Asuhan Kebidanan Pranikah Pada Nn. L Usia 20 Tahun Di Desa Cilayung
Asuhan Kebidanan Pranikah Pada Nn. L Usia 20 Tahun Di Desa Cilayung
Asuhan Kebidanan Pranikah Pada Nn. L Usia 20 Tahun Di Desa Cilayung
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Kegiatan Internship I
Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
HILDA ISLAMIATI
NPM: 130104140029
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM DIPLOMA IV KEBIDANAN
SUMEDANG
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan Pranikah pada Nn. L usia 20 tahun di Desa
Cilayung ” dengan lancar dan tepat waktu.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan terbatasnya referensi yang saya
dapatkan. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan
maupun kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Saya akan menerima
dengan senang hati masukan-masukan, kritik serta saran yang membangun untuk
penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULAN.....................................................................................1
1.1..............................................................................................Latar Belakang
....................................................................................................................1
1.2...........................................................................................................Tujuan
....................................................................................................................1
1.2.1. Tujuan Umum...................................................................................1
2.2.2. Tujuan Khusus..................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................3
2.1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014
Tentang kesehatan Reproduksi........................................................................3
2.2 Pendidikan Kesehatan dan Konseling.......................................................4
2.2.1 Pendidikan Kesehatan......................................................................4
2.2.2 Konseling............................................................................................5
2.3 Promosi Kesehatan Pranikah .................................................................6
2.4 Tes Kesehatan bagi Pasangan yang akan Menikah...................................8
2.4.1 Program Pre-Marital Screening..........................................................8
2.4.2 Upaya-Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasangan Pranikah............16
BAB III TINJAUAN KASUS.........................................................................20
3.1 Pengkajian pertama ................................................................................20
3.2 Pengkajian kedua....................................................................................23
3.3 Pengkajian ketiga....................................................................................25
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................29
BAB V PENUTUP...........................................................................................31
5.1 Kesimpulan.............................................................................................31
5.2 Saran.......................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................iii
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari studi kasus ini adalah untuk memahami dan
memperoleh gambaran dalam melakukan asuhan kebidanan pranikah
secara komprehensif pada Nn.L.
1
2
a. pemeriksaan fisik;
b. imunisasi; dan
c. konsultasi kesehatan.
3) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil berupa pemeriksaan fisik dan
imunisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan.
4) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil berupa konsultasi kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan sesuai kompetensi dan kewenangannya dan/atau tenaga
nonkesehatan terlatih.
3
4
2.2.2 Konseling
Konseling adalah suatu hubungan professional antara seorang konselor
terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya dilakukan orang per orang.
Hubungan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas
pandangan hidupnya, belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui
pilihan – pilihan yang bermakna dan penyelesaian masalah emosional atau antar
pribadi (Yulifah, 2009: 82).
Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik bertujuan
untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang
dihadapi dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk mengatasi masalah tersebut
(Saifuddin, 2001: 39).
Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien (Saraswati,
2002: 15).
Tujuan Konseling
Tujuan konseling dimaksudkan sebagai pemberian layanan untuk
membantu masalah klien, karena masalah klien yang benar – benar telah terjadi
akan merugikan diri sendiri dan orang lain, sehingga harus segera dicegah dan
jangan sampai timbul masalah baru (Yulifah, 2009: 84).
Tahapan Konseling
Lima langkah/tahapan dalam konseling adalah sebagai berikut (YPKP,
Depkes RI & IBI, 2006).
6
Jika bayi mempunyai rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika
bayi memiliki rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan
berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin yang
memiliki rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus
dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah
jika perempuan memiliki rhesus positif dan lelaki rhesus negatif.
4. Urinalisis lengkap
1. Thalasemia
Jika diasumsikan terdapat 5% saja carrier dan angka kelahiran 23 per mil
dari total populasi 240 juta jiwa di Indonesia, maka diperkirakan terdapat 3.000
bayi penderita thalassemia setiap tahunnya. Saat ini paling tidak tercatat 5.000
pasien thalasemia di Indonesia dan diperkirakan angka ini jauh lebih rendah
dibandingkan dengan jumlah penderita thalasemia di Indonesia yang tidak terdata.
yang dibawa kedua orang tua. Penyakit ini membuat seseorang menjadi
tergantung pada transfusi darah dan kesempatan hidupnya terbatas. Di sisi lain,
talasemia minor tidak menyebabkan gejala berat dan penderitanya dapat hidup
normal, tapi ia tetap membawa “sifat” penyakit talasemia dalam tubuhnya. Jika
kedua orang tua mengidap talasemia minor, 25 % kemungkinan anaknya akan
mengidap talasemia mayor, 50 % akan mengidap talasemia minor, dan 25 % akan
normal.
