Anda di halaman 1dari 12

Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi

Kesadahan

KINERJA PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN PROSES FILTRASI DALAM


MEREDUKSI KESADAHAN

Oleh : Sri Widyastuti *) & Antik Sepdian Sari **)

Abstrak :
Teknologi filtrasi dengan arah aliran dari atas ke bawah (downflow) banyak diterapkan pada
komunitas skala kecil, namun alat ini kurang berfungsi dengan baik saat clogging terjadi perlu pencu-
cian media secara manual.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penurunan kecepatan alir filtrat dan efisiensi
penurunan kesadahan antara sistem filtrasi upflow dan downflow. Media yang digunakan zeolit karbon
aktif setinggi 70 cm. Dalam waktu operasi 6 jam filtrasi diketahui sistem filtrasi upflow kecepatan alirn-
ya stabil sedangkan sistem filtrasi downflow mengalami penurunan 46%. Efisiensi penurunan
kesadahan untuk filtrasi dengan sistem upflow sebesar 94,79 % sedangkan sistem downflow sebesar
94,16 %. Dalam hal penurunan kesadahan tidak ada perbedaan yang signifikan antara system filtrasi
downflow maupun upflow hal ini telah dibuktikan melalui statistik uji kilat tukey.

Kata kunci : Pengolahan air bersih, up flow dan down flow, filtrasi

PENDAHULUAN Perumusan Masalah


Latar Belakang 1. Apakah ada perbedaan penurunan ke-
Salah satu sumber air yang masih cepatan alir filtrat yang dihasilkan antara
banyak digunakan oleh masyarakat adalah air arah aliran down flow dan up flow.
sumur gali, akan tetapi tidak semuanya 2. Berapa persen penurunan kadar
memenuhi syarat kesehatan. Faktor-faktor kesadahan (CaCO3) dari filtrat yang
yang dapat mempengaruhi rendahnya kualitas dihasilkan baik dengan arah aliran down
air sumur gali antara lain : musim, konstruksi, flow dan up flow.
jenis dan kemiringan tanah, jarak dari sumber
pengotoran dan perilaku makhluk hidup Tujuan Penelitian
disekitarnya. Selama menjalani daur hidrologi 1. Untuk mengetahui berapa persen
air selalu menyerap zat-zat yang penurunan kesadahan (CaCO3) dari
menyebabkan air itu tidak lagi murni. Oleh pengolahan system filtrasi dengan arah
karena itu, pada hakekatnya tidak ada air yang aliran down flow dan up flow.
betul-betul murni. Zat-zat yang diserap oleh air 2. Untuk mengetahui penurunan kecepatan
alam dapat diklasifikasikan sebagai padatan alir filtrat antara system filtrasi upflow dan
terlarut, gas terlarut dan padatan tersuspensi. downflow sehingga dapat diketahui sistem
Pada umumnya, jenis zat pengotor yang manakah yang lebih efektif untuk
terkandung dalam air bergantung pada jenis diterapkan di masyarakat.
bahan yang berkontak dengan air itu,
sedangkan banyaknya zat pengotor Manfaat Penelitian
bergantung pada waktu kontaknya. 1. Mendapatkan suatu alternatif teknologi
Salah satu teknik pengolahan air yang yang murah, sederhana, dan mudah
sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan pengoperasiaannya untuk menurunkan
akan air bersih pada komunitas skala kecil kadar kesadahan pada air sumur.
atau skala rumah tangga adalah system 2. Memberikan data informasi tentang
filtrasi. Teknologi filtrasi yang banyak kemampuan filtrasi dalam menurunkan
diterapkan di Indonesia biasanya adalah filtrasi kadar kesadahan dengan menggunakan
konvensional dengan arah aliran dari atas ke proses filtrasi dualmedia yaitu zeolit dan
bawah ( Down Flow ), sehingga jika kekeruhan karbon aktif.
air baku naik, terutama pada waktu hujan, 3. Memberikan data informasi tentang ke-
maka sering terjadi penyumbatan pada mampuan filtrasi antara system up flow
saringan pasir, sehingga perlu dilakukan dan down flow meliputi keuntungan dan
pencucian secara manual. Hal inilah yang kelemahan masing-masing.
sering menyebabkan saringan pasir lambat
yang telah dibangun kurang berfungsi dengan
baik, terutama pada musim hujan masyarakat
umumnya malas melakukan pemeliharaan
akibatnya alat tidak digunakan lagi dan mereka *) Dosen Teknik Lingkungan
Universitas PGRI Adi Buana - Surabaya
kembali memanfaatkan air kotor.
42 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan

4. Sebagai bahan kajian dan referensi kepa- FILTRASI


da penelitian berikutnya untuk dapat Pengertian Filtrasi
mengembangkan hasil yang diperoleh Filtrasi adalah Proses pemisahan
dari penelitian ini dan mencoba berbagai solid-liquid dengan cara melewatkan liquid
variasi percobaan sehingga nantinya akan melalui media berpori atau bahan – bahan
memperoleh data yang lebih lengkap ten- berpori untuk menyisihkan atau
tang kemampuan teknologi fitrasi dual menghilangkan sebanyak – banyaknya butiran
media antara system up flow dan down – butiran halus zat padat tersuspensi dari
flow. liquida. Faktor yang mempengaruhi efisiensi
penyaringan ada 4 ( empat ) yaitu :
KAJIAN PUSTAKA 1. Kualitas air baku, semakin baik kualitas air
Air Bersih baku yang diolah maka akan baik pula
Air bersih adalah salah satu jenis hasil penyaringan yang diperoleh.
sumber daya berbasis air yang bermutu baik 2. Suhu, Suhu yang baik yaitu antara 20-30
o
dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk C, temperatur akan mempengaruhi
dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas kecepatan reaksi-reaksi kimia.
mereka sehari - hari termasuk diantaranya 3. Kecepatan Penyaringan, Pemisahan
sanitasi. Macam - macam sumber air bersih bahan-bahan tersuspensi dengan
diantaranya : penyaringan tidak dipengaruhi oleh
1. Air laut kecepatan penyaringan. Berbagai hasil
Air laut mempunyai sifat asin karena penelitian menyatakan bahwa kecepatan
mengandung garam NaCl 3%. penyaringan tidak mempengaruhi terhadap
2. Air Atmosfer kualitas effluent. Kecepatan penyaringan
Air atmosfer jatuh ke bumi dalam bentuk lebih banyak terhadap masa operasi
air hujan. Air hujan mengandung banyak saringan.
kotoran. Selain itu air hujan mempunyai si- 4. Diameter butiran, secara umum kualitas
fat agresif terutama terhadap pipa-pipa effluent yang dihasilkan akan lebih baik
penyalur maupun bak-bak reservoir, se- bila lapisan saringan pasir terdiri dari
hingga hal ini akan mempercepat ter- butiran-butiran halus. Jika diameter butiran
jadinya korosi atau karatan. Air hujan yang di gunakan kecil maka yang
mempunyai sifat sadah, sehingga akan bo- terbentuk juga kecil. Hal ini akan mening-
ros terhadap pemakaian sabun. katkan efisiensi penyaringan.
3. Air Permukaan Tersumbatnya media filter ditandai oleh :
Air permukaan berasal dari aliran langsung 1. Penurunan kapasitas produksi atau ke-
air hujan di permukaan bumi. cepatan alir filtrat.
4. Air tanah 2. Peningkatan kehilangan energi ( headloss
Air tanah adalah air yang berada di bawah ) yang diikuti oleh kenaikan muka air diat-
permukaan tanah di dalam zone jenuh di- as media.
mana tekanan hidrostatiknya sama atau 3. Penurunan kualitas air produksi.
lebih besar dari tekanan atmosfer. Air
tanah terbagi atas air tanah dangkal dan Fungsi Alat filtrasi :
air tanah dalam. Air tanah dangkal, terjadi 1. Proses pemisahan zat padat atau zat
karena adanya daya proses peresapan air padat halus, baik yang tersuspensi
dari permukaan tanah. Air dangkal ini ditin- maupun koloid dari fluida dengan
jau dari segi kualitas baik, segi kuantitas menggunakan media berpori
kurang dan tergantung pada musim. Air 2. Removal terhadap zat padat, kandungan
tanah dalam, terdapat setelah lapis rapat bakteri, menghilangkan warna, rasa, bau,
air yang pertama. Pengambilan air tanah besi dan mangan.
dalam, tak semudah pada air tanah
dangkal karena harus digunakan bor dan Bagian Alat Filtrasi :
memasukkan pipa kedalamannya sehing- 1. Bak filter
ga dalam suatu kedalaman biasanya anta- Bak tempat proses filtrasi berlangsung–
ra 100-300 m2. Jumlah dan ukuran bak tergantung debit
5. Mata air pengolahan (minimum dua bak).
Mata air yaitu air tanah yang keluar 2. Media filter
dengan sendirinya ke permukaan tanah Bahan berbutir/ granular sebagai media
dalam hampir tidak terpengaruh oleh penyaringan, dimana air akan melewati
musim dan kualitas atau kuantitasnya sa- pori-pori diantara butiran tersebut Macam
ma dengan air dalam. media: singlemedia, dualmedia, multime-

Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867 43
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan

dia. Susunan berdasarkan ukuran: sera- terlalu besar untuk lolos dari lubang dian-
gam, gradasi, tercampur. tara butiran pasir.
3. Sistem underdrain 2. Sedimentasi
Merupakan sistem pengaliran air yang te- Sedimentasi adalah proses pengendapan
lah melewati proses filtrasi terletak di partikel tersuspensi yang lebih halus uku-
bawah media filter terdiri dari: manifold, rannya daripada lubang pori pada per-
lateral dan orifice. mukaan butiran.
3. Adsorbsi
Operasi Filtrasi Adsorbsi adalah proses penghilangan
1. Selama proses filtrasi berlangsung, partikel koloidal yang berasal dari bahan
partikel yang terbawa air akan tersaring di organik maupun non organik yang tidak
media filter terendapkan. Beberapa sifat yang harus
2. Partikel-partikel ini lama kelamaan akan dipenuhi oleh zat penyerap yaitu:
menyumbat pori-pori media sehingga ter- a. Mempunyai luas permukaan yang be-
jadi clogging (penyumbatan) sar.
3. Clogging akan meningkatkan headloss b. Berpori-pori
aliran air di media. c. Aktif dan murni
4. Peningkatan headloss dapat dilihat dari d. Tidak bereaksi dengan zat yang akan
meningkatnya permukaan air di atas me- diserap.
dia atau menurunnya debit filtrasi Adapun faktor yang mempengaruhi kapasi-
5. Proses filtrasi harus dihentikan yakni : tas adsorbsi yaitu:
a. Bila konsentrasi suspended solid mulai a. Luas permukaan adsorben.
meningkat Semakin luas permukaan adsorben,
b. Bila headloss yang terjadi pada semakin banyak adsorbat yang dapat
medium filter bed sudah melampaui diserap, sehingga proses adsorbsi
batas yang diperkenankan. dapat semakin efektif. Semakin kecil
c. Jika terjadi penyumbatan pori – pori ukuran diameter partikel maka se-
media maka h ar us dilakukan makin luas permukaan adsorben.
pencucian ( backwash ). Adapun b. Ukuran partikel
operasi filtrasi dan pencucian ( Makin kecil ukuran partikel yang
backwash ) dapat dilihat pada gambar digunakan maka semakin besar ke-
1 di bawah ini : cepatan adsorbsinya. Ukuran diameter
dalam bentuk butir adalah lebih dari
Jenis Operasi Filtrasi 0.1 mm, sedangkan ukuran diameter
Dapat digolongkan berdasarkan : da l am bentuk serbuk adalah 200
1. Tipe Operasi mesh (Tchobanoglous, 1991).
a. Filtrasi semi continues, dimana tahap c. W aktu kontak
operasi penyaringan dan pencucian W aktu kontak yang lebih lama
berlangsung secara bergantian. memungkinkan proses difusi dan
b. Filtrasi continues, dimana tahap pen- penempelan molekul adsorbat ber-
yaringan dan pencucian berlangsung langsung lebih baik. Konsentrasi zat-
secara simultan. zat organik akan turun apabila waktu
2. Arah Aliran kontaknya cukup dan waktu kontak
a. Upflow berkisar 10 – 15 menit (Reynolds,
b. Downflow 1 9 82 ) .
3. Metode Kendali Aliran d. Distribusi ukuran pori
a. Gaya gravitasi Distribusi pori akan mempengaruhi
b. Gaya tekan (pressure filter) distribusi ukuran molekul adsorbat
4. Jenis Media yang masuk kedalam partikel adsor-
a. Single media, yaitu dengan satu jenis b e n.
media pasir. 4. Interception
b. Dual media, yaitu dengan dua jenis Interception terjadi bila zat padat bergerak
media. langsung menuju dan membentur media
c. Multi media, yaitu dengan beberapa filter sebagai akibatnya zat padat tersus-
media. pensi melekat pada media filter
Mekanisme Filtrasi 5. Aktivitas kimia
1. Mechanical straining Dalam filter ada aktivitas kimia karena be-
Mechanical straining adalah proses pen- reaksinya beberapa senyawa kimia
yaringan partikel suspended matter yang dengan oksigen ataupun dengan bikar-
bonat.

44 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan

6. Aktivitas biologis 2. Saringan Pasir Lambat (Slow Sand Filter )


Aktivitas mikroorganisme yang hidup dida- Saringan pasir lambat merupakan proses
lam filter secara alamiah hidup didalam air filtrasi lambat dengan media pasir atau
baku dan bila melalui filter dapat berkem- multimedia untuk proses pengolahan air
bang biak dalam filter. Berikut ilustrasi dari permukaan yang tidak melalui unit – unit
beberapa mekanisme filrasi dapat dilihat koagulasi, flokulasi dan sedimentasi.
pada gambar 1 di bawah ini : Dalam proses kerjanya saringan pasir
lambat tidak membutuhkan penambahan
bahan kimia, tetapi proses akan lebih
efisien jika kecepatan alir konstan dan
lambat untuk mendukung aktifitas biologi.
Proses yang terjadi adalah proses fisik-
biologis dan biokimia dengan bantuan
mikroorganisme yang terbentuk pada
media filtrasi. Teknologi saringan pasir
lambat ini telah digunakan secara luas di
Eropa sejak tahun 1800, kaitannya dalam
Gambar 1 : Pemisahan zat padat pada Filtrasi mendegradasi mikroorganisme yang
sangat efisien. Tabel 1 di bawah ini
Tipe Filtrasi menunjukkan beberapa mikroorganisme
Berdasarkan kapasitas produksi air yang tero- yang mampu terdegradasi oleh saringan
lah, filter dibagi menjadi 2 type, yaitu: pasir lambat sebagai berikut :
1. Saringan Pasir Cepat ( Rapid sand filter )

Tabel 1 Degradasi mikroorganisme oleh saringan pasir lambat

(G.S. Logsdon, et all, 2002)

Keuntungan dari saringan pasir lambat: biaya konstruksinya akan lebih murah dari
1. Efektif biaya konstruksi saringan pasir cepat.
Saringan pasir lambat merupakan instansi 3. Sederhana
pengolahan yang dapat berdiri sendiri dan Operasi dan pemiliharaanya murah, tidak
sekaligus dapat memperbaiki kualitas memerlukan tenaga khusus yang terdidik
secara fisik, kimia, biologis, bahkan dapat dan terampil khusus berkaitan dengan
menghilangkan sama sekali bakteri pembersihan.
pathogen tetapi dengan ketentuan operasi
dan pemiliharaan filter dilakukan secara Kerugian dari saringan pasir lambat:
benar dan baik. 1. Sangat sensitif dengan variasi pH air baku
2. Murah 2. Sangat peka terhadap kekeruhan.
Saringan pasir lambat tidak memerlukan 3. W aktu pengendapan air baku cukup lama
energi dan bahan kimia serta pembuatan sehingga proses filtrasi juga berlangsung
alat tidak memerlukan biaya besar, maka lama
Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867 45
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan

