Anda di halaman 1dari 26

Protein Total dan Rasio

Albumin:Globulin
Indra Lesmana R., M.Biotech.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


18 Februari 2020
Apakah yang dimaksud dengan protein?

Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino


dan tersusun atas atom C, N, dan O. Beberapa asam amino yang
mengandung sulfur (metionin, sistein, dan sistin) dihubungkan oleh
ikatan peptide.

Protein juga merupakan makronutrien yang penting untuk


membangun massa otot yang umumnya ditemukan dalam produk
hewani, meskipun juga ada di sumber lain, seperti kacang-kacangan.

Ada tiga makronutrien: protein, lemak, dan karbohidrat. Nutrisi


makro menyediakan kalori atau energi. Tubuh membutuhkan
makronutrien dalam jumlah besar untuk menopang kehidupan, oleh
karena itu istilah “makro” digunakan.

Setiap gram protein mengandung 4 kalori. Protein membentuk sekitar


15 persen dari berat badan seseorang.
Bagaimanakah kompleksitas protein?

• Struktur primer

• Tingkat paling sederhana dari struktur protein


adalah struktur primer yang merrupakan
hanyalah urutan asam amino dalam rantai
polipeptida.
• Sebagai contoh, hormon insulin memiliki dua
rantai polipeptida A dan B. Setiap rantai memiliki
rangkaian asam amino sendiri, yang disusun
dalam urutan tertentu. Misalnya, urutan rantai A Insulin Manusia
dimulai dengan glisin di terminal-N dan berakhir
dengan asparagin di terminal-C, dan berbeda
dengan urutan rantai B.
Insulin Sapi
Bagaimanakah kompleksitas protein?

• Struktur sekunder
• Tingkat berikutnya dari struktur
protein adalah struktur sekunder.
Jenis struktur sekunder yang paling
umum adalah α helix dan β lembar
berlipat. Kedua struktur dihubungkan
oleh ikatan hidrogen, yang terbentuk
antara karbonil O dari satu asam
amino dan amino H dari yang lain.
Bagaimanakah kompleksitas protein?

• Struktur tersier
Keseluruhan struktur tiga dimensi dari polipeptida disebut struktur
tersier. Struktur tersier disebabkan oleh interaksi antara gugus R dari
asam amino yang menyusun protein.
• Interaksi kelompok R yang berkontribusi pada struktur tersier
meliputi ikatan hidrogen, ikatan ionik, interaksi dipol-dipol, dan gaya
dispersi London - pada dasarnya.
• Keseluruhan ikatan-ikatan non-kovalen seperti kelompok R dengan
muatan sejenis saling tolak, sedangkan kelompok dengan muatan
berlawanan dapat membentuk ikatan ion. Demikian pula, gugus R
polar dapat membentuk ikatan hidrogen dan interaksi dipol-dipol
lain.
• Hal penting dalam struktur tersier adalah interaksi hidrofobik, di
mana asam amino dengan nonpolar, kelompok hidrofobik R berkumpul
bersama di bagian dalam protein meninggalkan asam amino hidrofilik
di luar untuk berinteraksi dengan molekul air di sekitarnya.
Akhirnya, ada satu jenis ikatan kovalen khusus yang dapat
berkontribusi pada struktur tersier: ikatan disulfida.
• Ikatan disulfida, hubungan kovalen antara rantai samping yang
mengandung sulfur dari sistein, jauh lebih kuat daripada jenis ikatan
lainnya yang berkontribusi pada struktur tersier. Ikatan tersebut
bertindak seperti "peniti" molekuler, yang menjaga bagian-bagian
polipeptida melekat erat satu sama lain.
• Struktur kuarter
Banyak protein terdiri dari rantai polipeptida
tunggal dan hanya memiliki tiga tingkat
struktur. Namun, beberapa protein terdiri dari
beberapa rantai polipeptida yang dikenal
sebagai subunit. Ketika subunit-subunit ini
bergabung, mereka memberikan protein
struktur kuartenernya.
• Contoh protein dengan struktur kuaterner:
hemoglobin. Hemoglobin membawa oksigen
dalam darah dan terdiri dari empat subunit,
masing-masing dua tipe α dan β. Contoh lain
adalah DNA polimerase, enzim yang mensintesis
untaian DNA baru dan terdiri dari sepuluh
subunit.
• Secara umum, jenis interaksi yang sama yang
berkontribusi pada struktur tersier (sebagian
besar interaksi lemah, seperti ikatan hidrogen
dan gaya dispersi London) juga menyatukan
subunit untuk memberikan struktur kuaterner.
Bagaimanakah hubungan protein, albumin,
dan globulin?
• Protein plasma berfungsi menjaga tekanan osmotik, sebagai sumber asam
amino bagi jaringan, transportasi nutrisi ke sel dan hasil buangan ke organ
sekresi, dan menjaga keseimbangan asam basa tubuh (buffer).
• Protein yang terdapat dalam plasma terdiri dari albumin, globulin dan
fibrinogen.
• Albumin memiliki kemampuan untuk mengikat berbagai ligand dan
bertanggung jawab pada 80% tekanan osmotik, sedangkan globulin
berkaitan dengan sistem imunitas tubuh.
• Albumin adalah pembawa asam lemak, kalsium, kortisol, pewarna tertentu
dan bilirubin, sedangkan globulin adalah pembawa hormon steroid dan
lipid, dan fibrinogen.
Bagaimanakah hubungan protein, albumin,
dan globulin?
• Albumin sepenuhnya disintesis di hati. Fungsi hati yang optimal akan
meningkatkan sintesis protein sehingga kadar albumin juga meningkat.
• Penurunan kadar albumin di bawah kisaran normal kemungkinan
disebabkan oleh kadar globulin yang tinggi atau adanya gangguan pada
gastrointestinal dan hati serta intake protein yang berkurang sehingga
produksi albumin berkurang.
• Tes protein total mengukur jumlah total protein dalam darah dan secara
spesifik mencari jumlah albumin dan globulin.
Tes ini juga akan melihat rasio albumin terhadap globulin dalam darah
Anda. Ini dikenal sebagai “rasio A / G.”
Tujuan dari tes protein total