2. Hemofilia
Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan
penyakit kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan
anemia. Secara statistik penyakit ini lebih banyak ditemukan pada ras Afrika,
Timur Tengah dan beberapa kasus di Asia, terutama India.
Menurut data WHO, saat ini terdapat 4,1 juta jiwa di dunia yang terinfeksi
HIV, dimana 95% diantaranya berada di negara berkembang seperti sub-sahara
Afrika dan Asia Tenggara. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, pada
tahun 2012 ditemukan 21.511 penderita HIV, dan jumlah ini jauh lebih banyak
dibanding tahun sebelumnya. Untuk penderita Hepatitis B saat ini diperkirakan
sebanyak 1,8 milyar manusia di dunia, dengan 350 juta jiwa sudah mengalami
infeksi kronis; dan diperkirakan 170 juta jiwa di dunia terinfeksi virus Hepatitis C.
Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit yang bisa
menyebabkan gangguan pada kesuburan laki-laki maupun perempuan. Tubuh
yang terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan cacat atau gangguan janin dalam
kandungan. Infeksi TORCH saat kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi
lahir prematur, atau bahkan kelainan bawaan pada bayi.
1. Untuk perempuan
2. Untuk laki-laki
Kelima, pemeriksaan tambahan
1. Alergi
Salah satu yang sering terlewatkan adalah alergi. Alergi adalah sistem
kekebalan tubuh yang bereaksi di luar normal terhadap beberapa substansi
(alergen) yang tidak berbahaya bagi sebagian besar manusia. Kecenderungan
seseorang memiliki alergi adalah karena faktor keturunan, walaupun tidak
selalu orang tua yang memiliki bakat alergi akan menurunkannya kepada
anak-anaknya. Penting untuk membuat daftar hal-hal yang memicu alergi dari
kedua pasangan terutama bila pasangan ada yang pernah mengalami reaksi
anafilaksis yang dapat menyebabkan kematian.
2. Vaksinasi Dewasa
1. Pemeriksaan periodontal
4. Pap smear
Masalah bisa bertambah parah saat seorang ibu menyusui. Jika ia tidak
mendapatkan kalsium yang cukup, maka tubuh akan mengambilnya dari
tulang dan diberikan pada bayi. Karenanya penting untuk mengetahui apakah
kepadatan mineral tulangnya masih baik atau sudah berkurang.
A. Upaya promotif
1. Penyuluhan tentang gizi pada pranikah
2. Sex Education
B. Upaya Preventif
1. Pemeriksaan papsmear
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
seseorang itu terjangkit kanker serviks. Dapat disarankan pada
pasangan melakukan pemeriksaan ke laboratorium atau ke rumah sakit.
2. Pemeriksaan Hematologi
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidak nya
seseorang menderita kelainan darah. Seperti terjangkit HIV, TB, virus
rubella ,virus toxoplasma dan sebagainya. Pemeriksaan ini sebaiknya
dilakukakan 6 bulan sebelum pernikahan karna dalam jarak waktu
yang cukup akan keluar hasil pemeriksaan dan jika ada kelainan dapat
dilakukan penanggulangan permasalahannya.
C. Upaya kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan menikah
dengan memberikan pengobatan secara intensif. Menyakinkan pada pasangan
kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan
menjalani hidup sebagai seorang istri Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah
untuk memperbaiki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya
infertilitas.
D. Upaya Rehabilitatif
I. DATA SUBJEKTIF
IDENTITAS KLIEN
BIODATA ISTRI / KLIEN
NAMA Nn. Lilis
UMUR 20 tahun
SUKU Sunda
AGAMA Islam
PENDIDIKAN TERAKHIR SMP
GOLONGAN DARAH -
PEKERJAAN Pegawai Swasta
ALAMAT LENGKAP Dusun bojong 02/06 Desa
Cilayung
STATUS PERNIKAHAN Belum Menikah
ANAMNESA
Keluhan : Klien mengatakan tidak ada keluhan.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28-35 hari
Lama menstruasi: 4 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut
Dismenorea : tidak
Riwayat kesehatan termasuk riwayat ginekologi:
20
21
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 60 kg
Tinggi Badan : 152 cm, IMT: 26,8 (overweight)
Tanda-tanda vital : TD : 100/60 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR : 17x/menit
Suhu: 35,6ºC
Mata : Konjungtiva: Merah Muda
Sklera : Putih
Wajah : Tidak ada oedema
Mamae : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Inspeksi: Tidak ada bekas operasi
22
PLANNING
1. Memberitahu klien mengenai hasil pemeriksaaan. Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Memberitahu klien mengenai pola nutrisi yang baik . Klien mengerti.
