Anda di halaman 1dari 132

Table of Contents

Jennie in ARMY World..........................................................3


Part 1: Becoming In BTS’ Fans Spirit World.....................4
Part 2: Running To Find Way Out Of BTS’ Fans Spirit
World................................................................................15
Queen Catherine’s POV................................................19
Part 3: Going To Queen’s Catherine Place.......................23
Jennifer’s Flashback.....................................................27
Queen Catherine’s POV 2.............................................41
Part 4: Come Back Home from BTS’ Fans Spirit World. .51
Adventure to Blackpink........................................................52
Part 1: I Love Blackpink...................................................53
Kidnapper’s POV..........................................................57
Part 2: Arrived In Troll Island...........................................60
Part 3: Be In America, Then Korea...................................62
Part 4: Living It Big..........................................................65
Part 5: Get Out Of The Damned Hospital.........................68
Part 6: I Meet Blackpink. Finally......................................73
Sowon and Jungkook’s Love Story.......................................74
Part 1: Introduction...........................................................75
Part 2: Indonesia? Next time? This time?.........................80
Part 3: Meet Sowon...........................................................82

1
Part 4: Adventure With Sowon?.......................................84
Part 5: Yes, Adventure With Sowon.................................86
Part 6: BTS Concert Begins............................................102
Part 7: Let’s Go To Jungkook’s Home............................109
Part 8: Bertemu Jungkook...............................................121
Part 9: Going Out With Jungkook...................................123
Part 10: Ending I.............................................................125
Part 11: Ending II............................................................127
Part 12: Ending III..........................................................130

2
Jennie in ARMY World

3
Part 1: Becoming In BTS’ Fans Spirit
World
Hai semua! Namaku Jennie Earnshaw dan aku
menyukai BTS. Aku lahir di Perth, Australia pada
tanggal 30 Desember 2002. Kini aku bersekolah di
Clinford High School kelas 10 SMA. Aku menyukai
BTS dan membenci pergaulan. Aku suka kota
metropolitan dan aku tidak percaya akan keajaiban, Kota
Ajaib (Baik di film Peterpan atau Alice in Wonderland),
atau cerita konyol lainnya. Semua itu hanyalah dongeng
masa kecil.

Aku hanya memiliki keluarga yang terdiri dari Ayah,


Ibu, dan aku sendiri. Aku juga mempunyai seorang
kakak perempuan bernama Catherine yang sudah
meninggal pada Agustus 2017 karena Leukimia. Aku
lupa tanggal berapa. Biarlah, aku tak peduli karena aku
sendiri tidak menyukai kakakku itu. Karena ia hanyalah
seorang gadis populer di sekolah yang selalu mengurung
diri di kamarnya dan menutup diri dari keluarganya.

4
Keluarga besarku pun membencinya. Karena sikapnya
yang sangat dingin pada keluarganya. Betapa buruknya.

Aku dibenci dalam pergaulan. Mungkin karena aku


hanyalah seorang culun yang menyukai BTS. Mereka
menyalahkanku saat aku berbuat kesalahan sedikit.
Dengan cara yang sadis, yaitu menyindirku,
membicarakanku di belakang, dan menunjukkan sikap
jijik padaku dengan bercanda dengan sesama mereka
membawa-bawa namaku tanpa mengajakku bercanda
sama sekali.

Sebenarnya aku sangat pintar menulis. Hanya saja


tidak tertarik untuk mengembangkannya. Tapi karena
sudah sangat sedih dan sudah mengikuti BTS untuk
kurun waktu yang cukup lama. Aku memutuskan untuk
menulis semua perasaanku. Baik tentang teman-temanku
ataupun kecintaanku pada BTS. Aku hanya menulis
nama-nama mereka dalam hangul (abjad Korea) dan
menuliskan pesanku untuk mereka bahwa aku sangat
ingin bertemu mereka,

5
Aku tidak bisa menyukai laki-laki di sekolahku
karena mereka brengsek semua. Mereka menganiaya
yang lebih lemah dan berkata hal yang tak patut. Lelaki
terakhir yang aku suka, Jongsuk, dia selalu aku dan saat
ia dicemooh dengan namaku, ia mencampakkanku an
selalu berkata “Najis!” Mana mungkin aku bisa
melanjutkan cintaku pada laki-laki seperti itu. Karena
lelaki yang hebat adalah lelaki yang bisa berlaku
secukupnya dan menghargai semua yang dihadapkan
padanya.

Tapi pulpen yang kugunakan, hadiah dari temanku


saat SD, jatuh ke bawah meja belajarku. Aku tidak
menemukannya, tapi aku menemukan pulpen bergambar
Jungkook BTS di album You Never Walk Alone. Di situ
teraskripsi,”You’ll be gone”. Sangat aneh. Salah-salah
menggunakannya, aku kena petaka. Tapi warnanya yang
kuning keemasan membuatku sangat tertarik untuk
memakainya. Aku kira itu adalah sebuah pulpen mahal
dari fansite Jungkook yang hanya ARMY (nama
penggemar BTS) yang kaya raya saja yang bisa
membelinya. Siapa yang tak tertarik mencoba pulpen

6
bermerek dengan foto biasnya sendiri? Bukan aku. Jadi
aku meresikokan diriku sendiri untuk memakainya,
kawan.

Tiba-tiba angin bertiup kencang sekali. Membawa


semua barang-barang di kamarku menuju negeri antah-
berantah. Bercanda, aku tidak tahu angin itu
membawanya ke mana. Jujur, aku sendiri tidak kaget
dengan angin dan itu semua. Hanya saja aku pusing
dibawa putar-putar oleh angin puting beliung sialan itu.
Aku hanya ingin tiduran di kasurku dan mendengarkan
lagu BTS. Tapi takdir berkata lain. Aku harap HP-ku
ikut terbawa sehingga aku bisa mendengarkan lagui BTS
di tempat yang di mana aku tidak bisa bertemu dengan
Bapakku. Sedih sekali.

Tiba-tiba aku sampai di sawah pada hari yang sangat


cerah. Burung-burung hinggap di dahan pohon menjaga
anak-anak mereka. Angin terdiam dan langit sangatlah
biru tanpa awan. Tempat ini hanyalah kumpulan sawah
dengan gubuk kecil tempat petani menjaga crops-nya
dari burung. Kenapa aku harus berada di tempat ini? Aku
tidak suka panas. Aku lebih baik mati di Alaska sana

7
daripada harus berada di tempat panas tanpa orang yang
aku sayangi. The deuce, aku tidak menemukan HP-ku di
manapun.

Setelah aku berjalan cukup jauh, aku menemukan


mata air yang sangat jernih. Di sana aku minum dan
membersihkan diri. Setelah mengeringkan diri aku tidur
di bawah pohon melewati hujan. Syukur aku tidak
kebasahan. Karena dahan dan daun pohon yang aku
tempati sangatlah lebat.

Sebangunnya, aku lihat hari sudah pagi. Dinginnya


mencekam di hutan seperti ini. Aku membutuhkan
tempat tidur dan selimutku.

Saat aku melihat ke bagian belakang pohon, arah


yang berkebalikan dari tempat aku tidur, ada kamarku
dan HP-ku di sana. Aku kaget sekali. Tapi baguslah, aku
segera tidur di situ dan mendengarkan lagu BTS dari
HP-ku yang merupakan satu-satunya temanku.

Tiba-tiba sebuah kerangka tubuh laki-laki yang


berpakaian seperti petani dengan bajunya yang lusuh itu
datang kepadaku dan membangunkanku. Aku kaget.

8
Aku ingat warna baju itu. Itu adalah baju yang dipakai
petani yang berjaga di gubuk sawah tadi. Aku hanya
melihatnya dengan samar-samar. Aku sebenarnya
memakai kacamata. Mataku minus. Hanya saja aku
malas untuk memakainya.

Kerangka tubuh itu mengajakku untuk pergi ke


rumahnya dan minum teh bersama:

“Hey, makhluk astral! Kenapa kau tidur di hutan ini?


Banyak nyamuk akan mengisap darahmu yang masih
segar!” Teriak kerangka tubuh itu.

“Ba-baiklah.” Aku segera bangun dan meninggalkan


tempat tidurku. Tidak lupa aku membawa HP-ku supaya
tetap bisa mendengarkan lagu BTS-ku tersayang.

Aku dan kerangka tubuh itu pergi ke rumahnya di


pinggir sawah. Setelah ia menghidangkanku teh hijau,
kesukaanku, kudengar suara lagu “Silver Spoon” dari
BTS. Lagu BTS pertamaku yang aku suka dari album
Hwayang Yeonghwa, satu-satunya album BTS yang aku
punya. Ah! Senangnya orang yang aku temui menyukai
hal yang sama denganku.

9
Tiba-tiba, sang kerangka tubuh laki-laki itu bilang,
“Kenalkan, aku Hyungbin. Aku mati bunuh diri karena
dianiaya teman-teman yang menjadi jagoan di
sekolahku. Mereka suka mengolok-ngolokku karena aku
suka BTS. Mereka memang payah. Tak bisa menghargai
kesukaan orang lain hanya karena sudut pandang mereka
yang penuh dengan kabut kegengsian.”

“Padahal apa salahnya suka dengan BTS, Hyungbin?”


Timpalku bertanya.

“Karena mereka bilang BTS adalah banci dan hanya


untuk anak perempuan. Sedangkan aku adalah anak laki-
laki.” Jawabnya.

“Konyol!” Kulemparkan saja pendapatku pada orang


yang mengatakan hal terkonyol yang pernah aku dengar
sampai sekarang itu.

Terlepas dari kekonyolan itu, aku pergi ke luar untuk


mencari udara segar dan tiba-tiba terdengar suara lagu
BTS, You Never Walk Alone dan Converse High.
Ternyata petani-petani kerangka tubuh itu sedang
membajak sawahnya sedang mendengarkan lagu BTS.

10
Sambil mendengarkan mereka soliloquising the song dan
petani yang memakai kerudung membajak dan petani
yang memakai sanggul mencangkul sawah.

“Hey! Ada makhluk dari dunia lain! Lihat itu,


Khadijah!” Kata petani yang memakai sanggul.

“Oh, iya. Panggil dia kesini!” Jawab petani yang


memakai kerudung.

“Kau makhluk dari dunia lain yang dikuncir dua!


Datang kesini!” Panggil petani bersanggul.

Aku pun mendatangi mereka melewati jalan kecil


yang menjadi batasan sawah para petani. Sesampainya
aku ditanyakan:

“Apakah kau penggemar BTS?” Tanya petani


bersanggul.

“Ya, sangat. Dan di tempatku tak ada orang yang


mengerti aku kecuali keluargaku. BTS adalah darah,
keringat, dan air mataku. Karena BTS dan keluargakulah
aku tetap kuat menjalani hidup sampai sekarang.”
Ungkapku.

11
“Hidup? Bodohnya dirimu! Di sini tidak ada yang
hidup. Sekarang pun kau setengah mati!
Hahahahahahaha!” Petani bersanggul itu kembali berkata
kepadaku sambil tertawa.

“Apa maksudmu?” Aku tidak mengerti.

“Di sini adalah dunia arwah ARMY, cintaku. Pantas


saja kau bisa masuk dunia ini. Kau pasti ARMY sejati
yang memegang barang asli biasmu (Baca: member
favoritmu). Karena hanya cinta pada BTS yang bisa
mengantarkanmu kesini. Baik kau mati atau hidup dan
mengharapkan untuk mati seperti sekarang ini!”

“Banyak ARMY yang sudah masuk ke sini dan


kembali lagi. Kau mau tahu caranya?” Tanya petani
berkerudung.

Belum sempat aku menjawab, petani yang memakai


sanggul mengejekku kembali.

“Atau kau mau di sini selamanya? Mendahului


matimu dan bersama kami semua yang memuji BTS ini?
Kau bodoh!” Aku kesal juga dengan sikap petani yang
tidak sopan pada orang baru ini.

12
“Jangan bermain-main, Allana!” Tegur petani yang
aku kira bernama Khadijah itu. “Kau bisa kembali
dengan menemukan arwah pendahulumu! Dia akan
membantumu untuk bernyanyi dengan sepenuh hati di
Bangtan Hall. Lagu yang akan kau nyanyikan adalah
lagu yang menggambarkan perjalananmu selama
hidupmu dan setengah hidupmu. Aku percaya padamu
karena aku merasakan aura Bangtan yang kuat darimu.
Apakah kau punya ARMY di hidupmu?” Lanjutnya.

“Tidak. Tidak sama sekali.” Jawabku kecewa. Selama


ini aku hanya fangirling-an dengan teman di internet.
Dan tidak ada yang lain. Itu yang membuatku sedih.

“Tak apa, aku bisa bantu mencarikannya untukmu.”


Kata seekor ulat di padi sawah Khadijah. Suaranya
cukup kencang untuk tubuhnya yang kecil. “Sensorku
mengatakan kau punya keluarga yang merupakan
ARMY. Mungkin saja selama ini dia
menyembunyikannya darimu.” Terka ulat itu.

13
“Ikuti dia, kuncir dua! Aku punya perasaan kalau dia
bukan ulat biasa di dunia arwah ARMY ini.” Saran
Khadijah.

“Baiklah.” Aku mengiyakan.

14
Part 2: Running To Find Way Out Of
BTS’ Fans Spirit World
Tiba-tiba ulat itu berubah menjadi peri kecil dengan
wajah yang mirip dengan Twice’s Tzuyu. Aku
terkagum-kagum dengan kecantikannya. Love is coming
through my heart for that Tzuyu’s fairy!

“Kau kenapa?” Tanyaku.

“Aku adalah ulat istimewa yang berubah menjadi


makhluk bersayap. Bukan kupu-kupu. Tapi peri. Di
kehidupan sebelumnya, aku adalah Ddosun. Peliharaan
Jimin BTS.” Peri Tzuyu memperkenalkan dirinya.

“Tugasku di dunia arwah ARMY ini adalah


mengantarkan para ARMY yang nyasar di dunia ini.
Tapi aku akan mati setelah mengantarkan tiga ARMY.
Dan digantikan oleh ulat lain. Yaitu yang pada
kehidupan sebelumnya adalah hewan peliharaan BTS.”
Jelas Peri Tzuyu.

“Jadi aku bertemu Ddosun yang sangat Jimin sayangi


dalam bentuk lain dan bersamanya selalu sampai aku

15
keluar dari dunia ini?” Aku bergetar. “Hebat!” Aku
hampir menangis.

“Kau akan berada di sini lagi setelah kau meninggal.


Jadi jangan terlalu sering memikirkan dunia ini lagi.
Rindumu juga jangan berlebihan. Kau akan kembali.
Pasti. Aku tahu dunia ini memang indah. Aku lebih
menyukainya daripada saat aku bersama Jimin.” Cerita
Peri Tzuyu.

Aku pun bertanya pada Peri Tzuyu, “Apakah BTS


akan ke dunia ini lagi setelah mereka meninggal?”

“Ya, mereka akan ke dunia ini. Dan menjadi raja di


dunia ini dan kami, ARMY yang sudah meninggal, akan
selalu menuruti mereka karena mereka akan memerintah
dengan sangat bijak.” Jelas Peri Tzuyu.

“Siapa yang memerintah dunia ini sekarang? Karena


saat ini belum ada bagian dari BTS yang hilang dari
duniaku. Aku harap mereka dapat hidup lama untuk
menikmati hasil dari perjuangan mereka.” Harapku.

“Dunia ini diperintah oleh seorang ARMY paling


sejati yang pernah hidup di duniamu. Jika ada ARMY

16
yang lebih sejati lagi daripada Yang Mulia Ratu, maka
tahtanya akan digantikan olehnya.”

“Siapa nama ratu itu?” Tanyaku penasaran.

