Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nani winarti

NPM : 2043700208
Kelas : Pagi C (Apoteker)

TUGAS PELAYANAN KEFARMASIAN (PHARMACEUTICAL CARE)

Perbedaan DRP versi PCNE 8 dan 9

Klasifikasi PCNE versi 9 merupakan klasifikasi terbaru dari PCNE. Klasifikasi


PCNE ini sudah ada sejak tahun 1999 yang memang disusun khusus untuk
mensistemasi suatu Drug Related Problem menjadi sebuah skema. Drug Related
Problem atau masalah terkait obat merupakan kejadian yang mengakibatkan terapi obat
yang secara nyata dan potensial akan mempengaruhi outcome dari terapi.
Secara umum klasifikasi PCNE ini ada 3 domain utama yaitu problem atau
masalah, penyebab dan intervensi. Pada PCNE versi 9 domain problem terdapat 3 kode
yaitu P1, P2 dan P3 kemudian domain penyebab atau cause terdapat 9 kode. Sedangkan
pada PCNE 8 hanya terdapat 8 kode.

Domain penyebab
atau cause PCNE 8

Domain penyebab
atau cause PCNE 9
C8 merupakan tambahan terbaru dari PCNE 9.1 Patient Transfer Related yaitu
penyebab dari DRP yang dihubungkan dengantransfer dari pasien baik itu transfer
pertama, kedua sampai ketiga dalam satu institusi. Untuk melihat apa yang menajdi
masalah dalam perpindahan pasien dapat dilihat di domain C8 di PCNE 9.

Pada C8.1 di PCNE 9 disebutkan tentang masalah rekonsiliasi obat. Rekonsiliasi


obat merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit. Rekonsiliasi obat adalah kegiatan membandingkan instruksi penggunaan
obat dengan obat yang diperoleh pasien. Proses ini dapat menjadi salah satu tahap untuk
mencegah adanya medication error seperti adanya obat yang tidak diberikan, dosis obat
yang tidak sesuai, duplikasi obat, interaksi antar obat ataupun kontraindikasi obat.
Rekonsiliasi dapat dilakukan setiap adanya perpindahan pelayanan kesehatan,
seperti :
1. Saat pasien masuk rumah sakit
2. Pasien mengalami perpindahan bangsal atau unit layanan lain dalam suatu
instansi rumah sakit yang sama (contoh: dari bangsal rawat inap menuju
ke Intensive Care Unit; dari UGD menuju bangsal rawat inap)
3. Perpindahan dari rumah sakit menuju rumah atau rumah sakit lain

Tujuan dilakukannya rekonsiliasi, yaitu :


1. Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang digunakan pasien
2. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya instruksi
dokter
3. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi dokter

Dalam melakukan rekonsiliasi terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu :

1. Pengumpulan data
Pada tahap ini, tenaga kesehatan yang melakukan rekonsiliasi mencatat
data dan memverifikasi obat yang sedang dan akan digunakan oleh pasien. Hal –
hal yang perlu dicatat yaitu : nama obat, dosis, frekuensi pemberian, rute, obat
mulai diberikan, obat mulai dihentikan, penggantian obat, riwayat alergi obat
ataupun efek samping obat yang pernah dialami oleh pasien.
Data yang akan dicatat dan dikumpulkan dapat diperoleh dari pasien
langsung ataupun keluarga pasien, rekam medis, obat yang dibawa pasien ketika
masuk rumah sakit dan daftar obat pasien. Pencatatan data obat yang digunakan
tidak lebih dari kurun waktu 3 (tiga) bulan.

2. Komparasi
Setelah dilakukan pengumpulan data, maka langkah selanjutnya yaitu
komparasi atau membandingkan data obat yang pernah, sedang dan akan
digunakan. Ketidakcocokan (discrepancy) terjadi jika ditemukan perbedaan di
antara data-data yang diperoleh. Ketidakcocokan dapat terjadi dikarenakan
beberapa sebab, seperti obat yang hilang, adanya penambahan atau penggantian
obat tanpa penjelasan yang didokumentasikan pada rekam medik pasien.
Ketidakcocokan yang ditemukan dapat bersifat disengaja (intentional) oleh
dokter pada saat penulisan resep maupun tidak disengaja (unintentional) di mana
dokter tidak tahu adanya perbedaan pada saat menuliskan resep.

3. Melakukan konfirmasi kepada dokter jika menemukan ketidaksesuaian


dokumentasi
Apabila dalam proses komparasi ditemukan adanya ketidakcocokan
maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu konfirmasi kepada dokter
yang bersangkutan. Konfirmasi yang dilakukan meliputi :
 Menentukan perbedaan tersebut disengaja atau tidak disengaja
 Mendokumentasikan alasan dari perbedaan tersebut
 Memberikan tanda tangan, tanggal dan waktu dilakukan rekonsiliasi obat
 Komunikasi
Jika sudah dilakukan konfirmasi kepada dokter dan memperoleh jawaban dari
ketidakcocokan tersebut maka langkah selanjutnya yaitu melakukan komunikasi kepada
tenaga kesehatan lain seperti perawat atau bidan, pasien, dan keluarga pasien.
Melihat pentingnya dari kegiatan rekonsiliasi obat, oleh karena itu rekonsiliasi
obat harus dilakukan di rumah sakit ketika terdapat perpindahan pelayanan kesehatan.
Hal tersebut dapat menjadi salah satu langkah untuk meminimalkan medication
error sehingga indikator patient safety juga dapat ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai