Anda di halaman 1dari 27

SEMESTER 1

PEDOMAN PEMBELAJARAN
DAN SMALL GROUP
DISCUSSION
BUKU MAHASISWA DARING 1

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Alamat: Jl. Fauna No. 2, Karangmalang, Yogyakarta 55281, Indonesia
Telp. 0274-560862, Fax. 0274-560861
e-mail: fkh@ugm.ac.id
Pedoman Pembelajaran dan Small Group Discussion Semester 1
Edisi Kedelapan
2020

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada


Dicetak di Yogyakarta
Didisain oleh: Tim SGD
Buku SGD untuk Mahasiswa

Semester 1

Skenario 1
Integrasi dan Sinergi Mata Kuliah:

⚫ Ilmu Peternakan Umum dan Kewirausahaan


⚫ Kesejahteraan Hewan dan Etika Veteriner
⚫ Agama
⚫ Osteologi, Artrologi, Miologi dan Splanknologi
⚫ Biokimia Veteriner I
⚫ Biostatistika
Edisi ke Delapan
Tahun 2020

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Alamat: Jl. Fauna No. 2, Karangmalang, Yogyakarta 55281, Indonesia
Telp. 0274-560862, Fax. 0274-560861
e-mail: fkh@ugm.ac.id
i
TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab drh. Agung Budiyanto, MP., Ph.D.


Dr. drh. Tri Wahyu Pangestiningsih, MP.
Dr. drh. Yatri Drastini, M.Sc.

Ketua Prof. Dr. drh. Rini Widayanti, MP.


Sekretaris drh. Dyah Ayu Widiasih, Ph.D.

Anggota • drh. Dwi Liliek Kusindarta, MP., Ph.D


• Dr. drh. Irkham Widiyono
• Dr. drh. Doddi Yudhabuntara
• Prof. Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si.
• drh. Heru Susetya, MP., Ph.D.

Pelaksana Teknis • Heru Dwiatma. S.Pt., M.Si.


• R. Muh Arif Masruri

ii
KATA PENGANTAR

Tujuan pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan UGM yang


telah ditetapkan dalam Renstra FKH UGM 2017-2021 adalah
menghasilkan lulusan yang cakap, unggul dan mempunyai
kemampuan sebagai “five stars veterinarian” (penyedia layanan,
pembuat keputusan, manejer, komunikator, pemimpin masyarakat)
yang mampu bersaing ditingkat internasional. Untuk itu
diperlukan kurikulum Pendidikan Tinggi yang senantiasa
disesuaikan dan diselaraskan dengan kebutuhan dan
perkembangan yang ada, dikaji secara periodik minimal 5 (lima)
tahun sekali agar sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat pengguna lulusan Pendidikan Tinggi. Fakultas
Kedokteran Hewan UGM selanjutnya mengembangkan kurikulum
baru dengan basis kompetensi dengan SK Rektor Nomor:
484/SK/HT/2013 tertanggal 24 Juli 2013, efektif mulai berlaku
sejak tahun akademik 2013/2014.

Kompetensi utama lulusan Program Studi FKH UGM yang


dikembangkan dalam kurikulum tersebut disesuaikan dengan
kesepakatan bersama dalam Ketetapan Majelis Pendidikan Profesi
Kedokteran Hewan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia
(9 kompetensi), ditambah dengan 9 kompetensi penunjang yang
merupakan pengembangan dan penciri kompetensi Fakultas
Kedokteran Hewan UGM.

