Anda di halaman 1dari 3

Nama : Clara Shinta Prabaningtyas

NIM : F0318028
Kelas : Ekonomi Islam / C
TUGAS EKONOMI ISLAM BAB 6
Produk Penghimpunan Dana
1. Giro (demand deposit)
a. Pengertian giro
Giro adalah simpanan pada bank yang penarikanya dapat dilakukan setiap saat,
artinya bahwa uang yang disimpan di rekening giro dapat diambil setiap waktu
setelah memenuhi bernagai persyaratan yang telah di tetapkan. Dalam perbankan
syariah dikenal adanya produk berupa giro wadiah dan giro mudharabah.
b. Landasan hukum giro
 Fatwa dewan syariah nasional No 01/DSN-MUI/VI/2000 tentang giro
 Firman allah Qs. an-nisa 29
 Hadist riwayat abu daud
 Ijmak
Dalam islam mengenal titipan atau wadiah ini dapat di bedakan menjadi dua macam
yaitu, wadiah yad amanah dan wadiah yad dhamanah.
2. Tabungan (saving deposit)
a. Pengertian tabungan
Tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip
syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang
menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan
prinsip wadiah dan mudharabah.
b. Landasan hukum tabungan.
 Fatwa dewan syariah nasional no 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang tabungan
 Hadist diantaranya Tabrani dari ibnu abbas
 Ijma
 Qiyas, transaksi mudharabah di qiyaskan sebagai transaksi musyaqoh
 Kaidah fiqh
3. Deposito (time deposit)
Deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal
ini, Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa
deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Dalam
hal ini, Bank Syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah
bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana).
Produk Penyaluran Dana
1. Pembiayaan Al-Mudharabah
2. Pembiayaan Al-Musyarakah
3. Pembiayaan Al-Murabahah (Penjualan dengan Tambahan Untung)
4. Pembiayaan Al-Bai’u Bithaman Ajil (Penjualan Dengan Pembayaran Tangguh)
5. Bai’as Salam
6. Bai’al Istishna’
7. Ijarah (Sewa/Leasing)
8. Al-Qardul Hasan
Produk Jasa

Pertanyaan Mengapa
Mengapa dalam pembiayaan salam barang yang diperjualbelikan belum ada?
Karena salam biasanya dipergunakan untuk produk-produk pertanian jangka pendek. Dalam hal
ini lembaga keuangan bertindak sebagai pembeli produk dan memberikan uangnya lebih dulu
sedangkan para nasabah menggunakannya sebagai modal untuk mengelola pertaniannya. Dalam
hal ini tentu saja ada beberapa ketentuan umum yang harus dipenuhi yaitu:
1) Pembelian hasil produksi harus diketahui spesifikasinya secara jelas seperti jenis, macam,
ukuran, mutu, dan jumlahnya.
2) Bila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan akad maka nasabah
(produsen) harus bertanggung jawab dengan cara antara lain mengembalikan dana yang
telah diterimanya atau mengganti baranag.
3) Mengingat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya sebagai
persediaan, maka dimungkinkan bagi bank untuk melakukan akad salam pada pihak
ketiga (pembeli kedua), seperti BULOG, pedagang pasar induk atau rekanan

Anda mungkin juga menyukai