Anda di halaman 1dari 35

SEMESTER 4

PEDOMAN
PEMBELAJARAN DAN
SMALL GROUP
DISCUSSION
BUKU FASILITATOR

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
1 Yogyakarta 55281, Indonesia
Alamat: Jl. Fauna No. 2, Karangmalang,
Telp. 0274-560862, Fax. 0274-560861
e-mail: fkh@ugm.ac.id
Pedoman Pembelajaran dan Small Group Discussion Semester 4
Edisi Ketujuh
2021

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada


Dicetak di Yogyakarta

2
Buku SGD untuk Fasilitator

Semester 4

Skenario 1-4
Integrasi dan Sinergi Matakuliah:

⚫ Nutrisi Klinik Veteriner


⚫ Ilmu Penyakit Bakterial dan Mikal Veteriner
⚫ Patologi Umum Veteriner
⚫ Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner
⚫ Farmakologi Dasar
⚫ Ilmu Reproduksi dan Teknologi Reproduksi
Edisi Ketujuh
Tahun 2021

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Alamat: Jl. Fauna No. 2, Karangmalang,
Yogyakarta 55281, Indonesia
Telp. 0274-560862, Fax. 0274-560861
e-mail: fkh@ugm.ac.id

3
TIM PENYUSUN

Penanggungjawab: • drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D.


• Dr. drh. Hery Wijayanto, MP.
• drh. Sri Gustari, MP
Ketua: • Prof. drh. Hastari Wuryastuty, M.Sc., Ph.D.

Sekretaris: • drh. Sugiyono, M.Sc.

Anggota: • Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, SU., M.Sc.


• Prof. Dr. drh. AETH Wahyuni, M.Si.
• Dr. drh. Agustina Dwi Wijayanti, MP.

Pelaksana Teknis: • Heru Dwiatma. S.Pt., M.Si.


• Murjiyo

4
FASILITATOR

• Dr. drh. Agustina Dwi Wijayanti, M.P .


• drh. Anggi Muhtar Pratama, M.Sc.
• drh. Antasiswa Rosetyadewi, M.Sc.
• drh. Sri Gustari, M.P.
• Dr. drh. Asmarani Kusumawati, M.P.
• drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D.
• Dr. drh. Surya Agus Prihatno, MP.
• drh. Erif Maha Nugraha Setyawan, M.Sc., Ph.D.
• drh. Yosua Kristian Adi, M.Sc.
• drh. T opas Wicaksono Priyo Jr., M.Sc.
• drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D.
• Prof. drh. Kurniasih, MV.Sc., Ph.D.
• Prof. drh. R. Wasito, M.Sc., Ph.D.
• Dr. drh. Bambang Sutrisno, MP.
• Dr. drh. Yuli Purwandari K., M.P.
• drh. Sugiyono, M.Sc.
• Prof. drh. Hastari Wuryastuty, M.Sc., Ph.D.
• Dr. drh. Yanuartono, MP.
• drh. Hary Purnamaningsih, M.P.
• Dr. drh. Guntari T itik Mulyani, M.P.
• Prof. Dr. drh. Ida T jahajati, MP.
• Prof. Dr. drh. Sri Hartati, SU.
• Dr. drh. S. Indarjulianto
• Dr. drh. Yuriadi, MP.
• Dr. drh. Irkham Widiyono
• Dr. drh. Slamet Raharjo, MP.
• drh. Alfarisa Nururrozi, M.Sc.
• Prof. drh. Widya Asmara, SU., Ph.D.
• Prof. Dr. drh. A.E.T .H. Wahyuni, M.Si.
• Prof. Dr. drh. M. Haryadi Wibowo, M.P.
• Dr. drh. T ri Untari, M.Si.
• drh. Okti Herawati, M.Sc.
• drh. Marla Anggita, M.Sc.
• Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, SU., M.Sc.
• drh. Heru Susetya, M.P., Ph.D.
• Dr. drh. Widagdo Sri Nugroho, M.P.
• Dr. drh. Doddi Yudhabuntara
• Dr. drh. Yatri Drastini, M.Sc.
• drh. Dyah Ayu Widiasih, Ph.D.
• drh. M.T h. Khrisdiana Putri, M.P., Ph.D.

5
KATA PENGANTAR

Tujuan pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan


UGM yang telah ditetapkan dalam Renstra FKH UGM
2017-2021 adalah menghasilkan lulusan yang cakap,
unggul dan mempunyai kemampuan sebagai “Five Stars
Veterinarian” (penyedia layanan, pembuat keputusan,
manejer, komunikator, pemimpin masyarakat) yang
mampu bersaing ditingkat internasional. Untuk itu
diperlukan kurikulum Pendidikan Tinggi yang senantiasa
disesuaikan dan diselaraskan dengan kebutuhan dan
perkembangan yang ada, dikaji secara periodik minimal 5
(lima) tahun sekali agar sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat pengguna lulusan Pendidikan Tinggi.
Fakultas Kedokteran Hewan UGM selanjutnya
mengembangkan kurikulum baru dengan basis
kompetensi dengan SK Rektor Nomor: 484/SK/HT/2013
tertanggal 24 Juli 2013, efektif mulai berlaku sejak tahun
akademik 2013/2014.
Kompetensi utama lulusan Program Studi FKH
UGM yang dikembangkan dalam kurikulum tersebut
disesuaikan dengan kesepakatan bersama dalam
Ketetapan Majelis Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (9 kompetensi),
ditambah dengan 9 kompetensi penunjang yang
merupakan pengembangan dan penciri kompetensi
Fakultas Kedokteran Hewan UGM.

