PRAKTIKUM
TEKNOLOGI MEKANIK II
Disusun oleh :
Agus Duniawan.,ST,M.Eng
2020
1
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul
Kata Pengantar 1
BABA. I Pendahuluan 2
1.1 Deskripsi 2
1.2 Prasyarat 2
1.3 Tujuan akhir 2
1.4 Uji kemampuan 2
BAB. II MESIN BUBUT (LATHE MACHINE) 3
2.1 Pengertian Mesin Bubut 3
2.2 Peralatan yang terdapat pada mesin bubut 5
2.3 Gerakan – gerakan dalam membubut 7
2.4 Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut 8
2.5 Parameter pemotongan logam dalam mesin bubut (Perhitungan) 9
2.6 Cara menjalankan mesin bubut 10
2.7 Cara menentukan titik pusat 11
2.8 Cara menjepit pahat pada TOOL POST 11
2.9 Cara membuat lubang senter 12
2.10 Cara membuat alur 12
2.11 Cara membubut rata muka 13
2.12 Cara membubut pinggulan 14
2.13 Caram membubut tirus dengan eretan atas 14
2.14 Cara membubut ulir 15
2.15 Cara memotong dengan pahat potong 16
2.16 Cara mengebor dengan mesin bubut 16
2.17 Cara membubut lubang bertingkat 16
2.18 Cara membubut tirus dalam 18
BAB III .MESIN BOR 21
3.1 Defenisi dan Fungsi Mesin Bor 21
3.2 Jenis – Jenis Mesin Bor 22
3.3 Cara mengoperasikan mesin bor 24
BAB IV. MESIN FRAIS 26
4.1 Defenisi Mesin Frais 26
4.2 Metode Frais 27
4.3 Bagian – bagian mesin frais (milling machine) 28
4.4 Pekerjaan Frais dan Jenis Pahat 29
4.5 Operasi Mesin Frais 31
BAB V .MESIN SKRAP 33
5.1 Pengertian Mesin sekrap 33
5.2 Jenis – Jenis Mesin Skrap 34
5.3 Cara Pengoperasian Mesin Sekrap 36
BAB. VI. TATA TERTIB 42
DAFTAR PUSTAKA 43
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
rahmat serta Ridho-Nya akhirnya penulisan Buku Panduan Praktikum Proses Produsi II dapat
terselesaikan.
Dalam rangka peningkatan mutu dan relevansi pendidikan tinggi pada Laboratorium
Teknologi Mekanik bagi para praktikan, disusunlah buku panduan praktikum dengan maksud
memberi pedoman penyelenggaraan praktikum.
Diharapkan kepada para praktikan dapat membaca dan memahami buku petunjuk ini
sebelum melaksanakan praktikum. Hal ini dimaksudkan agar praktikan tidak mengalami
kesulitan pada saat melaksanakan praktikum serta mendapatkan gambaran yang jelas maksud
daripada setiap bagia-bagian praktikum yang dilakukan dan keselamatan praktikan serta
peralatan laboratorium yang ada selama praktikum berlangsung.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan buku ini. Oleh karena
itu, kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak sebagai masukan dalam rangka
perbaikan buku ini untuk masa mendatang. Demikian buku panduan ini dibuat, semoga dapat
membantu memberikan pedoman bagi para praktikan Laboratorium Teknologi Mekanik.
(Agus Duniawan)
3
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi
Buku panduan praktikum proses produksi II ini menjelaskan cara kerja mesin mesin –
mesin perkakas dan penggunaannya. Buku panduan ini terdiri dari tiga kegiatan belajar,
yaitu persiapan praktikum, pemilihan alat potong dan kerja bangku. Diharapkan setelah
mempelajari buku panduan ini mahasiswa (praktikan) mampu memahami penggunaan
mesin – mesin perkakas dan keselamatannya.
1.2 Prasyarat
Untuk mengikuti mata kuliah praktikum proses produksi II mahasiswa harus telah
mancantumkan matakuliah tersebut pada KRS dan telah mendaftar praktikum di
Laboratorium Teknologi Mekanik IST AKPRIND.