“Catherine. Catherine Earnshaw.” Jawab Peri Tzuyu


dengan nada yang meyakinkan kalau ia benar-benar tahu
semua tentang ARMY World.

Aku sangat kaget. Apakah ia kakakku? Untuk


meyakinkannya, aku menanyakan kapan ia meninggal,
“Kapan ratu itu meninggal?”

“Sang Ratu meninggal pada tanggal 12 Agustus


2013.” Jawab Peri Tzuyu tenang.

Bodoh! Sialan! Aku benci hidupku! Aku tidak akan


membenci kakakku sebegitu parahnya jika mengetahui
bahwa ia adalah seorang ARMY yang menjadi ratu di
ARMY World. Jika keparat itu masih hidup, aku akan
terus berada di sampingnya dan mengikuti semua
keinginannya jika mengetahui seberapa hebatnya ia
sebenarnya. Aku akan merawatnya dan memberikan
semua yang ia butuhkan untuk sembuh. Itu semua sudah

17
terlambat, ia sudah pergi dan tidak mengetahui bahwa
sekarang BTS adalah superstar dunia.

Aku tenggelam dalam penyesalan, kekagetan, dan


kebingungan. Aku mulai merasa kliyengan. Aku, aku,
mau pingsan.

“Hey! Hey! Jangan pingsan! Kau harus kembali


sebelum air di sungai Come Back Home mengering!
Buruknya, hari-hari sekarang adalah hari di mana Wings
Geophysicist prediksi menjadi yang terpanas selama 40
tahun!”

“Si Goblok! Bagaimana ini? Apakah aku akan di sini


terus dan tak memiliki kesempatan untuk melihat BTS di
duniaku lagi?” Aku yang awalnya ingin pingsan menjadi
terbangun dan mengumpat nasibku, hampir berteriak
kecewa. Aku adalah makhluk tersial di dunia.

Oh, Jungkook! Jemput aku sekarang dan aku akan


bahagia! Tak masalah jika kau jadikan aku babumu
sasmpai kau mati! Aku hanya ingin pulang!

18
Tenang, tenang, tenang. Aku harus mengatakan yang
sebenarnya bahwa Ratu Catherine Earnshaw adalah
kakakku.

Queen Catherine’s POV


“Aku harus membuat Hoseok meninggal. Seokjin
juga. Aku rindu mereka. Aku tidak berharap ARMY lain
di duniaku dulu menikmati para oppa-ku. Aku berharap
mereka semua menjadi milikku dan aku akan jadi
penasihat mereka sesuai dengan Kitab Worldwide
Handsome yang kubuat sendiri. Senangnya menjadi
seorang ratu yang menguasai sesama jenisku, ARMY
Sapiens.” Aku bercerita pada penasihatku, Dokter Justin
Seagull.

“Yang Mulia Ratuku, yang seperti itu tidak mungkin


dijalankan. Yang Mulia sendiri tahu kalau kita tidak bisa
melewati jembatan lintas dunia Flying With Bangtan
karena sudah dihancurkan oleh pendahulu Yang Mulia
Raja Bang Si Hyuk yang tiranikal itu.” Nasehat Dokter
Justin Seagull.

19
Aku terdiam membisu, mengingat masa-masa
hidupku dulu saat menjadi ARMY terbaik di dunia.
Walaupun BTS tak mengingatku yang sekarang menjadi
pemimpin para penggemar mereka, ARMY.

Aku mengenal BTS dari sahabatku, Bethany Clinton,


anak pemilik sekolahku dan adikku, Jennie. Dia
menyodorkan poster BTS dan album debut BTS, 2 Cool
4 Skool. Kami pun mendengarkan “2 Cool 4 Skool”
bersama.

Setelahnya, Bethany yang lahir dan tinggal di Korea


selama 10 tahun itu menerjemahkannya untukku. Jujur,
aku sangat suka arti lirik lagu No More Dream, aku
sangat bisa merasakan keterhubungannmya dengan
hidupku sekarang ini. Sejak itu, mimpiku hanya BTS.

Tentu saja aku ARMY. Tapi aku hanya menonton


performa langsungnya di M Countdown Debut Stage di
CJ E & M Center, Lantai 2, Sangam-dong, Mapo-gu.
Saat itu sekolahku sedang melakukan study tour di
Korea Selatan. Aku kabur dengan Bethany ke acara M
Countdown saat teman-temanku yang lain pergi ke

20
Incheon dan Seoul. Masa bodoh, yang penting aku
kelihatan keren dan tidak ketinggalan zaman. Daripada
aku harus belajar sejarah Korea. Aku tidak punya mimpi
lain sebelum bertemu dengan BTS. Semua itu akan
terkabul mengingat semua member BTS bukanlah
makhluk yang hidup selamanya di duniaku dulu dan
akan tinggal di sini kelak nanti.

Setelah pulang dari Korea, aku merasakan pusing,


mimisan, dan penurunan berat badan. Aku dan
keluargaku pergi ke Fremantle Hospital dan ternyata
didiagnosa mengidap kanker darah. Sejak itu, aku selalu
menyendiri di kamar lebih sering dan lebih parah dari
biasanya. Aku mengahabiskan waktuku menggemari
BTS sampai berteriak dalam hati. Karena aku sudah
tidak kuat berteriak dengan mulutku. Aku harap adikku
mengetahui kalau aku ARMY. Tapi aku terlalu pengecut
untuk mendekati adikku yang sudah kudiamkan sejak ia
lahir. Aku hanya berdoa pada Tuhan agar adikku
menjadi ARMY.

Aku berdoa seperti itu karena waktuku sudah tidak


banyak lagi.

21
Queen Catherine’s POV ended

“Aku adalah adik dari Ratu Catherine Earnshaw, Peri


Tzuyu. Margaku juga Earnshaw.” Ungkapku.

“Demi Dewi Perdamaian, Dewi Irene! Apakah


kakakmu meninggal karena Leukimia?” Tanya Peri
Tzuyu.

“Ya, ya!” Mataku sudah mulai berkaca-kaca. Air


mataku siap untuk membulir di pipiku.

“Baiklah kalau begitu. Kita cari Ratu Catherine di


perbatasan ARMY World dan Blink World! Ratu dapat
mengizinkanmu untuk menyanyi di Bangtan Hall!” Seru
Peri Tzuyu menyemangati.

“Baik. Kita tidak boleh buang-buang waktu.


Kakakku, kami datang!” Teriakku di Perbukitan Little
Bunny yang menggemakan sauaraku lewat lembah-
lembahnya.

22
Part 3: Going To Queen’s Catherine
Place
Aku sudah lelah berjalan dan sayap Peri Tzuyu sudah
tidak bisa bergerak lagi. Kami masih belum menemukan
petunjuk lainnya untuk mencapai perbatasan ARMY
World dan Blink World. Aku sudah mulai putus asa.
Tapi nasihat dari Peri Tzuyu membangkitkanku kembali.

“Sudah, sekarang kita tidur saja. Kakimu dan sayapku


sudah tidak bisa bergerak karena kelelahan. Besok subuh
kita bangun dan mencuci muka. Setelah itu kita berdoa
pada Tuhan agar menolong kita dari kesulitan ini. Kau
hanya butuh waktu untuk kembali ke duniamu yang
asli.”

Kami pun tertidur. Nyaman sekali tidurku. Aku


bermimpi tentang Jungkook datang ke kamarku untuk
mengambil pulpen yang hendak kupakai. Tapi langsung
terbangun karena Peri Tzuyu membangunkanku dengan
air dari mata air Spring Day. Airnya begitu segar dan
aku langsung segar sebagaimana jika aku mendengarkan
“Spring Day” dari BTS di saat aku sedih.
23
Aku dan Peri Tzuyu pun mencuci muka dan makan
ikan bakar yang kami tangkap sendiri dari Sungai Come
Back Home yang belum kering. Peri Tzuyu berkata
bahwa Sungai Come Back Home memiliki banyak
cabang dan salah satu cabangnya berpusat menuju Istana
Serendipity, tempat Ratu Catherine tinggal. Tapi jika
kita menelusuri cabangnya satu-satu, maka waktuku
akan habis dan aku akan menjadi manusia ARMY
pertama yang tinggal di ARMY World yang tinggal di
sini bahkan sebelum benar-benar meninggal.

“Ikan ini kurang banyak.” Keluh Peri Tzuyu


“Bagaimana jika kita mencari rumah yang mau
memberikan kita makanan? Kita sudah tidak makan
selama tiga hari.” Tawarnya.

“Aku setuju. Walaupun di hutan ini kelihatannya


tidak ada rumah sama sekali.” Kataku mengatakan
pendapat.

“Apa kamu tidak percaya dengan keajaiban?” Ucap


Peri Tzuyu.

24
“Tentu saja aku percaya. Buktinya aku bisa ada di
dunia ini.” Aku menyangkal.

“Kau telah berubah.” Kata Peri Tzuyu sambil


tersenyum.

Aku dan Peri Tzuyu pun mengikuti lumut yang ada di


pohon-pohon. Kami mengikuti arah di mana lumut tidak
berada. Itu artinya kami semakin mendekati tempat luas
yang biasanya ditempati oleh penduduk.

Lalu kami menemukan sebuah rumah mewah di


padang luas, berdiri sendirian, yang memiliki papan di
depannya yang bertuliskan “Blinkton Castaway”. Kami
pun menuju taman depan rumah itu yang tanamannya
sedang disirami oleh tukang kebun. Lalu kami pun
bertanya,

“Apa di sini ada makanan untuk diberikan pada kami?


Kami adalah pengembara yang sangat kelaparan.
Tolonglah kami.” Mohon Peri Tzuyu.

Tukang kebun itu melihatku dalam-dalam dan


bertanya, “Kau bukan dari sini kan?”

25
“Bu-bu-bukan, Pak. Saya dari dunia lain.” Jawabku
gugup dan bergetar. Apakah Bapak ini akan melakukan
sesuatu padaku karena aku belum menjadi ARMY
Sapiens?

“Kau adalah orang yang majikanku cari. Majikanku


adalah warga Blink World yang dibuang karena lebih
menyukai BTS daripada Blackpink setelah ia mati. Ayo
segera bertemu majikanku!” Ajak Sang Tukang Kebun.

Kami pun memasuki Blinkton Castaway. Semuanya


sangatlah mewah. Lampu lilin menggantung di langit-
langit, karpet merah, dan guci dimana-mana. Kulihat ada
juga fotonya sedang berlibur di pulau pribadi. Oh,
Tuhan. Kapan aku bisa sekaya ini untuk mendekorasi
rumahku serba BTS?

Setelah berjalan beberapa lama, kami bertemu


majikan yang disebut itu.

“Selamat datang di rumahku, Blinkton Castaway.


Namaku Jennifer Linton. Saat hidup dulu, aku adalah
seorang Blink. Maka saat mati aku dimasukkan di Blink

26
World. Tapi yang sudah kau lihat, aku di sini.” Jennifer
menyeringai.

Jennifer’s Flashback
Aku sedang menikmati kopiku di malam yang dingin
itu di teras dengan dikipasi oleh para pelayanku. Sampai
tiba-tiba keponakanku, Shelly Linton dari ARMY World
datang membawa radio kecil.

“Shelly, apa yang kau lakukan malam-malam


begini?” Tanyaku lembut.

“Aku ingin Tante Jennifer mendengarkan lagu


kesukaanku. Best Of Me dari BTS.” Pinta Shelly.

“Kau tahu, Shelly. Aku ini Blink. Tidak mungkin aku


mendengar lagu selain lagu dari Blackpink.” Tawaku.

“Tapi lagu ini akan membuat Tante menjadi orang


yang lebih baru. Tolonglah.” Shelly meringis.

“Tidak, Shelly. Aku ini Blink.” Tolakku dengan rasa


sayang.

27
Tiba-tiba Shelly menyetel radio itu dengan volume
keras. Aku yang mendengarnya jadi terpancing marah.
Bagaimana sopan jika menyetel lagu keras-keras di
malam tenang begini? Segera aku mendatanginya dan
ingin mencekiknya. Anak bangsat.

“Tante Jennifer, Tante boleh mencekikku. Tapi


dengar dulu bagian ini.”

Saat kau mengatakan bahwa kau mencintaiku

Itu terasa seperti aku terbang melewati langit

Beritahu aku tentang keabadian, hanya sekali lagi

“Aku sangat senang karena Tante selalu bilang kalau


Tante mencintaiku. Lagu ini adalah caraku berbicara.”
Ungkap Shelly.

Aku pun menangis. Apa yang sudah kulakukan? Aku


pun memeluk keponakanku itu dengan rasa cinta.
Akhirnya, kami mendengarkan semua lagu BTS. Sampai
akhirnya aku menyukai BTS dan petir dari Dewi Irene
menyambarku serta membuangku ke ARMY World.
Aku sudah diusir dari Blink World selamanya.
28
Jennifer’s POV Ends

“Aku tahu kalian pasti akan datang dan apa tujuan


kalian. Peramal nasib pribadiku memberitahuku. Karena
kalian adalah tugasku.” Kata Jennifer.

“Jadi kau tahu bagaimana jalan untuk mengantarku


menuju Ratu Catherine?” Aku sangat senang.

“Tentu saja, kau hanya harus mengikuti aliran utama


arus sungai Come Back Home.” Ucap Jennifer tenang
sembari tersenyum.

“Tapi sungai Come Back Home akan mengering!”


Pekikku.

“Kita bisa melakukannya, Jennie. Percayalah padaku.”


Tenang Peri Tzuyu.

“Baiklah, kalian tidak bisa berlama-lama. Karena tiga


hari lagi Sungai Come Back Home akan mengering total.
Ini perbekalan untuk kalian. Sedikit-sedikitlah
beristirahat dan sering-seringlah berlari. Itu saja
pesanku.” Jennifer memberi kami dua keranjang penuh

29
roti dan air. Segera setelah itu, kami pergi dengan berlari
keluar. Menuju tujuan kami. Ratu Catherine.

30
Aku dan Peri Tzuyu terus bergerak cepat. Aku berlari
dan Peri Tzuyu terbang. Aku sangat bersemangat untuk
menemui kakakku lagi! Tentu saja, karena dengan itu,
aku bisa kembali ke duniaku yang sebenarnya!

Kami pun sampai di pinggir Sungai Come Back


Home. Peri Tzuyu pun segera berkata sambil terengah-
engah, “Sekarang kita harus memilih, mana arus
utamanya?”

“Aku tidak tahu.” Ucapku murung.

“Kalau begitu berdoalah kepada Dewi Irene. Mungkin


saja doamu terkabul! Walaupun aku tidak yakin karena
aku hanya sedikit belajar tentangnya.” Saran Peri Tzuyu.

“Dewi Irene! Tolong tunjukkan kami arah arus sungai


utama menuju Istana Serendipity di mana kakakku
berada!” Doaku keras-keras.

Tiba-tiba, bagian dari air Sungai Come Back Home


bercahaya warna perak. Seperti cahaya lightstick BTS,
ARMY Bomb saat dinyalakan.

31
“Itu petunjuk dari Dewi Irene, Jennie! Cepat, ikuti
cahaya itu!” Seru Peri Tzuyu.

Kami pun mengikuti cahaya itu sampai malam tiba.


Tapi kami kelelahan. Kami pun duduk di atas batu hitam
besar yang warnanya mengingatkanku dengan warna
album BTS Dark & Wild. Di mana lagu War Of
Hormone kesukaanku ada.

Saat kami berdua hendak tertidur, suara perahu kecil


mengganggu kami. Bukan perahunya. Tapi cipratan
dayungan sang Pendayung membuatku terbangun.
Pendayung itu juga bernyanyi lagu BTS yang berjudul
Coffee dengan suara sumbangnya. Peri Tzuyu pun jadi
ikut terbangun.

“Pak, bisa tolong dikecilkan volume suara menyanyi


Bapak? Kami hendak tidur.” Kataku.

