Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI

MENGENAI PRODUKSI DAN FUNGSI PRODUKSI

DISUSUN OLEH :

Anjelina S. Simamora (1805102028)

Mia Yolanda Br Sembiring (1805102070)

Putri Rahmadewi (1805102048)

Teguh Eka Syahputra (1805102021)

Widya A Sitopu (1805102039)

PRODI MANAJEMEN INFORMATIKA


JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat-
Nyalah kami berhasil menyelesaikan makalah Pengantar Ekonomi yang berjudul “Produksi dan
Fungsi Produksi” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam menulis makalah ini, syukurnya kami tidak mendapatkan kendala-kendala yang
sangat berarti, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna. Sehingga
kami mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan isi dari makalah ini agar memenuhi tujuan. Dan semoga makalah yang kami buat
dapat bermanfaat bagi para menbaca.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih. Dan jika ada kesalahan dalam penulisan ini,
kami mohon maaf.

Medan, 21 Juni 2020

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................................3


1.1. Latar Belakang ...........................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................3
1.3. Tujuan penulisan.........................................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN...............................................................................................4
2.1. Pengertian Produksi....................................................................................................4
2.2. Faktor-Faktor Produksi...............................................................................................5
2.3. Fungsi Produksi..........................................................................................................9
2.4. Teori Fungsi Produksi Dengan Satu Input Variabel.................................................10
2.5. Teori Fungsi Produksi Dengan Dua Input Variabel.................................................12

BAB III : PENUTUP.....................................................................................................18


3.1. Kesimpulan...............................................................................................................18
3.2. Saran.........................................................................................................................18

BAB IV : DAFTAR PUSTAKA...................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting yaitu kegiatan produksi.
Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia.
Berarti barang itu harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk
memproduksi barang secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia.
Oleh sebab itu harus dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
tersebut selain faktor kita harus mengetahui juga fungsi produksi. Fungsi produksi
sangatlah penting, sebab suatu bagian dari fungsi tersebut dapat membantu kita untuk
mengatur semua kegiatan kita agar berjalan lancar tanpa adanya hambatan. Dalam
membangun sebuah perusahaan pun juga sangat membutuhkan fungsi produksi, sebab
terselenggaranya proses produksi itu sendiri sangat mengharapkan agar proses
produksinya itu dapat berjalan lancar sesuai keinginan dan hasil barang produksinya itu
dapat berkualitas tinggi dan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh semua
masyarakat.
Pada umumnya tugas fungsi produksi itu sendiri sangat berkaitan dengan
pencapaian tujuan dalam sebuah perusahaan yang secara umum berusaha mencapai biaya
produksi yang rendah tetapi produknya bermutu yang tinggi, serta cepat dalam membuat
beragam barang yang sesuai dengan selera permintaan konsumen. Pada dasarnya besar
kecilnya tingkat produksi suatu barang bergantung pada jumlah modal, jumlah tenaga
kerja, jumlah kekayaan alam dan dalam tingkat teknologi yang digunakan. Suatu fungsi
produksi itu juga menunjukkan bahwa dalam jumlah barang produksi tergantung pada
jumlah suatu faktor produksi yang digunakan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dibentuknya makalah ini, yaitu:
1. Apa itu produksi?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi?
3. Apa itu fungsi produksi?
4. Apa itu teori fungsi produksi input satu variabel?
5. Apa itu teori fungsi produksi input dua variabel?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Menjelaskan tentang pengertian produksi,
2. Menjelaskan tentang faktor-faktor produksi
3. Menjelaskan tentang fungsi produksi
4. Menjelaskan tentang teori fungsi produksi input satu variabel
5. Menjelaskan tentang teori fungsi produksi input dua variabel

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PRODUKSI
Menurut bahasa, “Produksi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “To Produce” yang
artinya menghasilkan. Sedangkan menurut istilah produksi adalah suatu aktifitas pengolahan
input menjadi output yang bermanfaat kepada para konsumen. Produksi merupakan sebuah
proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi yang meningkatkan nilai tambah suatu
produk yang dihasilkan dalam proses produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
sebagai konsumennya.
Pelaku kegiatan produksi disebut sebagai produsen sedangkan barang yang dihasilkan
disebut dengan produk. Produk bisa meliputi barang ataupun jasa yang bermanfaat bagi para
konsumen.
Ada beberapa macam produksi, yaitu:
1. Produksi ekstraktif, yaitu mendapatkan barang yang disediakan alam seperti
pertambangan,perikanan, dan perburuhan.
2. Produksi agraris, yaitu mengerjakan tanah seperti pertanian, perkebunan, dan kelautan.
3. Produksi industri yang mengerjakan bahan-bahan baku.
4. Produksi bidang pengangkutan yang menghasilakan jasa memindahakan barang.
5. Produksi perdagangan, yaitu jasa memperdagangakan barang.
6. Produksi jasa-jasa lain seperti kredit(pinjaman) dan jasa pertangguangan(asuransi).

