Anda di halaman 1dari 8

MEDIAPSI

2016, Vol. 2, No. 2, 30-37

Wake Up and Make Up: Efek Kosmetik Wajah dan Waktu Pemaparan
Terhadap Attractiveness
Rr. Dea Febrinda Herasafitri, Unita Werdi Rahajeng, Thoyyibatus Sarirah
deafebrinda@gmail.com
Program Studi Psikologi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) apakah terdapat pengaruh penggunaan
kosmetik wajah terhadap attractiveness, (2) apakah terdapat pengaruh penggunaan waktu
pemaparan terhadap attractiveness, dan (3) apakah terdapat pengaruh interaksi penggunaan
kosmetik wajah dan waktu pemaparan terhadap attractiveness, dalam jangka waktu
pengamatan selama 0.25 detik dan tanpa batas waktu pemaparan. Penelitian ini melibatkan
43 orang partisipan, yaitu mahasiswa angkatan 2014-2015 Prodi Psikologi, Universitas
Brawijaya, Malang. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi
PsychoPy dengan menggunakan 7 point slider scale untuk penilaian attractiveness, yang
memiliki rentang mulai dari skala 1 (sama sekali tidak) hingga skala 7 (sangat). Analisis
penelitian ini menggunakan teknik univariate analysis of variance. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa terdapat pengaruh penggunaan kosmetik wajah terhadap attractiveness
(p=0.000), terdapat pengaruh penggunaan waktu pemaparan terhadap attractiveness
(p=0.001), dan tidak terdapat pengaruh interaksi penggunaan kosmetik wajah dan waktu
pemaparan terhadap attractiveness (p=0.158).
Kata kunci: attractiveness; kosmetik; waktu pemaparan

Pendahuluan attractiveness adalah daya tarik fisik atau biasa


disebut sebagai physical attractiveness.
Pada dasarnya setiap individu memiliki
Physical attractiveness merupakan faktor
attractiveness (daya tarik) tersendiri pada
terbesar yang dapat membuat orang lain
dirinya. Setiap individu memiliki caranya
menjadi tertarik (Stephan & Stephan, 1985).
masing-masing untuk meningkatkan daya tarik
untuk menimbulkan ketertarikan orang lain Dengan memiliki physical attractiveness yang
positif, individu juga akan lebih mudah
terhadap dirinya. Attractiveness mengacu pada
apa yang membuat seseorang memandang mendapatkan perhatian dari lawan jenisnya.
Lawan jenis akan lebih tertarik pada individu
positif terhadap orang lain (Hogg & Vaughan,
yang menarik secara fisik (physically
2002). Dengan attractiveness yang positif
attractive) dibandingkan individu yang tidak
dapat membuat individu merasa lebih diterima
menarik secara fisik (physically unattractive).
dalam menjalani hubungan sosial (Berscheid
Pada sebuah program Freshman Welcome
& Regan dalam Taylor, Peplau, & Sears,
Week di University of Minnesota, dilakukan
2009). Selain itu, Cash dkk. (Myers, 2007)
penelitian berupa blind dates dan hasilnya
juga berpendapat bahwa attractiveness yang
menunjukan bahwa physical attractiveness
positif memiliki fungsi untuk mempengaruhi
merupakan penyebab yang signifikan
seseorang memberikan penilaian yang positif
seseorang menyukai pasangannya saat
pada saat sedang melakukan interview kerja.
Attractiveness yang positif dapat dikatakan melakukan blind dates. Selain itu, physical
attractiveness perempuan inilah yang
bermanfaat bagi individu dalam menunjang
aktivitas sehari-hari. merupakan satu-satunya faktor yang
menentukan apakah laki-laki akan mengajak
Salah satu faktor yang mempengaruhi

