Anda di halaman 1dari 17

Macam-Macam Sentuhan Setan Pada Diri Manusia

Sentuhan setan itu ada tiga macam, yaitu sentuhan berupa kesurupan,
sentuhan menembus jasad manusia tanpa kasurupan, dan sentuhan
dengan menguasai dan menimbulkan sakit.

a. Sentuhan Berupa Kasurupan

Sentuhan berupa kesurupan ini terjadi jika Jin menguasai badan


manusia seperti halnya api menguasai besi. Jin ini menundukkan
manusia hingga ia kehilangan kemampuan berpikir dan kemampuan
indrawi. Di badannya pun akan tampak sifat, tingkah laku, dan
kekuatan Jin. Ia tidak lagi bersifat manusia. Hal itu bisa berlangsung
selama beberapa detik atau menit atau bahkan terkadang lebih dari
satu jam atau hari.

Orang yang mengetahui kesurupan itu merasa bahwa orang yang


dilihatnya tidak dalam kondisi yang sadar (tidak normal). Jenis
sentuhan ini akan mengenai orang yang lemah dalam beragama.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِّ ‫الش ْيطَا ُن ِم َن ال َْم‬


‫س‬ َّ ُ‫وم الَّ ِذي َيتَ َخبَّطُه‬
ُ ‫ومو َن إِالَّ َك َما َي ُق‬ ِّ ‫ين يَأْ ُكلُو َن‬
ُ ‫الربَا الَ َي ُق‬
ِ َّ
َ ‫الذ‬

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri


melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran
(tekanan) penyakit gila ...." (Al-Baqarah 2:275)

Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan bahwa mereka


bangkit dari kubur seperti orang yang sadar dari kasurupan dan
kemasukan setan. Tujuannya adalah untuk menegakkan
kemungkaran.

Ya'la bin Murrah berkata, "aku melihat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi


wa Sallam, tiga kali. Tidak seorang pun melihat beliau sebelumku dan
tidak pula orang lain melihat beliau setelahku. Aku keluar bersama
beliau dalam suatu perjalanan. Apabila kami sampai di sebagian
perjalanan, kami melewati seorang wanita. Saya tidak mengetahui
berapa kali kejadian itu. Wanita itu berkata, 'Ya Rasulullah, ini bayiku,
tertimpa bala, kami tertimpa bala itu beberapa kali dalam sehari.
Beliau bersabda, 'Bawalah (bayi itu) kepadaku. Maka ia pun
mengangkatnya kepada beliau, maka bayi itu berada antara beliau dan
kelompok musafir. Beliau mendekatkan mulut lalu mengembuskan
kepadanya tiga kali dengan mengucapkan, Dengan nama Allah, aku
hamba Allah, usirlah musuh Allah.' (Perawi) berkata, 'Kami pun
kemudian pulang, lalu kami menemui (wanita itu) di tempat yang
sama dengan tiga ekor kambing. Beliau bertanya, 'Apa yang dilakukan
bayimu ?" (wanita itu) di tempat yang sama dengan tiga ekor
kambing. Wanita itu menjawab, 'Demi yang mengutusmu dengan haq,
kami tidak merasakan sesuatu darinya hingga hari Kiamat.' Lalu
beliau menyembih kambing-kambing itu seraya bersabda, "Turunlah,
ambillah satu darinya dan kembalikan sul sesuatu dalam shalatku
hingga aku tidak tahu shalat apa yang sedang aku kerjakan. Ketika aku
sadari, akisanya." (HR. Ahmad)

Utsman bin Abil Ash berkata, "Ketika Rasulullah menjadikan aku


sebagai utusan ke Thaif, muncu mendatangi Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam. Beliau menyapa,'Ibnu Abil Ash ?" Aku menjawab,
'Ya, wahai Rasulullah.' Beliau bertanya,'Apa yang terjadi padamu?"
Aku menjawab,'Ya Rasulullah, muncul sesuatu dalam shalatku hingga
aku tidak tahu shalat apa yang sedang aku kerjakan.' Beliau bersabda,
'Itu setan. Mendekatlah (ke sini).' Aku pun mendekati beliau dan
duduk di atas perut kakiku. (Perawi) berkata,' Beliau memukul dadaku
dengan tangan beliau dan meludah pada mulutku seraya
mengucapkan, 'Keluarkan wahai musuh Allah. "Beliau melakukannya
tiga kali kemudian berkata,'Lakukan amalanmu ini." Utsman berkata,
aku yakin setan itu tidak akan menggangguku setelahnya." (Shahih
Ibnu Maajah)

