Anda di halaman 1dari 45

PANDUAN

PRAKTIKUM
TEKNOLOGI MEKANIK II

Disusun oleh :

Agus Duniawan.,ST,M.Eng

LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIK

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
Jln. I Dewa Nyoman Oka. No.32 Kota baru Yogyakarta

2020
1
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul
Kata Pengantar 1
BABA. I Pendahuluan 2
1.1 Deskripsi 2
1.2 Prasyarat 2
1.3 Tujuan akhir 2
1.4 Uji kemampuan 2
BAB. II MESIN BUBUT (LATHE MACHINE) 3
2.1 Pengertian Mesin Bubut 3
2.2 Peralatan yang terdapat pada mesin bubut 5
2.3 Gerakan – gerakan dalam membubut 7
2.4 Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut 8
2.5 Parameter pemotongan logam dalam mesin bubut (Perhitungan) 9
2.6 Cara menjalankan mesin bubut 10
2.7 Cara menentukan titik pusat 11
2.8 Cara menjepit pahat pada TOOL POST 11
2.9 Cara membuat lubang senter 12
2.10 Cara membuat alur 12
2.11 Cara membubut rata muka 13
2.12 Cara membubut pinggulan 14
2.13 Caram membubut tirus dengan eretan atas 14
2.14 Cara membubut ulir 15
2.15 Cara memotong dengan pahat potong 16
2.16 Cara mengebor dengan mesin bubut 16
2.17 Cara membubut lubang bertingkat 16
2.18 Cara membubut tirus dalam 18
BAB III .MESIN BOR 21
3.1 Defenisi dan Fungsi Mesin Bor 21
3.2 Jenis – Jenis Mesin Bor 22
3.3 Cara mengoperasikan mesin bor 24
BAB IV. MESIN FRAIS 26
4.1 Defenisi Mesin Frais 26
4.2 Metode Frais 27
4.3 Bagian – bagian mesin frais (milling machine) 28
4.4 Pekerjaan Frais dan Jenis Pahat 29
4.5 Operasi Mesin Frais 31
BAB V .MESIN SKRAP 33
5.1 Pengertian Mesin sekrap 33
5.2 Jenis – Jenis Mesin Skrap 34
5.3 Cara Pengoperasian Mesin Sekrap 36
BAB. VI. TATA TERTIB 42
DAFTAR PUSTAKA 43

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
rahmat serta Ridho-Nya akhirnya penulisan Buku Panduan Praktikum Proses Produsi II dapat
terselesaikan.
Dalam rangka peningkatan mutu dan relevansi pendidikan tinggi pada Laboratorium
Teknologi Mekanik bagi para praktikan, disusunlah buku panduan praktikum dengan maksud
memberi pedoman penyelenggaraan praktikum.
Diharapkan kepada para praktikan dapat membaca dan memahami buku petunjuk ini
sebelum melaksanakan praktikum. Hal ini dimaksudkan agar praktikan tidak mengalami
kesulitan pada saat melaksanakan praktikum serta mendapatkan gambaran yang jelas maksud
daripada setiap bagia-bagian praktikum yang dilakukan dan keselamatan praktikan serta
peralatan laboratorium yang ada selama praktikum berlangsung.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan buku ini. Oleh karena
itu, kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak sebagai masukan dalam rangka
perbaikan buku ini untuk masa mendatang. Demikian buku panduan ini dibuat, semoga dapat
membantu memberikan pedoman bagi para praktikan Laboratorium Teknologi Mekanik.

Yogyakarta, Nopember 2013


Hormat Kami

(Agus Duniawan)

3
BAB. I

PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi
Buku panduan praktikum proses produksi II ini menjelaskan cara kerja mesin mesin –
mesin perkakas dan penggunaannya. Buku panduan ini terdiri dari tiga kegiatan belajar,
yaitu persiapan praktikum, pemilihan alat potong dan kerja bangku. Diharapkan setelah
mempelajari buku panduan ini mahasiswa (praktikan) mampu memahami penggunaan
mesin – mesin perkakas dan keselamatannya.

1.2 Prasyarat
Untuk mengikuti mata kuliah praktikum proses produksi II mahasiswa harus telah
mancantumkan matakuliah tersebut pada KRS dan telah mendaftar praktikum di
Laboratorium Teknologi Mekanik IST AKPRIND.

1.3 Tujuan akhir


a. Kinerja yang diharapkan
Mahasiswa mampu mengoperasikan dan memahami kerja mesin perkakas.
b. Kriteria keberhasilan
Hasil benda kerja sesuai dengan bentuk dan dimensi yang diinginkan dan
dipersyaratkan.
c. Kondisi yang diberikan
Bahan benda kerja, pahat atau alat potong, kondisi mesin perkakas stantard.

1.4 Uji kemampuan


Pada akhir praktikum guna mengetahui kemampuan praktikan, diadakan responsi (uji
tertulis) yang dapat dipertanggungjawabkan.

4
BAB II
MESIN BUBUT(LATHE MACHINE)

2.1 PengertianMesinBubut
Membubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan menggunakan mesin
bubut. Mesin bubut adalah perkakas untuk membentuk benda kerja dengan gerak utama
berputar. Gerakan berputar inilah yang menyebabkan terjadinya penyayatan oleh alat
potong (tool) terhadap benda kerja. Dengan demikian, prinsip kerja dari mesin bubut
adalah gerak potong yang dilakukan oleh benda kerja yang berputar (bergerak rotasi)
dengan gerak makan oleh pahat yang bergerak translasi dan dihantarkan pada benda
kerja.
Mesin bubut digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang silindris luar dan dalam
(membubut lurus dan mengebor), bidang rata (membubut rata), bidang tirus (kerucut),
bentuk lengkung (bola), dan membubut ulir.

Bagian – bagian utama mesin bubut


KEPALA
LEPAS

KEPALA
TETAP

ERETAN ALAS
Motor MESIN
penggerak

Gambar 1.1. Bagian-bagian utama mesin bubut.

a. Kepala tetap (head stock)


Kepala tetap adalah bagian utama dari mesin bubut yang digunakan untuk menyangga
poros utama, yaitu poros yang digunakan untuk menggerakan spindel. Dimana di dalam
spindel tersebut dipasang alat untuk menjepit benda kerja. Spindel ini merupakan bagian
terpenting dari sebuah kepala tetap.
Selain itu, poros yang terdapat pada kepala tetap ini digunakan sebagai dudukan roda gigi
untuk mengatur kecepatan putaran yang diinginkan. Dengan demikian, dalam kepala tetap
terdapat sejumlah rangkaian roda gigi transmisi yang meneruskan putaran motor menjadi
putaran spindel.

b. Kepala lepas (tail stock)


Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya di sebelah kanan dan
dipasang di atas alas atau meja mesin. Bagian ini berguna untuk tempat pemasangan senter
5
yang digunakan sebagai penumpu ujung benda kerja dan sebagai tempat/dudukan penjepit
mata bor pada saat melakukan pengeboran. Kepala lepas ini dapat digerakkan atau digeser
sepanjang alas/meja mesin, dan dikencangkan dengan perantara mur dan baut atau dengan
tuas pengencang. Selain digeser sepanjang alas atau meja mesin, kepala lepas juga dapat
digerakan maju mundur (arah melintang), yakni untuk keperluan pembubutan benda yang
konis.

c. Alas mesin(bed)
Alas mesin adalah bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai pendukung eretan
(support) dan kepala lepas, serta sebagai lintasan eretan dan kepala lepas. Alas mesin ini
memiliki permukaan yang rata dan halus. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung
kesempurnaan pekerjaan membubut (kelurusan).
d. Eretan (Carreage / Support)
Eretan adalah bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai penghantar pahat bubut
sepanjang alas mesin. Eretan terdiri dari tiga jenis, yaitu:
a). Eretan bawah yang berjalan sepanajang alas mesin,
b). Eretan lintang yang bergerak tegak lurus terhadap alas mesin, dan
c). Eretan atas yang digunakan untuk menjepit pahat bubut, dan dapat diputar ke kanan atau
kekiri sesuai dengan sudut yang dikehendaki, khususnya pada saat mengerjakan benda-benda
yang konis. Dalam operasinya, eretan ini dapat digerakkan secara manual maupun otomatis.
Adapun komponen – komponen mesin bubut secara lengkap dapat dilihat pada gambar
berikut;

Gambar 1.2. Mesin bubut.

