri dari beberapa alat
- alat berat dan mesin yang berfungsi untuk memproduksi beton aspal/hotmix
dalam skala besar. Penggunaan asphalt mixing plant adalah saat memproduksi
material lapis perkerasan seperti aspal concrete.
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = 𝑉 × 𝐹𝑎 ; ton
Keterangan:
V : kapasitas produksi; ton/jam,
Fa : faktor efisiensi alat AMP.
• Asphalt Finisher
• Asphalt Sprayer
• Bulldozer
Concrete mixer adalah alat untuk memproduksi beton ready mix, dengan
volume yang kecil akan tetapi dari segi kualitas beton tetap seragam dan sesuai
proporsi material yang telah ditentukan dalam desain mix (Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 2013 tentang Katalog Alat Berat Konstruksi 2013).
𝑉 × 𝐹𝑎 × 60 3
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = ;𝑚
1000 × 𝑇𝑠
Keterangan:
Q : kapasitas produksi, m3/jam,
V atau Cp : kapasitas mencampur; m³,
Fa : faktor efisiensi alat,
Ts : Waktu siklus, 𝑇𝑠 = ∑𝑛𝑛−1 𝑇𝑛 ; menit,
T1 : waktu mengisi; menit,
T2 : waktu mencampur; menit,
T3 : waktu menuang; menit,
T4 : waktu menunggu; menit,
60 : konversi jam ke menit,
1000 : perkalian dari satuan km ke meter.
𝑉 × 𝐹𝑎 × 60 3
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = ; 𝑚 , 𝑔𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟
𝐹𝑘 × 𝑇𝑠
Keterangan:
Q : kapasitas produksi, m3/ jam,
V : kapasitas bak; ton,
Fa : faktor efisiensi alat,
Fk : faktor pengembangan bahan,
v1 : kecepatan rata-rata bermuatan, (15 – 25); km/jam.
v2 : kecepatan rata-rata kosong, (25 – 35); km/jam
Ts : Waktu siklus, 𝑇𝑠 = ∑𝑛𝑛−1 𝑇𝑛 ; menit,
𝑉×60
T1 : waktu muat: 𝐷×𝑄 ; menit
𝐸𝑐𝑣
T2 : waktu mencampur; menit
T3 : waktu menuang; menit
T4 : waktu menunggu; menit
QEcv : kapasitas produksi Excavator; m³ / jam, bila kombinasi
dengan alat Excavator. Bila melayani alat lain seperti
Wheel Loader, AMP dan lain-lain, gunakan Q yang sesuai,
60 : konversi jam ke menit.
• Excavator Backhoe
Tabel 16. Faktor Bucket (Bucket Fill Factor) (Fb) untuk Excavator Backhoe
Sumber: Kementerian PUPR (2016)
Kondisi Operasi Kondisi Lapangan Factor Bucket (Fb)
Mudah Tanah biasa, lempung, 1,1 – 1,2
tanah lembut
Sedang Tanah biasa berpasir, 1,0 – 1,1
kering
Agak Sulit Tanah biasa berbatu 1,0 – 0,9
Sulit Batu pecah hasil 0,9 – 0,8
Tabel 17. Faktor Konversi Galian (Fv) untuk Alat Excavator Backhoe
Sumber: Kementerian PUPR (2016)
Kondisi Membuang,
Kondisi Galian (Kedalaman
Menumpahkan (Dumping)
Galian/Kedalam Galian
Agak
Maksimum) Mudah Normal Sulit
Sulit
< 40% 0,7 0,9 1,1 1,4
(40 – 75)% 0,8 1 1,3 1,6
>75% 0,9 1,1 1,5 1,8
Truck jenis ini tidak dilengkapi bak, tetapi hanya lantai datar, baik dari
papan kayu ataupun steel plate. Alat ini berfungsi untuk memuat barang –
barang yang lebih panjang daripada ukuran bak. Akan tetapi tidak dapat
digunakan untuk memuat bahan curah (Departemen Pekerjaan Umum Tahun
2006 tentang Modul SIB – 05 : Alat Berat).
𝑉 × 𝐹𝑎 × 60
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = , 𝑡𝑜𝑛
𝑇𝑠
Keterangan:
V : kapasitas muat; ton,
Fa : faktor efisiensi alat,
v1 : kecepatan rata-rata bermuatan; km/jam,
v2 : kecepatan rata-rata kosong; km/jam,
Ts : Waktu siklus, 𝑇𝑠 = ∑𝑛𝑛−1 𝑇𝑛 ; menit,
T1 : waktu muat; menit,
QEcv adalah kapasitas produksi Excavator; m³ / jam,
Bila melayani alat lain seperti Wheel Loader, AMP dan
lain-lain, gunakan Q yang sesuai,
T2 : waktu tempuh isi: = (L / v1) x 60; menit,
T3 : waktu tempuh kosong:= (L / v2) x 60; menit,
T4 : waktu bongkar; menit,
60 : konversi jam ke menit.
• Motor Grader
Tabel 20. Faktor Bucket (Bucket Fill Factor, Fb) untuk Wheel Loader dan Track
Loader
Sumber: Kementerian PUPR (2016)
Kondisi Penumpahan Wheel Loader Track Loader
Mudah 1,0 – 1,1 1,0 - 1,1
Sedang 0,85 – 0,95 0,95 – 1,1
Agak Sulit 0,80 – 0,85 1,0 – 0,9
Sulit 0,75 – 0,80 0,9 – 0,8
Untuk mengambil agregat dari stock pile ke dalam cold bin AMP:
𝑉 × 𝐹𝑏 × 𝐹𝑎 × 60 3
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = 𝑚 , 𝑔𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟
𝑇𝑠
Keterangan:
V : kapasitas bucket; m³,
Fb : faktor bucket,
Fa : faktor efisiensi alat,
L : jarak dari stock pile ke cold bin; m,
v1 : kecepatan rata-rata bermuatan, (15 – 25); km/jam,
v2 : kecepatan rata-rata kosong, (25 – 35); km/jam,
Ts : Waktu siklus, 𝑇𝑠 = ∑𝑛𝑛−1 𝑇𝑛 + 𝑍 ; menit,
T1 : waktu tempuh isi: = (L / v1) x 60; menit ,
T2 : waktu tempuh kosong:= (L / v2) x 60; menit,
Z : waktu pasti (mengisi, berputar, menumpuk); asumsi (0,60
– 0,75) menit; menit,
60 : konversi jam ke menit.
Untuk mengisi batu ke dalam stone crusher, sama dengan dari stock pile ke
dalam Cold Bin AMP, kecuali Fb diambil 0,75 (kondisi sulit).
Alat ini (mesin gilas) mempunyai tiga roda, dua dibelakang dan satu
didepan. Roller ini banyak dioperasikan pada pekerjaan pemadatan sub base
atau kadang - kadang pada finishing dengan hot mix.
𝑏𝑒 × 𝑣 × 1000 × 𝐹𝑎 × 𝑡 3
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = 𝑚
𝑛
Keterangan:
be : lebar efektif pemadatan = b - b0 (overlap); m,
v : kecepatan pemadatan; km/h,
Fa : faktor efisiensi alat,
n : jumlah lintasan,
t : tebal lapisan; m,
1000 : perkalian dari km ke m.
Tabel 21. Kecepatan, Lebar Pemadatan dan Jumlah Lintasan Alat Pemadat
Sumber: Kementerian PUPR (2016)
Kecepatan
Lebar Pemadatan Jumlah
Jenis Pemadat Rata – Rata
Efektif (b-bo); m Lintasan (n)
(v) km/h
Road roller ±2 Lebar roda total - 4–8
0,2
Tire roller ± 2,5 Lebar roda total - 3–5
0,3
Vibrating roller ± 1,5 Lebar roda - 0,2 4 – 12
besar
Vibrating roller Lebar roda - 0,1
kecil
Soil compactor 4 – 10 Lebar roda drive - 4 - 12
0,2
Tamper ± 1,0
• Tandem Roller
• Concrete Vibrator
Stone crusher adalah sebuah alat yang didesain untuk memecahkan batu
dari ukuran yang besar menjadi ukuran yang lebih kecil. Selain untuk
memecahkan batuan, stone crusher juga berfungsi untuk memisahkan butir-
butir batuan yang telah dipecahkan menggunakan screen atau saringan.
Stone Crusher:
(𝐹𝑎1 × 𝐶𝑝1 ) 3
Produksi stone crusher/jam: 𝑄𝑏 = ;𝑚
𝐷3
(𝐹𝑎1 × 𝐶𝑝1 ) 3
Kebutuhan batu (gravel)/jam: 𝑄𝑔 = ;𝑚
𝐷1
Wheel loader melayani stone crusher:
Kapasitas angkut/rit: 𝐾𝑎 = (𝐹𝑎2 × 𝐶𝑝2 ); 𝑚3
Waktu kerja wheel loader memasok gravel:
{(𝑄𝑔 ÷ 𝐾𝑎 ) × 𝑇𝑠 }
𝑇𝑤 = ; 𝑗𝑎𝑚
60
Keterangan:
Ts : waktu siklus (muat, tuang, tunggu, dll); menit,
D1 : berat Isi bahan; batu/gravel; ton/m³,
D3 : berat isi batu pecah; ton/m³,
Cp1 : kapasitas alat pemecah batu (stone crusher); ton/jam,
Cp2 : kapasitas bucket wheel loader; m³,
Water tank truck digunakan untuk mengangkut air, yang digunakan untuk
menyiram permukaan material yang dipadatkan atau untuk keperluan lainnya.
Water tank truck yang digunakan proyek biasanya memiliki kapasitas sebesar
4.500 liter.
𝑝𝑎 × 𝐹𝑎 × 60 3
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = 𝑚 /𝑗𝑎𝑚
𝑊𝑐 × 1000
Keterangan:
V : volume tangki air; m³,
Wc : kebutuhan air /m³ material padat; m³,
pa : kapasitas pompa air; diambil 100 liter/menit; liter/menit,
Fa : faktor efisiensi alat,
60 : konversi jam ke menit,
1000 : perkalian dari km ke m.
Alat pemadat ini berbentuk alat pemadat tandem kecil dengan roda besi
pemadat berdiameter kecil (drum). Pedestrian roller dengan berat statis mulai
dari 400 Kg sampai 1200 Kg dipakai pada pemadatan lapisan aspal panas atau
dingin untuk pejalan kaki, di pelataran parkir mobil, atau pemadatan lapisan
aspal pada pekerjaan patching untuk permukaan lubang kerusakan agak luas,
dan juga untuk pelaksanaan pemadatan lapisan aspal permukaan pekerjaan
jalan di bagian tepi dengan beton pembatas atau kerb.
𝑏𝑒 × 𝑣 × 1000 × 𝐹𝑎 × 60 3
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = 𝑚
𝑛
be : lebar efektif pemadatan = b - b0 (overlap); m,
b : lebar efektif pemadatan; m,
bo : lebar overlap; m,
t : tebal pemadatan; m,
v : kecepatan rata-rata alat; km /jam,
n : jumlah lintasan; lintasan,
Fa : faktor efisiensi alat,
1000 : perkalian dari km ke m.
Soil Stabilizer adalah alat yang berfungsi pendaur ulang pada pekerjaan
pemeliharaan jalan secara dingin dan sebagai alat dalam proses stabilizer
tanah. Soil Stabilizer digunakan untuk pekerjaan perbaikan kondisi tanah dasar
pada pembuatan jalan, atau landasan pacu. Mesin ini bekerja menggali,
mencampur, dan menggelar kembali tanah yang ada dengan memberikan
bahan tambahan untuk stabilitas tanah (Kementerian Pekerjaan Umum Tahun
2013 tentang Katalog Alat Berat Konstruksi 2013).
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = 𝑣 × 1.000 × 𝑏 × 𝑡 × 𝐹𝑎 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
Keterangan:
t : tebal pemadatan; m,
v : kecepatan rata-rata; km/jam
b : lebar pemotongan; m,
Fa : faktor efisiensi alat,
1000 : perkalian dari satuan km ke meter.
• Concrete Pump
𝑉 × 𝐹𝑎 × 60 3
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = 𝑚 ,
𝑇𝑠
V : kapasitas; m³,
Fa : faktor efisiensi alat,
Ts : Waktu siklus, 𝑇𝑠 = ∑𝑛𝑛−1 𝑇𝑛 ; menit,
T1 : waktu pengecoran; menit ,
T2 : waktu lain - lain; menit,
60 : konversi jam ke menit.
• Cold Milling
Rock Drilling Breaker adalah alat atau mesin yang di gunakan untuk
membongkar atau menghancurkan beton (concrete) lantai atau batu, Rock Drill
banyak diaplikasikan pada pekerjaan pembongkaran, batu & pekerjaan sipil
lainnya.
Kapasitas produksi untuk reinforced concrete: 122 – 229 m³ / 8 jam.
Kapasitas produksi / jam” Q diambil 15 m³.
