Cerita Sejarah - Xiimipa5 - 4
Cerita Sejarah - Xiimipa5 - 4
STRUKTUR
SEJARAH
• Orientasi
• Urutan peristiwa
• Reorientasi
• Orientasi
Walau Pramoedya mengalami ketidakadilan, mentalnya tak lantas • Urutan peristiwa
runtuh. Beliau menjadikan pembuangannya sebagai momentum untuk terus • Reorientasi
berkarya. Kendati dilarang menulis, Pram justru mampu menyusun rangkaian
naskah yang kelak menjadi mahakaryanya. Di tanah buangan itulah Bumi
Manusia tercipta. Ini merupakan seri pertama dari empat novel yang terangkai
dalam Tetralogi Pulau Buru. Tiga seri lainnya berjudul Anak Semua Bangsa, Jejak
Langkah, dan Rumah Kaca. Tetralogi Pulau Buru mengisahkan tentang perjalanan
hidup Minke, seorang ningrat-intelektual Jawa yang dengan segala daya upaya
berusaha menyadarkan rakyat Indonesia untuk lepas dari belenggu penjajahan.
Minke yang merupakan karakter fiksi sebenarnya merujuk kepada tokoh nyata,
yakni Tirto Adhi Soerjo. Tirto adalah perintis pers bumiputera sekaligus pelopor URUTAN
pergerakan nasional di awal abad ke-20.
PERISTIWA
CONTOH TEKS BESERTA
STRUKTUR
• Orientasi
Apa yang dialami Minke dalam Jejak Langkah dialami juga oleh Tirto, • Urutan peristiwa
tentu dengan tambahan imajinasi Pram. Bahkan beliau juga menggunakan inisial • Reorientasi
T.A.S. sebagai inisial yang sering Minke gunakan untuk menulis tajuk rencana.
Kekaguman Pram tidak hanya menjadikan Tirto sebagai inspirasi untuk tokoh
Minke, ia juga menulis Sang Pemula yang merupakan semi-biografi Tirto. Di
dalamnya diceritakan Tirto tidak banyak membahas tentang orang tuanya. Ia
dibesarkan kakeknya yang merupakan Bupati Bojonegoro. Dalam Bumi Manusia,
Minke sempat disiksa ayahnya yang saat itu akan diangkat menjadi Bupati B.
Tidak diketahui apakah ini Blora atau Bojonegoro. Bumi Manusia dan Sang
Pemula menjadi persembahan Pram kepada Tirto yang tenggelam akibat
pendiskreditan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda yang juga ditambah URUTAN
pengabaian oleh bangsanya sendiri.
PERISTIWA
CONTOH TEKS BESERTA
STRUKTUR
• Orientasi
• Urutan peristiwa
• Reorientasi
Bumi manusia adalah salah satu karya terbaik anak bangsa yang
berpengaruh dalam bidang sastra di Indonesia. Karya ini merupakan
persembahan bagi Tirto Adhi Soerjo, dan bagi perjuangan bangsa Indonesia.
Begitu banyak rintangan yang dilewati, tidak membuat Pramoedya Ananta Toer
sebagai penulis karya ini menyerah, bahkan ia menciptakan mahakarya ini di
balik jeruji besi. Pelarangan penjualan karyanya juga tidak membuat buku
tersebut hilang dan dilupakan oleh penikmatnya. Saat ini karyanya telah
difilmkan dan sukses meraih hati jutaan penonton.
REORIENTASI
CONTOH TEKS BESERTA
STRUKTUR
UNSUR
• Orientasi
INTRINSIK • Urutan peristiwa
• Reorientasi
UNSUR
INTRINSIK ANALISIS TEKS CERITA
SEJARAH
• Unsur Intrinsik
INTRINSIK
TEMA Tema dalam cerita sejarah Di Balik Buku Bumi Manusia adalah proses penciptaan mahakarya.