6
Keterangan:

2.2 Peralatan yang terdapat pada mesin bubut


Adapun beberapa peralatan yang terdapat pada mesin bubut antara lain;
a. Pelat cekam (Pencekam)

Gambar 1.3. Pencekam dengan Gambar 1.4. Pencekam dengan


tiga rahang empat rahang (Four Jaw
(Three Jaw Chuck). Chuck).
b. Pelat pembawa
Pelat pembawa adalah peralatan yang ada dalam mesin bubut yang digunakan
pada saat melakukan pembubutan dengan menggunakan dua senter, yakni pada proses
pembubutan konis misalnya. Pelat ini bentuknya menyerupai pelat cekam tetapi tidak
memiliki penjepit. Pelat ini bergerak karena dipasangna pembawa yang dijepit pada benda
kerja.

Gambar1.5. Pelat pembawaGambar


1.6. Pelat pembawa yang dipasang
bersama senter mati.
c. Senter
Senter merupakan peralatan mesin bubut yang digunakan untuk menopang benda kerja yang

7
sedang dibubut, baik pada saat dibubut rata maupun dibubut tirus. Untuk menempatkan senter ini,
ujung benda harus dibuat lubang dengan menggunakan bor senter. Lubang ini dimaksudkan
sebagai tempat atau dudukan kepala senter. Penggunaan senter ini dimaksudkan untuk menjaga
atau menahan benda kerja agar kelurusannya terhadap sumbu tetap terjaga. Pada bagian
kepalanya, senter ini berbentuk runcing dengan sudut ketirusannya 60 derajat. Sementara pada
sisi yang lainnya, berbentuk tirus. Ada dua jenis senter, aitu senter yang ikut berputar mengikuti
putaran benda kerja (senter jalan/live center) dan senter yang tidak ikut berputar dengan putaran
benda kerja (senter mati/tail stock center). Berikut ini adalah gambar dari senter jalan dan senter
mati.

Gambar 1.7. Center mati. Gambar 1.8. Center jalan.

d. Penyangga
Penyangga atau disebut juga dengan kaca matajalan, adalah perlatan mesin bubut yang
digunakan untuk menyangga benda panjang pada saat di bubut. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga benda kerja agar tidak melentur pada saat dibubut, sehingga kelurusan benda kerja bisa
tetap terjada. Ada dua jenis penyangga yang dapat digunakan, atau penyangga tetap (stead rest)
dan penyangga jalan (follow rest). Kedua jenis penyangga tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 1.9. Stead Rest. Gambar1.10. Follow Rest.

e. Pahat bubut
Pahat bubut adalah perkakas potong yang digunakan dalam membubut. Pahat ini terbuat
dari bahan logam keras, seperti HSS ataupun Carbida. Logam-logam tersebut memiliki
kekerasan yang lebih tinggi dari bahan benda kerjanya, sehingga pahat bisa menyayat dengan
baik. Selama membubut, ujung pahat harus selalu mendapat pendinginan yang kontinyu,
karena jika ujung pahat tersebut panas, pahat akan cepat aus dan tumpul.

8
Sesuai dengan bentuk dan penggunaannya, pahat-pahat bubut dapat dinamakan: pahat
kasar, pahat penyelesaian, pahat pemotong, pahat alur, pahat ulir, dan pahat bentuk.
Berdasarkan arah pemakanan, pahat dapat dikelompokkan menjadi pahat kanan dan pahat
kiri. Pahat kanan adalah pahat yang arah pemakanannya dari kanan ke kiri, dan pahat kiri
adalah pahat yang arah pemakannnya dari kiri ke kanan.

Gambar 1.11. Visual pahat.


- Sifat – sifat bahan dasar pahat bubut :
1) Keras (agar cutting edge atau sisi potong dapat memotong benda kerja)
2) Ulet (sisi potong tidak mudah patah)
3) Tahan panas (agar ketajaman sisi potong tidak mudah aus atau rusak)
4) Tahan lama (secara ekonomis menguntungkan)
- Sudut pada pahat potong

Gambar 1.12 Sudut pahat.


2.3 Gerakan – gerakan dalam membubut
a. Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang digerakanpada
pahat dan dinamakan gerak potong.
b. Gerakan memanjang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotonganna sejajar dengan
sumbu kerja. Gerakan ini disebut juga dengan gerakan pemakanan.
c. Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongan tegak lurus terhadap
sumbu kerja. Gerakan ini disebut dengan gerakan melintang atau pemotongan permukaan.
Ketiga bentuk gerakan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

9
Gambar 1.13. Gerakan putar pembubutan.
2.4 Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut
Adapun bentuk – bentuk pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.14. Jenis pekerjaan mesin bubut.

a. Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi
penampangnya atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh
permukaan yang halus dan rata.

10
b. Pembubutan Rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang dilakukan
sepanjang garis sumbunya. Membubut silindris dapat dilakukan sekali atau
dengan permulaan kasar yang kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau
finishing.
c. Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan menggunakan pahat
ulir.
d. Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda kerja berbentukkonis.
Dalam pelaksanaan pembubutan tirus dapat dilakukan denngan tiga cara, yaitu
memutar eretan atas (perletakan majemuk), pergerseran kepala lepas (tail stock),
dan menggunakan perlengkapan tirus (tapper atachment).
e. Pembubutan drillng, yaitu pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill),
sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini merupakan
pekerjaan awal dari pekerjaan boring (bubut dalam).
f. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk
memperbesar lubang. Pembubutan ini menggunakan pahat bubut dalam.
g. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan
untuk membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan adalah
pahat khusus (kartel).

2.5 Parameter pemotongan logam dalam mesin bubut (Perhitungan)

Gambar 1.15 Parameter pemotongan logam.


a. Kecepatan potong (Cutting Speed)
𝛑 .𝐝 .𝐧
𝐕= (𝐌𝐞𝐭𝐞𝐫/𝐌𝐞𝐧𝐢𝐭)
𝟏𝟎𝟎𝟎

Dimana : V : Kecepatan potong (m/menit)


d : Diameter benda kerja (mm)
n : Putaran benda kerja (rpm)
b. Kecepatan putar benda kerja

𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝐕
𝐧= (𝐫𝐩𝐦)
𝛑 .𝐝

Dimana : V : Kecepatan potong (m/menit)


d : Diameter benda kerja (mm)
n : Putaran benda kerja (rpm)

11
c. Daya yang diperlukan

𝐏𝐳 . 𝐕
𝐍= (𝐇𝐩)
𝟕𝟓 . 𝟔𝟎

Dimana : N : Daya (Hp)