4
BAB II
MESIN BUBUT(LATHE MACHINE)
2.1 PengertianMesinBubut
Membubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan menggunakan mesin
bubut. Mesin bubut adalah perkakas untuk membentuk benda kerja dengan gerak utama
berputar. Gerakan berputar inilah yang menyebabkan terjadinya penyayatan oleh alat
potong (tool) terhadap benda kerja. Dengan demikian, prinsip kerja dari mesin bubut
adalah gerak potong yang dilakukan oleh benda kerja yang berputar (bergerak rotasi)
dengan gerak makan oleh pahat yang bergerak translasi dan dihantarkan pada benda
kerja.
Mesin bubut digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang silindris luar dan dalam
(membubut lurus dan mengebor), bidang rata (membubut rata), bidang tirus (kerucut),
bentuk lengkung (bola), dan membubut ulir.
KEPALA
TETAP
ERETAN ALAS
Motor MESIN
penggerak
c. Alas mesin(bed)
Alas mesin adalah bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai pendukung eretan
(support) dan kepala lepas, serta sebagai lintasan eretan dan kepala lepas. Alas mesin ini
memiliki permukaan yang rata dan halus. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung
kesempurnaan pekerjaan membubut (kelurusan).
d. Eretan (Carreage / Support)
Eretan adalah bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai penghantar pahat bubut
sepanjang alas mesin. Eretan terdiri dari tiga jenis, yaitu:
a). Eretan bawah yang berjalan sepanajang alas mesin,
b). Eretan lintang yang bergerak tegak lurus terhadap alas mesin, dan
c). Eretan atas yang digunakan untuk menjepit pahat bubut, dan dapat diputar ke kanan atau
kekiri sesuai dengan sudut yang dikehendaki, khususnya pada saat mengerjakan benda-benda
yang konis. Dalam operasinya, eretan ini dapat digerakkan secara manual maupun otomatis.
Adapun komponen – komponen mesin bubut secara lengkap dapat dilihat pada gambar
berikut;
6
Keterangan:
7
sedang dibubut, baik pada saat dibubut rata maupun dibubut tirus. Untuk menempatkan senter ini,
ujung benda harus dibuat lubang dengan menggunakan bor senter. Lubang ini dimaksudkan
sebagai tempat atau dudukan kepala senter. Penggunaan senter ini dimaksudkan untuk menjaga
atau menahan benda kerja agar kelurusannya terhadap sumbu tetap terjaga. Pada bagian
kepalanya, senter ini berbentuk runcing dengan sudut ketirusannya 60 derajat. Sementara pada
sisi yang lainnya, berbentuk tirus. Ada dua jenis senter, aitu senter yang ikut berputar mengikuti
putaran benda kerja (senter jalan/live center) dan senter yang tidak ikut berputar dengan putaran
benda kerja (senter mati/tail stock center). Berikut ini adalah gambar dari senter jalan dan senter
mati.
d. Penyangga
Penyangga atau disebut juga dengan kaca matajalan, adalah perlatan mesin bubut yang
digunakan untuk menyangga benda panjang pada saat di bubut. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga benda kerja agar tidak melentur pada saat dibubut, sehingga kelurusan benda kerja bisa
tetap terjada. Ada dua jenis penyangga yang dapat digunakan, atau penyangga tetap (stead rest)
dan penyangga jalan (follow rest). Kedua jenis penyangga tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut.
e. Pahat bubut
Pahat bubut adalah perkakas potong yang digunakan dalam membubut. Pahat ini terbuat
dari bahan logam keras, seperti HSS ataupun Carbida. Logam-logam tersebut memiliki
kekerasan yang lebih tinggi dari bahan benda kerjanya, sehingga pahat bisa menyayat dengan
baik. Selama membubut, ujung pahat harus selalu mendapat pendinginan yang kontinyu,
karena jika ujung pahat tersebut panas, pahat akan cepat aus dan tumpul.
8
Sesuai dengan bentuk dan penggunaannya, pahat-pahat bubut dapat dinamakan: pahat
kasar, pahat penyelesaian, pahat pemotong, pahat alur, pahat ulir, dan pahat bentuk.
Berdasarkan arah pemakanan, pahat dapat dikelompokkan menjadi pahat kanan dan pahat
kiri. Pahat kanan adalah pahat yang arah pemakanannya dari kanan ke kiri, dan pahat kiri
adalah pahat yang arah pemakannnya dari kiri ke kanan.
9
Gambar 1.13. Gerakan putar pembubutan.
2.4 Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut
Adapun bentuk – bentuk pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
a. Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi
penampangnya atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh
permukaan yang halus dan rata.
