PEDOMAN PEMBELAJARAN
DAN SMALL GROUP
DISCUSSION
BUKU MAHASISWA
ii
Buku SGD untuk Mahasiswa
Semester 5
Skenario 1-4
Integrasi dan Sinergi Mata Kuliah:
Edisi Kesembilan
Tahun 2023
ii
FASILITATOR
PENDAHULUANKATA
Fasilitator: • Prof. drh. WidyaPENGANTAR
Asmara, S.U., Ph.D.
• Prof. Dr. drh. Tri Untari, M.Si.
• Prof. Dr. drh. AETH Wahyuni, M.Si.
• Prof. Dr. drh. M. Haryadi Wibowo, M.P.
• drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D.
• Dr. drh. Bambang Sutrisno, MP.
• Dr. drh. Yuli Purwandari Kristianingrum, M.P.
• drh. Sugiyono, M.Sc.
• drh. Afif Muhammad Akrom, M.Sc.
• drh. Mia Nur Farida, M.Sc.
• Dr. drh. Agustina Dwi Wijayanti, M.P.
• drh. Antasiswa Windraningtyas Rosetyadewi, M.Sc.
• drh. Aria Ika Septana, MVPH.
• Prof. Dr. drh. Siti Isrina Oktavia Salasia
• Dr. drh. Christin Marganingsih Santosa, M.Si.
• drh. Imron Rosyadi, M.Sc., Ph.D.
iii
KATA PENGANTAR
iv
PENDAHULUAN
DAFTAR
ISIPENDAHULUAN
Small Group Discussion dilakukan melalui diskusi dalam kelas-
kelas kecil untuk membahas tugas-tugas yang ada dalam skenario
yang dirancang agar mahasiswa mampu memahami secara lebih
bermakna, lebih tajam, tidak hanya dalam bentuk teori tapi lebih
realistis dalam bentuk skenario melalui sinergi dan integrasi
MKVirologi dan Ilmu Penyakit Viral Veteriner, Patologi Sistemik
Veteriner, Nekropsi Veteriner, Patologi Klinik Veteriner, dan
Farmakoterapi I. Diskusi secara integral dari berbagai MK bertujuan
untuk mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran kurikulum
Fakultas Kedokteran Hewan.
v
DAFTAR ISI
TUJUAN
PEMBELAJARANDAFTAHal
R ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... IV
PENDAHULUAN ........................................................................... V
DAFTAR ISI ................................................................................. VI
TUJUAN PEMBELAJARAN .......................................................... 1
SKEMA PEMBELAJARAN ........................................................... 2
LEARNING OUTCOME...................................................................3
AKTIVITAS PEMBELAJARAN ....................................................5
RUBRIK PENILAIAN SGD.......................................................... 11
BLUE PRINT PENILAIAN............................................................ 14
REFERENSI ...................................................................................15
Skenario 1 ....................................................................................... 18
Nodul dan Keropeng di Bibir Domba Sakub ............................. 18
Skenario 2 ....................................................................................... 20
Diare dan Muntah Anjing Shiro .................................................20
Skenario 3 ....................................................................................... 22
Penyakit Anjing Gila ..................................................................22
Skenario 4 ....................................................................................... 24
Kisah Nemo ................................................................................24
vi
TUJUAN PEMBELAJARAN
1
SKEMA PEMBELAJARAN
SGD
Semester 5
2
LEARNING OUTCOME
TUJUAN PEMBELAJARAN
Diskusi secara integral dari berbagai MK melalui skenario
dalam SGD bertujuan untuk mendukung tercapainya kompetensi
pembelajaran kurikulum Fakultas Kedokteran Hewan.
3
Learning outcome MK Farmakoterapi 1:
Mahasiswa mampu memahami mekanisme kerja obat dari
berbagai golongan; mampu memahami efek terapeutiknya dan
memberikan pengobatan yang rasional sesuai dengan penyakit;
mampu memahami cara pemberian obat (dosis, aplikasi) yang sesuai
pada berbagai spesies.
4
AKTIVITAS PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Rangkaian aktivitas pembelajaran berikut ini disiapkan untuk
mengarahkan mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran:
1. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan mengacu pada kurikulum
OBE yang mengutamakan kualitas lulusan melalui pembelajaran
dengan beragam metode. Pembelajaran SGD banyak
menerapkanpembelajaran berbasis kasus (case based learning)
serta pembelajaran berbasis problem (problem based learning)
yang diharapkan dapat mengasah kemampuan mahasiswa
menjadi problem solver yang baik. Melalui pembelajaran berbasis
kasus dan problem diharapkan mahasiswa dalam kelas kecil dapat
mengasah diri menjadi pemberi informasi, penerima informasi
yang baik (open minded), sehingga proses teach other dalam
kelompok dapat berlangsung secara dinamis untuk mencapai
tujuan pembelajaran, serta membentuk mahasiswa menjadi
pembelajar sepanjang hayat (long life learner).
2. Kuliah
Metode perkuliahan dilakukan dengan cara dosen
mempresentasikan materi dan diskusi apa dan mengapa harus
dipelajari oleh mahasiswa. Pada kuliah perdana, Koordinator
MK menyampaikan kontrak pembelajaran kepada para
mahasiswa sesuai RPKPS yang telah disusun oleh tim dosen,
memperkenalkan semua dosen pengampu beserta kepakaran
masing-masing dengan tujuan agar mahasiswa mengenal dosen
dan keahliannya sejak awal perkuliahan, sehingga diharapkan
dosen dapat menjadi teladan untuk dicontoh mahasiswa. Rencana
Program Kegiatan Pembelajaran Semester dan bahan ajar wajib
diberikan kepada mahasiswa melalui sistem e-learning eLOK,
5
dan dalam bentuk hardcopy disimpan di Perpustakaan sebagai
narasi/referensi/bahan pembelajaran mahasiswa). Dalam
penerapan kurikulum berbasis kompetensi, perkuliahan
diselenggarakan dengan cara kombinasi antara kuliah dan diskusi
kelompok dalam kelas kecil. Hal ini bertujuan agar mahasiswa
memperoleh materi kuliah yang cukup dan diikuti dengan belajar
mandiri. Perkuliahan diselenggarakan sesuai dengan matakuliah
yang telah ditentukan learning outcome dalam mencapai
kompetensi. Integrasi dan sinergi antar matakuliah
diselenggarakan melalui SGD yang membahas skenario tertentu,
untuk meningkatkan dan mempertajam pemahaman mahasiswa.
Apabila diperlukan diantara jadwal SGD dapat diselenggarakan
perkuliahan, untuk memberi kesempatan mahasiswa untuk
klarifikasi dan membahas pertanyaan mahasiswa yang tidak dapat
dijawab dalam diskusi kelompok.
Tugas Fasilitator:
• Dalam hal fasilitator berhalangan hadir secara luring, SGD dapat
dilakukan secara daring. Fasilitator wajib membuka meeting room
daring sesuai jadwal. Meeting room di share ke akademik 1 hari
sebelum pelaksanaan SGD. Apabila fasilitator terjadwal akan
mengganti dengan fasilitator lain maka fasilitator pengganti yang
membuat link meeting room.
• Mengarahkan dan memfasilitasi diskusi.
• Memberi penilaian aktivitas mahasiswa selama diskusi pada
SGD pertemuan pertama dan kedua, dengan penilaian melalui 3
aspek:
1. Attitude (sikap mental dan etika) = afektif
2. Skill (cakap, ahli, mampu adaptasi pada kompetensi positif)
= psikomotor
3. Knowledge (membangun intellectual capital) = kognitif
8
• Memberi penilaian aktivitas mahasiswa selama diskusi pada
SGD pertemuan kedua dengan penilaian melalui 4 aspek :
1. Attitude (sikap mental dan etika) = afektif
2. Skill (cakap, ahli, mampu adaptasi pada kompetensi positif)
= psikomotor
3. Knowledge (membangun intellectual capital) = kognitif
4. Tugas Individu
5. Praktikum
Diselenggarakan oleh Laboratorium di Departemen untuk
memperkaya pemahaman mahasiswa tentang konsep yang
didiskusikan terkait dengan pengembangan ilmu. Latihan
untuk meningkatkan ketrampilan yang diperlukan seorang
dokter hewan untuk memenuhi kompetensinya (keterampilan
komunikasi dengan klien, keterampilan klinik, dan
sebagainya).
6. Konsultasi ahli
Aktivitas ini diselenggarakan berdasarkan keperluan dan
diselenggarakan sendiri oleh kelompok mahasiswa, dengan
menghubungi dosen yang berkompeten.
9
7. Belajar mandiri
Sebagai pembelajar dewasa, mahasiswa diharapkan mampu
menerapkan cara belajar mandiri, suatu jenis keterampilan yang
penting untuk pengembangan pribadi dan karir dimasa depan.