“Lalu mendayungnya pelan-pelan ya, Pak. Cipratan


air Bapak membuat kami susah tidur. Kami benar-benar
lelah.” Tambah Peri Tzuyu.

“Hohoho! Aku tidak ingin kalian tidur di sini! Aku


akan membawa kalian ke tempat yang kalian mau

32
dengan perahuku ini. Selama arah tempat yang kalian
inginkan mengikuti aliran sungai ini.” Kata Bapak
Pendayung.

“Tentu saja kami mau!” Ucapku.

“Baiklah kalau begitu. Katakan, ke mana kalian akan


pergi?” Tanya Bapak Pendayung.

“Kami akan pergi ke Istana Serendipity tempat Ratu


Catherine tinggal.”

Bapak Pendayung tersenyum lebar dengan giginya


yang sudah ompong.

“Kebetulan saja, aku adalah pendayung Ratu


Catherine yang diperintahkan untuk mengantarkan siapa
saja yang mau pergi across ARMY World.”

“Tuhan dan Dewi Irene memberkati kita.” Kata Peri


Tzuyu dengan mulut menganga.

“Cepat! Sungai ini mengering sebentar lagi! Dulu


sungai ini memiliki dalam 20 meter. Sekarang…”

Bapak Pendayung memasukkan tali dengan beban ke


dalam air.
33
“Taliku ini memiliki panjang 10 meter. Dan ini
mencapai dasar.” Beritahu Bapak Pendayung. “Keesokan
hari akan menjadi 5 meter dan lusa, sungai ini akan
mengering. Setidaknya kita memiliki dua hari untuk
pergi ke Istana Serendipity. Waktu yang diperlukan
adalah dua jam saja. Karena aku memiliki kekuatan
ajaib. Aku mendapatkannya karena aku sudah menjadi
penggemar BTS sejak awal mereka debut. Ratu
Catherine juga memilikinya. Yang Mulia dapat
mengubah siapa saja yang ia kehendaki menjadi es.
Karena Yang Mulia adalah ratu, dan di luar itu,
merupakan penggemar BTS dari sejak debut.” Jelas
Bapak Pendayung panjang lebar.

“Dari semua yang Bapak katakan, Bapak tidak


memberitahu apa kekuatan ajaib Bapak.” Ucapku
terbingung.

“Kekuatanku adalah membuat perahu ini lebih cepat


dengan ultra cepat. Jika perjalanan biasa membutuhkan
satu hari, aku dapat mengubahnya menjadi satu jam.”
Jawab Bapak Pendayung.

34
“Kita tidak akan tersesat, Peri Tzuyu! Dengan waktu
dua jam kita bisa melakukan perjalanan untuk dua hari!
Aku lebih beruntung dari semua ARMY di dunia ini!”
Sorakku senang.

“Ya! Sekarang naiklah dan siapkan diri kalian untuk


kecepatan ekstra! Kalian akan kaget, tapi itulah
jalannya.” Suruh Bapak Pendayung.

Kami pun menaiki perahu milik Bapak Pendayung.


Perahu itu kelihatan rapuh saat kami menaikinya. Tapi
lama-lama dasar perahu itu semakin menguat. Mungkin
ini adalah kekuatan Bapak Pendayung itu.

Bulan berwarna biru menyinari kami. Di saat hatiku


yang terpesona dengan cahaya bulan yang tenang itu…
Perahunya melesat!

Bocahh kampung! Perahu ini melaju seperti pesawat!


Sampai pemandangan sekitar isi nya kabur semua!
Sialan! Aku mau menangis. Apa menangis di air saja ya?
Agar air matanya jatuh ke air.

“Kalau mau menangis, menangis saja di air. Itu akan


jadi makanan ikan Am I Wrong di bawah sini.

35
Penumpangku selalu menangis saat menaiki perahuku.
Aku bisa mendengar seru tawa ikan Am I Wrong yang
memakan air mata mereka. Aku senang sekali
mendengarnya. Kalian juga harus tahu kalau aku juga
pecinta binatang. Binatang di ARMY World itu berbeda
dengan binatang di duniamu, Jennie. Mereka menyukai
BTS juga!” Seru Bapak Pendayung.

Aku sangat menyukai perjalanan cepat itu. Pikiranku


jadi tertuju pada bagaimana hebatnya perjalanan ini.
Bukan bosan dengan pemandangan dan pikiranku
melayang kemana-mana.

Perjalanan ini berlangsung dengan hebat!

D ujung sungai, kami sampai di sebuah Istana


Serendipity.

Akhirnya kami sampai di sebuah kerjaan megah


bertema BTS. Penjual album BTS dimana-mana. Donasi
atas nama BTS di seluruh toko. Iklan dibintangi BTS
sudah ada di setiap billboard. Serta di jauh sana, terlihat
kerajaan berwarna hitam putih berkubah ARMY Bomb.

36
“Di kerajaan itulah Ratu Catherine tinggal, Jennie.
Kita harus segera ke sana!” Ajak Peri Tzuyu.

Aku dan Peri Tzuyu segera bveerlari melewatu


kerumunan ARMY yang semaunya sedang berbicara
tentang BTS. Yang paling tidak BTS ya membeli sabun
dengan gambar BTS untuk anaknya. Semuanya sangat
berbau BTS di sini.

”Ratu Catherine memerintah dengan sangat baik,


Jennie. Tak ada seorang ARMY yang keluar dari ARMY
World seperti yang terjadi pada Jennifer. Ratu
menanamkan rasa cinta pada BTS pada rakyatnya hanya
seperti orangtua menurunkan kemadirian ke anaknya.
Aku yakin BTS akan sangat bangga padanya saat mereka
sudah meninggal.” Kata Peri Tzuyu.

Setelah kami lama berlari, adaa seekor ular yang


menghadang kami. Itu ular Bomnal! Kenapa ada di
sini?”

”Bomnal? Maksudnmu Spring Day?” Tanyaku pada


Peri Tzuyu.

37
”Iya, aneh sekali! Ular ini harusnya ada di musim
semi. Kenapa ada di sini?”’ Peri Tzuyu kebingungan.

“Sial! Pasti ada orang jahat yang menghadang kita!


Bersiap, Peri Tzuyu!” Seruku

Tiba-tiba ada seorang peri yang jahat dengan tanduk


dan bajunya yang serba hitam. Di belakangnya ada
seorang ratu berpakaian putih, cantiknya seperi bidadari
surga. Sampai sejenak aku berpikir, aku sudah di surga
yang sebenarnya.

Aku kebingungan mengahadapi semua ini. Bidadari


Cantik dan Ratu Kejahatan—itu hanya julukanku. Dia
benar-benar cantik juga. Tapi sayangnya jahat.

“Aku adalah istri dari Dokter Justin Seagull. Hela


Seagull. Aku adalah penyihir paling kuat di duniaku.
Jangan main-main denganku atau kau mati.”

Aku pun mendekat, dari situ aku baru bisa jelas


melihat! Bahwa bidadari surga itu kakakku! Aku ingin
segera pergi dari sini. Aku malu tak menghargainya
selama ia hidup. Tapi mau tak mau aku harus
mendekatinya.

38
”Kak Catherine,” Panggilku lirih

”Apa kau? Selama hidup kau hanya membenciku


saja! Kau mau apa?”

“Aku hanya ingin meminta izin padamu untuk


bernyanyi di Bangtan Hall. Karena hanya dengan
izinmu, keluargaku yang termasuk ARMY, bahkan
ARMY Yang Terhormat, ARMY terbaik sepanjang
masa, aku sangat merindukanmu kakak.” Ucapku sedih.

”Kau boleh bernyanyi di Bangtan Hall. Hanya saja


kau harus mengalahkan penyihir terbaikku, Hela
Seagull.” Tantang Ratu Catherine.

“Bunuh saja dia, Jennie! Dia ratu keparat. Aku baru


saja mengetahuinya. Errr… Masa adiknya mau kembali
ke dunianya malah dilama-lamakan?” Peri Tzuyu
merasakan perasaan yang lebih dari kesal.

Aku pun bertarung dengan Hela. Tapi aku hanya bisa


merobek baju bagian kakinya dan tangannya saja. Yang
ada aku terkapar lemah karena sihir dan serangan Hela
sangatlah kuat. Kulihat kakakku mulai menangis di
waktu yang sepertinya menjadi ujung hidupku. Aku
39
mencintainya bagaimanapun juga dia mengkhianati dan
menyakitiku.

“Hela! Hentikan! Biarkan dia mati dengan sendirinya.


Kau sudah merusak anggota tubuhnya dengan cukup
parah. Sekarang kau boleh pulang ke istanaku dan
bersantai dengan suamimu, Justin Seagull yang terkenal.
Silakan, Mrs. Seagull.”

Di masa depan, masa sekarang atau pun masa lalu.


Aku tetap mencintaimu selalu kakakku. Karena kita
bertemu lewat takdir. Aku sudah ditakdirkan untuk
menjadi bersama kakakku sejak pena kehidupan
digunakan Tuhan nuntuk menulis takdir kita semua
sampai sekarang ini.

Setelah Hela pergi, semua rakyat mengerumuniku.


Aku hanya tidak tahu apa yang haru dilakukan karena
diperhatikan oleh Ratu Catherine. Maksudku, kakakku.
Dia hanya memandangku kosong tanpa ada rasa kasihan
sama sekali dengan adiknya. Padahal setelah aku tahu
bahwa dia adalah ARMY terbaik di dunia, dia adalah
satu-satunya kristal saljuku yang paling berharga.

40
“Kakak…” Aku memanggil Ratu Catherine pelan
dengan segala kekuatanku.

“Ya, adikku?” Tanya Ratu Catherine lagi.

Queen Catherine’s POV 2


Aku terharu mendengar adikku tersayang
memanggilku Kakak. Itu adalah panggilan termanis yang
pernah ia buat padaku. Selama ini dia tak pernah
memanggilku Kakak. Sampai sekarang aku tahu kalau
dia adalah ARMY asli yang memegang barang yang
benar-benar pernah dipegang oleh BTS.

Hela memberitahuku sebelumnya, kalau adikku akan


datang dan dia memegang barang milik Jungkook. Apa
jadinya jika aku tidak membantu seseorang yang satu
darah daging denganku? Aku sangat ingin
membantunya. Tapi apa jadinya diriku jika membantu
seseorang yang membenciku selama hidup? Aku akan
menjadi aktris terbaik di dunia karena sudah pura-pura
mencintainya. Aku harap cinta itu tumbuh.

41
Aku pun pergi dari kerumunan rakyatku dan yang
terpenting adikku yang sangat cantik, yang sangat
pemalu di depan teman-temannya itu. Ternyata dia
punya teman sejati bernama BTS.

Biasku dulu adalah J-Hope, karena sikapnya yang


lucu dan suara rap-nya yang bagus. Aku sangat
menyukai dahinya. Karena dahi itu terlihat lebih
cemerlang daripada hidupku sendiri.

Aku suka mengabiskan uang semasa hidupku. Untuk


membeli stuff BTS. Semua yang dikeluarkan oleh Big
Hit, agensi BTS, aku beli semua. Kalau mengetahui
adikku juga ARMY, aku tidak akan mati seperti ini.
Setidaknya aku akan selalu senang dan hidup dengan
kesenangan yang sebenarnya. Ya, karena darah dagingku
memiliki tujuan yang sama dalam hidupku, BTS.

Aku pergi menuju taman berbunga yang aku sering


tempati dan saat melihatnya aku bermimpi tentang BTS,
kau tahu, aku adalah orang yang suka berkhayal.
Walaupun aku sudah mendapatkan segalanya termasuk

42
posisi ratu ini dan tentu saja kehormatan untuk bertemu
BTS.

Apa kau melihat tasku? Aku tidak membawa apa-apa


selain stuff BTS dan pulpen warna untuk menulis nama-
nama BTS di meja sekolah atau kertas ulanganku.
Mereka semua tidak mengerti BTS. Ya, teman-temanku.
Tapi karena mereka sangat menyukaiku. Mereka hanya
ikut-ikutan aku dan Bethany saja. Tapi aku sama sekali
tidak menyukai mereka. Karena mereka hanya berpura-
pura menjadi ARMY. Menyedihkan.

Task tidak seperti tasnya BTS karena tas BTS adalah


tempat cadangan BTS menaruh seluruh penghargaannya,
Aku menginginkan cinta dari BTS dan aku harap BTS
akan memberikanku seleuruh isi tasnya sebagai tanda
cinta kepadaku, ARMY terhebat sepanjang masa.

Aku pun terdiam berpikir sejenak dan aku tahu


jawabannya!

Aku pun berlari menuju adikku dan mengobatinya


dengan segenap kekuatanku. Wallaupun kekuatanku

43
tidaklah hebat dalam pengobatan. Tapi setidaknya aku
bisa mendinginkan lukanya dengan kekuatan esku.

“Adik, aku akan mengantarkanmu untuk bernyanyi di


Bangtan Hall. Hanya saja kau harus mengikuti semua
mauku.”

“Apa maumu Kakakku?”

”Aku minta kau untuk setelah kembali kau harus


membunuh semua member BTS. Setelah itu bunuhlah
dirimu sendiri. Kita akan segera bersama di sini. Aku
kasihan padamu jika harus masuk penjara dan itu akan
membuatmu gila, kau tahu! Lebih baik kau di sini saja
bersamaku dan menikmati seluruh kenikmatan ARMY
World, karena kamu adalah ARMY yang sejati.”

Queen Catherine’s POV ends

Mendengarnya aku jadi begitu marah. Siapa yang


berani membunuh dan mengakhiri hidup BTS-ku wajib
mati!

44
Maksudku aku tahu kita akan bersama BTS semua di
dunia ini! Tapi apa poinnya? BTS perlu bekerja keras di
bumi ini dan mendapatkan hasil dari kerja kerasnya
dengan jiwa yang hidup bebas. Dan duniaku masih
membutuhkan BTS! Sama seperti duniaku masih
membutuhkan aku. Setelah aku di sini, aku mempelajari
bahwa semua orang itu penting. Tak terkecuali aku. Aku
ini sepenting BTS tapi tidak banyak orang yang
menyadarinya.

BTS ada di dalam DNA-ku dan aku pasti tidak akan


lepas dengan DNA-ku karena itu adalah bagian
terpenting dalam hidupku karena DNA-lah yang
membentukku sekarang. Aku bertemu BTS karena
takdir. Benar-benar karena takdir dan bukan yang lain.

“Aku tidak mau, kakakku! Apkah matamu sudah


terbutakan dengan keinginanmu sendiri untuk memiliki
BTS dan tidak membagikannya bersama ARMY lain?
Kukira kakakku adalah orang baik dari penjelasan Peri
Tzuyu yang mengantarku sampai ke depan kakak ini.
Ternyata Kakak hanya ingin memiliki BTS sendiri.
Sikap macam itu tidak diterima di daerah kekuasaan

45
ARMY ini, Kak. Kakak hanya penguasa yang
merupakan pelayan rakyatnya. Tapi yang memiliki dunia
ini adalah sama-sama BTS dan ARMY. Kakak tidak
boleh semena-mena begitu! Aku akan membenci Kakak
lahi kalau Kakak benar-benar keras kepala seperti ini!”

“Kau tahu aku akan bersama BTS di dunia ini pada


akhirnya…” Kata Ratu Catherine.

“Tapi tolong, hargailah hidup BTS di duniaku sana.”


Pintaku.

”Kau melawan Ratu Catherine? ARMY terbaik


sepanjang masa?” Ucap Ratu Cathering sombong.

”Tidak! Kau bukanlah ARMY terbaik! Kau hanyalah


ARMY fanatik! Mana mungkin ARMY terbaik
menginginkan kematian BTS.” Kataku menjelaskan
kebenaran. “Aku pikir Dewi Irene salah untuk
memilihmu. Kau benar-benar tidak pantas.” Lanjutku.