𝑉 × 𝐹𝑏 × 𝐹𝑎 × 60 3
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = 𝑚 ,
𝑇𝑠
Keterangan:
V : kapasitas braker; m³,
Fb : faktor braker,
Fa : faktor efisiensi alat,
Ts : Waktu siklus, 𝑇𝑠 = ∑𝑛𝑛−1 𝑇𝑛 ; menit,
T1 : waktu memahat; menit ,
T2 : waktu lain - lain; menit,
60 : konversi jam ke menit.
• Cold Recycler
Cold Recycler digunakan untuk perbaikan kerusakan lapis pondasi jalan
(sub base) yang terdiri dari material berbutir, bukan telfort/macadam.
Kapasitas produksi pengupasan/jam:
𝑄 = 𝑣 × 𝑏 × 𝐹𝑎 × 𝑡 × 60 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
Kapasitas produksi pengupasan/jam:
𝑄 = 𝑣 × 𝑏 × 𝐹𝑎 × 60 𝑚2 /𝑗𝑎𝑚
Alat tambahan untuk pelaksanaan yang diperlukan adalah truk tangki aspal,
dan truk tangki semen.
• Hot Recycler
Hot Recycler digunakan untuk perbaikan lapis permukaan beraspal (AC -
WC dan AC - BC).
Kapasitas produksi recycle/jam:
𝑄 = 𝑣 × 𝑏 × 𝐹𝑎 × 𝑡 × 60 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
Kapasitas produksi pengupasan/jam:
𝑄 = 𝑣 × 𝑏 × 𝐹𝑎 × 60 𝑚2 /𝑗𝑎𝑚
Keterangan:
b : lebar pengupasan; m,
t : tebal kedalaman pengupasan; m,
v : kecepatan pengupasan; m/menit,
Fa : faktor efisiensi alat,
60 : konversi jam ke menit.
Kapasitas produksi ini baru dari material galian lama, kapasitas produksi yang
sebenarnya harus ditambah dengan bahan baru dari penampung (hopper).
• Concrete Paver
• Concrete Breaker
Concrete truck mixer adalah alat transportasi khusus untuk beton cor
curah siap pakai (ready mix concrete) yang dirancang untuk mengangkut
campuran beton curah siap pakai dari batching plant (pabrik olahan beton) ke
lokasi pengecoran. Untuk mempertahankan stabilitas kekentalan beton cor
yang berada di dalam truck mixer ini melalui proses agitasi atau memutar drum
yang bagian dalam drum dilengkapi dengan spiral pisau satu arah rotasi
putaran, sebagai pengaduk material beton cor selama waktu transportasi ke
lokasi pengecoran. Biasanya dalam campuran beton diberikan adiktif yang
bersifat mempercepat/ memperlama pengerasan beton.
𝑉 × 𝐹𝑎 × 60 3
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = 𝑚 /𝑗𝑎𝑚
1000 × 𝑇𝑠
Keterangan:
V : kapasitas drum; m³
Fa : faktor efisiensi alat,
T1 : lama waktu mengisi = (V : Q) x 60; menit,
T2 : lama waktu mengangkut = (L : v1) x 60; menit,
T3 : lama waktu kembali = (L : v2) x 60; menit,
T4 : lama waktu menunggu dll; menit,
Ts : Waktu siklus pencampuran, 𝑇𝑠 = ∑𝑛𝑛−1 𝑇𝑛 ; menit,
60 : konversi jam ke menit.
b. Pekerjaan Manual
Keuntungan tidak sama dengan gaji. Keuntungan adalah hasil jerih payah dari
keahlian, ditambah biaya risiko pekerjaan selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan
dalam kontrak pekerjaan. Besarnya biaya umum dan keuntungan ditentukan dengan
mempertimbangkan antara lain dari lama waktu pelaksanaan pekerjaan, tingkat suku
bunga pinjaman bank yang berlaku, tingkat inflasi, overhead kantor pusat dan lapangan,
dan resiko investasi. Ini merupakan domain penyedia jasa yang sampai dengan saat ini
belum ada ketentuan resmi dari Pemerintah yang mengatur nilai maksimum biaya umum
dan keuntungan penyedia jasa. Bila kita ingin memenangkan tender sedangkan saingannya
cukup banyak, maka kita berani untuk menurunkan harga penawaran dengan mengurangi
keuntungan. HPS sendiri disusun dengan memperhitungkan keuntungan dan biaya
overhead yang dianggap wajar (Perpres Nomor 70 Tahun 2012, Pasal 66, Ayat 8), suatu nilai
optimum yang relatif dekat dengan tingkat suku bunga Bank Indonesia.
Jika menemukan sheet seperti di samping, maka nominal pada sheet dapat
0,90 diisi/diubah sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan atau sesuai dengan
rencana pekerjaan.
Jika menemukan sheet seperti di samping, maka nominal pada sheet dapat
0,90 diisi/diubah sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan atau sesuai dengan
rencana pekerjaan.
Jika menemukan sheet seperti di samping, maka nominal pada sheet tidak
dapat diisi/diubah. Hal ini dikarenakan sheet tersebut merupakan hasil dari
0,90 analisa atau ketentuan yang telah ditetapkan dan diatur menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Nomor: 28/PRT/M/2016,
Tahun 2016, tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
Setelah memahami uraian di atas, mari kita analisa harga satuan pekerjaan secara
bertahap. Sebagai acuan analisa perlu kita perhatikan struktur analisa harga satuan pekerjaan
pada Gambar 47. agar tidak terjadi misscalculate. Hal pertama yang kita lakukan adalah
mencari informasi umum pada pekerjaan konstruksi jalan seperti pada Tabel 23.
Catatan:
Biaya tidak langsung (biaya umum dan keuntungan) pada analisa harga satuan pekerjaan ini
ditetapkan sebesar 10% dari nilai biaya langsung.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 = 10% × 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔
INFORMASI UMUM
1. Nomor Paket Kontrak : Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengaw asan Jalan Nasional DKI
7. Lebar jalan lama ( bahu + perkerasan + bahu ) ( 0,00 + 0,00 + 0,00 ) meter
11. Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan ---> L= 0,85 Kilometer
0,71 Km = a
C 0,71 Km = b
B
0,5 Km = c
Keterangan:
• Pada kolom ‘harga satuan’ merupakan upah tenaga kerja per hari menurut Pergub DKI
No. 6 Tahun 2019.
Setelah mendapatkan perolehan harga alat (Tabel 25), biaya sewa per jam alat/HSD
alat dapat diperoleh dengan memperhitungkan analisa biaya pasti dan biaya operasi alat.
Sebelum melakukan perhitungan perlu kita ketahui terlebih dahulu informasi seperti
tenaga alat, kapasitas alat, umur ekonomis, jam kerja dalam setahun dan harga alat yang
nantinya akan digunakan sebagai masukan dalam perhitungan. Berikut disajikan salah satu
contoh perhitungan HSD alat mekanis pada Tabel 26.
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan ASPHALT MIXING PLANT
2. Tenaga Pw 294,0 HP
3. Kapasitas Cp 60,0 T/Jam
4. Alat a. Umur Ekonomis A 10,0 Tahun
b. Jam Kerja Dalam 1 Tahun W 1.500,0 Jam
c. Harga Alat B 5.500.000.000,0 Rupiah
5 Kapastas tangki aspal Ca 30.000,00 liter
E. LAIN - LAIN
1. Tingkat Suku Bunga i 10,00 % / Tahun
2. Upah Operator / Sopir U1 30.066,21 Rp./Jam
3. Upah Pembantu Operator / Pmb.Sopir U2 25.803,30 Rp./Jam
4. Bahan Bakar Bensin Mb 7.000,00 Rp./liter
5. Bahan Bakar Solar Ms 14.500,00 Rp./liter
6. Minyak Pelumas Mp 42.000,00 Rp./liter
7 PPN diperhitungkan pada lembar Rekapitulasi
Biaya Pekerjaan
8 Bahan bakar Batubara 500,00 Rp/kg
Seperti halnya pada Tabel 26., pada Tabel 27. disajikan perhitungan biaya sewa alat per jam/HSD alat mekanis secara keseluruhan untuk tiap
jenis alat dalam 1 barisnya. Setelah mendapatkan hasil perhitungan HSD alat, selanjutnya hasil perhitungan dapat digunakan sebagai masukan untuk
perhitungan HSD bahan dan perhitungan HSP (Harga Satuan Pekerjaan).
TENAGA KAPASITAS HARGA ALAT YANG DIPAKAI NILAI FAKTOR BIAYA PASTI PER JAM BIAYA OPERASI PER JAM KERJA TOTAL
ALAT ALAT ALAT JAM SISA PENGEM- BIAYA ASURANSI TOTAL BAHAN BAKAR & PELUMAS WORKSHOP
PERBAIKAN dan PERAWATAN UPAH TOTAL BIAYA
UMUR KERJA HARGA ALAT BALIAN PENGEM- DAN BIAYA BAHAN MINYAK OPERATOR PEMBANTU BIAYA SEWA ALAT
ALAT 1 TAHUN ALAT MODAL BALIAN LAIN-LAIN PASTI / JAM BAKAR PELUMAS BIAYA KOEF. BIAYA KOEF. BIAYA / SOPIR OPERATOR OPERASI PER
(HP) - (T ahun) (T ahun) (Jam) (Rp.) (Rp.) - (Rp.) (Rp.) (Rp.) % % (Rp.) - (Rp.) - (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
ALAT i(1+i)^A (B - C) x D 0.002 x B 10 0,25 Harga BBM 0,022 (g1 x B') 0,064 (g1 x B') Per Per
(10% X B) ----------- ----------- ----------- (e1 + e2) s/d s/d + s/d ----- s/d ----------- Jam Kerja Jam Kerja F+G+H+I E+J
HP Cp B A W B C D e1 e2 E f1 f2 F g1 G g1 G H I J K
1 2a 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 17 18 19 20 21 22
1. ASPHALT MIXING PLANT E01 294,0 60,0 T /Jam 5.500.000.000 10,0 1.500,0 5.500.000.000 550.000.000 0,16275 537.059,80 7.333,33 544.393,14 0,1200 0,0004 7.823.881,80 0,0280 102.667 0,0900 330.000,00 30.066,21 77.409,89 8.799.024,57 9.343.417,71
2. ASPHALT FINISHER E02 72,4 10,0 T on 600.000.000 6,0 1.400,0 600.000.000 60.000.000 0,22961 88.562,85 857,14 89.419,99 0,1200 0,0004 127.040,28 0,0022 942,86 0,0900 38.571,43 30.066,21 25.803,30 222.424,08 311.844,07
3. POWER BROOM E03 12,0 4.000,0 M2/Jam 34.452.000 5,0 1.200,0 34.452.000 3.445.200 0,26380 6.816,26 57,42 6.873,68 0,1200 0,0004 21.056,40 0,0022 63,16 0,0900 2.583,90 30.066,21 25.803,30 79.572,97 86.446,66
4. BULLDOZER 100-150 HP E04 155,0 - - 2.500.000.000 5,0 2.000,0 2.500.000.000 250.000.000 0,26380 296.772,17 2.500,00 299.272,17 0,1000 0,0003 226.377,50 0,0280 35.000,00 0,0640 80.000,00 30.066,21 25.803,30 397.247,01 696.519,18
7. CRANE 10-15 T ON E07 138,0 15,0 T on 1.951.950.000 5,0 2.000,0 1.951.950.000 195.195.000 0,26380 231.713,77 1.951,95 233.665,72 0,1000 0,0003 201.549,00 0,0280 27.327,30 0,0640 62.462,40 30.066,21 25.803,30 347.208,21 580.873,93