Metode pembelajaran yang diterapkan adalah


Student Teacher Aesthetic Role-sharing (STAR) atau

6
Student Centered Learning plus (SCL+) yaitu memadukan
secara proporsional antara Teacher Centered Learning
(TCL) dan Student Centered Learning (SCL) sesuai
learning outcome yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Prinsip STAR adalah adanya hubungan yang serasi dan
harmonis antara dosen dengan mahasiswa, peningkatan
mitra pembelajaran timbal-balik antara mahasiswa dan
dosen, sehingga tercipta Patrap Triloka ing ngarsa sung
tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani,
sudah sewajarnya dosen di depan menjadi contoh bagi
mahasiswa, di tengah memotivasi, dibelakang memberi
dukungan dengan kewibawaan dosen agar peserta didik
berkembang. Hubungan serasi antara dosen dengan
mahasiswa diciptakan sejak awal perkuliahan melalui
interaksi di kelas dan lebih fokus melalui tutorial dalam
Small Group Discussion (SGD), dan ditambah dengan
adanya bimbingan kepada mahasiswa untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat (long life learner).
Metode penyampaian perkuliahan dilakukan secara
daring dengan metode pembelajaran kooperatif
(cooperative learning), dosen menyampaikan materi dan
diskusi, menyampaikan apa yang akan dipelajari dan
mengapa perlu dipelajari oleh mahasiswa. Koordinator
Matakuliah (MK) pada kuliah perdana menyampaikan
kontrak pembelajaran kepada para mahasiswa, isi kontrak
pembelajaran sesuai Rencana Program Kegiatan
Pembelajaran Semester (RPKPS) yang telah disusun oleh
tim dosen, memperkenalkan semua dosen pengampu
beserta kepakaran masing-masing dengan tujuan agar
mahasiswa mengenal dosen dan keahliannya sejak dari
awal perkuliahan, sehingga diharapkan dosen dapat
menjadi teladan untuk dicontoh mahasiswa. Setelah

7
perkuliahan secara daring dilaksanakan diikuti pula
dengan kegiatan tutorial pada kelas-kelas kecil melalui
SGD untuk penerapan SCL. Metode penyampaian dalam
SGD pada semester awal dilakukan dengan metode
pembelajaran kolaboratif (collaborative learning),
sedangkan untuk semester berikutnya dapat dilakukan
dengan cara competitive learning, case-based learning,
research-based learning, problem-based learning, dan
lain-lain cara yang digunakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Buku pedoman pembelajaran dan SGD ini dipakai
untuk dosen/fasilitator dalam memberikan materi kuliah
dan dalam memandu mahasiswa dalam menjalankan
proses SGD. Semoga output yang dihasilkan dalam proses
pembelajaran dan pendidikan di Fakultas Kedokteran
Hewan UGM mampu mengedepankan kemampuan
intelektualitas untuk mengasah hard skills dan
peningkatan soft skills yang dilandasi moral dan etika
veteriner, dapat menghantarkan mahasiswa untuk
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

Maret, 2021
Dekan

8
PENDAHULUAN

Small Group Discussion dilakukan melalui diskusi


dalam kelas kecil untuk membahas tugas yang ada dalam
skenario yang dirancang agar mahasiswa mampu
memahami secara lebih bermakna, lebih tajam, tidak
hanya dalam bentuk teori tapi lebih realistis dalam bentuk
skenario melalui sinergi dan integrasi MK Nutrisi Klinik
Veteriner, MK Ilmu Penyakit Bakterial dan Mikal
Veteriner, MK Patologi Umum Veteriner, MK
Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner, MK Farmakologi
Dasar, serta MK Ilmu Reproduksi dan Teknologi
Reproduksi. Diskusi secara integral dari berbagai MK
bertujuan untuk mendukung tercapainya kompetensi
pembelajaran kurikulum Fakultas Kedokteran Hewan.

9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................... 6


PENDAHULUAN ................................................ 9
DAFTAR ISI ........................................................ 10
TUJUAN PEMBELAJARAN .............................. 11
SKEMA PEMBELAJARAN ................................ 12
AKTIVITAS PEMBELAJARAN ........................ 13
RUBRIK PENILAIAN SGD ................................ 20
BLUE PRINT PENILAIAN .................................. 23
REFERENSI ......................................................... 24
Skenario 1 ............................................................. 27
KELEMAHAN PADA GENJIK .......................... 27
Skenario 2 ............................................................. 29
MASTITIS YANG MERUGIKAN ...................... 29
Skenario 3 ............................................................. 32
SETETES MANI, SEJUTA HARAPAN ............. 32
Skenario 4 ............................................................. 34
SAPI KEGUGURAN ........................................... 34

10
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Instruksional Umum


Mahasiswa mampu memahami MK yang dipelajari
melalui implementasi integrasi dan sinergi antar MK
untuk saling melengkapi/ meningkatkan/ mempertajam
dan berbagi konsep keilmuan, keterampilan dan perilaku.

