Modul KK B Anatomi Fisiologi Ternak Ruminansia Dan K3LH Profesional
Modul KK B Anatomi Fisiologi Ternak Ruminansia Dan K3LH Profesional
Kelompok Kompetensi
Anatomi Fisiologi Ternak Ruminansia dan K3LH
Penulis:
Ir. Sunarno, MP.
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Kegiatan Pembelajaran 1.
ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK RUMINANSIA
A. TUJUAN
C. URAIAN MATERI
Keterangan:
d) Sistem Mamae
Sistem mamae yang besar, melekat dengan mantap sehingga
bisa bertahan lama ketika disusui. Ambingnya besar, lunak
dan lentur yang menunjukkan kelenjar susu aktif dalam
jumlah banyak. Namun sebaiknya tidak mengandung jaringan
yang non produktif yang dapat membatasi ruang jaringan
sekresi susu untuk memproduksi susu. Jaringan tersebut
dapat dikenali dengan melihat perubahan bentuk ambing
yang nyata setelah pemerahan.
Ambing belakang (rear udder) harus tinggi dan lebar.
Kuartir depan harus seimbang dengan kuartir belakang.
Puting harus seragam ukurannya. Tepat melekat pada
ambing sehingga memudahkan pemerahan.
b) Morfologi Tubuh
Merupakan bentuk umum seekor ternak dikaitkan dengan
tujuan pemeliharaan. Bentuk umum “sapi pedaging”.
Berikut adalah ciri-ciri morfologi tubuh sapi potong:
c) Kondisi Tubuh
Merupakan keadaan sehat atau tidaknya, gemuk atau
kurusnya, cacat tubuh (cacat genetik maupun cacat
mekanik), termasuk cacat tersembunyi. Cacat genetik
adalah cacat yang terjadi akibat faktor genetik misalnya
testisnya hanya satu, lambung hanya satu dan sebagainya.
Cacat mekanik adalah cacat tubuh yang disebabkan
karena faktor luar, antara lain kanibalisme, kaki pincang,
kulit luka dan sebagainya.
d) Temperamen
Merupakan sikap atau tingkah laku alami dari seekor
ternak, sekaligus menyangkut kemungkinan ada atau
2. SISTEM PENCERNAAN
a. Organ Pencernaan
1) Mulut
Mulut digunakan terutama untuk menggiling pakan serta
mencampurnya dengan air liur (saliva), serta berperan dalam
a) Gigi
Berdasarkan jenisnya gigi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu gigi pemotong atau pengoyak (gigi taring dan
gigi seri) dan gigi penggiling (premolar dan molar).
Setiap jenis ternak mengalami pergantian gigi dari gigi
susu diganti dengan gigi tetap. Gigi susu (desiduous)
adalah gigi yang muncul pertama kali dan akan digantikan
dengan gigi tetap. Ternak ruminansia memiliki susunan gigi
yang berbeda dengan ternak lainnya. Berikut contoh
susunan gigi susu dan gigi tetap pada sapi:
3 0 0 0 0 3 Rahang atas
P C I I DC P Jenis gigi
3 0 4 4 0 3 Rahang bawah
3 3 0 0 0 0 3 3 Rahang atas
M P C I I C P M Jenis gigi
3 3 0 4 4 0 3 3 Rahang bawah
Keterangan:
D = desiduous = gigi susu
I = insisivus = gigi seri
C = caninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
b) Lidah
Lidah tersusun atas suatu masa otot yang tertutup oleh
membran mukosa. Ternak mempergunakan lidah sebagai
organ untuk membantu proses menggigit dan mengunyah
pakan.
2) Farink
Farinks merupakan saluran umum, baik untuk lewatnya pakan
ataupun udara. Dilapisi oleh membran mukosa dan dikelilingi
oleh otot-otot. Beberapa saluran yang menuju farinks adalah
mulut, dua lubang hidung kaudal, dua saluran eustasian
(telinga), esophagus dan larinks. Pakan dari mulut masuk ke
3) Esophagus
Esophagus merupakan kelanjutan langsung dari farinks.
Merupakan suatu saluran musculer yang membentang dari
farinks menuju ke perut. Dinding esophagus terdiri dari dua
lapis yang saling melintas miring, kemudian spiral dan akhirnya
membentuk lapis sirkuler. Esophagus pada sapi bentuknya
pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi (membesar).
4) Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan vital pada
ternak ruminansia. Pada lambung terjadi pencernaan secara
fermentatif dan pencernaan secara hidrolitik. Pencernaan
fermentatif membutuhkan bantuan mikroba, terutama pakan
dengan kandungan selulosa dan hemiselulosa yang tinggi.
Pencernaan hidrolitik membutuhkan bantuan enzim.
b) Rumen
Pada sapi dewasa rumen merupakan bagian yang
mempunyai proporsi yang tinggi dibandingkan dengan
proporsi bagian lainnya. Rumen terletak di rongga
abdominal bagian kiri. Rumen disebut juga paunch atau
ruang fermentasi. Rumen disebut juga dengan perut
beludru, karena pada permukaan rumen terdapat papilla
dan papillae. Pada retikulum dan rumen terjadi pencernaan
secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat
mikroba dalam jumlah milyaran.
c) Omasum
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena
permukaannya berbuku-buku. Derajat keasaman (pH)
omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Antara omasum
dan abomasum terdapat lubang yang disebut omaso
abomasal orifice, dan disinilah terdapat susunan lipatan
membran mukosa yang disebut “vela terminalia” yang
berfungsi untuk mencegah pakan yang sudah masuk ke
abomasum kembali menuju ke omasum.
5) Usus Halus
Usus halus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa
mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh pakannya yang
sebagian besar terdiri dari serat (selulosa). Usus halus terbagi
menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ilium.