8. DUMP T RUCK 3 - 4 M3 E08 100,0 4,0 M3 360.000.000 5,0 2.000,0 360.000.000 36.000.000 0,26380 42.735,19 360,00 43.095,19 0,1000 0,0003 146.050,00 0,0280 5.040,00 0,0640 11.520,00 30.066,21 25.803,30 218.479,51 261.574,70
9. DUMP T RUCK 6-8 M3 E09 190,0 8,0 M3 420.000.000 5,0 2.000,0 420.000.000 42.000.000 0,26380 49.857,72 420,00 50.277,72 0,1000 0,0003 277.495,00 0,0280 5.880,00 0,0640 13.440,00 30.066,21 25.803,30 352.684,51 402.962,24
10. EXCAVAT OR 80-140 HP E10 133,0 0,9 M3 1.100.000.000 5,0 2.000,0 1.100.000.000 110.000.000 0,26380 130.579,75 1.100,00 131.679,75 0,1000 0,0003 194.246,50 0,0280 15.400,00 0,0640 35.200,00 30.066,21 25.803,30 300.716,01 432.395,76
11. FLAT BED T RUCK 3-4 T ONE11 100,0 4,0 ton 700.000.000 5,0 2.000,0 700.000.000 70.000.000 0,26380 83.096,21 700,00 83.796,21 0,1000 0,0003 146.050,00 0,0280 9.800,00 0,0640 22.400,00 30.066,21 25.803,30 234.119,51 317.915,72
12. GENERAT OR SET E12 180,0 135,0 KVA 207.000.000 5,0 2.000,0 207.000.000 20.700.000 0,26380 24.572,74 207,00 24.779,74 0,1000 0,0003 262.890,00 0,0280 2.898,00 0,0640 6.624,00 30.066,21 25.803,30 328.281,51 353.061,25
13. MOT OR GRADER >100 HP E13 135,0 10.800,0 - 1.145.500.000 5,0 2.000,0 1.145.500.000 114.550.000 0,26380 135.981,01 1.145,50 137.126,51 0,1000 0,0003 197.167,50 0,0280 16.037,00 0,0640 36.656,00 30.066,21 25.803,30 305.730,01 442.856,52
14. T RACK LOADER 75-100 HPE14 70,0 0,8 M3 1.100.000.000 5,0 2.000,0 1.100.000.000 110.000.000 0,26380 130.579,75 1.100,00 131.679,75 0,1000 0,0003 102.235,00 0,0280 15.400,00 0,0640 35.200,00 30.066,21 25.803,30 208.704,51 340.384,26
15. WHEEL LOADER 1.0-1.6 M3E15 96,0 1,5 M3 1.700.000.000 5,0 2.000,0 1.700.000.000 170.000.000 0,26380 201.805,07 1.700,00 203.505,07 0,1000 0,0003 140.208,00 0,0280 23.800,00 0,0640 54.400,00 30.066,21 25.803,30 274.277,51 477.782,58
UMUR KERJA HARGA ALAT BALIAN PENGEM- DAN BIAYA BAHAN MINYAK OPERATOR PEMBANTU BIAYA SEW A ALAT
ALAT 1 TAHUN ALAT MODAL BALIAN LAIN-LAIN PASTI / JAM BAKAR PELUMAS BIAYA KOEF. BIAYA KOEF. BIAYA / SOPIR OPERATOR OPERASI PER
MODAL / SOPIR / JAM JAM KERJA
(HP) - (Tahun) (Tahun) (Jam) (Rp.) (Rp.) - (Rp.) (Rp.) (Rp.) % % (Rp.) - (Rp.) - (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
No. KODE f1 x HP x 1 Orang 1 Orang
ALAT i(1+i)^A (B - C) x D 0.002 x B 10 0,25 Harga BBM 0,022 (g1 x B') 0,064 (g1 x B') Per Per
(10% X B) ----------- ----------- ----------- (e1 + e2) s/d s/d + s/d ----- s/d ----------- Jam Kerja Jam Kerja F+G+H+I E+ J
(1+i)^A-1 W W 12 0,35 f2 x HP x 0,028 W 0,09 W = =
Harga Oli Rp30.066,2 Rp25.803,3
HP Cp B A W B C D e1 e2 E f1 f2 F g1 G g1 G H I J K
1 2a 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 17 18 19 20 21 22
17. TANDEM ROLLER 6-8 T.E17 74,3 6,9 Ton 1.698.750.000 5,0 2.000,0 1.698.750.000 169.875.000 0,26380 201.656,69 1.698,75 203.355,44 0,1000 0,0003 108.500,55 0,0280 23.782,50 0,0640 54.360,00 30.066,21 25.803,30 242.512,56 445.867,99
18. TIRE ROLLER 8-10 T. E18 135,0 10,9 Ton 1.425.000.000 5,0 2.000,0 1.425.000.000 142.500.000 0,26380 169.160,13 1.425,00 170.585,13 0,1000 0,0003 197.167,50 0,0280 19.950,00 0,0640 45.600,00 30.066,21 25.803,30 318.587,01 489.172,15
19. VIBRATORY ROLLER 5-8E19
T. 82,0 7,1 Ton 644.300.000 5,0 2.000,0 644.300.000 64.430.000 0,26380 76.484,12 644,30 77.128,42 0,1000 0,0003 119.761,00 0,0280 9.020,20 0,0640 20.617,60 30.066,21 25.803,30 205.268,31 282.396,73
20. CONCRETE VIBRATOR E20 5,5 25,0 - 12.500.000 4,0 1.000,0 12.500.000 1.250.000 0,31547 3.549,05 25,00 3.574,05 0,1200 0,0004 9.650,85 0,0022 27,50 0,0900 1.125,00 30.066,21 25.803,30 66.672,86 70.246,91
21. STONE CRUSHER E21 220,0 60,0 T/Jam 3.500.000.000 5,0 2.000,0 3.500.000.000 350.000.000 0,26380 415.481,03 3.500,00 418.981,03 0,1000 0,0003 321.310,00 0,0280 49.000,00 0,0640 112.000,00 30.066,21 51.606,60 563.982,81 982.963,84
22. WATER PUMP 70-100 mmE22 6,0 - - 7.467.000 3,0 2.000,0 7.467.000 746.700 0,40211 1.351,17 7,47 1.358,63 0,1000 0,0003 8.763,00 0,0280 104,54 0,0640 238,94 30.066,21 25.803,30 64.975,99 66.334,63
23. WATER TANKER 3000-4500
E23L. 135,0 4.000,0 Liter 660.000.000 5,0 2.000,0 660.000.000 66.000.000 0,26380 78.347,85 660,00 79.007,85 0,1000 0,0003 197.167,50 0,0280 9.240,00 0,0640 21.120,00 30.066,21 25.803,30 283.397,01 362.404,86
24. PEDESTRIAN ROLLER E24 8,8 835,0 Ton 667.380.560 3,0 2.000,0 667.380.560 66.738.056 0,40211 120.763,62 667,38 121.431,00 0,1000 0,0003 12.852,40 0,0280 9.343,33 0,0640 21.356,18 30.066,21 25.803,30 99.421,42 220.852,42
25. TAMPER E25 1,5 121,0 Ton 102.900.000 4,0 1.000,0 102.900.000 10.290.000 0,31547 29.215,75 205,80 29.421,55 0,1200 0,0004 2.632,05 0,0022 226,38 0,0900 9.261,00 30.066,21 25.803,30 67.988,94 97.410,49
26. JACK HAMMER E26 0,0 1.330,0 - 46.000.000 5,0 2.000,0 46.000.000 4.600.000 0,26380 5.460,61 46,00 5.506,61 0,1000 0,0003 0,00 0,0280 644,00 0,0640 1.472,00 30.066,21 25.803,30 57.985,51 63.492,12
27. FULVI MIXER E27 345,0 2.005,0 - 900.000.000 4,0 1.000,0 900.000.000 90.000.000 0,31547 255.531,35 1.800,00 257.331,35 0,1200 0,0004 605.371,50 0,0022 1.980,00 0,0900 81.000,00 30.066,21 25.803,30 744.221,01 1.001.552,36
28. CONCRETE PUMP E28 150,0 100,00 M3/jam 4.525.762.500 6,0 2.000,0 4.525.762.500 452.576.250 0,22961 467.616,81 4.525,76 472.142,57 0,1000 0,0003 219.075,00 0,0280 63.360,68 0,0640 144.824,40 30.066,21 25.803,30 483.129,59 955.272,16
29. TRAILER 20 TON E29 175,0 20,00 Ton 850.000.000 6,0 2.000,0 850.000.000 85.000.000 0,22961 87.824,82 850,00 88.674,82 0,1000 0,0003 255.587,50 0,0280 11.900,00 0,0640 27.200,00 30.066,21 25.803,30 350.557,01 439.231,83
30. PILE DRIVER + HAMMERE30 25,0 2,50 Ton 400.000.000 5,0 2.000,0 400.000.000 40.000.000 0,26380 47.483,55 400,00 47.883,55 0,1000 0,0003 36.512,50 0,0280 5.600,00 0,0640 12.800,00 30.066,21 25.803,30 110.782,01 158.665,56
31. CRANE ON TRACK 35 TON
E31 125,0 35,00 Ton 5.970.000.000 6,0 2.000,0 5.970.000.000 597.000.000 0,22961 616.840,23 5.970,00 622.810,23 0,1000 0,0003 182.562,50 0,0280 83.580,00 0,0640 191.040,00 30.066,21 25.803,30 513.052,01 1.135.862,24
32. WELDING SET E32 11,0 250,00 Amp 11.350.000 5,0 2.000,0 11.350.000 1.135.000 0,26380 1.347,35 11,35 1.358,70 0,1000 0,0003 16.065,50 0,0280 158,90 0,0640 363,20 30.066,21 25.803,30 72.457,11 73.815,81
33. BORE PILE MACHINE E33 150,0 2.000,0 Meter 2.250.000.000 6,0 2.000,0 2.250.000.000 225.000.000 0,22961 232.477,47 2.250,00 234.727,47 0,1000 0,0003 219.075,00 0,0280 31.500,00 0,0640 72.000,00 30.066,21 25.803,30 378.444,51 613.171,98
34. ASPHALT LIQUID MIXERE34 5,0 1.000,0 Liter 150.000.000 4,0 2.000,0 150.000.000 15.000.000 0,31547 21.294,28 150,00 21.444,28 0,1000 0,0003 7.302,50 0,0280 2.100,00 0,0640 4.800,00 30.066,21 25.803,30 70.072,01 91.516,29
35. TRONTON 15 TON E35 150,0 15,0 Ton 800.000.000 10,0 1.500,0 800.000.000 80.000.000 0,16275 78.117,79 1.066,67 79.184,46 0,1200 0,0004 263.205,00 0,0280 14.933,33 0,0900 48.000,00 30.066,21 77.409,89 433.614,44 512.798,90
36. COLD MILLING MACHINE
E37 240,0 1.000,0 m 5.300.000.000 5,0 2.000,0 5.300.000.000 530.000.000 0,26380 629.156,99 5.300,00 634.456,99 0,1000 0,0003 350.520,00 0,0280 74.200,00 0,0640 169.600,00 30.066,21 77.409,89 701.796,11 1.336.253,10
37. ROCK DRILL BREAKER E36 2,7 0,7 M3 12.000.000 10,0 1.500,0 12.000.000 1.200.000 0,16275 1.171,77 16,00 1.187,77 0,1200 0,0004 4.737,69 0,0280 224,00 0,0900 720,00 30.066,21 77.409,89 113.157,80 114.345,56
38. COLD RECYCLER E38 900,0 2,2 M 7.400.000.000 5,0 2.000,0 7.400.000.000 740.000.000 0,26380 878.445,61 7.400,00 885.845,61 0,1000 0,0003 1.314.450,00 0,0280 103.600,00 0,0640 236.800,00 30.066,21 77.409,89 1.762.326,11 2.648.171,72
39. HOT RECYCLER E39 400,0 3,0 M 16.000.000.000 5,0 2.000,0 16.000.000.000 1.600.000.000 0,26380 1.899.341,86 16.000,00 1.915.341,86 0,1000 0,0003 584.200,00 0,0280 224.000,00 0,0640 512.000,00 30.066,21 77.409,89 1.427.676,11 3.343.017,97
40. AGGREGAT (CHIP) SPREADER
E40 115,0 3,5 M 395.000.000 4,0 1.000,0 395.000.000 39.500.000 0,31547 112.149,87 790,00 112.939,87 0,1200 0,0004 201.790,50 0,0022 869,00 0,0900 35.550,00 30.066,21 77.409,89 345.685,61 458.625,48
41. ASPHALT DISTRIBUTORE41 115,0 4.000,0 Liter 395.000.000 5,0 1.200,0 395.000.000 39.500.000 0,26380 78.150,00 658,33 78.808,34 0,1200 0,0004 201.790,50 0,0022 724,17 0,0900 29.625,00 30.066,21 77.409,89 339.615,77 418.424,11
42. SLIP FORM PAVER E42 174,0 7,0 M 13.769.105.700 6,0 2.000,0 13.769.105.700 1.376.910.570 0,22961 1.422.669,73 13.769,11 1.436.438,84 0,1000 0,0003 254.127,00 0,0280 192.767,48 0,0640 440.611,38 30.066,21 77.409,89 994.981,97 2.431.420,81
43. CONCRETE PAN MIXERE43 15,4 600,0 Liter 20.988.000 10,0 1.500,0 20.988.000 2.098.800 0,16275 2.049,42 27,98 2.077,40 0,1200 0,0004 27.022,38 0,0280 391,78 0,0900 1.259,28 30.066,21 77.409,89 136.149,54 138.226,95