30
WAKE UP AND MAKE UP

pasangannya untuk menjalani kencan diaplikasikan pada wajah berupa foundation,


selanjutnya atau tidak (Stephan & Stephan, eyeshadow, dan lipstick (Korichi dkk., 2008).
1985). Hal ini didukung oleh pernyataan Willis Sudah banyak sekali jenis kosmetik yang
dan Todorov (2006) dalam penelitiannya digunakan oleh perempuan untuk
bahwa attractiveness sangat berkaitan dengan mempercantik wajah agar meningkatkan daya
penampilan wajah. Sitompul (Kartono, 2014) tarik mereka sebagai perempuan. Menurut
juga menyatakan bahwa wajah merupakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
fokus dari keseluruhan attractiveness. kosmetik merupakan bahan-bahan yang
digosokkan, dilekatkan, dipercikan atau
Salah satu cara untuk meningkatkan
disemprotkan, dimasukkan, dituangkan pada
physical attractiveness adalah dengan
tubuh atau bagian tertentu pada tubuh dengan
mengubah tampilan wajah dengan
maksud untuk membersihkan, memelihara,
menggunakan kosmetik wajah. Salah satu
menambah daya tarik atau merubah rupa dan
fungsi kosmetik adalah untuk memperbaiki
tidak termasuk dalam golongan obat (Wardani
penampilan seseorang sehingga mengalami
& Hastjarja, 2013). Kosmetik merupakan
perubahan yang dapat membuat wajah terlihat
lebih segar dan cantik (Rostamailis, 2005). produk yang memiliki kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan mendasar wanita akan
Kosmetik yang digunakan untuk
kecantikan sekaligus seringkali menjadi sarana
mempercantik diri dan menutupi kekurangan
bagi konsumen untuk memperjelas identitas
pada kulit disebut kosmetik dekoratif
dirinya secara sosial di mata masyarakat
(Tranggono & Latifah, 2007). Make up sangat
(Fabricant & Gould dalam Wardani &
identik dengan perempuan, make up berfungsi
Hastjarja, 2013).
untuk menonjolkan bagian yang dirasa
menarik dan menutupi bagian yang dirasa Sesuai dengan penelitian Etcoff dkk.
kurang menarik. Make up banyak dipilih (2011) yang menyatakan bahwa make up
karena dengan make up dapat memberikan memiliki pengaruh positif yang signifikan
dampak positif terhadap physical terhadap attractiveness pada kesan pertama
attractiveness perempuan (Scoot dalam yaitu penggunaan waktu pemaparan selama
Kartono, 2014). Saat ini, telah banyak sekali 0.25 detik maupun tanpa ada batas waktu
teknik-teknik make up yang dapat mengubah pemaparan, yaitu kondisi di mana partisipan
tampilan wajah secara signifikan seperti bebas menentukan seberapa lama ingin
penggunaan riasan mata yang dapat membuat mengamati stimulus yang diberikan. Penelitian
mata terlihat lebih besar, penggunaan shading Etcoff, dkk. (2011) juga menyatakan bahwa
yang dapat membuat wajah terlihat lebih tirus dengan adanya penambahan waktu membuat
dan membuat hidung menjadi terlihat lebih penilaian terhadap attractiveness semakin
mancung. Mulhern (Nash, Fieldman & meningkat sehingga dapat dikatakan bahwa
Hussey, 2006) juga menyatakan bahwa make make up memiliki pengaruh positif yang
up dapat memainkan bagian penting dalam signifikan terhadap attractiveness. Berbeda
meningkatkan physical attractiveness karena dengan penelitian yang dilakukan oleh Willis
make up dapat membentuk simetri wajah dan Todorov (2006), pada penelitian ini
menjadi lebih baik. diketahui bahwa adanya penambahan waktu
tidak meningkatkan korelasi secara signifikan
Make up merupakan kosmetik yang
terhadap attractiveness. Dengan waktu

MEDIAPSI 31
HERASAFITRI DKK.

