Sosiologi Hukum PDF
Sosiologi Hukum PDF
SOSIOLOGI HUKUM
Materi
• Kedudukan Sosiologi Hukum
• Sejarah Perkembangan Sosiologi Hukum
• Teori Sosiologi Dominan
• Perkembangan Kajian Sosiologi Hukum
1
8/25/18
Daftar Bacaan
• Satjipto Rahardjo. 2002. Sosiologi Hukum: Perkembangan, Metode dan
Pilihan Masalah. Solo: UMS.
• Satjipto Rahardjo. 2010. Sosiologi Hukum: Esai-Esai Terpilih.
Yogyakarta: Genta Publishing.
• Satjipto Rahardjo. 1982. Hukum dan Masyarakat. Bandung: Alumni.
• Soetandyo Wignjosoebroto. 2002. Hukum, Paradigma, Metode dan
Dinamika Masalahnya. Jakarta: Huma & Elsam.
• Javier A. Trevino. 2008. The Sociology of Law: Classical and
Contemporary Perspective. London: Transaction Publisher.
• Dragan Milovanovic. 1989. Weberian and Marxian Analysis of Law.
Aldershot: Gower Publishing Company.
• Daniel S. Lev. 1990. Hukum dan Politik di Indonesia: Kesinambungan
dan Perubahan. Jakarta: LP3ES Indonesia.
• Pierre Bourdieu. 1987. “The Force of Law: Toward a Sociology of the
Juridical Field.” The Hastings Law Journal 3: 816.
• Mathiey Deflem. 2008. Sociology of Law: Visions of a Scholarly
Tradition. Cambridge: Cambridge University Press.
3
1.
KEDUDUKAN
SOSIOLOGI HUKUM
2
8/25/18
Pengertian Dasar
• Apa itu Sosiologi?
“a science which seeks to understand social action
interpretatively, and thereby to explain it causally in its course
and its effects” (Weber 1968, 3)
“Ilmu yang mempelajari: (1) masyarakat manusia; (2)
pengorganisasian kelompok sosial; (3) interaksi sosial
masyarakat; (4) makna yang masyarakat berikan atas realitas
sosial mereka” (Trevino 2008).
• Obyeknya:
1. Institusi atau kelembagaan sosial (keluarga, ekonomi, negara/
pemerintahan, agama, hukum, dll);
2. Struktur sosial atau pola peorganisasian relasi sosial (peran,
status, kelas, norma, nilai dan ideologi)
• Sosiologi Hukum?
Trevino (2008): “sebuah cabang pengetahuan dalam disiplin sosiologi
yang berupaya untuk secara teoritis memahami dan menjelaskan
hubungan antara hukum dan masyarakat, pengorganisasian sosial
dari institusi hukum, interaksi sosial dari orang-orang yang
berhubungan dengan lembaga hukum dan perwakilannya (polisi,
advokat, hakim, legislator) dan makna yang diberikan masyarakat
terhadap realitas hukum yang dihadapinya”
3
8/25/18
Hukum Kodrat
• Terdapat tatanan yang secara obyektif mengatur kodrat
kemanusiaan dan alam semesta yang menjadi pedoman
penilaian;
• Keberadaan hukum merupakan fenomena dari tatanan
obyektif, universal dan kodrati tersebut;
• Hukum kodrat merupakan hukum yang fundamental dalam
kehidupan manusia;
• Hukum memiliki kaitan erat dengan moral sebagai sumber
dan standar yang digunakan untuk menilai norma atau sistem
hukum. Sehingga, moral merupakan ‘hukum’ yang lebih tinggi
(‘the higher law’)
• Moralitas sebagai ‘the higher law’ ini dapat bersumber dari
teks agama, pengalaman spiritual, studi tentang sifat dasar
manusia. Sehingga terdapat dua pendekatan dalam Hukum
Kodrat yakni: Pendekatan Teologis dan Pendekatan Sekuler.
