Jelaskan prinsip perhitungan tetapan laju eliminasi dengan metode sigma minus
dan ekskresi urin komulatif (mid point time)!
Jawab :
6. e. Mengapa pada penetapan kadar asetosal dalam sampel urin yang diamati pada
spektroskopi adalah kadar asam salisilatnya ?
Jawab :
- Yang diamati pada penetapan kadar asetosal atau asam asetil salisilat karena pada p rinsipnya
metode kolorimetri pada penetapan kadar asam asetil salisilat merupakan pembentukan kompleks
antara besi nitrat dengan gugus fenolik asam salisilat pada asam asetil salisilat menjadi kompleks
besi salisilat yang berwarna ungu (Higuchi et al., 1961).
- Asetosal sendiri merupakan ester fenolik dari asam salisilat sehingga tidak dapat bereaksi dengan
Fe3+. Gugus ester tersebut harus dipecah melalui hidrolisis terlebih dahulu dengan NaOH
sehingga terbentuk Na salisilat dan Na asetat. Setelah diasamkan dengan HCl, asam salisilat hasil
hidrolisis asetosal dapat membentuk kompleks dengan pereaksi Fe3+ yang berwarna ungu yang
dapat diukur serapannya pada panjang gelombang sinar tampak (525 nm) (Higuchi et al., 1961).
- Pada prosesnya, kadar asetosal ditetapkan melalui pembacaan kadar asam salisilat yang
tereksresi pada urine menggunakan bantuan larutan Thrinder sebagai reagen. Larutan
Thrinder akan bereaksi dengan asam salisilat membentuk kompleks besi (III) salisilat
berwarna ungu yang dapat terdeteksi pada pembacaan menggunakan spetrofotometri Vis.
DAPUS :
Hakim, L. (2013). Farmakokinetik Klinis. Yogyakarta: Bursa Ilmu – Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada.
Haretwing-Otto, H. (1983). Pharmacokinetic Consideration of Common Analgesic and
Antipyretics. Analytical Journal Medicine, 75: 30-37.
Hollenberg, P. F. (2005). Absorption, Distribution, Metabolism, and Elimination. Dalam K. P.
Minneman, dan L. Wecker, Brody's Human Pharmacology : Molecular to Clinical (Ed. ke-4)
(hal. 27-29, 36). China: Elsevier Mosby.
Holtzman, S. G., dan Sung, Y.-F. (2005). Drugs to Control Pain. Dalam K. P. Minneman, dan L.
Wecker, Brody's Human Pharmacology: Molecular to Clinical (Ed. ke-4) (hal. 377-380, 387-
390). China: Elsevier Mosby.
Lacy, C. F., Armstrong, L. L., Goldman, M. P., dan Lance, L. L. (2005). Drug Information
Handbook. USA: Lexi-Comp Inc: 102, 164, 147-153, 1375- 1376, 1447-1448.
Paradkar, A. & Bakliwal, S., 2008, Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, Nirali Prakashan,
New Delhi.
Setiawati, A., Suyatna, F. D., dan Gan, S. (2007). Pengantar Farmakologi. Dalam Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Farmakologi dan
Terapi (Ed. ke-5) (hal. 11). Jakarta: Gaya Baru.
Shargel, L., dan Yu, A. B. (1985). Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan (Ed. ke-2).
Terjemahan dari Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 1985 oleh Fasich, Siti
Sjamsiah. Surabaya: Airlangga University Press: 53, 57, 201-220
Sweetman, S. C., 2007, Martindale The Complete Drug Reference, 35th edition. Pharmaceutical
Press, London.