Tujuan Instruksional Khusus


Mahasiswa mampu memahami secara lebih bermakna
MK Nutrisi Klinik Veteriner, MK Ilmu Penyakit Bakterial
dan Mikal Veteriner, MK Patologi Umum Veteriner, MK
Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner, MK Farmakologi
Dasar, serta MK Ilmu Reproduksi dan Teknologi
Reproduksi yang saling disinergikan dan diintegrasikan
dalam suatu skenario untuk diskusi.

11
SKEMA PEMBELAJARAN

SGD
Semester 4

Nutrisi Ilmu P atologi Epidemiologi Farmakologi Ilmu


Peny akit Reproduksi
Klinik Bakterial dan
Umum dan Ekonomi Dasar
Veteriner dan Teknologi
Veteriner Mikal Veteriner Reproduksi
Veteriner

Sinergi dan integrasi antar matakuliah


untuk membangun pemahaman secara lebih dalam dan komprehensif
untuk mencapai kompetensi

Ske nario 1: Skenario 2: Skenario 3: Skenario 4:


Memahami Memahami agen Memahami proses Memahami
persyaratan dan penyebab mastitis, spermatogenesis, penyakit gangguan
kebutuhan gizi identifikasi agen, metabolisme reproduksi,
kualitatif babi dan analisis penyakit spermatozoa, identifikasi agen
genjik, mekanisme berdasar mekanisme semen, regulasi penyakit, analisis
gangguan sirkulasi, patogenesis infeksi, hormon jantan penyakit berdasar
prinsip keradangan, bagaimana obat pada bermacam- mekanisme
prinsip pemberian bekerja dan berefek, macam hewan, dan patogenesis infeksi,
feed additive, feed memahami konsep nutrisi yang memahami konsep
supplement, mineral epidemiologi dan berperan dalam penyidikan penyakit
dan vitamin, dalam ekonomi veteriner, produksi semen. epidemik dan
kontek terpadu dan dalam kontek endemik,
holistik terpadu dan holistik dalam kontek
terpadu dan holistik

12
AKTIVITAS PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN
Rangkaian aktivitas pembelajaran berikut ini disiapkan
untuk mengarahkan mahasiswa mencapai tujuan
pembelajaran:

1. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan melalui STAR,
dengan cara memadukan secara proporsional antara
TCL dan SCL sesuai learning outcome yang akan
dicapai.
Prinsip STAR adalah ada hubungan yang serasi dan
harmonis antara dosen dengan mahasiswa,
peningkatan mitra pembelajaran timbal-balik antara
mahasiswa dan dosen, tercipta Patrap Triloka ing
ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut
wuri handayani. Dosen sewajarnya di depan harus
menjadi contoh baik bagi mahasiswa, di tengah
memotivasi, di belakang memberi dukungan dengan
kewibawaan agar peserta didik berkembang.
Hubungan serasi antara dosen dengan mahasiswa
diciptakan sejak awal perkuliahan melalui interaksi di
kelas dan lebih fokus melalui kegiatan diskusi dalam
SGD, serta membimbing mahasiswa menjadi
pembelajar sepanjang hayat (long life learner).

2. Kuliah
Metode perkuliahan dilakukan dengan cara dosen
mempresentasikan materi dan diskusi apa dan
mengapa harus dipelajari oleh mahasiswa. Pada kuliah
perdana, Koordinator MK menyampaikan kontrak
pembelajaran kepada para mahasiswa sesuai RPKPS
yang telah disusun oleh tim dosen, memperkenalkan

13
semua dosen pengampu beserta kepakaran masing-
masing dengan tujuan agar mahasiswa mengenal
dosen dan keahliannya sejak awal perkuliahan,
sehingga diharapkan dosen dapat menjadi teladan
untuk dicontoh mahasiswa. Rencana Program
Kegiatan Pembelajaran Semester dan bahan ajar wajib
diberikan kepada mahasiswa melalui sistem e-
learning eLOK dan dalam bentuk hardcopy disimpan
di Perpustakaan. Dalam penerapan kurikulum berbasis
kompetensi, perkuliahan diselenggarakan dengan cara
kombinasi antara kuliah dan diskusi kelompok dalam
kelas kecil. Hal ini bertujuan agar mahasiswa
memperoleh materi kuliah yang cukup dan diikuti
dengan belajar mandiri. Perkuliahan diselenggarakan
sesuai dengan matakuliah yang telah ditentukan
learning outcome dalam mencapai kompetensi.
Integrasi dan sinergi antar matakuliah diselenggarakan
melalui SGD yang membahas skenario tertentu, untuk
meningkatkan dan mempertajam pemahaman
mahasiswa. Apabila diperlukan diantara jadwal SGD
dapat diselenggarakan perkuliahan, untuk memberi
kesempatan mahasiswa untuk klarifikasi dan
membahas pertanyaan mahasiswa yang tidak dapat
dijawab dalam diskusi kelompok.