6) Usus Besar
Usus besar terdiri dari sekum yang merupakan suatu kantong
buntu, kolon dan berakhir pada rektum. Sekum pada ternak
21 Alih Fungsi - Anatomi Fisiologi Ternak Ruminansia dan K3LH
pemakan tumbuhan (herbivora) lebih besar dibandingkan
dengan sekum pada ternak pemakan daging (karnivora). Hal itu
karena pakan herbivora bervolume besar dan proses
pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume
pakannya kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat.
1) Glandula Saliva
Glandula saliva terdiri dari 2 kelompok besar yaitu glandula
saliva utama yang terdiri dari 3 pasang glandula yaitu parotid,
mandibular dan sublingual, dan glandula saliva minor yang
terdiri dari labial, bukal, lingual, dan palatin serta zigomatik.
2) Pankreas
Sebagai kelenjar endokrin pankreas mensekresikan hormon
insulin dan glukagon. Sedangkan sebagai kelenjar eksokrin
3) Hati
Secara fisiologis hati memiliki beberapa fungsi antara lain
Sekresi empedu, Detoksifikasi senyawa racun dalam tubuh,
Metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak, Penyimpanan
vitamin, Penyimpanan karbohidrat, dan Destruksi sel darah
merah
f. Pencernaan Pakan
1) Prensip Pencenaan
2) Proses Pencernaan
Dengan menggunakan organ-organ seperti bibir, gigi, lidah, pipi
dan rahang pakan dimasukkan ke dalam mulut. Gerakan
memasukkan pakan ke dalam mulut tersebut dinamakan
prehansi, dan organ yang berperan dalam proses pemasukan
pakan ke dalam mulut disebut dengan organ yang bersifat
prehensil.
a) Pencernaan Karbohidrat
Setelah pakan memasuki duodenum maka getah
pankreatik dikeluarkan dari pankreas ke dalam duodenum.
Pada waktu yang bersamaan, garam empedu dikeluarkan
pula kedalam duodenum. Garam empedu menetralisir
keasaman isi usus di daerah tersebut dan menghasilkan
keadaan yang alkalis.
Salah satu enzim pencernaan dari pankreas adalah
amilase yang memecah pati kedalam disakarida dan gula-
gula kompleks. Apabila digesta melalui usus kecil maka
sukrase dan enzim-enzim yang memecah gula lainnya
yang dikeluarkan di daerah ini selanjutnya menghidrolisir
atau mencerna senyawa-senyawa gula ke dalam gula-gula
b) Pencernaan Lemak
Garam empedu mengemulsikan lemak dalam duodenum.
Lemak berbentuk emulsi tersebut kemudian oleh enzim
lipase dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, yang
merupakan hasil akhir pencernaan lemak.
c) Pencernaan Protein
Campuran pepsin hidrokhlorik memecah sebagian protein
ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana seperti
proteosa dan pepton. Di dalam duodenum tripsin memecah
sebagian proteosa dan pepton menjadi bentuk yang lebih
sederhana, yaitu asam amino. Erepsin yang dikeluarkan ke
dalam usus halus melengkapi pencernaan hasil
pemecahan protein ke dalam asam-asam amino. Zat-zat
tersebut merupakan hasil akhir pencernaan protein.
1) Jantung
Antara atrium dan ventrikel dari tiap sisi terdapat suatu katup
besar disebut katup atrioventrikular (katup A-V). Katup A-V
sebelah kiri disebut katup bikuspid dan sebelah kanan disebut
katup trikuspid. Katup semilunar aortik: katup yang terletak
2) Pembuluh Darah
Pembuluh darah ádalah saluran khusus untuk mengalirkan
darah. yang beredar ke seluruh tubuh. Pembuluh-pembuluh
darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri ádalah pembuluh
yang berfungsi untuk mengangkut darah yang keluar dari
jantung. Vena ádalah pembuluh darah yang berfungsi
membawa darah dari jaringan kembali ke jantung.
3) Cairan Tubuh
Cairan tubuh yang dimaksud disini adalah darah. Darah
tersusun atas sel darah dan plasma. Sel darah mencakup
eritrosit, leukosit dan trombosit. Plasma darah mengandung
sekitar 90% air dan berbagai zat terlarut/tersuspensi di
dalamnya, yaitu:
a) Proterin plasma, yaitu albumin, globulin dan fibrinogen
b) Sari makanan yaitu glukosa, monosakarida, asam amino
dan lipid
c) Bahan untuk dibuang dari tubuh, antara lain urea dan
senyawa nitrogen
d) Berbagai ion, misalnya natrium, kalium, klor, fosfat,
kalsium, sulfat dan senyawa bikarbonat
e) Hormon, gas respiratori, vitamin dan enzim.
CO2 dari sel tubuh, absorbsi nutrisi dari saluran pencernaan dan
mengedarkan ke seluruh tubuh, mengeluarkan sisa metabolisme
tubuh, mengedarkan hormon, mangatur cairan tubuh dan
melawan bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
a. Organ Respirasi
1) Nostril
Nostril / nare / lubang hidung adalah bukaan eksternal untuk
lewatnya udara. Setiap jenis ternak ruminansia ukuran dan
2) Rongga hidung
Rongga hidung atau rongga nasal, terpisah dari mulut oleh
langit-langit keras dan langit – langit lunak rongga mulut.
Rongga hidung di bagi menjadi dua bagian oleh suatu septum
cartilage median. Tiap bagian dari rongga hidung berhubungan
dengan nostril dari sisi yang sama ke arah rostral dan dengan
farinks ke arah kaudal melalui nares posterior (koanae).
Rongga hidung dilapisi oleh membran mukosa, yang menutupi
sejumlah konkae yang menyerupai skrol (tulang turbinat) yang
terletak pada dinding lateral dari rongga hidung. Terdapat dua
konkae utama yaitu konkae dorsal dan konkae ventral dan satu
seri tulang etmoturbinat. Fungsi membran mukosa, yaitu:
a) menghangatkan udara yang dihisap
b) mengandung ujung-ujung sensoris dari syaraf olfaktoris
yang merupakan media untuk indera penciuman
3) Sinus
Sinus adalah rongga – rongga yang berisi udara yang terdapat
pada tulang-tulang kranial tertentu pada rongga hidung. Sinus-
sinus tersebut memiliki saluran menuju ke rongga hidung.
