Anda di halaman 1dari 18

3.

intervensi dan rasional

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Tujuan dan ktriteria hasil Intervensi


Kolaborasi

1. Hipertermia NOC: NIC :


Berhubungan dengan: Thermoregulasi setelah dilakukan tindakan a. Monitor suhu sesering mungkin
a. Penyakit/ trauma keperawatan selama Pasien menunjukkan: b. Monitor warna dan suhu kulit
b. Peningkatan metabolisme a. Suhu tubuh dalam batas normal dengan c. Monitot tekanan darah, nadi dan RR
c. Aktivitas yang berlebih kriteria hasil:36-37 ℃ d. monitor penurunan tingkat kesadaran
d. Dehidrasi b. Nadi dan RR dalam rentang normal monitor WBC, Hb, dan Hct
c. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak e. monitor intake dan output
DO/DS :
ada pusing f. berikan anti piretik
a. Kenaikan suhu tubuh diatas g. kelolah antibiotik
rentang normal h. selimut pasien
b. Serangan atau konvulsi i. berikan cairan intravena
(kejang) j. kompres pasien pada lipat paha dan
c. Kulit kemerahan aksila
d. Pertambahan RR k. tingkatkan sirkulasi udara
e. Takikardi l. tingkatkan intake cairan dan nutrisi

28
f. Kulit m. monitor TD, nadi, suhu, dan RR
n. catat adanya fluktuasi tekanan darah
o. monitor hidrasi seperti turgor kulit,
kelembapan membran mukosa.

2. Nyeri akut NOC : NIC:


Berhubungan dengan : Agen I a. Pain level a. Lakukan pengkajian nyeri secara
njuri (biologi, kimia, fisik, b. Pain control komprehensif termasuk lokasi,
psikologis, kerusakan jaringan c. Comfort level Setelah dilakukan tindakan karakteristik, durasi frekuensi, kualitas
DS: keperawatan selama pasien tidak dan faktor presipitasi
a. Laporan secara verbal mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: Observasi reaksi nonverbal dari
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab ketidaknyamanan
DO:
nyeri, mampu menggunakan tehnik b. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
a. Posisi untuk menahan nyeri nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, dan menemukan dukungan
b. Tingkah laku berhati-hati mencari bantuan) c. Kontrol lingkungan yang dapat
c. Gangguan tidur (mata sayu, b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang mempengaruhi nyeri seperti suhu
tampak capek, sulit atau dengan menggunakan manajemen nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
gerakan kacau, menyeringai ) c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, d. Kurangi faktor presipitasi nyeri
d. Terfokus pada diri sendiri frekuensi dan tanda nyeri ) e. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

29
e. Fokus menyempit (penurunan d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri menentukan intervensi
persepsi waktu, kerusakan berkurang f. Ajarkan tentang teknik non farmakologi :
proses berpikir, penurunan e. Tanda vital dalam rentang normal nafas dala, relaksasi, distraksi, kompres
interaksi dengan orang dan f. Tidak mengalami gangguan tidur hangat/ dingin
lingkungan) g. Berikan analgetik untuk mengurangi
f. Tingkah laku distraksi, contoh nyeri
jalan-jalan menemui orang lain h. Tingkatkan istirahat
dan/ atau aktivitas, aktivitas i. informasi tentang nyeri seperti penyebab
berulang-ulang) nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang
g. Respon autonom (seperti dan antisipasi ketidaknyamanan dari
iaphoresis, perubahan tekanan prosedur
darah, perubahan nafas, nadi j. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
dan dilatasi pupil ) pemberian analgesik pertama kali
h. Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
i. Tingkah laku ekspresif (contoh
: gelisah, merintih, menangis,

30
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
j. Perubahan dalam nafsu makan
dan minum

3. Ketidakseimbangan nutrisi NOC: a. Kaji adanya alergi makanan


kurang dari kebutuhan tubuh a. Nutritional status : Adequacy of nutrient b. Kolaborasi denagn ahli gizi untuk
Berhubungan dengan: b. Nutritional status : Food and fluid intake menentukan jumlah kalori dan nutrisi
Ketidakmampuan untuk c. Weight control setelah dilakukan yang dibutuhkan pasien
memasukan atau mencerna keperawatan selama nutrisi kurang teratasi c. Yakinkan diet yang dimakan
nutrisi oleh karena faktor dengan indikator : mengandung tinggi serat untuk
biologis, psikologis atau a. Albumin serum mencegah konstipasi
ekonomi. b. Pre albumin serum d. Ajarkan pasien bagaimana membuat
DS : c. Hematokrit catatan makanan harian
a. Nyeri abdomen d. Hemoglobin e. Monitor adanya penurunan BB dan gula
b. Muntah e. Total iron binding capacity darah
c. Kejang perut f. Jumlah limfosit f. Monitor lingkungan selama makan
d. Rasa penuh tiba-tiba g. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selamam jam makan