3. Diskusi kelompok dalam SGD dengan


pendampingan fasilitator
Small Group Discussion dijadwalkan 2 kali dalam
seminggu.
Dalam masa pandemi covid-19, kegiatan SGD
dilaksanakan secara daring menggunakan platform
Cisco Webex. Jika fasilitator tidak hadir karena

14
sesuatu hal, harus digantikan oleh fasilitator pengganti
yang sesuai bidangnya. Apabila pada jadwal yang
ditentukan fasilitator belum hadir sampai batas waktu
10 menit, kelompok mahasiswa yang bersangkutan
harus memberitahu Bagian Akademik FKH UGM
sesegera mungkin untuk mendapatkan fasilitator
pengganti. Selama proses diskusi, semua kelompok
harus membawa sumber pembelajaran yang sesuai,
yang mungkin diperlukan pada saat SGD.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran pada
semester pertama, digunakan metode collaborative
learning (pembelajaran kolaboratif). Pembelajaran
semester berikutnya dapat dilakukan dengan cara
competitive learning, case-based learning, research-
based learning, problem-based learning, dan lain-lain.
Cara tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran,
yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan diskusi
untuk satu skenario yang sama. Pertanyaan dasar yang
perlu dikemukan adalah: Apa yang sudah ketahui?
Apa yang diharapkan untuk diketahui selanjutnya?

SGD pertemuan pertama:


⚫ Seluruh mahasiswa per angkatan dibagi dalam
kelompok-kelompok.
⚫ Fasilitator membuka SGD dengan memimpin doa,
presensi dilihat dari partisipan mahasiswa,
menjelaskan proses diskusi dan meminta salah satu
mahasiswa membacakan skenario. Small Group
Discussion pertama ini terdiri dari 2 sesi.
⚫ Sesi 1: Fasilitator mengarahkan semua mahasiswa
untuk mendiskusikan seluruh topik diskusi yang ada
di skenario dalam kelompok besar.

15
⚫ Sesi 2: Fasilitator membagi kelompok kecil sesuai
topik diskusi di akhir diskusi. Diskusi kelompok kecil
dilaksanakan di luar SGD.
⚫ Fasilitator meminta masing-masing mahasiswa
membuat laporan hasil diskusi dengan mencari
sumber referensi seluas-luasnya sebagai tugas
individu yang dikumpulkan sebelum SGD-2
dimulai. Isi laporan meliputi: Topik diskusi, tujuan
pembelajaran, skema pembelajaran, pembahasan,
kesimpulan, dan daftar referensi.
⚫ Laporan dikirimkan ke fasilitator secara online.
⚫ Fasilitator meminta masing-masing kelompok kecil
menyiapkan hasil diskusi dalam bentuk power
point/multimedia yang dipresentasikan pada SGD
pertemuan kedua.
⚫ Komentar pelaksanaan SGD oleh Fasilitator
dituliskan pada form komunikasi fasilitator dan
dikirimkan ke akademik.

SGD pertemuan kedua:


• Fasilitator membuka SGD dengan memimpin doa,
melihat presensi dari partisipan .
⚫ Fasilitator meminta masing-masing kelompok kecil
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,
dengan waktu 20-30 menit termasuk diskusi.
⚫ Fasilitator meminta kelompok lain untuk memberikan
tanggapan, masukan dan pertanyaan hasil presentasi.
⚫ Fasilitator meminpin diskusi akhir.
⚫ Fasilitator menutup SGD ke-2.

16
Tugas Fasilitator Via Daring:
⚫ Fasilitator wajib membuka meeting room daring
sesuai jadwal. Meetng room di share ke akademik 1
hari sebelum pelaksanaan SGD. Apabila fasilitator
terjadwal akan mengganti dengan fasilitator lain
maka fasilitator pengganti yang membuat link
meeting room.
⚫ Mengarahkan dan memfasilitasi diskusi.
⚫ Memberi penilaian aktivitas mahasiswa selama
diskusi pada SGD pertemuan pertama dan kedua,
dengan penilaian melalui 3 aspek:
1. Attitude (sikap mental dan etika) = afektif
2. Skill (cakap, ahli, mampu adaptasi pada
kompetensi positif) = psikomotor
3. Knowledge (membangun intellectual capital) =
kognitif
⚫ Memberi penilaian aktivitas mahasiswa selama
diskusi pada SGD pertemuan kedua dengan penilaian
melalui 4 aspek :
1. Attitude (sikap mental dan etika) = afektif
2. Skill (cakap, ahli, mampu adaptasi pada
kompetensi positif) = psikomotor
3. Knowledge (membangun intellectual capital) =
kognitif
4. Tugas Individu
pada form yang telah disediakan.

4. Diskusi kelompok tanpa pendampingan fasilitator


Sesuai dengan kebutuhan kelompok, mahasiswa dapat
menyelenggarakan pertemuan tanpa kehadiran
fasilitator diluar SGD. Tujuan diskusi tanpa fasilitator
bervariasi, misalnya, mengidentifikasi pertanyaan

17
teoritis, identifikasi tujuan pembelajaran kelompok,
memastikan bahwa kelompok telah mengumpulkan
semua informasi yang diperlukan, dan
mengidentifikasi pertanyaan praktis serta menyiapkan
presentasi

5. Praktikum
Diselenggarakan oleh Laboratorium di Departemen
untuk memperkaya pemahaman mahasiswa tentang
konsep yang didiskusikan terkait dengan
pengembangan ilmu. Latihan untuk meningkatkan
ketrampilan yang diperlukan seorang dokter hewan
untuk memenuhi kompetensinya (ketrampilan
komunikasi dengan klien, keterampilan klinik, dan
sebagainya).

