Kesadahan
Abstrak :
Teknologi filtrasi dengan arah aliran dari atas ke bawah (downflow) banyak diterapkan pada
komunitas skala kecil, namun alat ini kurang berfungsi dengan baik saat clogging terjadi perlu pencu-
cian media secara manual.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penurunan kecepatan alir filtrat dan efisiensi
penurunan kesadahan antara sistem filtrasi upflow dan downflow. Media yang digunakan zeolit karbon
aktif setinggi 70 cm. Dalam waktu operasi 6 jam filtrasi diketahui sistem filtrasi upflow kecepatan alirn-
ya stabil sedangkan sistem filtrasi downflow mengalami penurunan 46%. Efisiensi penurunan
kesadahan untuk filtrasi dengan sistem upflow sebesar 94,79 % sedangkan sistem downflow sebesar
94,16 %. Dalam hal penurunan kesadahan tidak ada perbedaan yang signifikan antara system filtrasi
downflow maupun upflow hal ini telah dibuktikan melalui statistik uji kilat tukey.
Kata kunci : Pengolahan air bersih, up flow dan down flow, filtrasi
Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867 43
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan
dia. Susunan berdasarkan ukuran: sera- terlalu besar untuk lolos dari lubang dian-
gam, gradasi, tercampur. tara butiran pasir.
3. Sistem underdrain 2. Sedimentasi
Merupakan sistem pengaliran air yang te- Sedimentasi adalah proses pengendapan
lah melewati proses filtrasi terletak di partikel tersuspensi yang lebih halus uku-
bawah media filter terdiri dari: manifold, rannya daripada lubang pori pada per-
lateral dan orifice. mukaan butiran.
3. Adsorbsi
Operasi Filtrasi Adsorbsi adalah proses penghilangan
1. Selama proses filtrasi berlangsung, partikel koloidal yang berasal dari bahan
partikel yang terbawa air akan tersaring di organik maupun non organik yang tidak
media filter terendapkan. Beberapa sifat yang harus
2. Partikel-partikel ini lama kelamaan akan dipenuhi oleh zat penyerap yaitu:
menyumbat pori-pori media sehingga ter- a. Mempunyai luas permukaan yang be-
jadi clogging (penyumbatan) sar.
3. Clogging akan meningkatkan headloss b. Berpori-pori
aliran air di media. c. Aktif dan murni
4. Peningkatan headloss dapat dilihat dari d. Tidak bereaksi dengan zat yang akan
meningkatnya permukaan air di atas me- diserap.
dia atau menurunnya debit filtrasi Adapun faktor yang mempengaruhi kapasi-
5. Proses filtrasi harus dihentikan yakni : tas adsorbsi yaitu:
a. Bila konsentrasi suspended solid mulai a. Luas permukaan adsorben.
meningkat Semakin luas permukaan adsorben,
b. Bila headloss yang terjadi pada semakin banyak adsorbat yang dapat
medium filter bed sudah melampaui diserap, sehingga proses adsorbsi
batas yang diperkenankan. dapat semakin efektif. Semakin kecil
c. Jika terjadi penyumbatan pori – pori ukuran diameter partikel maka se-
media maka h ar us dilakukan makin luas permukaan adsorben.
pencucian ( backwash ). Adapun b. Ukuran partikel
operasi filtrasi dan pencucian ( Makin kecil ukuran partikel yang
backwash ) dapat dilihat pada gambar digunakan maka semakin besar ke-
1 di bawah ini : cepatan adsorbsinya. Ukuran diameter
dalam bentuk butir adalah lebih dari
Jenis Operasi Filtrasi 0.1 mm, sedangkan ukuran diameter
Dapat digolongkan berdasarkan : da l am bentuk serbuk adalah 200
1. Tipe Operasi mesh (Tchobanoglous, 1991).
a. Filtrasi semi continues, dimana tahap c. W aktu kontak
operasi penyaringan dan pencucian W aktu kontak yang lebih lama
berlangsung secara bergantian. memungkinkan proses difusi dan
b. Filtrasi continues, dimana tahap pen- penempelan molekul adsorbat ber-
yaringan dan pencucian berlangsung langsung lebih baik. Konsentrasi zat-
secara simultan. zat organik akan turun apabila waktu
2. Arah Aliran kontaknya cukup dan waktu kontak
a. Upflow berkisar 10 – 15 menit (Reynolds,
b. Downflow 1 9 82 ) .
3. Metode Kendali Aliran d. Distribusi ukuran pori
a. Gaya gravitasi Distribusi pori akan mempengaruhi
b. Gaya tekan (pressure filter) distribusi ukuran molekul adsorbat
4. Jenis Media yang masuk kedalam partikel adsor-
a. Single media, yaitu dengan satu jenis b e n.
media pasir. 4. Interception
b. Dual media, yaitu dengan dua jenis Interception terjadi bila zat padat bergerak
media. langsung menuju dan membentur media
c. Multi media, yaitu dengan beberapa filter sebagai akibatnya zat padat tersus-
media. pensi melekat pada media filter
Mekanisme Filtrasi 5. Aktivitas kimia
1. Mechanical straining Dalam filter ada aktivitas kimia karena be-
Mechanical straining adalah proses pen- reaksinya beberapa senyawa kimia
yaringan partikel suspended matter yang dengan oksigen ataupun dengan bikar-
bonat.