Abdullah bin Ubaidillah berkata,"Aku mendengar Abul Hasan Ali bin


Ahmad bin Ali al-Abkari. Datang kepada kami seorang dari Abkari
pada bulan Zulka'dah tahun 352. Ia berkata,'Ayahuku menceritakan
kepadaku dari kakekku, ia berkata, 'Aku berada di dalam masjid Abu
Abdullah Ahmad bin Hanbal, maka datanglah kepada al-Mutaakkil,
temannya, untuk memberi tahu bahwa seorang budak miliknya
kasurupan. Ahmad memintanya untuk mendoakan kepada Allah agar
disembuhkan. Lalu Ahmad mengambil dua sandal kayu dari tempat
wudhu lalu diberikan kepada temannya. Bawalah ini ke kampung
Amirul Mu'minin. Duduklah engkau pada bagian kepala budak ini.
Lalu engkau katakan kepada Jin dalam tubuhnya. Ahmad berkata
kepadamu, 'Manakah yang lebih engkau sukai, keluar dari budak
perempuan ini atau terkena tampar dengan sandal ini tujuh puluh kali
?' Teman ini pun pulang dan mengatakan seperti yang dikatakan
Imam Ahmad. Maka Jin itu berkata melalui lisan wanita budak ini,
'(Aku) mendengar dan taat kalau Ahmad memerintahkan kami untuk
tidak tinggal di Irak, maka kami tidak menetap di Irak. Ia orang yang
taat kepada Allah, barangsiapa yang taat kepada Allah, maka setiap
sesuatu (Allah) jadikan taat kepadanya. Jin itu pun keluar dari budak
perempuan lalu budak ini merasa tenang dan melahirkan beberapa
anak."

Ketika Ahmad meninggal, Jin ini kembali ke budak wanita tadi. Al-
Mutawakkil pun mendatangi temannya, Abu Bakar al-Maruzi dan
memberitahukan kondisinya. Lalu al-Maruzi mengambil sandal dan
membawa ke budak itu. Lalu Ifrit mengatakan kepadanya melalui
lisan budak itu, 'Aku tidak akan keluar dari wanita ini. Aku tidak
menaatimu dan tidak menerima perintahmu. Ahmad bin Hanbal
menaati Allah, maka Allah memerintahkan kepada kami untuk
menaatinya." Abul Hasan al-Asy'ari berkata, "Sesungguhnya mereka
berkata, "sesungguhnya Jin tidak dapat masuk ke dalam badan orang
yang kasurupan."

Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan, 'Tidak ada para imam


kaum muslimin yang mengingkari masuknya Jin ke dalam tubuh
orang yang kasurupan. Barangsiapa mengingkari hal itu dan mengaku
bahwa syara' mendustai kejadian itu, maka ia telah berdusta terhadap
syara' tidak ada dalil syar'i yang menafikan hal itu."

Ibnu Hazam menyatakan, "Hal yang benar adalah setan masuk ke


dalam tubuh manusia karena Allah memberikan kemampuan
kepadanya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran dan
mengembuskan tabiatnya yang kelam dan embusan yang bisa naik ke
kepala, sebagaimana ia memberitakan dirinya kepada setiap orang
yang kasurupan. Maka Allah jadikan orang itu dalam keadaan
kasurupan kala itu sebagaimana yang kita saksikan. Ini merupakan
nash Al-Quran."

Al-Qurthubi menyatakan, "Akal tidak memustahilkan adanya tingkah


laku para Jin dalam diri manusia. Jasad Jin itu halus dan sederhana
sebagaimana dikatakan oleh sebagian manusia, bahkan kebanyakan
mereka mengatakan,'Andai tubuh itu tebal, benar pula yang
mengatakan hal itu."

Ibnu Hajar berkata,"Kasurupan itu kadang disebabkan karena


datangnya Jin. Hal ini tidak akan menimpa kecuali terhadap jiwa yang
jelek, baik karena Jin menganggap baik penampilan manusia atau
bahwa kasurupan yang menimpakan penderitaan kepadanya. Ibnu
Hajar menarjihkan bahwa kasurupan yang menimpa Ummu Zafar
seorang sahabiah yang meminta kepada Rasulullah untuk
mendoakannya agar sembuh karena kemasukan Jin. Perawi
berkata,'Periwayatan ini dari berbagai jalan yang menjelaskan bahwa
yang menimpa Ummu Zafar adalah kasurupan Jin, bukan kasurupan
al-akhlath (kasurupan karena faktor medis) ."
Imam'adz-Dzahabi rahimahullah berkata, "Apabila engkau melihat
seorang ahli bid'ah berkata,'Jangan sebutkan kepada kami dalil dari
Al-Quran dan Sunnah tetapi coba buktikan dengan logika, maka
ketahuilah bahwa ia adalah Abu Jahal.' Jika Anda mendapat orang
yang mencari ketauhidan seraya berkata, 'Jangan sebutkan dalil naqli
dan aqli, namun buktikan kepada kami dengan perasaan dan
emosional, maka ketahuilah bahwa ia adalah Iblis yang menampakkan
diri dalam bentuk manusia atau menjelma bentuk manusia, maka
hindarilah. Jika tidak, maka jidalilah (bantahan keras) dia, dan
duduklah di atas dadanya, bacalah ayat kursi kepadanya dan cekiklah
ia."