Kakakku pun mulai membekukan seluruh kota dan


hampir terkena orangnya-orangnya.

46
”Kakak! Hentikan! Kakak bisa dipecat menjadi Ratu
oleh Dewi Irene!” Peringatku.

”Tak apa aku tak menjadi ratu. Yang penting BTS


menjadi milikku sendiri!” Seru Ratu Catherine.

Peri Tzuyu pun melindungiku dari kekuatan es


kakakku. Aku segera berterima kasih padanya.

“Terima kasih, Peri Tzuyu. Kau sangat berjasa.”

“Cepat pergi ke Bangtan Hall sekarang!” Suruh Peri


Tzuyu dengan bersegera.

“Tapi aku belum mendapatkan izin dari kakakku, Peri


Tzuyu.” Ucapku lirih dengan perasaan sedih.

“Aku sudah mendapat sinyal dari Dewi Irene. Mulai


sekarang aku akan menjadi ratu di dunia ini. Sedangkan
kakakmu akan dijadikan warga biasa yang dibenci
sesamanya. Tapi doanya akan terkabul, dia akan bersama
BTS!” Beritahu Peri Tzuyu. Aku sedih juga
mendengarnya. ARMY yang satu darah daging
denganku harus menjadi ARMY yang dibenci. Mantan
ARMY terhebar di dunia, katanya.

47
Tapi Puji Tuhan, kakakku akan mendapatkan
keinginannya. Untung saja dia tidak dibuang ke dunia
lain. Aku pasti bisa bertemu kakakku saat aku meninggal
nanti. Tidak perlu susah susah perlu ke ke negeri orang.

Aku pun berlari menuju Bangtan Hall dan berpikir,

Sepertinya itu sudah perintah. Ya, Peri Tzuyu adalah


ratu sekarang. Aku sudah mendapat perintah dari ratu.
Aku tahu karena Peri Tzuyu tidak pernah berbohong
padaku atau siapapun. Dia benar-benar peri yang baik.

Setalah itu aku sampai di gerbang Bangtan Hall.


Tidak ada siapa-siapa di sana. Sepertinya itu adalah pintu
yang hanya dibuka jika diberi kunci oleh ratu.
Sedangkan Peri Tzuyu tidak memberiku apapun. Ya, aku
harus memanjat.

Aku pun memanjat pohom yang berada di pinggir


gerbang. Pohon itu cukup tinggi untuk mencapai atas
gerbang, sesampainya di atas, aku lompat ke pohon yang
di dalam dan menuruninya dengan merosot. Akhirnya
aku sampai di Bangtan Hall.

48
Di sana, aku berpikir, lagu apa yang menjelaskan
hidupku. Semua lagu BTS… Semua lagu BTS…

Karena aku ARMY-nya sudah garis keras aku tahu


semua isi lagu BTS walaupun aku tidak bisa Bahasa
Korea. Aku melihat terjemahannya di internet.

Yang kupikirkan, ”Jeon Jeongguk… Jeon Jeongguk…


Hidupku banyak rasa… Seperti kopi! Ya, kopi! Laguku
adalah lagu Coffee!”

Aku pun segera berjalan pelan menuju panggung


Bangtan Hall karena aku tidak percaya bisa ada di
tempat yang sama dengan BTS ketika mereka menghibur
ARMY setelah mati nanti.

Tapi rasa dingin dan pahit yang datang sesudahnya


ini

Membuatku sadar bahwa kau tidak di sini

Jika aku membiasakan diriku dengan keadaan seperti


ini,

49
Aku akan memilih bermain dengan api yang penuh
penyesalan

Janji kita yang sangat kejam

Kesalahan yang tak terhitung

Luka kita yang tidak dapat dibicarakan

Gelas yang terisi dengan memori terasa pahit ketika


aku terus meminumnya

Tapi sepertinya aku tahu kenapa aku terus


meminumnya

Karena itu adalah gelas dari cintamu

Tiba tiba angin bertiup kencang dan menghancurkan


Bangtan Hall selagi aku melihatnya. Angin topan yang
sama membawaku entah kemana. Akhirnya membawaku
kembali ke kamarku, duniaku.

50
Part 4: Come Back Home from BTS’
Fans Spirit World
Aku pun sampai di kamarku. Kali itu, aku berteriak
sekencang-kencangnya. Aku telah kembali. Inilah
kamarku beserta isinya. Terutama HP-ku dan album BTS
Hwayang Yeonghwa. Aku pun mendekati mejaku untuk
mengetahui apakah ada pulpen yang membawaku ke
dunia ARMY.

Kulihat bawah mejaku, “Oh, ada!” Seruku.

Tiba-tiba Mama memanggilku, “Jennie! Ada


seseorang yang ingin mengambil sesuatu di kamarmu!”

”Ya, Jennie! Katanya ada yang mengerjainya dengan


melemparkan barangnya lewat jendela saat jendelamu
sedang terbuka.” Aku dengar Daddy bilang begitu.
Sepertinya beliau sedang minum kopi.

Tiba-tiba ada sepatu menyembul dari pintuku yang


terbuka. Seorang lelaki memasuki kamarku dan berkata:

“Maaf, bolehkah aku mengambil pulpenku?”

51
Itu Jungkook. Aku hanya terdiam.

Adventure to Blackpink

52
Part 1: I Love Blackpink
Namaku Ningsih. Aku menyukai Blackpink. Biasku
adalah Lisa. Lisa adalah orang yang baik. Dia juga
memberikan aura yang menyenangkan untukku. Karena
dia benar-benar lucu.

Aku hanya hidup di gubuk kumuh di pinggir kota


Jakarta. Aku pun mengetahui Blackpink hanya dari
internet saat aku dibolehkan main ke warnet oleh
Bapakku. Lagu pertamaku adaalh As If It’s Your Last
dan akan menjadi favoritku selamanya. Lagu itu adalah
lagu hidupku.

Aku tidak punya uang untuk membeli barang-barang


apapun yang berkaitan dengan Blackpink. Tapi aku
bersyukur dengan hidupku. Tidak makan sekali dalam
satu hari membuatku bisa pergi ke warnet dua hari
sekali. Satu jam dan semuanya untuk mengikuti
Blackpink.

53
Suatu hari, aku harap, aku akan jadi wanita yang
shalaeh seperti Khadijah. Sebaik-baiknya wanita
penghuni surga, yang selalu membantu orang lain.

Aku juga sudah membantu orang lain. Kadang aku


relakan adikku untuk memakai jatah warnetku untuk 15
menit. Dia bermain selama 5 menit saja untuk tahu
YouTube itu seperti apa. Dia hanya menonton 5-
minutes-craft dan mempraktekkannya di rumah jika aku
punya uang. Aku akan membelikannya bahan-bahan di
tukang fotokopi. Aku sangat senang melakukan itu.

Aku mendapatkan uang itu dari temanku yang sangat


kaya. Mark Tuan. Aku suka membuatkan PR untuknya
dan dia membayarku. Aku tahu itu salah tapi aku butuh
uang untuk keluargaku dan melepaskan semua penatku
di warnet dengan menonton Blackpink.

Suatu hari aku diajak jalan-jalan oleh Ayahku. Beliau


mengajakku jalan-jalan ke Monas. Ini jarang-jarang
bagiku. Uang kami hanya cukup untuk makan saja.

54
Kami menaiki kereta ke Monas. Tapi setelah sampai
di Monas. Tidak ada yang menyenangkan. Aku hanya
butuh udara segar saja. Di Monas sangat panas.

Ayahku marah-marah karena adikku, Prilla, dia


membeli jajan es the manis dengan sangat banyak dan
diminum oleh dirinya sendiri.

Akhir-akhir ini aku juga ingin bertemu dengan Stray


Kids. Biasku adalah Bangchan karena dia memiliki suara
yang bagus. Aku jadi jatuh cinta dengannya. Tapi tentu
aku lebih suka Lalisa Manoban.

Aku pun ikut marah karena ayahku marah tidak


menahan diri. Ikuti saja terus marahnya.

Aku pun berminat untuk berjalan mengelilingi Monas


sendiri. Karena aku ingin sendirian dengan anganku
yang terbang pada Blackpink dan Stray Kids.

Cintaku pada Blackpink dan Stray Kids sudah tak


tertahankan lagi. Aku ingin pergi ke Korea dan menemui
mereka.

55
Sepertinya Stray Kids dan Blackpink adalah cinta
terakhirku.

Tiba-tiba seorang pria tampan berbaju kemeja dan


celana jins mendatangiku. Bertanya, “Kamu mau
permen?” Kalau tidak mau kenapa ya?

”Tidak, aku tidak makan permen.” Jawabku dengan


alasan.

“Kalau begitu kau saja yang aku ambil. Aku sangat


menyukaimu. Kau cocok dijadikan tenaga kerjaku di
Jepang.” Katanya.

“Tidak! Aku akan tetap bersama keluargaku di


Jakarta ini. Jakarta yang macet, sering banjir, penuh
sampah, dan bau. Aku benci! Tapi mau bagaimanapun di
sinilah keluargaku berada. Kau bodoh!” Ucapku
mencelanya.

Mukaku pun diberikan sebuah lap dan dia


menggosokkannya berkali-kali.

56
Kidnapper’s POV
Aku membawanya ke mobil. Saat orang-orang
menanyakan kenapa dia, aku jawab saja “Dia pingsan
karena kepanasan. Kami dari daerah bersalju Rusia.
Tidak terbiasa panas.”

Aku gunakan saja kebohongan itu. Aku tidak peduli


dengan Tuhan dan aku hanya hidup sekali, itu yang
kupercaya. Mereka semua, orang Indonesia bodoh.
Setidaknya yang aku lewati. Padahal biasanya orang
Indonesia sadar atas kejahatan. Walaupun uang suap
dimana-mana dan untuk menyelesaikannya mereka tidak
jujur. Aku cikup salut pada orang Indonesia. Untuk tidak
mencurigai aku sebagai penculik. Hahaha.

Aku memberikan gadis itu pada bosku, si jahat


Mighty Clopper. Dia akan menjualnya ke Jepang sebagai
tenag kerja dengan upah rendah. Tak apa halalkan
segalanya untuk uang. Karena uang adalah nomor satu di
dunia ini.

Kidnapper’s POV ends

57
Aku terbangun, ada apa denganku? Kenapa aku
berada di kapal sempit ini? Mana gelap dan pengap serta
bau. Aku tak suka. Aku lebih suka rumahku.

Aku pergi keluar dan ingin mengetahui apa yang


terjadi. Ternyata lautnya memiliki badai yang kuat.
Kapalku terombang-ambing kesana kemari. Sepertinya
kapal ini dan aku akan tenggelam. Tak apa. Aku ingat
saat aku dibius dan akan dijakdikan tenaga kerja di
Jepang. Aku pasti akan kembali ke rumah. Pasti.

Kapalnya pun mulai terguling. Aku segera mencari


perahu untuk pergi ke pulau terdekat. Aku tidak mau
mati di sini. Aku ingin bertemu Blackpink dan mungkin
Stray Kids dulu sebelum mati.

Aku yang sudah berhasil menaiki kapal cadangan itu


merasa terselamatkan dan senang. Kulihat pulau terdekat
hanyalah 500 meter dari kapalku yang tenggelam ini.
Aku akan hidup sebagai gadis pulau sambil menahan
tangis sampai Blackpink menyelamatkanku dengan
helikopter pribadinya dan menagajakku liburan di pulau

58
pribadi mereka. Karena mereka sangat kaya. Tentu saja,
major girlgroup di K-pop.

Dengan dayungan dan arus air menuju pas ke pulau


itu. Aku pun sampai dengan bantuan Tuhan dan
semangatku untuk tetap akan bertemu Blackpink.

59
Part 2: Arrived In Troll Island
”Selamat datang, Nona!” kata Troll dari gua hantu.

“Aku ingin pulang. Tapi bagaimana ya? Apa aku


harus ke Korea dulu untuk bertemu Blackpink? Ya! Kau
salah. Aku tidak akan pulang ke rumah karena aku harus
berteman dengan semua member Blackpink!”

”Apa yang aku katakan? Blackpink tidak ada di sini.


Di sini tidak ada Blackpink. Disini tidak ada Blackpink.”
Katanya berkali-kali. Dalam hati aku kecewa sekali.

“Aku bisa mengantarmu ke Blackpink” Kata Troll itu.

”Benarkah?” Tanyaku tidak percaya.

“Aku menunjukkan jalannya dan kau pergi sendiri.”


Kata Troll itu memberikan syarat.

“Apa jalannya?” Tanyaku lagi.

“Kau harus menunggu kapal lewat dan memberi


sinyal.” Ucap Troll. Jelas sekali.

60
Aku pun cemberut. Semua orang juga tahu itu. Dia
juga tidak bisa menjamin kalau kapal itu pergi ke Korea.
Troll bodoh.

Selama tiga hari lamanya aku menunggu kapal


sampai ada satu kapal minyak besar yang akan kupakai
untuk ke Korea! Melihat kesempatanku aku langsung
membuat tanda dengan asap yang kudapatkan dari
mengumpulkan kayu yang jatuh dari pohonnya. Itu
sudah kupersiapkan. Aku tinggal menyalakannya saja
dengan teknik manusia purba. Menggosok kayu. Kau
tahu, tenagaku ini seperti tenaga orang zaman dahulu
yang tidak terbiasa dengan kenikmatan teknologi zaman
kini. Jadi kayu itu menyala. Kapal itu pun mendekatiku
dan aku ditawarkan naik tak peduli kemana tujuanku.
Karena kembali ke preradaban sangatlah penting.
Ternyata kapal itu membawaku ke Amerika. Itu juga
dari Indonesia. Mereka mengekspor hasilnya ke negara
mereka sendiri, Nama perusahaan yang mengelolanya
adalah Freeport. Suatu haru nanti aku akan bekerja di
sana. Pasti.

61
Part 3: Be In America, Then Korea
Setelah lama dia Amerika, aku merasa bosan. Tidak
ada Blackpink. Ya, aku kabur dari kapal itu dan bekerja
selama sebulan di sini. Untung saja bahasa Inggrisku
cukup bagus. Hehehe…

Dari semua uang yang aku kumpulkan, aku dapat


pergi ke Korea untuk bertemu Blackpink! Aduh, aku
sedih mengingat lagu Hellevator selagi menaiki pesawat!
Aku memang tidak mengerti isi lagunya. Hanya saja aku
menghayati nadanya.

Sesampainya di Korea, aku langsung mencari makanan


halal. Sambil makan aku berpikir, sepertinya bagus juga
ya jadi idola! Pasti mengasyikkan. Dipuji orang seluruh
dunia, harta berlimpah, dan banyak yang menyukai. Eh,
Astaghfirullah, aku tidak boleh menginginkan dunia.

Aku sangat menghargai semua yang diturunkan ke


dalam hidupku. Walaupun aku sendiri kadang tidak
menyukainya. Aku sangat bersyukur atas hidupku.

62
Ayah bagaimana ya? Bagaimana dengan Prilly?
Sudah satu bulan aku tidak menghubungi mereka. Oh
ya! Handphoneku dibawa oleh adikku. Di a daim-diam
suka bermain paket dataku. Padahal paket dataku itu
yang terlambat dalam menghasilkan seuatu karena
sinyalnya lama sangatlah membuatku kesal. Mau apa
lagi? Adikku itu orangnya sangat sabar.

Aku cari makanan halal dari tadi kenapa tidak ada ya?

Aku melihat di kaca depan sebuah butik, Alikha


Boutique. Apa yang aku lihat? Baju yang sama. Apa
yang akan dikatakan kata hati dan dirasakan para
pembenciku? Damn happy.

