Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL

Nama : Indah Rahmawati


NIM : J2014901075

A. Analisis Jurnal

Judul: Efektivitas Terapi Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu
Hamil Hipertensi

Analisis Jurnal Ya/ Uraian


Tidak
P : untuk Patient, Ya Populasi dalam penelitian ini yaitu: Ibu hamil dengan
Population, Problem usia kehamilan ≥ 20 minggu dengan tekanan darah ≥130
mmHg atau terjadi peningkatan tekanan darah 30
mmHg selama kehamilan sebanyak 21 responden.
Problem dalam penelitian ini yaitu tekanan darah tinggi
pada masa kehamilan menjadi salah satu penyebab
utama meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu,
janin, dan neonatus.
I  : Ya Prosedur penelitian dilaksanakan dengan melakukan
untuk Intervention, pengukuran sebanyak lima kali terhadap subyek yang
Prognostic Factor, sama. Pengukuran tekanan darah pada penelitian ini
atau Exposure
dilakukan sebanyak 5 kali:
1. Pengukuran tekanan darah yang pertam dilakukan
sebelum pemberian terapi air hangat
2. Pengukuran kedua dilakukan setelah pemberian
terapi yang pertama
3. Pengukuran ketiga dilakukan setelah terapi yang
kedua
4. Pengukuran keempat dilakukan setelah pemberian
terapi yang ketiga
5. Pengukuran kelima dilakukan setelah pemberian
terapi yang keempat

Terapi dilakukan dengan merendam kaki responden


dengan air hangat (suhu 37ºC-48ºC) selama 15 menit
pada jam 10.00 s/d 17.00 dengan kurun waktu selama 2
minggu.

Merendam kaki dengan air hangat mempunyai efek fisik


panas/hangat yang dapat menyebabkan zat cair, padat,
dan gas mengalami pemuaian ke segala arah dan dapat
meningkatkan reaksi kimia. Efek biologis panas/hangat
dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan peredaran darah. Secara
fisiologis respon tubuh terhadap panas yaitu
menyebabkan pelebaran pembuluh darah, menurunkan
viskositas darah, menurunkan spasme otot,
meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan
permeabilitas kapiler
C untuk Comparison  Tidak Tidak ada perbandingan
atau Intervention (jika
ada atau dibutuhkan)
O untuk Outcome yan Ya Dari Hasil penelitian ini menunjukkan ada perubahan
g ingin diukur atau rata-rata penurunan tekanan darah ibu hamil yang
ingin dicapai mengalami tekanan darah tinggi yang signifikan dari
waktu ke waktu. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pemberian terapi rendam kaki dengan air hangat
mampu menurunkan tekanan darah pada ibu hamil yang
mengalami tekanan darah tinggi .

B. Konsep Penyakit Preeklampsia


1. Definisi
Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin
dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur ≥20 minggu
atau lebih (Maria et al., 2019; Marniati et al., 2016; Ummiyati & Asrofin, 2019)

2. Epidemiologi
Menurut hasil Riskesdas (2018) hipertensi pada ibu hamil di Indonesia sebanyak
3,3%. Provinsi paling tinggi yang mengalami hipertensi pada ibu hamil yaitu
provinsi Gorontalo sebanyak 5,2% dan provinsi paling rendah adalah provinsi
Papua sebanyak 0,7%.

3. Faktor Risiko
Menurut Manuaba (2012) dalam (Marniati et al., 2016) dan menurut (Nurarif &
Kusuma, 2015)
a. Usia
Ibu dengan usia <20 tahun dan ≥40 tahun memiliki risiko 2x lipat lebih besar
untuk mengalami preeclampsia. Dari penelitian di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa risiko preeklampsia meningkat hingga 30% setiap
penambahan 1 tahun setelah ibu mencapai usia 34 tahun.
b. Usia kehamilan
Usia kehamilan yang rentan terjadi preeclampsia adalah kehamilan dengan
usia ≥20 minggu.