Salah satu peristiwa yang menjelaskan hal ini adalah bahwasanya al-
Hajjal bin Yusuf hendak berpegang dengan opini umum manusia. Ia
pun keluar dalam keadaan kurang puas. Ia menemui syekhnya. Ia
berkata, "Apa pendapatmu terhadap para pemimpinmu ?" Syekh itu
menjawab, "sesungguhnya mereka dalam kegelapan yang
menunjukkan bahwa mereka bukan orang yang memadai
(kehidupannya).' Hajjaj bertanya lagi, 'Bagaimana pendapatmu
tentang pemimpinmu al-Hajjaj ?" Ia menjawab, 'Sesungguhya ia
bersifat dengan etika rendahan dan tidak memiliki fadhilah.'

Maka al-Hajaj merasa sedih dengan pertanyaanya itu seraya membaca


ayat:

"Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika


diterangkan kepadamu ... (Al-Maa'idah 5:101)

Al-Hajjaj kemudian berkata kepada syekh, Tahukah engkau siapa


saya?' Syekh itu, menjawab, 'Tidak'. Al-Hajjaj berkata,'Aku adalah al-
Hajjaj.' Syekh berkata, 'Saya Zaid bin Amir yang kasurupan setan
setiap hari. Aku sedang kasurupan, sehingga aku tidak tahu apa yang
aku katakan. Karena itulah manusia tidak menghukumku terhadap
perkataan atau perbuatanku dan hal yang timbul tiba-tiba dariku,
maka Al-Hajjaj memaafkan karena kepandaiannya untuk mengelak."

b. Sentuhan yang Menerobos Badan, Tanpa Kasurupan

Jin yang menerobos tubuh manusia dapat terjadi pada orang yang
saleh dan yang tidak. Dengan begitu maka akan terasa sakit, tanpa ada
kesurupan dan kadang kala berubah menjadi kasurupan. Hal ini
terjadi karena si penderita lalai berzikir dan lainnya. Jin tidak mampu
menyebabkan kasurupan pada manusia dengan terobosannya kecuali
jika ada faktor yang mendukung. Dalam hadits tentang hal ini,
diriwayatkan Muslim dan Abu Dawud dari Abu Sa'id al-Khudri r.a.
beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Apabila salah seorang
di antara kamu menguap maka hendaklah ia menaruh tangannya pada
mulutnya, karena setan dapat masuk. (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Masuknya Jin ke Dalam Badan itu Ada Dua Macam:

Pertama, masuknya dengan mengganggu. Dalam hal ini, Jin mengalir


dalam tubuh manusia melalui aliran darah hingga membisiki hati dan
dada, mengganggu dengan sesuatu yang melalaikan orang itu dari
amal saleh, sehingga melupakannya pekerjaan apa yang dilakukannya
dan apa yang hendak dikerjakannya, orang itu tidak tahu di mana Jin
itu dan mengapa hal itu terjadi.

Dari Shafiah binti Huyai, istri Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, ia


berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,, bersabda,
"Sesungguhnya setan itu mengalir pada anak Adam di tempat aliran
darah." (HR. Bukhari)

Syekh Abdul Aziz as-Salman menyatakan bahwa setan menerobos


badan manusia dan mengalir sebagaimana aliran darah.

Al-Amit ash-Shan'ani berkata, "Hakikatnya adalah sesungguhnya Iblis


memiliki tentara yang terdiri dari Jin dan manusia yang merupakan
bantuan terbesar dalam usaha untuk menyesatkan seorang hamba.
Allah telah memberikan kemampuan kepada Iblis untuk masuk
kedalam tubuh manusia, mengganggu dan membisiki hati manusia
dengan"belalainya". Ia juga masuk ke dalam mulut berhala (patung)
dan menyampaikan ucapannya ke dalam pendengaran kaum
penyembahnya. Ia juga melakukannya pada orang yang menyembah
kuburan karena Allah Ta'ala telah mengizinkannya untuk menerobos
anak Adam dengan kuda tunggangan dan kakinya."