Tapi aku tidak bermasalah dengan baju yang sama


atau apapun. Bukan berarti aku hanya memiliki satu
baju. Aku hanya memiliki sedikut baju yang kupakai
bergantian selama seminggu. Aku mencucinya sendiri di
kamar mandi gereja yang sepi. Tapi aku tidak punya
uang untuk pergi ke laundry. Lagipula menunggunya
lama karena mereka mencuci baju milik orang lain juga.

63
Aku tidak punya cukup waktu karena aku harus segera
memakai bajuku yang sedikit itu.

Mungkin kau bertanya kenapa aku tidak punya uang


untuk laundry ataupun makan mewah tapi bisa pergi ke
Korea? Karena aku mengorbankan hidupku untuk dapat
ke Korea sini. Semoga saja aku bertemu Blackpink!

Tapi bagaimana caranya? Apa aku harus pergi ke


kantor agensi YG? Dorm Blackpink? Aku tidak bisa
percaya itu. Aku hanya beberapa langkah untuk
menemukan Blackpink.

64
Part 4: Living It Big
Tapi tiba-tiba salju turun perlahan. Kristal-kristal
salju itu pecah di wajahku. Memberikanku sensasi yang
belum pernah aku rasakan sebelumnya. Inilah semua
yang kuinginkan, berjalan menuju Blackpink.

Tapi aku pun tiba-tiba menggigil dan jatuh di tanah.


Saat itu aku hendak tak tersadarkan diri. Aku sadar akan
hal itu. Mungkin karena aku kurang makan. Tapi mau
bagaimanapun juga aku harus tetap berjalan menuju
Blackpink. Setelahnya aku akan pergi ke rumahku untuk
mengambil HP dan memorikan tanda tangan yang akan
Blackpink berikan padaku. Jika aku mengupload nya di
Instagram mungkin aku akan mendapatkan banyak
followers. Sayang aku tak bisa bermain Instagram karena
keterbatasan waktuku untuk bekerja dan uangku untuk
membeli paket data.

Sebelum aku menutup mataku, orang-orang berwajah


putih mendatangiku. Mungkin mereka operasi plastik.

65
Karena kebanyakan dari mereka berparas sangat tampan
dan cantik. Aku sendiri kagum pada keelokan wajah
mereka. Tapi tidak sekagum diriku dengan Blackpink.
Ya, tentu saja.

Allah SWT… Blackpink… Blackpink…

Aku terbangun di rumah sakit. Apa-apaan ini?


Uangku tidak akan cukup untuk membayarnya. Karena
aku tidak punya uang. Sedihnya. Padahal hanya
kedinginan karena kurang makan saja sampai diantarkan
ke rumah sakit? Harusnya dirawat saja kek di rumah
siapapun lalu diberi sop miso atau soto ayam. Aku
sangat muak dengan ini semua. Kau tahu, taraf hidup di
Korea. Terutama Seoul itu tinggi. Sial. Aku harus kabur
dari sini untuk menghindari pembayaran atau bagaimana
ya?

Aku pun melepaskan semua alat perobatan yang aku


pakai. Jarum suntik, kompres demam, dan sarung tangan
terapi. Aku hanya ingin pergi.

66
Tapi saat aku pergi, aku bertabrakan dengan seorang
laki-laki berperawakan besar yang kelihatannya berhati
lemnbut. Dia memakai peci. Mungkin dia beragama
Islam juga. Ya, tidak?

”Tidak, aku bukan muslim. Kau tahu aku memakai


peci. Itu hanya perhiasan. Aku membencimu. Pergi dari
sini.” Ucapnya.

Kukira dia adalah orang yang membantuku membayar


semua biaya rumah sakit ini. Aku merasa aku sudah
pingsan selama seminggu. Entah benar atau tidak.
Namanya juga merasa.

67
Part 5: Get Out Of The Damned
Hospital
Aku berhasil keluar dari rumah sakit mahal itu.
Kelihatan dari strukturnya yang delicate. Huuhhh…

Sebentar lagi aku akan diburu polisi. Tapi aku harus


bertemu Balckpink dan bekerja untuk mereka. Sehingga
aku mendapatkan uang untuk membayar biaya rumah
sakitku. Mana mungkin Ayahku tahu aku dirawat dan
berada di negeri orang.

Mungkin aku akan ditemukan polisi sebelum aku


bertemu Blackpink. Mudah, aku hanya akan memberi
alasan kalau aku harus mencari uang dulu dan mereka
akan memberiku tenggang waktu. Tapi aku yakin itu
tidak mungkin karena aku adalah ”pelari” yang handal.
Hal ini bukan dalam hal berlari secara harfiah. Tapi
melarikan diri.

68
Aku terus berlari sampai aku ditabrak mobil. Bodoh!
Aku tidak panik. Aku hanya menyalahkan diriku sendiri.
Kenapa tidak pelan-pelan saja larinya? Kenapa tidak
melihat kanan kiri saat menyebrang? Sudahlah, aku mati
saja.

Sejenak sebelum aku mati. Aku hanya mengingat.


Aku ini ingin kecintaan Allah tapi tidak pernah berusaha
untuk melakukannya. Seperti orang-orang yang berkata
kasar dan mereka bilang mereka ingin bahagia di dunia
dan akhirat. Keinginan tanpa usaha sama saja dengan
nol. Aku sangat bodoh.

Tiba-tiba, datang malaikat berwajah rupawan dan


malaikat berwajah seperti setan. Lebih buruk malah.

“Aku yang akan mengambilnya. Dia ingin shalahah


seperti Khadijah. Niatnya diterima oleh Allah SWT.”
Kata malaikat rupawan.

“Tapi dia berkata kasar dalam hati dan masih belum


melakukan yang terbaik untuk Allah SWT.”

69
Bodo amatlah, ini juga palingan mimpi. Aku cuma
ketabrak sedikit kok sampe mati. Kocak.

Eh, benar saja. Aku bermimpi. Aku bangun dan


kutemukan diriku di sebuah kamar bergaya arsitektur
Jepang. Padahal di sini Korea ya?

Kudengar sambil berbaring ada orang-orang


mebicarakan namaku, Ningsih. Tapi dalam bahasa…

Bahsa Jepang! Sial! Tadi Amerika sekarang Korea.


Eh, lalu Korea dan sekarang Jepang. Kabar buruk.
Bagaimana aku bisa menemui Blackpink jika aku di
Jepang! Mungkin showcase! Ya, showcase Blackpink di
Jepang! Aku harus mengejarnya.

Tapi pemilik rumah itu menyuruhku istirahat dalam


bahas isyarat. Aku pun istirahat dan berkhayal tentang
Blackpink dan sedikit Stray Kids. Aku sangat menyukai
mereka, Ya Allah.

Bagaimana caranya bertemu mereka ya?

70
Aku pun turun tangga menghampiri sang pemilik
rumah yang merawatku. Aku pun berkata dalam bahasa
Inggris, “Apa kalian bisa mnegantarku ke konser
Blackpink?” Aku ingin bertemu mereka dari dekat.
Walaupun begirtu, dari jauh juga tak apa-apa. Aku juga
ingin mendapatkan tanda tangan mereka. Untutk kubawa
ke rumah dan kupajang untuk menjadi motivasi
suksesku.”

“Tentu saja kau akan mendapatkannya. Sebenarnya


kau sudah sembuh bukan?” Tanya pemilik rumah.

“’Sudah”’ Sudah kubilang juga itu hanya luka kecil.


Tak sampai merusak otakku dan yang lainnya. Hanya
kulit dan sedikit memar. Aku hanya ingin tugasku
selesai. Tugas bertemu Blackpink dan aku akan sangat
semangat menjalani hidup ini dengan aura semangat dari
Blackpink.

“Aku akan membelikaknmu tiket showcase debut


Jepang Blackpink. Mereka adkan tampil di Tokyo TV
dan aku akan memberikanmu tanda tangan mereka

71
karena temanku adalah salah satu produser acara itu, Kau
siap?” Tanya pemilik rumah.

“Selalu dan akan selalu. Itu adalah mimpiku. Kenapa


tidak?” Aku menyeringai. “Kapan mereka tampil?”
Tanyaku lagi.

“Besok. Besok juga sekalian aku mengantarkan


anakkku ke pameran fansite Because of V dari BTS di
Tokyo Tower.” Pemilik rumah memberitahu.

“Baiklah. Aku sangat senang anakmu menyukai K-


Pop juga.” Ucapku senang.

72
Part 6: I Meet Blackpink. Finally
Aku pun berangkat ke gedung Tokyo TV. Di sana aku
bertemu Blackpink di belakang panggung saat sedang
persiapan. Aku senang sekali. Mimpiku terkabul.

73
Sowon and Jungkook’s
Love Story

74
Part 1: Introduction
Hai! Namaku Jessica. Aku adalah seoarng masternim
dari sebuah fansite V BTS. Namnya Springy Vabulous.
Aku adalah masternim baru. Aku tidak dibayar oleh
Bighit. Aku menggunakan uang orang tuaku. Untuk
berkeliling dunia, membeli tiket (konser, fansign,
showcase, red carpet), pergi ke Bandara menjemput bias
(baca: V) yang baru datang, dan membeli wifi pribadiku
sendiri untuk cepat menyebarkan berita tentang BTS
(Khususnya V).

Aku sendiri tidak menyukai orang lain. Aku hanya


menyukai BTS. Sama seperti adik kelasku di Clinton
High School, Jennie Earnshaw. Aku sendiri suka melihat
si culun itu. Tapi hanya saja dia tidak menyadarinya.
Tapi masa bodoh. Aku tidak memerhatikan orang lain
selain satu OT7, BTS. Aku sendiri membuat fansite
hanya untuk menarik perhatian ARMY sehingga BTS
mendengarnya dan mengetahui diriku. Memberikan

75
mereka kebahagiaan adalah hal yang disukai BTS.
Semoga saja BTS mengenal namaku suatu hari nanti.

Bedanya dengan Jennie Earnshaw, aku lebih keren,


lebih kaya, dan lebih banyak teman yang aku miliki.
Semuanya membedakan kami jauh selain BTS. Dia tak
dikenal BTS dan aku mungkin saja mulai dikenal BTS
karena aku rajin bolos sekolah untuk mengikuti BTS.
Masa bodoh. Orang tuaku memiliki pabrik minyak dan
pertambangan dan aku hanya bisa bermain
menghabiskan uang orang tuaku yang keliahatannya
tidak habis-habis.

Aku harap aku bisa menikahi seorang fanboy BTS,


yang mempunyai fansite juga sepertiku, dan fanbase!
Ya! Aku suka fanbase! Aku juga punya fanbase yang
pengikutnya ribuan. Hanya saja pasanganku harus
memiliki fanbase yang menjadi nomor satu di dunia. Dia
harus membiasi semua BTS dan meneriaki mereka
seperti yang dilakukan para ARMY fangirl.

76
Dia tidak harus menjadi seorang pastor, tak harus
seorang profesor (Tidak! Apa jadinya aku jadi harus
belajar seperti dia?) Dan terakhir dia harus memberikan
pilihan padaku bahwa satu-satunya opsi adalah tinggal
bersamanya apapun yang terjadi. Apakah member BTS
termasuk V menginginkan aku menjadi memiliki
mereka. Dia hanya perlu memberikanku satu pilihan:
tetaplah bersamakku. Karemna akulah yang akan
menemanimu melewati gejolak-gejolak kehidupan
sampai BTS menjadikanmu dan aku sebagai sahabat
selamanya. Bahkan di kehidupan selanjutnya.

Dan menjadikan setiap malam menjadi malam untuk


berpesta tanpa memerdulikan uang kita karena sudah ada
jaminan di masa depan kita, cinta pada BTS apapun yang
terjadi. Dia harus lebih mencintai BTS daripada diriku.
Dan aku pun begitu padanya. We are dovoted ARMY
couple.

Aku pun pergi ke kamarku. Dan berakhir bermimpi


daripada tertidur. Tapi semua itu sangatlah
menyengsarakan dan ajaib. Aku bisa menghabiskan

77
hidupku menjadi orang bebas seperti apa yang sudah aku
lakukan.

Tapi dia juga harus tahu, bahwa apa yang tidak aku
lakukan untuknya, jika ia menginginkannya, bahwa aku
hampir melakukan semua itu dan aku tidak mengambil
resiko untuk perpisahan kita, tidak akan pernah.

Aku bertaruh, bahwa dia sedang melihat ke luar


jendela dan memandang bagaimana kota berjalan dan
aku harap dia juga memikirkan aku. Sesekali.

Itu memang sangat enak melakukan pesta besar.


Melompat ke kolam renang pribadi dari balkon dan
merasa seperti The Great Gatsby setaip waktu.

Aku pun pergi ke kamar mandi dan membersihkan


diriku. Memakai handuk dan inilah aku, anak seorang
miliuner yang tidak sombong. Hanya saja ingin menjadi
sahabat BTS selamanya bersama pasangan yang
menginginkan BTS juga sepertiku.

78
Siap pergi ke Wings Tour Jakarta! Pesawat sudah
menungguku, Malaysia Airlines 20TT9 penerbangan
pukul 19.25, Bandara Internasional Melbourne. Kamera
siap! Poster siap! ARMY Bomb, siap! Kacamata, siap!
(Penting sekali, nanti aku tidak bisa melihat BTS), baju
untuk dilihat ARMY lain? Modis! Uuuuuu… Aku suka
diriku!

79
Part 2: Indonesia? Next time? This
time?
Aku memasuki pesawat. Sendirian, Tidak ada teman.
Bodoh amat, aku punya BTS di gengganmanku. Di
pesawat? Eksekutif. Lagu? Mic Drop Remix. Kelas atas?
Langit pertama. Kelopak bunga? Mawar. Ya, parfumku
berbau bunga mawar kesukaan Oh Sehun EXO, teman
BTS-ku. Aku suka mereka karena mereka teman dari
cinta pertama dan terakhirku, BTS.

Mencintaimu adalah felony, pasangan hidup. Mencintai


BTS itulah dengan yang bisa kita bisa pakai seumur
hidup. BTS tidak menunggu kita. Mereka menyambut
kita.

Cintaku tak kemana-mana. Asal kau tetap setia pada


BTS. Awas saja kau sampai pindah haluan dari BTS, kan
kuceraikan kau dan kumasukkan kau sebagai penjahat di
koran terbitan keluargaku, New York Times. Biarlah
polisi men-sue-ku. Aku punya uang untuk menyuap

80
mereka. Awas saja, darling. Awas jika kau berpaling
dari BTS. Kau akan hancur. Baik di dunia ini ataupun
dunia selanjutnya. Biarlah kau menyembunyikan luka di
hatiku dan kau pergi bersama perempuan lain. Karena
pilihan utamaku adalah untuk tinggal bersamamu.
Selamanya. Tinggal di dalam hati, kau bodoh! Jangan
kira tinggal maksudnya adalah di rumah atau mansion!

BTS? Hidupku. Cinta? Aku pasti menangkap BTS


jika aku harus jatuh sendiri. Kareana aku akan
menyelamatkan BTS lebih dari aku akan menyelamatkan
diriku sendiri.

Karena aku bisa saja menghilangkan semua spotlight


yang menyorot BTS. Aku bisa saja membuang BTS ke
tempat sampah dengan uang ayahku. Tapi itu tidak akan
terjadi. Karena jika aku punya niat begitu, aku sudah
membunuh diriku sendiri, dan membuang diriku ke
tempat sampah terburuk di dunia ini. Hanya karena aku
tidak akan rela diriku memiliki niat jahat atau bahkan
menjadi biasa saja pada BTS. Ya! Kau bisa bilang tidak

81
mencintai BTS! Sudahlah, langsung saja ke Wings Tour.
Here I am coming!

Part 3: Meet Sowon


Aku bertemu Sowon G-Friend. Ya! Aku butuh gadis
anggun itu untuk pulang ke rumah hatiku, BTS. Bersama
Sowon!