Metode pembelajaran yang diterapkan adalah Student


Teacher Aesthetic Role-sharing (STAR) atau Student Centered
Learning plus (SCL+) yaitu memadukan secara proporsional
antara Teacher Centered Learning (TCL) dan Student Centered
Learning (SCL) sesuai learning outcome yang akan dicapai dalam
pembelajaran. Prinsip STAR adalah adanya hubungan yang serasi
dan harmonis antara dosen dengan mahasiswa, peningkatan mitra

iii
pembelajaran timbal-balik antara mahasiswa dan dosen, sehingga
tercipta Patrap Triloka ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun
karsa, tut wuri handayani, sudah sewajarnya dosen di depan
menjadi contoh bagi mahasiswa, di tengah memotivasi, dibelakang
memberi dukungan dengan kewibawaan dosen agar peserta didik
berkembang. Hubungan serasi antara dosen dengan mahasiswa
diciptakan sejak awal perkuliahan melalui interaksi di kelas dan
lebih fokus melalui tutorial dalam Small Group Discussion (SGD),
dan ditambah dengan adanya bimbingan kepada mahasiswa untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat (long life learner).

Metode penyampaian perkuliahan di kelas dilakukan dengan


metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning), dosen
menyampaikan materi dan diskusi, menyampaikan apa yang akan
dipelajari dan mengapa perlu dipelajari oleh mahasiswa.
Koordinator Matakuliah (MK) pada kuliah perdana
menyampaikan kontrak pembelajaran kepada para mahasiswa, isi
kontrak pembelajaran sesuai Rencana Program Kegiatan
Pembelajaran Semester (RPKPS) yang telah disusun oleh tim
dosen, memperkenalkan semua dosen pengampu beserta
kepakaran masing-masing dengan tujuan agar mahasiswa
mengenal dosen dan keahliannya sejak dari awal perkuliahan,
sehingga diharapkan dosen dapat menjadi teladan untuk dicontoh
mahasiswa. Setelah perkuliahan di kelas dilaksanakan diikuti pula
dengan kegiatan tutorial pada kelas-kelas kecil melalui SGD untuk
penerapan SCL. Metode penyampaian dalam SGD pada semester
awal dilakukan dengan metode pembelajaran kolaboratif
(collaborative learning), sedangkan untuk semester berikutnya
dapat dilakukan dengan cara competitive learning, case-based
learning, research-based learning, problem-based learning,
project based learning dan lain-lain cara yang digunakan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.

iv
Buku pedoman pembelajaran dan SGD ini dipakai untuk
dosen/fasilitator dalam memberikan materi kuliah dan dalam
memandu mahasiswa dalam menjalankan proses SGD. Semoga
output yang dihasilkan dalam proses pembelajaran dan pendidikan
di Fakultas Kedokteran Hewan UGM mampu mengedepankan
kemampuan intelektualitas untuk mengasah hard skills dan
peningkatan soft skills yang dilandasi moral dan etika veteriner,
dapat menghantarkan mahasiswa untuk mencapai kompetensi
yang telah ditetapkan.

Oktober, 2020
Dekan

v
PENDAHULUAN

Small Group Discussion dilakukan melalui diskusi dalam


kelas-kelas kecil untuk membahas tugas-tugas yang ada dalam
skenario yang dirancang agar mahasiswa mampu memahami
secara lebih bermakna, lebih tajam, tidak hanya dalam bentuk
teori tapi lebih realistis dalam bentuk skenario melalui sinergi dan
integrasi MK Osteologi, Artrologi, Miologi dan Splanknologi,
Ilmu Peternakan Umum dan Kewirausahaan, Biokimia Veteriner I,
Agama, Kesejahteraan Hewan dan Etika Veteriner, dan
Biostatistika. Diskusi secara integral dari berbagai MK bertujuan
untuk mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran
kurikulum Fakultas Kedokteran Hewan.

vi
DAFTAR ISI

hal
KATA PENGANTAR…...............................................................iii
PENDAHULUAN.........................................................................vi
DAFTAR ISI................................................................................viii
TUJUAN PEMBELAJARAN........................................................1
SKEMA PEMBELAJARAN..........................................................2
AKTIVITAS PEMBELAJARAN..................................................3
RUBRIK PENILAIAN SGD…......................................................9
BLUE PRINT PENILAIAN..........................................................12
REFERENSI….............................................................................13
Skenario 1.....................................................................................15
Pedet dan Induk Sapi Perah Yang Sejahtera…........................15

vii
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Instruksional Umum


Mahasiswa mampu memahami MK yang dipelajari melalui
implementasi integrasi dan sinergi antar MK untuk saling
melengkapi/ meningkatkan/ mempertajam dan berbagi konsep
keilmuan, keterampilan dan perilaku.

