Anda di halaman 1dari 1

Perspektif Tentang Gangguan Jiwa

Manusia adalah makhluk yang holistik, yang berarti manusia adalah makhluk yang utuh
atau menyeluruh yang terdiri atas unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Sama seperti
bagaimana kesehatan fisik dianggap sangat penting, kesehatan mental atau jiwa sudah
seharusnya tidak lagi dianggap sebagai hal yang tabu di kalangan masyarakat. Ketika seseorang
sakit secara fisik, orang-orang terdekat dan sekitar ikut bersimpati dan memberi perhatian.
Namun, saat seseorang sakit secara mental, masih sangat banyak yang bersikap seakan-seakan
penyakit yang diderita adalah karena kesalahan si penderita, seperti mengatakan si penderita
hanya sedang mencari perhatian, berlebihan, kurang iman, kurang bersyukur, azab dari Tuhan,
dan sebagainya. Masih sangat banyak juga yang mengaitkan psikologi dengan hal-hal mistis.
Padahal, sebagaimana seseorang bisa menderita flu, diabetes, hipertensi, gangguan jiwa dapat
menimpa siapa saja tanpa diinginkan dan diakibatkan oleh berbagai faktor seperti pengalaman
traumatis, genetik, gangguan hormon dan zat kimia di otak.
Tidak adanya konsep dan pemahaman yang baik mengenai kesehatan jiwa
mengakibatkan munculnya berbagai stigma dan diskriminasi terhadap penderita. Hal ini
mengakibatkan penderita yang seharusnya mendapatkan penanganan yang tepat, justru
merahasiakan kondisinya, menyalahkan diri sendiri, dianggap aib keluarga, dikurung atau
dipasung oleh keluarga yang berujung pada memburuknya kondisi hingga bunuh diri. Selain itu,
masih awamnya individu mengenai kesehatan jiwa, mengakibatkan orang sehat dan orang
beresiko tidak memiliki pengetahuan dan kesadaran diri mengenai pemeliharaan kesehatan jiwa
dan pencegahan gangguan. Anggapan bahwa ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) adalah orang
yang aneh, kacau, sangat berbahaya, menjadikan penderita atau orang yang berisiko namun
terlihat baik-baik saja dalam kehidupan sehari-hari luput dari penanganan.
Tingginya angka bunuh diri dan ODGJ yang tidak mendapat perawatan, maka sudah
seharusnya kesehatan mental tidak hanya menjadi isu di media sosial belaka. Setiap individu dan
seluruh lapisan masyarakat terutama kader-kader kesehatan harus gencar dalam mempromosikan
dan menanamkan pemahaman yang benar mengenai kesehatan jiwa.

Anda mungkin juga menyukai