Sebagian orang menyangka bahwa adanya Jin yang mengalir di dalam


tubuh manusia seperti yang disebutkan dalam hadits Shafiah yang lalu
bukanlah dalam arti mengalir yang sebenarnya, melainkan bermakna
majaz. Inilah sejumlah dugaan yang ada karena hadits yang
menyebutkan masalah ini merupakan keterangan yang pasti dan jelas,
tidak ada qarimah (indikasi lain), sehingga dipahami bukan secara
makna zahir dan tidak pula secara ilmu kedokteran atau secara logika
yang menafikan hal itu.

Jin memiliki kemampuan yang besar untuk itu yang tidak dapat
dicapai oleh manusia sebagaimana manusia tidak mampu untuk
mengetahui bagaimana cara terjadinya kasurupan. Para Jin dapat
menggambarkan sesuatu di dalam mimpi dan memberitahukan apa
yang ada di dalam hati. Hal ini juga telah disebutkan dalam Sunnah.

Al-Alamah bin Baz rahimahullah berkata, "Bahwa hal yang wajib


adalah memahami hadits tersebut secara zahir tanpa menakwilkan
dengan pemahaman yang berlawanan dengan makna zahirnya, karena
setan merupakan jenis makhluk yang tidak diketahui rincian
ciptaannya dan caranya untuk menguasai anak Adam. Hanya Allah
Subhanahu wa Ta'ala yang mengetahui hal itu."

Kedua, Sentuhan yang menggerakkan. Dalam sentuhan


menggerakkan ini, setan menerobos tubuh manusia. Ia melakukan
wakhz yaitu menusuk dari dalam tubuh, kadang menembus hingga
keluar. Lebih lanjut, ia bereaksi buruk hingga menyebabkan penyakit
berat seperti kolera dan lainnya.

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari hadits Abu


Musa ia meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam, bersabda,"Umat ini musnah karena tusukan (peperangan)
dan thaun (koleral) Mereka bertanya, "Ya Rasulullah, tusukan ini
kami mengetahuinya, apa itu tha'un ?" Beliau menjawab, 'Tusukan
musuhmu yakni Jin dan setiap yang merupakan syahadah (syahid
bagi yang mati karenanya)." (Shahih al-Jaami')

Al-Hafizh Ibnu Hajar menyatakan mengenai sabda wakhz. Ahli bahasa


berkata yaitu tusukan apabila tidak mengenai sasarannya, disebut
dengan wakhz karena ia menusuk dari dalam batin manusia ke keluar.
Pengaruh yang ditimbulkannya terjadi dari dalam terlebih dahulu,
kemudian baru memberi efek keluar. Terkadang tusukan itu tidak
tertembus, berbeda dengan tusukan manusia yang dimulai dari luar
kemudian ke dalam dan meninggalkan bekas di bagian luar dulu
kemudian baru ke bagian dalam.

Himnah binti Jahsy mengatakan pernah aku mengeluarkan haid yang


sangat banyak, lalu aku menemui Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,.
Aku berkata, "Ya Rasulullah, aku perempuan yang sangat banyak
berhaid. Apa pendapatmu tentang itu yang menyebabkan
menghalangi untuk shalat dan puasa ?" Beliau menjawab, 'Aku
menjelaskan Anda tentang al-Kursuf, karena ia dapat menghilangkan
darah." (Perawi) berkata, '(Darah) lebih banyak daripada itu. Beliau
bersabda, "Gantungkanlah."(Perawi) berkata, 'Hanya ia mengalir
(banyak). Beliau bersabda kepadanya, '(itu) hanyalah salah satu
gerakan (yang dilakukan) setan." (HR. Abu Dawud)
Al-Jauhari berkata, ar-rakdhu, gerakan seseorang, di antara firman
Allah Ta'ala, "Allah berfirman:

‫اب‬ َ ِ‫ض بِ ِر ْجل‬


ٌ ‫ك َه َذا ُمغْتَ َس ٌل بَا ِر ٌد َو َش َر‬ ْ ‫ْار ُك‬

'Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan


minum." (Shaad 38:42)

Imam Badruddin menyatakan bahwa setan bereaksi dalam hal cairan


khusus. Dengan demikian ia dapat menyebabkan berlebihannya
cairan badan. Karena itu pula, tukang sihir dengan bantuan setan
bereaksi untuk mencucurkan darah pada wanita dan aliran darah dari
kemaluannya, sehingga hampir saja membinasakannya. Inilah yang
dinamakan sebagai an-nazif. Dalam hal ini para tukang sihir dibantu
oleh setan, begitu pula dengan darah (pada kemaluan perempuan).
Maka ucapkan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Sebagiannya
membuktikan kebenaran, ini merupakan pengobatan dan penjagaan
diri.

