Anda di halaman 1dari 1

BAB II

ISI

Roti buaya adalah hidangan Betawi berupa roti maniss berbentuk buaya. Roti buaya
biasanya disajikan dalam upacara pernikahan dan kenduri tradisional masyarakat Betawi.
Dalam upacara pernikahan Betawi, roti buaya selalu hadir sebagai bagian kelengkapan. Roti
tawar berbentuk sepasang buaya ini mengandung makna kesetiaan. Karena itu pula roti ini
disimpan oleh pengantin. Tidak dimakan apalagi dibagikan pada tamu.

Buaya sendiri telah menjadi hewan yang dianggap suci oleh masyarakat Betawi sejak
zaman nenek moyang. Menurut JJ Rizal, seorang ahli sejarah yang berdarah asli dari Betawi,
seekor buaya hanya mempunyai satu pasangan seumur hidupnya. Sehingga atas kepercayaan
inilah, orang Betawi menggunakan buaya sebagai perlambang kesetiaan. Oleh sebab itu,
dalam pernikahan diharapkan agar pengantin dapat saling setia.

Menurut pria lulusan Universitas Indonesia yakni JJ Rizal ini, roti buaya akan
dipajang di tengah-tengah ruangan hingga acara pernikahan selesai. Setelah itu, roti tersebut
akan ditaruh di atas lemari pakaian di kamar pengantin. Karena roti buaya tersebut keras dan
tidak punya rasa, sehingga roti ini dapat tahan lama. Kualitas roti buaya yang tahan lama
dilihat dari keras tidaknya roti. Roti buaya akan dibiarkan hingga hancur dan berbelatung di
atas lemari. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman dengan kemajuan teknologi yang
sangat pesat, hal itu membuat makna dari roti buaya mulai dilupakan. Selain itu, isian roti
buaya zaman sekarang teksturnya jauh lebih lembut, juga ditambah dekorasi tempelan cokelat
atau kismis. Padahal dulu roti buaya sangat berat seperti batu dan polos tanpa ada tempelan
apapun. Roti buaya di pernikahan Betawi zaman sekarang akan dibagi-bagikan kepada para
tamu apabila acara pernikahan sudah selesai. Sedangkan kedua mempelai tidak membawa
roti tersebut ke kamar tidur mereka. Para tamu yang datang juga akan menikmatinya dengan
mencelupkannya ke dalam sirup.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Roti_buaya

https://m.detik.com/food/info-kuliner/d-2948277/secara-tradisi-betawi-roti-buaya-tidak-
untuk-dimakan-apalagi-dibagikan

Anda mungkin juga menyukai