Anda di halaman 1dari 3

Nama : M. Adzka Isma. P.

D(21)

Kelas : XI IPS 1

Topik : Pendapat Pribadi

Judul : Pentingnya Belajar Filsafat

Tujuan Umu : Informatif

Tujuan Khusus : Pembaca diharapkan dapat memahami:

1. Arti mendasar dari filsafat


2. Hakikat dari filsafat
3. Cara mengaplikasikannya dalam kehidupan

A. Struktur
Struktur Teks Ceramah
Pendahuluan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi kepada Ibu guru
dan teman-teman izinkan saya untuk membawakan sebuah ceramah dengan
judul Pentingnya Belajar Filsafat. Tingkat kekritisan seseorang dapat dengan
mudah dipertajam dengan suatu ilmu bernama filsafat. Dengan stigma negatif
yang melekat pada filsafat, ilmu ini sangatlah penting dalam segala aspek
kehidupan serta tidak sulit karena hanya bermodalkan sebuah pikiran untuk
mencari kebenaran.
Isi Teman-teman dan Ibu guru,yang terhormat, Tuhan tentu tidak cukup bodoh
kala diri-Nya memutuskan untuk membuat suatu ilmu setiap ilmu tentu memiliki
kegunaan dalam menyelesaikan permasalahannya masing-masing. Maka
diturunkanlah ilmu yang sangat berguna ini, filsafat. Ilmu ini berangkat dari kata
philo dari bahasa Yunani yang bermakna mencintai kebijaksanaan yang kemudian
melahirkan kebenaran sejati.
Sebagai makhluk hidup yang hanya akan berbicara untuk dirinya sendiri agar
kepentingannya terjaga, manusia sangat membutuhkan filsafat karena dapat
memperkuat argumen-argumen yang kita miliki kala sedang mengalami silang
pendapat. Seringkali kita temui lawan debat kita menggunakan data yang akan
membuatnya menguasai jalannya perdebatan. Namun, ilmu ini dapat dengan
mudah membuat perbandingan antara argumen satu dan lainnya dengan mencari
arti yang paling dasar mengenai permasalahan yang tengah diperdebatkan.
Teman-teman dan Ibu guru yang terhormat, beberapa orang di Indonesia
seringkali berkutat pada satu permasalahan ketika mereka akan mendalami
filsafat yaitu bersangkutan dengan kepercayaan ataupun keimanan dalam
beragama khususnya pada Tuhan. Konsep dasar dari agama adalah berhentilah
bertanya dan mulailah percaya, tetapi sebaliknya konsep dasar dari pikiran yang
kritis adalah mulailah bertanya bahkan pada hal-hal yang telah diketahui
kebenarannya secara pasti. Hal tersebut tentu sangat kontradiktif, mengingat
beberapa agama konservatif kerap melarang pengikutnya untuk mempelajari
filsafat. Sejatinya, filsafat akan sejalan lurus dengan agama. Ajaran-ajaran Tuhan
hanyalah berfungsi sebagai pengingat ketika pikiran kita telah bergumul tentang
sesuatu sampai mencapai “akarnya” sehingga saat itu juga kita dapat
memperoleh sebuah pembenaran akan suatu permasalahan.
Selain melatih daya pikir manusia, ilmu ini akan dengan mudahnya membuat
seseorang menjadi tidak apatis serta lebih apresiatif terhadap sesuatu. Seperti
apa yang pernah dikatakan oleh seorang filsuf abad ke-18 “Homo Homini Socius” .
Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa manusia adalah teman bagi sesamanya.
Lalu apa hubungannya dengan sikap apresiatif? Ungkapan tersebut memiliki
argumen yang dikemukakan oleh seorang filsuf juga yakni, “Homo Homini Lupus”.
Ungkapan tersebut memiliki arti manusia adalah serigala bagi sesamanya. Kedua
ungkapan yang telah dijelaskan tadi merupakan jawaban dari sebuah pertanyaan
yang sama.
Ini menandakan bahwa tidak ada yang perlu diributkan mengenai kebenaran akan
suatu hal. Karena kita akan membuat pembenaran atas jawaban yang kita miliki.
Akhir-akhir ini saya mengamati pemerintah yang sedang gencar menggunakan
kata “radikal” sebagai labelisasi seperti yang terdapat dalam ilmu sosiologi untuk
orang-orang yang menentang bagian eksekutif baik itu presiden terpilih ataupun
kebijakannya, padahal kata radikal menurut KBBI adalah amat keras secara
mendasar dalam kehidupan sehari-hari hal berpikir mendasar itulah yang bisa
diaplikasikan dengan mudahnya. Tak ada salahnya seorang guru mengajarkan
muridnya untuk berpikir radikal dan menyeluruh.
Penutup Kunci untuk memulai kemajuan adalah keterbukaan. Mempelajari suatu hal
bukan berarti kita harus menerimanya secara gamblang. Itulah yang diharapkan
setelah seseorang mempelajari filsafat. Terkadang menjadi egois lebih baik
daripada dipermalukan. Maka dari itu mulailah baca, pelajari, serta pikirkanlah
secara radikal apa yang telah teman-teman lakukan selama ranahnya adalah ilmu
jangan berhenti untuk meneruskannya karena orang-orang intelek seperti teman-
teman sekalian adalah aset bagi bangsa untuk kedepannya.

B. Opini
 Ilmu ini sangatlah penting dalam segala aspek kehidupan serta tidak sulit karena
hanya bermodalkan sebuah pikiran untuk mencari kebenaran.
 Maka diturunkanlah ilmu yang sangat berguna ini, filsafat.
 Konsep dasar dari agama adalah berhentilah bertanya dan mulailah percaya.
 Konsep dasar dari pikiran yang kritis adalah mulailah bertanya bahkan pada hal-hal
yang telah diketahui kebenarannya secara pasti.
 Sejatinya, filsafat akan sejalan lurus dengan agama.
 Kita akan membuat pembenaran atas jawaban yang kita miliki.
 Tak ada salahnya seorang guru mengajarkan muridnya untuk berpikir radikal dan
menyeluruh.
 Terkadang menjadi egois lebih baik daripada dipermalukan.
 Ajaran-ajaran Tuhan hanyalah berfungsi sebagai pengingat ketika pikiran kita telah
bergumul tentang sesuatu sampai mencapai “akarnya”.

C. Fakta
 Tingkat kekritisan seseorang dapat dengan mudah dipertajam dengan suatu ilmu
bernama filsafat.
 Ilmu ini berangkat dari kata philo dari bahasa Yunani yang bermakna mencintai
kebijaksanaan yang kemudian melahirkan kebenaran sejati.
 Seringkali kita temui lawan debat kita menggunakan data yang akan membuatnya
menguasai jalannya perdebatan.
 Ilmu ini dapat dengan mudah membuat perbandingan antara argumen satu dan
lainnya dengan mencari arti yang paling dasar mengenai permasalahan yang tengah
diperdebatkan.
 Teman-teman dan Ibu guru yang terhormat, beberapa orang di Indonesia seringkali
berkutat pada satu permasalahan ketika mereka akan mendalami filsafat yaitu
bersangkutan dengan kepercayaan ataupun keimanan dalam beragama khususnya
pada Tuhan.
 Ilmu ini akan dengan mudahnya membuat seseorang menjadi tidak apatis serta lebih
apresiatif terhadap sesuatu.
 Kata radikal menurut KBBI adalah amat keras secara mendasar.

Anda mungkin juga menyukai