Pz : Cutting Force (Kg)
V : Cutting Speed (m/menit)
m
Sementara : Pz = k . t . s (kg)
Dimana : Pz : Cutting Force (Kg)
k : Konstanta bahan (tergantung bahan)
t : Tebal penyayatan (mm)
s : Veeding(mm/put)
m : Eksponen (tergantung bahan)
d. Waktu pengerjaan total (machining time)
TTotal = Tm + TPersiapan (menit) Dimana :
Tm : Waktu pengerjaan
𝐋 (menit)
𝐓𝐦 = 𝐱 𝐢 (𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭)
𝐬𝐧 L : Panjang benda kerja
s : Veeding (mm/put)
𝐝𝟏 − 𝐝𝟐 n : Putaran bendakerja
𝐢=
𝐭 (rpm)
i : Jumlah penyayatan
d1 : Diameter awal (mm)
d2 : Diameter akhir (mm)
t : Tebal pemakanan (mm)
e. Mencari ketirusan

𝐝𝟏 − 𝐝𝟐 Dimana :
𝐓𝐠𝛂 =
𝟐𝐋 d1 : Diameter awal (mm)
d2 : Diameter akhir (mm)
L : Panjang yang dibuat tirus (mm)

2.6 Cara menjalankan mesin bubut


Petunjuk umum: Sebelum menjalankan mesin bubut agar diperhatikan
perlengkapan kelistrikan, perlengkapan mekanik, dan
pelumasan supaya mesin berjalan dengan lancar.
Langkah kerja :
a. Periksa kelistrikan mulai dari panel induk sampai sekring
b. Periksa swich pengaman
c. Periksa hubungan roda gigi dan penggerak mekanik lainnya
d. Periksa minyak pelumas dan lumasi bagian yang bergerak
e. Periksa kaca pengaman dan lampu tanda
f. Tekan handle penjalan

12
g. Perhatikan poros yang berputar
h. Dengarkan kelainan suara mesin
i. Tekan handle penjalan

2.7 Cara menentukan titik pusat


Petunjuk umum : Mencari titik pusat benda bulat menggunakan balok
pemusat V, jangka hati dan center bel.
Langka kerja:
a. CARA dengan Jangka Hati
- Letakkan benda kerja diatas meja perata
- Bersihkan dan periksa ketajaman jangka hati
- Ukur jangka hati pada mistar baja, sebesar radius benda kerja
- Olesi permukaan benda kerja dengan pelabur
- Lukis benda kerja dengan jangka hati
- Lakukan penyenteran, gunakan penitik pusat
Catatan : Penyenteran harus tepat pada titik pusat penyenteran.
b. CARA dengan balok pemusat V
- Letakkan benda kerja diatas meja perata
- Bersihkan balok pemusat V dan penggores
- Olesi permukaan dengan pelabur
- Lukis benda kerja, gunakan balok pemusat V dan penggores
- Lakukan penyenteran, gunakan penitik pusat
c. CARA dengan center bel
- Letakkan benda kerja diatas meja perata
- Periksa dan bersihkan senter bel
- Bersihkan permukaan benda kerja dari bekas memotong
- Lakukan penyenteran, gunakan center bel.

2.8 Cara menjepit pahat pada TOOL POST


Petunjuk umum : Untuk mendapatkan hasil pembubutan yang baik
pahat harus dipasang setinggi center. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara memberikan ganjal sepanjang Tool Post / penjepit
pahat.
Langkah kerja:
a. Bersihkan tool post dan lubang sumbu kepala lepas
b. Periksa senter putar, dan bersihkan terutama bagian tangkai yang tirus
c. Jepit pahat pada tool postdengan menggunakan atau tanpa ganjal
d. Masukkan senter putar pada lubang sumbu kepala lepas
e. Ukurkan mata pahat setinggi senter, dengan mendekatkan mata pahat setinggi
garis yang ada pada sumbu kepala lepas, atau setinggi senter yang dipasang pada
kepala lepas.

13
Memasang pahat Memasang pahat Mengukur pahat setinggi
menggunakan ganjal tanpa ganjal senter

Gambar 1.16 Cara menjepit pahat.

2.9 Cara membuat lubang senter


Petunjuk umum : Membuat lubang senter dapat dilaksanakan
pada mesin bubut dan mesin bor.
Langkah kerja:
CARA menyenter dengan mesin bubut:
a. Bersihkan lubang kepala lepas dan alas mesin
b. Bersihkan penjepit bor dan cek
c. Jepit benda kerja
d. Pasang oenjepit bor pada lubang kepala lepas
e. Pasang bor senter pada penjepit bor
f. Setel kedudukan kepala lepas, kencangkan baut pengikatnya
g. Hidupkan mesin, lakukan penyenteran
Catatan :
- kedalaman lubnag senter setengah bagian dari bagian yang tiurs
- Hindarkan gerakan kesamping dari bor senter

CARA menyenter dengan mesin bor:


a. Bersihkan lubang sumbu mesin bor
b. Bersihkan penjepit bor dan perlengkapannya
c. Pasang penjepit bor pada lubang sumbu mesin bor
d. Jepit bor senter dengan penjepit bor
e. Setel putaran mesin bor sesuai dengan ketentuan
f. Jepit benda kerja dengan ragum atau dengan klem penjepit dan balok V
g. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan.

Catatan : - Periksa benda kerja tegak lurus terhadap ragum


- Hindari gerakkan benda kerja
- Kedalaman bor senter sekitar setengah bagian dari yang
tirus.
2.10 Cara membuat alur

14
Petunjuk umum : membuat alur dan alur muka, untuk
keselamatan pahatdan benda kerja harus
menggunakan putaran mesin yang lambat.
Langkah kerja :
a. Pilih dan bersihkan pahat alur dan alur muka
b. Pasang pahat setinggi senter
c. Setel kecepatan mesin pada putaran lambat
d. Ukur batas alur terhadap permukaan benda kerja
e. Hidupkan mesin lakukan penyayatan percobaan
f. Ukur diameter alur dengan menggunakanmistar sorong sesuai dengan ukuran
yang diinginkan
g. Pasang pahat alur muka setinggi senter
h. Setel kecepatan mesin pada putaran lambat
i. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan percobaan (saat penyayatan percobaan
pergeseran pahat dilakukan dengan tangan)
j. Lakukan penyayatan selanjutnya, ukur lebar dan dalamnya alur dengan
menggunakan mistar sorong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

2.11 Cara membubut rata muka


Petunjuk umum : Membubut rata muka adalah meratakan
permukaan benda kerja dengan penyayatan
gerakan eretan arah melintang.
Langkah kerja :
a. Periksa dan bersihkan pelat cekam
b. Periksa dan bersikan tool post
c. Jepit benda kerja dengan cekam (tinjolkan benda kerja 1 ½ kali diameter benda
kerja)
d. Pasang pahat setinggi senter
e. Miringkan pahat sekitar 5 derajat dari permukaan benda kerja
f. Setel kecepatan mesin sesuai dengan ketentuan
g. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan perlahan lahan mulai dari senter benda kerja
mengarah ke luar.

Benda Kerja

Pahat

Gambar 1.17 Cara membubut rata muka.

15
2.12 Cara membubut pinggulan
Petunjuk umum : Membubut pinggulan dari kedua ujung
poros masing – masing dikerjakan setiap
ujung setelah benda kerja selesai. Besar sudutnya
o
45
Langkah kerja :
a. Pilih pahat bentuk yang bersudut 90o
b. Pasang pahat setinggi senter dan tegak lurus terhadap benda kerja. ( saat memilih
pahat harus tepat bersudut 90o dimana pada bagian ujungnya merupakan segitiga
sama kaki)
c. Setel mesin dengan putaran lambat (saat memindahkan putaran, mesin dalam
keadaan mati)
d. Hidupkan meisn, lakukan penyayatan dengan jalan memajukan eretan melintang
secara perlahan lahan sampai tebal pinggulan yang dikehendaki
e. Ukur jarak pinggulan dengan menggunkan mistar sorong.