“Beliau menjadikan pembuangannya sebagai momentum untuk terus berkarya. Kendati dilarang
menulis, Pram justru mampu menyusun rangkaian naskah yang kelak menjadi karya masterpiece-
nya.” (paragraf 4 kalimat 2)
“Di tanah buangan itulah Bumi Manusia tercipta.” (paragraf 4 kalimat 3)
Terbukti bahwa tema dalam cerita sejarah tersebut memiliki teman proses penciptaan mahakarya
yang dilakukan Pram di masa pembuangannya.
ALUR Alur dalam cerita tersebut adalah alur maju.
“Pada 1950-an ia tinggal di Belanda…” (paragraf 3 kalimat 1)
“Pada tahun 1969 ia ditahan oleh Pemerintahan Soeharto…” (Paragram 3 kalimat 5)
Terbukti bahwa alur pada cerita sejarah ini adalah alur maju karena memiliki keterangan waktu yang
terus bertambah melalui penulisan tahunnya.
PENOKOHAN • Pramoedya Ananta Toer pada cerita sejarah ini menjadi protagonis yang bersifat pantang menyerah
dan bekerja keras, dibuktikan dengan kutipan di bawah ini :
“Walau Pramoedya mengalami ketidakadilan, mentalnya tak lantas runtuh. Beliau menjadikan
pembuangannya sebagai momentum untuk terus berkarya. Kendati dilarang menulis, Pram justru
mampu menyusun rangkaian naskah yang kelak menjadi mahakaryanya.”
• Soeharto pada cerita sejarah ini memiliki sifat otoriter, dibuktikan dengan kutipan di bawah ini :
“Pada tahun 1969 ia ditahan oleh Pemerintahan Soeharto karena dianggap berpandangan pro-
komunis. Bukunya dilarang dari peredaran, dan ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan di
lepas pantai Jawa, dan kemudian di Pulau Buru, kawasan timur Indonesia.”
SUDUT PANDANG Sudut pandang orang ke-3 serba tahu
“Beliau dilahirkan di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 dan menghembuskan nafas terakhirnya di
Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun. Ia merupakan anak sulung dalam keluarganya.” Kalimat
pada teks menggunakan pronomina beliau dan ia yang menyatakan bahwa pengarang merupakan
orang ke-3 yang serba tahu.
LATAR WAKTU “Beliau dilahirkan di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 dan menghembuskan nafas terakhirnya di
Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun.”
Berikut merupakan latar waktu pada cerita sejarah yang membuktikan waktu kelahiran dari
Pramoeda Ananta Toer.
LATAR TEMPAT “Pada 1950-an ia tinggal di Belanda sebagai bagian dari program pertukaran budaya, dan ketika
kembali ke Indonesia ia menjadi anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra, komunitas
seniman yang dianggap berhaluan kiri di Indonesia.”
Kata Belanda dapat membuktikan adanya latar tempat pada teks cerita sejarah tersebut.
CONTOH TEKS BESERTA
STRUKTUR
UNSUR
EKSTRINSIK • Orientasi
• Urutan peristiwa
• Reorientasi
UNSUR
EKSTRINSIK ANALISIS TEKS CERITA
SEJARAH
• Unsur Intrinsik
UNSUR • Unsur Ekstrinsik
EKSTRINSIK
FAKTA SEJARAH • Lebih dari 50 karya Pramoedya Ananta Toer telah diterjemahkan ke 42 bahasa asing. (Paragraf 2)
• Pramoedya Ananta Toer dilahirkan di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 dan menghembuskan
nafas terakhirnya di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun. (Paragraf 2)
• Pada tahun 1969 ia ditahan oleh Pemerintahan Soeharto karena dianggap berpandangan pro-
komunis di Nusakambangan di lepas pantai Jawa dan Pulau Buru di kawasan timur Indonesia.
(Paragraf 3)
• Tirto adalah perintis pers Bumiputera sekaligus pelopor pergerakan nasional di awal abad ke-20.