2.2 FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI


Faktor Produksi adalah segala sesuatu (barang atau jasa) yang dapat digunakan untuk
menciptakan atau menambah nilai guna dari barang dan jasa. Pengertian sederhananya adalah
segala sesuatu yang dibutuhkan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar.
Secara umum, faktor produksi dibagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Sumber Daya Alam (SDA) /fisik (Physical Resouces)
Sumber Daya Alam adalah segala faktor produksi yang berasal dari kekayaan alam yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya alam meliputi:
 Udara, tanah, air, sinar matahari
 Hewan, tumbuhan
 Bahan tambang dan lainnya

Sumber daya alam dijadikan sebagai salah satu faktor produksi dikarenakan
sumber daya alam dapat memenuhi segala kebutuhan manusia untuk dapat terus bertahan
hidup. Misalnya seperti para petani yang memproduksi padi yang akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Faktor produksi dari padi itu sendiri adalah
tanah, air, sinar matahari, iklim, dan lain sebagainya yang mendukung proses
pertumbuhan padi tersebut.

b. Sumber Daya Manusia (SDM) / Tenaga Kerja (Labor)


Sumber Daya Manusia / Tenaga Kerja merupakan faktor produksi yang
melakukan kegiatan produksi barang atau jasa, baik itu secara langsung maupun secara
tidak langsung. Di dalam faktor produksi Sumber Daya Manusia terdapat beberapa unsur
penting seperti unsur fisik, kemampuan atau keahlian, serta pikiran.

Faktor produksi tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
Faktor produksi tenaga kerja berdasarkan kualitas
 Tenaga kerja terdidik – Tenaga kerja yang memerlukan pendidikan formal (seperti
tamatan S1 atau minimal lulusan SMA/SMK) untuk dapat melakukan pekerjaannya.
Contohnya seperti arsitek, dokter, pengacara, dan lain sebagainya.
 Tenaga kerja terampil – Tenaga kerja yang memerlukan keterampilan khusus untuk
dapat melakukan pekerjaannya. Contohnya seperti tukang jahit, kapster salon, supir,
dan lain sebagainya.
 Tenaga kerja tidak terdidik maupun tidak terampil – Tenaga kerja yang tidak
memerlukan pendidikan formal atau tidak memerlukan keterampilan khusus untuk
dapat melakukan pekerjaannya. Contohnya seperti asisten rumah tangga, baby sitter,
kuli bangunan, petugas kebersihan, dan lain sebagainya.
Faktor produksi tenaga kerja berdasarkan sifat pekerjaan
 Tenaga kerja jasmani – Tenaga kerja yang lebih membutuhkan tenaga untuk dapat
melakukan pekerjaannya. Contohnya seperti kuli bangunan, petugas kebersihan, kuli
angkut, tukang becak, dan lain sebagainya.
 Tenaga kerja rohani – Tenaga kerja yang lebih membutuhkan pikiran dan perasaan
(biasanya kreatif dan inovatif) untuk dapat melakukan pekerjaannya. Contohnya
seperti psikolog, designer, guru, seniman, dan lain sebagainya.

c. Modal (Capital)
Modal (Capital) merupakan faktor produksi yang memiliki peranan penting dalam
mempercepat dan membantu kelancaran dalam proses produksi barang. Modal dibagi
menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut:
Modal berdasarkan sifatnya
 Modal tetap – Modal yang memiliki sifat tetap atau tahan lama sehingga dapat
digunakan berkali-kali dalam jangka waktu yang panjang. Misalnya seperti bangunan,
kendaraan, mesin, dan lain-lain.
 Modal lancar – Modal yang memiliki sifat sekali pakai. Misalnya seperti kertas, bahan
bakar (bensin), dan lain-lain.
Modal berdasarkan sumbernya
 Modal sendiri – Modal yang berasal dari pihak pribadi si pemilik atau suatu
perusahaan.
 Modal asing – Modal yang berasal dari pinjaman bank atau pinjaman perusahaan
asing.
Modal berdasarkan kepemilikannya
 Modal individu – Modal yang bersumber dan dimiliki oleh seorang individu dan
hasilnya nanti dapat dikatakan sebagai penghasilan bagi si pemilik individu itu
sendiri.
 Modal publik – Modal yang bersumber dari pemerintah dan hasilnya akan digunakan
untuk kepentingan bersama.
Modal berdasarkan bentuknya
 Modal konkret – Modal yang bentuk fisiknya dapat dilihat secara langsung selama
proses produksi. Misalnya seperti bahan baku dan mesin.
 Modal abstrak – Modal yang tidak memiliki bentuk fisik tetapi modal ini sangat
berharga dan sangat berguna bagi suatu perusahaan. Misalnya seperti merek dagang,
hak paten, dan nama baik perusahaan.
d. Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
oleh seseorang di dalam mengkoordinasikan faktor-faktor produksi menjadi sedemikian
rupa sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Beberapa hal penting yang harus
dimiliki oleh seorang wirausaha yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating), serta pengawasan (controlling).

