KIMIA ORGANIK
PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014
A. Tujuan Percobaan
Mengetahui proses dan tahapan reaksi dalam pembuatan t-butil klorida
Mengetahui prinsip dari reaksi substitusi nukleofilik alifatik dan
perbedaan yang khas antara reaksi SN1 dengan SN2.
B. Teori Dasar
Dalam tersier alkohol terdapat gugus hidroksil yang paling mudah
disubstitusi yang menyebabkan alkohol tersebut bereaksi dengan HCl pekat pada
suhu kamar. Reaksi tersebut adalah reaksi subtitusi nukleofilik tipe SN 1 yang
melibatkan pembuatan senyawa antara ion karbonium yang relatif stabil.
alkohol sekunder apalagi yang primer memerlkukan kondisi yang sangat
Jalur reaksi yang terakhir ini cenderung terjadi penataan ulang gugus alkil.
Penataan ulang dapat dicegah dengan mengganti senyawa klorida yang
digunakan dengan senyawationil klorida atau campuran tionil klorida dengan
piridin. Piridin yang digunakan dapat dalam jumlah katalitik atau ekimolar. Bila
hanya menggunakan tionil klorida saja, yang pertama kali terbentuk adalah ester
klorosulfit, yang kemudian terurai menjadi alkil klorida dengan mekanisme siklik
(SN1).
Bila menggunakan piridin, on klorida akan dilepaskan pada tahap reaksi pertama
(pembentukan klorosulfit), terjadi reaksi substitusi SN2.
Alat:
1. Corong pisah 250 ml 7. Statif dan klem
2. Corong biasa 8. Batang pengaduk
3. Gelas ukur 10 ml dan 25 ml 9. Spatula
4. Pipet tetes 10. Stopwatch
5. Beaker Glass 250 ml 11. Kertas saring
6. Botol semprot 12. tissue
Bahan:
1. Tersier butil alkohol 4. Aquades
2. Larutan NaHCO3 5% 5. HCl pekat
3. CaCl2 anhidrat
6.
D. Cara Kerja
1. Mengisi corong pisah 100 ml dengan 12,4 gr tertier butil alkohol dan HCl
pekat sebanyak 21 ml
2. Mengocok campuran dari waktu ke waktu selama 20 menit, dan sesekali
melonggarkan penutupnya agar tidak terjadi tekanan atau mengurangi
tekanan.
3. Membiarkan campuran selama beberapa menit sampai lapisannya terpisah
dengan sempurna.
4. Mengambil halida lapisan atas dan membuang asam lapisan bawah.
5. Mencuci halida dengan 10 ml larutan NaHCO3 5%. Terbentuk dua lapisan,
lapisan bawah di buang dan lapisan atas di cuci dengan 10 ml air dan lapisan
bawah di buang.
6. Mengeringkan larutan dengan CaCl2 anhidrat.
7. Mendekantasi cairan yang kering melalui corong yang di lengkapi dengan
kertas saring berlipat.
8. Menampung ke dalam wadah kecil dengan menutupnya menggunakan kertas
aluminium supaya tidak menguap.
7.
8.
E. Data Pengamatan
F. Pengolahan Data
m 6,2 gr
= =0,0838 mol
n ((CH3)3COH = Mr 74 gr /mol
v × ρ 10,5ml ×1,18 gr /ml
= =0,339 mol
n HCl = Mr 36,5 gr /mol
gr
n × Mr =0,0838 mol × 92,5 =7,7515 gr
mol
% KR = | mteoritis|
mperc −mteoritis
|
×100 =
0,97 gr −7,7515 gr
7,7515 gr |×100 =87,49
m perc 0,97 gr
% yield = ×100 = × 100 =12,51
mteoritis 7,7515 gr
30.
G. Pembahasan
31. Percobaan kali ini bertujuan untuk mensintesis tersier butil klorida dari
tersier butil alkohol. Prinsip dari percobaan ini yaitu ekstraksi cair-cair. Ekstraksi
cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di antara dua fase
pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut pada fase
pertama dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat
terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan
terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalam
kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan
konsentrasi yang tetap.
32. Pada percobaan, terjadi pembentukan tersier butil klorida dari tersier
butil alkohol dengan adanya penambahan asam kuat, yakni HCl pekat. Berikut
merupakan reaksi dari sintesis tersier butil klorida dari tersier butil alkohol :
33. Dan berikut adalah mekanisme sintesis reaksi tersebut melalui melalui
38.
39.
40.
42. Tim KBI Organik. 2014. Diktat Praktikum Sintesis Kimia Organik. Depok:
Departemen Kimia FMIPA UI.
43. Fessenden & Fessenden. 2000. Kimia Organik Jilid I. Erlangga: Jakarta.
44. Fessenden& Fessenden. 2000. Kimia Organik Jilid II. Erlangga: Jakarta.
46. S.Ked,Wahyu.Sutriani,Linda.2009.http://medicafarma.blogspot.com/2008/11/
ekstraksi.html. Diakses pada 12 Maret 2014 pukul 00.57.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55. MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
1. TERSIER BUTIL ALKOHOL
Bentuk Fisik : Cairan tidak berwarna
Titik Leleh : 250 ˚C
Titik Didih : 83 ˚C
Titik Nyala : 11 ˚C
Densitas : 0,78 gr / cm3
Tekanan Uap : 31 mmHg pada 20˚C
Limit Ledakan : 2,4 – 8 %
Kelarutan dalam air : larut
56.
2. ASAM KLORIDA
Bentuk Fisik : Cairan tidak berwarna atau sedikit kekuningan
57. dengan bau tajam.
Titik Leleh : -25 ˚C
Titik Didih : 109 ˚C
Spesifik Gravitasi : 1,19
58.
3. TERSIER BUTIL KLORIDA
Bentuk Fisik : Cairan tidak berwarna
Titik Leleh : -26 ˚C
Titik Didih : 55 ˚C
Titik Nyala : -9 ˚C wadah terbuka, -23˚C wadah tertutup
Densitas : 0,89 gr / cm3
Tekanan Uap : 262 mmHg pada 20˚C
Suhu Pembakaran Sendiri : 540 ˚C
59.