6. Konsultasi ahli
Aktivitas ini diselenggarakan berdasarkan keperluan
dan diselenggarakan sendiri oleh kelompok
mahasiswa, dengan menghubungi dosen yang
berkompeten.

7. Belajar mandiri
Sebagai pembelajar dewasa, mahasiswa diharapkan
mampu menerapkan cara belajar mandiri, suatu jenis
ketrampilan yang penting untuk pengembangan
pribadi dan karir dimasa depan. Ketrampilan ini
meliputi kemampuan menemukan minat pribadi,
mencari informasi dari berbagai sumber pembelajaran,
menentukan cara belajar yang sesuai, dan
mengidentifikasi kebutuhan belajar selanjutnya.
Mahasiswa tidak akan pernah merasa cukup hanya

18
belajar dari catatan kuliah atau textbook. Belajar
mandiri merupakan ciri terpenting dari pendekatan
SCL, dan pada tahap tertentu, belajar akan menjadi
perjalanan tanpa ujung/batas.

8. Diskusi kelas
Diskusi kelas dapat diselenggarakan melalui kuliah
diantara jadwal SGD. Tujuan diskusi ini adalah untuk
memberi penjelasan dan membandingkan proses
pembelajaran di antara kelompok untuk menghindari
adanya kelompok yang salah pemahanan dalam
diskusi. Semua kelompok boleh mengajukan topik
tertentu untuk didiskusikan, dan fasilitator atau dosen
akan menjawab pertanyaan sesuai kompetensi
masing-masing.

19
RUBRIK PENILAIAN SGD

Komponen Poin Penilaian Via Daring


Nilai maksimal 100 diberikan kepada mahasiswa
yang:
Attitude • gabung tepat waktu
(afektif, • bertutur kata santun
sikap, etika, • menghargai atau menyanggah pendapat teman
disiplin) dengan sopan
Nilai dibawahnya diberikan sesuai keadaan pada saat
diskusi
Nilai maksimal 100 diberikan kepada mahasiswa
Skill yang:
(psikomotor, • terampil dalam memunculkan topik yang dapat
cakap, ahli, menjadikan diskusi berjalan dinamis dan hidup
penampilan • terampil dalam bicara secara verbal
presentasi, • terampil dalam membuat presentasi
inovatif, • terampil dalam memimpin kelompok
aktif, • kemampuan dalam kerjasama yang baik
kemampuan • memberikan perhatian yang baik pada diskusi
kerjasama, Nilai dibawahnya diberikan pada mahasiswa yang
kemampuan aktivitasnya kurang dari semua yang disebut diatas.
leadership) Nilai minimal 60 diberikan pada mahasiswa yang
sangat pasif meski sudah dipancing oleh fasilitator,
maupun teman-teman kelompoknya
Nilai maksimal 100 diberikan kepada mahasiswa
yang:
Knowledge • aktif menjawab/menjelaskan permasalahan/topik
diskusi dengan
(kognitif,
pemahaman) • penjelasan yang ilmiah, benar dan sesuai dengan
topik pembelajaran.
• penjelasan yang diberikan memiliki dasar
pustaka yang jelas dan sahih.

20
Nilai dibawahnya diberikan sesuai bobot ilmiah
yang disampaikan.
Nilai minimal 60 diberikan kepada mahasiswa yang
sama sekali tidak berkontribusi dalam menjawab
permasalahan.
Nilai maksimal 100 jika:
• tulisan yang dikirim secara online kepada
fasilitator paling lambat sebelum pelaksanaan
SGD hari kedua dimulai.
Tugas • Isi menjawab semua tugas dengan jelas.
individu • tulisan runtut dan rapi
(hanya pada • mencantumkan referensi yang memadai dengan
SGD kedua) sumber yang dipercaya
• minimal 3 pustaka
Nilai minimal 60 diberikan pada mahasiswa jika:
• tulisannya tidak menjawab tugas dengan tepat
• sumber kurang sahih.

LAPORAN (tugas mandiri) via daring :


Masing-masing mahasiswa wajib menyusun laporan
secara lengkap
⚫ Judul/Topik diskusi
⚫ Tujuan pembelajaran
⚫ Skema pembelajaran
⚫ Bahasan
⚫ Kesimpulan
⚫ Referensi
⚫ Format laporan: ukuran : kuarto, spasi : 1,5,
font : times new roman 12

PRESENTASI (kerja kelompok) via daring :


⚫ Waktu presentasi dan diskusi tiap kelompok kecil 20
– 30 menit:

21
⚫ Bahan presentasi:
- Topik: Salah satu dari tugas dalam skenario
(masing-masing kelompok kecil topik
berbeda)
- Bentuk power point
- Isi paparan singkat hasil diskusi kelompok
Dipresentasikan pada pertemuan SGD kedua.

22
BLUE PRINT PENILAIAN

KOMPONEN PENILAIAN MAHASISWA

Total Nilai FGD yang terdiri dari attitude (afektif, sikap,


etika, disiplin), skill (psikomotor, cakap, ahli, penampilan
presentasi, inovatif, aktif, kemampuan kerjasama,
kemampuan leadership), knowledge (kognitif, pemahaman),
tugas individu (hanya pada FGD pertemuan kedua)
merupakan komponen penilaian akhir sebesar 15%
pada setiap mata kuliah yang berkontribusi.

