Anda di halaman 1dari 15

Critical Book Report

Evaluasi Pembelajaran Matematika


Dosen Pengampu: Drs. Yasifati Hia, M. Si

Oleh :

RIBKA SONYA RAJAGUKGUK

4191111028

KELAS : PENDIDIKAN MATEMATIKA DIK A

PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya, makalah ini dapat
terselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M. Si selaku Dosen
Pembimbing mata kuliah Trigonometri yang telah memberikan Penulis waktu dan arahan untuk
bisa menyelesaikan makalah critical book report ini.

Makalah critical book Evaluasi Pembelajaran Matematika ini dapat terlaksana dengan
membandingkan buku yang satu dengan buku yang lainnya yang menjadi critical book ini.
Makalah Evaluasi Pembelajaran Matematika ini masih jauh dari yang diharapkan, baik
pengetikan penataan dan sebagainya.

Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran maupun kritikan yang konstruktif
untuk perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih bagi pembaca yang telah bersedia untuk membaca
makalah ini. Saran dan kritik membangun dengan terbuka penulis terima untuk meningkatkan
kualitas isi dari makalah ini.

Medan, 5 Oktober 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam makalah ini akan membahas tugas critical book report. Tugas critical book
report ini merupakan jenis tugas yang bertujuan untuk meringkas isi buku yang berkaitan
mengenai isi buku secara keseluruhan. Buku yang akan dikritik ini adalah buku diktat yang
berjudul “Trigonometri” yang ditulis oleh Prof. DR. Asmin, M. Pd dan DR. Abil Mansyur, M. Si
dengan buku pembanding yaitu “Aljabar dan Trigonometri” yang ditulis oleh Yosep Dwi
Kristanto dan Eko Budi Santoso agar pembaca mudah untuk memahami dan dapat juga
memberikan saran atas hasil critical book report ini. Sesuai dengan kontrak kuliah teori bilangan
yang telah diberikan oleh dosen, critical book report saya ini akan mengkritik buku yang telah
ditentukan babnya dan telah disajikan pada kontrak kuliah.

Sebelum mengkritik sebuah buku, terlebih dahulu dilakukan pemahaman isi buku
kemudian memulai untuk meringkas lalu mengkritik buku dengan mencari keunggulan dan
kelemahan isi buku. Pada critical book report ini juga terdapat yang dinamakan implikasi yaitu
suatu hasil akhir yang didapat dari keunggulan dan kelemahan buku untuk mengembangkan
pembangunan di Indonesia dan menjadi analisis mahasiswa.

Manfaat dalam melakukan critical book report ini adalah agar mahasiswa memiliki cara
berpikir kritis dan cepat dalam memberikan kritikan terhadap sesuatu yang cocok untuk dikritik.
Selain itu, tugas critical book report ini sangatlah berguna bagi mahasiswa dalam program studi
pendidikan matematika. Karena dengan tugas ini, maka mahasiswa akan lebih banyak
mendapatkan informasi yang lebih dari berbagai sumber tentang teori bilangan tersebut.

Informasi ini sangatlah berguna untuk menambah wawasan mengenai teori bilangan.
Dengan begitu, mahasiswa tidak akan bingung lagi mengenai bagaimana dasar-dasar
pemahaman mengenai teori-teori tentang bilangan.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan buku ini yaitu :
1. Untuk mengkritisi buku evaluasi pembelajaran matematika
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran matematika
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan buku evaluasi pembelajaran matematika

C. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain adalah :
1. Dapat mengkritisi buku evaluasi pembelajaran matematika
2. Dapat memenuhi tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran matematika
3. Dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan buku evaluasi pembelajaran matematika
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perbandingan materi instrumen tes dalam buku Evaluasi Pembelajaran Matematika


karangan Dr.H.Mas’ud Zein, M.Pd. Darto, M.Pd dengan buku Evaluasi Pembelajaran
Karangan Drs. Asrul, M.Si, Rusydi Ananda, M.Pd dan Dra. Rosnita, MA

