Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KIMIA ANALISIS

“Titrasi Metode Mohr, Volhard, Fajan”

Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Nilai Tugas

Dari Mata Kuliah Kimia Analisis Yang diampu Oleh:

Datin An Nisa, M. Sc

Oleh :

Inaz Arfi Fheriana


19650301

UNIVERSITAS KADIRI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan serta
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditenetukan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya
di dunia maupun di akhirat nanti. Tak lupa juga kepada dosen-dosen yang telah
memberikan ilmunya serta kepada semua pihak yang telah membantu kami
sehingga makalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Kimia Analisis dengan
judul “Titrasi Metode Mohr, Volhard, Fajan” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Makalah ini ditujukan kepada seluruh pembaca agar bisa memahami lebih
dalam lagi tentang pengertian titrasi serta cara ataupun metode yang digunakan
dalam proses titrasi. Kami selaku penulis dari makalah ini menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mebangun dari
para pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya bisa menjadi makalah
yang lebih baik lagi.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini mampu


memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Kediri, 7 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................i

Kata
Pengantar.................................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I METODE MOHR

A. Pengertian Titrasi Argentometri...................................................................1


B. Metode Mohr...............................................................................................1
BAB II METODE VOLHARD
BAB III METODE FAJANS
Daftar Pustaka..........................................................................................................6

BAB I

METODE MOHR

A. Pengertian Titrasi Argentometri

3
Titrasi Argentometri merupakan titrasi dengan menggunakan larutan
perak nitrat untuk menemukan kadar halogen. Salah satu jenis titrasi
pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi
pengendapan antara ion halida (CI, I, Br) dengan ion perak Ag +. Titrasi ini
biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang
berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart
perak nitrat AgNO3.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak
mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai
adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag + dari titrant akan bereaksi
dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak
akan bereaksi dengan indikator. Indiktor yang dipakai biasanya adalah ion
kromat CrO42- dimana dengan indikator ini ion perak akan membentuk
endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati.
Indikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianidadan indikator adsorbsi.
Berdasarkan jenis indikator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi
argentometri dapat dibedakan atas Argentometri dengan metode Mohr,
Volhard dan Fajans.

B. Metode Mohr
Konsentrasi ion klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan
cara titrasi dengna larutan standart perak nitrat. Endapan putih perak klorida
akan terbentuk selama proses titrasi berlangsung dan digunakan indikator
larutan kalium kromat encer. Setelah semua ion klorida mengendap maka
kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan
indikator membentuk endapan coklat kemerahan AgCrO4. Prosedur ini
disebut sebagai titrasi argentometri dengan metode Mohr. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl(s) (endapan putih)

4
Ag+(aq) + CrO42-(aq) → Ag2CrO4(s) (coklat kemerahan)
Penggunaan metode Mohr sangat terbatas jika dibandingkan dengan
metode Volhard dan Fajans dimana dengan metode ini hanya dapat dipakai
untuk menentukan ko nsentrasi ion Cl-, CN-, Br-.
Titrasi argentometri dengan metode Mohr banyak dipakai untuk
menentukan kandunjgan klorida dalam berbagai contoh air, misalnya air
sungai, air laut, air sumur, air hasil pengolahan industri sabun dan
sebagainya.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan titrasi dengan metode Mohr
adalah titrasi dilakukan dengan kondisi larutan berada pada pH dengan
kisaran 6,5 – 10 disebabkan ion kromat adalah basa konjugasi daria sam
kromat. Oleh sebab itu jika pH dibawah 6,5 maka ion kromat akan
terprotonasi sehingga asam kromat akan mendominasi di dalam larutan
akibatnya dalam larutan yang bersifat sangat asam konsentrasi ion kromat
akan terlalu kecil untuk memungkinkan terjadinya endapan Ag2CrO4
sehingga hal ini akan berakibat pada sulitnya pendeteksian titik akhir titrasi .
Pada pH diatas 10 maka endapan AgOH yang berwarna kecoklatan akan
terbentuk sehingga hal ini akan menghalangi pengamatan titik akhir titrasi.
Analit yang bersifat asam dapat ditambahkan kalsium karbonat agar pHnya
berada pada kisaran pH tersebut atau dapat juga dilakukan dengan
menjenuhkan analit dengna menggunakan padatan natrium hydrogen
karbonat.
Larutan silver nitrat dan endapan perak klorida yang terbentuk harus
dilindungi dari sinar matahari hal ini disebabkan perak klorida dapat
terdekomposisi menurut reaksi berikut :
AgCl(s) → Ag(s) + ½ Cl2(g)
Konsentrasi ion perak pada saat terjadi titik ekuivalen titrasi klorida
ditentukan dari harga Ksp AgCl yaitu :
[Ag+] = (Ksp AgCl)1/2 = 1.35 x 10-5 M
Dan konsentrasi ion kromat yang diperlukan untuk inisiasi terbentuknya
endapan perak kromat adalah sebagai berikut :