pemaparan antara 0.1 detik hingga 1 detik tersebut difoto tanpa menggunakan kosmetik
memang dapat menambah keyakinan wajah lalu foto tersebut disalin dan melalui
seseorang mengenai first impression, namun proses suntingan untuk memperoleh efek make
jika menggunakan waktu pemaparan lebih dari up dengan bantuan aplikasi Photoshop.
satu detik maka akan menimbulkan kesan Penelitian ini dibagi menjadi dua
yang berbeda terhadap stimulus yang perlakuan pada partisipan yang sama dan tidak
diberikan yaitu penurunan kesan terhadap terdapat random assignment sehingga
attractiveness karena partisipan sudah terbiasa penelitian ini termasuk dalam penelitian kuasi.
dengan stimulus yang diberikan. Desain eksprimen dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka desain faktorial dua faktor (two-factor
peneliti mengajukan beberapa hipotesis factorial design) atau disebut sebagai desain
sebagai berikut: faktorial 2x2. Pada perlakuan pertama
1. Ha1: Terdapat pengaruh penggunaan kos- partisipan akan ditampilkan foto perempuan
metik wajah terhadap attractiveness. yang menggunakan kosmetik wajah dan tanpa
menggunakan kosmetik wajah dengan
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan menggunakan batasan waktu pemaparan
kosmetik wajah terhadap attractiveness. selama 0.25 detik sedangkan pada perlakuan
2. Ha2: Terdapat pengaruh penggunaan waktu kedua partisipan akan ditampilkan foto
pemaparan terhadap attractiveness. perempuan menggunakan kosmetik wajah dan
tanpa menggunakan kosmetik wajah dengan
Ho2: Tidak terdapat pengaruh penggunaan
tanpa batasan waktu pemaparan. Setiap selesai
waktu pemaparan terhadap attractiveness.
satu foto ditayangkan, partisipan diminta untuk
3. Ha3 : Terdapat pengaruh interaksi antara memberikan penilaian mengenai foto tersebut
penggunaan kosmetik wajah dan waktu menggunakan skala pengukuran yaitu skala
pemaparan terhadap attractiveness. attractiveness yang ditampilkan pada layar
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh interaksi komputer masing-masing partisipan dengan
antara penggunaan kosmetik wajah dan menggunakan 7 point slider scale, di mana
waktu pemaparan terhadap attractiveness. skala pengukuran yang digunakan tersebut
diadaptasi dari skala pengukuran
Metode attractiveness yang digunakan dalam
Desain penelitian penelitian Sussman, Petkova, dan Todorov
Penelitian ini merupakan penelitian (2013).
eksperimen kuasi yang mengangkat tema make Penelitian ini menggunakan dua variabel
up. Dalam penelitian ini, stimulus yang independen. Variabel independen yang
digunakan berupa foto perempuan yang pertama adalah kosmetik wajah dengan dua
menggunakan kosmetik wajah dan tanpa variasi (menggunakan kosmetik wajah dan
menggunakan kosmetik wajah yang berjumlah tanpa menggunakan kosmetik wajah) dan
total 30 foto (15 foto menggunakan kosmetik variabel independen kedua adalah waktu
wajah dan 15 foto tanpa menggunakan pemaparan (waktu pemaparan selama 0.25
kosmetik wajah). Model yang digunakan untuk detik dan tanpa ada batasan waktu pemaparan).
foto tersebut sebanyak 15 orang. Model Sedangkan variabel dependen yang digunakan