1. Pada buku I pendahuluan atau ilustrasi awal menjelaskan tentang fungsi dan pentingnya
evaluasi sebagai suatu acuan penilaian indikator kemampuan atau sebuah penilaian
kompetensi seorang siswa. Sedangkan pada buku II pendahuluan atau ilustrasi awal lebih
menjelaskan kearah apaitu pengertian instrument tes secara sederhana. Menurut saya
pendahuluan pada kedua buku ini sudah baik, namun alangkah lebih baik juga jika
pendahuluan pada sebuah buku mencantumkan fungsi dan pengertian sebuah materi
tertentu.
2. Perbandingan penulisan konsep pada kedua buku cukup berbeda. Dimana buku I
menjelaskan instrumen tes terdiri dari 1) Ranah pengukuran 2) Penyusunan kisi-kisi tes.
Sedangkan pada buku II instrument tes dijelaskan memiliki bagian bagian 1) Tes tertulis
2) Tes hasil belajar bentuk objektif 3) Tes tindakan. Namun pada dasarnya , walaupun
penulisan konsep pada kedua buku ini berbeda maknanya tetap sama yakni membahas
tentang instrument tes.
3. Jika dibandingkan dari segi kedalaman konsep, buku I memiliki konsep pembahasan
yang lebih luas dibandingkan dengan buku II. Selain itu buku 1 juga mencantumkan
media berupa tabel yang membantu pengguna buku untuk memahami dan mempelajari
jenis instrument tes yang tertera dalam buku tetrsebut.
4. Pada pendahuluan kedua buku tersebut terdapat pengantar atau penjelasan awal yang
mengacu pada pengertian evaluasi yang memiliki sifat yang sama atau bisa juga
dikatakan sejenis. Pada pendahuluan awal buku tersebut cukup baik karna sudah
memaparkan definisi evaluasi dengan sangat jelas.
5. Kesamaan dari kedua buku , buku ini sama-sama menjelaskan tentang instrument tes.
Yang menjadi perbedaan dari kedua buku tersebut ,kedua buku menjelaskan dengan
konsep yang berbeda. Selain itu pada buku I , penjelasan tentang instrument tes
dilengkapi dengan media tabel dan contoh pembuatan setiap instrumennya. Sedangkan
pada buku ke II memiliki sifat penjelasan yang lebih singkat dan langsung disertai
dengan contoh setiap tersebut.
6. Dari segi kedalaman, buku I lebih baik dari buku II karena buku 1 menjelaskan lebih luas
disetiap penjelasan dan pemberian contohnya, selain itu disertai juga dengan media dan
gambar. Sedangkan buku II hanya memberikan contoh pada setiap tesnya.
7. Dari segi kelengkapan soal , kedua buku ini tidak mencantumkan soal. Ada baiknya
disertai dengan soal sebagai bahan latihan dan penambah pemahaman pada pengguna
buku tersebu
8. Kelebihan dari kedua buku Bahasa serta simbol di buku I dan II ini mudah untuk
dipahami oleh pembaca. Buku I dan II ini sudah menggunakan bahasa yang sangat
mudah untuk dipahami oleh pembaca. Buku I ini sudah cukup bagus karena topik utama
dan sub topik sudah dijelaskan secara berkaitan. Penyusunan materi pada buku I dan II
sangat rapi dan terstruktur dengan baik. Bahasa dan symbol pada buku I dan II tidak
terlalu sulit untuk dipahami dan diterjemahkan. Sedangkan kelemahan kedua buku Dari
segi cakupan isi buku II ini masih belum mencakup secara luas topik utama. Cover pada
buku II ini kurang menarik para pembaca sehingga menimbulkan kesan yang
membosankan untuk para pembaca. Untuk kelayakan penyajian buku II ini tidak
membahas secara detail tentang instrumen evaluasi bentuk tes.

B. Ringkasan Isi Buku

Buku I

BAB 3. PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES

Sistem penilaian berbasis kompetensi adalah uraian keterangan yang teratur sebagai penjelasan
tentang prosedur dan cara menilai pencapaian kompetensi siswa. Instrumen penilaiannya
dikembangkan mengacu pada indikator-indikator pencapaian yang ditetapkan. Penilaian
dilakukan mencakup semua kompetensi dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang
kemajuan yang dicapai dan ketuntasan penguasaan tiap kompetensi dasar dari tiap siswa.
A. Ranah Pengukuran

Ranah pengukuran yang menjadi perhatian dalam kegiatan penilaian ini adalah:

a. Ranah pengukuran kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan intelektual,seperti pengetahuan, pemahaman,


dan keterampilan berfikir.

Mengacu pada taksonomi Bloom, terdiri atas 6 jenjang yaitu :

 Pengetahuan
 Pemahaman
 Aplikasi
 Analisis
 Sintesis
 Evaluasi

Seorang psikolog, mengembangkan taksonomi lain yang terdiri atas urutan kognitif, yaitu fakta,
konsep, prinsip (asas atau kaidah) dan pemecahan masalah.