Tujuan Instruksional Khusus


Mahasiswa mampu memahami secara lebih bermakna MK
Osteologi, Artrologi, Miologi dan Splanknologi, Ilmu Peternakan
Umum dan Kewirausahaan, Biokimia Veteriner I, Agama,
Kesejahteraan Hewan dan Etika Veteriner, dan Biostatistika yang
saling disinergikan dan diintegrasikan dalam suatu skenario untuk
diskusi.

1
SKEMA PEMBELAJARAN

SGD
Semester I

Osteologi, Kesejahteraan Ilmu


Artrologi, Biokimia Agama Hewan dan Etika Peternakan
Miologi dan Veteriner I Veteriner Umum dan Biostatistika
Splanknologi Kewirausahaa
n

Sinergi dan integrasi antar mata kuliah untuk membangun pemahaman secara
lebih dalam dan komprehensif untuk mencapai kompetensi

Skenario 1:
memahami good farming practices ternak sapi perah, penerapan prinsip
kesrawan, landasan norma agama, pemahaman osteologi, miologi,
karbohidrat, biostatistika dalam konteks terpadu dan holistic
memahami good farming practices ternak kuda, penerapan prinsip
kesrawan, landasan norma agama, pemahaman osteologi, artrologi,
miologi, lipida dalam konteks terpadu dan holistik

2
AKTIVITAS PEMBELAJARAN

TUJUAN
Rangkaian aktivitas pembelajaran berikut PEMBELAJARAN
ini disiapkan untuk
mengarahkan mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran:

1. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan melalui STAR, dengan
cara memadukan secara proporsional antara TCL dan SCL
sesuai learning outcome yang akan dicapai.
Prinsip STAR adalah ada hubungan yang serasi dan harmonis
antara dosen dengan mahasiswa, peningkatan mitra
pembelajaran timbal-balik antara mahasiswa dan dosen,
tercipta Patrap Triloka ing ngarsa sung tulada, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani. Dosen sewajarnya di
depan harus menjadi contoh baik bagi mahasiswa, di tengah
memotivasi, di belakang memberi dukungan dengan
kewibawaan agar peserta didik berkembang. Hubungan serasi
antara dosen dengan mahasiswa diciptakan sejak awal
perkuliahan melalui interaksi di kelas dan lebih fokus melalui
kegiatan diskusi dalam SGD, serta membimbing mahasiswa
menjadi pembelajar sepanjang hayat (long life learner).

2. Kuliah
Metode perkuliahan dilakukan dengan cara dosen
mempresentasikan materi dan diskusi apa dan mengapa harus
dipelajari oleh mahasiswa. Pada kuliah perdana, Koordinator
MK menyampaikan kontrak pembelajaran kepada para
mahasiswa sesuai RPKPS yang telah disusun oleh tim dosen,
memperkenalkan semua dosen pengampu beserta kepakaran
masing-masing dengan tujuan agar mahasiswa mengenal dosen
dan keahliannya sejak awal perkuliahan, sehingga diharapkan
3
dosen dapat menjadi teladan untuk dicontoh mahasiswa.
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester dan bahan
ajar wajib diberikan kepada mahasiswa melalui sistem e-
learning ELISA, Perpustakaan sebagai narasi/referensi/bahan
pembelajaran mahasiswa). Dalam penerapan kurikulum
berbasis kompetensi, perkuliahan diselenggarakan dengan cara
kombinasi antara kuliah dan diskusi kelompok dalam kelas
kecil. Hal ini bertujuan agar mahasiswa memperoleh materi
kuliah yang cukup dan diikuti dengan belajar mandiri.
Perkuliahan diselenggarakan sesuai dengan matakuliah yang
telah ditentukan learning outcome dalam mencapai kompetensi.
Integrasi dan sinergi antar matakuliah diselenggarakan melalui
SGD yang membahas skenario tertentu, untuk meningkatkan
dan mempertajam pemahaman mahasiswa. Apabila diperlukan
diantara jadwal SGD dapat diselenggarakan perkuliahan, untuk
memberi kesempatan mahasiswa untuk klarifikasi dan
membahas pertanyaan mahasiswa yang tidak dapat dijawab
dalam diskusi kelompok.

