Prodi : Kimia
Ilmu kimia zat padat secara ontologi merupakan salah satu cabang dari kimia yang mengkaji
struktur, jenis, teknik kharakterisasi, sifat, reaksi, energi, sintetis, dan pemanfaatan material
berwujud padat. Sedangakan secara epistemologi ilmu kimia zat padat dikembangkan dengan
metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu prosedur yang sistematis yang berintikan proses
logiko, hipotetiko, dan veripikatif. Proses tersebut terdiri dari langkah- langkah sebagai berikut :
Dimana yang pertama yaitu perumusan masalah. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan
solen dan fakta atau dasein. Contoh rumusan masalah bagaimana pengaruh penambahan K3PO4
pada berbagai konsentrasi terhadap kharakterisasi pori NaZn 5 mesopori, masalah tersebut
muncul dalam langkah membuat katalis yang sesuai harapan yaitu katalis padatan dengan
aktivitasi yang tinggi dengan cara menginterpretasikan katalis K3PO4 pada NaZn5 mesopori.
Rumusan masalah diatas adalah salah satu rumusan masalah pada penelitian untuk mengetahui
kharakterisasi pori K3PO4. Dan diintpretasikan pada NaZn5 mesopori sebelum diaplikasikan
untuk mngetahui apa aktivitas katalitiknya. Adanya masalah tersebut membuat seorang ilmuan
atau peneliti berusaha mencari jawaban yang tepat dengan membaca berbagai hasan pengetahuan
ilmiah, sehingga terbentuklah kerangka berfikir. Kerangka berfikir tersebut merupakan gabungan
simpulan-simpulan hasil berfikir deduktif seseorang dari berbagai hasana ilmu, seperti buku,
atikel ilmiah, seminar atau proses pembelajaran, diskus dengan ahli atau yang lain. Kerangka
berpikir ini disusun secara rasional menggunakkan teori kebenaran koherensi berdasarkan
premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor
empiris yang relevan. Karena kebenaran hipotesis masih lemah maka hipotesis harus diuji
melalui eksperimen. Ekperimen disini merupakan merupakan percobaan yang dilakukan secara
sistematis dan terencana dalam rangka menghubungkan fakta-fakta yang relevan dengan
hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung
hipotesis tersebut atau tidak. Jika dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup untuk
mendukung hipotesis maka hipotesis tersebut dapat diterima, dan sebaliknya jika dalam proses
pengujian tidak terdapat fakta yang cukup untuk mendukung hipotesis tersebut maka hipotesis
tersebut ditolak. Kemudian aksiologi ilmu kimia zat padat merupakan pemanfaatan padatan
dalam berbagai bidang untuk kemaslahatan dan kesejahteraan manusia, contohnya:
1. Silicon murni dipadukan dengan fosfor akan menghasilkan silicon tipe n yang memiliki
sifat listrik yang lebih baik.
2. Besi dipadukan dengan karbon menghasilkan baja karbon yang mempunyai sifat lebih
unggul dari besi murni.
3. Seng dipadukan dengan tembaga menghasilkan logam kuningan yang memiliki sifat
mekanik lebih baik dari tembaga.
4. Pembuatan katalis, perlengkapan militer, bahan anti peluru, alat elektronik, obat-obatan,
kosmetik, energi, transportasi, rumah, pakaian, dan lain-lain.
Sejak adanya manusia, manusia telah menggunakan berbagai material untuk memenuhi
berbagai kebutuhan mereka.
Faktanya, penamaan zaman peradaban awal dinamakan berdasarkan perkembangan material
yang digunakan (seperti zaman batu, zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi).
Pengetahuan tentang pemanfaatn batu seperti untuk cobek tidak bisa disebut sebagai bagian
ilmu kimia zat padat karena pengetahuan tersebut tidak melalui metode ilmiah.
Ilmu kimia zat padat baru dimulai sejak dimulainya penggunaan metoe ilmiah dalam
pengembangkan ilmu.
Jenis Padatan
1. Padatan sejati
Padatan sejati yaitu susunan dari atom molekul atau pun ion yang terulang secara tiga
dimensi. Yang terulang secara teratur. Sifatnya kimianya yang berbeda karena arah
partikel yang berbeda dan tergantung pada arah. Contohnya gula dan garam, sedangkan
2. Amorphous solid
Amorphous solid yaitu susanan dari atom molekul atau pun ion yang terulang secara
acak. Bersifat isotropi dan nilainya sama pada semua arah, oelh karna itu indeks
refractive, termal dan konduktivitas elektiknya itu tidak tergantung pada arah. Contohnya
karbon, plastic dan gelas.
Perbedaan dari kedua jenis padatan tersebut yaitu pada strukturnya, karena perbedaan
struktur juga mengakibatkan perbedaan sifat.
Ciri khas kristal yaitu bersifat anisotropik dan memenuhi tiga hukum:
Pada beberapa pengotor tertentu, muka yang berbeda tumbuh dengan laju yang berbeda
dan menghasilkan banyak bentuk. Sebagai contoh, jika NaCl dikristalkan dari larutan yang lewat
jenuh, ia dapat menghasilkan kristal kubus. Namun bila urea ditambahkan sebagai pengotor,
akan menghasilkan kristal octahedral seperti gambar.
Hukum simetri
Hukum simetri menyatakan bahwa kristal dari zat yang sama mempunyai unsur simetri
yang sama.
Unsur simetri dalam kristal kubus (a) 1 pusat simetri, (b) 13 sumbu simetri, dan (c) 9 bidang
simetri.
Salah satu cara mempelajari struktur kristal dengan menggunakan difraksi sinar X (XRD):
Laue pada tahun 1912 mengemukakan ksital dapat bertindak sebagai kisi-kisi sinar-X. Jadi
ketika sebentar sinar-X yang mengenai kristal, akan terbentuk sejumlah bayangan dengan
intensitas yang berbeda.
Panjang gelombang sinar-X sebanding dengan jarak antar atom
Unit dasar sederhana atau blok bangunan pengulangan terkecil dari kisi kristal disebut sel
satuan (unit sel).
Kisi kristal = kumpulan dari sel satuan yang teratur.