4. Memerlukan lahan yang cukup luas selain kriteria – kriteria saringan pasir lambat
untuk filtrasi itu sendiri tetapi juga untuk ditunjukkan dalam tabel 3 di bawah ini :
pengendap yang digunakan. Adapun

Tabel 2. Kriteria Saringan pasir Lambat


No. Kriteria Ukuran yang direkomendasikan
1. kecepatan alir 2 – 5 m3/m2 hari
2. Ukuran bak 2000 m2
3. Ketebalan media Pasir 1 m ; gravel 0.3 m
4. Koefisien keseragaman 2 – 2.5
5. Headloss 1m
6. Metode pencucian Mencuci/ mengeruk lapisan atas dan mengganti
dengan pasir baru
7. Penyisihan bakteri 99.99 %
8. Diameter media 0.5 – 1.5 mm

9. Treatment dg koagulasi Tidak perlu


(Joko Sutrisno,2006)

Adapun gambar saringan pasir lambat dan jumlah yang sama. Akibat struktur zeolit
bagian – bagiannya dapat dilihat pada gambar berongga, anion atau molekul berukuran lebih
2 di bawah ini : kecil atau sama dengan rongga dapat masuk
dan terjebak. Berikut adalah media zeolit dapat
lihat pada gambar 5 di bawah ini :

Gambar 2. Saringan pasir lambat


Gambar 3 : zeolit

MEDIA FILTRASI Zeolit berbentuk kristal aluminosilikat


Zeolit terhidrasi yang mengandung muatan positif
Zeolit merupakan suatu mineral yang dari ion-ion logam alkali dan alkali tanah dalam
dihasilkan dari proses hidrothermal pada batu- kerangka kristal tiga dimensi (Hay, 1966),
an beku basa, secara umum zeolit mampu dengan setiap oksigen membatasi antara dua
menyerap, menukar ion dan menjadi katalis. tetrahedral. Berikut ilustrasi dari rangka zeolit
Sifat zeolit sebagai adsorben dan penyaring dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini :
molekul, dimungkinkan karena struktur zeolit
yang berongga, sehingga zeolit mampu me-
nyerap sejumlah besar molekul yang beruku-
ran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran
rongganya. Selain itu kristal zeolit yang telah
terdehidrasi merupakan adsorben yang selektif
dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang ting-
gi. Gambar 4 : Rangka zeolit yang terbentuk dari
Sedangkan sifat zeolit sebagai pe- 4 atom O dan 1 atom Si.
nukar ion karena adanya kation logam alkali Tahapan Pengolahan Zeolit
dan alkali tanah. Kation tersebut dapat berge-
1) Tahapan preparasi
rak bebas didalam rongga dan dapat diper-
Tahap ini berupa pengecilan ukuran dan
tukarkan dengan kation logam lain dengan
pengayakan.
46 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan

2) Tahapan aktivasi Struktur pori berhubungan dengan luas


Aktivasi zeolit dapat dilakukan dengan permukaan, semakin kecil pori-pori arang
cara pemanasan atau penambahan pe- aktif, mengakibatkan luas permukaan se-
reaksi kimia baik asam maupun basa: makin besar. Dengan demikian kecepatan
a. Aktivasi pemanasan, dilakukan zeolit adsorpsi bertambah. Untuk meningkatkan
dalam pengering putar menggunakan kecepatan adsorpsi, dianjurkan agar
bahan umpan yang mempunyai kadar menggunakan karbon aktif yang telah
air sekitar 40%, dengan suhu tetap dihaluskan. Jumlah atau dosis karbon ak-
230 0C dan waktu pemanasan selama tif yang digunakan, juga diperhatikan.
tiga jam. b. Sifat Serapan
b. Penambahan pereaksi kimia, dil- Adsorpsi akan bertambah besar sesuai
akukan di dalam bak pengaktifan dengan bertambahnya ukuran molekul se-
dengan NaOH dan H2SO4, dimak- rapan dari sturktur yang sama, seperti da-
sudkan untuk memperoleh temperatur lam deret homolog. Adsorsi juga di-
yang dibutuhkan dalam aktivasi. Zeolit pengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus
yang telah diaktivasi perlu dikeringkan fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari
terlebih dahulu, pengeringan ini dapat senyawa serapan.
dilakukan dengan cara menjemurnya c. Temperatur
di bawah sinar matahari. Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan
untuk menyelidiki. temperatur pada saat
Karbon Aktif berlangsungnya proses. Karena tidak ada
Karbon berpori atau lebih dikenal peraturan umum yang biasanya diberikan
dengan nama karbon aktif, digunakan sebagai mengenai temperatur yang digunakan da-
adsorben untuk menghilangkan warna, pen- lam adsorpsi. Faktor yang mempengaruhi
golahan limbah, pemurnian air. Karbon aktif temperatur proses adsoprsi adalah vis-
akan membentuk amorf yang sebagian besar kositas dan stabilitas thermal senyawa se-
terdiri dari karbon bebas dan memiliki per- rapan. Jika pemanasan tidak
mukaan dalam yang berongga, warna hitam, mempengaruhi sifat-sifat senyawa sera-
tidak berbau, tidak berasa, dan mempunyai pan, seperti terjadi perubahan warna mau
daya serap yang jauh lebih besar dibanding- dekomposisi, maka perlakuan dilakukan
kan dengan karbon yang belum menjalani pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil,
proses aktivasi. Adapun bentuk karbon aktif adsorpsi dilakukan pada temperatur
dapat dilihat pada gambar 7 di bawah ini: kamar atau bila memungkinkan pada
temperatur yang lebih kecil.
d. pH (Derajat Keasaman)
Untuk asam-asam organik adsorpsi akan
meningkat bila pH diturunkan, yaitu
dengan penambahan asam-asam miner-
al. Hal ini disebabkan karena kemampuan
asam mineral untuk mengurangi ionisasi
asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH
asam organik dinaikkan yaitu dengan
menambahkan alkali, adsorpsi akan
berkurang sebagai akibat terbentuknya
garam.
e. Waktu Kontak
Bila karbon aktif ditambahkan dalam sua-
Gambar 5 : karbon aktif tu cairan, dibutuhkan waktu untuk men-
capai kesetimbangan. Waktu yang dibu-
Luas permukaan karbon aktif berkisar tuhkan berbanding terbalik dengan jumlah
antara 300-3500 m2/gram dan ini berhubungan yang digunakan. Waktu yang dibutuhkan
dengan struktur pori internal yang menyebab- ditentukan oleh dosis karbon aktif, penga-
kan karbon aktif mempunyai sifat sebagai ad- dukan juga mempengaruhi waktu kontak.
sorben. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas Pengadukan dimaksudkan untuk memberi
dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat kesempatan pada partikel arang aktif un-
adsorpsinya selektif, tergantung pada besar tuk bersinggungan dengan senyawa se-
atau volume pori-pori dan luas permukaan. rapan. Untuk larutan yang mempunyai
Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang viskositas tinggi, dibutuhkan waktu
mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu : singgung yang lebih lama. Penggunaan
a. Sifat Adsorben

Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867 47
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan

bubuk karbon aktif mempunyai kelebihan karbonat. Air sadah adalah air yang memiliki
sebagai berikut : kadar mineral tinggi, sedangkan air lunak
a. Sangat ekonomis karena ukuran butir adalah air dengan kadar mineral yang rendah.
yang kecil dan luas permukaan kontak Kesadahan air dapat dibedakan atas dua ma-
persatuan berat sangat besar. cam, yaitu kesadahan sementara dan
b. Kontak menjadi sangat baik dengan kesadahan tetap. Kesadahan sementara dise-
mengadakan pengadukan cepat dan babkan oleh garam-garam karbonat (CO32-)
merata. dan bikarbonat (HCO3-) dari Kalsium (Ca) dan
c. Tidak memerlukan tambahan alat lagi Magnesium (Mg). Kesadahan tetap dise-
karena karbon akan mengendap babkan oleh adanya garam-garam klorida (Cl-)
bersama Lumpur yang terbentuk. dan sulfat (SO42-) dari Ca dan Mg. Kesadahan
d. Kemungkinan tumbuhnya karena garam-garam tersebut bersifat tetap
mikroorganisme sangat kecil. dan sukar dihilangkan. Berdasarkan tingkat
kesadahannya, air dapat dibedakan atas bebe-
Kajian Parameter Kesadahan rapa macam. Tabel 4 di bawah ini menunjuk-
Kesadahan air adalah kandungan kan tingkatan derajat kesadahan dalam satuan
mineral-mineral tertentu di dalam air, ppm untuk masing – masing kategori air
umumnya ion Ca dan Mg dalam garam sadah.

Tabel 3. Derajat Kesadahan

Derajat Kesadahan CaCO3 (ppm) Ion Ca2+


Lunak < 50 < 2.9
Agak sadah 50 – 100 2.9 – 5.9
Sadah 100 – 200 5.9 – 11.9
Sangat sadah > 200 > 11.9
(BAPEDALDA PROP. JATIM, 2007 )