MEDIAPSI 32
WAKE UP AND MAKE UP

adalah attractiveness. foundation dan bedak, dodge & burn tools


untuk memberikan efek terang atau gelap pada
Partisipan penelitian
wajah dan brush untuk memberikan warna
Partisipan dalam penelitian ini adalah pada wajah, memberikan efek eye shadow, eye
mahasiswa psikologi Universitas Brawijaya liner, blush on, dan lipstick, serta untuk
yang sedang memasuki perkuliahan semester 2 menebalkan alis.
atau semester 4 dan berasal dari angkatan
2014-2015 Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Pada saat penelitian berlangsung,
Politik. Jumlah total partisipan yang terlibat sebanyak 30 foto ditampilkan. Foto tersebut
dalam penelitian ini adalah sebanyak 43 terbagi menjadi 15 foto dengan model yang
mahasiswa (14 laki-laki dan 29 perempuan) menggunakan kosmetik wajah dan 15 foto
dengan rentang usia 18-21 tahun, di mana rata- dengan model tanpa menggunakan kosmetik
rata usia partisipan yang mengikuti penelitian wajah yang ditampilkan secara acak. Setelah
ini adalah 19.02 tahun. itu, kedua tipe foto tersebut (foto
menggunakan kosmetik wajah dan tidak) di-
Instrumen penelitian crop sehingga hanya tampak wajah. Hal ini
Foto bertujuan agar partisipan hanya akan berfokus
Foto digunakan untuk melihat apakah pada wajah model yang sedang ditayangkan.
penggunaan kosmetik wajah mempengaruhi Foto tersebut akan ditampilkan menggunakan
attractiveness pada individu yang terdapat bantuan PsychoPy. Pada sesi pertama foto
pada foto tersebut. Jumlah model yang akan ditampilkan dengan paparan waktu
digunakan untuk diambil fotonya adalah selama 0.25 detik, sedangkan pada sesi kedua
sebanyak 15 orang. Model yang digunakan foto akan ditampilkan dengan tanpa batasan
dalam penelitian ini akan difoto tanpa waktu.
menggunakan kosmetik wajah dan tidak Skala pengukuran attractiveness
diperbolehkan untuk tersenyum. Pengambilan
Skala pengukuran attractiveness yang
foto dilakukan oleh fotografer profesional
digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari
dengan menggunakan kamera Canon 60D,
penelitian yang dilakukan oleh Sussman,
dengan ISO speed 400 dan focal length 49 mm.
Petkova, dan Todorov (2013) dengan nilai
Foto tersebut kemudian disunting
reliabilitas sebesar 0.95. Skala pengukuran
menggunakan Photoshop CS5 hingga model
attractiveness ditampilkan pada layar
dalam foto tersebut seakan-akan terlihat
komputer dengan menggunakan bantuan
seperti menggunakan kosmetik. Tujuan dari
PsychoPy. Skala pengukuran atrractiveness
menyunting foto dengan menggunakan
ini terdiri dari skala 1 (sama sekali tidak
Photoshop adalah agar kondisi maupun
menarik) hingga 7 (sangat menarik).
ekspresi model antara foto tanpa make up dan
foto menggunakan kosmetik wajah tetap Prosedur eksperimen
terlihat sama. Teknik yang digunakan pada Partisipan diminta untuk melakukan
saat proses penyuntingan adalah teknik digital penilaian terhadap attractiveness dari foto
retouch menggunakan tiga tools, yaitu patch yang dipaparkan dengan menggunakan
tools untuk menghilangkan noda pada wajah kosmetik wajah dan tanpa menggunakan
sehingga wajah terlihat seperti menggunakan kosmetik wajah dengan waktu pemaparan

MEDIAPSI 33
HERASAFITRI DKK.

selama 0.25 detik pada sesi pertama dan yaitu terdapat pengaruh penggunaan kosmetik
kemudian pada sesi kedua dilanjutkan dengan wajah terhadap attractiveness. Dengan kata
melakukan penilaian terhadap attractiveness lain, hasil signifikansi tersebut menunjukkan
dari foto yang dipaparkan dengan bahwa Ha1 diterima dan Ho1 ditolak.
menggunakan kosmetik wajah dan tanpa Berdasarkan hasil mean attractiveness dapat
menggunakan kosmetik wajah dengan tanpa disimpulkan bahwa foto dengan model yang
batas waktu pemaparan. Foto-foto tersebut menggunakan kosmetik wajah menghasilkan
ditayangkan pada layar komputer dengan hasil mean attractiveness yang lebih tinggi
bantuan aplikasi PsychoPy. dibandingkan foto dengan model tanpa
menggunakan kosmetik wajah.
Analisis data
Tabel 2
Data hasil dari penelitian ini kemudian Hasil uji hipotesis menggunakan univariate analysis of
dianalisis dengan menggu-nakan software variance
SPSS versi 22.0 for Windows dengan metode Attractiveness Signifikansi
univariate anaysis of variance. Kosmetik wajah (make up) 0.001
Hasil Waktu 0.001