Tes protein total diselesaikan sebagai bagian dari pemeriksaan


kesehatan rutin. Pemeriksaan ini dapat dipesan jika:
• Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan
• Kelelahan
• Edema, yaitu pembengkakan yang disebabkan oleh cairan ekstra di
jaringan
• Gejala penyakit ginjal atau hati
Obat-obatan yang dapat memengaruhi hasil
tes meliputi:
• Steroid
• Androgen
• Kortikosteroid
• Dekstran
• Hormon pertumbuhan
• Insulin
• Phenazopyridine
• Progesteron
• Ion ammonium
• Estrogen
• Pil KB
Total kadar protein dapat menurun dan
meningkat dalam kondisi?
• Mengganggu produksi protein albumin atau globulin, seperti kekurangan
gizi atau penyakit hati yang parah
• Meningkatkan pemecahan atau kehilangan protein, seperti penyakit
ginjal (sindrom nefrotik)
• Menambah atau memperluas volume plasma, bagian cairan darah
(mengencerkan darah), seperti gagal jantung kongestif
• Total kadar protein dapat meningkat dengan kondisi yang menyebabkan:
• Produksi protein sangat tinggi (mis., gangguan inflamasi, multiple
myeloma)
• Dehidrasi
RASIO A/G

• Rasio A/g merupakan perhitungan terhadap distribusi fraksi dua protein yang
penting, yaitu albumin dan globulin. Nilai rujukan A/G adalah > 1.0. Nilai rasio yang
tinggi dinyatakan tidak signifikan, sedangkan rasio yang rendah ditemukan pada
penyakit hati dan ginjal. Perhitungan elektroforesis merupakan perhitungan yang
lebih akurat dan sudah menggantikan cara perhitungan rasio A/G.
• Peningkatan rasio A/G dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu meningkatnya
kadar albumin disertai kadar globulin yang tetap dalam darah, kadar albumin yang
tetap disertai menurunnya kadar globulin dalam darah, dan meningkatnya kadar
albumin disertai penurunan kadar globulin dalam darah. Penurunan rasio A/G dapat
terjadi jika kadar globulin meningkat disertai penurunan atau tetapnya kadar
albumin dalam darah. Rasio A/G juga dapat digunakan sebagai parameter status gizi
individu, memberikan nilai rasio A/G dapat memberikan informasi tentang fungsi
hati, keadaan hipotiroidisme, hiperglukokortikoid, dan peningkatan diet protein.
Lipid: HDL, LDL,
Kolesterol, dan
Trigliserida
Indra Lesmana R., M.Biotech.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