10
b. Pembubutan Rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang dilakukan
sepanjang garis sumbunya. Membubut silindris dapat dilakukan sekali atau
dengan permulaan kasar yang kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau
finishing.
c. Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan menggunakan pahat
ulir.
d. Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda kerja berbentukkonis.
Dalam pelaksanaan pembubutan tirus dapat dilakukan denngan tiga cara, yaitu
memutar eretan atas (perletakan majemuk), pergerseran kepala lepas (tail stock),
dan menggunakan perlengkapan tirus (tapper atachment).
e. Pembubutan drillng, yaitu pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill),
sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini merupakan
pekerjaan awal dari pekerjaan boring (bubut dalam).
f. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk
memperbesar lubang. Pembubutan ini menggunakan pahat bubut dalam.
g. Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan
untuk membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan adalah
pahat khusus (kartel).
𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝐕
𝐧= (𝐫𝐩𝐦)
𝛑 .𝐝
11
c. Daya yang diperlukan
𝐏𝐳 . 𝐕
𝐍= (𝐇𝐩)
𝟕𝟓 . 𝟔𝟎
𝐝𝟏 − 𝐝𝟐 Dimana :
𝐓𝐠𝛂 =
𝟐𝐋 d1 : Diameter awal (mm)
d2 : Diameter akhir (mm)
L : Panjang yang dibuat tirus (mm)
12
g. Perhatikan poros yang berputar
h. Dengarkan kelainan suara mesin
i. Tekan handle penjalan
13
Memasang pahat Memasang pahat Mengukur pahat setinggi
menggunakan ganjal tanpa ganjal senter
14
Petunjuk umum : membuat alur dan alur muka, untuk
keselamatan pahatdan benda kerja harus
menggunakan putaran mesin yang lambat.
Langkah kerja :
a. Pilih dan bersihkan pahat alur dan alur muka
b. Pasang pahat setinggi senter
c. Setel kecepatan mesin pada putaran lambat
d. Ukur batas alur terhadap permukaan benda kerja
e. Hidupkan mesin lakukan penyayatan percobaan
f. Ukur diameter alur dengan menggunakanmistar sorong sesuai dengan ukuran
yang diinginkan
g. Pasang pahat alur muka setinggi senter
h. Setel kecepatan mesin pada putaran lambat
i. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan percobaan (saat penyayatan percobaan
pergeseran pahat dilakukan dengan tangan)
j. Lakukan penyayatan selanjutnya, ukur lebar dan dalamnya alur dengan
menggunakan mistar sorong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
Benda Kerja
Pahat
15
2.12 Cara membubut pinggulan
Petunjuk umum : Membubut pinggulan dari kedua ujung
poros masing – masing dikerjakan setiap
ujung setelah benda kerja selesai. Besar sudutnya
o
45
Langkah kerja :
a. Pilih pahat bentuk yang bersudut 90o
b. Pasang pahat setinggi senter dan tegak lurus terhadap benda kerja. ( saat memilih
pahat harus tepat bersudut 90o dimana pada bagian ujungnya merupakan segitiga
sama kaki)
c. Setel mesin dengan putaran lambat (saat memindahkan putaran, mesin dalam
keadaan mati)
d. Hidupkan meisn, lakukan penyayatan dengan jalan memajukan eretan melintang
secara perlahan lahan sampai tebal pinggulan yang dikehendaki
e. Ukur jarak pinggulan dengan menggunkan mistar sorong.
16
g. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan percobaan (jika penyayatan yang akan
ditiruskan dari diameter kecil ke diameter besar kemiringan eretan atas didorong
dengan tangan kanan, dan jika dari diamter besar ke diameter kecil dorong dengan
tangan kiri)
h. Lakukan penyayatan selanjutnya, gerakkan pahat dengan tangan
i. Ukur diameter yang diinginkan dengan menggunakan mistar sorong.
17
2.15 Cara memotong dengan pahat potong
Petunjuk umum : Memotong benda kerja dengan mesin bubut
dapatdilakukan dengan pahat potong lurus dan
pahat potong lengkung dengan putaran lambat.