3. Memberitahu klien mengenai personal hygine yang baik. Klien mengerti
4. Memberitahu klien agar tidak menggunakan celana jeans yang ketat agar
daerah kewanitaan baik dan tidak lembab. Klien mengerti.
5. Memberitahu klien kunjungan ulang pemeriksaan, disesuaikan dengan waktu
yang klien bisa.
6. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.
I. DATA SUBJEKTIF
ANAMNESA
Keluhan : Klien mengatakan tidak ada keluhan.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28-35 hari
Lama menstruasi: 4 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut
Dismenorea : tidak
Riwayat kesehatan termasuk riwayat ginekologi:
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
Riwayat kesehatan keluarga:
Ibu mengatakan dari keluarga memiliki penyakit keturunan darah tinggi.
Pola Sehari-hari (Nutrisi, Istirahat/tidur, eliminasi, pola hidup):
-Nutrisi : Makan: 2x/hari
Minum: 5-6 gelas/hari
-Istirahat : 8 jam/hari (tidur malam)
-Eliminasi : BAB: 1x/hari
-BAK: 4-5x/hari
-Pola Hidup : -Ibu mendapatkan nutrisi dengan baik
-Ibu menjaga kebersihan diri dengan mandi 2x/hari, keramas 2 hari
sekali
-Ibu tidak pernah merokok, minum alcohol, dan tidak berada pada
lingkungan perokok.
24
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 60 kg
Tinggi Badan : 152 cm, IMT: 26
Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg
Nadi: 84x/menit
RR : 18x/menit
Suhu: 36 ºC
Mata : Konjungtiva: Merah Muda
Sklera : Putih
Wajah : Tidak ada oedema
Mamae : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Inspeksi: Tidak ada bekas operasi
Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada nyeri
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan, kuku jari kaki tidak pucat, refleks
patella +/+
Genitalia Luar : Tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia Dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
PLANNING
1. Memberitahu klien mengenai hasil pemeriksaaan. Klien mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu mengenai pola nutrisi yang baik. Klien mengerti
3. Memberitahu klien cara mengurangi sakit saat menstruasi (pain relief). Klien
mengerti.
4. Memberitahu klien kunjungan ulang pemeriksaan, disesuaikan dengan waktu
yang klien bisa.
5. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.
DATA SUBJEKTIF
ANAMNESA
Keluhan : Klien mengatakan tidak ada keluhan.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28-35 hari
Lama menstruasi: 4 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut
Dismenorea : tidak
Riwayat kesehatan termasuk riwayat ginekologi:
26
DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 62 kg
Tinggi Badan : 152 cm, IMT: 26,8 (over weight )
Tanda-tanda vital : TD : 110/60 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR : 17x/menit
Suhu: 36,1ºC
Mata : Konjungtiva: Merah Muda
Sklera : Putih
Wajah : Tidak ada oedema
Mamae : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Inspeksi: Tidak ada bekas operasi
27
PLANNING
1. Memberitahu klien mengenai hasil pemeriksaaan. Klien mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Memberikan penyuluhan mengenai SADARI. Klien mengerti
3. Memberitahu klien cara melakukan diet yang baik dan benar. Klien mengerti.
4. Memberitahu mengenai pendidikan kesehatan reproduksi. Klien mengerti.
5. Memberitahu klien cara mengatasi kram pada kaki. Klien mengerti.
6. Memberitahu klien kunjungan ulang pemeriksaan, yaitu 2 minggu lagi. Klien
mengetahui jadwal kunjungan ulang.
7. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.
28
BAB IV
PEMBAHASAN
29
30
payudara sendiri) ini penting untuk mendeteksi adanya kanker payudara, karena
biasanya kanker payudara tidak meniimbulkan gejala, jadi bila ada benjolan yang
mengarah pada cirri-ciri kanker bisa langsung ke pelayanan kesehatan. Selain itu
juga, klien diberikan konseling apabila akan menikah sebaiknya dilakukan
pemeriksaan pasangan sebelum pranikah, agar bila terdapat masalah kesehatan bisa
langsung ditangani.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kesehatan pasangan pra nikah penting sekali untuk mendukung tercapainya
pernikahan yang langgeng sampai hari tua. Pernikahan yang bisa saling mengisi dan
beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan bijaksana dan dewasa.
Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan
pernikahan.
Pre-Marital Screening atau Pre-Marital Check Up terdiri atas beberapa
kelompok tes yang dirancang untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan saat
ini atau masalah kesehatan yang akan muncul di kemudian hari saat pasangan hamil
dan memiliki anak.
5.2 Saran
Tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan serta konseling upaya
kesehatan bagi pasangan pranikah agar lebih mengerti kesehatan, dan bila ada
masalah kesehatan bisa dapat teratasi.
31
DAFTAR PUSTAKA
iii