“Sowon! Kim So Jung!” Panggilku. Aku menyusuri


jalan pesawat bersama Sowon. Sowon saja yang di
depanku. Aku menuju diriku. Menuju BTS.

Aku pun mengikuti Sowon. Artis K-Pop yang mudah


saja didekati BTS. Sayangnya bukan IU. Tapi ini
langkah besar bagi hidupku.

“Ya?” Sowon membalikkan badannya. Rambutnya


menyibak mukaku. Wangi sekali. Kakinya jenjang
sekali. Badannya tinggi sekali untuk seorang perempuan.
Mukanya bersinar sekali. Rambutnya lembut sekali.

82
“Sekarang beritahu aku ke mana kau akan pergi!”
Ucap Sowon padaku.

“Karena aku tidak akan lari dari sini, temani aku. Aku
sudah mendapatklan ratusan spotlight dalam diriku. Apa
kau akan membantuku untuk mengambil apa yang
terakhir dan paling penting untuk menjadi milikku?”
Tanyaku sopan pada Sowon.

“Tentu saja. Di sini adalah tempat yang kau


inginkan.” Ujar Sowon sembari tersenyum anggun.

“Ini semua mungkin terjadi.” Kataku

“Karena ini adalah pertunjukkan terbaik.” Sowon


tersenyum lagi.

Aku dan Sowon sama-sama tersenyum. Kami berdua


sama-sama sudah menonton The Greatest Show.

83
Part 4: Adventure With Sowon?
Aku dan Sowon cepat menjadi akrab. Ternyata kami
soulmate. Aku tahu dari caranya menatap mataku dan
sentuhannya tangannya yang membuatku nyaman.

“Apa kau mempunyai jutaan mimpi?” Tanya Sowon.

“Ya, itu semua mencakup BTS tanpa satu pun yang


hilang kemana pun. Aku akan berada di surga bersama
BTS.” Ucapku optimis.

“Dan aku akan bersama Buddy di surga sana.” Sowon


tergelak.

Kami pun tertawa. Aku menanyakan Sowon, “Kau


mau kemana?”

“Aku mau ke Indonesia. Menonton Wings Tour


Jakarta. Tapi jangan kau beritahu siapa-siapa. Aku punya
paparazzi yang selalu mengejarku. Itu membuatku
lelah.” Kata Sowon.

84
“Aku akan memberi tahumu, Sowon. Kau bisa
menaikan pamor BTS.” Ucapku setengah bercanda.

“Terserah padamu. Aku mau tidur.” Sowon mulai


duduk di kursinya sendiri.

“Ya, nanti kita bertemu di bandara Halim


Perdanakusuma.” Ujarku pada Sowon.

“Ingat namaku, Jessica.” Ingatku pada Sowon.

“Tentu saja, soulmate-ku.” Kata Sowon sambil


menutup mata.

Mungkin mereka semua bisa bilang kalau aku


amazing. Memang aku amazing.

85
Part 5: Yes, Adventure With Sowon
Aku sampai di Bandara Halim Perdanakusuma.
Wings Tour-nya diadakan besok di Gelora Bung Karno.
Ini adalah Wings Tour kedua terbesar yang pernah BTS
adakan setelah di Olympic Hall.

Aku memakai kacamtaku dan mulai mencari Sowon.


Aku akan membayar semua biaya hotelnya agar dia tidur
bersamaku. Oh, ya! Itu dia! Sowon!

Sowon pun melihatku. Aku langsung berbalik


padanya. Aku melihatnya dari samping. Aku berlari
padanya. Kami pun berpelukan.

“Jessica! Kita bertemu lagi!” Sowon memekik


senang.

“Di hari yang berhujan.” Kataku sambil terus


memeluknya.

86
“Bisakah kita memulainya?” Tanya Sowon.
Kelihatannya dia senang sekali.

“Untuk BTS?” Aku tersenyum bahagia.

“Tentu.” Sowon memegang tanganku dan


mengajakku berjalan.

Aku dan Sowon pergi ke Sheraton Hotel. Kami tidak


menginap di Ritz Carlton karean kamarnya penuh
semua. Aku tak peduli di mana asalkan bersama Sowon
dan menuju BTS.

Bersama Sowon aku melakukan perbicangan gadis.


Sowon menyukai Jungkook. Kau sangat tahu itu. Dilihat
dari caranya bicara. Dia selalu mengangkat matanya dan
melayang entah kemana. Sepertinya ke Jungkook.
Karena saat aku berbicara tentang fangirling Jungkook,
aku pun terbang juga. Tapi tidak lupa melihatnya yang
hilang fokus di saat berbicara Jungkook. Di depan orang
saja seperti itu. Bagaimana dalamnya.

87
Aku hanya berpikir aku bisa bersama BTS sekarang
juga. Sowon memang baik. Aku menghargainya. Hanya
saja BTS lebih berharga. Semua harapanku, semua
keingiananku, adalah BTS.

Berteman dengan ARMY lain memang hebat. Kami


semua berjalan menuju BTS. Kami semua bersatu. Aku
akan tetap mendukung gerakan ARMY bersatu karena
BTS menyukai itu.

Aku pun keluar bersama Sowon untuk makan malam.


Aku hanya bercanda tenatang membuka identitasnya ke
semua orang. Walaupun aku tahu dia begitu menyukaiku
sehingga dia tidak akan membenciku walaupun aku
menyebarkan kepada semua oirang di sekitarku, kepada
seluruh Jakarta, bahwa dia adalah Sowon G-Friend.

Aku suka menghabiskan uang dengannya. Kami pergi


ke restoran bistro dan mengantarkan Sowon ke gym
untuk mempertahankan tubuh cantiknya. Aku hanya
menunggunya sambil meng-update di fansite diriku dan
meminum Starbucks. Aku ini gadis tipikal yang

88
beruntung. Tidak usah melakukan apapun demi badan
yang bagus. Sama seperti cewek beruntung lainnya.

Aku pun memberitahu Sowon setelah ia nge-gym


malam-malam seperti orang rajin—memang orang rajin
—begini. “Uangmu harus kau habiskan. Karena uang itu
dipakai untuk foya-foya. Bukan untuk disimpan.
Lakukan apapun untuk mendapatkan uang. Karena
dengan apapun yang kamu inginkan, uang terlibat di
dalamnya. “

Ini tak mungkin menjadi mimpi terbesarku, berjalan


dengan bintang Korea, Kim Sojung, Leader of G-Friend.
Aku senang dengannya. Aku pun menawarkannya
mendengar headset-ku yang memainkan lagu legendaris
pengangkat BTS di mata dunia, Blood Sweat & Tears.
Rasanya manis, manis, manis, di tanganku, ragaku, dan
jiwaku.

Sowon mengiyakan, dia sendiri suka lagu Blood


Sweat & Tears. Dia bilang itu lagu BTS pertamanya.

89
Aku sehati dengan Sowon! Hahaha… Aku hanya ingin
mendengarkan BTS Cypher 4, ngomong-ngomong.

Sowon tidak mau meminum Starbucks-ku. Dia hanya


ingin minum susu dietnya yang mahal itu. Tak apa,
Source Music membayarnya untuk itu. Aku bersyukur
Source Music tidak jadi menjual guling bergambar G-
Friend yang menurutku harganya fantastis untuk sebuah
guling dengan gambar. Tapi ya, mereka pantas
mendapatkannya, mereka fantastis juga.

Itu semua menjadi berputar-putar mengelilingi semua


Jakarta dengan limosin yang Sowon sewa. Apa bedanya
dengan mengelilingi Seoul jika yang Sowon kelilingi
hanyalah Sudirman dan sekitarnya?

Aku sangat menginginkan Sowon untuk menjadi


soulmate-ku selama hidupku. Membantuku menemukan
fanboy yang benar-benar menginginkan hanya BTS.
Sowon akan jadi penarik semua laki-laki yang ada
kecuali laku-laki itu karena dia hanya tertarik pada BTS
dan kedua padaku. I Need U, Boy.

90
Ini sudah pukul 12 malam. Jam 5 sore besok BTS
akan konser jam 7 pun selesai. 2 jam yang sedikit tapi
berharaga untukku karena bertemu BTS. BTS menguasai
duniaku. Aku harap hal itu juga berlaku pada Sowon.
Semoga saat dia perform atau mengadakan konser
Season of G-Friend lagi dia akan memikirkan BTS terus
dan memutuskan untuk menjadi bersamaku terus sampai
aku mendapatkan BTS sebagai sahabatku, dan Sowon
mendapat Jungkook sebagai pacarnya. Tapi dia punya
saingan besar. IU. Aku sudah sering melihat tingkah
Jungkook kepada IU yang malu-malu tapi mau. Dasar
International Playboy. Dia menyakiti hati Sowon begitu
mudahnya. Apa yang kau lakukan Jeon Jungkook?

Aku yang sudah mulai mengantuk melihat Sowon


membuka momen Jungkook dan IU. Kampret! Dia
menangis. Tapi dia menahannya. Bisa saja aku
mengabadikan kejadian ini. Lalu menyebarkannya dan
aku akan menjadi terkenal di kalangan Buddy dan
menurutku itu adalah hal yang buruk karena aku memilih
Sowon dibandingkan Buddy di seluruh dunia.

91
Aku ingin menghiburnya, tapi apa yang harus aku
lakukan? Sowon terlihat seperti malaikat saat menangis.
Tuhan tidak akan membiarkan malaikat seperti Sowon
terus menangis. Baik matanya mengeluarkan air mata
atau pun tidak.

Aku akan membela Sowon untuk Jungkook. Karena


tanah yang kami injak sekarang adalah kota kami, yang
penuh bunga, dari Sowon untuk Jungkook.

Aku pun mengingat-ingat apa saja yang Jungkook


terlah lakukan pada IU. Keparat anak itu! Kalau dia tahu
Sowon punya perasaan sekuat ini padanya apa dia masih
berkutat pada IU? Suatu hari aku akan menjadi sahabat
dari Jeon Jungkook dan memberi tahu kalau Sowon
menyukainya. Aku yakin Jungkook tidak akan percaya
padaku. Aku tidak tahu apa reaksinya sampai aku
mengancamnya bahwa aku akan meninggalkannya jika
dia tak menerima perasaan Sowon dengan baik. Dia akan
memmohon padaku dan akan menikahi Sowon. Akan
kulakukan itu dimimu, Sowon. Akan kubuat Jeon

92
Jungkook begitu terpikat padaku sampai dia tidak akan
melepaskanmu demi diriku.

Sowon yang terlihat sembab itu terus terdiam selama


aku dan dirinya berjalan menuju Hotel Sheraton. Dia
hanya menginginkan hal yang biasa. Cinta darimu,
Jungkook. Dari lelaki yang membuatnya menangis di
hadapan fans yang mengerubunginya. Yang
menganggap dunianya hanya kau. Apa kau bisa
menemukan cinta yang lebih kuat dari cinta Sowon ini,
Jeon Jungkook BTS?

Sesampainya di kamarku yang bersama dengan


Sowon, aku bersiap-siap tidur. Sikat gigi, buang air
kecil, dan cuci muka. Tnap rutinitas itu rasanya ada yang
tidak nyaman dalam hidupku.

Tapi Sowon menyukai dengan HP-nya. iPhone X


yang baru saja dibelikan stan-nya. Walaupun Sowon
diam begitu sepertiku, aku merasa bahagia di dekatnya
dan semakin ingin untuk menjodohkannya dengan

93
kekasihnya hatinya, Jeon Jungkook dari BTS, yang juga
segala-galanya milikku.

Sepertinya Sowon sedang membayangkan dirinya


berjalan di taman bunga dengan Jungkook. Karena aku,
pengintip HP yang handal, melihat dia mencari gambar-
gamabar taman bunga alami. Yang tidak dibuat-buat
oleh arsitek lansekap. Adakah yang lebih indah dari
khayalan itu, Sowon? Tentu tidak ada.

Kapanpun Jungkook update, di mana pun Jungkook


berdiri. Sahabatku Sowon selalu mengikutinya. Aku
sendiri sampai bingung, di liburan ini apa dia tidak ingin
mengembangkan bakatnya agar menjadi semakin
terkenal? Dia hanya mengikuti Jungkook di libur tiga
hari ini.

Aku tahu dari Sowon tentang libur tiga hari. Yerin


dan SinB sdang berlibur ke California. Umji sedang ke
rumah neneknya di Moscow. Dan Eunha sedang berlibur
ke Jepang.

94
“Yuju? Si vokalis utama? Kemana dia?” Tanyaku.

“’Dia hanya melihat-lihat kota Seoul saja.” Jawab


Sowon.

“Dia tidak bosan?” Aku bertanya-tanya.

“Dia hanya membantu para staff kami untuk


menemukan ide yang tepat untuk konser Season of G-
Friend kami. Kau datang ke Taipei?” Sowon terlihat
berharap.

“Untuk apa? Aku sudah mengikuti BTS kemana-


mana.” Aku heran.

“Tentu saja melihat konser kami.” Sowon terlihat


kecewa aku tidak tahu konsernya.

Sowon tidak berkata “bodoh”? Menurutku sebagai


perempuan dia memang sangat perempuan. Selalu
berkata santun. Apalagi dengan lelaki kekasih hatinya
yang aku yakini akan menjadi suami masa depannya

95
yang berkata bahwa segalanya adalah mungkin, Jeon
Jungkook dari BTS.

“Aku lebih baik mati daripada hidup tanpa semangat.”


Kata Sowon sambil tersenyum.

“Jadi kau memilih untuk menyalurkan masalahmu


dengan menonton Wings Tour Jakarta?”

“Ya.” Sowon tersenyum kecil.

Pikiranku melayang ke member G-Friend. Tapi aku


segera bosan dan ingin menggantinya ke topik Sowon
seperti biasanya.

Kuintip HP Sowon sekali lagi. Dia hendak


menambahkan nama Jungkook di kontaknya. Tapi dia
menghapusnya lagi karena dia sebenarnya tidak punya
nomor Jungkook.

Apa yang harus kulakukan? Sowon mulai berkaca-


kaca lagi. Untuk ukuran gadis dia memang mudah

96
menangis. Kupikir dia benar-benar takkan meninggalkan
Jungkook dan akan selalu bersama dan menangis untuk
Jungkook hanya karena Jungkook.

Kami pun tidur siang sebentar sebelum akhirnya


membuat hari kami bahagia dengan menonton Wings
Tour Jakarta Live. Aku sudah siap dengan ARMY Bomb
ku. Yang penting rekamanku keren dan teriakanku terasa
menyemangati BTS.

Maafkan aku Billboard, Maafkan aku Worldwide,


karena idolaku sangat keren dan menjadi satu-satunya
boygroup di dunia ini yang mengambil pasar Amerika.
Mengalahkan Ariana Grande dengan hits-nys MIC Drop
Remix.

“Lempar itu semua, Sowon. Ketakutan akan IU


mengambil kekasih hatimu—Jeon Jungkook—dan
menjadi pasangannya untuk selama-lamanya. Percayalah
bahwa kau lebih berhak untuk mendapatkannya dari IU.
Mungkin IU bisa dengan Rain, atau dengan Thunder
MBLAQ atau Lee Minho yang sudah putus dengan

97
Suzy. Mereka pasti menerima IU melihat wajahnya yang
begitu cantik, imut, dan polos.” Kataku pada Sowon.
Tapi wanita tercantik di duniaku tetaplah Sowon.

“Aku tidak percaya semua itu.” Sowon acuh padaku.

Aku sudah mulai merasa, sepertinya Sowon dan BTS


adalah komponen yang ada dalam DNA-ku. Karena aku
merasa dunia adalah milikku saat bersmama mereka.