Langkah kerja :
a. Periksa dan pilih pahat potong
b. Teliti dan bersihkan cak
c. Periksa dan bersihkan tool post
d. Jepit benda kerja dengan cak
e. Setel putaran mesin pada putaran lambat
f. Pasang pahat setinggi senter
g. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan dengan arah putar benda kerja
menuju mata pahat
h. Ukur panjang panjang yang akan dipotong dari permukaan benda kerja
dengan mistar sorong
2.16 Cara mengebor dengan mesin bubut
Petunjuk umum : Mengebor dengan mesin bubut adalah menjepit
bendakerja dengan cak tiga rahang atau empat rahang,
sedangkan bor dijepit pada kepala lepas.
Langkah kerja :
a. Periksa dan bersihkan cak
b. Bersihkan kepala lepas dan periksa kedudukannya
c. Pilih, periksa dan bersihkan bor
d. Jepit benda kerja dengan cak
e. Masukkan penjepit bor pada kepala lepas, jepit bor sekuat mungkin
dengan kunci penjepit bor
f. Setel kecepatan mesin sesuai dengan petunjuk
g. Hidupkan mesin, lakukan pengeboran dengan menggerakkan sumbu
kepala lepas
Catatan :
- Hati – hati saan pertemuan pertama benda kerja, jangan terjadi
gerak miring kesamping.
- Pada pengeboran yang panjang, sesekali bor dimundurkan
dengan tujuan memutuskan geran dan mengeluarkannya.
2.17 Cara membubut lubang bertingkat
Petunjuk umum : Membubut lubang bertingkat pada prinsipnya sama dengan
membuat lubang, dimana pada sumbu yang sama mempunyai
tingkat diameter yang lain. Penyayatan dimulai dengan lubang
yang kecil dan diakhiri dengan diameter yang besar.
18
Benda Kerja
Bor / Pahat
19
2.18 Cara membubut tirus dalam
Petunjuk umum : Membubut tirus dapat dilakukan dengan eretan atas
penggeseran pahat dilakukan dengan tangan, atau perlengkapan
tirus sehingga penyayatan dapat dilakukan secara otomatis.
Langkah kerja :
a. Pilih dan periksa ketajaman pahat rata dalam
b. Bersihkan tool post, pasang pahat setinggi senter
c. Periksa apakah pahat sudah masuk kedalam lubang
d. Kerjakan pergeseran sudut eretan sesuai dengan perhitingan
e. Setel kecepatan mesin sesuai dengan ketentuan
f. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan percobaan
g. Lakukan penyayatan selanjutnya, matikan mesin dan ukur diameter sesuai
dengan yang dikehendaki.
Peralatan
Adapun beberapa peralatan pada proses pembubutan antara lain :
a. Mesin bubut
b. Mistar sorong
c. Pahat rata, sisi, ulir
d. Penggaris
e. Kunci chuck
f. Kacamata bubut
g. Minyak pelumas
h. Majun
i. Kuas pembersih
LangkahProses pengerjaanBubutKombinasi
a. langkah 1
- Ambil benda kerja yang telah disediakan
- Buat senter pada benda kerja
- Pasang benda kerja pada chuck
20
- Pasang pahat pada tool post
- Senter ketinggian pahat dengan tails stock satu garis
- Cari besarnya putaran yang sesuai dengan diameter benda kerja
- Lakukan penyayatan seperti pada gambar kerja
b. langkah 2
- Ambil benda kerja yang telah disediakan
- Buat senter pada benda kerja
- Pasang benda kerja pada chuck
- Pasang pahat pada tool post
- Senter ketinggian pahat dengan tails stock satu garis
- Cari besarnya putaran yang sesuai dengan diameter benda kerja
- Kupas dengan pahat rata sesuai dengan gambar kerja
- Gantikan pahat rata dengan pahat alur
- Lakukan pemotongan alur dengan pahat potong seperti pada gambar kerja
- Gantikan pahat alur
- Pada pemotongan tirus, terlebih dahulu adalah geserkan derajad pada eretan
sesuai perhitungan
- Lakukan sesuai dengan gambar kerja
- Selanjutnya pahat diganti dengan pahat ulir
- Setting panel pada mesin bubut menjadi pembubutan ulir dengan W 12
- Lakukan pembubutan ulir secara otomatis
- Lepaskan benda kerja dan bersihkan mesin serta kembalikan peralatan pada
tempatnya semula.