3. Diskusi kelompok dalam SGD dengan pendampingan


fasilitator
Small Group Discussion dijadwalkan 2 kali dalam seminggu.
Jika fasilitator tidak hadir karena sesuatu hal, harus digantikan
oleh fasilitator pengganti yang sesuai bidangnya. Apabila pada
jadwal yang ditentukan fasilitator belum hadir sampai batas
waktu 10 menit, kelompok mahasiswa yang bersangkutan
harus memberitahu Bagian Akademik FKH UGM sesegera
mungkin untuk mendapatkan fasilitator pengganti. Selama
proses diskusi, semua kelompok harus membawa sumber
pembelajaran yang sesuai, yang mungkin diperlukan pada saat
SGD.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran pada semester
pertama, digunakan metode collaborative learning
4
(pembelajaran kolaboratif). Pembelajaran semester berikutnya
dapat dilakukan dengan cara competitive learning, case-based
learning, research-based learning, problem-based learning,
dan lain-lain. Cara tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran,
yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan diskusi untuk
satu skenario yang sama. Pertanyaan dasar yang perlu
dikemukan adalah: Apa yang sudah ketahui? Apa yang
diharapkan untuk diketahui selanjutnya?

SGD pertemuan pertama:


⚫ Seluruh mahasiswa per angkatan dibagi dalam kelompok-
kelompok.
⚫ Fasilitator membuka SGD dengan memimpin doa, presensi
dilihat dari partisipan mahasiswa, menjelaskan proses diskusi
dan meminta salah satu mahasiswa membacakan skenario.
Small Group Discussion pertama ini terdiri dari 2 sesi.
⚫ Sesi 1: Fasilitator mengarahkan semua mahasiswa untuk
mendiskusikan seluruh topik diskusi yang ada di skenario
dalam kelompok besar.
⚫ Sesi 2: Fasilitator membagi kelompok kecil sesuai topik
diskusi di akhir diskusi. Diskusi kelompok kecil dilaksanakan
di luar SGD.
⚫ Fasilitator meminta masing-masing mahasiswa membuat
laporan hasil diskusi dengan mencari sumber referensi seluas-
luasnya sebagai tugas individu yang dikumpulkan sebelum
SGD-2 dimulai. Isi laporan meliputi: Topik diskusi, tujuan
pembelajaran, skema pembelajaran, pembahasan, kesimpulan,
dan daftar referensi.
⚫ Laporan dikirimkan ke fasilitator secara online.
⚫ Fasilitator meminta masing-masing kelompok kecil
menyiapkan hasil diskusi dalam bentuk power
point/multimedia yang dipresentasikan pada SGD pertemuan
kedua.
5
⚫ Komentar pelaksanaan SGD oleh Fasilitator dituliskan pada
form komunikasi fasilitator dan dikirimkan ke akademik.

SGD pertemuan kedua:


• Fasilitator membuka SGD dengan memimpin doa, melihat
presensi dari partisipan .
⚫ Fasilitator meminta masing-masing kelompok kecil
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dengan waktu
20-30 menit termasuk diskusi.
⚫ Fasilitator meminta kelompok lain untuk memberikan
tanggapan, masukan dan pertanyaan hasil presentasi.
⚫ Fasilitator meminpin diskusi akhir.
⚫ Fasilitator menutup SGD ke-2.