Seleaai tidur siang kami bersiap untuk pergi ke Wings


Tour. Hari itu jam 4 sore. Kami tinggal naik Uber 10
menit untuk sampai di Gelora Bung Karno. Tiketku dan
Sowon sudah diurus oleh lembaga terpercaya. Ya,
anggap saja orang lain. Mungkin inilah yang dinamakan
nikmatnya punya banyak uang.

Sesampainya di Gelora Bung Karno, kami langsung


mengambil seat paling depan. Berdiri. Dekat panggung
kecil, di mana biasnya lagu solo Wings Album dari BTS
dinyanyikan.

98
Haters BTS adalah ratatouille yang tidak berasa.
Mereka tidak akan mendapatkan apa-apa dari Bangtan.
Karena mereka hanya mencela saja. Tidak berusaha
mencintai dan di-notice sepertiku dengan menjadi
masternim sebuagh fansite dari Australia untuk orang
terkeren dan ter-aesthetic di dunia. Kim Taehyung from
BTS.

Taehyung masuk dalam Majalah TC Candler sebagai


lelaki yang memiliki wjah tertampan di dunia, nomor 1.
RM Bilang kalu Shawn Mendes adalah cowok yang
sangat tampan dan dia sangat menjadikannya crush.
Menurutku Kim teahyung lebih ganteng 100000%
darinya.

Aku tidak peduli.

Ayahku datang dari keluarga biasa-biasa saja tapi


keberuntungan dan kerja keras dia dapat menjadi biliuner
di usianya ke 40. Dia adalah pemilik Microsoft yang
baru. Membeli saham 1% lebih banyak dari Bill Gates.
Mempunya saham di Samsung, Nestle, dan Yamaha

99
dengan nilai terbesar kesatu. Masing-masding 2%
jumlah sahamnya.

Tas ayahku adalah Hermes. Aku juga mau


membelinya. Hanya saja tidak ada tulisan dan gambar
BTS-nya. Jadi aku beli di official Mercahandise Store
BTS saja. BTS Store menjual semua yang aku inginkan.
Nanti aku minta ayahku untuk menyuruh Hermes
membuat edisi BTS.

Dia adalah ayah terbaik yang aku punya. Walaupun


kadang aku sebal dengannya. Sekarang aku sedang
mendengarkan MIC Drop, lagu hidupku. Jadi tiba-tiba
pikiranku melayang ke BTS.

Sambil menunggu BTS, aku tertidur sambil berdiri,


Pandangan terakhir yang aku lihat adalah Sowon
meneriaki nama Jungkook dengan suara yang cukup
pelan untuk tidak disebut teriak.

Aku semalaman memikirkan Sowon dan Jungkook


terus. Dengan sedkit bumbu V dan BTS. Hehehe… Tapi

100
aku yakin mereka akan mendapatkan sendok perak
(Baca: kesuksesan) jika menjalankan hubungan mereka
dengan baik.

Aku tidak sabar melihat Suga menurunkan mic dan


menjatuhkannya sehabis menyanyikan MIC Droip. Akan
kuberitahu Suga nanti kalau aku menyukai rapnya dan J-
Hope oppa. Itu adalah hidupku sebenarnya.

101
Part 6: BTS Concert Begins
Ya, ini adalah waktunya BTS Concert: Wings TOur
Episode III In Jakarta 5th January 2018 dimulai! Aku dari
tadi menari Mic Drop dan menyanyikannya sambil
teriak-teriak. Tidak sabar menunggu BTS. Kameraku
sudah siap dengan baterai penuh.

Tiba-tiba keluarlah RM, J-Hope, dan Suga.


Pembukannya sangat keren. Mereka menayanyikan lagu
Cypher 4 kesukaanku. I love, I love, I love myself!

Sowon melihat mereka dengan muka datar. Mungkin


dia berharap Vocal Line (Termasuk Jungkook di
dalamnya) ikut bernyanyi atau mungkin Jungkook solo,
Begin.

BTS sekeren ini kok pada benci? Mata sama telinga


mereka ke mana? Tiket konser ini terjual habis selama 1
menit. ARMY seluruh Indonesia dan ARMY luar
sepertiku juga memperebutkannya. Di tambah aku ini

102
seoarang masternim. Oh iya! Rekam! Untuk disebarkan
ke fanbase ku! Atau dimasukkan ke CD Spesial
Fabulous V Day. Setiap hari adalah V Day untukku.
Karena hari-hariku aku dedikasikan untuk merayakan
kehidupan V. Itu CD spesial fansite-ku. Sampai sekarang
ada 50 orang, maksudnku ARMY (atau haters yang
ingin menghancurkannya?) yang menginginkan CD
epilog Wings Tour All Around The World buatanku itu.
Jika kalian mau beli hubungi saja kontak kami. Tunggu,
aku tidak punya staff dalam fansite-ku! Tunggu aku di
vabulouslyspring3001@bts.co.au

Aku akan segera datang kepada kalian dan


memberikan kalian asupan dari malaikatku untuk kalian,
Kim V.

Setalah itu, yang Sowon tunggu-tunggu pun datang.


Lost! Vocal Line, Jimin, Jungkook, Jin, dan V
menyanyi! Uuuuhhhh... Suara Jungkook! So fabulous!
Never been disappointed by it.

Lost my way~

103
Tiba-tiba ada seorang ARMY, fanboy, yang
mendorongku. Sialan! Aku jadi terpisah dari Sowon.
Kalau habis ini V nyanyi gimana? Ah, dasar! Laki-laki
nggak tahu diri. Mneyerobot perempuan. Perempuan
akan lebih butuh asupan BTS daripada laki-laki…
Tunggu, dia seperti perempuan. Ya, jiwanya seperti
perempuan walaupun raganya laki-laki.

Aku pun menyelip ARMY lainnya untuk mencari


Sowon lagi. Itu dia! Dia di dekat laki-laki itu.

Parah! Laki-laki itu menggodanya saat lagu awal


Blood Sweat & Tears dimulai. Bagaimana Sowon bisa
menikmati Jungkook kalau begitu? ARMY sialan!
Kukira dia benar-benar cinta BTS. Ternyata dia hanya
ingin menggoda Sowon. Penyamaran Sowon terbuka
oleh satu orang! Oleh cowok yang brengsek.

Jimin sudah mulai menyanyi. Aku masih saja


mencoba keluar dari kerumunan ini menuju Sowon.
Kulihat Sowon sudah mulai memukulnya. Parah sekali!
Ini tidak bisa dibiarkan.

104
“Hey, keparat! Jangan ganggu Sowon. Dia sedang
mencari pujaan hatinya. Dan pujaannya itu sama sekali
bukan kamu!” Seruku.

Melihat aku begitu padanya, dia langsung


mendekatiku, bersiap untuk memukulku. Aku juga
menyiapkan tanganku untuk memukulnya. Sowon mulai
mendekatiku secata perlahan. Padahal sekarang
Jungkook sedang bernyanyi! Sial!

“Di mana security?” Sowon bertanya dengan penuh


kebingungan dan kepanikan.

Security mulai datang. Laki-laki itu langsung lari ke


tempatnya sebelumnya. Syukurlah, Sowon dan aku
selamat.

Kami kembali melihat Jungkook dan teman-teman.


Huuuhhhh… Untung saja aku masih dapat melihat lagu
Blood Sweat & Tears. Masalah itu hanya terjadi selama
beberapa menit yang terasa lama.

105
Aku suka sekali Sowon yang menatap Jungkook
dengan matanya yang bersinar. Dia pun berdoa dengan
tangannya ditaruh di dada. Melihatnya aku hanya
tersenyum. Cewek tinggi itu berdoa untuk sesuatu yang
tidak dimilikinya.

Sowon mulai menagis. Sepertinya karena ia merasa


dilecehkan. Tiba-tiba dia bilang sesuatu yang
mengejutkanku:

“Aku sangat sedih, Jessica. Aku disentuh sesorang


yang bukan milik hatiku sendiri. Sedangkan yang aku
inginkan hanyalah Jungkook.”

Air mataku menangis karenanya. Ada apa dengan


diriku?

Sowon memelukku dia terus menangis selama Wings


Tour berlangsung. Dia hanya terus berkata Jungkook
selama BTS bernyanyi. Juga menangis saat bagian
Jungkook untuk bernyanyi. CD-ku tentang Wings Tour

106
Jakarta hancur. Fabulous V Day, mungkin Wings Tour
selanjutnya.

Aku belum pernah meilihat idola seperti Sowon yang


begitu cantik dan memiliki segalanya menangis tersedu-
sedu dengan cara seperti itu.

“Jessica, liburku tinggal satu hari lagi. Kita main ke


rumah Jungkook yuk. Aku sudah tahu ada tiket pesawat
yang melesat jam-jam sekarang ini.” Ajak Sowon
padaku.

“Apa? Kau ingin ke sana? Kau ingin apa?” Tanyaku.

“Melihat wajahnya dari dekat. Aku belum pernah


mendapatkan kesempatan itu. Aku selalu duduk di posisi
yang jauh darinya saat ajang penghargaan apapun yang
aku ikuti.” Curhat Sowon.

“Kau tidak mau menjemput teman sesama G-Friend


mu terlebih dahulu. Agar tidak malu?” Aku bertanya
dengan saranku.

107
“Tentu saja aku ingin. Tapi lusa adalah jadwalku
untuk menjadi tamu Hello Baby! Aku tidak bisa
menjemput mereka semua. Jujur, aku merindukan
mereka semua.” Sowon mulai merunduk.

“Aku juga merindukan mereka walaupun aku belum


pernah bertemu dengan mereka. Mereka meiliki wajah
yang sangat cantik, Sowon. Sama saja seperti dirimu.”
Pujiku pada Sowon.

“Tapi Jungkook lebih mencintai IU.” Ucapnya sedih.

Dia selalu menghubungkan segalanya dengan


Jungkook. Aku sendiri kasihan juga. Karena sebenarnya
apa yang dia inginkan tepat berada di depan matanya.
Aku tahu Jungkook mencintainya.

“Apa Jungkook mencintaiku? Jessica, katakan padaku


kau punya indra keenam!” Sowon mulai meringis.

“Aku tidak punya, Sowon.” Jawabku sedih sekali.

108
Part 7: Let’s Go To Jungkook’s
Home
Kami pun berusaha pergi ke rumah Jungkook
secepatnya. Di Bnadara saja kami sampai lari-lari.
Security sempat menegur kami. Hanya saja kami tidak
peduli. Kami lebih peduli pada Jungkook.

Kami pun terbang ke Korea, menuju Busan. Turun di


Bandara Internasional Incheon. Salju mulai berturunan.
Kami atang tepat pada saat salju datang! Kristal salju itu
menghiasi Seoul dan menghiasi hati Sowon. Hatiku juga
terhiasi. Karena teringat lagu Crystal Snow darui BTS.
Kau sudah tahu kan BTS adalah sumber kebahagiaanku
yang utama?

Semua ini akan membentuk memori. Di mana cinta


tak terbalas mencari balasan. Kulihat ada RM sedang di
situ. Kenapa RM ada di sini? Sangat lucu! Seharausnya
dia bersama BTS!

109
Karena itu selalu Jungkook. Itu semua adalah
Jungkook. Jungkook. Jungkook. Jungkook.

Aku pun meminta izin Sowon untuk menemui RM.


Sowon sendiri ingin pergi ke kamar kecil. Aku tahu dia
hanya ingin mengelap wajahnya yang sudah mulai
menangis lagi. Leader dari BTS (Baca: RM) harus tahu
apa yang akan terjadi pada anak buahnya (Baca:
Jungkook).

“RM! Namjoon! Namjoon!” Panggilku sambil


tergopoh-gopoh.

RM berbalik padaku. Dia membuka kacamatanya.


“Ada apa gadis cantik?” Tanyanya.

“Aku hanya ingin kau tahu… Kau tahu di mana


rumah Jungkook?” Tanyaku cepat.

“Aku tahu. Tentu saja. Dia Golden Maknae kami.


Center dari grup kami. Dan tetap yang paling penting,
dia sahabat kami.” RM tersenyum.

110
“Ya! Jungkook sahabatmu! Di manakah rumahnya?”
Aku mengangkat mataku ke atas.

“Gyeongchang Streety 12-34 Busan, Seoul, South


Korea. Kode posnya 12510. Cari saja rumah di dekat
warung es krim Glico. Kami suka membeli es krim di
situ bersama Jungkook. Dia suka menraktir kami.
Tanyakan saja rumah Jungkook pada penjual es krim itu.
Dia tahu Jungkook. Walaupun tidak tahu kalau Jungkook
adalah seoarang artis. Dia hanya bilang Jungkook adalah
cowok terganteng yang pernah ada. Jungkook hanya
tertawa saja mendengarnya. Jin menyangkal, ‘Bukannya
aku, ahjumma?’ Sambil tertawa juga. Kami semua
menganggap diri kami tampan dan tak pernah merasa iri
satu sama lain karena kami sangat bersyukur atas apa
yang kami punya. Terutaama ARMY.” Namjoon terlihat
ikhlas.

Aku mau menangis mendengarnya. Leader kita


memang tidak bisa dipungkiri lagi kebijakan dan
kebaikan hatinya.

111
Aku pun menyeka air mataku. Hanya sebutir. Tapi
sangat berharga. Karena aku menjatuhkannya atas nama
BTS.

Aku hanya memikirkan Jungkook. Apa yang akan dia


lakukan jika mengetahui gadis secantik Sowon berjalan
di dunia ini hanya untuknya? Move on dari IU yang tidak
pasti mencintaimu, Jungkook. Walaupun kau sudah
membeli semua albumnya, ada orang yang membeli
semua albummu dan mencintaimu lebih dari siapapun di
dunia ini. Aku harap, Jungkook jadi sahabatku setelah
berhasil bersama Sowon, Kim So Jung. Gadis tercantik
yang pernah kulihat hanya untukmu, cowok tertampan di
dunia.

Kami segera memsan taksi untuk pergi ke alamat


yang dituju. Gyeongchang Streety 12-34 Busan, Seoul,
South Korea. Kami akan pergi ke sana untuk menjemput
takdir kami. Aku sebagai sahabatnya dan Sowon sebagai
kekasihnya.

Langit mulai menggelap. Sebentar lagi malam dan


besok Sowon harus sudah melakukan konser Season of

112
G-Friend-nya lagi. Semua ini harus cepat. Jungkook
harsu cepat mencintai Sowon.

Udaranya sangat dingin. Sowon yang hanya meakai


rok selutut dari Indonesia pun kedinginan. Mukanya
muali memutih kertas. Bibirnya membiru. Kau tidak
tahu apa yang harus aku lakukan. Udara AC pun sudah
dimatikan. Tapi udara luar benar-benar mencekam. Aku
tidak percaya Sowon harus menderita kedinginan seperti
ini sebelum sampai ke Jungkook.

Badai salju mulai menghadang. Pengemudinya pun


tidak bisa melihat jalanan dengan jelas walaupun sudah
di wipe out. Apa yang terjadi? Sowon mulai kehilangan
kesadarannya.

Taksi kami pun berhenti di jalan sepi penuh dengan


pohon-pohon menuju Busan. Kenapa harus berhenti?
Sowon tidak boleh keluar darui mobil. Mobil inilah yang
menghangatkannya selama badai salju mengahadang.
Tapi aku tahu hari Sowon selalu hangat. Karena
Jungkook ada di dalamnnya.

113
“Maaf, nona. Taksi saya mogok. Saya harus
mempebaikinya terlebih dahulu.” Kata Bapak
pengemudi.

“Kalau begitu mesinnya harus dimatikan? Tolong


jangan. Bapak tidak lihat penumpang Bapak ini hampir
pingsan kedinginan karena salju dan Bapak ingin
mematikan mesinnya?” Aku mulai sewot pada Bapak
pengemudi.

“Saya punya selimut anti-hipotermia dan tikar.