25 Februari 2020
Apakah kolesterol total itu?

• Kolesterol total merupakan gabungan dari jumlah LDL, HDL, dan trigliserida dalam setiap desiliter darah.
Biasanya, dengan melihat kadar kolesterol total dan HDL saja sudah dapat menggambarkan kondisi umum
kadar kolesterol. Namun, jika kolesterol total berjumlah 200 mg/dL atau lebih, atau HDL kurang dari 40
mg/dL, perlu dilakukan pemeriksaan kolesterol lengkap yang mencakup LDL dan trigliserida.
• Kadar kolesterol yang kurang dari 200 mg/dL masih bisa ditoleransi. Jumlah kadar kolesterol 200-239
mg/dL sudah masuk pada ambang batas tinggi. Jika jumlahnya mencapai 240 mg/dL atau lebih termasuk
tingkat kolesterol tinggi.
• Kolesterol (HDL-High Density Lipoprotein) berfungsi untuk mencegah terjadinya ateroma atau
penyempitan pembuluh darah akibat lemak.
• Kolesterol (LDL-Low Density Lipoprotein) merupakan salah satu penyebab utama pembentukan ateroma.
• Ateroma sendiri merupakan pemicu penyakit jantung yang dikenal juga sebagai ateroklerosis atau
pengerasan pembuluh darah. Ateroma adalah plak lemak yang menumpuk di dinding arteri pembuluh
darah. Setelah berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, plak tersebut menebal dan meluas. Pada saat
itulah, pembuluh darah tersumbat dan membuat aliran darah tidak lancar. Kondisi ini dapat menyebabkan
serangan jantung, stroke, atau masalah serius lainnya.
HDL dan LDL

• Semakin tinggi tingkat HDL, maka akan semakin baik untuk melindungi
dari penyakit jantung. Tingkat HDL minimal 60 mg/dL atau lebih dapat
membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Sebaliknya, tingkat HDL
kurang dari 40 mg/dL justru menaikkan risiko penyakit jantung.
• LDL pada tingkat rendah, yaitu kurang dari 100 mg/dL. Jumlah LDL 100-
129 mg/dL dapat dikatakan sebagai ambang batas toleransi. Jika
melebihi jumlah tersebut kolesterol jahat dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan seperti ateroma, penyakit jantung, dan stroke.
• Jumlah LDL 130-159 mg/dL dapat dikatakan memasuki ambang batas
tinggi, dan jika jumlahnya telah mencapai 160-189 mg/dL sudah masuk
level tinggi. Sedangkan jumlah LDL 190 mg/dL dan selebihnya, sudah
berada pada level sangat tinggi.
Trigliserida

• Trigliserida adalah asam lemak dan merupakan jenis lemak yang


paling banyak di dalam darah. Kadar trigliserida yang tinggi dalam
darah (hipertrigliseridemia) juga dikaitkan dengan terjadinya
penyakit jantung koroner. Tingginya trigliserida sering disertai
dengan keadaan kadar HDL rendah. Kadar trigliserida dalam darah
banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat makanan dan
kegemukan.
• Trigliserida yang dibentuk dari kilomikron atau liporotein akan
dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim
LPL. LPL ini dibentuk oleh adiposit dan disekresi ke dalam sel
endotelial yang berdekatan dengannya. Aktivasi LPL dilakukan
oleh apoprotein C-II yang dikandung oleh kilomikron dan
lipoprotein (very low density lipoprotein/VLDL).
• Terdapat tiga jalur dalam metabolisme lipoprotein. Ketiga jalur
tersebut antara lain, jalur metabolism eksogen, jalur metabolism
endogen, dan jalur reverse cholesterol transport.
Jalur Metabolisme

Major normal lipoprotein metabolic


pathways. Refer to text for detailed
explanation. Blue arrows refer to
points of action of the respective
enzymes in blue. ABCA1, ATP binding
cassette transporter 1; CE, cholesterol
ester; CETP, cholesteryl ester transfer
protein; FFA, free fatty acid; HTGL,
hepatic triglyceride lipase; IDL,
intermediate-density lipoprotein; LCAT,
lecithin:cholesterol acyltransferase;
LDL-R, LDL receptor; Lp(a),
lipoprotein(a); LPL, lipoprotein lipase;
LRP, LDL-R–related protein; SR B1,
scavenger receptor B1; TG,
triglyceride.
Trigliserida meningkatkan risiko penyakit?