44. CONCRETE BREAKER E44 290,0 20,0 m3/jam 900.000.000 5,0 2.000,0 900.000.000 90.000.000 0,26380 106.837,98 900,00 107.737,98 0,1000 0,0003 423.545,00 0,0280 12.600,00 0,0640 28.800,00 30.066,21 77.409,89 572.421,11 680.159,09
45. ASPAHLT TANKER E45 190,0 4.000,0 liter 500.000.000 6,0 2.000,0 500.000.000 50.000.000 0,22961 51.661,66 500,00 52.161,66 0,1000 0,0003 335.495,00 0,0280 7.000,00 0,0640 16.000,00 30.066,21 25.803,30 414.364,51 466.526,17
46. CEMENT TANKER E46 190,0 4.000,0 liter 500.000.000 6,0 2.000,0 500.000.000 50.000.000 0,22961 51.661,66 500,00 52.161,66 0,1000 0,0003 277.495,00 0,0280 7.000,00 0,0640 16.000,00 30.066,21 25.803,30 356.364,51 408.526,17
121
122
UMUR KERJA HARGA ALAT BALIAN PENGEM- DAN BIAYA BAHAN MINYAK OPERATOR PEMBANTU BIAYA SEW A ALAT
ALAT 1 TAHUN ALAT MODAL BALIAN LAIN-LAIN PASTI / JAM BAKAR PELUMAS BIAYA KOEF. BIAYA KOEF. BIAYA / SOPIR OPERATOR OPERASI PER
46. CEMENT TANKER E46 190,0 4.000,0 liter 500.000.000 6,0 2.000,0 500.000.000 50.000.000 0,22961 51.661,66 500,00 52.161,66 0,1000 0,0003 277.495,00 0,0280 7.000,00 0,0640 16.000,00 30.066,21 25.803,30 356.364,51 408.526,17
47. CONDRETE MIXER (350)E47 20,0 350,0 liter 35.000.000 2,0 2.000,0 35.000.000 3.500.000 0,57619 9.075,00 35,00 9.110,00 0,1000 0,0003 29.210,00 0,0280 490,00 0,0640 1.120,00 30.066,21 25.803,30 86.689,51 95.799,51
48. VIBRATING RAMMER E48 4,2 80,0 KG 8.190.000 4,0 1.000,0 8.190.000 819.000 0,31547 2.325,34 16,38 2.341,72 0,1200 0,0004 7.369,74 0,0022 18,02 0,0900 737,10 30.066,21 25.803,30 63.994,37 66.336,09
E49 220,0
49. TRUK MIXER (AGITATOR) 5,0 M3 1.425.000.000 5,0 2.000,0 1.425.000.000 142.500.000 0,26380 169.160,13 1.425,00 170.585,13 0,1000 0,0003 321.310,00 0,0280 19.950,00 0,0640 45.600,00 30.066,21 25.803,30 442.729,51 613.314,65
50. BORE PILE MACHINE E50 125,0 60,0 CM 1.170.000.000 10,0 1.500,0 1.170.000.000 117.000.000 0,16275 114.247,27 1.560,00 115.807,27 0,1200 0,0004 219.337,50 0,0280 21.840,00 0,0900 70.200,00 30.066,21 25.803,30 367.247,01 483.054,28
E51
51. CRANE ON TRACK 75-100 200,0
TON 75,0 Ton 10.540.000.000 5,0 2.000,0 10.540.000.000 1.054.000.000 0,26380 1.251.191,45 10.540,00 1.261.731,45 0,1000 0,0003 292.100,00 0,0280 147.560,00 0,0640 337.280,00 30.066,21 25.803,30 832.809,51 2.094.540,96
52. BLENDING EQUIPMENTE52 50,0 30,0 Ton 500.000.000 10,0 1.500,0 500.000.000 50.000.000 0,16275 48.823,62 666,67 49.490,29 0,1200 0,0004 87.735,00 0,0280 9.333,33 0,0900 30.000,00 30.066,21 25.803,30 182.937,85 232.428,13
53. ASPHALT LIQUID MIXERE34a 40,0 20.000,0 Liter 150.000.000 4,0 2.000,0 150.000.000 15.000.000 0,31547 21.294,28 150,00 21.444,28 0,1000 0,0003 58.420,00 0,0280 2.100,00 0,0640 4.800,00 30.066,21 25.803,30 121.189,51 142.633,79
54. BAR BENDER E53 3,0 0,0 0,0 82.500.000 8,0 1.250,0 82.500.000 8.250.000 0,18744 11.134,17 132,00 11.266,17 0,1200 0,0004 5.264,10 0,0022 145,20 0,0900 5.940,00 30.066,21 25.803,30 67.218,81 78.484,99
55. BAR CUTTER E54 3,0 0,0 0,0 82.500.000 8,0 1.250,0 82.500.000 8.250.000 0,18744 11.134,17 132,00 11.266,17 0,1200 0,0004 5.264,10 0,0022 145,20 0,0900 5.940,00 30.066,21 25.803,30 67.218,81 78.484,99
56. BREAKER E55 170,0 15,0 m3/jam 1.650.000.000 5,0 2.000,0 1.650.000.000 165.000.000 0,26380 195.869,63 1.650,00 197.519,63 0,1000 0,0003 248.285,00 0,0280 23.100,00 0,0640 52.800,00 30.066,21 25.803,30 380.054,51 577.574,14
57. GROUTING PUMP E56 100,0 15,0 Ton 24.000.000 5,0 2.000,0 24.000.000 2.400.000 0,26380 2.849,01 24,00 2.873,01 0,1000 0,0003 146.050,00 0,0280 336,00 0,0640 768,00 30.066,21 25.803,30 203.023,51 205.896,52
58. JACK HIDROLIC E57 10,0 - - 12.000.000 5,0 2.000,0 12.000.000 1.200.000 0,26380 1.424,51 12,00 1.436,51 0,1000 0,0003 14.605,00 0,0280 168,00 0,0640 384,00 30.066,21 25.803,30 71.026,51 72.463,02
kw
E59
60. PILE DRIVER LEADER, 75 70,0 75,0 kw 585.000.000 5,0 9.600,0 585.000.000 58.500.000 0,26380 14.467,64 121,88 14.589,52 0,1000 0,0003 102.235,00 0,0280 1.706,25 0,0640 3.900,00 30.066,21 25.803,30 163.710,76 178.300,28
62. PILE HAMMER, 2,5 Ton E61 1,0 2,50 Ton 400.000.000 5,0 8.000,0 400.000.000 40.000.000 0,26380 11.870,89 100,00 11.970,89 0,1000 0,0003 1.460,50 0,0280 1.400,00 0,0640 3.200,00 30.066,21 25.803,30 61.930,01 73.900,90
63. STRESSING JACK E62 89,0 15,00 Ton 300.000.000 5,0 1.800,0 300.000.000 30.000.000 0,26380 39.569,62 333,33 39.902,96 0,1000 0,0003 129.984,50 0,0280 4.666,67 0,0640 10.666,67 30.066,21 25.803,30 201.187,35 241.090,30
A
64. WELDING MACHINE, 300E63 5,0 0,00 0 35.530.000 5,0 10.000,0 35.530.000 3.553.000 0,26380 843,55 7,11 850,65 0,1000 0,0003 7.302,50 0,0280 99,48 0,0640 227,39 30.066,21 25.803,30 63.498,89 64.349,54
(WARM
E01a
65. ASPHALT MIXING PLANT MIX)
294,0 60,0 T/Jam 5.500.000.000 10,0 1.500,0 5.500.000.000 550.000.000 0,16275 537.059,80 7.333,33 544.393,14 0,1200 0,0004 7.823.881,80 0,0280 102.667 0,0900 330.000,00 30.066,21 77.409,89 8.799.024,57 9.343.417,71
E01b
66. ASPHALT MIXING PLANT 294,0
(MODIFIKASI, 60,0 T/Jam
ASBUTON) 5.500.000.000 10,0 1.500,0 5.500.000.000 550.000.000 0,16275 537.059,80 7.333,33 544.393,14 0,1200 0,0004 7.823.881,80 0,0280 102.667 0,0900 330.000,00 30.066,21 77.409,89 8.799.024,57 9.343.417,71
E17a 100,0
67. TANDEM ROLLER 8-10 T. 10,0 Ton 1.550.000.000 5,0 2.000,0 1.550.000.000 155.000.000 0,26380 183.998,74 1.550,00 185.548,74 0,1000 0,0003 146.050,00 0,0280 21.700,00 0,0640 49.600,00 30.066,21 25.803,30 273.219,51 458.768,25
HP
68. MINI EXCAVATOR 40-60E10a 50,0 0,2 M3 450.000.000 5,0 1.200,0 450.000.000 45.000.000 0,26380 89.031,65 750,00 89.781,65 0,1200 0,0004 59.535,00 0,0022 825,00 0,0900 33.750,00 30.066,21 25.803,30 149.979,51 239.761,16
7,6
E19a1-2 T.
69. BABY VIBRATORY ROLLER 1,5 Ton 120.000.000 5,0 1.200,0 120.000.000 12.000.000 0,26380 23.741,77 200,00 23.941,77 0,1200 0,0004 9.049,32 0,0022 220,00 0,0900 9.000,00 30.066,21 25.803,30 74.138,83 98.080,61
70. WATER JET BLASTING E64 6,5 100,0 Liter 16.000.000 3,0 1.200,0 16.000.000 1.600.000 0,40211 4.825,38 26,67 4.852,04 0,1200 0,0004 7.739,55 0,0022 29,33 0,0900 1.200,00 30.066,21 25.803,30 64.838,40 69.690,44
3. HSD Bahan
Berbeda dengan pekerjaan bangunan gedung, biasanya material diterima di lokasi
kerja dalam keadaan siap dicampur, siap dirakit, atau siap dipasang. Untuk pekerjaan
bangunan jalan, jembatan, dan bangunan air, pada umumnya memerlukan analisa HSD
bahan berupa analisis quarry dan analisis bahan olahan. Untuk memudahkan perhitungan
perlu kita simak terlebih dahulu bagan alir perhitungan HSD bahan pada Gambar 52.
• Analisis quarry diperlukan guna memperhitungkan biaya ongkos bongkar - muat dan
pengangkutan dari sumber bahan ke base camp atau gudang. Contoh pada Tabel 29.
• Analisis bahan olahan diperlukan guna memperhitungkan biaya pemrosesan bahan
menjadi bahan yang dibutuhkan. Misalnya bahan batu baku batu kali dipecah dengan
stone crusher menjadi agregat kasar dan agregat halus, contoh pada Tabel 30. Contoh
lainnya adalah agregat A yang memerlukan pemrosesan dari agregat kasar dan agregat
halus seperti pada Tabel 31.
Pada Tabel 28. disajikan harga bahan di quarry dan jarak dari qurry ke base camp atau lokasi
pekerjaan diambil dari kondisi di lapangan. Informasi ini selanjutnya digunakan sebagai
masukan pada perhitungan HSD bahan.
Tabel 28. Harga dan Jarak Rata – Rata dari Sumber Bahan
Sumber: BIMTEK (2019)
HARGA JARAK
No. SATUAN ROYALTY QUARRY KET.
(Rp) ( Km )
HARGA
No. URAIAN KODE KOEF. SATUAN SATUAN
(Rp.)
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat
2 Kondisi Jalan : baik
3 Jarak Quarry ke Lokasi Pekerjaan L 25,00 Km
4 Harga satuan Gravel di Quarry RpM07 1,00 M3 8.000,00
5 Harga Satuan Dasar Excavator RpE10 1,00 Jam 432.395,76
6 Harga Satuan Dasar Dump Truck RpE09 1,00 Jam 402.962,24
7 Berat volume gravel Bil 2,20 ton/m3
III. PERHITUNGAN
EXCAVATOR (E10)
Kapasitas Bucket V 0,93 M3
ITEM PEMBAYARAN : AGREGAT KASAR & HALUS untuk bahan lapis Agregat dan lapis Aspal
JENIS PEKERJAAN : PENGADAAN AGREGAT KASAR & HALUS
SATUAN PEMBAYARAN : M3 URAIAN ANALISA HARGA SATUAN
I ASUMSI
1 Bahan dasar Sirtu (material Batu bercampur pasir) diterima di lokasi Alat
Pemecah Batu (di Base Camp)
2 Kegiatan dilakukan di dalam lokasi Base Camp
4 Berat Isi Bahan : - Batu / Gravel D1 1,040 Ton/M3
- Pasir D2 1,373 Ton/M3
- Batu Pecah D3 1,232 Ton/M3
5 Harga Satuan Bahan Dasar : - Batu Kali Rp1 199.600,00 Rp./M3
- Sirtu Rp2 125.000,00 Rp./M3
6 Biaya Operasi Alat : - Pemecah Batu (Stone Crusher) Rp3 982.963,84 Rp./Jam
- Wheel Loader Rp4 477.782,58 Rp./Jam
7 Kapasitas Alat : - Pemecah Batu (Stone Crusher) Cp1 60,00 Ton/Jam
- Wheel Loader Cp2 1,50 M3
8 Faktor Efisiensi Alat :- Pemecah Batu (Stone Crusher) Fa1 0,70 -
- Wheel Loader Fa2 0,83 -
9 Faktor Kehilangan Material Fh 1,10 -
II METHODE PELAKSANAAN
1 Wheel Loader mengangkut Sirtu dari tumpukan
dan menuangkannya ke Alat Pemecah Batu.
