INSTRUMEN ANALISIS
Disusun Oleh :
Alvina Utami Putri
(1904034039)
Tujuan : Mahasiswa mengetahui prosedur menentukan kehamilan dengan baik dan benar.
Metode : metode aglutinasi (direct atau indirect) dan metode strip test
Prinsip :
1. Agnitulasi Direct : HCG yang terdapat dalam urine berekasi dengan anti HCG antibodi.
(monoclonal) yang terikat pada partikel reaksi ditunjukan dengan adanya aglutinasi pada
partikel latex. Reagensia : Latex reagent
2. Aglutinasi Indirect : Reagensia nya adalah urine dicampur dengan anti HCG kemudian
ditambahkan HCG yang diletakkan pada partikel latex.
Bila urine tidak mengandung HCG maka pada waktu penambahan anti HCG yang diletakkan
pada partikel latex tak akan terjadi aglutinasi.
Bila urine mengandung HCG maka pada penambahan anti HCG yang diletakkan pada
partikel latex akan terbentuk aglutinasi.
Cara Kerja :
Interpretasi Hasil
1. Positif → tidak terjadi aglutinasi → hamil
2. Negatif → terjadi aglutinasi → tidak hamil
Cara Pemeriksaan
1. Keluarkan kit test dari foil pembungkus letakkan pada permukaan yang datar dan
kering.
2. Pegang atau tahan urine diatas kit tes teteskan 3-4 tetes urine kedalam lubang sample
3. Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis berwarna ungu yang
bergerak menuju jendela hasil yang berda dipusat kit tes.
4. Baca/intetpretasikan hasil dalam waktu 10 menit.
Interpretasi Hasil :
C - (negative/tidak
hamil)
B + (positif/hamil)
A - (negative/tidak
hamil)
Pembahasan :
Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba falopi, telur yang
telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada dindingnya. Sejak saat itulah
plasenta mulai berkembang dan memproduksi HCG yang dapat ditemukan dalam darah serta
air seni. Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama
keterlambatan haid, kira-kira hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding rahim. Kadar
hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhitung sejak hari terakhir
menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon HCG sebanyak
dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan
pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara
perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan. Tetapi ada
kalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau
keguguran.
Kadar HCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada kehamilan kembar dan kasus
hamil anggur (mola). Sementara pada perempuan yang tidak hamil dan juga laki-laki, kadar
HCG di atas normal bisa mengindikasikan adanya tumor pada alat reproduksi. Tak hanya itu,
kadar HCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun patut diwaspadai, karena dapat berarti
kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik) atau kematian janin yang biasa disebut aborsi
spontan.
Perkiraan Kadar HCG dalam Darah kehamilan trimester kedua
Pembentukan HCG maksimal pada 60---90 hari, kemudian turun ke kadar rendah yang
menetap selama kehamilan. Kadar hcG yang terus menerus rendah berkaitan dengan
gangguan perkembangan plasenta atau kehamilan. Kadar HCG memiliki struktur yang sangat
mirip dengan yang bekerja pada reseptor LH sehingga usia korpus luteum memanjang.
HCG di produksi oleh sel lapisan luar blastokista.sel in berdiperensiasi menjadi sel
trofoblash, sinsitiotrofoblash,yang berkembang dari trofoblash,terus menghasilkan hcg
disekresikan dapat dideteksi disekresi vagina sebelum inflantasi. biasanya hcg dapat dideteksi
didarah ibu 810minggu. Di urin saat ini dapat di ukur dalam dua minggu stelah pembuahan.
- HCG merupakan glikoprotein dengan berat molekul 39.000 dan memiliki struktur dan
fungsi yang sama dengan LH yang disekresi oleh kelenjer hipofisis.
- HCG juga menyebabkan sekresi hormone seks, progesterone, dan estrogen dalam
jumlah besar oleh corpus luteum untuk beberapa bulan kedepan.
- HCG juga mempengaruhi testis janin dengan merangsang sel-sel interstisial leyding
untuk menghasilkan testosterone dalam jumlah sedikit.
Sekresi estrogen oleh plasenta
Daftar pustaka :
Effendi hasjim. DR, et all. 1991. Fisiologi dan Pathofisiologi Ginjal. Alumni, Bandung.
Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
(diterjemahkan oleh B. Srigandono & Koen Praseno).
Hardjoeno dkk, interpretasi hasil tes laboratorium diagnostik, Hasanuddin university press
(LEPHAS) , Makassar , 2006 , hal 472, 473, 474, 476,477