Semua jenis ternak memiliki beberapa sinus diantaranya sinus
maksilar, frontal, sfenoidal, dan palatin. Khusus pada sapi dan
domba memiliki sinus tambahan yaitu sinus lakrimal yang
terdapat pada tulang lakaromal. Pada pelaksanaan dehorning
terhadap sapi dewasa umumnya akan menjadikan sinus frontal
34 Alih Fungsi - Anatomi Fisiologi Ternak Ruminansia dan K3LH
terbuka yang berlanjut ke inti tanduk. Sinus yang terbuka
tersebut menjadi peka terhadap infeksi apabila ada benda
asing yang masuk. Infeksi tersebut dinamakan sinusitis.
4) Farinks
Farinks merupakan saluran bersama bagi udara dan pakan.
Dalam keadaan normal udara tidak dapat dihirup bersamaan
dengan pakan yang sedang ditelan. Terdapat beberapa
saluran/lubang bukaan yang menuju ke farinks meliputi dua
lubang kaudal (dari rongga nasal), dua tuba eustasian
(auditoris) dari telinga bagian tengah, mulut, larinks, dan
esophagus
Farinks dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian nasal
berkaitan dengan rongga nasal, bagian oral yang berkaitan
dengan mulut, dan bagian laringeal yang berkaitan dengan
larinks.
6) Trakea
Trakea merupakan saluran kelanjutan dari larinks, menyerupai
tabung yang tak dapat mengempis. Strukturnya terbentuk oleh
suatu seri cincin kartilago yang berdekatan dan tersusun
sampai ke arah kaudal, kemudian terbagi menjadi 2 bronki
utama. Satu Bronki untuk setiap paru. Setiap bronki utama
bercabang-cabang makin kecil dan yang paling kecil disebut
bronkiol.
7) Paru
Paru adalah suatu struktur yang menyerupai kerucut, dengan
dasarnya yang menempel pada sisi kranial diafragma. Paru
terbagi secara tidak sempurna menjadi lobus – lobus. Paru
sebelah kiri terbagi menjadi lobus cranial (apical), lobus tengah
(kardiak), dan lobus kaudal (diafragmatik). Paru sebelah kanan
disamping terdiri dari tiga lobus juga memiliki lobus intermedia.
b. Mekanika Respirasi
1) Proses Respirasi
Organ respirasi menyediakan jalan yang memungkinkan
masuknya udara dari luar untuk mencapai bagian yang paling
kecil dari paru – paru yaitu alveolus. Membran tipis dari dinding
2) Tipe Pernapasan
a) Tipe pernapasan costal (toraksik): yang banyak bergerak
adalah dinding dada atau tulang rusuk. Pernapasan terjadi
jika lebih banyak udara yg diperlukan dari pada yg
dihasikan dari gerakan diafragma.
b) Tipe pernapasan abdominal: Yang banyak bergerak adalah
dinding perut. Kontraksi diafragma menghasilkan gerakan
yang kelihatan dari abdomen; terjadi selama pernafasan
biasa yang
Secara reflek paru – paru dengan bantuan otot diafragma, perut dan
dada mampu menghasilkan batuk, baik untuk mengeluarkan benda
asing yang merangsang maupun bahan – bahan lain yang
merupakan produk dari radang paru dan saluran pernapasan.
Selain batuk, untuk mengurangi beban paru - paru yang meradang
dan masuknya benda asing, paru - paru juga bisa mengecilkan
lumen bronchi dan bronchiolenya.
1) Testis
Testis atau gonad, atau buah zakar atau kelenjar kelamin
utama, merupakan bagian alat kelamin yang utama. Testis
terletak pada daerah prepubis, terbungkus dalam scrotum. Di
dalam skrotum dilengkapi dengan suatu termoregulator yang
dapat mengatur suhu skrotum tetap konstan, selalu dalam
kondisi lebih rendah daripada suhu tubuh, karena untuk
pembentukan sperma dibutuhkan suhu yang rendah.
2) Epididymus
Epididymus merupakan suatu saluran yang bentuknya bulat dan
panjang serta berkelok-kelok yang menghubungkan vasa
efferensia pada testis dengan ductus deferens. Epididymus
terletak diatas testis dan melekat pada tunika albugenis. Secara
garis besarnya, saluran epididymus dapat dibedakan menjadi :
3) Duktus Deferens
Duktus (vas) deferens merupakan saluran yang
menghubungkan cauda epididymus dengan urethra.
Dindingnya tebal, mengandung otot polos yang licin yang
berperan dalam pengangkutan spermatozoa. Pada saat
ejakulasi dapat mendorong spermatozoa dari epididymus
keduktus ejakulatoris yang terdapat dalam ampula.
4) Skrotum
Kantong testis disebut skrotum. Skrotum merupakan suatu kulit
yang bentuknya seperti kantong yang ukuran, bentuk dan
lokasinya menyesuaikan dengan testis yang dikandungnya.
Kulit skrotum tipis dan sedikit atau tidak berambut. Susunan
lapisan skrotum dari paling luar adalah :
5) Kelenjar Pelengkap
Kelenjar pelengkap disebut juga kelenjar kelamin aksesoris.