(Paragraf 4)
UNSUR BIAS Kami sebagai penyalin dari kisah hidup Pramoedya Ananta Toer, hanya menuliskan teks ini dengan
kepentingan menuntaskan tugas mata pelajaran bahasa Indonesia. Kami tidak memiliki kepentingan
lain untuk menuliskan teks cerita sejarah dengan menutupi kenyataan atau menambahkan hal yang
belum tentu benar adanya. Maka dari itu, teks cerita sejarah ini sesuai dengan sejarah yang telah
dipublikasikan oleh media.
UNSUR POLITIK “Lembaga Kebudayaan Rakyat, komunitas ini memang sempat lekat dengan PKI, namun lembaga
yang menaungi kaum sastrawan dan seniman revolusioner ini tidak pernah menjadi bagian resmi dari
partai politik berhaluan kiri tersebut.”
Kutipan di atas menunjukkan adanya unsur politik dalam teks cerita sejarah ini. Dalam pemerintahan
Orde Baru, Lekra dianggap memihak Partai Komunis Indonesia yang sedang dibasmi oleh Presiden
Soeharto pada masa itu. Maka dari itu, Pramoedya Ananta Toer, selaku anggota Lekra tidak
diperbolehkan dalam menyebarluaskan karyanya yang dianggap dapat memengaruhi pemikiran
masyarakat Indonesia untuk berpindah ideologi.
UNSUR SOSIAL “Pada tahun 1969 ia ditahan oleh Pemerintahan Soeharto karena dianggap berpandangan pro-
Komunis. Bukunya dilarang dari peredaran, dan ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan di
lepas pantai Jawa, dan kemudian di Pulau Buru di Kawasan Timur Indonesia.”
Kutipan di atas merupakan bukti adanya unsur sosial dalam teks cerita sejarah ini. Pramoedya Ananta
Toer tidak mendapatkan keadilan dalam penahanannya. Ia langsung ditahan tanpa adanya proses
pengadilan. Hal ini menunjukkan adanya unsur sosial yaitu ketidakadilan.
LATAR BELAKANG Penulis merupakan siswa-siswa SMA Negeri 34 Jakarta yang telah dibekali dengan pengetahuan
PENULIS konsep pembuatan teks cerita sejarah dan telah melakukan beberapa penelitian dari sumber resmi
untuk menciptakan teks Di Balik Buku Bumi Manusia. Penulis memiliki rasa ingin tahu tinggi dengan
dilatarbelakangi oleh popularitas Novel Bumi Manusia sesaat setelah Film Bumi Manusia terbit. Atas
dasar tersebut penulis berinisiatif untuk membuat teks cerita sejarah tentang proses pembuatan
naskah asli Bumi Manusia dari pengarang asliny, Pramoedya Ananta Toer.
SEJARAH • Lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925
• Tinggal di Belanda sebagai bagian dari program pertukaran budaya
• Menjadi anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra (komunitas seniman yang dianggap
berhaluan kiri di Indonesia)
• Ditahan oleh Pemerintahan Soeharto karena dianggap berpandangan pro-komunis
• Pelarangan peredaran buku oleh pemerintah
• Ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan di lepas pantai Jawa
• Ditahan di Pulau Buru, kawasan timur Indonesia
• Menyusun rangkaian naskah saat ditahan, lalu tercipta Bumi Manusia
• Menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun
UNSUR UNSUR
KEBAHASAAN KEBAHASAAN
UNSUR UNSUR
KEBAHASAAN KEBAHASAAN
UNSUR UNSUR
KEBAHASAAN KEBAHASAAN
PRONOMINA “Pramoedya Ananta Toer adalah seorang sastrawan Indonesia yang karyanya sudah dikenal di
(KATA GANTI) berbagai belahan dunia. Beliau dilahirkan di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 dan
menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun. Ia merupakan anak
sulung dalam keluarganya.”