2.3 FUNGSI PRODUKSI

Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan


antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang di
hasilkan. faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu
juga disebut sebagai output.

Q = f (X1 , X2 , X3 , ... , Xn)

Keterangan :

 Q = Output
 X = Input

Ketika input input produksi terdiri dari Capital, Labour, Resources, dan Technology,
maka persamaan Fungsi produksi secara matematis sebagai berikut :

Q = f (C,L,R,T)

Keterangan :

 Q = Quantity (Jumlah Barang yang dihasilkan)


 f = Function (Fungsi)
 C = Capital (Modal)
 L = Labour (Tenaga Kerja)
 R = Raw Material (Kekayaan)
 T = Teknologi (Teknologi)

Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi merupakan fungsi atau
dipengaruhi atau akibat dari input. Artinya setiap barang yang dihasilkan dari produksi akan
tergantung pada jenis / macam dari input yang digunakan. Perubahan yang terjadi pada input
akan menyebabkan terjadinya perubahan pada output.
2.4 TEORI FUNGSI PRODUKSI SATU INPUT VARIABEL

Teori fungsi produksi satu input variabel yaitu teori dengan mengansumsikan beberapa
inut dianggap konstan dalam jangka panjang dan hanya satu faktor produksi yaitu tenaga yang
dapat berubah.

Fungsi produksinya dapat ditulis:

Q = f(L)

Keterangan :

 Q = Quantity (Jumlah barang yang dihasilkan)


 f = Function / Fungsi Produksi
 L = Labour (Tenaga Kerja)

Persamaan produksi diatas sangat sederhana karena hanya melibatkan tenaga kerja untuk
mendapatkan tingkat produksi suatu barang tertentu. Artinya, faktor produksi yang dapat
berubah dan mempengaruhi tingkat produksi adalah hanya jumlah tenaga kerja. Jika perusahaan
berkeinginan untuk menambah tingkat produksi maka perusahaan hanya dapat menambah
jumlah tenaga kerja.

Jika input produksi adalah tenaga kerja, maka fungsi produksinya menjelaskan tentang
hubungan antara jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan.

Dengan kata lain, fungsi produksi satu input tenaga kerja menjelaskan pengaruh jumlah
tenaga kerja terhadap jumlah output yang dihasilkan dari suatu produksi.

Jika hanya satu input factor produksi yang dapat diubah secara terus menerus, maka akan
berlaku suatu kondisi di mana pertambahan outputnya akan semakin berkurang secara terus
menerus. Kondisi ini disebut dengan hukum hasil lebih yang semakin berkurang atau the law of
diminishing return.

The Law Of Diminishing Return menyatakan bahwa jika salah satu factor produksi
ditambah terus menerus, maka produksi total akan bertambah terus (dengan pertambahan
semakin mengecil) sampai total produksi mencapai tingkat maksimum dan bila ditambah lagi,
maka produksi total akan semakin berkurang.

Pada teori fungsi produksi satu input variabel ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu
Total Product (TP), Average Product (AP) dan Marginal Product (MP).

a. Total Product (TP)


Total Product /Produk total (TP) adalah jumlah produk yang dihasilkan dengan
menggunakan seluruh input factor produksi tenaga kerja (L). Hubungan output dengan
tenaga kerja dapat dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama, tambahan tenaga kerja akan
meningkatkan produk total secara cepat. Tahap kedua terjadi peningkatan total produksi
secara lambat, dan Tahap Ketiga, penambahan tenaga kerja akan menurunkan total
produksi. Setelah mencapai titik maksimumnya, penambahan tenaga kerja justru akan
mengakibatkan turunnya jumlah produk total.
Produk total dengan satu input factor produksi tenaga kerja dapat dinyatakan
dengan menggunakan persamaan rumus sebagai berikut:

TP = Q = f(L)

Keterangan :

 TP = Total Produk
 Q = Quantity (Jumlah barang yang dihasilkan)
 f = Function / Fungsi Produksi
 L = Labour (Tenaga Kerja)
b. Average Product (AP)
Average Product/ Produk rata rata (AP) adalah rata rata produk yang dihasilkan
oleh setiap input tenaga kerja. Produk rata rata merupakan hasil bagi antara total produk
dengan jumlah tenaga kerja. produk rata rata akan meningkat dengan bertambahnya
dengan tambahan tenaga kerja. setelah mencapai titik maksimumnya, penambahan tenaga
kerja akan menyebabkan turunnya produk rata rata.
Produk rata rata dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus sebagai
berikut:
AP = TP/L
Keterangan :
 AP = Produk rata rata
 TP = Produk total
 L = Jumlah tenaga kerja

c. Marginal Product (MP)