31
e. Setelah makan h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut kusam, total
DO :
protein, Hb dan kadar Ht
a. Diare j. Monitor mual dan muntah
b. Rontok rambut yang berlebih k. Monitor pucat, kemerahan , dan
c. Kurang nafsu makan kekeringan jaringan konjungtiva
d. Bising usus berlebih l. Monitor intake nutrisi
e. Konjungtiva pucat m. Informasikan pada klien dan keluarga
f. Denyut nadi lemah tentang manfaat nutrisi
n. Kolaborasi dengan dokter tentang
kebutuhan suplemen makanan
o. NGT/TPN sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan
p. Atur posisi semi fowler atau fowler
tinggi selama makan
q. Kelola pemberan anti emetik
r. Anjurkan banyak minum
s. Pertahankan terapi IV line

32
t. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oval

4. Defisit volume cairan NOC : NIC :


Berhubungan dengan : a. fluid balance a. pertahankan catatan intake dan autput
a. Kehilangan volume cairan b. hydration nutritional status : food and yang akurat
secara aktif fluid intake setelah dilakukan tindakan b. monitor status hidrasi (kelembapan
b. Kegagalan mekanisme keperawatan selama defisit volume cairan membran mukosa, nadi adekuat, tekanan
pengaturan teratasi dengan kriteria hasil : darah ortostatik), jika diperlukan
a. mempertahankan urine autput sesuai c. monitor hasil lab yang sesuai dengan
DS :
dengan usia dan BB, BJ urine normal, retensi cairan (BUN, Hmt, osmolalitas
a. Haus b. tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam urin albumin, total protein )
bata normal d. monitor vital sign setiap 15 menit – 1
DO:
c. tidak ada tanda dehidrasi jam
a. Penurunan turgor kulit/ lidah d. elastisitas turgor kulit baik, membran e. kolaborasi pemberian cairan IV
b. Membran mukosa/ kulit kering mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang f. monitor status nutrisi
c. Peningkatan denyut nadi, berlebihan g. Berikan cairan oral
penurunan tekanan darah, e. orientasi terhadap waktu dan tempat baik h. Berikan peggantian nasogastrik sesuai
penurunan volume/ tekanan f. jumlah dan irama pernapasan dalam batas autput (50-100cc/jam )

33
nadi normal i. Dorong keluarga untuk membantu pasien
d. Pengisian vena menurun g. elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal makan
e. Perubahan status mental pH urin dalam batas normal j. Kolaborasi dokter jika tanda cairan
f. Kosentrasi urine meningkat h. intake oral dan intravena adekuat berlebih muncul memburuk
g. Temperatur tubuh meningkat k. Atur kemungkinan tranfusi
h. Kehilangan berat badan secara persiapan untuk tranfusi
tiba-tiba l. Pasang kateter jika perlu
i. Penurunan urine output m. Monitor intake dan urin autput setiap 8
j. HMT meningkat jam
k. kelemahan

5. Intoleransi aktivitas NOC : NIC :


Berhubungan dengan : a. Self care : ADLs a. Observasi adanya pembatasan klien
a. Tirah baring atau b. Toleransi aktivitas dalam melakukan aktivitas
imobilisasi c. Konservasi energi b. Kaji adanya faktor yang menyebabkan
b. Kelemahan menyeluruh d. setelah dilakukan tindakan keperawatan kelelahan
c. Ketidakseimbangan antara selama pasien bertoleransi terhadap c. Monitor nutrisi dan sumber energi yang
suplei oksigen dengan aktivitas dengan kriteria hasil: adekuat
kebutuhan gaya hidup yang a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa d. Monitor pasien akan adanya kelelahan