2 Bahan dasar yang digunakan Sirtu (material Batu bercampur kerikil dan pasir)
3 Dilokasi hooper/Feeder dipasang penyiram air (w ater sprayer)
berfungsi sebagai pencucian bahan dari kotoran (lumpur)
4 Setelah disemprot air Sirtu dimasukkan kedalam pemecah pertama
(primary crusher) kapasitas 60 ton/jam (bukaan Jaw 10 cm s.d 20 cm tergantung
ukuran boulder)
6 Hasil Primary Crusher disaring memakai Scalping Screen(screen 1) dengan
ukuran ayakan #1,5 inch (3,75 cm) atau #2,0 inch (5,00 cm)
yg menghasilkan lolos ayakan agregat ukuran (0 - 50) dan tdk lolos agg.(50 - 200)
1.c. Biaya Produksi Batu Pecah stone crusher 1 set dgn w heel loader
= {(Tst x Rp3) + (Tw x Rp4)} Bp 1.499.565,34 Rp./Jam
IV PERHITUNGAN
1 Prim ary Crusher
Produksi Primary Crusher + scalping Screen 1 Prod 60,00 Ton/Jam
Lolos scalping screen (sreen1) LSc 1 20,00 %
Tidak lolos scalping screen(screen1)( 100 - LSc 1 ) TLSc1 80,00 %
Asumsi % Biaya proses scalping screen ukuran # 2"=50 mm thdp biaya produksi LSc2 20,00 %
Biaya Produksi scalping Screen BPSc 299.913,07 Rp.
Volume (0 - 50) = ((Prod x LSc 1) x LSc2))/D1 V1 8,74 m3
2 Secondary Crusher
Produksi Secondary Crusher + scalping Screen 2 Prod 48,00 Ton/Jam
Asumsi % Biaya proses produksi Batu Pecah thdp BOP S.Crusher 1 set LSc3 80,00 %
Biaya Produksi = LSc3 : 100 x BP + BPSc : 2 Bprod 1.349.608,81 Rp.
kapasitas yang diproduksi = Prod x TLSc1/100 : D3 CpSC1 38,96 m3
Lolos screen2 ukuran ( 0 - 5) LSc4 20,00 %
Volume ukuran ( 0 - 5) = (CpSC1 x LSc4/100) V2 7,79 m3
Lolos screen2 ukuran ( 5 - 9,5) LSc5 30,00 %
Volume ukuran ( 5 - 9,5) = (CpSC1 x LSc5/100) V3 11,69 m3
Lolos screen2 ukuran ( 9.5 - 19,0) LSc6 50,00 %
Volume ukuran ( 9,5 - 19.0) = (CpSC1 x LSc6/100) V4 19,48 m3
Secondary Crusher
Asumsi %Biaya produksi per fraksi (untuk tiap lengan conveyor 1/3 biaya produksi) LSc2 33,33 %
Biaya Produksi per Fraksi = Hs 1 : 3 PF 586.553,16 Rp.
Agregat pecah mesin ( 0 - 5) = PF : V2 + Rp2 Hs2 200.274,32 Rp./M3
Agregat pecah mesin (5 - 9.5) = PF : V3 + Rp2 Hs3 175.182,88 Rp./M3
Agregat pecah mesin (9.5 - 19) = PF : V4 + Rp2 Hs4 155.109,73 Rp./M3
Setelah menganalisa bahan olahan agregat kasar dan halus pada Tabel 30.
Selanjutnya kita akan melakukan analisa HSD bahan olahan agregat kelas A pada Tabel 31.
Informasi yang diperlukan berupa jarak rata – rata base camp ke lokasi pekerjaan dan jam
kerja efektif perhari yang ditunjukkan pada Tabel 23, tebal lapis agregat padat, berat isi
padat proposi campuran, berat isi agregat dan faktor kehilangan (Tabel 10). Informasi
mengenai kondisi di lapangan dan informasi alat juga diperlukan untuk mengetahui
besaran masukan dalam perhitungan kapasitas produksi alat. Selain itu jumlah tenaga kerja
juga harus kita ketahui. Hasil dari analisa HSD bahan olahan agregat kelas A selanjutnya
bisa digunakan sebagai masukan untuk perhitungan HSP (Harga Satuan Pekerjaan).
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,85 KM
5 Tebal lapis agregat padat t 0,20 M Spesifikasi 5.1.3.2.d)
6 Berat isi padat Bip 1,78 ton/m3
7 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 jam
8 Proporsi Campuran : - Fraksi Pecah Mesin 5-10 &10-20 & 20-30 APK 69,85 % memenuhi Spec.
- Pasir Urug (PI ≤ 6%, LL ≤ 25%) PU 30,15 %
9 Berat Isi Agregat (lepas) Bil 1,45 ton/m3
10 Faktor kehilangan - Fraksi Pecah Mesin 5-10 &10-20 & 20-30 Fh1 1,05
- Pasir Urug (PI ≤ 6%, LL ≤ 25%) Fh2 1,05
1. BAHAN
Fraksi Pecah Mesin = APK x 1 M3 x Bip/Bil x Fh1 0,9003 M3 formula sdh disesuaikan
Aggregat Halus Lapis pond A = PU x 1 M3 x Bip/Bil x Fh2 0,3886 M3
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1,50 M3 (lepas)
Faktor bucket Fb 0,85 - kondisi sedang
Faktor Efisiensi alat Fa 0,83 -
Waktu Siklus :
- Waktu pemuatan alat blending T1 2,00 menit jarak 50 meter
3. TENAGA
Produksi menentukan : WHEEL LOADER Q1 31,75 M3/Jam
Produksi Agregat / hari = Tk x Q1 Qt 222,23 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 2,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0,0630 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0,0315 Jam
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : …………………………………………………………………..
PROP / KAB / KODYA : ………………………………………………
ITEM PEMBAYARAN NO. :
JENIS PEKERJAAN :
SATUAN PEMBAYARAN :
A. TENAGA
B. BAHAN
0,00
1 Fraksi Pecah Mesin 5-10 &10-20 & 20-30 M3 0,9003 142.157,53 127.990,45
2 Pasir Urug (PI ≤ 6%, LL ≤ 25%) M3 0,3886 175.182,88 68.080,12
C. PERALATAN
1. Wheel Loader (E15) jam 0,0315 477.782,58 15.049,46
2. Blending Equipment (E52) jam 0,0482 78.484,99 3.782,41
3. Water Tank Truck (E23) jam 0,0141 362.404,86 5.094,04
4. Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
HARGA
No. KODE SATUAN SATUAN KETERANGAN
( Rp.)
I. ASUMSI
1 Pekerjaan dilakukan secara mekanik
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Material untuk pembuatan saluran dari beton berada di Base Camp
seperti agregat, pasir, semen dan besi.
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,85 KM
5 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
Saluran beton Tipe U DS 1 Lihat Gambar
Lebar bagian dalam Bo 910,00 mm
Lebar saluran B 1.180,00 mm
Kedalaman saluran h 1.000,00 mm
Tebal dinding tegak t1 90,00 mm
Tebal dasar saluran t2 90,00 mm
Panjang saluran Ln 3.000,00 mm
Volume Saluran per meter Prf 0,32 M3
6 Perbandingan Campuran fc 25 MPa : Semen Sm 299,0 Kg/M3
: Pasir Ps 842,0 Kg/M3
: Agregat Kasar Kr 1.097,0 Kg/M3
: Air Air 185,0 Kg/M3
: Plasticizer Plt 0,9 Kg/M3
7 Faktor Kehilangan Bahan (Fh) : Semen Fh1 1,03
: Pasir + Agregat Fh2 1,05
8 Berat Isi :
- Beton D1 2,20 T/M3
- Pasir D2 1,45 T/M3
- Agregat Kasar D3 1,45 T/M3
- Air D4 1,00 T/M3
II. URUTAN KERJA
2. PERALATAN
2.a. BETON MIXER (E06)
Kapasitas Alat V 500,00 liter
Faktor Efisiensi Alat Fa 0,83 -
Waktu siklus : (T1 + T2 + T3 + T4) Ts
- Memuat T1 4,00 Menit
- Mengaduk T2 4,00 Menit
- Menuang T3 1,00 Menit
- Tunggu, dll. T4 1,00 Menit
Ts 10,00 Menit
3. TENAGA
Produksi Beton dalam 1 hari = Tk x Q1 Qt 17,43 M3
Koefisien Tenaga / M3 :
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0,4016 Jam
- Tukang = (Tk x Tb) : Qt (L02) 2,0080 Jam
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 4,0161 Jam
Rupiah 348.274,00 / M1
Dari hasil analisa HSP saluran berbentuk U tipe DS 1 pada Tabel 34. didapatkan nilai
koefisien upah tenaga kerja, alat dan bahan. Nilai koefisien tersebut kemudian
direkapitulasi seperti pada Tabel 35. untuk mendapatkan jumlah keseluruhan harga upah
tenaga kerja, alat dan bahan dengan mengalikan harga satuan untuk setiap jenis tenaga
kerja, alat dan bahan yang dibutuhkan. Jumlah harga yang diperoleh selanjutnya
ditambah dengan overhead & profit (sebesar 10%). Kemudian dibagi dengan panjang
saluran dengan volume beton M3. Hasil dari perhitungan HSP saluran berbentuk U tipe DS
1 selanjutnya digunakan sebagai masukan pada perhitungan Bill of Quantity (Tabel 58).
PROYEK : Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengaw asan Jalan Nasional DKI Jakarta
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET : Desain Jalan Tamrin
PROP / KAB / KODYA : DKI Jakarta
ITEM PEMBAYARAN NO. : 2.3.(22) PERKIRAAN VOL. PEK. :
JENIS PEKERJAAN : Saluran berbentuk U Tipe DS 1 TOTAL HARGA (Rp.) :
SATUAN PEMBAYARAN : M1 % THD. BIAYA PROYEK :
A. TENAGA
B. MATERIAL
C. PERALATAN
I. ASUMSI
1 Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi Jalan : baik
4 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
5 Faktor pengembangan bahan (padat ke asli) Fv 1,20 -
6 Tebal hamparan padat t 0,15 M
7 Berat volume bahan (lepas) D 1,25 Ton/M3 1,1-1,4
2. ALAT
2.a. EXCAVATOR (E10)
Kapasitas Bucket V 0,93 M3
Faktor Bucket Fb 1,10 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0,83
Faktor konversi , kedalaman 40 %-75 %, Normal Fv 1,00
Waktu siklus Ts1 menit
- Menggali , memuat T1 0,240 menit
- Lain lain T2 0,080 menit
Waktu siklus = T1 x Fv Ts1 0,32 menit Permen PUPR
No
Kap. Prod. / jam = V x Fb x Fa x 60 x Fk Q1 23,88 M3/Jam
Ts1 x Fv
Kapasitas Prod./Jam (v
= x 1000) x (N(b-bo)+bo) x t x Fa Q4 419,15 M3
n
3. TENAGA
Produksi menentukan : EXCAVATOR Q1 23,88 M3/Jam
Produksi Timbunan / hari = Tk x Q1 Qt 167,16 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 4,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0,1675 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L02) 0,0419 Jam
Rp. 98.010,57 / M3
Tabel 37. Perekaman Analisa Harga Satuan Timbunan Biasa dari Sumber Galian
Sumber: BIMTEK (2019)
PROYEK : Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengaw asan Jalan Nasional DKI Jakarta
No. PAKET KONTRAK :
NAMA PAKET : Desain Jalan Tamrin
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : DKI Jakarta
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.2.(1a) PERKIRAAN VOL. PEK. :
JENIS PEKERJAAN : Timbunan Biasa Dari Sumber Galian TOTAL HARGA (Rp.) :
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK :
A. TENAGA
1. Pekerja (L01) Jam 0,1675 24.996,34 4.186,88
2. Mandor (L02) Jam 0,0419 30.066,21 1.259,02
B. BAHAN
1. Bahan timbunan (M08) M3 1,2000 20.000,00 24.000,00
C. PERALATAN
1. Excavator (E10) Jam 0,0419 477.782,58 20.007,10
2. Dump Truck (E09) Jam 0,0883 402.962,24 35.597,25
3. Motor Grader (E13) Jam 0,0020 442.856,52 878,68
4 Sheepfoot Roller Jam 0,0024 189.000,00 450,91
5. Tandem Roller (E17) Jam 0,0004 445.867,99 173,66
6 Water tank truck (E23) Jam 0,0070 362.404,86 2.547,02
Alat Bantu Ls 1,0000 0,00
I. ASUMSI
1 Pekerjaan dilaksanakan hanya pada tanah galian
2 Pekerjaan dilakukan secara mekanis
3 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
4 Kondisi Jalan : jelek / belum padat
5 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
6 Faktor Pengembangan Bahan Fk 1,20
2. ALAT
2.a. MOTOR GRADER (E13)
Panjang operasi grader sekali jalan Lh 50,00 M
Lebar Area Pemadatan w 3,50 M
Lebar Efektif kerja Blade b 2,60 M
Lebar overlap bo 0,30 M
Faktor Efisiensi Alat Fa 0,83 -
Kecepatan rata-rata alat v 4,00 Km / Jam
Jumlah lintasan n 6,00 lintasan
Jumlah lajur lintasan = w /(b-bo) N 2,00 lajur
Waktu siklus
- Perataan 1 kali lintasan = Lh : (v x 1000) x 60 T1 0,75 menit
- Lain-lain T2 1,00 menit
Ts1 1,75 menit
3. TENAGA
Produksi menentukan : MOTOR GRADER Q1 581,00 M2/Jam
Produksi Pekerjaan / hari = Tk x Q1 Qt 4.067,00 M2
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 2,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Koefisien tenaga / M2
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0,0034 Jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L02) 0,0017 Jam
Rp. 12.967,92 / M2
PROYEK : Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengaw asan Jalan Nasional DKI Jakarta
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : Desain Jalan Tamrin
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : DKI Jakarta
ITEM PEMBAYARAN NO. : 3.3.(1) PERKIRAAN VOL. PEK. : 1,00
JENIS PEKERJAAN : Penyiapan Badan Jalan TOTAL HARGA (Rp.) : 12.967,92
SATUAN PEMBAYARAN : M2 0 % THD. BIAYA PROYEK : 0,00
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Motor Grader (E13) jam 0,0017 442.856,52 762,23
2. Tandem / Vibro Roller (E17) jam 0,0244 445.867,99 10.888,99
3 Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,85 KM
5 Tebal lapis agregat padat t 0,30 M Spesifikasi 5.1.3.2.d)
6 Berat isi padat Bip 1,78 ton/m3
7 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 jam
25-10&10-
8 Proporsi Campuran : - Fraksi Pecah Mesin 5-10 &10-20 & 20-30 20&20-30 69,85 % Gradasi harus
- Pasir Urug (PI ≤ 6%, LL ≤ 25%) PU 30,15 % memenuhi Spec.