Statistik deksriptif dari hasil penelitian Kosmetik wajah (make up)*waktu 0.158
ini adalah sebagai berikut:
Kemudian, hasil signifikansi pada
Tabel 1 penggunaan waktu saat pemaparan stimulus
Hasil mean uji hipotesis
adalah sebesar 0.001. Signifikansi yang
Waktu Make Up Mean
dihasilkan lebih kecil dari 0.05 (p<0.05),
Tanpa Kosmetik 43.35 sehingga dapat menjawab hipotesis kedua
Limited (0.25 Menggunakan 66.40 yaitu terdapat pengaruh penggunaan waktu
detik) Kosmetik
pemaparan terhadap attractiveness. Dari hasil
Total 55.87 signifikansi tersebut menunjukkan bahwa Ha2
Tanpa Kosmetik 41.35 diterima dan Ho2 ditolak. Berdasarkan mean
Menggunakan 56.79 attractiveness yang diperoleh dapat dilihat
Unlimited
Kosmetik bahwa pemaparan tanpa menggunakan batas
Total 49.07 waktu menunjukkan hasil mean attractiveness
Tanpa Kosmetik 43.35 yang lebih rendah dibandingkan dengan yang
Menggunakan 61.59 menggunakan waktu pemaparan selama 0.25
Total
Kosmetik detik. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
Total 52.47 adanya perpanjangan waktu pemaparan dapat
menimbulkan kesan yang berbeda pada setiap
Sementara itu, hasil uji hipotesis stimulus yang diberikan karena partisipan
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. dapat lebih memperhatikan foto secara lebih
Berdasarkan informasi dalam Tabel 2, detail.
hasil signifikansi pada penggunaan kosmetik Hasil signifikansi selanjutnya adalah
wajah adalah sebesar 0.001. Signifikansi yang interaksi penggunaan kosmetik wajah dengan
dihasilkan lebih kecil dari 0.05 (p<0.05), waktu yaitu sebesar 0.158. Signifikansi yang
sehingga dapat menjawab hipotesis pertama dihasilkan lebih besar dari 0.05 (p>0.05),

MEDIAPSI 34
WAKE UP AND MAKE UP

sehingga tidak terdapat pengaruh interaksi waktu pemaparan menunjukkan bahwa tidak
antara penggunaan kosmetik wajah dan waktu ada perubahan secara grafik di mana hasil
terhadap attractiveness. Hal ini menunjukkan menggunakan kosmetik wajah selalu memiliki
bahwa Ho3 diterima dan Ha3 ditolak. mean attractiveness yang lebih tinggi
Berdasarkan mean attractiveness yang dibandingkan tanpa menggunakan kosmetik
diperoleh, interaksi penggunaan kosmetik wajah dalam waktu pemaparan selama 0.25
wajah dan waktu pemaparan dengan jangka detik maupun tanpa batasan waktu pemaparan
waktu pemaparan selama 0.25 detik maupun sehingga membuat interaksi antara
tanpa batasan waktu tidak terjadi perubahan penggunaan kosmetik wajah dan waktu
karena dapat dilihat bahwa foto dengan model pemaparan tidak signifikan.
yang menggunakan kosmetik wajah tetap
Diskusi
memiliki mean attractiveness yang lebih tinggi
dibandingkan foto dengan model tanpa Hipotesis pada penelitian ini terbagi
menggunakan kosmetik wajah dengan jangka menjadi tiga, yaitu terdapat pengaruh
waktu pemaparan selama 0.25 detik maupun penggunaan kosmetik wajah terhadap
tanpa batasan waktu pemaparan. attractiveness, terdapat pengaruh penggunaan
waktu terhadap attractiveness, dan terdapat
Berikut adalah grafik mengenai interaksi pengaruh interaksi penggunaan kosmetik
antara make up dan waktu pemaparan terhadap wajah dan waktu terhadap attractiveness. Dari
attractiveness. hasil uji hipotesis menggunakan univariate
analysis of variance, diperoleh hasil bahwa
Ha1 diterima dan Ho1 ditolak, sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan kosmetik wajah terhadap
attractiveness. Berdasarkan hasil mean
menunjukkan bahwa foto dengan model
menggunakan kosmetik wajah menghasilkan
angka mean yang lebih tinggi dibandingkan
foto dengan model tanpa menggunakan
Gambar 1. Grafik interaksi antara menggunakan
kosmetik wajah (make up) dan waktu pemaparan
kosmetik wajah.
terhadap attractiveness. Hasil hipotesis pertama yang diperoleh
Gambar diatas menunjukkan bahwa oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang
hasil foto menggunakan kosmetik wajah dilakukan oleh Etcoff dkk. (2011) yang
memiliki mean attractiveness yang lebih tinggi menyatakan bahwa make up memiliki
dibandingkan foto tanpa menggunakan pengaruh positif yang signifikan terhadap
kosmetik wajah dengan pemaparan stimulus attractivenes. Selain itu, penelitian yang dila-
selama 0.25 detik maupun tanpa batasan waktu kukan oleh Narang (2013) juga menunjukkan
pemaparan. Dengan menggunakan waktu bahwa attractiveness berkorelasi secara positif
pemaparan selama 0.25 detik, didapatkan hasil dengan penggunaan kosmetik wajah. Pada
yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa hakikatnya, perempuan ingin terlihat menarik
menggunakan batasan waktu pemaparan. Hasil di mata orang lain dan salah satu cara yang
dari interaksi penggunaan kosmetik wajah dan dilakukan adalah dengan menggunakan