- Kumpulkan benda kerja pada asistan
c. langkah 3
- Ambil benda kerja yang telah disediakan
- Buat senter pada benda kerja
- Pasang benda kerja pada chuck
- Pasang pahat pada tool post
- Senter ketinggian pahat dengan tails stock satu garis
- Cari besarnya putaran yang sesuai dengan diameter benda kerja
- Ratakan permukaan ujung dengan pahat rata
- Pasang bor pada kepala lepas dan bor sampai ukuran seperti dalam pada
gambar
- Ganti bor dengan pahat, pasang pada tool post
- Perbesar lubang dengan cara membubut dalam pakai pahat dalam
- Jika sudah selesai, lepas benda kerja dan bersihkan mesin serta alat
- Kumpulkan benda kerja pada asistan
d. langkah 4
- Ambil benda kerja yang telah disediakan
- Buat senter pada benda kerja
- Pasang benda kerja pada chuck
- Pasang pahat pada tool post
21
- Senter ketinggian pahat dengan tails stock satu garis
- Cari besarnya putaran yang sesuai dengan diameter benda kerja
Gambar kerja
a. BubutKombinasi
22
BAB III
MESIN BOR
Mesin bor adalah suatu jenis mesin geraknya memutarkan alat pemotong yang arah
pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).
Sedangkan pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam
lembaran kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan memiliki
fungsi untuk membuat lubang. Membuat lubang bertingkat, membesarkan lubang,
chamfer.
23
Gambar 2.2 Jenis – jenis mata bor.
(Degarmo E. P., Black T. J dan Kohser R. A., 2003)
24
disangga dengan batang pendukung. Mesin bor ini biasanya dirancang untuk
pengeboran benda – benda yang berat dan besar.
c. Mesin bor radial
Mesin bor radial khusus dirancang untuk benda – benda yang besar dab berat. Mesin
ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja mesin telah terpasang secara
permanen pada landasan atau alas mesin.
d. Mesin bor koordinat
Mesin bor koordinat pada dasarnya sama dengan mesin bor lainnya. Perbedaannya
terdapat pada pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor koordinat digunakan untuk
melakukan pengeboran / pembesaran lubang dengan jarak titik pusat antara masing –
masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang tinggi. Untuk mendapatkan ukuran
ketelitian yang tinggi tersebut digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam
arah memanjang dan melintang dengan bantuan sistem optik.
Rumus Perhitungan
a. Kecepatan Potong
𝜋 .𝑑 .𝑛
𝑉=
1000
b. Gaya pengeboran :
Bahanbaja
Gaya pengeboran = C1 .d . S0,7 kg
Dimana : C1 : 84,7 (untukbahanbaja)
Bahanbesituang
Gaya pengeboran = C2 .d . S0,8 kg
Dimana: C2 : 60,5 (untukbahanbesituang)
c. Daya Pemotongan
Mpt .n
N= (KW)
716,2 .1000 .1,36
25
s : Feeding (mm/put)
TTotal = Tm + T persiapan
L
Tm = s .n (menit)
Langkah kerja :
1. Periksa kelistrikan mulai dari panel induksi hingga sekring
2. Periksa switch pengaman
3. Periksa hubungan V belt dengan puli
4. Lumasi bagian yang bergesekan
5. Tekan switch penjalan
6. Perhatikan poros yang berputar
7. Dengarkan kelainan suara mesin
8. Matikan mesin ubah kecepatan sesuai kebutuhan
9. Tekan switch penjalan
10. Matikan mesin, ubah kecepatan yang lebih kecil
11. Tekan switch penjalan
26
Pelaksanaan Praktek
1. Peralatan
a. Penggores
b. Mistar baja
c. Penitik
d. Palu baja
e. Kikir
f. Penyiku
g. Gergaji besi
h. Mata bor 5,5 ; 7 ; 10,5 ; 12,5
i. Majun
j. Kuas dan sapu pembersih
2. Proses pengerjaan
a. Ambil benda kerja yang telah disediakan
b. Garis benda kerja, kemudian dibagi 2 dengan ukuran yang sama
c. Periksa dengan siku
d. Kikir permukaan yang baru dipotong sampai ukuran sama
e. Titik benda kerja sesuai ukuran pada gambar kerja menggunakan penitik
f. Siapkan alas kayu, kemudian mulailah pengeboran sesuai dengan ketentuan
g. Pengeboran dilakukan dari ukuran mata bor kecil
h. Setelah selesai, bersihkan mesin serta alat yang digunakan
i. Kembalikan peralatan yang dipakai, serahkan benda kerja pada asisten
3. Gambar kerja
27
BAB IV
MESIN FRAIS
4.1 Defenisi
Mesin frais (milling) adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas
bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain
mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian
istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan
dimensi yang dikehendaki.
Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi
proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling
agar tidak cepat aus.
Proses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda kerja
menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan
dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pisau ini bisa menghasilkan proses
pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau
melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga berbentuk kombinasi dari beberapa
bentuk. Mesin (Gambar dibawah) yang digunakan untuk memegang benda kerja,
memutar pisau, dan penyayatannya disebut Mesin Frais (Milling Machine).
(Degarmo E. P., Black T. J dan Kohser R. A., 2003) Gambar 3.1 Mesin Frais.
28
Gambar 2.3 Slab milling.
29
Gambar 3.5 a) Frais naik, b) frais turun.
1. Frais naik (up milling)
Frais naik biasanya disebut frais konvensional (conventional milling). Gerak dari
putaran pisau berlawanan arah terhadap gerak makan meja Mesin Frais. Sebagai
contoh, pada proses frais naik apabila pisau berputar searah jarum jam, benda kerja
disayat ke arah kanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais
naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian menebal.
Proses frais ini sesuai untuk Mesin Frais konvensional/manual, karena pada mesin
konvensional backlash ulir transportirnya relatif besar dan tidak dilengkapi backlash
compensation.
30
Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagianmesin yang lain
seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin (cooling ).
4. Transmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerakdengan yang
digerakkan.
5. Knee
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Padabagian ini
terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
6. Column / tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagianmesin yang lain.
7. Base / dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopangbadan / tiang.
Tempat cairan pendingin.
8. Control
Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak.
31
Gambar3.8 Berbagai jenis bentuk pisau frais horizontal dan vertikal.
Perhitungan
Ukuran – ukuran roda gigi :
1. Diameter lingkaran tusuk : Dt =Z.M
2. Diameter lingkaran luar : Dl = Dt + 2Hv
= Dt + 2.(0,8M)
= Dt + 1,6 M
3. Diameter lingkaran dalam : Dd = Dt – 2 M
= Dt – 2 M
Dmana :
Z : Banyaknya gigi
M : Modul gigi
40
Rumus putaran engkol :
n
32
Dimana :
n : Jumlah banyaknya gigi / Z
Piring pembagi terbagi beberapa lubang : 34, 32, 30, 28, 26, 24 dll
Dalamnya gigi : W = 2,157 M jika gigi berukuran mm
4 Cs
Rpm =
D
Dimana :
Cs : Kecepatan potong benda kerja
D : Diameter pisau frais (inch)
33
h. Hidupkan mesin lakukan penyayatan percobaan
Catatan :
- Untuk menunjukkan piau frais perata bersinggungan dengan benda kerja, pasang
kertas diatas benda kerja
- Gunakan penyayatan berlawanan, jka menghendaki penyayatan tebal.
34
BAB V
MESIN SKRAP
5.1 Pengertian
Mesin sekrap (shaping machine) disebutpula mesin ketam atau serut. Mesin ini
digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur, dan
lain-lain pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring. Mesin sekrap adalah suatu mesin
perkakas dengan gerakan utama lurus bolak-balik secara vertikal maupun horizontal.
Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong
dalam keadaan diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak-balik atau
maju mundur melakukan penyayatan. Hasil gerakan maju mundur lengan mesin/pahat
diperoleh dari motor yang dihubungkan dengan roda bertingkat melalui sabuk (belt). Dari
roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda gigi antara dan dihubungkan ke roda gigi
penggerak engkol yang besar. Roda gigi tersebut beralur dan dipasang engkol melalui tap.
Jika roda gigi berputar maka tap engkol berputar eksentrik menghasilkan gerakan maju
mundur lengan. Kedudukan tap dapat digeser sehingga panjang eksentrik berubah dan
berarti pula panjang langkah berubah.
35
Gambar 4.2 Penyayatan oleh cutter terhadap workpiece.
3. Mesin planner
Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang panjang dan besar (berat). Benda
kerja dipasang pada eretan yang melakukan gerak bolak-balik, sedangkan pahat
membuat gerakan ingsutan dan gerak penyetelan. Lebar benda ditentukan oleh
jarak antartiang mesin. Panjang langkah mesin jenis ini ada yang mencapai
200sampai 1.000 mm.