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1,50 M3 (lepas)
Faktor bucket Fb 0,85 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0,83 -
Waktu Siklus :
- Memuat dan lain-lain Ts1 0,45 menit Permen PUPR
No
Kap. Prod. / jam = V x Fb x Fa x 60 Q1 114,94 M3
Ts1 x Bip/Bil
Koefisien Alat / M3 = 1 : Q1 (E15) 0,0087 jam
3. TENAGA
Produksi menentukan : VIBRATORY ROLLER Q4 154,05 M3/jam
Produksi agregat / hari = Tk x Q4 Qt 1.078,34 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 8,00 orangPengendalian kadar air
- Mandor M 1,00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt (L01) 0,0519 jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt (L03) 0,0065 jam
Dari hasil analisa HSP lapis pondasi agregat kelas A Tabel 40. didapatkan nilai koefisien
upah tenaga kerja, alat dan bahan. Nilai koefisien tersebut kemudian direkapitulasi
seperti pada Tabel 41. untuk mendapatkan jumlah keseluruhan harga upah tenaga kerja,
alat dan bahan dengan mengalikan harga satuan untuk setiap jenis tenaga kerja, alat dan
bahan yang dibutuhkan. Jumlah harga yang diperoleh selanjutnya ditambah dengan
overhead & profit (sebesar 10%). Hasil dari perhitungan HSP lapis pondasi agregat kelas A
selanjutnya digunakan sebagai masukan pada perhitungan Bill of Quantity (Tabel 58).
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader (E15) jam 0,0087 477.782,58 4.156,76
2. Dump Truck (E09) jam 0,0269 402.962,24 10.833,70
3. Motor Grader (E13) jam 0,0006 442.856,52 282,60
4. Vibratory Roller (E19a) jam 0,0065 282.396,73 1.833,17
5 Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,85 KM
5 Tebal lapis agregat padat t 0,20 M Spesifikasi 5.1.3.2.d)
6 Berat isi padat Bip 1,78 ton/m3
7 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 jam
25-10&10-
8 Proporsi Campuran : - Fraksi Pecah Mesin 5-10 &10-20 & 20-30 20&20-30 36,30 % Gradasi harus
- Pasir Batu (4 ≤ PI ≤10 ; LL ≤ 35 %) St 63,70 % memenuhi Spesifikasi
2. ALAT
2.a.WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1,50 M3 (lepas)
Faktor bucket Fb 0,85 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0,83 -
Waktu Siklus :
- Memuat dan lain-lain Ts1 0,45 menit Permen PUPR
Ts1 0,45 menit No
3. TENAGA
Produksi menentukan : VIBRATORY ROLLER Q4 102,70 M3/jam
Produksi agregat / hari = Tk x Q4 Qt 718,89 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 8,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt - 0,0779 jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt - 0,0097 jam
Dari hasil analisa HSP lapis pondasi agregat kelas B pada Tabel 42. didapatkan nilai
koefisien upah tenaga kerja, alat dan bahan. Nilai koefisien tersebut kemudian
direkapitulasi seperti pada Tabel 43. untuk mendapatkan jumlah keseluruhan harga upah
tenaga kerja, alat dan bahan dengan mengalikan harga satuan untuk setiap jenis tenaga
kerja, alat dan bahan yang dibutuhkan. Jumlah harga yang diperoleh selanjutnya
ditambah dengan overhead & profit (sebesar 10%). Hasil dari perhitungan HSP lapis
pondasi agregat kelas B selanjutnya digunakan sebagai masukan pada perhitungan Bill of
Quantity (Tabel 58).
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader (E15) jam 0,0086 477.782,58 4.100,21
2. Dump Truck (E09) jam 0,0263 402.962,24 10.590,97
3. Motor Grader (E13) jam 0,0010 442.856,52 423,91
4. Vibratory Roller (E19a) jam 0,0097 282.396,73 2.749,76
5 Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,85 KM
5 Tebal lapis agregat padat t 0,15 M Spesifikasi 5.1.3.2.d)
6 Berat isi padat Bip 1,78 ton/m3
7 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 jam
25-10&10-
8 Proporsi Campuran : - Fraksi Pecah Mesin 5-10 &10-20 & 20-30 20&20-30 36,30 % Gradasi harus
- Pasir Batu (4 ≤ PI ≤15 ; LL ≤ 35 %) St 63,70 % memenuhi Spesifikasi
2. ALAT
2.a.WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1,50 M3 (lepas)
Faktor bucket Fb 0,85 -
Faktor Efisiensi alat Fa 0,83 -
Waktu Siklus :
- Memuat dan lain-lain Ts1 0,45 menit Permen PUPR
Ts1 0,45 menit No
3. TENAGA
Produksi menentukan : VIBRATORY ROLLER Q4 77,02 M3/jam
Produksi agregat / hari = Tk x Q4 Qt 539,17 M3
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 8,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Koefisien tenaga / M3 :
- Pekerja = (Tk x P) : Qt - 0,1039 jam
- Mandor = (Tk x M) : Qt - 0,0130 jam
Dari hasil analisa HSP lapis pondasi agregat kelas S pada Tabel 44. didapatkan nilai
koefisien upah tenaga kerja, alat dan bahan. Nilai koefisien tersebut kemudian
direkapitulasi seperti pada Tabel 45. untuk mendapatkan jumlah keseluruhan harga upah
tenaga kerja, alat dan bahan dengan mengalikan harga satuan untuk setiap jenis tenaga
kerja, alat dan bahan yang dibutuhkan. Jumlah harga yang diperoleh selanjutnya
ditambah dengan overhead & profit (sebesar 10%). Hasil dari perhitungan HSP lapis
pondasi agregat kelas S selanjutnya digunakan sebagai masukan pada perhitungan Bill of
Quantity (Tabel 58).
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader (E15) jam 0,0087 477.782,58 4.156,76
2. Dump Truck (E09) jam 0,0269 402.962,24 10.833,70
3. Motor Grader (E13) jam 0,0013 442.856,52 565,21
4. Vibratory Roller (E19a) jam 0,0130 282.396,73 3.666,35
5 Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,85 KM
4 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
5 Faktor kehilangan bahan Fh 1,03
6 Bahan :
- Kadar Residu Aspal Emulsi Ae 60 %
1. BAHAN
Untuk mendapatkan 1 liter Lapis Resap Pengikat Aspal Emulsi
diperlukan : ( 1 liter x Fh ) PC 1,03 liter
2. ALAT
2.a.ASPHALT DISTRIBUTOR (E41)
Lebar penyemprotan b 3,50 M
Kecepatan penyemprotan V 30,00 Km/jam
Kapasitas pompa aspal pas 100 liter/menit pemakaian efektif 2 %
Faktor effisiensi kerja Fa 0,83
Kadar aplikasi 0,85 liter/m2 Pasal 6.1.4.2).a)
Kap. Prod. / jam = pas x Fa x 60 Q1 4.980,00 liter
3. TENAGA
Produksi menentukan : AIR COMPRESSOR Q4 1.365,35 liter
Produksi Lapis Resap Pengikat / hari = Tk x Q4 Qt 9.557,45 liter
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 2,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Tabel 47. Perekaman Analisa Harga Satuan Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair
Sumber: BIMTEK (2019)
PROYEK : Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengaw asan Jalan Nasional DKI Jakarta
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : Deain Jalan Tamrin
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : DKI Jakarta
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.1 (1) PERKIRAAN VOL. PEK. :
JENIS PEKERJAAN : Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi TOTAL HARGA (Rp.) :
SATUAN PEMBAYARAN : Liter % THD. BIAYA PROYEK :
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,85 KM
4 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
5 Faktor kehilangan bahan Fh 1,03 -
6 Bahan :
- Kadar Residu Aspal Emulsi As 60 %
1. BAHAN
Untuk mendapatkan 1 liter Lapis Perekat
diperlukan : ( 1 liter x Fh ) PC 1,03 liter
2. ALAT
2.a. ASPHALT DISTRIBUTOR (E41)
Lebar penyemprotan b 3,50 M
Kecepatan penyemprotan v 30,00 M/menit
3. TENAGA
Produksi menentukan : POWER BROOM Q4 1.232,55 liter
Produksi Lapis Perekat / hari = Tk x Q4 Qt 8.627,85 liter
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 2,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Tabel 49. Perekaman Analisa Harga Satuan Lapis Perekat – Aspal Cair
Sumber: BIMTEK (2019)
PROYEK : Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengaw asan Jalan Nasional DKI Jakarta
No. PAKET KONTRAK : ………………………………………………
NAMA PAKET : Desain Jalan Tamrin
………………………………………………………………….
PROP / KAB / KODYA : DKI Jakarta
ITEM PEMBAYARAN NO. : 6.1 (2a) PERKIRAAN VOL. PEK. :
JENIS PEKERJAAN : Lapis Perekat - Aspal Cair/Emulsi TOTAL HARGA (Rp.) :
SATUAN PEMBAYARAN : Liter % THD. BIAYA PROYEK :
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : sedang
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,85 KM
5 Tebal Lapis (AC-WC) padat t 0,04 M Tabel 6.3.11
6 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
7 Faktor kehilanganmaterial : - Agregat Fh1 1,05 -
- Aspal Fh2 1,03 -
8 Berat isi Agregat (padat) Bip 1,45 ton/m3
9 Berat Isi Agregat (lepas) Bil 1,32 ton/m3
## Komposisi campuran AC-WC :
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 15 mm 5-10&10-15 40,30 % Gradasi harus -
- Agregat Pecah Mesin 0 - 5 mm 0-5 52,71 % memenuhi -
- Semen FF 0,94 % Spesifikasi
- Asphalt As 6,05 %
- Anti Stripping Agent Asa 0,30 %As
## Berat isi bahan :
- AC-WC D1 2,29 ton / M3
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 15 mm D2 1,32 ton / M3
- Agr Pch Mesin 0 - 5 mm D3 1,32 ton / M3
## Jarak Stock pile ke Cold Bin l 0,05 km
ke lokasi pekerjaan.
3 Campuran panas AC dihampar dengan Finisher dan dipadatkan dengan
Tandem (aw al dan akhir) & Pneumatic Tire Roller (antara).
4 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan
dengan menggunakan Alat Bantu.
1. BAHAN
1.a. Agr 5-10 & 10-15 = ("5-10&10-15" x Fh1) : D2 (M92) 0,3206 M3
1.b. Agr 0-5 = ("0-5" x Fh1) : D3 (M91) 0,4193 M3
1.c. Sem en = (FF x Fh2) x 1000 (M12) 9,6820 Kg
1.d. Aspal = (As x Fh2) x 1000 (M10) 62,3150 Kg
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1,50 M3 panduan
Faktor bucket Fb 0,85 -
Faktor efisiensi alat Fa 0,83 -
Waktu Siklus T1 + T2 + T3 Ts1
- Kecepatan maju rata rata Vf 15,00 km/jam panduan
- Kecepatan kembali rata rata Vr 20,00 km/jam panduan
- Muat ke Bin = (l x 60) / Vf T1 0,20 menit
- Kembali ke Stock pile = (l x 60) / Vr T2 0,15 menit
- Lain - lain (w aktu pasti) T3 0,10 menit
Ts1 0,45 menit
3. TENAGA
Produksi menentukan : A M P Q2 49,80 ton / Jam
Produksi AC-WC / hari = Tk x Q2 Qt 348,60 ton
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 10,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Dari hasil analisa HSP laston lapis aus (AC – WC) pada Tabel 50. didapatkan nilai
koefisien upah tenaga kerja, alat dan bahan. Nilai koefisien tersebut kemudian
direkapitulasi seperti pada Tabel 51. untuk mendapatkan jumlah keseluruhan harga upah
tenaga kerja, alat dan bahan dengan mengalikan harga satuan untuk setiap jenis tenaga
kerja, alat dan bahan yang dibutuhkan. Jumlah harga yang diperoleh selanjutnya
ditambah dengan overhead & profit (sebesar 10%). Hasil dari perhitungan HSP laston lapis
aus (AC – WC) selanjutnya digunakan sebagai masukan pada perhitungan Bill of Quantity
(Tabel 58).