Gambar 1.18 Bubut pinggul.

2.13 Caram membubut tirus dengan eretan atas


Petunjuk umum : Membubut tirus dengan eretan atas dapat dilakukan
untuk meniruskan bagian dalam atau luar. Pada ukuran relatif
pendek. Hal ini eretan atas dimiringkan, penyayatan dengan memajukan eretan
atas menggunakan tangan.
Langkah kerja :
a. Periksa dan bersihkan cak
b. Pilih pahat bubut, bersihkan dan periksa ketajaman potongnya
c. Bersihkan tool post
d. Pasang pahat setinggi senter
e. Miringkan sudut eretan atas sesuai dengan yang dikehendaki
f. Setel kecepatan mesin

16
g. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan percobaan (jika penyayatan yang akan
ditiruskan dari diameter kecil ke diameter besar kemiringan eretan atas didorong
dengan tangan kanan, dan jika dari diamter besar ke diameter kecil dorong dengan
tangan kiri)
h. Lakukan penyayatan selanjutnya, gerakkan pahat dengan tangan
i. Ukur diameter yang diinginkan dengan menggunakan mistar sorong.

Gambar 1.18 Membubut tirus dengan eretan atas.


2.14 Cara membubut ulir
Petunjuk umum : Membubut ulir pada mesin bubut adanal
denganputaran lambat, penekanan handle ulir
menggunakan lonceng atau dengan membalik putaran.
Langkah kerja :
a. Pilih pahat ulir sesuai dengan macam ulir yang akan dibuat
b. Setel putaran mesin dengan putaran lambat
c. Setel handle ulir ukuran millimeter atau inchi, sesuai dengan tabel yang ada pada
mesin termasuk pemasangan roda giginya
d. Pasang pahat setinggi senter dan tegak lurus terhadap benda kerja
e. Pasang mal pahat antara benda kerja dengan pahat
f. Miringkan eretan atas setengan dari besar sudut pahat ulir
g. Hidupkan mesin, majukan pahat hingga bersinggungan dengan benda kerja
h. Matikan mesin, setel nonius melintang pada kedudukan nol
i. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan pendahuluan
j. Matikan mesin, periksa kisar dengan mistar baja
k. Hidupkan mesin, majukan pahat lakukan penyayatan selanjutnya (agar
mendapatkan ulir yang baik gunakan minyak pelumas)
l. Periksa kedalaman ulir dengan mal ulir atau dengan mur sebagai pasangan ulir
tersebut.

Gambar 1.19 Membubut Ulir.

17
2.15 Cara memotong dengan pahat potong
Petunjuk umum : Memotong benda kerja dengan mesin bubut
dapatdilakukan dengan pahat potong lurus dan
pahat potong lengkung dengan putaran lambat.
Langkah kerja :
a. Periksa dan pilih pahat potong
b. Teliti dan bersihkan cak
c. Periksa dan bersihkan tool post
d. Jepit benda kerja dengan cak
e. Setel putaran mesin pada putaran lambat
f. Pasang pahat setinggi senter
g. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan dengan arah putar benda kerja
menuju mata pahat
h. Ukur panjang panjang yang akan dipotong dari permukaan benda kerja
dengan mistar sorong
2.16 Cara mengebor dengan mesin bubut
Petunjuk umum : Mengebor dengan mesin bubut adalah menjepit
bendakerja dengan cak tiga rahang atau empat rahang,
sedangkan bor dijepit pada kepala lepas.
Langkah kerja :
a. Periksa dan bersihkan cak
b. Bersihkan kepala lepas dan periksa kedudukannya
c. Pilih, periksa dan bersihkan bor
d. Jepit benda kerja dengan cak
e. Masukkan penjepit bor pada kepala lepas, jepit bor sekuat mungkin
dengan kunci penjepit bor
f. Setel kecepatan mesin sesuai dengan petunjuk
g. Hidupkan mesin, lakukan pengeboran dengan menggerakkan sumbu
kepala lepas
Catatan :
- Hati – hati saan pertemuan pertama benda kerja, jangan terjadi
gerak miring kesamping.
- Pada pengeboran yang panjang, sesekali bor dimundurkan
dengan tujuan memutuskan geran dan mengeluarkannya.
2.17 Cara membubut lubang bertingkat
Petunjuk umum : Membubut lubang bertingkat pada prinsipnya sama dengan
membuat lubang, dimana pada sumbu yang sama mempunyai
tingkat diameter yang lain. Penyayatan dimulai dengan lubang
yang kecil dan diakhiri dengan diameter yang besar.

18
Benda Kerja

Bor / Pahat

Gambar 1.20. Membubut lubang bertingkat.


Langkah kerja :
a. Periksa ketajaman pahat rata dalam
b. Periksa dan bersihkan penjepi pahat
c. Pasang pahat rata setinggi senter
d. Lakukan pemeriksaan apakah pahat masuk kedalam lubang
e. Setel kecepatan mesin menurut ketentuan
f. Hidupkan mesin lakukan penyayatan, (hati hati ujung pahat jangan sampai
menyentuh batas tingkat)
g. Ukur diameter lubang menggunakan mistar sorong.

Gambar 1.21. Membubut dalam menggunakan pahat dalam.

Gambar 1.22. Membubut dalam menggunakan pemegang pahat dalam.

Gambar 1.23. Membubut lubang tembus.

19
2.18 Cara membubut tirus dalam
Petunjuk umum : Membubut tirus dapat dilakukan dengan eretan atas
penggeseran pahat dilakukan dengan tangan, atau perlengkapan
tirus sehingga penyayatan dapat dilakukan secara otomatis.
Langkah kerja :
a. Pilih dan periksa ketajaman pahat rata dalam
b. Bersihkan tool post, pasang pahat setinggi senter
c. Periksa apakah pahat sudah masuk kedalam lubang
d. Kerjakan pergeseran sudut eretan sesuai dengan perhitingan
e. Setel kecepatan mesin sesuai dengan ketentuan
f. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan percobaan
g. Lakukan penyayatan selanjutnya, matikan mesin dan ukur diameter sesuai
dengan yang dikehendaki.

Gambar 1.24. Membubut tirus.