c. Sentuhan Berupa Tusukan dan Menguasai

Pertama, Sentuhan tusukan. Dalam hal ini setan memukul dengan


kakinya dan menusuk dengan dua jarinya dari luar dan melemparkan
anak panahnya dan seterusnya yang merupakan usahanya untuk
menimbulkan pemusuhan antara dirinya dan anak Adam. Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, bersabda, "Tidak (seorang bayi pun)
yang dilahirkan melainkan ia disentuh setan lalu (bayi) itu menangis
kecuali Maryam dan anaknya, karena firman-Nya kepada ibunya,

Allah Ta'ala berfirman:

‫الر ِج ِيم‬ َّ ‫ك َوذُ ِّر َّيَت َها ِم َن‬


ِ َ‫الش ْيط‬
َّ ‫ان‬ َ ِ‫ِوإِنِّي أ ُِعي ُذ َها ب‬

'... dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak


keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang
terkutuk." (Ali Imran 3:36)

Dalam riwayat Abu Hurairah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,


berkata,"Setiap bani Adam ditusuk setan pada lambungnya dengan
dua jarinya ketika dilahirkan, kecuali Isa bin Maryam, (setan) datang
untuk menusuk maka ia menusuk pada hijab (penghalang)."

Salah satu dalil yang menunjukkan bahwa tusukan itu berlaku umum
adalah riwayat Ibnu Maajah dari hadits Zainab istri Abdullah bin
Mas'ud r.a, "Sesungguhnya ruqyah (syirkiyyah), tamimah dan tiwalah
itu syirik."

(Perawi) mengatakan lalu aku keluar pada suatu malam. Aku melihat
seseorang air mataku menetes bila memandangnya. Apabila aku
membaca ruqyah, maka air mata pun berhenti (bercucuran), apabila
tidak (membacanya lagi) maka air mata bercucuran. Ia berkata,
"Itulah setan, apabila engkau menaatinya maka ia meninggalkanmu,
dan apabila engkau mengingkarinya maka ia menusuk dengan jarinya
pada matamu, namun jika engkau melakukan sebagaimana yang
diperbuat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, maka itulah yang
lebih baik bagimu dan lebih pantas untuk kesembuhanmu.
Berkorbanlah dengan cucuran air matamu dan katakanlah. "Hilanglah
penyakit, wahai Tuhan manusia, sembuhkanlah, Engkaulah
penyembuh, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan (dari)-
Mu, yang tidak terulang lagi penyakit." (HR Ibnu Maajah)

Kedua, Sentuhan istihwaz. Yaitu seseorang yang dikelilingi setan dari


segala sudut. Sebagian mereka ada yang mengganggu, ada yang
menyembur dan ada pula yang menguasainya dengan
mengganggunya, dan menyemburnya terhadap yang tidak ber-
ta'awwuz dan doa. Orang yang dikuasainya itu kebingungan. Ia tidak
dapat membedakan mana yang makruf sehingga ia menganggap
mungkar. Ia tidak mengetahui yang mungkar sehingga ia menganggap
makruf. Hal itu tentu memberikan pengaruh bagi jiwa dan anggota
badan dengan kondisi keragu-raguan. Orang yang itu akan
mengerjakan sesuatu tanpa tujuan. Ia merasa senang mengerjakan
sesuatu yang bukan keinginannya karena setan menguasainya.
Mereka yang mengalaminya adalah kaum fasik dan pelaku maksiat.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala:
ِ َّ ‫ان أَاَل إِ َّن ِح ْزب‬
ِ ‫ان ُهم الْ َخ‬ ِ َ‫الش ْيط‬ ِ َ ِ‫الشيطَا ُن فَأَنساهم ِذ ْكر اللَّ ِه أُولَئ‬
‫اس ُرو َن‬ ُ َ‫الش ْيط‬ َ َّ ‫ب‬ُ ‫ك ح ْز‬ ْ َ ُْ َ ْ َّ ‫استَ ْح َو َذ َعلَْي ِه ُم‬
ْ

"Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa


mengingat Allah, mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi." (Al-
Mujaadalah 58:19)

Ibnu Katsir menyatakan dalam tafsirnya bahwa setan menguasai hati


mereka sehingga sering melupakan mereka untuk berdzikir kepada
Allah Azza wa Jalla. Ia meriwayatkan dari Abu Darda bahwa
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Tidaklah tiga
kampung atau pelosok yang tidak dilaksanakan shalat di antara
mereka melainkan setan menguasai mereka, maka hendaklah kamu
berjamaah karena serigala hanya memakan kambing yang berpisah
(dari jamaahnya)" (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan an-Nasa'i)

Ia menambahkan bahwa as-Saib berkata mengenai shalat berjamaah.