Marginal Product/Produk marjinal (MP) adalah tambahan jumlah produk yang
diakibatkan oleh tambahan satu unit input (tenaga kerja) yang digunakan. Produk
marginal merupakan perbandingan antara perubahan produk total dengan perubahan
jumlah tenaga kerja.
Produk marjinal dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus seperti
berikut
MP = ΔTP/ΔL
Keterangan :
 MP = Produk marjinal
 ΔTP = Perubahan / tambahan produk total
 ΔL = Perubahan / tambahan tenaga kerja

Setelah mencapai titik maksimum, tambahan tenaga kerja akan menurunkan


produk marjinal. Produk marginal akan menjadi negative jika tambahan tenaga kerja
terus dilakukan.

d. Contoh Soal
Sebuah perusahaan memiliki fungsi produksi untuk tenaga kerja dan total produk seperti
ditunjukkan pada table di bawah. Tentunkan Average produk AP dan Marginal produk
MP perusahaan tersebut dan gambarkan kurva fungsi produksinya.

Tenaga Kerja Total Product


L TP
1 6
2 15
3 27
4 36
5 42
6 45
7 45
8 42
9 36
10 27

Jawab:
 Menghitung Produk Rata-Rata (AV)
AP = TP/L
 Untuk L = 1 dan TP = 6, maka AP adalah:
AP = 6/1 = 6
Artinya setiap tenaga kerja L menghasilkan 6 produk.
 Untuk L = 2 dan TP = 15, maka AP adalah:
AP = 15/2 = 7,5
Artinya setiap tenaga kerja L menghasilkan 7 produk.
 Untuk L = 3 dan TP = 27, maka AP adalah:
AP = 27/3= 9
Artinya setiap tenaga L menghasilkan 9 output produk.
 Untuk L = 4 dan TP = 36, maka AP adalah:
AP = 36/4= 9
Artinya setiap tenaga L menghasilkan 9 output produk.
 Untuk L = 5 dan TP = 42, maka AP adalah:
AP = 42/5= 8,4
Artinya setiap tenaga L menghasilkan 8,4 output produk.
 Untuk L = 6 dan TP = 45, maka AP adalah:
AP = 45/6= 7,5
Artinya setiap tenaga L menghasilkan 7,5 output produk.
 Untuk L = 7 dan TP = 45, maka AP adalah:
AP = 45/7= 6,4
Artinya setiap tenaga L menghasilkan 6,4 output produk.
 Untuk L = 8 dan TP = 42, maka AP adalah:
AP = 42/8= 5,3
Artinya setiap tenaga L menghasilkan 5,3 output produk.
 Untuk L = 9 dan TP = 36, maka AP adalah:
AP = 36/9= 4
Artinya setiap tenaga L menghasilkan 4 output produk.
 Untuk L = 10 dan TP = 27, maka AP adalah:
AP = 27/10= 2,7
Artinya setiap tenaga L menghasilkan 2,7 output produk.

 Menghitung Marginal Product (MP)


MP = ΔTP/ΔL atau
MP = (TP2 – TP1)/(L2 – L1)
 Untuk TP2 = 15, TP1 = 6 dan L2 = 2, L1 = 1, maka MP adalah:
MP = (15 – 6)/(2 – 1)
MP = 9/1 = 9
 Untuk TP2 = 27, TP1 = 15 dan L2 = 3, L1 = 2, maka MP adalah:
MP = (27 – 15)/(3 – 2)
MP = 12/1 = 12
 Untuk TP2 = 36, TP1 = 27 dan L2 = 4, L1 = 3, maka MP adalah:
MP = (36 – 27)/(4 – 3)
MP = 9/1 = 9
 Untuk TP2 = 42, TP1 = 36 dan L2 = 5, L1 = 4, maka MP adalah:
MP = (42 – 36)/(5 – 4)
MP = 6/1 = 6
 Untuk TP2 = 45, TP1 = 42 dan L2 = 6, L1 = 5, maka MP adalah:
MP = (45 – 42)/(6 – 5)
MP = 3/1 = 3
 Untuk TP2 = 45, TP1 = 45 dan L2 = 7, L1 = 6, maka MP adalah:
MP = (45 – 45)/(7 – 6)
MP = 0/1 = 0
 Untuk TP2 = 45, TP1 = 45 dan L2 = 7, L1 = 6, maka MP adalah:
MP = (45 – 45)/(7 – 6)
MP = 0/1 = 0
 Untuk TP2 = 42, TP1 = 45 dan L2 = 8, L1 = 7, maka MP adalah:
MP = (42 – 45)/(8 – 7)
MP = -3/1 = -3
 Untuk TP2 = 36, TP1 = 42 dan L2 = 9, L1 = 8, maka MP adalah:
MP = (36 – 42)/(9 – 8)
MP = -6/1 = -6
 Untuk TP2 = 27, TP1 = 36 dan L2 = 10, L1 = 9, maka MP adalah:
MP = (27 – 36)/(10 – 9)
MP = -9/1 = -9

 Menghitung Total Produksi Maksimum


Total produksi akan mencapai maksimum ketika marginal product mencapai nilai
sama dengan nol. Atau dapat ditulis sebagai berikut
TP maksimum ketika MP = 0
Dari perhitungan MP sebelumnya di dapat MP=0 ketika TP=45 dan L=7 maka
Total Produk Maksimum soal diatas yaitu 45.

 Menghitung Rata-Rata Produk Maksimum (AP)


Nilai maksimum untuk Rata rata produk AP yang dihasilkan tiap tenaga kerja L
akan tercapai apabila nilai average product AP sama dengan marginal product MP atau
dapat ditulis sebagai berikut:
AP maksimum = MP
Dari perhitungan MP dan AP sebelumnya di dapat nilai AP maksimum yaitu 9
ketika L=4, TP=36 dan AP=MP=9.

 Tabel Perhitungan Fungsi Satu Input Variabel Tenaga Kerja


Untuk memudahkan hasil akhirnya, maka disajikan table sebagai berikut:
Tenaga Total Average Marginal Tahap
Kerja Product Product Product Produksi
L TP AP MP
1 6 6
2 15 7,5 9
3 27 9 12 Tahap 1
4 36 9 9
5 42 8,4 6
6 45 7,5 3 Tahap 2
7 45 6,4 0
8 42 5,3 -3
9 36 4,0 -6 Tahap 3
10 27 2,7 -9

Dari table dapat diketahui bahwa total produki TP mencapai nilai maksimumnya
yaitu 45 ketika nilai marginal product MP nilai nol dengan tenaga kerja sebanyak 7
tenaga kerja. Sedangkan average product AP mencapai nilai maksimumnya yaitu 9
ketika nilai marginal product MP sama dengan 9 juga dengan jumlah tenaga kerja 4
tenaga kerja.
 Kurva Fungsi Produksi Satu Input Faktor Produksi Tenaga Kerja
Gambar berikut menunjukkan kurva atau grafik fungsi produksi satu input
variabel tenaga kerja L yang terdiri dari kurva Produk total TP, Produk rata rata AP,
dan Kurva Produk marjinal MP.

Kurva kurva tersebut menunjukkan bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap


parameter Produk total, Produk rata rata dan marjinal produk.
Produk total TP mencapai maksimum ketika nilai produk marjinal MP = 0
mencapai nilai nol. TP maksimum ketika MP = 0. Dari gambar dapat diketahui bahwa
MP = 0 pada saat tenaga kerja L adalah 7 tenaga kerja dan total produk TP
maksimumnya adalah 45 unit.
Produk rata rata AP mencapai nilai maksimumnya ketika nilainya sama dengan
nilai produk marjinal MP. AP maksimum = MP. Dari gambar dapat diketahui bahwa
AP maksimum merupakan titik perpotongan antara kurva AP dengan kurva MP. Nilai
maksimum AP adalah 9 ketika jumlah tenaga kerja sama dengan 4 tenaga kerja.

 Tahap Kegiatan Produksi


Tahap 1 dimulai dari awal yaitu titik nol sampai produk rata rata AP maksimum.
Pada tahap 1 AP meningkat dan MP bernilai positif. Produk rata rata AP mencapai nilai
maksimumnya ketika nilainya sama dengan nilai produk marjinal MP. Penambahan
tenaga kerja selanjutnya tidak lagi dapat meningkatkan produk rata rata.
Pada tahap 1 AP meningkat dan MP bernilai positif. MP bernilai positif artinya
penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produk total TP.
Tahap 2 dimulai dari AP maksimum sampai Marginal product MP = 0. Produk
total TP mencapai maksimum ketika nilai produk marjinal mencapai nilai nol atau MP
= 0. Ini artinya penambahan jumlah tenaga kerja tidak lagi dapat meningkatkan produk
total. Bahkan penambahan tenaga kerja selanjutnya hanya akan menurunkan produk
total.
Tahap 3 dimulai setelah MP = 0. Nilai AP terus menurun dengan nilai MP adalah
negatif. Nilai MP negatif artinya penambahan tenaga kerja hanya menurunkan produk
total.
Kesimpulan: Dari tiga tahapan ini, diketahui bahwa tahap yang paling ideal
untuk berproduksi adalah pada tahap 2. Pada tahap 2 nilai TP lebih tinggi dari tahap 1
dan masih bisa meningkat dengan penambahan tenaga kerja.