Kata ganti beliau, nya, dan ia pada kalimat di atas merujuk kepada Pramoedya Ananta Toer.
FRASA “Tirto adalah perintis pers Bumiputera sekaligus pelopor pergerakan nasional di awal abad ke-20.”
ADVERBIAL (KATA “Pada 1950-an ia tinggal di Belanda sebagai bagian dari program pertukaran budaya, dan ketika
KETERANGAN) kembali ke Indonesia ia menjadi anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra, komunitas
seniman yang dianggap berhaluan kiri di Indonesia.”
“Pada tahun 1969 ia ditahan oleh Pemerintahan Soeharto karena dianggap berpandangan pro-
komunis. Bukunya dilarang dari peredaran, dan ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan di
lepas pantai Jawa, dan kemudian di Pulau Buru, kawasan timur Indonesia.”
Awal abad ke-20, pada 1950-an, pada tahun 1969 merupakan kata keterangan waktu.
VERBA MATERIAL “Beliau juga menulis karya yang berbentuk fiksi kritik terhadap korupsi pada masa itu dan
(KATA KERJA menimbulkan friksi antara ia dan Soekarno.”
MATERIAL) “Saat ini karyanya telah difilmkan dan sukses meraih hati jutaan penonton.”
KATA SAMBUNG “Pada 1950-an ia tinggal di Belanda sebagai bagian dari program pertukaran budaya, dan ketika
WAKTU kembali ke Indonesia ia menjadi anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra, komunitas
(KONJUNGSI seniman yang dianggap berhaluan kiri di Indonesia.”
TEMPORAL)
VERBA MENTAL “Walau Pramoedya mengalami ketidakadilan, mentalnya tak lantas runtuh. Beliau menjadikan
pembuangannya sebagai momentum untuk terus berkarya.”
Kata ‘menjadikan’ menunjukkan respon Pramoedya terhadap ketidakadilan yang dialaminya.
MAJAS Majas asosiasi
Buku ini begitu kuat dampaknya, sekuat karisma sekaligus pemikiran seorang Pramoedya Ananta Toer
Majas metafora
Ia merupakan anak sulung dalam keluarganya.
Tetralogi Pulau Buru mengisahkan tentang perjalanan hidup Minke, seorang ningrat-intelektual Jawa
yang dengan segala daya upaya berusaha menyadarkan rakyat Indonesia untuk lepas dari belenggu
penjajahan.
Begitu banyak rintangan yang dilewati, tidak membuat Pramoedya Ananta Toer sebagai penulis karya
ini menyerah, bahkan ia menciptakan mahakarya ini di balik jeruji besi.
Kisah pembuka dari Tetralogi Buru ini adalah mahakarya sang sastrawan, sekaligus cenderamata
budaya juga kesusastraan Indonesia.
Majas Hiperbola
“Bumi Manusia dan Sang Pemula menjadi persembahan Pram kepada Tirto yang tenggelam akibat
pendiskreditan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda yang juga ditambah pengabaian oleh
bangsanya sendiri. “
Karya ini merupakan persembahan bagi Tirto Adhi Soerjo, dan bagi perjuangan bangsa Indonesia.
IMAJINASI IMAJINASI
SEJARAH SEJARAH
IMAJINASI IMAJINASI
SEJARAH SEJARAH
IMAJINASI IMAJINASI
SEJARAH SEJARAH
IMAJINASI
SEJARAH
Diceritakan beliau menyampaikan kritik kepada
pemerintah melalui tulisannya, maka dapat
dibayangkan beliau akan memiliki masalah
dengan negara karena kritiknya. Pada sisi lain,
IMAJINASI
karya dengan tema kritik sosial banyak diminati
masyarakat terutama jika dikemas dalam
bahasa dan bentuk yang menarik, maka tidak
SEJARAH
heran buku beliau menjadi esensial bagi sejarah
sastra di Indonesia.
IMAJINASI
SEJARAH
TERIMA KASIH TERIMA KASIH