23
REFERENSI

Nutrisi Klinik Veteriner


1. Nutrient Requirement of Swine. 10th Revised Edition
(2001). The National Academies Press.
2. Miller, E.R. and Ullrey, D.E., 2007. Baby Pig Anemia.
Factsheet Pork Information Gateway.
3. Andersen, B.K. and Easter, R.A., 2015. A Review of Iron
Nutrition in Pigs. Illinois Livestock Trail.
4. Ensminger, M.E. and Olentine, C.G. Feeds and Nutrition.
First Ed. The Enseminger Publishing Company,
California, USA.
5. Nutrient Requirement of Beef Cattle. 10th Revised
Edition (2001). The National Academies Press.
6. Murtijo Bambang Agus. 1990. Beternak Sapi Potong.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Ilmu Penyakit Bakterial dan Mikal Veteriner


1. Quin et al., 2002. Veterinary Microbiology and
Microbial Disease.
2. Mims et al., 2004. Medical Microbiology.
3. Carter and Wise, 2004. Essentials of Veterinary
Bacteriology and Mycology.
4. Bisping and Amtsberg, 1988. Colour Atlas for the
Diagnosis of Bacterial Pathogens in Animal.

Patologi Umum Veteriner


1. Mc Gavin, M.D. and Zachary, J.F., Pathologic Basic of
Veterinary Disease. Mosby Elsievier, St Louis Missouri.
2. Cotran, R.S., Kumar, V., Colins, T., 1999. Robins
Pathologic Basis of Diseases. Philadelphia, J.B. Sounders
Company. 6th Ed.
3. Kumar, V. M.D., Cotran, RS, M.D., dan Robbins SL,
M.D. 2003 Edisi 7. Basic Pathology. W.B. Saunders

24
Company. Philadelphia, London, Toronto, Montreal,
Sydney, Tokyo.
4. Rubin, E., Farber- J.C., 1994. Pathology, Philadelphia,
J.B. Lippincott Company, 6th Ed.
5. Thomson, R.G., 1978. General Veterinary Pathology,
W.B. Sounders Company, Philadelphia.

Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner


1. Martin et al., 1987. Veterinary Epidemiology. Principles
and Methods.
2. Budiharta, S., 2002. Kapita Selekta Epidemiologi
Veteriner.
3. Thrushfield, 1986. Veterinary Epidemiology.
4. Lokakarya Epidemiologi I, II, dan III.
5. Sumiarto, B. dan Budiharta, S., (2018). Epidemiologi
Veteriner Analitik. Gadjah Mada University Press.
6. Jonathan Rushton (2009). The Economic of Animal
Health and Production. CABI Head Office CABI North
American Office. UK.

Farmakologi Dasar
1. Hsu, W.H., 2008. Handbook of Veterinary Pharmacology.
Wiley-Blackwell. Iowa.
2. Adams, H.R., 2001. Veterinary Pharmacology and
Therapeutics. 8th Ed . Blackwell Publishing. America.
3. Boothe, D.M., 2001. Small Animal Clinical
Pharmacology and Therapeutics. W.B. Saunders Co.
Philadelphia.

Ilmu Reproduksi dan Teknologi Reproduksi


1. Bearden H.J. and Fuquay., JW. 1984. Aplied Animal
Reproduction, Reston Publishing Company, Inc., A.
Prentice-Hall Company, Regton Virginia

25
2. Evans, G. and Maxwell W.M.C., 1987. Salamon’s
Artificial Insemination of Sheep and Goats.
3. Hafez., ESE, 1987. Reproduction in Farm Animals, 5th
Ed., Lea and Febiger, Philadelphia.
4. Hafez., ESE, 1993. Reproduction in Farm Animals, 6th
Ed., Lea and Febiger, Philadelphia.
5. Hafez., ESE & Hafez B., 2000. Reproduction in Farm
Animals, 7th Ed., Lea and Febiger, Philadelphia.
6. Hafez., ESE & Hafez B., 2003. Reproduction in Farm
Animals, 8th Ed., Lea and Febiger, Philadelphia.

26
Skenario 1
(SGD Semester 4)

Kelemahan pada Genjik

Akhir-akhir ini Indonesia dihebohkan dengan


jumlah kematian babi sangat tinggi di berbagai wilayah.
Bisnis babi mengalami kerugian yang sangat besar akibat
dari banyak penyakit pada babi yang menyerang sejak
genjik sampai dewasa. Dokter hewan dipanggil untuk
melakukan penanganan. Berdasarkan laporan diperoleh
informasi bahwa kejadian penyakit pada genjik meningkat
setelah babi-babi induk dipindahkan ke kandang yang
lebih bersih dan moderen (lantai terbuat dari semen).
genjik yang dilahirkan berumur lebih dari 2-3 minggu
mengalami kelemahan, pertumbuhannya lambat, bulu
kasar, kulit berkerut dan membrana mukosa pucat. Bahkan
beberapa diantaranya bernafas terengah-engah dan mati
mendadak. Genjik sudah diberi pengobatan dengan
antibiotika tapi tidak ada perubahan. Hasil nekropsi babi
yang di bawa ke Laboratorium Patologi, secara
makroskopis hati dan limpa tampak membesar, ditemukan
adanya cairan di rongga thoraks abdomen dan darah
tampak berwarna terang serta encer. Berdasar hasil
konsultasi, kemungkinan anak babi mengalami gangguan
nutrisi. Apakah perlu diberi imbuhan pakan, feed additive,
mineral dan vitamin, feed suplement?, terutama pada
induknya. Faktor kandang juga perlu diperhatikan karena
mempunyai peran dalam permasalahan yang muncul pada
peternakan babi tersebut.