• Trigliserida dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Semakin


rendah tingkat trigliserida, maka akan semakin baik untuk
kesehatan. Jumlah trigliserida 150-199 mg/dL dapat dikatakan
berada pada ambang batas tinggi, dan jumlah 200 mg/dL atau
lebih termasuk tingkat trigliserida tinggi. Sebagian orang
memerlukan perawatan jika memiliki kadar trigliserida pada
kedua level tersebut.
Kolesterol sebagai komponen struktural

• Kolesterol merupakan komponen struktural esensial yang


membentuk membran sel dan lapisan eksterna lipoprotein plasma.
• Kolesterol dapat berbentuk kolesterol bebas atau gabungan
dengan asam lemak rantai panjang sebagai kolesterol ester.
• Kolesterol ester merupakan bentuk penyimpanan kolesterol yang
ditemukan pada sebagian besar jaringan tubuh. Kolesterol juga
mempunyai makna penting karena menjadi prekursor sejumlah
besar senyawa steroid, seperti kortikosteroid, hormon seks, asam
empedu, dan vitamin D.
Bagaimanakah tahapan sintesis kolesterol?

• Bahan utama untuk sintesis kolesterol adalah asetat. Terdapat tiga


tahap utama dalam proses sintesis kolesterol (Berg dkk., 2012).
Tahapan tersebut adalah:
a. Sintesis isopentenil pirofosfat (IPP)
Pada proses ini terjadi perubahan Asetoasetil-CoA atau Asetil-CoA
menjadi 3-Hidroksi-3-Metilglutaril-CoA (HMG-CoA). Selanjutnya,
enzim HMG-CoA reduktase merubah HMG-CoA menjadi mevalonat
(isoprenoid C6). Lalu mevalonat akan diubah menjadi 5-
pirofosfomevalonat dan kemudian diubah menjadi isopentenil
pirofosfat (IPP).
b. Kondensasi 6 molekul
isopentenil pirofosfat
membentuk skualen. Pada proses
ini, 6 molekul isopentenil
pirofosfat mengalami kondensasi
dan membentuk skualen.
c. Siklisasi Skualen
Pada proses ini skualen
mengalami siklisasi menjadi
lanosterol. Kemudian lanosterol
diubah menjadi kolesterol.
ASAM NUKLEAT: HBs Ag
dan HBV DNA
Indra Lesmana R., M.Biotech.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


25 Februari 2020
Apakah yang dimaksud dengan HBs Ag, HBc
Ag, dan HBe Ag?

• HBs Ag merupakan jenis antigen yang terdapat pada bagian pembungkus dari
virus Hepatitis B yang dapat dideteksi pada cairan tubuh yang terinfeksi. HBsAg
terdeteksi pada lebih dari 95% pasien dengan Hepatitis B akut, ditemukan di
serum, cairan tubuh, sitoplasma hepatosit.
• Sebagai petanda blood borne virus dan menandakan status karier. AntiHBs
muncul sebagai respon dari infeksi, antibodi protektif. HBc Ag nukleocapsid
yang mengandung DNA, sebagai petanda diagnosa akut, bersama dengan HBsAg
dan IgM anti HBc. Hbe Ag polymerase, ada di nukleus hepatosit sebagai petanda
dari replikasi virus.
• Sebagai panduan diagnosis kronis hepatitis di antaranya IgG antiHBc dan HBsAg.
Hubungan HBs Ag dan HBV DNA adalah?

Pada saat ini pemeriksaan HBV DNA telah menjadi pemeriksaan baku
pada saat seorang pasien diketahui mengidap HBsAg positif.
Pemeriksaan Hbe Ag dan Anti HBe pada saat ini dilakukan untuk
menentukan strategi pengobatan.

Implikasi Klinik : Pemeriksaan antiHBe dapat dipakai sebagai salah


satu indikator keberhasilan pengobatan pada penderita Hepatitis B
kronis dengan HBeAg +. Pemeriksaan kuantitatif HBV DNA dengan
batas atas yang dapat mendeteksi muatan virus tinggi sangat
berguna untuk pemilihan obat lini pertama.
GENOM HBV DNA

Virus hepatitis B DNA memiliki enzim


polimerase yang dapat menggunakan templat
DNA atau RNA dan H ribonuklease yang
memotong RNA dalam dupleks. Kedua fungsi
disediakan oleh domain reverse transcriptase
(RT). Protein hepadnaviral P diatur menjadi
tiga domain: domain N-terminal yang
mencakup terminal dan spacer, domain RT
yang terkait dengan setiap domain RT
lainnya, dan domain terminal-C.
Selesai

M
NO UPLOAD | TLMJKT3ONLY

Anda mungkin juga menyukai