α : besar sudut penggeseran membubut tirus dalam
β : besar sudut penggeseran membubut tirus luar
a : kedudukan pahat dalam saat membubt tirus dalam

Peralatan
Adapun beberapa peralatan pada proses pembubutan antara lain :
a. Mesin bubut
b. Mistar sorong
c. Pahat rata, sisi, ulir
d. Penggaris
e. Kunci chuck
f. Kacamata bubut
g. Minyak pelumas
h. Majun
i. Kuas pembersih

LangkahProses pengerjaanBubutKombinasi
a. langkah 1
- Ambil benda kerja yang telah disediakan
- Buat senter pada benda kerja
- Pasang benda kerja pada chuck

20
- Pasang pahat pada tool post
- Senter ketinggian pahat dengan tails stock satu garis
- Cari besarnya putaran yang sesuai dengan diameter benda kerja
- Lakukan penyayatan seperti pada gambar kerja
b. langkah 2
- Ambil benda kerja yang telah disediakan
- Buat senter pada benda kerja
- Pasang benda kerja pada chuck
- Pasang pahat pada tool post
- Senter ketinggian pahat dengan tails stock satu garis
- Cari besarnya putaran yang sesuai dengan diameter benda kerja
- Kupas dengan pahat rata sesuai dengan gambar kerja
- Gantikan pahat rata dengan pahat alur
- Lakukan pemotongan alur dengan pahat potong seperti pada gambar kerja
- Gantikan pahat alur
- Pada pemotongan tirus, terlebih dahulu adalah geserkan derajad pada eretan
sesuai perhitungan
- Lakukan sesuai dengan gambar kerja
- Selanjutnya pahat diganti dengan pahat ulir
- Setting panel pada mesin bubut menjadi pembubutan ulir dengan W 12
- Lakukan pembubutan ulir secara otomatis
- Lepaskan benda kerja dan bersihkan mesin serta kembalikan peralatan pada
tempatnya semula.
- Kumpulkan benda kerja pada asistan
c. langkah 3
- Ambil benda kerja yang telah disediakan
- Buat senter pada benda kerja
- Pasang benda kerja pada chuck
- Pasang pahat pada tool post
- Senter ketinggian pahat dengan tails stock satu garis
- Cari besarnya putaran yang sesuai dengan diameter benda kerja
- Ratakan permukaan ujung dengan pahat rata
- Pasang bor pada kepala lepas dan bor sampai ukuran seperti dalam pada
gambar
- Ganti bor dengan pahat, pasang pada tool post
- Perbesar lubang dengan cara membubut dalam pakai pahat dalam
- Jika sudah selesai, lepas benda kerja dan bersihkan mesin serta alat
- Kumpulkan benda kerja pada asistan

d. langkah 4
- Ambil benda kerja yang telah disediakan
- Buat senter pada benda kerja
- Pasang benda kerja pada chuck
- Pasang pahat pada tool post

21
- Senter ketinggian pahat dengan tails stock satu garis
- Cari besarnya putaran yang sesuai dengan diameter benda kerja

Gambar kerja
a. BubutKombinasi

Gambar 1.25 gambarkerja bubut kombinasi

22
BAB III
MESIN BOR

3.1 Defenisi dan Fungsi Mesin Bor

Mesin bor adalah suatu jenis mesin geraknya memutarkan alat pemotong yang arah
pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).
Sedangkan pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam
lembaran kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan memiliki
fungsi untuk membuat lubang. Membuat lubang bertingkat, membesarkan lubang,
chamfer.

Gambar2.1 Mesin bor dan bagiannya.


(Degarmo E. P., Black T. J dan Kohser R. A., 2003)

23
Gambar 2.2 Jenis – jenis mata bor.
(Degarmo E. P., Black T. J dan Kohser R. A., 2003)

Gambar 2.3 Tipe drill chuck.


(Degarmo E. P., Black T. J dan Kohser R. A., 2003)

3.2.Jenis – Jenis Mesin Bor

a. Mesin bor meja


Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin ini digunakan
untuk membuat lubang dengan diameter kecil (terbatas sampai diameter 16). Prinsip
kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik doteruskan sehingga poros berputar.
b. Mesin bor lantai
Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang dilantai. Mesin bor lantai disebut
juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai adalah mesin bor yang mejanya

24
disangga dengan batang pendukung. Mesin bor ini biasanya dirancang untuk
pengeboran benda – benda yang berat dan besar.
c. Mesin bor radial
Mesin bor radial khusus dirancang untuk benda – benda yang besar dab berat. Mesin
ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja mesin telah terpasang secara
permanen pada landasan atau alas mesin.
d. Mesin bor koordinat
Mesin bor koordinat pada dasarnya sama dengan mesin bor lainnya. Perbedaannya
terdapat pada pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor koordinat digunakan untuk
melakukan pengeboran / pembesaran lubang dengan jarak titik pusat antara masing –
masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang tinggi. Untuk mendapatkan ukuran
ketelitian yang tinggi tersebut digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam
arah memanjang dan melintang dengan bantuan sistem optik.

Rumus Perhitungan
a. Kecepatan Potong

𝜋 .𝑑 .𝑛
𝑉=
1000

Dimana : V : kecepatan potong (m/menit)


d : diameter mata drill (mm)
n : putaran mata drill (rpm)

b. Gaya pengeboran :
 Bahanbaja
Gaya pengeboran = C1 .d . S0,7 kg
Dimana : C1 : 84,7 (untukbahanbaja)
 Bahanbesituang
Gaya pengeboran = C2 .d . S0,8 kg
Dimana: C2 : 60,5 (untukbahanbesituang)
c. Daya Pemotongan

Mpt .n
N= (KW)
716,2 .1000 .1,36

Mpt = C3 . d1,9 . s0,8

Dimana : N : Daya pemoyongan (KW)


n : Kecepatan putar drill (rpm)
Mpt : Momen putar (kg.mm)
C3 : Konstanta bahan (33,8 baja / 23,3 cast iron)
d : Diameter mata drill (mm)

25
s : Feeding (mm/put)

d. Waktu Pengeboran Total

TTotal = Tm + T persiapan

L
Tm = s .n (menit)

Dimana ; Tm : Waktu pengerjaan


L : Panjang pengeboran total
s : Feeding (mm/put)
d : Diameter mata drill (mm)
1 : Tebal benda kerja
X: Kelebihan jarak dari benda
1
d
2
L = 1 + X ......................................X = Tg α
d
α=½d
α = ½ 118o
α = Tg 59o

1180 (bahanbaja& cast iron)

3.3 Cara mengoperasikan mesin bor


Petunjuk umum :
Sebelum menjalankan mesin bor, yang perlu diperhatikan adalah
perlengkapan mekanik, kelistrikan, dan pelumasan yang bertujuan agar
mesin dapat beroperasi dengan baik.

Langkah kerja :
1. Periksa kelistrikan mulai dari panel induksi hingga sekring
2. Periksa switch pengaman
3. Periksa hubungan V belt dengan puli
4. Lumasi bagian yang bergesekan
5. Tekan switch penjalan
6. Perhatikan poros yang berputar
7. Dengarkan kelainan suara mesin
8. Matikan mesin ubah kecepatan sesuai kebutuhan
9. Tekan switch penjalan
10. Matikan mesin, ubah kecepatan yang lebih kecil
11. Tekan switch penjalan
26
Pelaksanaan Praktek
1. Peralatan
a. Penggores
b. Mistar baja
c. Penitik
d. Palu baja
e. Kikir
f. Penyiku
g. Gergaji besi
h. Mata bor 5,5 ; 7 ; 10,5 ; 12,5
i. Majun
j. Kuas dan sapu pembersih
2. Proses pengerjaan
a. Ambil benda kerja yang telah disediakan
b. Garis benda kerja, kemudian dibagi 2 dengan ukuran yang sama
c. Periksa dengan siku
d. Kikir permukaan yang baru dipotong sampai ukuran sama
e. Titik benda kerja sesuai ukuran pada gambar kerja menggunakan penitik
f. Siapkan alas kayu, kemudian mulailah pengeboran sesuai dengan ketentuan
g. Pengeboran dilakukan dari ukuran mata bor kecil
h. Setelah selesai, bersihkan mesin serta alat yang digunakan
i. Kembalikan peralatan yang dipakai, serahkan benda kerja pada asisten
3. Gambar kerja

Gambar 2.4 Benda kerja praktikum bor.