44 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan
Keuntungan dari saringan pasir lambat: biaya konstruksinya akan lebih murah dari
1. Efektif biaya konstruksi saringan pasir cepat.
Saringan pasir lambat merupakan instansi 3. Sederhana
pengolahan yang dapat berdiri sendiri dan Operasi dan pemiliharaanya murah, tidak
sekaligus dapat memperbaiki kualitas memerlukan tenaga khusus yang terdidik
secara fisik, kimia, biologis, bahkan dapat dan terampil khusus berkaitan dengan
menghilangkan sama sekali bakteri pembersihan.
pathogen tetapi dengan ketentuan operasi
dan pemiliharaan filter dilakukan secara Kerugian dari saringan pasir lambat:
benar dan baik. 1. Sangat sensitif dengan variasi pH air baku
2. Murah 2. Sangat peka terhadap kekeruhan.
Saringan pasir lambat tidak memerlukan 3. W aktu pengendapan air baku cukup lama
energi dan bahan kimia serta pembuatan sehingga proses filtrasi juga berlangsung
alat tidak memerlukan biaya besar, maka lama
Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867 45
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan
4. Memerlukan lahan yang cukup luas selain kriteria – kriteria saringan pasir lambat
untuk filtrasi itu sendiri tetapi juga untuk ditunjukkan dalam tabel 3 di bawah ini :
pengendap yang digunakan. Adapun
Adapun gambar saringan pasir lambat dan jumlah yang sama. Akibat struktur zeolit
bagian – bagiannya dapat dilihat pada gambar berongga, anion atau molekul berukuran lebih
2 di bawah ini : kecil atau sama dengan rongga dapat masuk
dan terjebak. Berikut adalah media zeolit dapat
lihat pada gambar 5 di bawah ini :
Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867 47
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan
bubuk karbon aktif mempunyai kelebihan karbonat. Air sadah adalah air yang memiliki
sebagai berikut : kadar mineral tinggi, sedangkan air lunak
a. Sangat ekonomis karena ukuran butir adalah air dengan kadar mineral yang rendah.
yang kecil dan luas permukaan kontak Kesadahan air dapat dibedakan atas dua ma-
persatuan berat sangat besar. cam, yaitu kesadahan sementara dan
b. Kontak menjadi sangat baik dengan kesadahan tetap. Kesadahan sementara dise-
mengadakan pengadukan cepat dan babkan oleh garam-garam karbonat (CO32-)
merata. dan bikarbonat (HCO3-) dari Kalsium (Ca) dan
c. Tidak memerlukan tambahan alat lagi Magnesium (Mg). Kesadahan tetap dise-
karena karbon akan mengendap babkan oleh adanya garam-garam klorida (Cl-)
bersama Lumpur yang terbentuk. dan sulfat (SO42-) dari Ca dan Mg. Kesadahan
d. Kemungkinan tumbuhnya karena garam-garam tersebut bersifat tetap
mikroorganisme sangat kecil. dan sukar dihilangkan. Berdasarkan tingkat
kesadahannya, air dapat dibedakan atas bebe-
Kajian Parameter Kesadahan rapa macam. Tabel 4 di bawah ini menunjuk-
Kesadahan air adalah kandungan kan tingkatan derajat kesadahan dalam satuan
mineral-mineral tertentu di dalam air, ppm untuk masing – masing kategori air
umumnya ion Ca dan Mg dalam garam sadah.
lebih lama dengan memperhatikan efisiensi rancangan penelitiannya seperti yang ditunjuk-
penurunan parameter kesadahan. Adapun kan pada gambar 6 sebagai berikut :
Studi literatur
Alat filtrasi
Kesimpulan
Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867 49
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan
Tabel 4. Data perbandingan kecepatan alir antara sistem fitrasi downflow dan upflow
Tabel di atas bertujuan untuk mengetahui menghasilkan kecepatan alir awal yang lebih
perubahan kecepatan alir filtrat selama 6 jam besar .
pengamatan. Pada operasi filtrasi dengan 2. Data hasil uji untuk parameter kesadahan
sistem upflow kecepatan alirnya lebih stabil antara sistem up flow dan down flow dapat
dibandingkan dengan operasi filtrasi dengan dilihat pada tabel 5 di bawah ini :
sistem downflow, walaupun dengan sistem ini
50 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan
Tabel 5 Hasil uji parameter kesadahan antara sistem filtrasi downflow dan upflow.