Di alam keberadaan mineral-mineral dalam contoh uji akan bereaksi dengan


ini umumnya akibat kontak antara air dengan indikator Eriochrome Black T (EBT), dan
batuan-batuan yang mengandung mineral Ca membentuk larutan berwarna merah
dan Mg oleh karena itu air sadah banyak di keunguan. Jika Na2EDTA ditambahkan
jumpai pada daerah pegunungan kapur. sebagai titran, maka ion-ion kalsium dan
Sedangkan sumber pencemarnya bisa juga magnesium akan membentuk senyawa
berasal dari kegiatan industri soda, pembuatan kompleks, molekulindikator terlepas kembali,
gips, dan semen. dan pada titik akhir titrasi larutan akan berubah
Dampaknya terhadap lingkungan dan warna dari merah keunguan menjadi biru. Dari
manusia diantaranya Air dengan kesadahan cara ini akan didapat kesadahan total ( Ca +
tinggi akan mempengaruhi biota air khususnya Mg ).
ikan dan tumbuh-tumbuhan. Pada ikan, air Kalsium dapat ditentukan secara lang-
dengan kesadahan tinggi dapat mengganggu sung dengan EDTA bila pH contoh uji dibuat
fungsi ginjal dan menghambat pertumbuhan. cukup tinggi (12-13), sehingga magnesium
Sedangkan pada tanaman akan akan mengendap sebagai magnesium hi-
mempengaruhi transfer hara dan hasil sekresi droksida dan pada titik akhir titrasi indikator
melalui membran, serta dapat mempengaruhi Eriochrome Black T (EBT) hanya akan be-
kesuburan. Hal ini disebabkan oleh daya adap- reaksi dengan kalsium saja membentuk laru-
tasi yang berbeda pada setiap ikan atau tana- tan berwarna biru. Dari cara ini akan didapat
man. Air sadah dapat menyebabkan pengen- kadar kalsium dalam air ( Ca ). Dari kedua
dapan mineral yang menyumbat saluran pipa cara tersebut dapat dihitung kadar magnesium
dan keran. Menimbulkan kerak pada ketel uap dengan cara mengurangkan hasil kesadahan
sehingga air lama mendidih, dan menyebab- total dengan kadar kalsium yang diperoleh,
kan pemborosan bahan bakar. Menyebabkan yang dihitung sebagai CaCO3.
pemborosan penggunaan sabun.
Metode yang digunakan dalam METODE PENELITIAN
penentuan kesadahan total adalah titrimetri Rancangan Penelitian
EDTA dengan prinsip Garam dinatrium etilen Penelitian yang dilakukan adalah
diamin tetra asetat (EDTA) akan bereaksi penelitian eksperimen yaitu membandingkan
dengan kation logam tertentu membentuk kecepatan alir filtrat antara sistem filtrasi up-
senyawa kompleks kelat yang larut. Pada pH flow dan downflow guna mengetahui sistem
10,0 ± 0,1, ion-ion kalsium dan magnesium filtrasi mana yang mempunyai waktu operasi
48 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan

lebih lama dengan memperhatikan efisiensi rancangan penelitiannya seperti yang ditunjuk-
penurunan parameter kesadahan. Adapun kan pada gambar 6 sebagai berikut :

Ide studi perbandingan kinerja proses filtrasi


upflow dan downflow

Studi literatur

Persiapan alat dan bahan

Persiapan alat filtrasi Persiapan media Zeolit dan Kar-


bon aktif :
1. Tahap preparasi
2. Tahap Aktivasi

Alat filtrasi

Kecepatan Alir Penurunan Kesadahan

Analisis dan pembahasan

Kesimpulan

Gambar 6 : Skema rancangan penelitian

Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867 49
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan

Adapun rancangan penelitiannya dapat dilihat pada gambar 7 di bawah ini :

Gambar 7 : Rancangan penelitian

Metode Analisis Data


Setelah data diperoleh maka langkah Penyajian dan Analisis Data
selanjutnya adalah mengolah data tersebut. Penyajian Data
Data yang diperoleh ini merupakan data men- Data yang sudah berhasil dikumpulkan melalui
tah sehingga harus diolah sesuai dengan kegiatan penelitian ini adalah :
tujuan penelitian yang telah dirumuskan untuk 1. Data perbandingan kecepatan alir filtrat
mendapatkan kesimpulan. Adapun metode antara sistem downflow dan upflow yang
yang digunakan dalam analisis data adalah dilakukan sebanyak 6 kali pengamatan
bentuk grafik dan tabel selanjutnya dilakukan dalam waktu 6 jam dengan aliran
pembahasan dengan jalan membandingkan Kontinyu. Adapun data yang di hasilkan
antar variabel penelitian dan kajian dalam sta- dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :
tistik. Statistik yang digunakan dalam peneli-
tian ini adalah statistik uji kilat Tukey.

Tabel 4. Data perbandingan kecepatan alir antara sistem fitrasi downflow dan upflow

Waktu Filtrat Filtrat Penurunan Penurunan Penurunan Penurunan


Operasi Upflow Downflow Upflow Downflow Upflow Downflow
(jam) (L/menit) (L/menit) (L/menit) (L/menit) (%) (%)
0 1 1.3
1 1 1.3 0 0 0 0
2 1 1.25 0 0.05 0 4
3 0.99 1.18 0.01 0.12 1 9
4 0.99 1.1 0.01 0.2 1 15
5 0.99 0.9 0.01 0.4 1 31
6 0.985 0.7 0.015 0.6 1.5 46

Tabel di atas bertujuan untuk mengetahui menghasilkan kecepatan alir awal yang lebih
perubahan kecepatan alir filtrat selama 6 jam besar .
pengamatan. Pada operasi filtrasi dengan 2. Data hasil uji untuk parameter kesadahan
sistem upflow kecepatan alirnya lebih stabil antara sistem up flow dan down flow dapat
dibandingkan dengan operasi filtrasi dengan dilihat pada tabel 5 di bawah ini :
sistem downflow, walaupun dengan sistem ini

50 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan

Tabel 5 Hasil uji parameter kesadahan antara sistem filtrasi downflow dan upflow.