5
[CrO42-] = Ksp / [Ag+]2 = 0,0066 M
Pada dasarnya untuk mencapai terbentuknya endapan perak kromat
maka konsentrasi ion kromat sejumlah tersebut harus ditambahkan akan
tetapi konsentrasi ion kromat sejumlah tersebut menyebabkan terbentuknya
warna kuning yang sangat intensif pada larutan analit sehingga warna perak
kromat akan susah sekali untuk diamati olh sebab itu maka konsentrasinya
dibawah nilai tersebut sering digunakan.
Konsentrasi dari penurunan nilai konsentrasi ion kromat ini akan
menyebabkan semakin banyaknya ion Ag+ yang dibutuhkan agar terbentuk
endapan Ag2CrO4 pada saat terjadinya titik akhir titrasi, dan hal lain yaitu
tidak mudahnya pengamatan warna Ag2CrO4 diantara warna putih AgCl yang
begitu banyak akan mendorong semakin besarnya jumlah Ag2CrO4 yang
terbentuk.
Dari hal ini akan mempengaruhi keakuratan dan kepresisian hasil
analisis oleh sebab itu diperlukan blanko untuk mengoreksi hasil titrasi.
Blanko diperlakukan dengan metode yang sama selama analisis akan tetapui
tanpa kehadiran analit.

6
BAB II

METODE VOLHARD

Konsentrasi ion klorida, iodide, bromide dan yang lainnya dapat ditentukan
dengan menggunakan larutan standar perak nitrat. Larutan perak nitrat
ditambahkan secara berlebih kepada larutan analit dan kemudian kelebihan
konsentrasi larutan Ag- dititrasi dengan menggunakan larutan standar tiosianida
(SCN-) dengan menggunakan indikator ion Fe3+. Ion besi (III) ini akan bereaksi
dengan ion tiosianat membentuk kompleks yang berwarna merah.

Reaksi yang terjadi dalam titrasi argentometri dengan metode volhard adalah
sebagai berikut :

Ag+(aq) + CI-(aq) = AgCL(s) (endapan putih)


Ag+(aq) + SCN-(aq) = AgSCN(s) (endapan putih)
Fe3+(aq) + SCN(aq) = Fe(SCN)2+ (kompleks berwarna merah)
Titrasi dengan cara ini disebut sebagai titrasi balik atau titrasi kembali. Mol
analit diperoleh dari pengurangan mol perak mula-mula yang ditambahkan dengan
mol larutan standar tiosianat. Karena perbandingan mol dari reaksi adalah 1 : 1
semua maka semua hasil diatas dapat langsung dikurangi.
Mol analit = mol Ag+ total - mol SCN
Aplikasi dari argentometri dengan metode volhard ini adalah penentuan
konsentrasi ion halide.kondisi titrasi dengan metode volhard harus dijaga dalam
kondisi asam disebabkan jika larutan analit bersifat basa maka akan terbentuk
endapat Fe (OH). Jika kondisi analit adalah basa atau netral maka sebaiknya titrasi
dilakukan dengan metode mohr atau fajans.

7
BAB III

METODE FAJANS

Titrasi argentometri yang menggunakan indicator adsorbsi ini dikenal


dengan sebutan titrasi argentometri metode fajans. Sebagai contoh digunakan
titrasi ion klorida dengan larutan standart Ag+. Dimana hasil reaksi dari kedua zat
tersebut adalah :

Ag+ + Cl-(aq) = AgCl(s) (endapan putih)


Endapan perak klorida membentuk endapan yang bersifat koloid.sebelum titik
ekuivalen dicapai maka endapan akan bermuatan negative disebabkan
teradsorbsinya Cl diseluruh permukaan endapan. Dan terdapat counter ion
bermuatan positif Ag yang teradsorbsi dengan gaya elektrostatis pada endapan.
Setelah ttitik ekuivalen dicapai maka tidak terdapat lagi ion Cl yang teradsorbsi
pada endapan sehingga endapan sekarang bersifat netral.

Kelebihan ion Ag yang diberikan untuk mencapai titik akhir titrasi


menyebabkan ion – ion Ag ini teradsorbsi pada endapan sehingga endapan
bermuatan positif dan beberapa ion negatif teradsorbsi dengan gaya elektrostatis
sebagai counter ion.

Indikator adsorbsi merupakan pewarna, seperti diklorofluorescein yang


berada dalam keadaan bermuatan negative dalam larutan titrasi akan teradsorbsi
sebagai counter ion pada permukaan endapan yang bermuatan positif. Dengan
terserapnya ini maka warna indicator akan berubah dimana warna
diklorofluorescein menjadi berwarna merah muda.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hari, RA, dkk. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Khopkar, SM. 1990. Konsep Dasar Ilmu Kimia Analitik. Jakarta : Universitas
Indonesia.

Skogg. 1965. Analytical Chemistry Edisi Keenam. Florida : Sounders College.

Harjadi W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia.

Hrizul R. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai