PENDAHULUAN
5 cm pada multipara (Maryunani, 2013). Hal ini dapat terjadi pada kehamilan
aterm yaitu, pada usia kehamilan lebih dari 37 minggu maupun pada
2009).
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam ilmu obstetri, karena
semua kehamilan.
kehamilan per tahun dan berkaitan dengan resiko tinggi terhadap kesehatan
dan keselamatan ibu, janin dan Sebagian besar ketuban pecah dini pada
kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan terjadi
dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah. Sekitar 85% morbiditas dan
1
Ketuban pecah dini belum diketahui penyebab pastinya,namun terdapat
ketuban pecah dini.Yang termasuk dalam faktor internal diantaranya usia ibu,
hal tersebut bisa terjadi dimana saja, maka dari itu kami tertarik membuat
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
waktunya melahirkan, hal ini dapat terjadi pada akhirnya kehamilan maupun
hal:13)
kontraksi.
2.2 ETIOLOGI
a. Persalinan premature
3
1) Pemakaian alat-alat pada serviks sebelumnya (misalnya aborsi
kelahiran sebelumnya.
3) Inkompeteni serviks.
h. Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang kuat
ginekologi,2009,geri morgan)
2.3 PATOFISIOLOGI
dapat meningkatkan konsentrasi secara local asam arakidonat, dan lebih lanjut
janin dan ginjal janin yang ditemukan dalam cairan amnion, secara sinergis
4
juga mengaktifasi pembentukan sitokin. Endotoksin yang masuk kedalam
persalinan.
lain terjadinya ketuban pecah dini akibat infeksi dan inflamasi. Enzim
bacterial dan atau produk host yang disekresikan sebagai respon untuk infeksi
tipe III papa manusia, membuktikan bahwa infiltrasi leukosit pada kulit
ketuban yang terjadi karena kolonisasi bakteri atau infeksi dapat menyebabkan
pecah dini.
5
2.4 PATHWAY
Efek samping
tokolitik Penurunan Ansietas
Intoleransi masukan
aktifitas cairan
Risti
Cidera
pada Ibu R. kekurangan
volume cairan
6
2.5 TANDA DAN GEJALA
vagina, aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak,
mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes dengan ciri pucat dan
bergaris warna darah, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus
diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin
kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut,
terjadi.
2.6 PENATALAKSANAAN
A. Pencegahan:
ini saat prenatal bahwa mereka harus segera melapor bila ketuban pecah.
b. Polihdramnion
7
2. Herpes aktif
b. Basahi kapas asupan dengan cairan dan lakukan pulasan pada slide
3. Bila pecah ketuban dan / atau tanda kemungkinan infeksi tidak jelas,
4. Bila usia gestasi kurang dari 37 minggu atau pasien terjangkit herpes
8
D. Penatalaksanaan konservatif
pecah.
vagina.
1. Ukur suhu tubuh empat kali sehari ; bila suhu meningkatkan secara
3. Catat bila ada nyeri tekan dan iritabilitas uterus serta laporkan
perubahan apapun.
E. Penatalaksaan agresif
berespons.
9
f. Bila pengambilan keputusan bergantung pada kelayakan serviks untuk
pada hari berikutnya sampai pelahiran atau lebih sering bila ada tanda
infeksi
a. Pesalinan spontas
1) Ukur suhu tubuh pasien setiap 2 jam, berikan antibiotik bila ada
demam
perawat neonates
10
4) Lakukan kultur sesuai panduan
b. Indikasi persalinan
1) Pemeriksaan laboratorium
bau dan PH nya. Cairan yang keluar dari vagina kecuali air ketuban
mungkin juga urine atau secret vagina, Sekret vagina ibu hamil pH : 4,5
dengan kertas nitrazin tidak berubah warna, tetap kuning. 1.a tes lakmus
dan infeksi vagina dapat menghaslkan tes yang positif palsu. 1b.
mikroskop (tes pakis ), dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek
daun psikis.
11
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban
dalam kavum uteri pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang
namun pada umunya KPD sudah bisa terdiagnosis dengan anamnesa dan
2009, hal:16-17)
2.8 KOMPLIKASI
Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia 37 minggu adalah
sindrom distress pernapasan yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko
infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan KPD
korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu kejadian prolaps
Kejadiannya mencapai hampir 100% apabila KPD prater mini terjadi pada
a. Infeksi intrauterine
c. Prematuritas
d. Distosia
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Biodata klien.
2. Keluhan utama
3. Riwayat haid
Umur menstruasi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid, hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal
partus.
4. Riwayat Perkawinan
5. Riwayat Obstetris
diperoleh.
13
6. Riwayat penyakit dahulu
penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau kambuh berulang – ulang.
1) Pola nutrisi : pada umum nya klien dengan KPD mengalami penurunan
2) Pola istirahat dan tidur : klien dengan KPD mengalami nyeri pada
pada perineum)
kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine
karena rasa takut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK.
14
4) Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi,
9. Pemeriksaan fisik
Head To Toe
- Rambut: warna rambut, jenis rambut, bau nya, apakah ada luka
lesi / lecet.
tidak.
baik / tidak.
15
- Mulut dan gigi: bagaimana keadaan mukosa bibir klien, apakah
lembab atau kering, keadaan gigi dan gusi apakah ada peradangan
Pada ibu hamil pada umum nya berkaries gigi, hal itu disebabkan
- Paru – paru
pernafasan nya
P : bunyi Paru
A : suara nafas
- Jantung
I : warna kulit, apakah ada luka lesi / lecet, ictus cordis apakah
terlihat / tidak
% Midclavikula
P : bunyi jantung
16
- Abdomen
I : keadaan perut, warna nya, apakah ada / tidak luka lesi dan lecet
P : bunyi abdomen
- Ekstremitas
Atas : warna kulit, apakah ada luka lesi / memar, apakah ada
oedema / tidak.
tidak
tidak.
penyakit.
17
c. Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada diri
sendiri/janin
18