Tugas Fasilitator Via Daring:


⚫ Fasilitator wajib membuka meeting room daring sesuai jadwal.
Meeting room di share ke akademik 1 hari sebelum
pelaksanaan SGD. Apabila fasilitator terjadwal akan
mengganti dengan fasilitator lain maka fasilitator pengganti
yang membuat link meeting room.
⚫ Mengarahkan dan memfasilitasi diskusi.
⚫ Memberi penilaian aktivitas mahasiswa selama diskusi pada
SGD pertemuan pertama dan kedua, dengan penilaian melalui
3 aspek:
1. Attitude (sikap mental dan etika) = afektif
2. Skill (cakap, ahli, mampu adaptasi pada kompetensi
positif) = psikomotor
3. Knowledge (membangun intellectual capital) = kognitif
⚫ Memberi penilaian aktivitas mahasiswa selama diskusi pada
SGD pertemuan kedua dengan penilaian melalui 4 aspek :
1. Attitude (sikap mental dan etika) = afektif

6
2. Skill (cakap, ahli, mampu adaptasi pada kompetensi
positif) = psikomotor
3. Knowledge (membangun intellectual capital) = kognitif
4. Tugas Individu pada form yang telah disediakan.

4. Diskusi kelompok tanpa pendampingan fasilitator


Sesuai dengan kebutuhan kelompok, mahasiswa dapat
menyelenggarakan pertemuan tanpa kehadiran fasilitator diluar
SGD. Tujuan diskusi tanpa fasilitator bervariasi, misalnya,
mengidentifikasi pertanyaan teoritis, identifikasi tujuan
pembelajaran kelompok, memastikan bahwa kelompok telah
mengumpulkan semua informasi yang diperlukan, dan
mengidentifikasi pertanyaan praktis serta menyiapkan
presentasi

5. Praktikum
Diselenggarakan oleh Laboratorium di Departemen untuk
memperkaya pemahaman mahasiswa tentang konsep yang
didiskusikan terkait dengan pengembangan ilmu. Latihan
untuk meningkatkan ketrampilan yang diperlukan seorang
dokter hewan untuk memenuhi kompetensinya (ketrampilan
komunikasi dengan klien, keterampilan klinik, dan sebagainya).

6. Konsultasi ahli
Aktivitas ini diselenggarakan berdasarkan keperluan dan
diselenggarakan sendiri oleh kelompok mahasiswa, dengan
menghubungi dosen yang berkompeten.

7. Belajar mandiri
Sebagai pembelajar dewasa, mahasiswa diharapkan mampu
menerapkan cara belajar mandiri, suatu jenis ketrampilan yang
penting untuk pengembangan pribadi dan karir dimasa depan.
Ketrampilan ini meliputi kemampuan menemukan minat
7
pribadi, mencari informasi dari berbagai sumber pembelajaran,
menentukan cara belajar yang sesuai, dan mengidentifikasi
kebutuhan belajar selanjutnya. Mahasiswa tidak akan pernah
merasa cukup hanya belajar dari catatan kuliah atau textbook.
Belajar mandiri merupakan ciri terpenting dari pendekatan
SCL, dan pada tahap tertentu, belajar akan menjadi perjalanan
tanpa ujung/batas.

8. Diskusi kelas
Diskusi kelas dapat diselenggarakan melalui kuliah diantara
jadwal SGD. Tujuan diskusi ini adalah untuk memberi
penjelasan dan membandingkan proses pembelajaran di antara
kelompok untuk menghindari adanya kelompok yang salah
pemahanan dalam diskusi. Semua kelompok boleh
mengajukan topik tertentu untuk didiskusikan, dan fasilitator
atau dosen akan menjawab pertanyaan sesuai kompetensi
masing-masing.