Kelenjar-kelanjar ini menghasilkan bahan ejakulasi semen yang
berperan dalam transportasi semen, sebagai media yang cocok
untuk makanan dan sebagai buffer terhadap sifat keasaman
yang berlebih pada saluran genital betina. Kelenjar-kelenjar
aksesoris ini adalah :
6) Urethra
Urethra merupakan bagian saluran yang tergantung dari tempat
bermuaranya ampula sampai ke ujung penis. Urethra
merupakan saluran untuk urine dan untuk semen sehingga
disebut saluran urogenitalis. Urethra terbagi atas tiga bagian
yaitu bagian pelvis, bagian yang membengkok, dan bagian
penis
.
b. Organ Reproduksi Ternak Betina
46 Alih Fungsi - Anatomi Fisiologi Ternak Ruminansia dan K3LH
Sistim reproduksi ternak betina terdiri atas : Sepasang ovarium,
Saluran reproduksi yang terdiri atas tuba fallopii atau oviduct,
uterus atau rahim, cerviks atau leher rahim dan vagina serta alat
kelamin bagian luar yang terdiri atas vulva dan klitoris.
1) Ovarium
Ovarium merupakan bagian alat kelamin yang utama, karena
fungsinya untuk menghasilkan sel gonad (ovum). Seperti juga
halnya dengan testis pada ternak jantan, ovarium bersifat
endokrin dan bersifat sitogenik. Bersifat endokrin karena
ovarium mampu menghasilkan hormon yang akan diserap
secara langsung kedalam peredaran darah. Ovarium juga
bersifat sitogenik artinya bahwa ovarium juga mampu
menghasilkan sel yaitu ovum atau sel telur. Oleh karena itu
ovarium sering juga disebut induk, atau indung telur. Berbeda
dengan ternak lainnya, pada jenis unggas, ovarium tidak
sepasang tetapi hanya satu yaitu dibagian kiri sedangkan
sebelah kanan mengalami rudimenter. Pada ternak atau hewan
menyusui maka jumlahnya adalah sepasang, yang letaknya
dekat ginjal, tepatnya dibelakang ginjal kanan dan kiri.
Besarnya ovarium bervariasi antar jenis ternak, hal ini
tergantung dari jenis ternak, umur dan masa reproduksi ternak.
a) Folikel.
b) Corpus Luteum
Luteunasi adalah proses pembentukan corpus luteum oleh
sel-sel granulose dan sel-sel theca. Segera sesudah
ovulasi, terjadi kawah pada permukaan ovarium. Kawah
tersebut kemudian diisi oleh darah dan lymphe sehingga
berwarna merah, dan membentuk corpus
haemorrhagicum. Darah ini cepat membeku dan diresorbsi.
Kemudian rongga ini diganti dan diisi oleh sel-sel lutein
yang semakin lama semakin banyak. Pada ternak sapi, sel-
sel lutein mengandung suatu pigmen lipochrom kuning
(lutein).
3) Uterus
Uterus pada umumnya terdiri atas badan uterus (corpus uteri),
tanduk uterus (cornua uteri) yang pada umumnya berbentuk
lancip dan leher uterus (serviks). Bentuk uterus pada setiap
jenis hewan bervariasi, khusus untuk ternak sapi uterusnya
berbentuk bibartitus yaitu uterus yang mempunyai serviks satu
dan corpus uteri cukup jelas dan panjang.
5) Vagina
1) Pubertas
Suatu proses reproduksi akan berlangsung secara periodik dan
terus menerus dimulai sejak ternak mengalami pubertas atau
dewasa kelamin. Pada saat itu ternak sudah dapat
menghasilkan keturunan dikarenakan organ reproduksinya
telah mampu memproduksi gamet-gamet yang masak. Jadi
pubertas pada ternak adalah suatu periode dalam kehidupan
makhluk jantan atau betina dimana proses-proses reproduksi
mulai terjadi. Pada saat inilah maka organ-organ reproduksi
a) Proestrus
Proestrus merupakan fase persiapan. Fase ini cukup
pendek dan gejala luar yang terlihat berupa perubahan-
perubahan tingkah laku yang agak lain dari biasanya
seperti agak gelisah dan perubahan–perubahan alat
kelamin luar. Meskipun telah ada perubahan yang
menimbulkan gairah seks namun pada saat proestrus
tersebut ternak masih belum mau menerima pejantan atau
menolak untuk bisa melakukan perkawinan.
c) Metestrus
Segera setelah berahi selesai, maka sisa-sisa gejala berahi
masih tampak tetapi pada saat itu betina sudah tidak mau
lagi dinaiki atau dikawini pejantan. Pada saat itu sebetulnya
masa estrus sudah selesai dan telah berganti dengan fase
baru yang disebut metestrus.
d) Diestrus
Diestrus adalah masa tenang. Yaitu suatu siklus berahi
yang ditandai oleh tidak adanya kebuntingan dan tidak
adanya aktivitas kelamin sehingga ternak menjadi tenang.
Pada saat itu kondisi keadaan dalam alat reproduksi yaitu
pada bagian endometrium masih terlihat adanya
pertumbuhan kelenjar-kelenjar endometrium yang
berkelok-kelok, tetapi hal ini tidak berlangsung lama. Lama
kelamaan kelenjar-kelenjar tersebut akan berdegenerasi.
Corpus hemorrhagikum lama-kelamaan akan mengkerut
dan tumbuh sel-sel yang berwarna kuning atau disebut sel
luteum dan mulailah terbentuk corpus luteum. Diestrus ini
merupakan fase yang terlama dalam siklus estrus.
4) Lama Birahi
Lama berahi merupakan selang waktu mulai berahi ditandai
dengan munculnya berahi sampai hilang tanda-tanda berahi.
Lama berahi setiap jenis ternak berbeda-beda. Demikian juga
dengan setiap individu ternak bervariasi. Hal ini tergantung dari
beberapa faktor seperti umur, musim dan kehadiran pejantan
serta bobot badan. Lama berahi pada berbagai jenis ternak
tertera pada Tabel berikut:
5) Kebuntingan
Dari segi teknis kebuntingan dimulai sejak saat sel kelamin
betina bersatu dengan sel kelamin jantan di dalam saluran alat
reproduksi paling atas atau ovoduct dan tepatnya dibagian
ampula. Kebuntingan berarti keadaan dimana anak sedang
berkembang didalam uterus seekor hewan betina. Satu periode
kebuntingan adalah periode dari mulai terjadinya fertilisasi
sampai terjadinya kelahiran normal.