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
1. Wheel Loader E15 Jam 0,0054 477.782,58 2.565,25
2. AMP E01 Jam 0,0201 9.343.417,71 187.618,83
3. Genset E12 Jam 0,0201 353.061,25 7.089,58
4. Dump Truck E09 Jam 0,0276 402.962,24 11.102,22
5. Asp. Finisher E02 Jam 0,0125 311.844,07 3.906,38
6. Tandem Roller E17a Jam 0,0128 458.768,25 5.852,13
7 P. Tyre Roller E18 Jam 0,0084 489.172,15 4.113,13
8 Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : rusak
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,85 KM
5 Tebal Lapis (AC-BC) padat t 0,06 M Tabel 6.3.11
6 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
7 Faktor kehilanganmaterial : - Agregat Fh1 1,05 -
- Aspal Fh2 1,03 -
8 Berat isi Agregat (padat) Bip 1,45 ton/m3
9 Berat Isi Agregat (lepas) Bil 1,32 ton/m3
10 Komposisi campuran AC-BC :
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm 5-10&10-20 46,76 % Gradasi harus -
- Agregat Pecah Mesin 0 - 5 mm 0-5 46,75 % memenuhi -
- Semen FF 0,94 % Spesifikasi
- Asphalt As 5,55 %
- Anti Stripping Agent Asa 0,30 %As
11 Berat Isi bahan :
- AC-BC D1 2,29 ton / M3
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm D2 1,32 ton / M3
- Agr Pch Mesin 0 - 5 mm D3 1,32 ton / M3
12 Jarak Stock file ke cold bin l 0,05 km
1. BAHAN
1.a. Agr 5-10 & 10-20 = ("5-10&10-20" x Fh1) : D2 (M92) 0,3720 M3
1.b. Agr 0-5 = ("0-5" x Fh1) : D3 (M91) 0,3719 M3
1.c. Sem en = (FF x Fh2) x 1000 (M12) 9,6820 Kg
1.d. Aspal = (As x Fh2) x 1000 (M10) 57,1650 Kg
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1,50 M3
Faktor bucket Fb 0,85 -
Faktor efisiensi alat Fa 0,83 -
Waktu Siklus T1 + T2 + T3 Ts1 0,45 menit
- Kecepatan maju rata rata Vf 15,00 km/jam panduan
- Kecepatan kembali rata rata Vr 20,00 km/jam panduan
- Muat ke Bin = (l x 60) / Vf T1 0,20 menit
- Kembali ke Stock pile = (l x 60) / Vr T2 0,15 menit
- Lain - lain (w aktu pasti) T3 0,10 menit
Ts1 0,45 menit
Kap. Prod./jam
(v x 1000)
= x (N(b-bo)+bo) x t x Fa x D1 Q6 117,59 ton
nxN
Koefisien Alat / ton = 1 : Q6 (E17a) 0,0085 Jam
Kap.Prod.
(v /xjam
1000)
= x (N(b-bo)+bo) x t x Fa x D1 Q7 178,39 ton
nxN
Koefisien Alat / ton = 1 : Q7 (E18) 0,0056 Jam
3. TENAGA
Produksi menentukan : AMP Q2 49,80 ton
Produksi AC-BC / hari = Tk x Q5 Qt 348,60 ton
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 10,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Dari hasil analisa HSP laston lapis antara (AC – BC) pada Tabel 53. didapatkan nilai
koefisien upah tenaga kerja, alat dan bahan. Nilai koefisien tersebut kemudian
direkapitulasi seperti pada Tabel 54. untuk mendapatkan jumlah keseluruhan harga upah
tenaga kerja, alat dan bahan dengan mengalikan harga satuan untuk setiap jenis tenaga
kerja, alat dan bahan yang dibutuhkan. Jumlah harga yang diperoleh selanjutnya
ditambah dengan overhead & profit (sebesar 10%). Hasil dari perhitungan HSP laston lapis
antara (AC – BC) selanjutnya digunakan sebagai masukan pada perhitungan Bill of
Quantity (Tabel 58).
A. TENAGA
B. BAHAN
1. Agr Pch Mesin 5-10 & 10-20 (M92) M3 0,3720 305.993,56 113.815,70
2. Agr Pch Mesin 0 - 5 (M91) M3 0,3719 305.993,56 113.791,36
3 Semen (M12) Kg 9,6820 1.340,00 12.973,88
4 Aspal (M10) Kg 57,1650 6.774,19 387.246,77
I. ASUMSI
1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2 Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
3 Kondisi existing jalan : rusak
4 Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan L 0,85 KM
5 Tebal Lapis (AC-Base) padat t 0,080 M
6 Jam kerja efektif per-hari Tk 7,00 Jam
7 Faktor kehilanganmaterial : - Agregat Fh1 1,05 -
- Aspal Fh2 1,03 -
8 Berat isi Agregat (padat) Bip 1,45 ton/m3
9 Berat Isi Agregat (lepas) Bil 1,32 ton/m3
10 Komposisi campuran AC-Base :
- Agr Pch Mesin 20 - 30 mm 20-30 17,81 %
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm 5-10&10-20 40,34 % Gradasi harus -
- Agregat Pecah Mesin 0 - 5 mm 0-5 36,15 % memenuhi -
- Semen FF 0,95 % Spesifikasi
- Asphalt As 4,75 %
- Anti Stripping Agent Asa 0,30 %As
11 Berat Isi bahan :
- AC-Base D1 2,29 ton / M3
- Agr Pch Mesin 20 - 30 mm D2 1,32 ton / M3
- Agr Pch Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm D3 1,32 ton / M3
- Agr Pch Mesin 0 - 5 mm D4 1,32 ton / M3
12 Jarak Stock pile ke Cold Bin l 0,05 km
1. BAHAN
1.a. Agr 20-30 = ("20-30" x Fh1) : D2 (M93) 0,1417 M3
1.b. Agr 5-10 & 10-20 = ("5-10&10-20" x Fh1) : D3 (M92) 0,3209 M3
1.c. Agr 0-5 = ("0-5" x Fh1) : D4 (M91) 0,2876 M3
1.d. Sem en = (FF x Fh2) x 1000 (M12) 9,7850 Kg
1.e. Aspal = (As x Fh2) x 1000 (M10) 48,9250 Kg
2. ALAT
2.a. WHEEL LOADER (E15)
Kapasitas bucket V 1,50 M3
Faktor bucket Fb 0,85 -
Faktor efisiensi alat Fa 0,83 -
Waktu Siklus T1 + T2 + T3 Ts1
- Kecepatan maju rata rata Vf 15,00 km/jam panduan
- Kecepatan kembali rata rata Vr 20,00 km/jam panduan
- Muat ke Bin = (l x 60) / Vf T1 0,20 menit
- Kembali ke Stock pile = (l x 60) / Vr T2 0,15 menit
- Lain - lain (w aktu pasti) T3 0,10 menit
3. TENAGA
Produksi menentukan : AMP Q2 49,80 ton
Produksi AC-BC / hari = Tk x Q5 Qt 348,60 ton
Kebutuhan tenaga :
- Pekerja P 10,00 orang
- Mandor M 1,00 orang
Dari hasil analisa HSP laston lapis fondasi (AC – Base) pada Tabel 54. didapatkan nilai
koefisien upah tenaga kerja, alat dan bahan. Nilai koefisien tersebut kemudian
direkapitulasi seperti pada Tabel 55. untuk mendapatkan jumlah keseluruhan harga upah
tenaga kerja, alat dan bahan dengan mengalikan harga satuan untuk setiap jenis tenaga
kerja, alat dan bahan yang dibutuhkan. Jumlah harga yang diperoleh selanjutnya
ditambah dengan overhead & profit (sebesar 10%). Hasil dari perhitungan HSP laston lapis
fondasi (AC – Base) selanjutnya digunakan sebagai masukan pada perhitungan Bill of
Quantity (Tabel 58).
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
5. Asphalt Finisher E02 Jam 0,0063 311.844,07 1.953,19
6. Tandem Roller E17a Jam 0,0067 458.768,25 3.057,87
7 P. Tyre Roller E18 Jam 0,0042 489.172,15 2.056,56
8 Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
1. Analisis harga satuan berfungsi untuk menetapkan suatu perhitungan harga satuan upah,
tenaga kerja, dan bahan, serta pekerjaan yang secara teknis dirinci secara detail berdasarkan
suatu metode kerja dan asumsi - asumsi yang sesuai dengan yang diuraikan dalam suatu
spesifikasi teknik, gambar desain dan komponen harga satuan, baik untuk kegiatan
rehabilitasi/pemeliharaan, maupun peningkatan infrastruktur ke-PU-an.
2. Harga satuan pekerjaan terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak langsung. Komponen biaya
langsung terdiri atas upah, bahan dan alat, sedangkan komponen biaya tidak langsung terdiri
atas biaya umum atau overhead dan keuntungan.
3. Upah orang per jam (OJ) dapat dinyatakan dalam rumus berikut.
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Upah orang per jam (OJ) =
25 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 7 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
4. Harga satuan dasar alat berat (S) adalah harga satuan dasar alat yang meliputi biaya pasti (G),
biaya tidak pasti/biaya operasi (P). Biaya pasti (fixed cost) adalah biaya pengembalian modal
dan bunga setiap tahun, dihitung sebagai berikut:
(𝐵 − 𝐶) 𝑥 𝐷 𝐼𝑛𝑠 𝑥 𝐵 (𝐵 − 𝐶) 𝑥 𝐷 + (𝐼𝑛𝑠 𝑥 𝐷)
𝐺 = (𝐸 + 𝐹) = + =
𝑊 𝑊 𝑊
Biaya tidak pasti/biaya operasi (operating cost) adalah biaya yang diperlukan selama
pengoprasian alat, dihitung sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖: 𝑃 = 𝐻 + 𝑙 + 𝐽 + 𝐾 + 𝐿 + 𝑀
5. Dalam analisanya harga satuan dasar bahan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:
a. Harga Satuan Dasar Bahan Baku
b. Harga Satuan Dasar Bahan Olahan
c. Harga Satuan Dasar Bahan Jadi
6. Biaya umum adalah biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya
pekerjaan (kegiatan pekerjaan) yang bersangkutan, atau biaya yang diperhitungkan sebagai
biaya operasional.
7. Keuntungan adalah hasil jerih payah dari keahlian, ditambah biaya risiko pekerjaan selama
pelaksanaan dan masa pemeliharaan dalam kontrak pekerjaan.
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar!
1. Dalam penerapannya, perhitungan harga satuan pekerjaan harus disesuaikan dengan
beberapa hal berikut, kecuali .....
a. Asumsi - asumsi yang secara teknis mendukung proses analisis
b. Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
c. Pertimbangan dari owner terhadap kondisi lapangan
d. Penggunaan alat secara mekanis atau manual
e. Spesifikasi teknis yang digunakan
2. Besarnya upah tenaga kerja dipengaruhi oleh .....
a. Jenis pekerjaan dan usia tenaga kerja
b. Jumlah tenaga kerja dan produktifitas
c. Kualifikasi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan
d. Produktifitas tenaga kerja dan lamanya bekerja
e. Lokasi pekerjaan dan jumlah banyaknya tenaga kerja
3. Standar upah tenaga kerja dilihat berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh .....
a. LSM d. Bappeda
b. LPJK e. Pemerintah daerah setempat
c. PUPR
4. Biaya pengembalian modal dan bunga setiap tahun disebut .....
a. Biaya pengembalian modal d. Biaya operasi
b. Biaya asuransi e. Biaya pasti
c. Biaya jual beli
5. Berikut ini yang bukan termasuk dalam biaya pasti adalah .....
a. Biaya operasi d. Biaya bahan bakar
b. Biaya bengkel e. Biaya minyak pelumas
c. Biaya perbaikan
6. Rumus yang digunakan untuk mengetahui biaya perbaikan alat berat adalah .....
a. 𝐻 = (12,00 s/d 15,00)% 𝑥 𝐻𝑃 d. 𝑙 = (2,5 s/d 3)% 𝑥 𝐻𝑃
𝐵 0,2% 𝑥 𝐵
b. 𝐾 = (12,5 s/d 17,5)% 𝑥 𝑊 e. F = 𝑊
𝐵
c. 𝐽 = (6,25 s/d 8,75)% 𝑥
𝑊
7. Mengapa kita perlu melakukan perhitungan analisa harga satuan dasar bahan?
d. 𝑄 = 𝑣 × 𝑏 × 60 × 𝐹𝑎 × 𝑡 × 𝐷1 ; ton
𝑙×{𝑛(𝐿−𝐿𝑜 )+𝐿𝑜 }×𝐹𝑏 ×𝐹𝑚 ×𝐹𝑎 ×60
e. 𝑄 = ; 𝑚2
𝑁×𝑛×𝑇𝑠
15. Dalam biaya tidak langsung terdapat biaya umum dan keuntungan, lalu apa yang
dimaksud dengan keuntungan pada bagian tersebut?
a. Hasil pemasukan selama pelaksanaan proyek berlangsung.
b. Hasil sisa dari pembelian bahan baku, bahan jadi dan bahan olahan.
c. Hasil selisih antara pengeluaran dengan pemasukan selama pelaksanaan proyek
berlangsung.
d. Hasil dari persenan nilai proyek ditambah dengan sisa belanja bahan dan biaya – biaya
lain.
e. Hasil jerih payah dari keahlian, ditambah biaya risiko pekerjaan selama pelaksanaan dan
masa pemeliharaan dalam kontrak pekerjaan.