Ketrampilan ini meliputi kemampuan menemukan minat pribadi,
mencari informasi dari berbagai sumber pembelajaran,
menentukan cara belajar yang sesuai, dan mengidentifikasi
kebutuhan belajar selanjutnya. Mahasiswa tidak akan pernah
merasa cukup hanya belajar dari catatan kuliah atau textbook.
Belajar mandiri merupakan ciri terpenting dari pendekatan SCL,
dan pada tahap tertentu, belajar akan menjadi perjalanan tanpa
ujung/batas.
8. Diskusi kelas
Diskusi kelas dapat diselenggarakan melalui kuliah diantara
jadwal SGD. Tujuan diskusi ini adalah untuk memberi penjelasan
dan membandingkan proses pembelajaran di antara kelompok
untuk menghindari adanya kelompok yang salah pemahaman
dalam diskusi. Semua kelompok boleh mengajukan topik tertentu
untuk didiskusikan, dan fasilitator atau dosen akan menjawab
pertanyaan sesuai kompetensi masing-masing.
10
RUBRIK PENILAIAN SGD
11
• penjelasan yang diberikan memiliki dasar
pustaka yang jelas dan sahih.
Nilai dibawahnya diberikan sesuai bobot ilmiah
yang disampaikan. Nilai minimal 60 diberikan
kepada mahasiswa yang sama sekali tidak
berkontribusi dalam menjawab permasalahan.
Nilai maksimal 100 jika:
• tulisan yang dikirim secara online kepada
fasilitator paling lambat sebelum
pelaksanaan SGD hari kedua dimulai.
• isi menjawab semua tugas dengan jelas.
Tugas • tulisan runtut dan rapi
individu • mencantumkan referensi yang memadai
(hanya pada dengan sumber yang dipercaya
SGD kedua) • minimal 3 pustaka
Nilai minimal 60 diberikan pada mahasiswa jika:
• tulisannya tidak menjawab tugas dengan tepat
• sumber kurang sahih.
• copy paste dari teman lain
13
BLUE PRINT PENILAIAN
Jenis Soal:
- MCQ dengan tipe jawaban a, b, c, d, e
- Essay
- dll.
14
REFERENSI
15
Patologi Klinik Veteriner
1. Jansen DL, CR Bartz, M Bush, RH Marehwichi, BS Stephen, J
Grate and RJ Montali 1982. Parvovirus enteritis in the
vaccinated juvenile bush dog. J Am Vet Med Ass 181(I I), 1226-
1227.
2. Lenhaus C 1980. Canine parvovirus disease. A caution against
routine vaccination. Aust Vet J 56(10), 611-612.
3. Lenhaus C, MJ Studdert and J Finnie 1980. Acute and chronic
canine parvovirus myocarditis following intra uterine
inoculation. Aust vet J 56(10) 465 468.
4. Robinson WP, GE Wilcox and RLP Plover 1980. Canine
parvoviral disease: experimental reproduction of the enteric
form with a parvovirus isolated from care of myocarditis. Vet
Path 17,589-599.
5. Sandstadt K and M Wierup 1981. Concomitant ocean of
campylobacter and parvovirus in dog with gastroenteritis. Vet
Res 21(4), 271-273.
6. Weiss, Doughlas J., Wardrop, K. Jane. 2010. Schalm`s
Veterinary Hematology. Willey Blackwell. USA.
7. Hariono, B. 2015. Penyegaran Pembacaan dan Interpretasi
Pemeriksaan Darah untuk mendukung Diagnosis Penyakit pada
Anjing dan Kucing, FKH, UGM.
8. Weiss, D.J. and Wardrop, K.J. 2010. Schalm’s Veterinary
Hematology, 6th ed., Blackwell Publishing Ltd., USA.
Farmakoterapi I
1. Adams, H.R. 2001. Veterinary Pharmacolgoy and
Therapeutics.8th ed . Blackwell Publishing. America. 24
2. Fortman, J.D., Hewett, T.A., Bennett, B., T. The Laboratory
2022.The Laboratory Nonhuman Primate. CRC Press.
3. Riviere, J.E., Papich, M.G. 2009. Veterinary Pharmacolgoy and
Therapeutics. John Willey and Sons.
16
4. Hsu,W.H. 2008. Handbook Veterinary of Pharmachology. John
Willey and Sons.
5. Ramesh C. Gupta. (2012). Veterinary Toxicology, Basic and
clinical principles 2nd ed. Academic press
17
Skenario 1
(SGD Semester 5)
18
Kata kunci : vesikula, LSD, Orf, PMK, Bollinger body
Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa mampu mengenal penyakit pada domba yang
disebabkan oleh virus, mampu mengenali gambaran menciri dari
hasil pemeriksaan laboratorik, menginterpretasikan data
laboratorik, mendiagnosa, terapinya, dan pencegahan penyakit.