34
dipertahankan disertai peningkatan tekanan darah, nadi fisik dan emosi secara berlebihan
dan RR e. Monitor respon kardivaskuler terhadap
DS :
b. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari aktivitas (takikardi, distrimia, sesak
a. Melaporkan secara verbal (ADLs) secara mandiri nafas, diaporesis, pucat, perubahan
adanya kelelahan atau c. Keseimbangan aktivitas dan istirahat hemodinamik )
kelemahan f. Monitor pola tidur dan lamanya tidur dan
b. Adanya dyspnea atau lamanya tidur/ istirahat pasien
ketidaknyamanan saat g. Kolaborasi dengan tenaga
beraktivitas h. Rehabilitasi medik dalam
merencanankan program terapi yang
DO :
tepat 11j
a. Respon abnormal dari tekanan i. Bantu klien untuk mengidentifikasi
atau nadi terhadap aktifitas aktivitas yang mampu dilakukan
b. Perubahan ECG : Aritmia, j. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
iskemia yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
k. Bantu untuk mengidentivikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan

35
untuk aktivitas yang diinginkan
l. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda, krek
m. Bantu untuk mengidentifikasi aktifitas
yang disukai
n. Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
o. Bantu klien pasien/ untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
p. Sediakan penguatan positif bagi yang
aktif beraktivitas
q. Bantu pasien untuk mengembangkan
motivitas diri dan poenguatan
r. Monitor respon fisik, emosi, social dan
spiritual.

6. Nausea Berhubungan dengan Setelah diberikan tindakan NIC :


adanya iritasi gastrointestinal keperawatan selama 2x24

36
ditandai dengan mual jam di harapkan mual
Nausea management
muntah pasien berkurang
Dengan kriteria hasil.
a. Lakukan pengkajian mual secara lengkap
termasuk frekuensi,durasi, tingkat
NOC : Nausea & Vomiting mual,dan faktor penyebab mual.
b. .Evaluasi efek mual terhadap nafsu
Control
makan, aktivitas sehari-hari dan tidur
pasien
a. Pasien dapat mengetahui dan menghindari c. Berikan istirahat dan tidur yang adekuat
penyebab mual untuk mengurangi mual
b. Menggunakan obat antiemetik d. Kolaborasi pemberian obat
antiemetik:Metoclopramide 0,5mg/berat
Nausea & Vomiting badan sebanyak 3xsehari
e. Anjurkan muakan sedikit tapi sering dan
Severity dalam keadaan hangat
f. .Anjurkan pasien rutin minum air putih
sesuai anjuran
a. Frekuensi mualpasien berkurang
b. Intensitas mual pasien berkurang
Vomiting Management
c. .Frekuensi muntah pasien berkurang
d. Intensitas muntah pasien berkurang
a. Lakukan pengkajian muntah dari warna,
e. Tidak ada peningkatan sekresi air liur
konsistensi, ada tidaknya darah, waktu
dan kekuatan muntahnya.
Nutritional Status :
b. Mengukur volume muntah pasien
c. Mempertahankan kebersihan mulut
Food & Fluin Intake
pasien dengan tetap menggosok gigi

37
a. Pemasukan makanan dan minuman secara selama sakit dan berkumur setelah
oral kedalam tubuh terpenuhi sesuai muntah
dengan indikasi d. Membersikan setelah pasien muntah
b. Terpenuhinya pemasukan nutrisi lewat untuk menghilangkan bau dari muntahan
parenteral jika tidak dapat lewat oral dengan berkumur
e. Ajari menggunakan tehnik non
farmakologi seperti relaksasi dan
mendengarkan musik untuk pengalih
perhatian terhadap mual muntah pasien
f. Menganjurkan menghirup wangi
aromateraphy untuk menangani muntah.

Nutritional Monitoring

a. Memantau turgorkulit dan mobilitas


pasien
b. Memantau mual dan muntah setiap hari
c. Memantau asupan kalori dan makanan
pasien sesuai dengan anjuran
d. Mengidentifikasi perubahan selera
makan dan aktivitas pasien
e. Memantau faktor penentu pola makanan
seperti makanan yang disuka, makanan
dan yang tidak disuka namun tidak
bertentangan dengan penyakitnya
(seperti makanan pedas,makanan

38
berlemak)
f. Melakukan pemantauan uji lab seperti
hematokrit, hemoglobin, leukosit,
trombosit dan LED

7. Resiko perdarahan b.d NOC : NIC :


penurunan faktor-faktor a. Blood lose severity a. Monitor ketat tanda-tanda perdarahan
pembekuan darah b. Blood koagulation b. Catat nilai Hb dan Ht sebelum dan
sesudah terjadinya perdarahan
Kriteria hasil :
c. Jauhkan pasien dari barang berbahaya
a. Tidak ada kehilangan darah yang terlihat yang dapat mrnyebabkan perdarahan
b. Tekanan darah dalam batas normal d. Anjurkan pasien makan makanan yang
c. Hemoglobin, plasma, PT, PTT, dalam mengandung tinggi vitamin K
batas normal e. Kolaborasi dalam pemberian produk
darah jika diperlukan.