c. Paritas
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa nuliparitas meningkatkan
kemungkinan terjadinya preeclampsia sebanyak 3 kali lipat. Dan preeclampsia
juga terjadi pada ibu hamil yang sudah melahirkan ≥4 kali.
d. Kehamilan multiple
Ketika seorang ibu mengandung lebih dari 1 janin dalam kandungannya, maka
risiko ibu tersebut mengalami preeklampsia meningkat hampir 3 kali lipat.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan 3 janin berisiko
mengalami preeklampsia 3 kali lipat lebih besar dari pada ibu hamil dengan 2
janin
e. Riwayat preeklampsia sebelumnya
Ibu yang mengalami preeklampsia pada kehamilan pertamanya, akan memiliki
risiko 7 kali lipat lebih besar untuk mengalami preeklampsia pada kehamilan
berikutnya.
f. Penyakit terdahulu/hipertensi
Jika sebelum hamil ibu sudah terdiagnosis hipertensi, kemungkinan terkena
preeklampsia meningkat 4 kali lipat. Keadaan pada penyakit-penyakit ginjal
dan diabetes yang sudah ada sebelum hamil juga akan mingkatkan risiko
preeklampsia.
g. Jarak antar kehamilan
Hubungan antara risiko terjadinya preeklampsia dengan interval kehamilan
lebih signifikan dibandingkan dengan risiko yang ditimbulkan dari pergantian
pasangan seksual. Ketika intervalnya adalah ≥ 10 tahun, maka risiko ibu
tersebut mengalami preeklampsia adalah sama dengan ibu yang belum pernah
melahirkan sebelumnya.
h. Indeks Masa tubuh
Penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan risiko munculnya
preeklampsia pada setiap peningkatan indeks masa tubuh. Sebuah studi kohort
mengemukakan bahwa ibu dengan indeks masa tubuh >35 memiliki risiko
untuk mengalami preeklampsia sebanyak 2 kali lipat. Sebuah studi lain yang
membandingkan risiko antara ibu dengan indeks masa tubuh rendah dan
normal menemukan bahwa risiko terjadinya preeklampsia menurun drastis
pada ibu dengan indeks masa tubuh <20.
4. Patofisiologi (Nurarif & Kusuma, 2015)
Tekanan Darah

Meningkat (TD≥140/90 mmHg) Normal


Hamil <20 minggu

Hamil >20 minggu


Hipertensi Kronik Superimposed Pre-eklampsia

Pre-eklampsia Kejang (-) Kejang (+)

Vaso spasme pada Penurunan pengisian Eklamsia


pembuluh darah darah di ventrikel kiri

Volume dan tekanan Proses 1 cardiac output


Hipervolemia
darah menurun menurun

Keluar keringat berlebih


Merangsang medulla System syaraf simpatis
oblongata meningkat
Kulit

Jantung HCl Meningkat Paru

Kompresi saraf simpatis Peristaltic turun Penumpukan darah


meningkat
Gangguan ireama jantung
Aliran turbulensi emboli
LAEDP meningkat

Gangguan Rasa nyaman Kongesti Vena


pulmonal

Konstipasi Akumulasi gas Proses perpindahan


meningkat cairan karena perbedaan
tekanan

Defisit Nutrisi Timbul edema gangguan


fungsi alveoli

Akral dingin Gangguan pertukaran


Metabolism turun
Gas

Perfusi Perifer tidak


vasokontriksi Pembuluh Darah
Efektif
5. Tanda dan Gejala
Menurut (Maria et al., 2019) dan (Nurarif & Kusuma, 2015)
a. Tekanan darah meningkat
b. Edema pada betis, tangan, wajah
c. Proteinuria >3 g/L
d. Oliguria <400 ml/24 jam
e. Nyeri di daerah epigastrium dan kadang diikuti dengan mual dan muntah
f. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala
g. Penglihatan kabur

C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus (Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), 2018a)

Data Mayor Data Minor Masalah

Subyektif Subyektif Hipervolemia


1. Ortopnea -
2. Dyspnea Objektif
3. Paroxysmal nocturnal 1. Distensi vena jugularis
dyspnea (PND) 2. Terdengar suara napas tambahan
Objektif 3. Hepatomegaly
1. Edema anasarka dan/atau 4. Kadar Hb/Ht turun
edema perifer 5. Oliguria
2. BB meningkat dalam waktu 6. Intake lebih banyak dari output
singkat (balans cairan positif)
3. JVP dan/atau CVP meningkat 7. Kongesti paru
4. Refleks hepatojugular positif
Subyektif Subyektif Gangguan Rasa
1. Mengeluh tidak nyaman 1. Mengeluh sulit tidur Nyaman
Objektif 2. Mengeluh kedinginan/kepanasan
1. Gelisah 3. Merasa gatal
4. Mengeluh mual
5. Mengeluh lelah
Objektif
1. Menunjukkan gejala distress
2. Tampak merintih/menangis
3. Pola eliminasi berubah
4. Postur tubuh berubah
5. Iritabilitas
Subyektif Subyektif Konstipasi
1. Defekasi kurang dari 2 kali 1. Mengejan saat defekasi
seminggu Objektif
2. Pengeluaran feses lama dan 1. Distensi abdomen
sulit 2. Kelemahan umum
Objektif 3. Teraba massa pada rektal
1. Feses keras
2. Peristaltic usus menurun
Subyektif Subyektif Defisit Nutrisi
- 1. Cepat kenyang setelah makan
Objektif 2. Kram/nyeri abdomen
1. BB menurun minimal 10% di 3. Nafsu makan menurun
bawah rentang ideal Objektif
1. Bising usus hiperaktif
2. Obat pengunyah lemah
3. Obat menelan lemah
4. Membrane mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare
Subyektif Subyektif Gangguan
1. Dyspnea 1. Pusing Pertukaran Gas
Objektif 2. Penglihatan kabur
1. PCO2 meningkat/menurun Objektif
2. PO2 menurun 1. Sianosis
3. Takikardia 2. Diaphoresis
4. pH arteri meningkat/menurun 3. Gelisah
5. Bunyi napas tambahan 4. Napas cuping hidung
5. Pola napas abnormal
(cepat/lambat, regular/irregular,
dalam/dangkal)
6. Warna kulit abnormal (mis: pucat,
kebiruan)
7. Kesadaran menurun
Subyektif Subyektif Perfusi Perifer
- 1. Parastesia Tidak Efektif
Objektif 2. Nyeri ekstremitas (klaudikasi
1. Pengisian kapiler >3 detik intermitten)
2. Nadi perifer menurun atau Objektif
tidak teraba 1. Edema
3. Akral teraba dingin 2. Penyembuhan luka lambat
4. Warna kulit pucat 3. Indeks ankle-brachial <0,90
5. Turgor kulit menurun 4. Bruit femoral
4. Diagnosa Keperawatan (Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), 2018c, 2018b)