Data di atas merupakan data tentang Dari analisis di atas baik melalui tabel
perbandingan penurunan kesadahan antara 4 maupun gambar 8 dapat disimpulkan bahwa
sistem filtrasi downflow dan upflow. Data ini dalam waktu operasi 6 jam filtrasi dengan
memberikan informasi bahwa efisiensi menggunakan media zeolit dan karbon aktif.
penurunan kesadahan untuk sistem downflow Untuk sistem filtrasi upflow kecepatan alirnya
sebesar 94,16 % sedangkan efisiensi stabil sedangkan sistem filtrasi downflow
penurunan kesadahan untuk sistem upflow mengalami penurunan sebesar 46 %. Dengan
sebesar 94,79 %. demikian dilihat dari penurunan kecepatan
alirnya sistem uplow lebih baik daripada
Analisis data downflow.
Untuk mengetahui perbedaan
Dari data tabel 5 di atas diketahui
penurunan kecepatan alir antara sistem filtrasi
efisiensi penurunan kesadahan dengan sistem
downflow dan upflow diinterpretasikan melalui
filtrasi upflow lebih besar dari pada sistem
tabel dan grafik. Analisis untuk efisiensi
filtrasi downflow. Sistem filtrasi upflow
penurunan kesadahan selain menggunakan
menghasilkan efisiensi penurunan kesadahan
tabel dan grafik digunakan juga pengujian
sebesar 94.79 % sedangkan downflow
hipotesis dengan metode statistik uji kilat
sebesar 94.16 %. Jika dianalisis dalam bentuk
Tukey dengan tingkat kepercayaan 95 % guna
grafik dapat dilihat pada gambar 9 dan 10 di
menyimpulkan apakah ada beda yang
bawah ini :
signifikan terhadap data – data yang
dihasilkan.
Pada tabel 6 di atas diketahui operasi
36
filtrasi dengan sistem upflow kecepatan alirnya
lebih stabil dibandingkan dengan operasi 34
filtrasi dengan sistem downflow. Hal ini 32
mg/ L CaCO3
22
0 1 2 3 4 5 6 7
0.6 Waktu Operasi ( jam )
Penurunan kecepatan alir (
0.5
(Gambar 9 : Grafik Kesadahan Filtrat dari Sys-
0.4 tem Filtrasi Downflow dan Upflow)
L/menit )
0.3 Downflow
Upflow
0.2
0.1
0
0 1 2 Waktu
3 Operasi
4 ( jam
5 ) 6 7 8
Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867 51
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan
Daerah kritis :
95.20 “ Tolak Ho apabila statistik uji ≥ table “
95.00
94.80
Dari data di atas diketahui :
Efisiensi (%)
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2009.SistemPengolahanAir.http://ladawanpiazza.blogspot.com/2009/04/sistem-
pengolahan-air.html ( 24 Januari 2010 ).
52 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Sri Widystuti & Antik Sepdian Sari : Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan
Arfandy, Munsir, Teknik Penyediaan Air Bersih untuk Daerah Pedesaan “Skala Prioritas Pemilihan
Sumber Air”, Makalah dalam Proceeding Kursus Penyediaan Air di Pedesaan, Ban-
dung,1983.
Atastina S.B, Praswasti P.D.K. Wulan , dan Syarifudin, 2005. Penghilangan Kesadahan Air Yang
Mengandung Ion Ca2+ Dengan Menggunakan Zeolit Alam Lampung Sebagai Penukar,
JURNAL PENELITIAN Fakultas Teknik - UI, depok .hal 1-5
Bapedalda Propinsi Jatim, 2007. Pedoman Pemantauan Kualitas Air Sungai Di Jawa Timur. Surabaya
Collins, M. R. 1998. “Assessing Slow Sand Filtration and Proven Modifications.’’In Small Systems
Water Treatment Technologies: State of the Art Workshop. NEWWA Joint Regional Opera-
tions Conference and Exhibition. Marlborough, Massachusetts.
Hassler, John W.1974. Activated Carbon. Chemical Publishing Co., Inc., NY.
Nusa Idaman said, 1996. Teknologi Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pair Lambat “Up-
flow”, http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Pasir/pasir.html . ( 07 Februari 2010 ).
Peraturan menteri kesehatan RI No 416 tahun 1990 tentang persyaratan kualitas airbersih.
Robert C. Rice, 1974. Journal (Water Pollution Control Federation), Vol. 46, No. 4,
http://www.jstor.org/pss/25038184. (10 juli2010 ).
Zaenal Abidin, 2006. Pengaruh Ketebalan Kombinasi Filter Zeolit dengan Karbon aktif terhadap
Penuruna Kesadahan Air Sumur Artesis di Sendangguwo, Tembalang, Kota Semarang.
http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptunimus-gdl-zaenalabid-
5224&PHPSESSID=1e67af6fa4bdd962b254ed311c991538. ( 10 juli 2010 )
Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 01 – Januari 2011 – ISSN : 1412 – 1867 53