Waktu Kesadahan Air Kesadahan Kesadahan Efisiensi Down Efisiensi


Operasi Baku Filtrat Filtrat Upflow flow ( % ) Up flow ( % )
(mg/L CaCO3 ) Downflow (mg/L CaCO3 )
(mg/L CaCO3 )
1 519.7 33.271 29.303 93.60 94.36
2 519.7 33.790 27.744 93.50 94.66
3 519.7 32.121 27.125 93.82 94.78
4 519.7 29.003 26.685 94.42 94.87
5 519.7 27.124 25.988 94.78 95.00
6 519.7 26.885 25.499 94.83 95.09
Rata - rata 94.16 94.79

Data di atas merupakan data tentang Dari analisis di atas baik melalui tabel
perbandingan penurunan kesadahan antara 4 maupun gambar 8 dapat disimpulkan bahwa
sistem filtrasi downflow dan upflow. Data ini dalam waktu operasi 6 jam filtrasi dengan
memberikan informasi bahwa efisiensi menggunakan media zeolit dan karbon aktif.
penurunan kesadahan untuk sistem downflow Untuk sistem filtrasi upflow kecepatan alirnya
sebesar 94,16 % sedangkan efisiensi stabil sedangkan sistem filtrasi downflow
penurunan kesadahan untuk sistem upflow mengalami penurunan sebesar 46 %. Dengan
sebesar 94,79 %. demikian dilihat dari penurunan kecepatan
alirnya sistem uplow lebih baik daripada
Analisis data downflow.
Untuk mengetahui perbedaan
Dari data tabel 5 di atas diketahui
penurunan kecepatan alir antara sistem filtrasi
efisiensi penurunan kesadahan dengan sistem
downflow dan upflow diinterpretasikan melalui
filtrasi upflow lebih besar dari pada sistem
tabel dan grafik. Analisis untuk efisiensi
filtrasi downflow. Sistem filtrasi upflow
penurunan kesadahan selain menggunakan
menghasilkan efisiensi penurunan kesadahan
tabel dan grafik digunakan juga pengujian
sebesar 94.79 % sedangkan downflow
hipotesis dengan metode statistik uji kilat
sebesar 94.16 %. Jika dianalisis dalam bentuk
Tukey dengan tingkat kepercayaan 95 % guna
grafik dapat dilihat pada gambar 9 dan 10 di
menyimpulkan apakah ada beda yang
bawah ini :
signifikan terhadap data – data yang
dihasilkan.
Pada tabel 6 di atas diketahui operasi
36
filtrasi dengan sistem upflow kecepatan alirnya
lebih stabil dibandingkan dengan operasi 34
filtrasi dengan sistem downflow. Hal ini 32
mg/ L CaCO3

diketahui dari penurunan kecepatan alir sistem 30 Filtrat Downflow


filtrasi downflow lebih cepat dibandingkan (mg/L CaCO3)
28
dengan sistem filtrasi upflow. Adapun grafik
penurunan kecepatan alirnya dapat dilihat 26 Filtrat Upflow
(mg/LCaCO3)
jelas melalui gambar 8 di bawah ini : 24

22
0 1 2 3 4 5 6 7
0.6 Waktu Operasi ( jam )
Penurunan kecepatan alir (

0.5
(Gambar 9 : Grafik Kesadahan Filtrat dari Sys-
0.4 tem Filtrasi Downflow dan Upflow)
L/menit )

0.3 Downflow
Upflow
0.2

0.1

0
0 1 2 Waktu
3 Operasi
4 ( jam
5 ) 6 7 8

(Gambar 8 : Grafik Penurunan Kecepatan Alir


antara System Filtrasi Downflow dan Upflow)

Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867 51
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan

Daerah kritis :
95.20 “ Tolak Ho apabila statistik uji ≥ table “
95.00
94.80
Dari data di atas diketahui :
Efisiensi (%)

94.60 Filtrat Downflow


94.40
(%) Nilai efisiensi minimal downflow = 93.5
94.20
Filtrat Upflow Nilai efisiensi minimal upflow = 94.36
(%)
94.00 Nilai efisiensi maksimal downflow = 94.83
93.80 Nilai efisiensi maksimal donflow = 95.09
93.60
93.40 Nilai gabungan yang lebih kecil dari
0 2 4 6 8
94.36 = 93.6
Waktu Operasi ( jam )
= 93.5
= 93.82
(Gambar 10: Grafik Efisiensi penurunan Jumlah nilai gabungan = 3
kesadahan antara sistem Filtrasi Downflow Nilai gabungan yang lebih besar dari
dan Upflow) 94.83 = 94.87
= 95
Dari Tabel: 5 maupun gambar : 9 dan = 95.09
10diketahui bahwa hasil filtrasi dari sistem up- Jumlah nilai gabungan = 3
flow mempunyai nilai kesadahan yang lebih Jumlah nilai statistik uji = 3 + 3 = 6
rendah dibandingkan dengan sistem downflow, Nilai statistik uji dibandingkan dengan table
oleh karena itu penurunan kesadahan untuk harga – harga kritis statistic uji kilat Tukey (
sistem upflow mempunyai nilai efisiensi yang lampiran 6 ) diketahui :
lebih tinggi dibandingkan dengan sistem down- α= 5 % , n = 6 , N – n = 0
flow. Nilai table = 7
Untuk menentukan ada atau tid- Kesimpulan = Karena statistik uji < tabel
aknya perbedaan yang signifikan dari data Maka terima Ho yang berarti
penurunan kesadahan dengan system filtrasi “Efisiensi penurunan kesadahan
upflow dan downflow pada table : 5 dilakukan dengan system filtrasi upflow
uji hipotesis dengan metode statistik uji kilat sama dengan system filtrasi
Tukey dengan tingkat kepercayaan 95 % downflow”.