Firman Allah Ta'ala:

ٌ ‫ض لَهُ َش ْيطَانًا َف ُه َو لَهُ قَ ِر‬


‫ين‬ َّ ‫ش َعن ِذ ْك ِر‬
ْ ِّ‫الر ْح َم ِن ُن َقي‬ ُ ‫َو َمن َي ْع‬

"Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Tuhan) yang maha


pemurah (Al-Qur'an), kami adakan baginya setan (yang
menyesatkan maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya." (Az-Zukhruf 43:36)

Al-Baghawi menyatakan mengenai berpaling dari zikir kepada Ar-


Rahman, sehingga ia tidak merasa takut kepada siksa-Nya dan tidak
mengharapkan ganjaran-Nya. Nuqayyidh Lahusy Syaithan artinya kita
yang dipengaruhi setan dan dikuasainya, yang dijadikan teman, tak
pernah berpisah dengannya, dihiasai sifat buta kepadanya dan
mengkhayalkan bahwa itulah hidayah

MACAM-MACAM JENIS JIN 

Sesungguhnya tidaksemua jin itu setan, tetapi setan adalah bagian dari jin yang
ingkar terhadap perintah ALLAH SWT. Sebagaimana layaknya manusia, jin
adalah makhluk Allah yang acapkali benar dan salah, ada yang muslim dan ada
pula yang non muslim, berkelamin jantan dan betina, begitulah seterusnya.
Bahkan jin pun berketurunan, berkebudayaan dan peradaban yang konon
katanya peradaban jin jauh lebih maju disbanding manusia. 
Dalam sebuah kitab yang menerangkan tentang jin, dijelaskan ada 5 macam
jenis jin 
1. AL-JAN 
Jenis yang pertama ini adalah pengertian jin secara umum, yaitu jenis jin yang
berpotensi seperti layaknya manusia. Jin ada yang berkelamin jantan adapula
yang betina, ada jin yang muslim adapula yang non muslim, jin juga
membutuhkan makan,minum, tidur, bersenggama dan sebagainya. Walhasil jin
pada kategori JAN tidak bedanya dengan manusia pada kategori al-insan. 
2. AL-A’MIR 
Acapkali disuatu tempat, dikamar mandi, dirumah atau dimanapun ada suara
atau bunyian yang menirukan perbuatan manusia. Seperti halnya ada suara
orang wudhu atau orang mandi, padahal dikamar mandi tersebut tidak ada
siapa-siapa. Hal ini boleh jadi adalah perbuatan jin pada kategori AL-A’MIR.
Maka tidak jarang orang menyebutnya sebagai setan tek-tek. Karena memang
jenis jin ini suka meniru-nirukan perbuatan atau kebiasaan manusia, dengan
maksud menakut-nakuti. Al-A’mir juga terkadang mengikuti orang yang sedang
membaca , bernyanyi dan sebagainya atau mengikuti orang yang sedang shalat
dibelakangnya. Meskipun demikian kita tidaklah usah takut, karena boleh jadi dia
tidaklah jahat, hanya karena ingin menjadi mak’mum atau ingin belajar membaca
atau menyanyi. 
3. AL-IFRIT 
Ifrit adalah jenis jin yang berpotensi sebagai pembantu ataupun khodam bagi
manusia. Dalam hal ini ada ifrit yang muslim dan baik, yang tentunya bisa
menjadi khodam pada manusia-manusia yang muslim dan baik pula. Adapula ifrit
yang berprilaku jahat dan kafir yang dimanfaatkan oleh para tukang sihir dan
dukun, seperti ifrit-ifrit yang bekerjasama dengan pesihir terkemuka luar negeri
pada segitiga Bermuda “ David Caverfil” 
4. AL-ARWAH 
Jenis jin yang keempat inilah yang sering dan biasa menggoda manusia,
terkadang al-arwah menjelma dirinya sebagai orang tua kita yang telah
meninggal atau sebagai dedemit dan sebagainya. Sehingga dapat mengelabuhi
sebagaian masyarakat kita dan menakut-nakuti mereka yang memang
mempercayainya. Sebenarnya jenis jin al-arwah ini termasuk golongan jin yang
sangat kuat dan sangat nakal. Disebutkan paling kuat karena mereka dapat
menjelma dirinya menjadi apa saja dengan mengerahkan kekuatan ilmu yang
dimilikinya dan disebut nakal karena sering menggoda dan menakut-nakuti
manusia. Jika diibaratkan manusia, maka jenis jin dari golongan Al-arwah
semacam preman yang sukausil terhadap masyarakat setempat dan terutama
kepada perempuan-perempuan yang lewat dijalanan. 
5. AS-SYAITON 
Berbeda dengan al-arwah, as-syaiton adalah jenis jin yang selalu menggoda
manusia dari segi keimanan, kerohanian dan kejiwaan. As-syaiton sangat
berbahaya dibanding jenis jin lainya, karena as-syaiton dalam merasuk kedalam
hati manusia untuk membisikan kekafiran, keingkaran dan kejahatan. Dalam
surat an-naas dijelaskan bahwasanya bukan hanya jin jahat dan ingkar yang
termasuk dalam golongan as-syaiton, manusia yang yang berprilaku dzolim dan
lacutpu termasuk dalam kategori ini. Mengenai hal ini ada sebagaian ulama yang
berpendapat bahwa setan adalah sebuah sifat jahat daripada manusia dan jin.
Jadi kesimpulanya adalah setan bukanlah merupakan wujud atau benda,
melainkan sebuah sifat atau perbuatan. 