8
4
8/25/18
Hukum Kodrat
Tradisional dan Modern
• Tradisional – moral merupakan sumber
norma hukum
• Modern – moral merupakan standar
evaluasi norma hukum
Tokoh-Tokoh
Mazhab Hukum Teologis
• Cicero (1 SM)
“True law is right reason in agreement with Nature; it is of universal
application, unchanging and everlasting…It is a sin to try to alter this
law, nor is it allowable to attempt to repeal any part of it, and it is
impossible to abolish it entirely…[God] is the author of this law, its
promulgator, and its enforcing judge”
5
8/25/18
Tokoh-Tokoh
Mazhab Hukum Kodrat Sekuler
12
6
8/25/18
Positivisme Hukum
• Hukum diciptakan oleh manusia. Norma sosial bukan merupakan
hukum kecuali ia diadopsi dan ditegakkan oleh otoritas
• Hukum ditemukan dalam aturan-aturan yang ditetapkan oleh
otoritas, seperti legislatif dan pengadilan, atau dalam praktek-
praktek aktual dari pihak yang melaksanakan aturan
• Hukum ‘sebagaimana adanya’ (law as it is) harus dibedakan
dengan hukum sebagaimana mestinya (law as ought to be) untuk
menciptakan kepastian.
• Seperangkat kriteria formal dapat diidentifikasi untuk menilai apakah
sebuah aturan bisa disebut hukum
• Keterkaitan antara hukum dan moralitas tidak semestinya ada..
(Ratnapala 2009, pp. 21-22)
13
• Tipologi Pertama
Teori Hukum Sebagai Perintah dari John Austin
• Tipologi Kedua
Teori Hukum ‘Soft Positivism’ dari H.L.A. Hart
• Tipologi Ketiga
Teori Hukum Murni dari Hans Kelsen
14
7
8/25/18
1. Tesis Sosial
Apa yang disebut hukum pada dasarnya merupakan
sebuah fakta sosial (social fact).
15
8
8/25/18
18
9
8/25/18
19
• Perintah mengandung:
(1) kehendak yang diungkapkan oleh otoritas penguasa dan
harus diikuti; (2) tidak mengikuti kehendak tersebut merupakan
keburukan; (3) terdapat sanksi menggunakan kata atau tanda.
• Positivis fokus pada aspek legalitas, bukan pada
aspek nilai dari hukum
“Legality…is determined by its source…not its substantive
merits” (Austin [1832] 1994: 157)
20
10
8/25/18
21
22
11
8/25/18
12
8/25/18
25
• Ujung dari rantai validitas ini berhenti pada sebuah norma yang
validitasnya tidak ditentukan oleh norma yang lain. Norma ini lah
yang Kelsen sebut sebagai Norma Dasar (Ground Norm).
13
8/25/18
14
8/25/18
2.
SEJARAH PERKEMBANGAN
SOSIOLOGI HUKUM
15
8/25/18
3.
TEORI SOSIOLOGI DOMINAN
- Teori Fungsionalisme Struktural
- Teori Konflik Sosial
16
8/25/18
17
8/25/18
• Kontribusi intelektualnya:
1. Mengembangkan teori Structural Functionalism yang
menekankan bahwa masyarakat harus dikaji bagaimana
mereka menjalankan fungsinya (masyarakat sebagai
sistem yang mana seluruh sub-sistemnya bekerja untuk
mencapai keseimbangan/societal equilibrium)
2. Memperkenalkan konsep ‘Social Fact’ (norma, nilai dan
struktur dari sebuah masyarakat)
3. Berpendapat bahwa kesadaran, nilai dan aturan kolektif
dibutuhkan oleh masyarakat untuk menjadi fungsional
18
8/25/18
19
8/25/18
Hukum Menurut
Struktural-Fungsionalis
Hukum berfungsi sebagai sarana:
• Integrasi
Menyatukan dan menselaraskan harapan kolektif
• ‘Petrifikasi’ (pemilihan dan pengawetan)
Memilih norma yang akan dilestarikan dan ditinggalkan
• Reduksi
Melakukan pensederhanaan atas kompleksitas sosial
• Motivasi
Memberikan motivasi individual untuk berprilaku sesuai dengan
tujuan masyarakat
• Pendidikan
Mendorong pembelajaran akan makna hidup bersama
20
8/25/18
• Pengaruh intelektual
Memperkenalkan konsep dasar sosiologis:
1. Materialisme historis (historical materialism)
2. Corak produksi (modes of production)
3. Basis dan superstruktur (base/superstructure)
21
8/25/18
Sosiologi Marxist
• Menggunakan dialektika Hegel untuk menjelaskan dinamika sosial-
ekonomi (kehidupan material) melalui pendekatan sejarah
• Alat produksi yang dimaknai sebagai sistem ekonomi bagaimana barang
dan jasa diproduksi, dipertukarkan dan distribusikan menjadi elemen
dasar (base) yang menentukan relasi sosial dan kelembagaannya
(superstructure), termasuk sistem politik, nilai dan hukum.
