GOUT ARTHRITIS
1.2 Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit /
penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering
terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan
metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal. Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang
menyebabkanasam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau
keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus,
hipertensi,gangguan ginjal yang akan menyebabkan :
c. Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
d. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat
seperti : aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat,aseta
zolamid dan etambutol.
e. Pembentukan asam urat yang berlebih
f. Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.Gout
sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana
penyakit lain, seperti leukimia. g. Kurang asam urat melalui ginjal h. Gout
primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang
sehat. Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh
karena kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal
kronik.
1.3 Klasifikasi
Ada 3 klasifikasi
a. Gout primer
b. Gout sekunder
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan.
(1) Obat-obatanObat TBC seperti obat etambutol dan pyrazinamide
dapat menyebabkan kenaikan asam urat pada beberapa pasien. Hal
ini terjadi karena adanya efek dari obat ini yang berefek
terhambatnya seksresi dari ginjal, termasuk sekresi asam urat yang
menghasilkan terjadinya peningkatan asam urat pada tubuh.
(2) Penyakit lainPenyebab asam urat bisa terjadi jika memiliki
tekanan darah yang terlalu tinggi, atau pun memiliki kadar gula
darah yang terlalu tinggi, dan menimbulkan penyakit hipertensi
atau pun penyakit diabetes dan kolesterol dan penyakit tersebut
bisa menyebabkan organ tubuh menurunkan fungsi nya sehingga
tidak dapat mengeluarkan limbah tubuh dengan baik seperti limbah
asam urat, oleh sebab itu salah satu penyebab asam urat akibat
penyakit di dalam tubu
1.4 Patofisiologi.
Fase I
Tahap ini terjadi akibat peningkatan asam urat yang berasal dari
metabolisme purin yang berasal dari diet dan pemecahan sel tubuh. Pada
keadaan normal asam urat yang terbentuk selanjutnya akan dipecah oleh
enzim urikase menjadi substans yang larut pada urin sehingga mudah
diekskresikan. Tidak adanya enzim urikase ini dapat menimbulkan
peningkatan kadar asam urat.
Sekitar 90% peningkatan kadar asam urat ditimbulkan akibat
ketidakmampuan untuk mengekskresikan asam urat pada urin akibat defek
genetik pada transporter anion ginjal yang mengakibatkan reabsorbsi asam
urat yang berlebihan. Hal ini juga bisa disebabkan oleh penggunaan beberapa
obat seperti aspirin, diuretik dan alkohol, serta fungsi ginjal yang menurun.
Sekitar 10% peningkatan asam urat dapat terjadi akibat produksi asam
urat yang berlebihan akibat defek genetik enzim yang memecahkan purin,
peningkatan penghancuran DNA sel yang mengandung purin pada tindakan
kemoterapi, serta asupan diet yang tinggi purin.
Fase II
Fase ini adalah serangan akut yang ditandai dengan tanda radang,
biasanya pada sendi metatarsofalang digiti I, dorsum kaki, mata kaki, lutut,
pergelangan tangan, dan sendi siku. Fase ini terjadi akibat perpindahan
monosodium urat ke cairan sendi dan menimbulkan reaksi perlawanan dari sel
neutrofil, sehingga mencetuskan reaksi radang oleh beberapa sitokin inflamasi
dan ditandai dengan sendi yang merah, nyeri, panas, dan bengkak.
Fase III
Fase IV
Fase ini adalah fase arthritis gout kronik yang ditandai dengan
munculnya tofus (deposit monosodium urat pada beberapa sendi namun tanpa
tanda radang). Tofus ini dapat pecah sendiri dan sering menimbulkan infeksi
sekunder. Pada fase ini sering terjadi kerusakan sendi, gangguan fungsi ginjal
dan gangguan kardiovaskuler.
1.5 Pathway
1.6 Manifestasi klinis
1. Nyeri yang tiba-tiba dan parah pada sendi, biasanya di tengah malam
atau dini hari.
2. Nyeri di sendi. Rasa nyeri bisa terasa hangat pada saat disentuh dan
terlihat merah atau ungu.
Pengumpulan data
1. Identitas klien
Meliputinama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan,alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggaldan jam MRS,
nomor register,diagnose medis.
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit keluarga
1.1.3 Perencanaan
Kode Indikator SA ST
Menggambarkan 2 5
160501
faktor penyebab
Mengenali kapan 2 5
160502
nyeri terjadi
Menggunakan 2 5
160510 tindakan
pencegahan
Intervensi :
Akupresure (1320)
1. Observasi tanda verbal/postur yang mengidentifikasi titik yang
diharapkan/lokasi yang diharapkan.
2. Gunakan tekanan jari pergelangan untuk melakukan penekanan
pada titik tekan yang dipilih
3. Ajarkan keluarga untuk bisa melakukan penanganan melalui
akupresure
4. Rekomendasikan penggunaan teknik relaksasi progresif
5. Dokumentasi tindakan dan respon individu terhadap
akupresure
Pergerakan
Kode Indikator SA ST
020801 Keseimbangan 3 5
020809 Koordinasi 3 5
Bergerak 2 5
020814 dengan
mudah
Kode Indikator SA ST
040715 Pengisian kapiler jari 3 5
Tekanan darah 2 5
040727
sistolik
Tekanan darah 2 5
040728
diatolik
Intervensi
Terapi latihan : memperagakan sendi
1. Tentukan batasan pergerakan sendi dan efeknya terhadap fungsi sendi
2. Monitor lokasi dan kecenderungan adanya nyeri dan ketidaknyamanan
selama pergerakan/aktivitas
3. Bantu melakukan pergerakan sendi sesui dengan kadar nyeri
4. Intruksikan keluarga dan pasien cara melakukan latihan rom pasif
ROMdengan bantuan atau ROM aktif
5. Sediakan
Daftar Pustaka
EGC
Diantari,Ervi & Candra Aryu. 2012. Pengaruh Asupan Purin Dan Cairan Terhadap
Kadar Asam Urat Wanita Usia 50-60 Tahun Di Kecamatan Gajah Mungkur
Alimul, Azis. 2007. Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah.Jakarta: Selembah
Medika