2. Mahasiswa mampu menelusuri patogenesis penyakit (konsep
filosofis: what/apa, why/mengapa dan how/bagaimana), diagnosa,
prognosa penyakit dan saran/advis bagi pemilik hewan.
3. Mahasiswa mampu mengkaitkan data laboratorik dari berbagai
laboratorium sekaligus melakukan interpretasi secara
terpadu/integrated interpretation sebelum menuju ke diagnosa
penyakit yang pasti.
4. Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep,
ketrampilan dan perilaku dalam diskusi.
19
Skenario 2
(SGD Semester 5)
20
Dokter hewan jaga yang bertugas hari itu kemudian memberikan
terapi simtomatis dan pemberian infus.
Anjing shiro kemudian dirawat inap di Klinik dikarenakan
kondisinya yang semakin menurun. Tiga hari setelah dirawat inap,
Anjing shiro tidak dapat ditolong. Pemilik mengijinkan dilakukan
nekropsi untuk mengamati dan mengetahui perubahan-perubahan
patologis organ yang terjadi. Perubahan makroskopik yang terlihat
menunjukkan diagnosa ke arah CPV
Tujuan Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat mengenali agen penyebab penyakit Canine
Parvovirus, morfologi, sifat dan karakter virus, memahami
mekanisme infeksi dan patogenesis, gejala klinis, lesi
makroskopis dan mikroskopis yang ditimbulkan serta gambaran
klinikopatologis.
2. Mahasiswa mampu menerapkan konsep dasar kasus di lapangan
disertai anamnesa, pengamatan gejala klinis, pengambilan dan
analisis sampel, pengumpulan data dari berbagai laboratorium
dengan interpretasi masing-masing menuju diagnosa pasti dan
memberikan saran kepada pemilik.
3. Mahasiswa mengerti tata kelola penanganan kasus infeksi virus,
vaksin dan cara pencegahan serta pengendalian virus.
4. Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep,
ketrampilan dan perilaku dalam diskusi.
21
Skenario 3
(SGD Semester 5)
22
Berdasarkan data yang diperoleh dari ke-tiga uji yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa anjing tersebut positif terinfeksi
virus Rabies. Pengobatan tidak dianjurkan untuk kasus penyakit ini
dengan diagnosa infausta. Namun untuk mengurangi penderitaaan
hewan maka dianjurkan untuk diberikan obat-obat depresan saraf,
misalnya golongan sedativa hipnotika. Dinas Peternakan setempat
segera mencanangkan program pengendalian rabies, diantaranya
dengan melakukan vaksinasi rabies secara serentak dan memonitor
titer antibodi hasil vaksinasi dengan uji ELISA.
Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat mengenali agen penyebab penyakit rabies,
morfologi, biologi molekuler, dan karakter virus, memahami
mekanisme infeksi dan patogenesisnya, gejala klinis, lesi
makroskopis dan mikroskopis yang ditimbulkan oleh virus rabies.
2. Mahasiswa mamahami konsep sampling dari berbagai uji
diagnostik, diagnosis patologi, virologi, serologi, dan molekuler
serta mampu melakukan analisis hasil pemeriksaan laboratorium
tersebut untuk kepentingan diagnostik.
3. Mahasiswa mengerti tata kelola penanganan kasus rabies, mampu
menyusun program vaksinasi rabies pada hewan dan program
pencegahan dan pengendaliannya.
4. Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep,
ketrampilan dan perilaku dalam diskusi.
23
Skenario 4
(SGD Semester 5)
Kisah Nemo
Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan jenis-jenis anestetika umum
beserta contoh obat dan mekanisme kerjanya, serta mampu
menjelaskan prosedur pemeriksaan pra-anestesi dan berbagai
faktor resiko dalam pelaksanaan pembiusan
2. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur nekropsi pada primata,
termasuk metode pengambilan sampel yang baik.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan beberapa infeksi virus yang
menyebabkan imunodefisiensi pada primata, bagaimana
mekanisme patofisiologinya, gejala klinis yang timbul, metode
diagnosis serta pendekatan pengobatan dan pencegahannya.
4. Mahasiswa mampu mengkaitkan data laboratorik
klinikopatologik dan mikrobiologik sekaligus melakukan
interpretasi secara terpadu (integrated interpretation) sebelum
menuju diagnosa penyakit yang pasti.
5. Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep,
ketrampilan dan perilaku dalam diskusi.
25