Tabel 6. Efisiensi Penurunan Kesadahan SIMPULAN


antara Sistem Filtrasi Upflow dan Downflow Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Efisiensi DownEfisiensi Up 1. Pada operasi filtrasi dengan sistem
Waktu Operasi flow ( % ) flow ( % ) downflow penurunan kecepatan alirnya
lebih cepat dibandingkan dengan sistem
1 93.60 94.36 upflow. Dalam waktu operasi 6 jam filtrasi
2 93.50 94.66 pengamatan penurunan kecepatan alir
3 93.82 94.78 sistem filtrasi downflow sebesar 0.6 L/
4 94.42 94.87 menit ( 46 % ) sedangkan sistem filtrasi
upflow sebesar 0.015 L/menit ( 1.5 % ).
5 94.78 95.00
2. Dari hasil penelitian dengan menggunakan
6 94.83 95.09 susunan media zeolit : karbon actif seting-
Rata - Rata 94.16 94.79 gi 35 cm : 35 cm menghasilkan efisiensi
penurunan kesadahan 94.79 % untuk sys-
Tingkat kepercayaan/ signifikan : tem filtrasi upflow dan 94.16 % untuk sys-
a = 5 % = 0.05 tem filtrasi downflow.
Jumlah data : n = 6 , N-n = 6 – 6 = 0

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous,2009.SistemPengolahanAir.http://ladawanpiazza.blogspot.com/2009/04/sistem-
pengolahan-air.html ( 24 Januari 2010 ).

Anonymous. Karbon aktif. http://id.wikipedia.org/wiki/karbon_aktif ( 27 Januari 2010 )

52 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan

Anonymous. Slow Sand Filter. http://en.wikipedia.org/wiki/slow_sand_filtration.


( 07 februari 2010 )

Anonymous. Activted carbon. http://en.wikipedia.org/wiki/activated_carbon.


(27 Januari 2010 )

Arfandy, Munsir, Teknik Penyediaan Air Bersih untuk Daerah Pedesaan “Skala Prioritas Pemilihan
Sumber Air”, Makalah dalam Proceeding Kursus Penyediaan Air di Pedesaan, Ban-
dung,1983.

Atastina S.B, Praswasti P.D.K. Wulan , dan Syarifudin, 2005. Penghilangan Kesadahan Air Yang
Mengandung Ion Ca2+ Dengan Menggunakan Zeolit Alam Lampung Sebagai Penukar,
JURNAL PENELITIAN Fakultas Teknik - UI, depok .hal 1-5

Bapedalda Propinsi Jatim, 2007. Pedoman Pemantauan Kualitas Air Sungai Di Jawa Timur. Surabaya

Bell, R. G., 2001, What are zeolites? URL: http://www.bza.org/zeolites.html.


(27 Januari 2010 )

Collins, M. R. 1998. “Assessing Slow Sand Filtration and Proven Modifications.’’In Small Systems
Water Treatment Technologies: State of the Art Workshop. NEWWA Joint Regional Opera-
tions Conference and Exhibition. Marlborough, Massachusetts.

Gede H Cahyono, 2009. Adsorpsi Karbon Aktif http://gedehace.blogspot.com/2009/03/adsorpsi-


karbon-aktif.html (27 januari 2010 ).

Hassler, John W.1974. Activated Carbon. Chemical Publishing Co., Inc., NY.

Nusa Idaman said, 1996. Teknologi Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pair Lambat “Up-
flow”, http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Pasir/pasir.html . ( 07 Februari 2010 ).

Peraturan menteri kesehatan RI No 416 tahun 1990 tentang persyaratan kualitas airbersih.

Purwoto,Setyo 2007.penyediaan air minum. Surabaya.

Reynold, 1982. the ecology of freshwater phytoplankton.

Robert C. Rice, 1974. Journal (Water Pollution Control Federation), Vol. 46, No. 4,
http://www.jstor.org/pss/25038184. (10 juli2010 ).

Rodhie, S. 2006. Pemanfaatan Zeolit Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Industri.


Hal 1-8

SNI-06-6989.12-2004 Tentang Pengujian Kesadahan.

Sugiyono, 2007. Statistika untuk penelitian. Alfabeta, Bandung.

Sutrisno Joko, 2006. Satuan Operasi. UNIPA. Surabaya

Tchobanoglous, Burton FL,1991. Waste water engineering. Mc Graw – Hill Inc.

Zaenal Abidin, 2006. Pengaruh Ketebalan Kombinasi Filter Zeolit dengan Karbon aktif terhadap
Penuruna Kesadahan Air Sumur Artesis di Sendangguwo, Tembalang, Kota Semarang.
http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptunimus-gdl-zaenalabid-
5224&PHPSESSID=1e67af6fa4bdd962b254ed311c991538. ( 10 juli 2010 )

Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867 53

Anda mungkin juga menyukai