1. Belajar fakta
Dalam pembelajaran matematika aspek ini biasa dikenal dengan istilah “pengenalan dan
pengingatan pengetahuan siap.” Banyak pengetahuan siap yang harus diingat siswa
antara lain lambang, istilah, semufakatan, hasil pekerjaan matematika yang rutin, dapat
digolongkan fakta.
2. Belajar konsep
Kemampuan seseorang mengembangkan ide abstrak yang memungkinkannya untuk
mengelompokkan/ menggolongkan suatu obyek.
3. Belajar prinsip
Pembelajaran suatu prinsip yang melibatkan penalaran, hendaknya lebih banyak melalui
diskusi terhadap hasil suatu pengamatan, memperhatikan keteraturan (pola), pembuktian
kebenaran dari pernyataan baik melalui pendekatan induktif atau deduktif
4. Belajar pemahaman masalah
Pemecahan masalah merupakan penyelesaian untuk menjembatani jurang “apa yang
diketahui dengan apa yang dipertanyakan”. Pembelajaran pemecahan masalah lebih
mengarah ke pembentukan kreativitas siswa. Untuk menyelesaikan masalah, jelas siswa
harus menguasai konsepkonsep, prinsip-prinsip yang terlibat dalam masalah ini

b. Ranah afektif

Bidang afektif berhubungan dengan sikap, minat, perhatian, apresiasi, dan cara menyesuaikan
diri.

Krathwohl dkk. (Kemp, 1985) menyusun ranah afektif dalam 5 jenjang, yaitu:

 Menerima
 Menanggapi
 Menilai
 Menyusun
 Pembentukan sifat melalui nilai

c. Ranah psikomotorik

Bidang psikomotorik berhubungan dengan gerak laku, seperti menulis cepat, mengetik,
berenang, menggunakan alat, dan lain-lain.

Klasifikasi ranah ini yang paling mudah dimengerti adalah sebagaimana taksonomi yang
dikembangkan oleh Harrour (Kemp, 1985) dengan 5 jenjang sebagai berikut:

 Gerakan refleks
 Gerakan pokok mendasar
 Kemampuan meghayati
 Kemampuan jasmani
 Gerakam menunjukkan keterampilan

B. Penyusunan Kisi-kisi tes


Kisi-kisi adalah suatu format/matriks yang memuat kriteria tentang butir-butir soal yang akan
ditulis. Kisi-kisi digunakan sebagai desain atau rancangan penulisan soal yang harus diikuti oleh
penulis soal. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah agar perangkat tes yang akan disusun tidak
menyimpang dari bahan/ materi serta aspek tes yang akan diukur dalam tes tersebut, atau dengan
kata lain bertujuan untuk menjamin validitas isi dan relevansinya dengan kemampuan siswa. Kisi
tes bentuk obyektif maupun uraian yang baik akan memenuhi beberapa hal/ persyaratan sebagai
berikut:

1. Dapat mewakili isi kurikulum secara tepat

2. Memiliki sejumlah komponen yang jelas sehingga mudah difahami

Komponen-komponen yang dimaksud adalah:

 Standar kompetensi
 Kompetensi dasar
 Uraian materi
 Bahan kelas
 Indikator
 Bobot soal

Dalam penulisan kisi soal ada kriteria komptetensi yang harus diperhatikan, yaitu :

 Urgensi
 Kontinuitan
 Relevansi
 Keterpakaian

Buku II

BAB 3. INSTRUMEN EVALUASI BENTUK TES

Instrumen Evaluasi pembelajaran jenis tes adalah teknik yang paling umum digunakan dalam
kegiatan pengukuran. Meskipun teknik ini tidak selalu yang terbaik dan tepat untuk beberapa
tujuan. Jenisnya juga bermacam-macam.
A. Tes tertulis bentuk uraian ( Essay)
B. Tes bentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban uraian, baik
uraian secara bebas maupun uraian secara terbatas. Tes bentuk uraian ini, khususnya
bentuk uraian bebas menuntut kemampuan murid untuk mengorganisasikan dan
merumuskan jawaban dengan menggunakan kata-kata sendiri serta dapat mengukur
kecakapan murid untuk berfikir tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk
pertanyaan yang menuntut:
 Memecahkan masalah
 Menganalisa masalah
 Membandingkan
 Menyatakan hubungan
 Menarik kesimpulan

Dilihat dari keluasan materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini dapat dibagi menjadi
dua bentuk, yaitu:

 Tes uraian dalam bentuk bebas atau terbuka


 Tes uraian dalam bentuk uraian terbatas

tes uraian juga memiliki beberapa kebaikan dan kekurangan.