39
F. Telah Evidence Based Pranctice (EBP)
Pada kasus dikatakan bahwa jumlah platelet (trombosit) pasien yaitu 130.000sel/mm3, sedangkan rentang nilai normal platelet
pada orang dewasa yaitu 150.000-400.000sel/mm3 (Kusuma & Nurarif, 2014).
Sehingga dari data tersebut dapat diketahui bahwa pasien mengalami trombositopenia. Trombositopenia adalah suatu keadaan
dimana jumlah trombosit dalam tubuh menurun atau berkurang dari jumlah normalnya (Henilayati, 2015).

NO Peneliti/Tahun Judul Hasil Kelebihan Kekurangan

1. Subenthiran/2 Carica papaya Penelitian dalam jurnal Hasil penelitian Hasil penelitian
013 Leaves Juice tersebut dilakukan pada menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa
Significantly 145 pasien yang setelah pemberian jus setelah pemberian jus dari
Accelerates the mengalami DHF di Rumah dari daun papaya daun papaya (carica
Rate of Increase Sakit Tengku Ampuan (carica papaya) terjadi papaya) terjadi peningkatan
in Platelet Count Rahimah, Klang, Selangor, peningkatan yang yang signifikan terhadap
among Patients Malaysia dengan rentang signifikan terhadap jumlah trombosit pada pasien
with Dengue umur 18 sampai 60 tahun. jumlah trombosit pada yang mendapatkan intervensi

40
Fever and Pasien-pasien tersebut pasien yang tersebut dibandingkan dengan
Dengue nantinya dibagi ke dalam mendapatkan intervensi kelompok kontrol.
Haemorrhagic dua kelompok yaitu tersebut dibandingkan
Fever kelompok kontrol dan dengan kelompok
kelompok intervensi. kontrol.
Untuk kelompok
intervensi, disamping
mendapatkan perawatan
standar manajemen DHF
iberikan pula intervensi
pemberian jus segar dari
daun papaya (carica
papaya), yang dibuatdari
50 gram daun papaya.
Nantinya jus tersebut
diberikan selama 3 hari
berturut-turut dengan
frekuensi pemberian satu

41
kali sehari, yang diberikan
15 menit setelah sarapan.
Sedangkan untuk
kelompok kontrol hanya
mendapatkan standar
manajemen penanganan
DHF yang standar.Hasil
yang didapatkan dari
penelitian tersebut
menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan yang
signifikan dalam jumlah
trombosit rata-rata 40 jam
setelah pemberian jus dari
daun papaya (carica
papaya) dibandingkan
dengan kelompok kontrol
yang hanya mendapatkan

42
manajemen standar
penanganan DHF tanpa
adanya intervensi
tambahan.
Interv
2. Kasture/2016 AMulti-centric, pada 300 pasien di 5 pusat Pada saat proses pemberian
ensi intervensi daun pepaya di
Double-blind, termasuk pasien anak
denga pasien anak agak sulit
Placebo- berjumlah 150, untuk dikarenakan rasa dalam
n kandungan daun pepaya yang
controlled,Rand mengevaluasi khasiat dan
pembe dianggap tidak enak,sehingga
omized, keamanan ekstrak daun saat intevensi pun hanya
rian sedikit yang diminum oleh
Prospective papaya carica sebagai
daun pasien anak-anak
Study to terapi empiris untuk
papay
Evaluate the trombositopenia yang
a
Efficacy and terkait dengan demam
Safety of Carica berdarah. Seluruh subyek (carica papaya) aman
papaya Leaf yang dibagi menjadi untuk dikonsumsi
Extract, as kelompok kontrol dan karena daun yang
Empirical intervensi tersebut diikuti digunakan bebas dari
Therapy for perkembangannya selama

43
Thrombocytope 5 hari. Hasilnya setelah herbisida dan pestisida.
nia associated perawatan pada akhir hari Hal tersebut dibuktikan
with Dengue ke-5, jumlah rata-rata dengan tidak adanya
Fever trombosit dan nilai WBC pasien yang
menunjukkan peningkatan mengundurkan diri
yang signifikan pada dari penelitian karena
kelompok intervensi efek samping yang
dibandingkan dengan ditimbulkan dari
kelompok kontrol. pemberian jus daun
papaya (carica papaya)
tersebut.

44
45

Anda mungkin juga menyukai