Mungkin Mbak Sowon bisa tidur di sini sebentar. Saya
juga punya termos super panas dan minuman hangat
serta obat-obatan. Nona bisa merawat Mbak Sowon
selagi saya membetulkan mobil saya. Mobil saya ini
cuma rusak sedikit kok. Bensinnya juga masih penuh.”
Kata Bapak pengemudi sambil tersenyum.

Lama-lama badai mereda. Pak pengemudinya pun


sudah memperbaiki mobilnya. Sowon mulai terbangun.
Hal yang pertama ia katakan adalah:

“Jessica?”

114
“Ya, Sowon? Kita akan segera sampai ke rumah
Jungkook. Sebentar ya.” Kataku.

Kami pun menaiki taksi kami. Menuju rumah


Jungkook. Dengan tangan dingin dan hati hangat, kami
akan menyambut Jungkook dengan senyuman kami yang
paling manis. Sowon juga tersenyum.

Kami pun sampai di rumah Jungkook. Tepat sebelah


warung es krim Glico. Rumah kecil milik keluarga
Jungkook. Yang jarang didatanginya karena sibuk
dengan pekerjaan BTS-nya. Namun sekali datang, itu
menjadi sebuah pengalaman berharga yang tak ternilai
harganya.

Seorang Ibu pun membuka pintu rumah Jungkook.

“Ya? Ada yang ingin bertemu Jungkook?” Tanyanya.

“Ya, kami mencari Jungkook.” Kataku.

“Ayah, apa Jungkook ada di rumah? Aku tidur tadi.”


Kata Ibu itu. Seprtinya dia adalah Mrs. Jeon.

115
“Ya, dia sedang di kamarnya. Aku sudah
memarahinya agar tidak di kamar terus dan menatap
salju yang jatuh ke bawah. Dia hanya melakukan itu
selama dia pulang. Padahal besok dia sudah harus
bekerja lagi bersama BTS. Anak kebangganku itu…”
Jawab seseorang yang dipanggil “Ayah” itu.

“Jungkook! Ada yang mencarimu. Cepat ke bawah


karena ini tamu penting. Orang mana lagi yang bisa tahu
alamat kita yang disembunyikan Bighit, Jungkook?”
Panggil Mr. Jeon.

“Iya… aku kebawah! Apa itu IU sunbaenim?” Teriak


Jungkook dengan malas.

“Kau ini apa sih? IU sunbaenim tidak mungkin


mendatangimu. Di sini ada wanita cantik berpostur
tinggi dengan wanita modis yang seprtinya adalah
masternim karena dia membawa kamera.” Aya Jungkook
menebak.

116
“Apa? Masternim? Apa dia sasaeng fans? Aku tidak
mau turun!” Jungkook memberikan suara yang
menandakan kalau ia cemberut.

Sialan! Aku dibilang sasaeng fans. Kesal juga aku


dengan calon sahabatku itu.

“Ada gadis cantik datang kepadamu, Jungkook! Aku


sangat ingin menjadikannya menantuku.” Ucap Ibu
Jungkook tertawa. Aku harap beliau tidak bercanda.

“Ibu bicara apa? Aku ini akan menikah pada umur


100 tahun.” Jungkook masih belum percaya pada orang
tuanya yang menyuruhnya menemuiku.

“Tapi perasaan itu akan hilang setelah kau melihat


gadis ini. Oh ya! Siapa namamu gadis cantik?” Tanya
Mrs. Jeon.

“So Jung. Kim So Jung. Panggil aku Sowon. Aku


adalah Leader dari Yeo (Yeoja Chingu, nama korea dari
G-Friend)… Dari diriku.” Sowon malu untuk
menceritakan identitasnya.

117
“Tunggu, Bu. Aku akan mandi dulu dan berganti baju
yang pantas jika baju itu cukup pantas untuk diajak
bertemu gadis secantik yang Ibu bilang.” Kata Jungkook.

“Aku menunggumu anakku tersayang.” Ibu Jungkook


tersenyum.

“Jadi kau dari mana Sowon?” Tanya Ayah Jungkook.

“Aku dari Daegu. Aku suka ice skating.” Kata


Sowon. Aku baru ingat Sowon adalah juara olimpiade
ice skating dunia.

“Oh, begitu. Kenapa kau suka ice skating?” Tanya


Mr. Jeon.

“Karena dengan bermain ice skating, aku dapat


dengan mudah mengingat orang yang aku cintai.” Sowon
tersipu malu.

“Oh, begitu. Boygroup apa yang kau suka? Apa kau


menyukai BTS juga? Boygroup anakku? Kau sudah
dengarkah berita bahwa BTS mendunia? Hahaha!

118
Anakku memang hebat sekali. Bukankah begitu, Sowon
gadisku yang cantik?” Ahjussi itu tertawa.

“Ya, cukup.” Jawab Sowon sambil tersenyum kecil.

“Sebenarnya kau suka Jungkooknya kan, Sowon?”


Aku tertawa. Tapi aku diacuhkan.

“Wah! Gadis secantik ini menyukai BTS, Pa! Pasti


Bang Si Hyuk bangga sekali melihat pencapaian anak
kita. Menarik gadis secantik ini.” Ahjumma itu tertawa.

“Kau juga anggun. Dan kakimu jenjang. Cocok sekali


untuk menjadi pendamping anak kita. Ya kan, Ma?” Mr.
Jeon tertawa lagi.

“Betul sekali, Pa! Anak kita mendapat tambatan hati


baru.” Kata Ibu Jungkook.

Siapa tambatan hati Jungkook yang lama?

Aku pun memberanikan menanyakan, “Siapa


tambatan hati Jungkook yang sekarang?”

Mr. dan Mrs. Jeon pun tertawa bersama.

119
“Tentu saja tidak akan kami beri tahu. Dunia bisa
heboh jika mengetahui ini. Bahkan jika kami beritahu
kepada teman terdekat pun!” Ayah Jungkook mulai
serius.

Mereka menatap satu sama lain.

120
Part 8: Bertemu Jungkook
Seorang laki-laki brerperawakan tegap, dengan
rambut coklat, dan tubuh atletis datang menuruni tangga.
Laki-laki itu terlihat lebih dari tampan memakai kemeja
dan celana panjang formal. Seniat inikah Jeon Jungkook
ingin bertemu gadis cantik yahg menjadi pujaan orang
taunya walaupun baru pertama bertemu?

Wangi parfumnya menyebar ke mana-mana. Cowok


itu sangatlah maskulin. Aku memang suka dari dulu
dengannya. Dialah Jeon Jungkook, seseorang yang sudah
membuatku mengikatkan hati padanya sejak 2013.

Jungkook pun duduk di kursi tamu dekat Sowon.


Sowon dan Jungkook pun bersalaman.

“Jungkook” Kata Jungkook.

“Sowon.” Balas Sowon mengenalkan dirinya pada


pujaan hatinya itu.

121
Muka Sowon memerah, bibirnya memutih, sepertinya
dia gugup. Kalau tidak gugup, ada apa dengan dia?

Aku beralih pandangan pada Jungkook. Kagetnya


diriku. Jungkook berkeringat dan sesekali menatap
Sowon. Apa yang terjadi? Apa Jungkook menyukai
Sowon? Setidaknya terpikat dengan kecantikan Sowon?

“Kau mau… Kau mau pergi ke luar?” Tanya


Jungkook. What the hell. International Playboy.

“Tidak, terima kasih. Aku minum teh saja. Tadi…”

“Tadi apa?” Tanya Jungkook perhatian.

“Aku kedinginan.” Lanjut Sowon.

Oh, ya sudah. Kan kubawakan kau selimut dan jaket


ya. Aku bisa melihatnya. Hanya saja aku malu untuk
mengatakannya. ” Jungkook menunduk.

Akhirnya aku dapat live secara cuma-cuma. Aku tidak


keberatan membayar untuk ini.

122
Part 9: Going Out With Jungkook
“Hyungku mengantarkanku ke sini. Mereka memang
sangat baik. Mereka sempat saja mengantarkan maknae-
nya yang nakal dan suka menjahili mereka ini. Sebagai
gantinya aku mentraktir mereka es krim saja. Mereka
sangat senang.” Jungkook bercerita pada Sowon.

“RM suka green tea. Jin suka cokelat. Suga suka


vanilla. J-Hope suka stroberi. Jimin suka moka, dan
Taehyung suka apel. Aneh memang kakakku yang
terakhir itu. Sukanya yang aneh.” Jungkook
menceritakan tentang BTS.

“Aku tidak berpikir itu aneh.” Kata Sowon pada


Jungkook sambil tertawa kecil.

Jungkook tersenyum. “Jadi aku ingin es krim rasa


apel?”

“Tentu saja. Untuk melakukan itu pasti


menyenangkan.” Kata Sowon.

123
“Aku tidak diajak? Aku ingin juga.” Kataku menyela.
Jungkook terlihat kesal. Keparat!

“Baiklah aku akan mengajakmu juga.” Jungkook


terlihat keberatan sekali. Tidak pernah aku melihat orang
dengan muka keberatan seperti itu.

“Hahaha! Aku bercanda. Silakan pergi. Aku tidak


mau mengganggu.” Kini aku yang keberatam. Aku mau
es krim juga.

“Teirma kasih.” Kata Sowon dan Jungkook


bersamaan.

124
Part 10: Ending I
Aku hanya butuh pengintipan sedikit saja. Aku
mengikuti mereka dari belakang. Siapa tahu aku bisa
melihat Sowon bahagia.

“Rasanya tak mungkin ini terjadi.” Kata Sowon

“Tentu saja ini terjadi. Kita harus percaya pada


takdir.” Timpal Jungkook.

“Takdir? Tentu. Aku percaya.” Sowon tersenyum


selagi menunduk.

“Karena kita bertemu atas takdir, So Jung.” Jungkook


menatap Sowon.

“Semua ini bukanlah kebetulan?” Tanya Sowon.

“Bukan. Tidak ada hal seperti kebetulan. Semuanya


sudah diatur.” Kata Jungkook.

125
Aku tidak percaya! Jungkook begitu bijak. Hahaha!
Biasanya dia hanya menjahili kakak-kakaknya di BTS
saja.

“Kau tidak akan melukai hatiku begitu saja?” Sowon


bertanya polos.

“Tentu saja tidak. Aku tidak pernah berniat untuk


menyakiti seorang pun di dunia ini. Mereka semua
berharga bagiku.” Jungkook mengelus kepala Sowon.

“Seorang pun?” Sowon memandang Jungkook.

“Seorang pun.” Jungkook tersenyum besar.

“Termasuk aku ya?” Tanya Sowon polos.

“Termasuk kamu.” Jawab Jungkook.

126
Part 11: Ending II
“Mencintaimu bukanlah kejahatan kan?” Tanya
Jungkook pada Sowon.

Sowon menjawab, “Aku tidak tahu.”

“Apa yang aku mau cuma bintang di atas.” Kata


Jungkook.

Bohong! Dia pasti menginginkan Sowon. Dasar


gombal. Kalu suka bilang saja, international playboy!

“Walau langit berkata tidak,

Aku tidak akan berhenti

Walalu langit berkata iya,

Aku tidak percaya padanya

Karena aku hanya percaya padamu.”

Jungkook berpuisi. Kapan-kapan kalau aku jadi


sahabatnya aku akan memintanya berpuisi juga.

127
“Kau bilang kau hanya ingin bintang yang ada di
langit.” Sowon heran.

“Tapi bagaimana jika ada yang lebih indah?”


Jungkook menyeringai. Dia terlihat sangat tampan.

“Bukannya tidak ada yang lebih indah dari dirimu?”


Tanya Sowon jujur.

“Hahaha! Kau bisa saja Sowon!” Jungkook tertawa


lama sekali.

“Tidak. Dirimu lebih indah.” Kata Sowon.

“Dirimu juga lebih indah dari bintang, menurutku.”


Kata Jungkook juga.

Mereka pun membeli es krim. Paadahal aku juga


ingin. Aku tidak bisa sekedar membeli untuk diriku
sendiri, Karena di sana ada Jungkook dan Sowon. Aku
akan biarkan Sowon menuju langkahnya sendiri dulu.

Mereka berdua membeli es krim rasa apel. Bukannya


Jungkook bilang itu aneh ya? Ah, dasar Jungkook! Pasti

128
enak. Kau hanya perlu menghargai, Taehyung,
Jungkookku.

Jungkook dan Sowon tertawa terpingkal-pingkal.


Ternyata apa yang mereka rasakan sama. Kebahagiaan.

Padahal baru sekali bertemu ya? Apap ini yang


dinamakan jodoh? Kudengar dari member BTS saat aku
pergi ke American Music Awards kalau kira-kira yang
pertama menikah adalah Jungkook. Ah, lucunya Golden
Maknae-ku!”

Mereka pun kemabali ke rumah Jungkook setelah


makan es krim. Aku juga. Tentu saja. Aku hanya
mengikuti mereka.

129
Part 12: Ending III
Di rumah sudah ada gadis cantik berwajah anak kecil
yang memakai baju hangat santai. Meminum teh dengan
Mr. dan Mrs. Jeon! Gadis itu adalah IU.

IU membuatku kaget. Pujaan hati Jungkook di sini!


Apa semua ini akan menjadi kegagalan untuk Sowon?
Apa yang haruis kulakukan? Mereka 300 meter lagi dari
sini!

“Hai! Kau kenapa panik sekali?” Tanya IU padaku.

Aku menelan ludah. “Tidak apa-apa, Mbak IU.”

“Panggil aku IU saja. Supaya lebih akrab.


Memangnya aku setua itu ya untuk dipanggil ‘mbak’
olehmu?” IU tersenyum.

Jungkook adan Sowon pun datang. Menghampiri IU.


Mereka duduk jejer beritiga. Mereka tidak panik ya? Apa
Sowon sudah mengenal IU? Atau bahkan sama sekali
tidak tahu apa-apa tentang IU? Tidak mungkin! IU

130
adalah penyanyi berprestasi dan mempunyai banyak job
di Korea! Tidak mungkin Sowon tidak mengenali
sunbaenimnya! Oh, iya. Sowon kan menangis ya karena
IU. Tapi kenapa kelihatan temnag-tenang saja dengan
Jungkook walaupun tahu hubungan yang sudah ia
bangun akan bias direbut saja oleh Lee Ji Eun, alias IU.

“Aku ke sini hanya untuk dimintai tolong Jungkook.”


IU tersenyum. “Aku hanya ingin membantu Jungkook.”
Lanjutnya. “Jungkook meleponku.” Kata IU.

Jadi Jungkook menelepon IU saat aku sudah berada di


rumahnya?

“Aku hanya ingin kau menyukai teman baruku saja,


sunbaenim. Sowon namanya.” Kata Jungkook.

“Oh, Sowon G-Friend ya? Aku sudah mendengar


banyak darimu. Kau sangat cantik ya.” Puji IU pada
Sowon.

“Tidak lebih cantik dari IU sunbaenim.” Jawab


Sowon.

131
“Ya, Jungkook! Aku menyukainya. Kau juga ya?
Ahhhh…. Kau sebentar lagi menikah ya?” IU terkikik.

“Tidak! Kau jahil, IU sunbaenim!” Jungkook marah


sekaligus malu.

“Hahaha! Maafkan aku! Aku hanya bercanda.” IU


masih tertawa.

“Aku tahu kamu bercanda. Tidak perlu minta maaf, Ji


Eun sunbaenim.” Jungkook tertawa bahagia ke hadapan
Sowon.

“Sudah ya, Jungkook! Aku ingin berkencan bersama


pacar baruku, Song Joong Ki! Semoga harimu
menyenangkan dengan Sowon.” IU bersiap untuk
pulang.

Hari apa IU? Ini sudah malam.

Jungkook dan Sowon pun saling tersenyum.


Pernahkah kau melihat kisah cinta selancar ini? Ini yang
dinamakan dengan takdir yang tak tertunda.

132

Anda mungkin juga menyukai