Kebaikan tes uraian adalah :

 Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.
 Si penjawab mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan isi hati dan buah
pikirannya
 Melatih mengeluarkan pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa yang teratur
 Lebih ekonomis, hemat karena tidak memerlukan kertas terlalu banyak dalam membuat
soal tes

Kekurangan tes uraian adalah :

 Tidak atau kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang luas atau banyak
sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang sebenarnya
 Kemungkinan jawaban dan keterangan sifatnya menyulitkan penjelasan pengetesan dan
mensekornya
 Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya jawaban yang sama mudah menimbulkan
evaluasi dan penskoran yang kurang

C. Tes hasil belajar bentuk objektif

Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam terhadap semua murid
yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short
answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat
dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa kemungkinan
jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing items atau dengan jalan menuliskan
jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat-tempat yang disediakan
untuk masing-masing butir yang bersangkutan.

Terdapat beberapa jenis tes bentuk objektif, misalnya:

1. Melengkapi (completeion test)

Completion test adalah dikenal dengan istilah melengkapi atau menyempurnakan. Salah satu
jenis objektif yang hampir mirip sekali dengan tes objektif fill in. Letak perbedaannya ialah pada
tes objektif bentuk fill in bahan yang dites itu merupakan satu kesatuan. Sedangkan pada tes
objektif bentuk completion tidak harus demikian.

2. Tes objektif bentuk multifle choice test ( Pilihan Berganda )

Test multifle chois, tes pilihan ganda merupakan tes objektif dimana masing-masing tes
disediakan lebih dari kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang
benar atau yang paling benar.

3. Tes objektif bentuk matching (menjodohkan )

Test bentuk ini sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes mencari pandangan, tes
menyesuaikan, tes mencocokkan.

4. Tes objektf bentuk fill in ( isian )


Test objektif bentuk fill in ini biasanya berbentuk cerita atau karangan.

5. Tes objektif bentuk True False ( benar salah )

Test ini juga sering dikenal dengan tes objektif bentuk “Ya-Tidak” tes objektif bentuk true false
adalah salah satu bentuk tes, dimana ada yang benar dan ada yang salah.

D. Tes tindakan ( performance test )

Tes tindakan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan,
atau perbuatan di bawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan
membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang dihasilkannya atau ditampikannya.
Peserta didik bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan.

Sebagaimana jenis tes yang lain, tes tindakan pun mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan tes tindakan adalah:

a. satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar
dalam bidang keterampilan, seperti keterampilan membaca al-Qur’an berdasarkan
ilmu tajwid.
b. sangat baik digunakan untuk mencocokkan kesesuaian antara pengetahuan teori
dengan keterampilan praktik, sehingga hasil penilaian menjadi lengkap.
c. dalam pelaksanaannya tidak memungkinkan peserta didik untuk saling
menyontek.
d. guru dapat lebih mengenal karakteristik masing-masing peserta didik sebagai
dasar tindak lanjut hasil penilaian, seperti penbelajaran remedial.

Adapun kelemahan/kekurangan tes tindakan adalah:

a. memakan waktu yang lama


b. dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar
c. cepat membosankan
d. jika tes tindakan sudah menjadi sesuatu yang rutin, maka ia tidak mempunyai arti
apa-apa lagi
e. memerlukan syarat-syarat pendukung yang lengkap, baik waktu
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari segi pemahaman, buku 1 lebih mudah dipahami karena memberikan penjelasan yang
lebih lengkap dan lebih luas. Selain itu buku satu juga disertai dengan media tabel yang
membantu pengguna buku tersebut belajar tentang pembuatan instrument tes dan contoh contoh
dari instrument tes tersebut. Berbeda dengan buku kedua yang membahas tentang instrument tes
secara singkat dan lebih sempit dan hanya menyertakan contoh setiap jenis instrument tes yang
dijelaskan pada buku tersebut. Kedua buku ini sudah menggunakan bahasa yang mudah
dipahami dan penyusunan materi yang cukup baik

B. Saran

Setiap buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masinmg-masing. Ada baiknya
ketika ketika kita menggunakan buku dengan materi yang sama namun dijelaskan dengan konsep
yang berbeda itu akan menjadi penambah referensi kita dalam belajar suatu materi pembelajara.
LAMPIRAN

A. Foto Copy Sampul


B. Daftar Isi
C. Materi pokok bahasan

Anda mungkin juga menyukai