Anda di halaman 1dari 3

Faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Perifton

Keberadaan perifiton dalam satu perairan dengan perairan lainnya tidaklah sama.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan perifiton dalam suatu perairan adalah kondisi
fisik, kimiawi, dan biologi perairan. Perifiton pun memiliki batasan toleransi tertentu
terhadap beberapa parameter lingkungan perairan. Perbedaan tersebut akan mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan dan kolonisasi perifiton (Yuniarni, 2015). Faktor- faktor yang
mempengaruhi keberadaan perifton antara lain :
Suhu
Organisme diperairan umumnya memeiliki toleransi yang sempit terhadap suhu.
Perubahan suhu mengakibatkan perubahan pola sirkulasi dan stratifikasi yang kelas
berpengaruh besar atas kehidupan organisme akuatik, suhu optimum pada perairan
berkisar 30-35˚C. Suhu yang optimal bagi pertumbuhan fitoplankton adalah 20-30˚C.
Pada proses fotosintesis dan pertumbuhan sel alga terjadi pada suhu kisaran 25-40˚C.
Filum Cyanophyta lebih dapat bertoleransi terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi
dibandingkan Chloropyta dan Diatom (Yuniarno, 2015).
Salinitas
Pada daerah pesisir pantai merupakan perairan dinamis yang menyebabkan variasi
salinitas tidak begitu besar. Kisaran salinitas optimum yang dapat ditolerir lamun dan
perifton adalah sampai dengan 35 ppt, sehingga nilai salinitas tersebut masih dapat
ditoleransi oleh perifton. Pada umumnya daerah salinitas di perairan pesisi selalu
berflaktuasi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sirkulasi air, penguapan,
curah hujan, dan aliran sungai (Pratama, 2017).
Kecepatan Arus
Karakteristik alam seperti kecepatan arus akan mempengaruhi keberadaan organisme
yang ada di alam. Menurut Mayer (2003) dan Higley (2001) bahwa adanya pengaruh
alam, seperti kecepatan arus akan mempengaruhi keberadaan organisme yang ada di
alam. Pada bagian hulu, lebar sungai dan lebar badan sungai cenderung kecil dan
sempit dibandingkan dengan hilir (Yuniarmo, 2015).
Nitrogen
Senyawa nitrogen ditemukan pada tumbuhan dan hewan sebagai penyusun protein
dan klorifil. Nitrogen merupakan unur penting bagi makhluk hidup yang merupakan
komponene utama di dalam metabolisme protein. Nitrogen diperairan berada dalam
bentuk senyawa anorganik seperti Nitrat (NO3), Nitrit (NO2), Amonium (NH4), dan
Amonia (NH3). Nitrat merupakan salah satu nutrien penting yang dibutuhkan oleh
organisme laut, kandungan nitrat di perairan sangat mempengaruhi biomassa perifton
disuuatu perairan. Nitrat merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya
dikonversi menjadi protein (Pratama, 2017).
Nilai pH
Nilai pH yang berkisar antara 6,6- 6,8 di suatu perairan merupakaan kisaran pH yang
optimal bagi biota laut untuk tumbuh dan berkembang takterkecuali perifton. Adapun
kisaran pH optimal untuk biota laut hidup adalah 6,5 – 8,5 (Pratama, 2017).
Ketersediaan Cahaya
Ketersediaan cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
perifiton. Keberadaan cahaya membantu perifiton untuk melakukan fotosintesis yang
kemudian digunakan untuk tumbuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Weitzel (1979)
bahwa perifiton merupakan mikroorganisme yang tumbuh pada daerah yang dapat
ditembus cahaya atau daerah eufotik. Cahaya merupakan suatu syarat penting bagi
organisme perifiton untuk melakukan fotosintesis (Yuniarno, 2015).
Kecerahaan Air.
Kecerahan air hingga dasar perairan. Hal ini sangat baik untuk proses fotosintesis oleh
alga bentuk seperti perifiton. Nilai kecerahan sangat ditentukan oleh keadaan cuaca,
waktu pengukuran, kekeruhan dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang yang
melakukan pengukuran. Oleh karena itu, apabila kecerahan dapat mencapai dasar
organisme autotrof dapat melakukan aktivitas fotosintesisnya dengan baik (Yuniarno,
2015)
Substrat.
Perkembangan perifiton juga dapat ditentukan oleh keberadaan substrat. Substrat dari
benda hidup sering bersifat sementara, karena ada proses pertumbuhan dan
kematian,sedangkan pada substrat berupa benda mati akan bersifat permanen.
Berdasarkan substrat menempelnya, perifiton dibedakan atas epilithic (perifiton yang
tumbuh pada batu), epipelic (perifiton yang tumbuh pada permukaan sedimen),
epiphytic (perifiton yang tumbuh pada batang dan daun tumbuhan), dan epizoic
(perifiton yang tumbuh pada hewan) (Pratiwi, 2017).
Pratama, Putu Setya, Wiyanto, D.B, Dan Faiqoh, Elok. 2017. Struktur Komunitas Perifton
Pada Lamun Jenis Thalassia hemprichii Dan Cymodecea rotundatta Di Kawasan
Pantai Sanur. Journal Of Marine And Aquatic Sciences. Vol 3(1): 127, 129.
Pratiwi, Niken T.M. Haryadi, Sigid. Dan Kiswari, D.I. 2017. Struktur Komunitas Perifiton
Dibagian Hulu Sungai Cisadane, Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak,
Jawa Barat (Periphyton Community Structure At Upstream Cisadane River, Halimun
Salak Mountain National Park, West Java). Jurnal Biologi Indonesia. Vol 1)(2) : 239.
Yuniarno, H. A, Ruswahyuni, Dan Agung, Suryanto. 2015. Kelimpahan Perifiton Pada
Karang Masif Dan Bercabang Di Perairan Pulau Panjang Jepara. Journal Of
Maquares (Management Of Aquatic Resources). Vol 4(4): 100, 102.

Anda mungkin juga menyukai