27
BAB IV
MESIN FRAIS
4.1 Defenisi
Mesin frais (milling) adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas
bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain
mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian
istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan
dimensi yang dikehendaki.
Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi
proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling
agar tidak cepat aus.
Proses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda kerja
menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan
dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pisau ini bisa menghasilkan proses
pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau
melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga berbentuk kombinasi dari beberapa
bentuk. Mesin (Gambar dibawah) yang digunakan untuk memegang benda kerja,
memutar pisau, dan penyayatannya disebut Mesin Frais (Milling Machine).

Gambar 3.2 Pisau frais.

(Degarmo E. P., Black T. J dan Kohser R. A., 2003) Gambar 3.1 Mesin Frais.

Klasifikasi proses Frais :


1. Frais Periperal (Slab Milling)
Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang difrais dihasilkan oleh gigi
pisau yang terletak pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu dari putaran
pisau biasanya pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat.

28
Gambar 2.3 Slab milling.

2. Frais Muka (Face Milling)


Pada frais muka, pisau dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar tegak lurus
terhadap permukaan benda kerja. Permukaan Teknik Pemesinan hasil proses frais
dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung dan selubung pisau.

Gambar 3.4 Face milling.

3. Frais Jari (End Milling)


Pisau pada proses frais jari biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus
permukaan benda kerja. Pisau dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan
permukaan menyudut. Gigi potong pada pisau terletak pada selubung pisau dan ujung
badan pisau.

4.2 Metode Frais


Metode proses frais ditentukan berdasarkan arah relatif gerak makan meja Mesin
Frais terhadap putaran pisau (Gambar 3.4). Metode proses frais ada dua yaitu frais naik
dan frais turun.

29
Gambar 3.5 a) Frais naik, b) frais turun.
1. Frais naik (up milling)
Frais naik biasanya disebut frais konvensional (conventional milling). Gerak dari
putaran pisau berlawanan arah terhadap gerak makan meja Mesin Frais. Sebagai
contoh, pada proses frais naik apabila pisau berputar searah jarum jam, benda kerja
disayat ke arah kanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais
naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian menebal.
Proses frais ini sesuai untuk Mesin Frais konvensional/manual, karena pada mesin
konvensional backlash ulir transportirnya relatif besar dan tidak dilengkapi backlash
compensation.

2. Frais turun (down milling)


Proses frais turun dinamakan juga climb milling. Arah dari putaran pisau sama dengan
arah gerak makan meja Mesin Frais. Sebagai contoh Teknik Pemesinan 189 jika pisau
berputar berlawanan arah jarum jam, benda kerja disayat ke kanan. Penampang
melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali
dengan ketebalan maksimal kemudian menipis. Proses frais ini sesuai untuk Mesin
Frais CNC, karena pada mesin CNC gerakan meja dipandu oleh ulir dari bola baja,
dan dilengkapi backlash compensation. Untuk Mesin Frais konvensional tidak
direkomendasikan melaksanakan proses frais turun, karena meja Mesin Frais akan
tertekan dan ditarik oleh pisau. Proses pemesinan dengan Mesin Frais merupakan
proses penyayatan benda kerja yang sangat efektif, karena pisau frais memiliki sisi
potong jamak. Apabila dibandingkan dengan pisau bubut, maka pisau frais analog
dengan beberapa buah pisau bubut. Pisau frais dapat melakukan penyayatan berbagai
bentuk benda kerja, sesuai dengan pisau yang digunakan. Proses meratakan bidang,
membuat alur lebar sampai dengan membentuk alur tipis bisa dilakukan oleh pisau
frais.

4.3 Bagian – bagian mesin frais (milling machine)


Adapun beberapa bagian utama dan fungsinya adalah sebagai berikut:
1. Spindle utama
Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untukmencekam alat
potong.
2. Meja / table
Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device ataubenda kerja.
3. Motor drive

30
Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagianmesin yang lain
seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin (cooling ).
4. Transmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerakdengan yang
digerakkan.
5. Knee
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Padabagian ini
terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
6. Column / tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagianmesin yang lain.
7. Base / dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopangbadan / tiang.
Tempat cairan pendingin.
8. Control
Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak.

Gambar 3.6 Bagian – bagian mesin frais.

4.4 Pekerjaan Frais dan Jenis Pahat

Gambar 3.7 Pekerjaanfraisdanjenispisau.

31
Gambar3.8 Berbagai jenis bentuk pisau frais horizontal dan vertikal.

Gambar 3.9 GambarbendakerjaFrais

Perhitungan
Ukuran – ukuran roda gigi :
1. Diameter lingkaran tusuk : Dt =Z.M
2. Diameter lingkaran luar : Dl = Dt + 2Hv
= Dt + 2.(0,8M)
= Dt + 1,6 M
3. Diameter lingkaran dalam : Dd = Dt – 2 M
= Dt – 2 M
Dmana :
Z : Banyaknya gigi
M : Modul gigi
40
Rumus putaran engkol :
n

32
Dimana :
n : Jumlah banyaknya gigi / Z
Piring pembagi terbagi beberapa lubang : 34, 32, 30, 28, 26, 24 dll
Dalamnya gigi : W = 2,157 M jika gigi berukuran mm
4 Cs
Rpm =
D
Dimana :
Cs : Kecepatan potong benda kerja
D : Diameter pisau frais (inch)

4.5 Operasi Mesin Frais


Adapun beberapa cara menoperasikan mesin frais antara lain :
1. Cara menjalankan mesin frais
Petunjuk umum : Sebelum menjalankan mesin frais agar diperhatikan
perlengkapan kelistrikan, mekanik, dan pelumasan.
Langkah kerja :
a. Periksa kelistrikan mulai dari panel induksi sampai sekering
b. Periksa swicth pengaman
c. Periksa penggerak mekanik dan minyak pelumas
d. Periksa dan bersihkan kaca pengaman
e. Tekan swicht penjalan dan angkat handle penjalan
f. Perhatikan poros – poros yang berputar
g. Dengarkan kelaianan suara mesin
h. Turunkan handle penjalan, matikan mesin
i. Ubah kecepatan mesin, ke kecepatan yang lebih besar
j. Tekan swicht penjalan dan angkat handle penjalan

2. Cara mengefrais rata


Petunjuk umum : Mengefrai rata adalah meratakan benda kerja
dengan menggunakan pisau frais perata atau
mantel.
Langkah kerja :
a. Periksa dan bersihkan catok
b. Pasang catok pada meja mesin frais
c. Periksa dan bersihkan arbor dan cincinnya
d. Pasang pisau frais perata pada arbor
e. Letakkan paralel diantara mulut catok
f. Jepit benda kerja dengan catok
g. Setel kecepatan mesin sesuai dengan ketentuan

33
h. Hidupkan mesin lakukan penyayatan percobaan
Catatan :
- Untuk menunjukkan piau frais perata bersinggungan dengan benda kerja, pasang
kertas diatas benda kerja
- Gunakan penyayatan berlawanan, jka menghendaki penyayatan tebal.