6) Kelahiran
Akhir dari proses kehamilan adalah kelahiran. Kelahiran adalah
proses fisiologik dimana uterus yang bunting mengeluarkan
anak dan placenta melalui saluran kelahiran. Tanda-tanda
menjelang kelahiran adalah :
6. SISTEM ENDOKRIN
a. Pengertian Hormon
Hormon (bahasa Yunani, yang berarti "yang menggerakkan")
adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel.
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin yang berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi,
tingkah laku, keseimbangan, dan metabolisme. Hormon masuk ke
dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang
dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan yang besar dan
lama pengaruhnya. Hormon mempengaruhi kerja organ dan sel.
d. Klasifikasi Hormon
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut
komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang
mengantar kerja hormon di dalam sel.
1) Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:
a) Golongan Steroid → turunan dari kolesterol.
b) Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat.
c) Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil
→ Thyroid, Katekolamin.
d) Golongan Polipeptida/Protein → Insulin, Glukagon, GH,
TSH.
1) Hypothalamus
Hypothalamus terletak pada bagian ventral, meliputi hypophisis
atau glandula pytuitaria (salah satu kelenjar endokrin yang
terpenting) dan struktur-struktur lainnya yang berkaitan
(Mukhtar, 2006). Hypothalamus berbatasan pada bagian
anterior dengan optic chiasma. Hypothalamus terdiri dari
beberapa bagian yaitu:
a) Bagian posterior dengan mammilary bodies
b) Bagian dorsal dengan thalamus
c) Bagian ventral dengan sphenoid bone
3) Thyroid
Kelenjar thyroid terdapat pada semua vertebrata, jumlahnya
sepasang yang merupakan lobus yang berbentuk perisai yang
saling dihubungkan oleh suatu isthmus. Tiap-tiap lobus
mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel
dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang
berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa. Kelenjar tiroid
mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri
tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan
percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior
merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan
kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar
dibandingkan dengan lobus kiri.
4) Parathyroid
Kelenjar parathyroid menempel pada bagian anterior dan
posterior kedua lobus kelenjar thyroid oleh karenanya kelenjar
parathyroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua
jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar parathyroid,
mensintesa dan mensekresi hormon parathyroid atau
parathormon disingkat PTH.
5) Pankreas
6) Adrenal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal.
Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi
atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah
(medula). Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan
penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut: timbul
kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah - muntah,
terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau
dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat
sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih
banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus,
melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti
dengan rambut berdiri.
7) Thymus
10) Ovarium
Ovarium mensintesa tiga macam hormon, yaitu estrogen,
progesteron, dan relaxin. Estrogen dan progesteron adalah
hormon steroid, sedangkan relaxin adalah polipeptida.
a) Estrogen.
Disekresikan oleh theca interna dari folikel de Graaf.
Jaringan ini kaya akan estrogen dan memperlihatkan
aktivitas yang maksimum selama fase estrogenik dari
siklus birahi. Fungsi hormon estrogen adalah:
(1) Menimbulkan tanda-tanda birahi.
(2) Memperlancar peredaran darah dan perkembangan
saluran kelamin.
(3) Menunjang pertumbuhan sistem pembuluh kelenjar
susu.
(4) Bila sekresi estrogen mencapai ketinggian tertentu
maka sekresi FSH (Follicle stimulating hormone) akan
menurun dan saat itulah LH (Luteinizing hormone)
meningkat terus sampai puncak.
(5) Setelah ovulasi terjadi estrogen menurun dan FSH
kembali normal dan berangsur-angsur meningkat.
(6) Antara estrogen dengan FSH terjadi mekanisme saling
ketergantungan.
b) Progesteron
Progesteron adalah hormon alamiah terpenting yang
disekresikan oleh sel-sel lutein corpus luteum. Disamping
itu hormon ini dihasilkan juga oleh placenta. Sebagaimana
hormon steroid lainnya, progesteron tidak disimpan
didalam tubuh, hormon ini dipakai secara cepat atau
74 Alih Fungsi - Anatomi Fisiologi Ternak Ruminansia dan K3LH
disekresikan dan hanya terdapat dalam konsentrasi rendah
didalam jaringan-jaringan tubuh.
c) Relaxin
Relaxin merupakan hormon protein. Relaxin terutama
disintesa dan dilepaskan kedalam peredaran darah. Fungsi
dari relaxin yaitu menyebabkan relaxasi simfisis pelvis.
Relaxasi ini lebih nyata jika sebelumnya hewan telah
dijenuhkan dengan estrogen dan progesteron. Fungsi lain
misalnya synergism dengan estrogen dan progesteron
dalam merangsang pertumbuhan kelenjar susu. Fungsi
fisiologik relaxin terutama berhubungan dengan partus
(kelahiran) dan bekerja erat dengan estrogen.
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi diklat ini
mencakup aktivitas individu dan kelompok.
1. AKTIVITAS INDIVIDUAL
a. Memahami dan mencermati materi diklat tentang “Anatomi dan
Fisiologi Ternak Ruminansia”
b. Mengerjakan latihan dan tugas
c. Bertukar pengalaman (sharing) tentang materi diklat “Anatomi dan
Fisiologi Ternak Ruminansia”.
d. Menyimpulkan hasil pembelajaran tentang “Anatomi dan Fisiologi
Ternak Ruminansia”.
e. Melakukan refleksi
2. AKTIVITAS KELOMPOK:
a. Berdiskusi kelompok tentang materi diklat “Anatomi dan Fisiologi
Ternak Ruminansia”.
b. Mengerjakan / menyelesaikan lembar kerja
c. Bertukar pengalaman (sharing) dalam menyelesaikan lembar kerja
d. Pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil penyelesaian lembar
kerja
e. Sharing pengalaman dengan cara presentasi hasil
penyelesaaian lembar kerja
f. Membuat rangkuman.