MEDIAPSI 35
HERASAFITRI DKK.

kosmetik wajah. Secara psikologis make up tanpa menggunakan kosmetik wajah pada saat
memiliki beberapa fungsi, salah satunya ialah pemaparan selama 0.25 detik maupun tanpa
seduction. Seduction merupakan fungsi make menggunakan batas waktu. Hasil yang
up di mana penggunanya menggunakan diperoleh oleh peneliti bersesuaian dengan
kosmetik wajah agar dirinya terlihat lebih penelitian yang dilakukan oleh Willis dan
menarik (Korichi dkk. dalam Yuwanto, 2010). Todorov (2006), bahwa dengan adanya
penambahan waktu tidaklah meningkatkan
Hasil untuk hipotesis yang kedua adalah
korelasi secara signifikan terhadap
Ha2 diterima dan Ho2 ditolak, sehingga dapat
attractiveness. Hal ini menunjukkan dengan
diinterpretasikan bahwa terdapat pengaruh
adanya penambahan waktu dapat
penggunaan waktu terhadap attractiveness.
menimbulkan kesan yang berbeda pada setiap
Berdasarkan mean yang diperoleh oleh
stimulus yang diberikan karena partisipan
peneliti, pada saat stimulus yang dipaparkan
dapat memperhatikan foto secara lebih detail.
dengan tanpa batasan waktu, maka penilaian
terhadap attractiveness menurun dibandingkan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
dengan menggunakan paparan waktu selama penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
0.25 detik sehingga menunjukkan bahwa
1. Hasil dari hipotesis yang pertama menun-
waktu berpengaruh secara negatif terhadap jukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
attractiveness. Penelitian yang dilakukan oleh Maka dapat diinterpretasikan bahwa
Willis dan Todorov (2006), menyatakan terdapat pengaruh penggunaan kosmetik
bahwa dengan adanya penambahan waktu wajah terhadap attractiveness. Hasil mean
tidaklah meningkatkan attractiveness, karena attractiveness menunjukkan bahwa foto
dengan adanya peningkatan waktu pemaparan menggunakan kosmetik wajah memiliki
akan menimbulkan kesan yang berbeda pada
hasil mean attractivenss yang lebih tinggi
partisipan terhadap stimulus yang diberikan. dibandingkan foto tanpa menggunakan
Penelitian Willis dan Todorov (2006) juga
kosmetik wajah.
menyatakan bahwa dalam waktu pemaparan
yang terbatas saat melihat tampilan wajah 2. Hasil dari hipotesis yang kedua
maka responden sudah dapat memberikan menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho
penilaian terhadap wajah yang dipaparkan. ditolak. Maka dapat diinterpretasikan
bahwa terdapat pengaruh waktu terhadap
Hasil untuk hipotesis yang ketiga yaitu attractiveness. Hasil mean attractiveness
tidak terdapat pengaruh interaksi antara yang menunjukkan bahwa pada saat
penggunaan kosmetik wajah dan waktu stimulus yang dipaparkan dengan tanpa
terhadap attractiveness, sehingga dapat batasan waktu pemaparan membuat
dikatakan bahwa Ho3 diterima dan Ha3 penilaian terhadap attractivenes menurun
ditolak. Hasil yang diperoleh menunjukkan
dibandingkan dengan paparan waktu
bahwa dengan adanya stimulus penggunaan
selama 0.25 detik.
kosmetik wajah, baik pada perlakuan dengan
pemaparan selama 0.25 detik maupun tanpa 3. Hasil dari hipotesis yang ketiga berbeda
adanya batasan waktu, tidak terdapat dengan hipotesis yang pertama dan kedua
perbedaan, di mana stimulus menggunakan yaitu Ho diterima dan Ha ditolak. Maka
kosmetik wajah lebih tinggi dibandingkan dapat diinterpretasikan bahwa tidak