8
RUBRIK PENILAIAN SGD

Komponen Poin Penilaian Via Daring


Nilai maksimal 100 diberikan kepada mahasiswa
yang:
Attitude • gabung tepat waktu
(afektif, • bertutur kata santun
sikap, etika, • menghargai atau menyanggah pendapat teman
disiplin) dengan sopan
Nilai dibawahnya diberikan sesuai keadaan pada saat
diskusi
Nilai maksimal 100 diberikan kepada mahasiswa
Skill yang:
(psikomotor, • terampil dalam memunculkan topik yang dapat
cakap, ahli, menjadikan diskusi berjalan dinamis dan hidup
penampilan • terampil dalam bicara secara verbal
presentasi, • terampil dalam membuat presentasi
inovatif, • terampil dalam memimpin kelompok
aktif, • kemampuan dalam kerjasama yang baik
kemampuan • memberikan perhatian yang baik pada diskusi
kerjasama, Nilai dibawahnya diberikan pada mahasiswa yang
kemampuan aktivitasnya kurang dari semua yang disebut diatas.
leadership) Nilai minimal 60 diberikan pada mahasiswa yang
sangat pasif meski sudah dipancing oleh fasilitator,
maupun teman-teman kelompoknya
Nilai maksimal 100 diberikan kepada mahasiswa
yang:
• aktif menjawab/menjelaskan permasalahan/topik
Knowledge diskusi dengan
(kognitif, • penjelasan yang ilmiah, benar dan sesuai dengan
pemahaman) topik pembelajaran.
• penjelasan yang diberikan memiliki dasar
pustaka yang jelas dan sahih.
Nilai dibawahnya diberikan sesuai bobot ilmiah
9
yang disampaikan.
Nilai minimal 60 diberikan kepada mahasiswa yang
sama sekali tidak berkontribusi dalam menjawab
permasalahan.
Nilai maksimal 100 jika:
• tulisan yang dikirim secara online kepada
fasilitator paling lambat sebelum pelaksanaan
SGD hari kedua dimulai.
Tugas • Isi menjawab semua tugas dengan jelas.
individu • tulisan runtut dan rapi
(hanya pada • mencantumkan referensi yang memadai dengan
SGD kedua) sumber yang dipercaya
• minimal 3 pustaka
Nilai minimal 60 diberikan pada mahasiswa jika:
• tulisannya tidak menjawab tugas dengan tepat
• sumber kurang sahih.

LAPORAN (tugas mandiri) via daring :


Masing-masing mahasiswa wajib menyusun laporan secara
lengkap
⚫ Judul/Topik diskusi
⚫ Tujuan pembelajaran
⚫ Skema pembelajaran
⚫ Bahasan
⚫ Kesimpulan
⚫ Referensi
⚫ Format laporan: ukuran : kuarto, spasi : 1,5, font :
times new roman 12

PRESENTASI (kerja kelompok) via daring :


⚫ Waktu presentasi dan diskusi tiap kelompok kecil 20 – 30
menit:
⚫ Bahan presentasi:
- Topik: Salah satu dari tugas dalam skenario (masing-
10
masing kelompok kecil topik berbeda)
- Bentuk power point
- Isi paparan singkat hasil diskusi kelompok
⚫ Dipresentasikan pada pertemuan SGD kedua.

11
BLUE PRINT PENILAIAN

KOMPONEN PENILAIAN MAHASISWA

Total Nilai SGD yang terdiri dari attitude (afektif, sikap, etika,
disiplin), skill (psikomotor, cakap, ahli, penampilan presentasi,
inovatif, aktif, kemampuan kerjasama, kemampuan leadership),
knowledge (kognitif, pemahaman), tugas individu (hanya pada
SGD pertemuan kedua) merupakan komponen penilaian akhir
sebesar 15% pada setiap mata kuliah yang berkontribusi.