Alur proses pembelajaran yang akan anda laksanakan berkaitan dengan
materi ini dapat digembarkan pada diagram alir sebagai berikut:
Mengamati
Pendahuluan Membaca Curah Pendapat
Modul)
1. LATIHAN
2. TUGAS
Carilah informasi dari berbagai sumber (internet, modul, buku – buku
referensi, dan sumber lain yang relevan tentang sistem respirasi pada
ternak sapi perah.
3. LEMBAR KERJA.
a. Lembar Kerja 1
b. Lembar Kerja 2.
Menilai sapi perah dilakukan dengan tujuan untuk memilih bibit yang ideal.
Cara yang umum dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan pada
kondisi dan postur tubuh sapi. Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat
menentukan atau meramalkan prestasi produksi susu dan lemak susu,
sekaligus untuk menilai tingkat kemurnian bangsa sapi dan merupakan alat
bantu pelaksanaan program seleksi dalam rangka perbaikan mutu genetik.
Penilaian yang dimaksud meliputi beberapa aspek yaitu Penampilan Umum
Sapi Perah (General Appearance), Sifat Perah (Dairy Character), Kapasitas
Badan (Body Capacity) dan Sistem Mamae.
SISTEM PENCERNAAN
Proses Pencernaan
Proses pencernaan meliputi prehansi (mengambil pakan), mastikasi
(chewing) atau pengunyahan, salivasi (makanan dicampur dengan getah
SISTEM SIRKULASI
Secara garis besar, sistem sirkulasi memiliki empat fungsi berikut:
1) Epikardium:
2) Endokardium:
3) Miokardium
Jantung terbagi menjadi bagian kanan dan bagian kiri. Masing-masing
bagian terdiri atas atrium yang menerima curahan darah dari vena besar dan
ventrikel: memompa darah dari jantung melalui sebuah arteri besar
SISTEM RESPIRASI
Sistem respirasi atau sistem pernapasan memiliki dua fungsi utama, yaitu
untuk memasok oksigen ke dalam darah serta mengambil karbondioksida
dari dalam darah. Fungsi lainnya dari sistem respirasi adalah membantu
pengaturan keasaman cairan ekstraseluler dalam tubuh, membantu
pengendalian suhu tubuh, eliminasi air, dan fonasi (pembentukan suara)
Sistem respirasi pada ternak ruminansia terdiri dari paru dan saluran yang
memungkinkan udara dapat mencapai atau meninggalkan paru. Saluran
yang dimaksud adalah: nostril, rongga hidung, farinks, larinks dan trakea.
SISTEM REPRODUKSI
Oogenesis adalah transformasi atau perubahan bentuk dari oogenia menjadi
oocyt. Pada semua ternak mamalia proses oogenesis berakhir sebelum atau
segera sesudah partus.
Fertilisasi merupakan penyatuan atau fusi dua sel, gamet-gamet jantan dan
betina, untuk membentuk satu sel yaitu zygote. Fertilisasi adalah suatu
proses ganda, yaitu dalam proses aspek embrionik dan dalam aspek
genetik. Tempat fertilisasi pada hampir semua ternak adalah bagian bawah
ampula tuba fallopii. Sedangkan untuk masuk dalam ke dalam ovum,
spermatozoa pertama-tama harus menembus mssa cumulus, zona pellucida
dan membrana vitellinum
a. Pertanyaan:
Hal-hal apa saja yang dapat anda lakukan tekait dengan materi
anatomi dan fisiologi ternak ruminansia?
Jawaban:
b. Pertanyaan:
Pengalaman baru apa yang anda peroleh dari materi anatomi dan
fisiologi ternak ruminansia?
Jawaban:
c. Pertanyaan:
Manfaat apa saja yang anda peroleh dari materi anatomi dan fisiologi
ternak ruminansia?
Jawaban:
d. Pertanyaan:
Aspek menarik apa saja yang anda temukan dalam materi anatomi
dan fisiologi ternak ruminansia?
Jawaban:
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. URAIAN MATERI
• ACCIDENT
Frank Bird Jr.
RATIO
STUDY
Kecelakaan Fatal
Hampir Celaka
• ACCIDENT
HEINRICH
RATIO
STUDY
Fatal/ Luka Berat/Meninggal
Insiden tanpa
luka/kerusakan/kerugian
1) Tujuan
2) Manfaat K3
Manfaat K3 dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu bagi
pemerintah, bagi perusahaan, pengurus dan pekerja serta bagi
konsumen. Bagi pemerintah manfaatnya adalah terlaksananya
penerapan peraturan perundangan, yang berkaitan dengan
pelaksanaan K3. Bagi perusahaan, pengurus dan pekerja
manfaatnya adalah terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
& produktif, menurunkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
serta meningkatkan citra perusahaan, dan manfaat bagi
konsumen adalah pemenuhan persyaratan produk yang
diinginkan.
Tinjauan Awal
P Perencanaan SM3
(Tujuan, Sasaran, Indikator kinerja) Program K3
D Penerapan SM3
Jaminan kemampuan, Kegiatan pendukung,
Manajemen Resiko, Emergency Response
A
Tin jauan Ulang & Peningkatan
b. Kebijakan K3
Kebijakan K3 suatu perusahaan merupakan pernyataan tertulis
tentang SMK3 yang akan diberlakukan di perusahaan yang
ditandatangani oleh pengusaha dan atau pengurus. Kebijakan K3
memuat antara lain: Komitmen dan tekad untuk melaksanakan K3,
serta Kerangka program kerja yang menyangkut kegiatan
perusahaan secara menyeluruh. Kebijakan K3 dibuat melalui proses
d. Merencanakan Program K3
Perencanaan harus memuat tujuan, sasaran, dan indikator kinerja
serta program K3 yang diterapkan dengan mempertimbangkan
indikasi sumber bahaya, penilaian resiko, pengendalian resiko, dan
sesuai dengan persyaratan perundang-undangan yang berlaku.