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Inervensi (SIKI)


Keperawatan

1 Gangguan Setelah dilakukan intervensi selama 1. Intervensi Utama: Manajemen Nyeri


Rasa Nyaman 2x24 jam, diharapkan status Observasi:
kenyamanan meningkat, dengan kriteria - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
hasil: intensitas nyeri
1. Keluhan tidak nyaman menurun - Identifikasi skala nyeri
2. Gelisah menurun - Identifikasi respon nyeri non verbal
3. Rileks meningkat - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Dan Tingkat nyeri menurun, dengan - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
kriteria hasil: - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
1. Keluhan nyeri menurun - Monitor keberhasilab terapi komplementer yang sudah diberikan
2. Meringis menurun - Monitor efek samping penggunaan analgetik
3. Sikap protektif menurun Terapeutik:
4. Gelisah menurun - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
5. Kesulitan tidur menurun - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
6. Frekuensi nadi membaik - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

2. Intervensi tambahan: Perawatan Kehamilan Risiko Tinggi


Observasi:
- Identifikasi factor risiko kehamilan (mis: DM, Hipertensi, Lupus
eritmatosus, herpes, hepatitis, HIV, epilepsi)
- Identifikasi riwayat obstetric (mis: prematuritas, postmaturitas,
preeclampsia, kehamilan multifetal, absurpsi, plasenta previa,
keteuban pecah dini, dan riwayat kelainan genetic keluarga)
- Identifikasi social dan demografi (mis: usia ibu, ras, kemiskinan,
dll)
- Monitor status fisik dan psikososial selama kehamilan
Terapeutik:
- Dampingi ibu disaat merasa cemas
- Diskusikan seksualitas aman selama hamil
- Diskusikan ketidaknyamanan selama hamil
- Diskusikan persiapann persalinan dan kelahiram
Edukasi:
- Jelaskan risiko janin mengalami kelahiran premature
- Informasikan kemungkinan intervensi selama proses kelahiran (mis:
pemantauan janin elektronik intrapartum, induksi, perawatan SC)
- Anjurkan melakukan perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan
- Anjurkan ibu untuk beraktivitas dan beristirahat yang cukup
- Ajarkan cara menghitung gerakan janin
- Ajarkan aktivitas yang aman selama hamil
- Ajarkan mengenali tanda bahaya (mis: perdarahan vagina merah
terang, penurunan gerakan janin, kontraksi sebelum 37 minggu,
sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrik, dan
penambahan BB yang cepat dengan edema wajah)
D. DAFTAR PUSTAKA

Maria, R., Veronika, M., & Purwanti, A. S. (2019). PEMBERIAN JUS WORTEL
BERPENGARUH TERHADAP TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III DENGAN PREECLAMPSIA RINGAN. 6(2), 57–62.
Marniati, Rahmi, N., & Djokosujono, K. (2016). Analisis Hubungan Usia, Status
Gravida dan Usia Kehamilan dengan Pre- Eklampsia pada Ibu Hamil di Rumah
Sakit Umum dr. Zaionel Abidin Provinsi Aceh. 2(1), 99–109.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC (Revisi jil). MediAction.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2018a). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI) (Edisi 1 Ce). DPP PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2018b). Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) (Edisi 1 Ce). DPP PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2018c). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI) (Edisi 1 Ce). DPP PPNI.
Ummiyati, M., & Asrofin, B. (2019). EFEKTIFITAS TERAPI AIR HANGAT
TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL
HIPERTENSI. 163–170.

Anda mungkin juga menyukai