3. Cara mengefrais roda gigi lurus


Petunjuk umum : Mengefrais roda gigi lurus dapat dilakukan dengan
pembagian sedrhana atau pembagian diferential.
Langkah kerja :
a. Pilih pisau frais gigi yang sesuatu dengan jenis dan nomornya
b. Bersihkan meja mesin frais terutama alurnya
c. Bersihkan dan periksa kepala pembagi, apakah ada keeping pembagi yang telah
tersedia lubang yang akan digunakan
d. Pasang kepala pembagi dan kepala lepas pada meja
e. Pasang benda kerja diantara dua senter
f. Pasang pisau frais roda gigi pada arbor
g. Setel pisau frais roda gigi pada alur yang ada pada kepala lepas, kencangkan baut
pengikat meja arah melintang
h. Setel jangka pada lubang yang akan digunakan
i. Setel puatan mesin sesuai dengan ketentuan
j. Hidupkan mesin naikkan meja, sehingga pisau bersinggungan dengan benda kerja
k. Setel dial vertikal pada kedudukan nol
l. Naikkan meja sesuai dengan kedalama gigi
m. Hidupakan mesin, lakukan penyayatan alur peratama dengan menggerakkan meja
arah hirizontal
n. Matikan mesin, mundurkan meja sehingga pisau tidak berhubungan dengan benda
kerja
o. Putar engkol kepala penbagi
p. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan kedua
q. Lakukan langkah no : n, o, dan p sehingga seluruh alur roda gigi tersayat

34
BAB V
MESIN SKRAP

5.1 Pengertian
Mesin sekrap (shaping machine) disebutpula mesin ketam atau serut. Mesin ini
digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur, dan
lain-lain pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring. Mesin sekrap adalah suatu mesin
perkakas dengan gerakan utama lurus bolak-balik secara vertikal maupun horizontal.
Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong
dalam keadaan diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak-balik atau
maju mundur melakukan penyayatan. Hasil gerakan maju mundur lengan mesin/pahat
diperoleh dari motor yang dihubungkan dengan roda bertingkat melalui sabuk (belt). Dari
roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda gigi antara dan dihubungkan ke roda gigi
penggerak engkol yang besar. Roda gigi tersebut beralur dan dipasang engkol melalui tap.
Jika roda gigi berputar maka tap engkol berputar eksentrik menghasilkan gerakan maju
mundur lengan. Kedudukan tap dapat digeser sehingga panjang eksentrik berubah dan
berarti pula panjang langkah berubah.

Gambar 4.1 Mesin sekrap.


(Degarmo E. P., Black T. J dan Kohser R. A., 2003)

35
Gambar 4.2 Penyayatan oleh cutter terhadap workpiece.

5.2.Jenis – Jenis Mesin Skrap


1. Mesin skrap horizontal atau datar (Shapper)
Mesin jenis ini umum dipakai untuk produksi dan pekerjaan serbaguna terdiri atas
rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal. Benda kerja didukung
pada rel silang sehingga memungkinkan benda kerja untuk digerakkan ke arah
menyilang atau vertikal dengan tangan atau penggerak daya. Pada mesin ini pahat
melakukan gerakan bolak-balik, sedangkan benda kerja melakukan gerakan
ingsutan. Panjang langkah maksimum sampai 1.000 mm, cocok untuk benda
pendek dan tidak terlalu berat.

2. Mesin skrap vertikal (Slotter)


Mesin sekrap jenis ini digunakan untuk pemotongan dalam, menyerut dan
bersudut serta untuk pengerjaan permukaan-permukaan yang sukar dijangkau.
Selain itu mesin ini juga bisa digunakan untuk operasi yang memerlukan
pemotongan vertikal. Gerakan pahat dari mesin ini naik turun secara vertikal,
sedangkan benda kerja bisa bergeser ke arah memanjang dan melintang. Mesin
jenis ini juga dilengkapi dengan meja putar, sehingga dengan mesin ini bisa
dilakukan pengerjaan pembagian bidang yang sama besar.

3. Mesin planner
Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang panjang dan besar (berat). Benda
kerja dipasang pada eretan yang melakukan gerak bolak-balik, sedangkan pahat
membuat gerakan ingsutan dan gerak penyetelan. Lebar benda ditentukan oleh
jarak antartiang mesin. Panjang langkah mesin jenis ini ada yang mencapai
200sampai 1.000 mm.

36
Bagian – Bagian Mesin Skrap

Gambar 4.3 Bagian – bagian mesin skrap.


1. Badan mesin
Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik tuas penggerak dan pengatur
2. Meja mesin
Fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda kerja.
Meja mesin didukung dan digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak. Eretan
lintang dapat diatur otomatis
3. Lengan
Fungsinya untuk menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat dengan engkol
menggunakan pengikat lengan. Kedudukan lengan di atas badan dan dijepit
pelindung lengan agar gerakannya lurus
4. Eretan pahat
Fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan memutar roda
pemutar maka pahat akan turun atau naik. Ketebalan pamakanan dapat dibaca
padadial. Eretan pahat terpasang di bagian ujung lengan dengan ditumpu oleh dua
buah mur baut pengikat. Eretan dapat dimiringkan untuk penyekrapan bidang
bersudut atau miring. Kemiringan eretan dapat dibaca pada pengukur sudut eretan
5. Pengatur kecepatan
Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per menit.
Untuk pemakanan tipis dapat dipercepat. Pengaturan harus pada saat mesin
berhenti
6. Tuas panjang langkah
Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau lengan sesuai panjang
benda yang disekrap. Pengaturan dengan memutar tap ke arah kanan atau kiri
7. Tuas posisi pahat
Tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur kedudukan
pahat terhadap benda kerja. Pengaturan dapat dilakukan setelah mengendorkan
pengikat lengan

37
8. Tuas penggerakan otomatis meja melintang
Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjang
engkol yang mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi menjadi gerakan lurus
meja. Dengan demikian meja melakukan gerak ingsutan (feeding).

5.3.Cara Pengoperasian Mesin Sekrap


Adapun beberapa operasi mesin sekrap diantaranya yaitu :
1. Cara menjalankan mesin sekrap
Petunjuk umum :
Sebelum menjalankan mesin sekrap agar diperhatikan
perlengkapan mekanik, kelistrikan dan pelumasan sehingga
mesin berjalan dengan lancar
Langkah kerja
a. Periksa kelistikan mulai dari panel induksi sampai sekering
b. Periksa swich pengaman
c. Periksa hubungan V belt dengan puli
d. Lumasi bagian yang bergesekan
e. Tekan swich penjalan
f. Jalankan langkah lengan
g. Perhatikan gerakan langkah lengan
h. Dengarkan kelainan suara mesin
i. Matikan langkah lengan
j. Pindahkan kopling pada no lebih besar
k. Jalankan langkah lengan
l. Matikan langkah lengan, ubah kelangkah yang lebih panjang
m. Jalankan langkah lengan
n. Matikan langkah lengan, ubah kecepatan lebih besar
o. Jalankan langkah lengan
2. Cara menyekrap datar
Petunjuk umum :
Meyekrap datar adalah meratakan suatu bidang menjadi rata,
penggesaran meja dengan tangan atau otomatis
Lanlag kerja :
a. Periksa dan bersihkan ragum
b. Pasang parallel strip pada ragum
c. Jepit benda kerja dengan ragum, (sambil menjepit benda kerja sekali – kali
dipukul dengan mallet agar benda kerja betul – betul rapat terhadap parallel
strip).
d. Periksa pahat dan jepit pada pemegang pahat
e. Atur langkah lengan (mengatur langkah diperkirakan langkah bebas maju
12,7 mm dan langkah bebas mundur 6,25 mm).
f. Hidupkan mesin, lakukan langkah penyayatan pendahuluan

38
g. Lakukan penyayatan selanjutnya secara otomatis

Gambar 4.4 Cara menyekrapdatar.

3. Cara menyekrap siku


Petunjuk umum :
Menyekrap siku adalah menyekrap mengunakan pahat sekrap
sisi dengan memiringkan pelat pemegang sekrap.
Langkah kerja :
a. Matikan mesin, buka pahat sekrap lurus
b. Pasang pahat sekrap sisi
c. Miringkan pelat pemegang pahat, dengan membuka baut pengikat dan
kencangkan sekuat mungkin
d. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan arah kebawah dan memutarkan eretan
tegak
e. Matikan mesin, periksa benda kerja, apakah kedua bidang sudah saling tegak
lurus
f. Miringkan pemegang pahat kearah lainnya
g. Hidupkan mesin, dan lakukan penyayatan
h. Ukur jarak yang diinginkan, mengunakan mistar sorong.