36
Bagian – Bagian Mesin Skrap
37
8. Tuas penggerakan otomatis meja melintang
Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjang
engkol yang mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi menjadi gerakan lurus
meja. Dengan demikian meja melakukan gerak ingsutan (feeding).
38
g. Lakukan penyayatan selanjutnya secara otomatis
39
4. Cara mneykrap bertingkat
Petunjuk umum :
Menyekrap bertingkat adalah pekerjaan kombinasi antara
menyekrap datar dan siku pada benda kerja
Langkah kerja :
a. Matikan mesin, buka pahat sekrap lurus
b. Pasang pahat sekrap sisi
c. Miringkan pelat pemegang pahat, dengan membuka baut pengikatnya dan
kencangkan kembali
d. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan kearah bawah dengan memutarkan
eretan tegak
e. Periksa ukuran bidang datar dan tegak dengan mistar sorong
f. Lakukan penyayatan bidang datar tingkat kedua
g. Lakukan gerakkan kombinasi antara menyekrap datar dan tegak, hingga
tingkat terakhir
h. Periksa ukuran seluruh bidang datar dan mendatar dengan mistar sorong
5. Cara menyekrap alu luar
Petunjuk umum : Menyekrap alur luar adalah membuat alur dengan
menggunakan pahat ketam alur, dimana penyayatan dengan
penggeseran eretan tegak kearah bawah
Langkah kerja :
a. Pilih pahat alur sesuai dengan lebar alur yang akan dibuat
b. Periksa dan bersihkan ragum
c. Pasang parallel strip pada alas ragum
d. Jepit benda kerja dengan ragum
e. Jepit pahat pada pemegang pahat sekuat mungkin
f. Atur langkah lengan
g. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan (penyayatan dengan memutarkan
tegak arah kebawah)
h. Periksa ukuran dalam dan lebar alur, gunakan mistar sorong
40
6. Cara menyekrap miring
Petunjuk umum :
Menyekrap miring adalah menyekrap kearah bawah dengan
memutarkan eretan tegak, memiringkan eretan tegak sesuai
dengan besar sudut yang diinginkan
Langkah kerja :
a. Berishkan ragum dan pasang parallel strip
b. Jepit benda kerja dengan ragum
c. Jepitkan pahat sekrap lurus pada pemegang pahat, sekuat mungkin
d. Atur langkah lengan
e. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan datar
f. Matikan mesin, miringkan eretan tegan sesuai dengan besar sudut yang
diinginkan
g. Pasang pahat sisi, atur kemiringan pelat pemegang pahat
h. Hidupkan mesin, lakukan penyayatan
i. Periksa ukuran yang diinginkan dengan mistar sorong
Perhitungan
2.L.n
Cs = (m/menit)
1000 . c
Dimana :
Cs : Kecepatan potong (m/menit)
L : Panjang langkah (mm)
Panjang benda kerja + (10 s/d 15) menit
n : Langkah tiap menit
c : Perbandingan waktu potong
41
Waktu potong 3
c = = = 3/5
Waktu total 3+2
TTotal = T + TPersiapan
S
T = x i (menit)
n
W
S= (langkah)
F
Dimana :
T : Waktu pengerjaan (menit)
S : Banyak langkah (Langkah)
n : Langkah tiap menit
I : Banyaknya penyayatan
W : Lebar benda kerja (mm)
F : Hantaran (mm/langkah)
t : Tebal pemakanan (mm)
42
Pelaksanaan praktek
1. Peralatan
Pada proses pengerjaan permesinan sekrap adapun beberapa alat yang biasa
digunakan antara lain :
a. Penggores
b. Mistar baja
c. Penitik
d. Jangka sorong
e. Kikir
f. Waterpas
g. Majun
h. Kuas dan sapu pembersih
2. Proses pengerjaan
a. Ambil benda kerja yang telah disediakan
b. Pasanglah benda kerja pada mesin sekrap dengan mencari kerataannya dengan
waterpas
c. Sekraplah keempat sisi menjadi seperti pada gambar dengan dimensi yang
tepat
d. Bila selesai, bersihkan mesin dan alat yang digunakan
e. Kembalikan peralatan pada loker tools
f. Serahkan benda kerja pada asistan
3. Gambar kerja
43
BAB. VI
TATA TERTIB
PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK
Apabila Praktikan melanggar tata tertib seperti tersebut diatas maka akan
dikenakan sangsi..!!
44
DAFTAR PUSTAKA
45