Program K3 mencakup empat (4) faktor yaitu Bahan (material), orang
dan metode kerja, alat / mesin dan lingkungan kerja.
3. MELAKSANAKAN PROSEDUR K3
Kekurangan
Penyebab Penyebab Insiden Kerugian
Kontrol
dasar Langsung (Loss)
Tindakan
Tidak ada
Faktor yang Kontak Manusia
Program
Manusia Tidak dengan (cacat)
Standar energi
Standar
Harta benda
Program
& & (Rusak)
tdk sesuai
atau
Kondisi Proses
Pelaks
Yang (Berhenti)
Program
Faktor Tidak Bahan/
tdk
Pekerjaan Standar benda Profit ?
Standar
Penyebab Akibat
Kekurangan
Kontrol
Penyebab Penyebab
Tindakan
dasar Langsung Pengendalian
Tindakan • Kepemimpinan
Tidak ada
Faktor yang
Program
Manusia Tidak
• Pelatihan
Standar Standar • Inspeksi
Program
& &
terencana
Tdk sesuai
• Analisis Pekerjaan
Kondisi
Pelaks
Yang
• Observasi
Program
tdk
Faktor Tidak • Rapat K3
Pekerjaan Standar
Standar • Evaluasi Program
Pre - Contact
2) Contack
Tindakan pengendalian saat bersinggungan dengan sumber
bahaya antara lain: substitusi peralatan dan bahan, mengurangi
energi yang dilepaskan, penyediaan alat pelindung diri,
memasang pengaman/pelindung
Insiden Tindakan
Pengendalian
Kontak
dengan • Substitusi Peralatan dan
energi
bahan
• Mengurangi energi yang
atau
dilepaskan
• Penyediaan alat pelindung diri
Bahan/
benda • Memasang pelindung
Contact
3) Post contact
Tindakan pengendalian setelah terjadi kasus.
a) Tanggap darurat
b) Pertolongan pertama (P3K)
c) Penyelamatan korban
d) Pengendalian Kejadian (mematikan mesin, memadamkan
kebakaran, dan sebagainya)
e) Perbaikan mesin dan peralatan.
Post - Contact
1) Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri atas
makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, manusia dan
mikroorganisme. Di dalam ekosistem setiap organisme
mempunyai kedudukan, tugas atau fungsi tertentu yang erat
kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan akan makanan.
Kedudukan, tugas dan fungsi organisme di dalam ekosistem
disebut nisia. Berdasarkan nisia-nya, organisme dibedakan
menjadi tiga, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
a) Produsen
Produsen adalah organisme yang mampu menghasilkan
zat makanannya sendiri (organisme autotrof), diantaranya
adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang berklorofil,
yang dapat memanfaatkan energi cahaya matahari untuk
mengubah air dan karbon dioksida (CO2) menjadi senyawa
karbohidrat melalui proses fotosintesis. Dalam bidang
peternakan yang berfungsi sebagai produsen adalah
berbagai jenis rumput atau tumbuhan lain yang berperan
sebagai sumber bahan pakan bagi ternak.
b) Konsumen
Konsumen (pemakai), yaitu organisme yang tidak dapat
membuat zat makanannya sendiri (organism heterotrof),
tetapi memakai atau menggunakan zat makanan yang
c) Pengurai
Pengurai atau dekomposer adalah komponen biotik yang
berfungsi menguraikan sampah atau sisa-sisa makhuk
hidup yang mati atau dengan kata lain mengurangi bahan
organik yang berasal dari organisme yang telah mati
ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan. Dengan
adanya organisme pengurai, hara tanah yang terus-
menerus dihisap oleh tumbuhan akan diganti kembali dari
hasil penguraian oleh organisme pengurai.
2) Komponen Abiotik
Komponen abiotik terdiri dari semua benda yang tak hidup
yang terdapat disekitar makhluk hidup. Komponen abiotik yang
berpengaruh pada ekosistem, antara lain cahaya matahari,
udara, suhu, air dan tanah.
c. Keseimbangan Ekosistem
Ekostem dikatakan seimbang apabila komposisi di antara
komponen-komponen tersebut dalam keadaan seimbang.
Ekosistem yang seimbang, artinya keberadaannya dapat bertahan
lama atau kesinambungannya dapat terpelihara. Perubahan
ekosistem dapat mempengaruhi keseimbangannya. Perubahan
ekosistem dapat terjadi secara alami serta dapat pula karena
aktivitas dan tindakan manusia. Perubahan ekosistem secara alami
dapat terjadi karena adanya gangguan alam. Misalnya gunung
meletus, kebakaran hutan, dan perubahan musim. Perubahan
ekosistem juga dapat terjadi karena tindakan manusia.
1) Rantai Makanan
Di dalam ekosistem terjadi peristiwa makan dan dimakan dalam
suatu garis lurus yang disebut rantai makanan. Rantai
makanan ini terjadi jika satu jenis produsen dimakan oleh satu
jenis konsumen pertama, konsumen pertama dimakan oleh
satu jenis konsumen kedua, dan seterusnya. Konsumen yang
menjadi pemakan terakhir disebut konsumen puncak.
2) Jaring-Jaring Makanan
Di alam ini satu produsen tidak hanya dimakan oleh satu jenis
konsumen pertama. Tetapi, bisa dimakan oleh lebih dari satu
jenis konsumen pertama, satu jenis konsumen pertama dapat
dimakan lebih dari satu jenis konsumen kedua dan seterusnya.
3) Piramida Makanan
Di dalam ekosistem yang seimbang jumlah produsen lebih
banyak dari pada jumlah konsumen tingkat I, jumlah konsumen
tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat III, demikian
seterusnya. Jika rantai makanan digambarkan dari produsen
sampai konsumen tingkat tinggi, maka akan terbentuk suatu
piramida makanan.