• Enam tahap perkembangan sosial-ekonomi masyarakat:
Komunalisme Masyarakat Komunisme
primitif
Feodalisme Kapitalisme Sosialisme
Budak
22
8/25/18
Marxist Instrumentalis
& Marxist Strukturalis
• Perdebatan muncul dari penafsiran atas hubungan base dan
superstruktur
• Instrumentalis: base dan superstruktur terhubung secara
determinan.
Hukum menjadi alat bagi kelompok berkuasa untuk
mempertahankan kuasa dan sumber dayanya, serta bahkan
meluaskan ekspansinya.
• Strukturalis: base dan superstruktur terhubung secara
resiprokal.
Superstruktur hukm memiliki otonomi relatif atas basis corak
produksi. Meski pun cenderung dikuasai oleh kelompok
berkuasa, terdapat aspek-aspek hukum yang memberikan
ruang untuk perlawanan.
23
8/25/18
24
8/25/18
25
8/25/18
Tugas Paper
26
8/25/18
PERKEMBANGAN KAJIAN
SOSIOLOGI HUKUM
Materi
• Fungsi Hukum
1. Sarana Kontrol Sosial
2. Sarana Penyelesaian Sengketa
3. Sarana Perubahan Sosial
• Disfungsionalitas Hukum
• Hubungan Hukum dan Masyarakat
1. Hukum Sebagai Sistem
2. Hukum dan Pembangunan
27
8/25/18
28
8/25/18
Disfungsionalitas Hukum
• Disfungsi karena tendensi konservatif dari hukum
“a given status quo is stabilized and perpetuated in a legal
system” (Hans Morgenthau 1993, 418)
• Disfungsi karena dalam struktur formal hukum bersifat rigid
Tidak mempertimbangkan kondisi dari sebuah perbuatan yang ilegal,
misalnya orang mencuri untuk memperoleh keuntungan dan mencuri
karena lapar.
• Disfungsi akibat aspek fungsi kontrol yang ketat
over-regulation dan over-criminalisation (represifitas)
• Disfungsi karena terdapat diskriminasi inheren dalam
hukum
Donald Black (1989, 72) berpendapat:
“The law in its majestic equality…forbids the rich as well as the poor
from sleeping under bridges, begging in the streets, and stealing
bread”
29
8/25/18
30
8/25/18
Momen Perkembangan
Law and Development Doctrine
• Law and Development State (1950s-1960s)
Hukum menjadi instrumen intervensi negara atas sektor perekonomian.
Penekannya pada penguatan profesi-profesi hukum termasuk
pengembangan fakultas hukum berbasis ‘vokasi’.
• Law and the Neoliberal Market (1980s)
Hukum menjadi instrumen deregulasi ekonomi, penguatan dan
perlindungan atas hak milik privat, pendorong pasar bebas, dan
penghapus hambatan pasar yang disebabkan oleh intervensi negara
dalam momen sebelumnya.
• Law and the Post-Washington Consensus (1990s - sekarang)
Fungsi hukum yang baru sebagai “a correction for market failure and as
a constitutive part of the ‘development’ itself” (Trubek and Santos 2006).
Hal ini karena anggapan bahwa ekonomi pasar yang efektif
membutuhkan institusi negara yang berfungsi baik yang dapat
menghilangkan ekonomi biaya tinggi dan persaingan tidak sehat.
31