27
Kata kunci: kandang modern, membrana mukosa pucat,
hati dan limpa membesar, feed supplement, feed additive

Tujuan Pembelajaran:
1. Mahasiswa memahami persyaratan gizi kualitatif babi
dan genjik, mengidentifikasi bahan pakan utama,
formulasi ransum yang seimbang, pemahaman prinsip
dalam ratio formulasi nutrisi, dan memahami
kebutuhan gizi dalam berbagai situasi penyakit, serta
faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
kesehatan genjik.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme
terjadinya gangguan sirkulasi, hemoragi, timbunan
cairan di ruang tubuh.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis feed additive,
mineral dan vitamin, cara pemberian dan aplikasinya
4. Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep,
keterampilan dan perilaku dalam diskusi.

28
Skenario 2
(SGD Semester 4)

Mastitis yang Merugikan

Perusahaan sapi perah dengan menejemen


pemeliharaan yang baik mampu memproduksi susu
dengan kualitas dan kauntitas yang baik. Pendapatan dari
bisnis ini sangat menjanjikan. Seiring dengan perjalanan
waktu terjadi penurunan kualitas manajemen sehingga
sapi terserang penyakit mastitis. Banyak susu yang
disetorkan ditolak oleh Industri Pengolahan Susu (IPS).
Sapi perah mastitis dengan ambing yang mengalami
pembengkakan sudah dipisahkan dengan sapi yang lain.
Sapi perah mastitis yang sedang diberi pengobatan anti
radang dan antibiotik susunya tidak disetorkan. Petugas
IPS mengatakan, bahwa meski susu yang disetor kelihatan
normal dan sapinya tampak sehat-sehat saja, tetapi hasil
uji Californian Mastitis Test (CMT) menunjukkan hasil
uji yang positif. Petugas mengatakan bahwa kemungkinan
sapi menderita mastitis subklinis. Sampel susu dikirim ke
Laboratorium Mikrobiologi FKH UGM untuk mengetahui
agen penyebab. Hasil isolasi dan identifikasi dari
pemeriksaan ditemukan beberapa bakteri genus
Staphylococcus, Streptococcus, Escherichis, Salmonella
Listeria dan Mycobacterium. Bakteri ini ada yang bersifat
opportunisitik patogen, patogen bahkan bersifat zoonosis
sehingga membahayakan kesehatan manusia. Selain
bakteri, dengan media Sabouraud Dextrose Agar (SDA)
ditemukan cendawan golongan kapang yang bermiselium
sejati yaitu Aspergillus sp. maupun khamir bersel satu
tidak atau bermiselium semu yaitu Candida sp.

29
Berdasar kajian observasional mastitis pada sapi
perah oleh drh. Supriyanto (2014), diketahui bahwa
prevalensi mastitis karena Staphylococcus aureus positif
sebesar 52,8%. Kajian observasional yang dilakukan oleh
peneliti hanya sekali dalam pengambilan sampel, maka
peneliti tidak mengukur insidensi mastitis. Hasil
penelitian menunjukkan faktor yang berpengaruh
terhadap kejadian mastitis adalah lantai kandang semen,
ambing lecet, dan air kotor. Hasil penelitian tersebut
kemudian menimbulkan beberapa pertanyaan: Bagaimana
peneliti membuktikan asosiasi tersebut, kajian
observasional apa yang dilakukan? Apakah kajian lintas
seksional, kasus-kontrol, atau kohort? Apakah penyakit
ini bersifat endemik atau epidemik? Asosiasi statistik apa
yang digunakan sebagai pengukur? Apakah χ 2?
Bagaimana dengan kekuatan asosiasi epidemiologinya?
Odds ratio atau relative risk atau keduanya?

Kata kunci: bakteri penyebab mastitis (Staphylococcus,


Streptococcus, Escherichia, Salmonella, Listeria dan
Mycobacterium), mastitis subklinis, nasib obat dalam
tubuh, kajian observasional, asosiasi epidemiologi

Tujuan pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mengenal beberapa penyakit
yang disebabkan oleh bakteri, mampu
mengidentifikasi agen penyakit, mampu
menganalisis penyakit berdasar mekanisme infeksi
dan patogenesisnya.
2. Mahasiswa memahami konsep dasar farmakokinetik
dan farmakodinami, mampu menjelaskan absorpsi,
distribusi, metabolisme dan ekskresi, reseptor, agonis,

30
antagonis dan interaksi obat, mampu menjelaskan
bagaimana obat bekerja dan mengetahui fungsi
reseptor, dan menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja suatu obat.
3. Mahasiswa mampu memahami, menghayati konsep
dan penerapan epidemiologi mencakup data populasi,
sampel dan sampling, pengujian diagnostik,
prevalensi dan insidensi kajian observasional uji coba
lapangan penyidikan penyakit epidemik, penyidikan
penyakit endemik, monitoring dan surveilance
pengendalian penyakit.
4. Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi
konsep, keterampilan dan perilaku dalam diskusi.