12
REFERENSI

Umum:
⚫ Buku Blok untuk Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Hewan UGM
2013
⚫ Buku Blok untuk Tutor, Fakultas Kedokteran Hewan UGM 2013

Biokimia Veteriner I:
• Lehninger, A.L; D.L. Nelsom; and M.M. Cox. 1993. Principles of
Biochemistry Second Edition
• Stryer, Breg J.M; Tymoezko J.L; Stryer L. 2001. Biochemistry. Fith
Edition. W.H. Freeman and Co. New York.
• Harper, Murray R.K; Granner D.K; Mayes P.A; Rod Well V.M. 2003.
Biokimia Harper Edisi 25. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta
• Conn E.E; Stumpf P.K; Bruening G; Doi R.H. 1987. Outlines of
Biochemestry
• Sheehan D. 2009. Physical Biochemistry
• Devlin T.M. 2011. Textbook of Biochemistry

Osteologi, artrologi, Miologi, dan Splanknologi:


⚫ Ashdown, R. R., Done, S., and Barnett, S. W., 2001, Color atlas of
Veterinary Anatomy: Ruminants, Mosby-Wolfe
⚫ Ashdown, R. R., Done, S., and Barnett, S. W., 2001, Color atlas of
Veterinary Anatomy: Dog and Cat, Mosby-Wolfe
⚫ Getty.R., 1975, The Anatomy of Domestic Animal
⚫ May, N. D. S., 1954, The Anatomy of The Sheep Shively, B.M.J.,
1989 , Veterinary Anatomy Basic and Comparative, Texas,
University Press
⚫ Sisson. S and J.D. Grosman, 1975, The Anatomy of Domestic
Animal, Philadelphia, Canada

13
Agama:
⚫ Al Qaradhawi, Y., 2001. Islam Agama ramah Lingkungan, Pustaka
Al-Kautsar, Jakarta.
⚫ Afzalurrahman, 1997. Muhammad sebagai Seorang Pedagang.
Yayasan Swara Bhumy, Jakarta.
⚫ Alim, Sy., Baiquni, A., Sadali, A., dan Lutfi, AM., 1995. Islam
untuk Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi, Buku Daras
Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi. Dit Pembinaan
Perguruan Tinggi Agama Islam, Ditjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam, Depag RI, Jakara.
⚫ Saifuddin, A.M., Aziz, A., Rusli, S., dan Widodo, S., 1996. Islam
Untuk Disiplin Ilmu Sosiologi, Buku Daras Pendidikan Agama
Islam Pada Perguruan Tinggi. Dit Pembinaan Perguruan Tinggi
Agama Islam, Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,
Depag RI, Jakara.

Ilmu Peternakan Umum dan Kewirausahaan:


• Frandson, R.D., Wilke, W.L., and Fails A.D., 2003. Anatomy and
Physiology of Farm Animals, 6th ed. Lippincott Williams and
Wilkins, Philadelphia USA
• Gillespie, J.R.,1990. Modern Livestock And Poultry Production. 4ed.
Dammar Publisher Inc.
• Noakes, D.E., Parkinson, T.J., and England G.C.W., 2009.
Veterinary Reproduction and Obstetrics, 9th ed. Saunders Elsevier,
Edinburgh
• Smith, B.P., 2002. Large Animal Internal Medicine. 3rd ed. Mosby,
St. Louis.

Kesejahteraan Hewan dan Etika Veteriner:


• Morton DB. 2000. A systematic approach for establishing humane
endpoints. Institute for Lab Animal Research Journal 41:80-86.
• Seamer JH 1993. Farm animal welfare in Britain. SCAW (Scientists
for Animal Welfare) Newsletter 14(4): 13-14
• Webster J 2005. Animal Welfare. Limping towards Eden. Blackwell,
Oxford.
14
Skenario 1
(SGD Semester 1)