Hidup selaras dengan alam hanya akan dicapai jika setiap orang
memahami prinsip keberlanjutan dan melaksanakan etika
lingkungan dan menerapkan prinsip 4R. Dalam konteks ekologis,
prinsip keberlanjutan berarti hidup sejalan dengan daya dukung
biosfir, yaitu kemampuan alam untuk menyediakan makanan dan
sumber daya lainnya serta mengasimilasikan sisa buangan seluruh
organisme yang hidup. Krisis lingkungan yang terjadi sekarang
karena kehidupan manusia yang sudah melebihi daya dukung
lingkungan sebagai tempat hidupnya. Prinsip keberlanjutan ini
meliputi:
1) Konservasi (conservation),
Ekosistem alam tetap ada karena organisme menggunakan
sumber daya secara efisien dan umumnya hanya
menggunakan sumber daya yang dibutuhkan saja.
2) Pendaurulangan (recycling),
Ekosistem tetap ada karena mendaur ulang nutriens, air, dan
materi lain yang vital untuk kelangsungan hidup.
3) Penggunaan sumber daya yang dapat dibarukan (renewable
resource use),
Organisme hidup dengan hanya menggunakan sumber yang
dapat dibarukan dan hal ini penting untuk keberlanjutan
ekosistem
4) Pengendalian populasi (population control)
Ekosistem mampu menahan organisme yang hidup di
dalamnya karena ada beberapa bentuk pengendalian populasi,
Prinsip 4R meliputi:
1) Reduce (mengurangi penggunaan sumber daya alam),
2) Reuse (menggunakan kembali sumber daya yang masih dapat
digunakan),
3) Recycle (mendaur ulang bahan),
4) replanting (menanam kembali).
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi diklat ini
mencakup aktivitas individu dan kelompok.
Mengamati
Pendahuluan Membaca Curah Pendapat
Modul)
Mengerjakan
Diskusi
Presentasi Latihan / Kasus/
Kelompok
Lembar kerja
Umpan Balik
Membuat
dan Tindak Penutup
Rangkuman
Lanjut
1. LATIHAN
a. Sebutkan 3 dasar hukum pelaksanaan sistem manajemen
Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Sebutkan 3 sumberdaya yang harus disediakan oleh pemilik usaha
sebagai konsekuensi pelaksanaan K3 di perusahaannya.
c. Sebutkan 4 macam faktor yang tercakup dalam program K3
d. Sebutkan 5 faktor sumber bahaya yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
e. Sebutkan 5 macam penanganan resiko yang dapat dilakukan
sebelum kontak (“Pre Kontak”) dengan sumber bahaya.
f. Setiap organisme mempunyai fungsi atau kedudukan tertentu dalam
ekosistem yang disebut dengan nesia. Jelaskan yang dimaksud
dengan fungsi tersebut
2. TUGAS
Buatlah makalah tentang Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) pada suatu perusahaan Penggemukan Sapi Potong dengan bahan
bacaan yang berasal dari berbagai sumber (internet, modul, buku –
buku referensi, dan sumber lain yang relevan).
3. LEMBAR KERJA
Lembar Kerja 1
Lembar Kerja 2.
F. RANGKUMAN
LINGKUNGAN HIDUP
a. Pertanyaan:
Hal-hal apa saja yang dapat anda lakukan terkait dengan materi K3
LH?
Jawaban:
b. Pertanyaan:
Pengalaman baru apa yang anda peroleh dari materi K3
LH? Jawaban:
c. Pertanyaan:
Manfaat apa saja yang anda peroleh dari materi K3
LH? Jawaban:
d. Pertanyaan:
Aspek menarik apa saja yang anda temukan dalam materi K3 LH?
Jawaban:
PENUTUP
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Modul Diklat PKB Guru Pembelajar
Anatomi Fisiologi Ternak Ruminansia dan K3LH ini dapat diselesaikan.
Modul Diklat PKB Guru Pembelajar Anatomi Fisiologi Ternak Ruminansia dan
K3LH ini, merupakan salah satu bahan pegangan guru pada kegiatan Pendidikan
dan Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru, pada
Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi Program Keahlian Agribisnis
Ternak, Paket Keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia, dalam rangka
mempelajari tentang Materi Agribisnis Ternak Ruminansia, khususnya
Kompetensi “Menerapkan Anatomi dan Fisiologi Ternak Ruminansia” dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Lingkungan Hidup (LH).
Pada Kompetensi ini peserta telah mempelajari tentang Anatomi dan fisiologi
ternak ruminansia yang mencakup (organ – organ eksterior ternak ruminansia,
sistem pencernaan sistem respirasi, sistem reproduksi, sistem endokrin, sistem
indera), dan Keselamatan dan kesehatan Kerja serta lingkungan hidup yang
mencakup Konsep K3, Sistem Manajemen K3, Prosedur K3, Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan dan penerapan lingkungan hidup dalam kegiatan
budidaya ternak ruminansia.
Kelanjutan Modul ini adalah Modul Diklat PKB Guru Pembelajar Teknologi
Reproduksi dan Pembibitan Ternak Ruminansia, yang akan membahas tentang
Teknologi Reproduksi Ternak Ruminansia dan Mengelola Pembibitan.
Penulis menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan oleh karena itu kritik, saran dan masukan dari semua pihak sangat
kami harapkan, untuk perbaikan modul ini di masa mendatang.
Penulis berharap semoga modul ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya peserta diklat Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru
Pembelajar Anatomi Fisiologi Ternak Ruminansia dan K3LH.
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
Aparatus lakrimalis : Kelenjar air mata
CV PENULIS
CV PENULIS
CV PENELAAH
Riwayatpekerjaan/profesidalam 10 tahunterakhir:
1. StafPenelitiFisiologidanReproduksiTernakLokaPenelitianKambingPotongSeiP
utih, Sumatera Utara, Tahun 2003-2014.
2. StafPenelitiFisiologidanReproduksiTernakBalaiPenelitianTernakCiawi-Bogor
Jawa Barat, Tahun 2014- sekarang