Gambar 4.5 Menyekrapsiku.

39
4. Cara mneykrap bertingkat
Petunjuk umum :
Menyekrap bertingkat adalah pekerjaan kombinasi antara
menyekrap datar dan siku pada benda kerja
Langkah kerja :
a. Matikan mesin, buka pahat sekrap lurus
b. Pasang pahat sekrap sisi
c. Miringkan pelat pemegang pahat, dengan membuka baut pengikatnya dan
kencangkan kembali
d. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan kearah bawah dengan memutarkan
eretan tegak
e. Periksa ukuran bidang datar dan tegak dengan mistar sorong
f. Lakukan penyayatan bidang datar tingkat kedua
g. Lakukan gerakkan kombinasi antara menyekrap datar dan tegak, hingga
tingkat terakhir
h. Periksa ukuran seluruh bidang datar dan mendatar dengan mistar sorong
5. Cara menyekrap alu luar
Petunjuk umum : Menyekrap alur luar adalah membuat alur dengan
menggunakan pahat ketam alur, dimana penyayatan dengan
penggeseran eretan tegak kearah bawah
Langkah kerja :
a. Pilih pahat alur sesuai dengan lebar alur yang akan dibuat
b. Periksa dan bersihkan ragum
c. Pasang parallel strip pada alas ragum
d. Jepit benda kerja dengan ragum
e. Jepit pahat pada pemegang pahat sekuat mungkin
f. Atur langkah lengan
g. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan (penyayatan dengan memutarkan
tegak arah kebawah)
h. Periksa ukuran dalam dan lebar alur, gunakan mistar sorong

Gambar 4.6 Menyekrapalurluar.

40
6. Cara menyekrap miring
Petunjuk umum :
Menyekrap miring adalah menyekrap kearah bawah dengan
memutarkan eretan tegak, memiringkan eretan tegak sesuai
dengan besar sudut yang diinginkan
Langkah kerja :
a. Berishkan ragum dan pasang parallel strip
b. Jepit benda kerja dengan ragum
c. Jepitkan pahat sekrap lurus pada pemegang pahat, sekuat mungkin
d. Atur langkah lengan
e. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan datar
f. Matikan mesin, miringkan eretan tegan sesuai dengan besar sudut yang
diinginkan
g. Pasang pahat sisi, atur kemiringan pelat pemegang pahat
h. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan
i. Periksa ukuran yang diinginkan dengan mistar sorong

Gambar 4.7 Cara mnyekrap miring.

Perhitungan

Langkah potong 220 1,57 3


= = =
Langkah balik 140 1 2
Kecepatan potong

2.L.n
Cs = (m/menit)
1000 . c

Dimana :
Cs : Kecepatan potong (m/menit)
L : Panjang langkah (mm)
Panjang benda kerja + (10 s/d 15) menit
n : Langkah tiap menit
c : Perbandingan waktu potong

41
Waktu potong 3
c = = = 3/5
Waktu total 3+2

1. Waktu pengerjaan total

TTotal = T + TPersiapan

S
T = x i (menit)
n

W
S= (langkah)
F

Tebal awal – Tebal akhir


i=
t

Dimana :
T : Waktu pengerjaan (menit)
S : Banyak langkah (Langkah)
n : Langkah tiap menit
I : Banyaknya penyayatan
W : Lebar benda kerja (mm)
F : Hantaran (mm/langkah)
t : Tebal pemakanan (mm)

Gambar 4.8 Kecepatan potong.

42
Pelaksanaan praktek
1. Peralatan
Pada proses pengerjaan permesinan sekrap adapun beberapa alat yang biasa
digunakan antara lain :
a. Penggores
b. Mistar baja
c. Penitik
d. Jangka sorong
e. Kikir
f. Waterpas
g. Majun
h. Kuas dan sapu pembersih
2. Proses pengerjaan
a. Ambil benda kerja yang telah disediakan
b. Pasanglah benda kerja pada mesin sekrap dengan mencari kerataannya dengan
waterpas
c. Sekraplah keempat sisi menjadi seperti pada gambar dengan dimensi yang
tepat
d. Bila selesai, bersihkan mesin dan alat yang digunakan
e. Kembalikan peralatan pada loker tools
f. Serahkan benda kerja pada asistan

3. Gambar kerja

Gambar 4.9 Benda kerja praktikum mesin sekrap.

43
BAB. VI
TATA TERTIB
PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK

1. Praktikan hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai.


2. Tas, buku dan barang bawaan yang tidak dipakai selama berjalannya praktikum
disimpan pada tempat penyimpanan yang telah disediakan.
3. Selama praktikum berlangsung tidak diperkenankan bercanda dan wajib menjaga
kedisiplinan.
4. Praktikan diwajibkan mengenakan jas praktikum yang disediakan Laboratorium
Teknologi Mekanik, dan boleh menggunakan baju kebesaran jurusan.
5. Selama praktikum, praktikan dilarang merokok, makan, dan minum.
6. Untuk keselamatan, rambut panjang harus diikat (pakai topi) dan tidak diperbolehkan
memakai sandal dan celana sobek.
7. Sebelum praktikum dilakukan, hendaknya praktikan sudah memahami cara
mengoperasikan mesin atau alat yang dipakai.
8. Sebelum mengoperasikan mesin, praktikan harus mendapatkan ijin / mengikuti
intruksi asisten yang bertugas.
9. Pakailah selalu alat pengaman yang disediakan.
10. Segera memberitahukan pada asisten yang bertugas apabila terdapat kelainan pada
mesin.
11. Praktikan dilarang meninggalkan laboratorium selama praktikum berlangsung tanpa
seijin asisten.
12. Kerusakan / kehilangan alat praktek yang disebabkan kelalaian praktikan wajib
mengganti sesuai aslinya.
13. Bersihkan peralatan dan mesin sesusai kegiatan permesinan (praktikum).
14. Setelah praktikan selesai membuat benda kerja, praktikan diwajibkan membuat
laporan sesuai dengan ketentuan dari laboratorium Teknologi Mekanik.
15. Apabila praktikan tidak menunjukkan minat untuk mengikuti praktikum, maka tidak
diperbolehkan untuk meneruskan praktikum dan harus mengulang pada kesempatan
semester berikutnya.
16. Diwajibkan mengutamakan keselamatan praktikan dan mesin / alat yang digunakan.
17. Hal – hal yang belum tercantum pada tata tertib ini akan diatur kemudian.

Apabila Praktikan melanggar tata tertib seperti tersebut diatas maka akan
dikenakan sangsi..!!

44
DAFTAR PUSTAKA

Ambiyar dkk, 2008, Teknik Pembentukan Plat, Jilid I, Jakarta


Daryus Asyari, Proses Produksi I, Universitas Darma Persada, Jakarta
Degarmo E. P., Black T. J dan Kohser R. A., 2003, Materials And Processes
In Manufacturing, United State ofAmerica.
Joko Waluyo, 2007, Pengembangan Bahan Pengajaran Proses Produksi I,
Jurusan Teknik Mesin, FTI IST AKPRIND, Yogyakarta.
Sriatri Japrie, 1989, Teknologi Mekanik,Jilid I dan II Edisi 7, Erlangga, Jakarta.

45

Anda mungkin juga menyukai