Sihir dalam bahasa arab berasal dari kata as-sihr adalah sesuatu yang terkait dengan
kekeramatan dan dianggapnya orang yang memiliki sihir mampu mengubah kejadian -
kejadian dan mempraktekkan ilmu dalam tabir - tabir kegaiban. Kata al-sihr juga
dimutlakkan dengan makna sakit dan ketakutan.

Firman Allah dalam QS Asy-Syu’ara:153 yang artinya”..Sesungguhnya kamu adalah


salah seorang dari orang-orang yang terkena sihir”.

@
Sihir juga bermakna tipuan. Ketika ada seseorang yang mengatakan “penonton tersihir
oleh pidato anda”. Ini juga bermakna sihir berarti penglihatan, dan inilah makna yang
selaras dalam kandungan hadist Ibnu ‘Umar dalam riwayat Ahmad dan Bukhari bahwa
Nabi bersabda: “Sesungguhnya sebagian dari ucapan memesona itu ada sihirnya.”

Sebagian ulama berpendapat, sihir tidak sampai membawa kekufuran selama tidak
mengandung unsur - unsur menghalalkan yang haram, keyakinan yang menafikan
tauhid, yang bertentangan dengan Islam. Ayat - ayat Al Qur’an dan Sunnah
memunkarkan pelaku sihir dan memperingatkan segenap umat agar menjauhi segala
bentuk sihir, sebab akan mendatangkan bahaya penyimpangan terhadap Al Qur’an. Hal
ini pernah terjadi pada umat sebelum kita yaitu kaum Bani Israil, dalam hal ini Al Qur’an
menerangkan pada surat Al Baqarah ayat 101 dan ayat 102:”

101. Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang
membenarkan apa (Kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang
diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah
mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah).
102. Dan mereka mengikuti apa [1] yang dibaca oleh syaitan-syaitan[2] pada masa
kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir),
padahal Sulaiman tidak kafir (Tidak mengerjakan sihir), Hanya syaitan-syaitanlah yang
kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang
diturunkan kepada dua orang malaikat[3] di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang
keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:
"Sesungguhnya kami Hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka
mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat
menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya[4]. dan mereka itu (ahli sihir)
tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin
Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan
tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang
siapa yang menukarnya (Kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di
akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau
mereka mengetahui.

Keterangan :

[1] Maksudnya: kitab-kitab sihir.

[2] Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa nabi Sulaiman


menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).

[3] Para Mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang
malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul malaikat dan ada pula yang
berpendapat orang yang dipandang saleh seperti malaikat dan ada pula yang
berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.

[4] Berbacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk
mencerai-beraikan masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri.

Hukum sihir :

Dinyatakan oleh agama bahwa sihir hukumnya kufur, karena sihir menyebabkan
pelakunya menjadi kafir seperti pengakuan orang - orang yang mengaku sakti,
mengobati bermacam - macam penyakit, bahkan banyak dari pelaku sihir menciptakan
kebohongan dengan mengaku-aku bisa berjalan di atas udara, di atas air, mengubah
orang menjadi binatang, dll. Maka setiap orang yang melakukan ini untuk mengelabui
orang lain bahwa itu benar; maka ia telah berbuat kufur.

Keterangan tentang sihir:

Dalam kitab Al Qur’an ada 59 ayat yang menerangkan tentang sihir.

Ada beberapa jenis sihir, di antaranya :

Sihir Babilonia

Sihir ini dilakukan oleh suku Babilonia dengan cara pelakunya menyembah bintang-
bintang. Kemudian mereka memalingkan bahaya dari mereka dengan jampi-jampi atau
asap dupa dan segala yang berhubungan dengan bintang-bintang.