2.5 TEORI FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA INPUT VARIABEL


Jika factor produksi yang dapat berubah adalah jumlah tenaga kerja dan jumlah modal
atau sarana yang digunakan, maka fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Q = f(L, C)
Keterangan :

 Q = Quantity (Jumlah Barang yang dihasilkan)


 f = Function (Fungsi)
 L = Labour (Tenaga Kerja)
 C = Capital (Modal)

Pada fungsi produksi ini diketahui, bahwa tingkat produksi dapat berubah dengan
merubah factor tenaga kerja dan atau jumlah modal. Karena menggunakan dua factor produksi
yang dapat diubah ubah, maka disebut fungsi produksi dua input variabel.

2.5.1 FUNGSI ISOQUANT


Kurva isoquant adalah garis atau grafik yang menggambarkan atau menjelaskan barbagai
kombinasi penggunaan dua input variabel factor produksi untuk mendapatkan tingkat output
yang sama.
Konsep isoquant ditunjukkan dalam bentuk table dan kurva atau grafik yang
menggambarkan hubungan berbagai titik kombinasi dua input factor produksi yang digunakan
dalam proses produksi untuk menghasilkan jumlah output yang sama.

Asumsi Kurva Isoquant


Kurva isoquant mempunyai asumsi bahwa kedua input faktor prduksi antara tenaga kerja
dan modal K dapat saling dipertukarkan penggunaannya. Misal sejumlah tenaga kerja L dapat
diganti oleh sejumlah modal K, demikian sebaliknya, K dapat diganti oleh L.

Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)


Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) merupakan perbandingan antara MPL
dengan MPK. MRTS adalah suatu kondisi di mana perusahaan dapat mengganti satu unit tenaga
kerja dengan sejumah unit input lainnya untuk mendapat tingkat output yang sama.
Penurunan ouput akibat penurunan penggunaan jumlah modal dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan rumus berikut
MPK = -ΔTP/ΔK atau

ΔTP = -ΔK x MPK


Peningkatan ouput akibat penambahan penggunaan jumlah tenaga kerja dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan rumus berikut
MPL = ΔTP/ΔL atau

ΔTP = ΔL x MPL
Supaya output selalu sama ketika ada penambahan tenaga kerja dan pengurangan jumlah
modal, maka penurunan output akibat berkurangnya input modal ΔK, harus sama dengan
peningkatan output akibat penambahan tenaga kerja ΔL.

Penurunan ouput (modal) = kenaikan output (tenaga kerja)


-ΔK x MPK = ΔL x MPL atau -ΔK/DL = MPL/MPK

Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) dapat dinyatakan dengan menggunakan


persamaan rumus berikut:
MRTSLK = -ΔK/ΔL
MRTSLK = MPL/MPK
Kurva Isoquant selalu berbentuk melengkung seperti berikut :

Contoh Perhitungan Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)


Perusahaan yang bergerak pada bidang pertanian semula mempunyai enam tenaga kerja
dan jumlah modal sebanyak 14. Kemudian perusahaan akan menambah dua tenaga kerja dengan
mengurangi jumlah modal sebanyak 6, tanpa ada perubahan pada total produksi. Hitung
Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) peruahaan tersebut.
Jawab
Diketahui :ΔL = 2
ΔK = – 6
Ditanya : MRTSLK?
Hitung : MRTSLK = -ΔK/ΔL
MRTSLK = -(-6)/(2)
MRTSLK = 3

Jadi MRTSLK perusahaan tersebut adalah 3. Angka 3 menunjukkan laju pertukaran antara
modal terhadap tenaga kerja. Artinya, perusahaan dapat mengganti atau menukar atau
mengurangi 3 modal K dengan menambah satu tenaga kerja L.

Table Isoquant
Table berikut menunjukkan contoh gabungan atau kombinasi antara tenaga kerja L dan
modal K untuk menghasilkan output Q 200 unit produk.

Tabel Fungsi Produksi Dua Input Variabel Faktor Produksi Konsep Isoquant
Pada table dapat dilihat penggantian atau pertukaran antara input tenaga kerja L dengan
modal K untuk dapat menghasilkan output Q 200 unit produk.
Saat produksi menggunakan kombinasi B, output 200 unit produk dapat dihasilkan
dengan menggunakan 6 tenaga kerja dan 14 modal. Namun demikian Produsen dapat
mengurangi jumlah modal menjadi 10 dengan menambah 2 tenaga kerja menjadi 8 tenaga kerja
(seperti kombinasi C).
MRTS kombinasi B lebih tinggi dari MRTS kombinasi C, ini artinya dengan kombinasi
B, produsen dapat mengurangi modal lebih banyak setiap kali menambah satu tenaga kerja.
Pada kombinasi B, satu tenaga kerja dapat mengurangi 3 modal, sedangkan pada
kombinasi C, satu tenaga kerja hanya mampu mengurangi 2 modal.