MEDIAPSI 36
WAKE UP AND MAKE UP

terdapat pengaruh penggunaan kosmetik Research (NCUR) University of


wajah dan waktu terhadap attractiveness. Wisconsin La Crosse, 915-918.
Berdasarkan mean attractiveness yang Nash, R., Fieldman, G., & Hussey, T. (2006).
diperoleh, interaksi penggunaan waktu dan
Cosmetics: They influence more than
make up wajah dengan jangka waktu caucasian female facial attractiveness.
pemaparan selama 0.25 detik maupun tanpa Journal of applied social psychology,
batasan waktu tidak terjadi perubahan. Foto 36(2), 493–504.
yang menggunakan kosmetik wajah
memiliki mean attractiveness yang selalu Rostamailis. (2005). Penggunaan Kosmetik,
lebih tinggi dibandingkan foto tanpa Dasar Kecantikan, dan Berbusana yang
menggunakan kosmetik wajah. Serasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Stephan, C. W., & Stephan, W. G. (1985). Two
Social Psychology. Chicago: The Dorsey
Daftar Pustaka Press.
Etcoff, N. L., Stock, S., Haley, L. E., Vickery, Sussman, A. B., Petkova, K., & Todorov. A.
S. A., & House, D. M. (2011). Cosmetics (2013). Competence ratings in US
as a feature of the extended human predict presidential election outcomes in
phenotype: Modulation of the perception Bulgaria. Journal of Experimental
of biologically important facial signals. Social Psychology, 49, 771-775.
PLoS ONE, 6(10).
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O.
Hogg, M. A., & Vaughan, G. M. (2002). Social (2009). Psikologi Sosial (Edisi Kedua
Psychology (Third Edition). Upper belas). Jakarta: Kencana.
Saddle River: Prentice Hall.
Tranggono, R. I., & Latifah, F. (2007) Buku
Kartono, I. (2014). Faktor-faktor yang Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
mempengaruhi penggunaan make up Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
pada perempuan emerging adulthood.
Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(1), 1-10. Wardani, E., & Hastjarja, D. (2013). Pengaruh
facial image, cosmetic usage pada brand
Korichi, R., Pelle-de-Queral, D., Gazano, G.,
personality dan brand attitude (studi
& Aubert, A. (2008). Why women use pada mahasiswi Universitas Sebelas
makeup: Implication of psychological Maret Surakarta). Fokus Manajerial, 12,
traits in makeup function. Journal of (1), 41–57.
Cosmetic Science, 59(2), 127-137.
Willis, J., & Todorov, A. (2006). First
Myers, D. G. (2007). Exploring social impressions: Making up your mind after
Psychology (Fourth Edition). New a 100-ms exposure to a face.
York: McGraw Hill International. Psychological Science, 17(7), 592-598.
Narang, D. (2013). The psychological factors
Yuwanto, L. (2010). Fungsi make up dari
that affect makeup usage and the
tinjauan psikologi. http://www.ubaya.ac.
perception of makeup in different
id/2014/content/articles_detail/12/Fungs
situations. Proceedings of The National i-Make--up-dari-Tinjauan-Psikologi.
Conference On Undergraduate html.

MEDIAPSI 37

Anda mungkin juga menyukai