31
Skenario 3
(SGD Semester 4)

Setetes Mani Sejuta Harapan

PT. Indo Prima Beef yang berlokasi di Lampung


selain sebagai feedlot juga mengembang biakkan sapi
potong. Pengembang biakkan ternak sapi dilakukan
melalui inseminasi buatan (IB) menggunakan semen
beku. Proses produksi semen yang berkualitas
dilakukan oleh Balai Inseminasi Buatan. Pada saat ini
mahasiswa FKH UGM melaksanakan koasistensi
reproduksi di Balai Inseminasi Buatan (BIB).
Kegiatan yang diikuti antara lain perawatan bull,
pemberian pakan, koleksi semen, dan evaluasi kualitas
semen. Koleksi semen di BIB dilakukan
menggunakan vagina buatan. Ejakulat yang didapat
diperiksa secara makroskopik dan mikroskopik.
Pemeriksaan tersebut terkait dengan semen dan
komponennya. Data yang didapat mengenai semua
parameter kualitas semen sapi dibandingkan dengan
standar semen sapi yang baik dari literatur. Diantara
hasil pemeriksaan mikroskopik mengenai morfologi
spermatozoa, terdapat spermatozoa yang abnormal
seperti macrocephalic, microcephalic, pouch
formation, coiled tail, bent tail, droplet sitoplasmik
dan lainnya. Mahasiswa tersebut juga menemukan
bahwa komposisi pakan yang diberikan berbeda antara
bull satu dan yang lain. Ketika mahasiswa tersebut
berkonsultasi dengan dosen diminta untuk
mempelajari tentang spermatogenesis dan hormon

32
yang terlibat, serta pakan. Dosen tersebut juga
menyarankan agar dia mempelajari tentang nutrisi,
karakteristik semen, dan spermatogram normal pada
hewan lain.

Kata Kunci:
ejakulat, kualitas semen, morfologi spermatozoa ,
spermatogenesis, spermatogram, hormon, nutrisi,
vagina buatan.

Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan proses spermatogenesis,
metabolisme spermatozoa, semen dan komponennya
pada bermacam-macam hewan
2. Mampu menjelaskan mekanisme hormonal terkait
spermatogenesis pada bermacam-macam hewan
3. Mampu menjelaskan kebutuhan nutrisi bagi sapi.
4. Mampu menjelaskan dan melaksanakan koleksi dan
pemeriksaan kualitas semen
5. Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi
konsep, keterampilan dan perilaku dalam diskusi

33
Skenario 4
(SGD Semester 4)
Sapi Keguguran

Pak Bagus kaget dan kecewa karena sapi perahnya


yang bunting tujuh bulan mengalami keluron (keguguran),
padahal sehari sebelumnya tidak menunjukkan gejala
klinis. Pak Bagus segera melaporkan ke rumah sakit
hewan Soeparwi. Mahasiswa koasistensi bersama dosen
pembimbing segera datang ke lokasi. Berdasar
pengamatan klinis induk sapi tampak mengeluarkan
leleran pus dari vagina. Plasenta yang dikeluarkan terlihat
tebal, terdapat perdarahan petechiae, dan eksudat berfibrin.
Janin mengalami udema di bawah kulit. Berdasar hasil
isolasi sampel cairan abortus yang dikirim di
Laboratorium Mikrobiologi teridentifikasi Brucella
abortus. Pengamatan lebih lanjut menunjukkan banyak
sapi di daerah tersebut mengalami kasus yang sama. Dinas
Veteriner memperhitungkan bahwa kerugian yang
disebabkan oleh penyakit ini sangat besar karena bersifat
endemik, menyangkut hampir seluruh populasi.
Brucellosis merupakan salah satu penyakit hewan menular
strategis di Indonesia. Dinas Veteriner meminta bantuan
FKH UGM, bagaimana menyidik penyakit endemik ini
dalam populasi. Karena brucellosis menyebabkan
kerugian ekonomi cukup besar, maka perlu dihitung
besarnya kerugian ekonomi seperti Benefit/Cost Ratio.

34
Kata kunci: abortus, Brucella abortus, udema, penyakit
endemik, penyidikan penyakit endemik, kerugian
ekonomi.

Tujuan pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mengenal beberapa penyakit yang
disebabkan oleh bakteri dan jamur terutama yang
berkaitan dengan kasus abortus, mampu
mengidentifikasi agen penyakit, mampu menganalisa
penyakit berdasar mekanisme infeksi dan patogenesis.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses yang terjadi di
dalam tubuh setelah tubuh terdedah oleh agen-agen
infeksius, memahami mekanisme terjadinya
keradangan.
3. Mahasiswa mampu memahami, menghayati konsep
dan penerapan epidemiologi mencakup data populasi,
sampel dan sampling, penyidikan penyakit epidemik
dan penyakit endemik. Metode analisis ekonomi apa
yang digunakan?
4. Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep,
keterampilan dan perilaku dalam diskusi.

35

Anda mungkin juga menyukai