Tes Mandiri II
Melanjutkan perhitungan volume pekerjaan pada Tugas Mandiri I, buatlah perhitungan
analisa harga satuan pekerjaan untuk pekerjaan konstruksi jalan pada Tugas Mandiri I menurut
standar harga di daerah tempat tinggalmu!
Materi Pokok
A. Pengertian Rencana Anggaran Biaya
B. Fungsi Rencana Anggaran Biaya
C. Perkiraan Kualitas Biaya
D. Prosedur dan Cara Menghitung Rencana Anggaran Biaya
Uraian Materi
Sebelum memulai pekerjaan konstruksi tentu sangat diperlukan informasi tentang berapa
dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Informasi tersebut berguna
sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan sebagai alat pengontrol pelaksanaan pekerjaan
agar dana yang dibutuhkan sesuai serta tidak melampaui batas dana yang telah disediakan.
Untuk menentukan semua itu maka diperlukannya RAB (Rencana Anggaran Biaya). Lalu, apa yang
Lelang
Diketahui:
• Lebar lapis pondasi agregat kelas B : 8,69 m
• Tebal lapis pondasi agregat kelas B : 0,2 m
• Panjang lapis pondasi agregat kelas B Sta 0+000 – Sta 0+183 : 183 m
Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan rekapitulasi hasil perhitungan pada tabel 56.
Pada rekapitulasi pekerjaan ini ditampilkan juga volume pekerjaan lain yang dibutuhkan dalam
proses pengerjaan konstruksi jalan (diberi font warna merah).
BILL OF QUANTITY
Pekerjaan : Pembangunan Jalan Andalas
Lokasi : Indonesia
No. Uraian Pekerjaaan Volume Biaya Satuan Jumlah Harga
1. DIVISI 1. UMUM
a. Mobilisasi 1,00 Rp 992.905.000,00 Ls Rp 992.905.000,00
b. Manajemen dan Keselamatan Lalu 1,00 Rp 13.130.000,00 Ls Rp 13.130.000,00
Lintas
c. Pengujian Parameter Kualitas Air 1,00 Rp 695.000,00 Buah Rp 695.000,00
Lainnya
d. Pengujian Parameter Kebisingan 2,00 Rp 786.000,00 Buah Rp 1.572.000,00
dan/atau Getaran Lainnya
e. Pengujian Parameter Udara Emisi 1,00 Rp 1.031.000,00 Buah Rp 1.031.000,00
dan Ambien lainnya
f. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1,00 Rp 225.903.500,00 Ls Rp 225.903.500,00
g. Manajemen Mutu 1,00 Rp 123.750.000,00 Ls Rp 123.750.000,00
Sub Jumlah Rp 1.358.986.500,00
2. DIVISI 2. DRAINASE
a. Saluran berbentuk U tipe DS 1 366 Rp 348.274,00 m1 Rp 127.468.284,00
Sub Jumlah Rp 127.468.284,00
3. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN
GEOSINTETIK
a. Timbunan biasa dari sumber galian 25.792,43 Rp 98.010,57 m3 Rp 2.527.930.765,99
b. Penyiapan badan jalan 2.104,5 Rp 12.967,92 m2 Rp 27.290.987,64
c. Pemotongan Pohon Pilihan diameter 453 Rp 12.400,24 buah Rp 5.617.308,72
15 – 30 cm
d. Pemotongan Pohon Pilihan diameter 244 Rp 47.456,49 buah Rp 11.579.383,56
30 – 50 cm
Sub Jumlah Rp 2.572.418.445,91
4. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
a. Lapis pondasi agregat kelas A 449,08 Rp 335.959,60 m3 Rp 150.872.737,17
b. Lapis pondasi agregat kelas B 318,05 Rp 284.523,06 m3 Rp 90.492.559,23
c. Lapis pondasi agregat kelas S 101,57 Rp 182.430,98 m3 Rp18.529.514,64
Sub Jumlah Rp 259.894.811,04
5. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
a. Lapis resap pengikat – aspal cair 1.152,17 Rp 20.120,33 liter Rp 23.182.040,62
b. Lapis perekat – aspal cair 979,32 Rp 23.661,08 liter Rp 23.171.768,87
c. Laston Lapis Aus (AC-WC) 126,94 Rp 978.305,23 ton Rp 124.186.065,90
d. Laston Lapis Antara (AC-BC) 193,19 Rp 936.181,88 ton Rp180.860.977,40
e. Laston Lapis Fondasi (AC-Base) 263,3 Rp 859.063,18 ton Rp 226.191.335,29
Sub Jumlah Rp 577.592.188,07
1. Rencana anggaran biaya (begrooting) suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan
banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya - biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
2. Biaya (anggaran) adalah jumlah dari masing - masing hasil perkiraan volume dengan harga
satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara umum dapat disumpulkan sebagai berikut:
𝑅𝐴𝐵 = Σ(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒) × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
3. Proses pengadaan barang dan jasa dalam proses lelang, pembuatan RAB dapat digambarkan
seperti bagan berikut.
Lelang
4. Rencana anggaran biaya berfungsi untuk mengetahui estimasi atau perkiraan biaya total yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Selain itu, RAB berfungsi sebagai bahan acuan dasar
pelaksanaan proyek.
5. Cara menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya) terbagi dalam beberapa langkah.
a. Membaca dan Memahami Gambar Kerja
b. Menentukan Item Pekerjaan Beserta Satuan Pekerjaannya
c. Menghitung Volume Pekerjaan Item Pekerjaan Berdasarkan Gambar Kerja
d. Menentukan Daftar Harga Upah, Bahan dan Perolehan Alat
e. Menghitung Analisa Harga Satuan Dasar
f. Menghitung Analisa Harga Satuan Pekerjaan
g. Menghitung Bill of Quantity
h. Buat Rekapitulasi Biaya Pekerjaan
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar!
1. Estimasi adalah suatu kegiatan dalam proyek konstruksi untuk mengetahui .....
a. kapan proses lelang/tender dapat dilaksanakan
b. berapa lama proyek konstruksi dapat dilaksanakan
c. menentukan bentuk konstruksi yang akan dibangun
d. untuk mengetahui lokasi kegiatan proyek konstruksi
e. berapa besar dana yang harus disediakan untuk sebuah konstruksi
2. Beberapa faktor dari dalam mengenai ketepatan biaya sebuah konstruksi adalah, kecuali
.....
a. tingkat kompleksitas proyek d. keamanan publik
b. ketersediaan peralatan e. lokasi proyek
c. jumlah pekerja
3. Langkah awal untuk membuat Rencana Anggaran Biaya adalah dengan mempelajari .....
a. gambar dan spesifikasi d. harga dasar dan spesifikasi
b. gambar dan lokasi kerja e. gambar dan jumlah tenaga kerja
c. gambar dan harga dasar
4. Seseorang yang berprofesi khusus dalam pembuatan anggaran biaya disebut sebagai .....
a. Estimator d. Direktur
b. Operator e. Owner
c. Engineer
5. RAB tersusun berdasarkan .....
a. HSD – HSP – BQ – Rekapitulasi Harga
b. HSP – BQ – EE – Rekapitulasi Harga
c. OE – EE – HSP – Rekapitulasi Harga
d. OE – EE – HSD - Rekapitulasi Harga
e. OE – EE – BQ - HSP
6. Pada suatu proyek konstruksi jalan direncanakan membuat galian untuk drainase dengan
dimensi lebar 0,5 m dan tinggi 1 m. Drainase tersebut direncanakan sepanjang 50 m,
volume galian drainase tersebut adalah .....
a. 20 m3 c. 10 m3
b. 30 m3 d. 15 m3
Tindak Lanjut
Bagi saudara yang sudah dapat menjawab benar sebanyak 80% atau lebih dari seluruh soal
evaluasi, dapat mengembangkan pemahaman ke tahap selanjutnya. Sebagai contoh adalah
dapat mempelajari estimasi biaya konstruksi jembatan. Adapun bagi saudara yang belum
mencapai belajar tuntas 80%, dapat mengulangi belajar dengan memilih materi – materi yang
dianggap masih sulit secara lebih teliti atau dengan berdiskusi bersama teman maupun
bapak/ibu guru.
Harapan
Modul ini adalah salah satu bahan ajar mata pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi kelas XI
Kompetensi keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan. Namun, harus dimengerti pula
bahwa modul ini bukanlah satu – satunya rujukan. Untuk melengkapi pengetahuan saudara,
maka sangat disarankan untuk mencari rujukan lain. Semoga modul ini dapat menyajikan materi
pelajaran secara menarik dan menyenangkan, sehingga pembelajaran bisa berlangsung efektif
dan efisien.
BIMTEK. (2019). Analisa Harga Satuan Versi 5.0. Komunikasi pribadi dengan Widarto Sutrisno.
Departemen Pekerjaan Umum Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi (PUSBIN-KPK). (2006). Modul SIB – 05 :
Alat Berat. www.sibima.pu.go.id diakses 2 Juni 2020.
Ibrahim, B. (2009). Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementerian Pekerjaan Umum. (2013). Katalog Alat Berat Konstruksi 2013. www.pusbindi.net
diakses 2 Juni 2020.
Kementrian PUPR. (2016). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
28/PRT/M/2016, Tahun 2016, tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum. www.ciptakarya.pu.go.id diakses 2 Juni 2020.
Munsil, D.P. (2018). Dasar Manajemen Konstruksi Proyek Jalan. Sleman: Deepublish.
Nugroho, R.E. & Suryaningrum. (2018). Estimasi Biaya Konstruksi, Sanitasi, dan Perawatan
Gedung. Jakarta: Andi.
Susanta, G. (2008). Renovasi Rumah Menjadi Rumah Usaha. Depok: Penebar Swadaya.
Wignall, A., Peter S.K., Roy A., Malcolm C. (2003). Proyek Jalan Teori & Praktek. Jakarta: Erlangga.
Volume Pekerjaan
No. Uraian Pekerjaaan Volume Satuan
1. DIVISI 2. DRAINASE
a. Saluran berbentuk U tipe DS 1 234 m1
2. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
a. Galian biasa 6.509,848 m3
b. Timbunan biasa dari sumber galian 3.933,628 m3
c. Penyiapan badan jalan 1.345,5 m2
3. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
a. Lapis pondasi agregat kelas A 287,118 m3
b. Lapis pondasi agregat kelas B 203,346 m3
c. Lapis pondasi agregat kelas S 64,935 m3
4. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
a. Lapis resap pengikat – aspal cair 736,632 liter
b. Lapis perekat – aspal cair 626,1255 liter
c. Laston Lapis Aus (AC-WC) 81,16065 ton
d. Laston Lapis Antara (AC-BC) 123,5169 ton
e. Laston Lapis Fondasi (AC-Base) 167,7031 ton
3. Penggunaan alat adalah salah satu cara untuk mempermudah dan meringankan setiap
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
4. Asphalt mixing plant adalah suatu tempat yang terdiri dari beberapa alat - alat berat dan mesin
yang berfungsi untuk memproduksi beton aspal/hotmix dalam skala besar. Penggunaan
asphalt mixing plant adalah saat memproduksi material lapis perkerasan seperti aspal
concrete.
Kapasitas produksi/jam: 𝑄 = 𝑉 × 𝐹𝑎 ; ton
Keterangan:
V : kapasitas produksi; ton/jam,
Fa : faktor efisiensi alat AMP.
5. Biaya umum adalah biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya
pekerjaan (kegiatan pekerjaan) yang bersangkutan, atau biaya yang diperhitungkan sebagai
biaya operasional meliputi pengeluaran untuk:
• Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata pembayaran.
• Biaya upah pegawai kantor lapangan.
• Biaya manajemen (bunga bank, jaminan bank, tender, dan lain-lain).
• Biaya akuntansi.
• Biaya pelatihan dan auditing.
• Biaya perizinan dan registrasi.
• Biaya iklan, humas dan promosi.
• Biaya penyusutan peralatan penunjang.
• Biaya kantor, listrik, telepon dll.
• Biaya pengobatan pegawai kantor/lapangan.
• Biaya travel, pertemuan/rapat.
• Biaya asuransi di luar peralatan.
• Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi
Tes Mandiri II
Analisa Harga Satuan Pekerjaan di bawah menggunakan standar biaya DKI Jakarta.
Engineering Estimate
Pekerjaan : Pembangunan Jalan Andalas
Lokasi : Indonesia
No. Uraian Pekerjaaan Jumlah Harga
1. DIVISI 2. DRAINASE Rp 81.495.414,00
2. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK Rp 479.464.758,11
3. DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR Rp 166.165.078,41
4. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL Rp 368.737.814,87
Post Test
-