Pedet dan Induk Sapi Perah Yang Sejahtera

Dalam rangka melaksanakan kegiatan merdeka belajar,


mahasiswa akan diperkenalkan dengan dunia kerja yang mungkin
menjadi pilihan setelah lulus dokter hewan nanti.
Kelompok A, mahasiswa FKH diajak berkunjung ke dua
tipe peternakan sapi perah. Pada peternakan I, mahasiswa melihat
sapi-sapi dibiarkan merumput dengan bebas dengan sapi-sapi lain,
pedet-pedet ada yang berlari-lari dan ada yang menyusui induknya
dengan nyaman. Ketika berkunjung ke peternakan II, mahasiswa
menemukan sapi perah dipelihara di dalam kandang yang berlantai
miring dan licin. Seekor sapi terpeleset, ambruk dan tidak bisa
berdiri kembali. Ada pedet yang tidak menerima kolostrum pada
hari pertama setelah dilahirkan dan selanjutnya hanya diberi susu
skim dengan kualitas lebih rendah dari susu induknya. Jumlah
susu yang dibutuhkan seekor pedet selama pra-sapih memang
cukup besar, sehingga menjadi kurang ekonomis karena akan
mengurangi jumlah produksi susu induk yang dapat diperah untuk
dijual. Pedet sangat membutuhkan susu induk yang mengandung
nutrien misalnya karbohidrat dan lipida untuk pertumbuhan.
15
Pertambahan berat badan harian pedet menjadi turun. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan oleh Mahasiswa FKH selama 5
minggu, diperoleh data berat badan 3 pedet dari 2 peternakan yang
berbeda seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Berat badan pedet (kg)
No. Minggu Berat badan (kg) Berat badan (kg)
Pedet Pedet Pada Pedet Pada
Peternakan I Peternakan II

1 1 62 70
2 65 65
3 67 65
4 70 65
5 75 62
2 1 70 85
2 75 80
3 80 77
4 86 70
5 90 70
3 1 50 65
2 60 63
3 80 65
4 90 60
5 100 60

Kelompok B, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan


UGM diajak mengunjungi ke peternakan sapi perah lain dan
diajak untuk melakukan asesmen terhadap peternakan tersebut.
Mereka dihadapkan kepada beberapa pertanyaan, antara lain: a)
apa sajakah yang menjadi input utama yang mempengaruhi
16
kesejahteraan hewan ternak?; b) alasan apakah yang membuat
peternak sering tidak mengenali gejala kelumpuhan pada sapi
perah; c) apa sajakah yang menyebabkan pedet sapi perah
mengalami kondisi emosi negatif; d) pengaruh harga susu yang
rendah terhadap kesejahteraan hewan; e) bagaimana
mengidentifikasi problema utama kesejahteraan dengan
menggunakan empat kriteria dalam proyek Welfare Quality®; f)
apa yang akan terjadi apabila sapi mengalami kelumpuhan.

Mahasiswa kelompok C mengunjungi peternakan ayam


petelur dengan jumlah ayam per kelompok sebesar 4000 ekor yang
dipelihara dengan sistem baterai, dan jumlah total ayam dalam
peternakan tersebut sebanyak 16.000 ekor. Mahasiswa ini
diharapkan untuk menyiapkan checklist berdasarkan Lima
Kebebasan Hewan dan berdasarkan proyek Welfare Quality®
untuk menilai kesejahteraan hewan unggas tersebut. Selain itu
mahasiswa diharapkan mempertimbangkan berbagai nilai-nilai
spiritualitas keagamaan dalam usaha peternakan.

Kata kunci:

Karbohidrat, lipida, kendang, berat badan, input utama, proyek


Welfare Quality®, perilaku, emosi negatif, checklist Lima
Kebebasan Hewan, usaha peternakan, nilai-nilai spiritualitas
agama

17
Tujuan Pembelajaran:

1. Mahasiswa mampu memahami cara pemeliharaan hewan


ternak (sapi potong, sapi perah dan unggas) berdasarkan
prinsip good farming practices (GFP) dan mampu memahami
serta melakukan asesmen kesrawan serta mampu melakukan
kesejahteraan hewan, selain itu mahasiswa dapat menganalisis
data berdasarkan kasus.
2. Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan struktur
tulang, persendian dan otot pada ekstremitas bagian belakang
pada sapi.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang struktur kimia
karbohidrat, lipida dan fungsinya.
4. Mahasiswa mampu memahami dan merancang usaha
peternakan yang selaras dengan nilai-nilai spiritualitas
keagamaan.
5. Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep,
keterampilan dan perilaku dalam diskusi.

18

Anda mungkin juga menyukai