Kurva Grafik Isokuan


Gambar berikut menunjukkan kurva grafik isokuant yang merepresentasikan table di atas.
Kurva grafik isokuan dibangun oleh sumbu horizontal sebagai tenaga kerja L dan oleh sumbu
vertical sebagai modal K.

Kurva Grafik Fungsi Produksi Dua Input Faktor Variabel Konsep Isoquant

Pada gabungan atau kombinasi A, untuk menghasilkan output Q 200 unit diperlukan 4
tenaga kerja dengan 20 modal. Kombinasi B, untuk menghasilkan jumlah produk yang sama
perusahaan dapat menambah dua tenaga kerja menjadi 6 tenaga kerja dengan mengurangi jumlah
modal sebanyak 6 dari 20 menjadi 14 modal. Begitu seterusnya sesuai dengan grafiknya.
Dengan demikian, untuk mendapatkan output Q yang sama, perusahaan dapat menambah
penggunaan tenaga kerja dengan mengurangi jumlah modal yang digunakan. Garis yang
menghubungkan titik titik kombinasi A, B, C, D, E dan F disebut kurva atau grafik Isoquant atau
Isokuan.

2.5.2 FUNGSI ISOCOST


Kurva Isocost atau garis batas biaya adalah suatu garis atau kurva yang menggambarkan
atau menjelaskan gabungan atau kombinasi penggunaan input factor produksi dengan biaya yang
dikeluarkan sama.
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah harga input dikalikan dengan unit input
yang digunakan. Harga input terdiri dari harga tenaga kerja PL dan harga modal PK.
Besarnya biaya input pada fungsi isocost dapat dinyatakan dengan menggunakan
persamaan rumus berikut:

C = PL x L + PK x K

Keterangan :
 C = biaya untuk mendapatkan input
 PL = upah tenaga kerja
 L = jumlah tenaga kerja
 PK = harga modal
 K = jumlah modal

Jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dinyatakan dengan rumus berikut
L = C/PL – (PK/PL) x K
Jumlah modal K yang digunakan dapat dinyatakan dengan rumus berikut
K = C/PK – (PL/PK) x L

Kurva Isocost selalu berbentuk seperti dibawah ini :


Contoh Soal Perhitungan Fungsi Produksi Isocost
Upah tenaga kerja pada sebuah perusahaan adalah Rp 4 juta per tenaga kerja dan biaya modal
sebesar Rp 8 juta per unit. Sedangkan jumlah dana uang yang tersedia adalah Rp 160 juta.
Buatkan fungsi dan kurva isocost- nya.
Jawab.
Diketahui : C = 160 jt
PL = 4 jt
PK = 8 jt
Ditanya : Menentukan Fungsi Isocost
Jawab : C = PL x L + PK x K
160 = 4 L + 8 K
Menentukan jumlah tenaga kerja L Fungsi Isocost
4 L = 160 – 8 K
L = (160/4) – 8/4) K
L = 40 – 2 K
Menentukan jumlah modal K Fungsi Isocost
160= 4 L + 8 K
8 K = 160 – 4 L
K = 160/8 – (4/8) L
K = 20 – (0,5) L

Membuat Kurva Fungsi Isocost


Cara membuat kurva isocost dengan menentukan titik akhir kurva (curve end point) untuk
titik akhir 1 pada K = 0 dan titik akhir 2 pada L = 0
Buat titik 1 dengan K = 0
160= 4 L + 8 K
160= 4 L + 8(0)
L = 40

Jadi Titik akhir 1 adalah (40, 0)

Buat titik 2 dengan L = 0


160= 4 L + 8 K
160= 4(0) + 8 K
K = 20
Jadi titik akhir 2 adalah (0, 20)

Buat kurva garis dengan menghubungkan titik 1 (40, 0) dan titik 2 (0, 20)

Kurva Grafik Fungsi Produksi Dua Input Faktor Variabel Konsep Isocost

Sepanjang kurva isocost yaitu dari titik A sampai titik E merupakan titik titik
kemungkinan kombinasi antara tenaga kerja L dan modal K dengan biaya yang dikeluarkan
produsen tetap sama yaitu Rp 160 juta.
Pada Kombinasi A, Produsen mengeluarkan biaya sebesar Rp 160 juta untuk penggunaan
40 tenaga kerja L dan 0 modal K. Dengan biaya yang sama Rp 160 juta, produsen dapat
mengurangi tenaga kerja menjadi 30 tenaga kerja dengan menambah modal menjadi 5 modal K
(seperti pada kombinasi titik B).
Kombinasi lainnya yaitu C, D, dan E merupakan alternatif penggunaan tenaga kerja dan
modal yang berbeda dengan biaya yang sama.
Jika dana yang tersedia lebih besar dari Rp 160 juta, maka kurva bergesar ke kanan, dan
jika dana yang tersedia lebih kecil dari Rp 160 juta, maka kurva bergeser ke kiri.

Contoh Soal Pergeseran Kurva Fungsi Isocost


Gunakan data soal di atas untuk soal berikut. Jika dana yang tersedia untuk tenaga kerja dan
modal menjadi Rp 240 juta, buatkan kurva isocost-nya.
Jawab
Diketahui: C = 240 jt
PL = 4 jt
PK = 8 jt
Ditanya : Menentukan Fungsi Isocost
Jawab : C = PL x L + PK x K
240= 4 L + 8 K

Menentukan jumlah tenaga kerja L Fungsi Isocost


4 L = 240 – 8 K
L = (240/4) – (8/4) K
L = 60 – 2 K

Menentukan jumlah modal K Fungsi Isocost


240 = 4 L + 8 K
8 K = 240 – 4 L
K = 240/8 – (4/8) L
K = 30 – (0,5) L
Membuat Kurva Fungsi Isocost

Cara membuat kurva isocost dengan menentukan titik akhir kurva (curve end point) untuk
titik akhir 1 pada K = 0 dan titik akhir 2 pada L = 0

Buat titik 1 dengan K = 0


240 = 4 L + 8 K
240 = 4 L + 8 (0)
L = 60
Jadi Titik akhir 1 adalah (60, 0)

Buat titik 2 dengan L = 0


240 = 4 L + 8 K
240 = 4 (0) + 8 K
K = 30
Jadi titik akhir 2 adalah (0, 30)

Buat kurva garis dengan menghubungkan titik 1 (60, 0) dan titik 2 (0, 30)

Pergeseran Kurva Grafik Fungsi Produksi Dua Input Faktor Variabel Konsep Isocost
Pada gambar dapat diketahui, bahwa jika biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja dan
modal dinaikan menjadi Rp 240 juta, maka kurva grafik fungsi isocost bergesar ke arah kanan,
menjauh dari titik nol. Dengan bergesernya kurva fungsi isocost, maka produsen memiliki
kombinasi tenaga kerja dan modal yang baru yaitu titik titik pada kurva isocost C = Rp 240 jt.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Produksi adalah suatu aktifitas pengolahan input menjadi output yang bermanfaat kepada
para konsumen. Untuk melakukan produksi ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
yaitu faktor Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM)/Tenaga Kerja, Modal dan
Kewirausahaan.
Dalam produksi juga harus diketahui fungsi produksi yaitu hubungan ketergantungan
(fungsional) antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output
yang dihasilkan. Untuk melakukan perhitungan produksi ada dua teori fungsi yang dikenal yaitu
teori fungsi produksi dengan satu input variabel dan teori fungsi produksi dengan dua input
variabel.
Teori fungsi produksi dengan satu input variabel teori dengan mengansumsikan beberapa
input dianggap konstan dalam jangka panjang dan hanya satu faktor produksi yaitu tenaga yang
dapat berubah. Fungsi produksinya dapat ditulis Q = f(L). Didalam teori fungsi produksi satu
input variabel yang perlu diperhatikan yaitu total product, marginal product, average product dan
pembuatan kurva.
Teori fungsi produksi dengan dua input variabel terjadi jika faktor produksi yang dapat
berubah adalah jumlah tenaga kerja dan jumlah modal atau sarana yang digunakan, maka fungsi
produksi dapat ditulis Q = f(L, C). Didalam teori fungsi produksi input dua variabel inilah ada
isoquant dan isocost.

3.2. SARAN
Saran kami sebagai penulis yaitu agar kami bisa kedepannya dalam memperbaiki
makalah kedepannya dan saran bagi pembaca agar terus menambah referensi bacaan agar dapat
terus menambah pengetahuan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Teori Fungsi Produksi Satu Input Variabel, Pengertian Contoh Soal, dari
https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-mikro/teori-fungsi-produksi/
Fungsi Produksi Dua Input Variabel Isoquant Isocost Pengertian Contoh Soal, dari
https://ardra.biz/fungsi-produksi-isoquant-isocost/
Pengertian Teori Produksi, dari https://www.artonang.com/2018/10/pengertian-teori-
produksi.html
TEORI PRODUKSI 1. Pengertian Produksi 2. Jangka Waktu Produksi, dari
https://slideplayer.info/slide/2802943/
Teori Produksi, Fungsi Produksi, Isocost dan Isoquant, dari
https://abstraksiekonomi.blogspot.com/2013/12/teori-produksi-fungsi-produksi-isocost.html
Teori Produksi dan Fungsi Produksi dalam Ekonomi, dari https://portal-ilmu.com/teori-
produksi-dalam-ekonomi/
Faktor-Faktor Produksi dan Fungsi Produksi, dari https://selembar.com/faktor-faktor-produksi-dan-
fungsi-produksi.html
Faktor Produksi, dari https://www.studiobelajar.com/faktor-produksi/

Anda mungkin juga menyukai