Sihir Pemilik Azimat ( Pelet )

Sihir ini dilakukan oleh penyembah setan dan pengabdi jin, mereka mendekatkan diri
kepada jin, setan, siluman. Mereka meyakini bahwa para setan jika diberi jampi-jampi
dengan membakar kemenyan atau dupa dan minyak wangi-wangian tertentu maka
mereka akan mendapatkan apa yang mereka hayalkan. Biasanya pemilik azimat akan
mendatangkan belas kasihan orang yang berurusan atau orang yang ia tuju. Sihir
inipun sering digunakan orang untuk memikat orang lain agar mempercayai. Jika yang
dituju pada lawan jenis makan ia akan melihatnya sebagai sosok orang yang sangat
mempesona dan baik, dan pada akhirnya akan merasa kesengsem dan jatuh cinta.
Pada orang yang terkena pelet maka si pemilik pelet akan meminta apapun yang
diinginkannya. Pelet mudah dipelajari dengan berbagai cara, namun harus diingat
bahwa orang yang memiliki pelet dan menggunakan pelet maka ia termasuk golongan
orang dilaknat Allah. Mereka akan menjadi musuh Allah nomor 1 karena ia telah
sengaja membalik jiwa dengan cara menandingi Allah sebagai penguasa atas jiwa
manusia ciptaan-NYA. Ini dosa mempersekutukan Allah yang melawan tauhid. Dalilnya
tertuang dalam surat An-Nisa:116 dan QS An-Naziat:37

Sihir Sulap

Sihir para pesulap adalah jenis sihir yang menipu orang dengan gerakan-gerakan
samar, memalingkan pandangan dan mengalihkannya pada sesuatu, dan menilap
orang atau penonton dengan pandangan matanya.

Sihir Gendam atau Sihir Sirep

Pelaku sihir gendam mengunci hati dengan tujuan menyesatkan melalui kelemahan
akal, sehingga orang yang jadi sasaran sihirnya terpengaruh dan membenarkannya,
terpikat, tercabut perasaan dari relung hatinya, sehingga bersama si penyihir dia seperti
orang yang tertidur akal pikirannya. Ketika inilah pelaku sihir sekehendaknya. Ini juga
hampir sama cara bekerjanya dengan ilmu pelet. Gendam hanya mampu bertahan
menyirep orang beberapa jam. Sedangkan pelet dalam waktu yang tak terbatas hingga
orang yang melakukan dan atau yang kerasukan pelet menyadarinya. 

1. Sihir Pengadu Domba

Sihir ini dilakukan oleh pelaku sihir dengan menggunakan jin, setan, dengan cara samar
dan tersembunyi. Setan dan jin memasuki media atau perantaraan tubuh seseorang,
mengelabuhi orang lain satu sama lain agar terlihat menakjubkan, dan satu dengan
lainnya jin meniupkan olok-olok, pujian atau hinaan. Sihir ini juga mengarahkan
manusia pada ketidak-harmonisan karena bisa terjadi orang yang terkena sihir akan
mengalami instabil dalam psikis, sehingga apapun yang ia lakukan menjadi serba salah
dan menghasilkan kesialan.

2. Santet

Santet adalah suatu upaya keji yang dilakukan orang untuk mencelakakan orang lain
yang dituju. Tentu saja ini melalui suatu proses atau ritual yang menggunakan media,
misal saja; dupa kemenyan, tumbal atau pemotongan binatang tertentu, penyembahan
benda-benda. Semua ritual itu bertujuan mengadakan persekutuan dengan setan dan
jin jahat yang nantinya mereka ‘bekerja’ sesuai ‘pesanan’ si pelaku santet. Pada si
penderita santet biasanya akan mengalami sakit yang bertubi-tubi namun tidak jelas
apa yang dideritanya. Hanya orang itu saja yang merasakan karena sulitnya diagnosa
medis biasanya pada penderita sakit akibat santet akan mudah putus asa dan
emosional.
Lamanya penyakit yang diderita oleh korban santet bervariasi, tergantung dari waktu
atau target yang ingin dicapai oleh pelaku santet. Biasanya pada penderita santet ia
enggan berobat kepada ahli ruqyah. Ia akan lebih condong pasrah atau ia mau berobat
tapi ke paranormal atau dukun. Penderita sakit akibat santet pada kebanyakan kasus ia
lebih sering melakukan pengobatan alternatif ke dukun, paranormal, hal ini terjadi
karena jin dan setan dalam pengaruh orang tersebut telah berkolaborasi dengan jin-jin
lain sehingga channel ke arah dukun menjadi lebih mudah. Korban santet pun kerap
menjadi malas untuk beribadah. Inilah yang diharapkan oleh jin-jin yang menyerang
melalui sakit seseorang karena jika orang itu meninggalkan ibadah kepada Allah sudah
dapat dipastikan tujuan dari pemesan santet tercapai. Dengan meninggalkan ibadah
maka para setan dan jin menambah pasukannya yang lain dan menginvasi jaringan
tubuh seseorang penderita santet dengan sesuka keinginannya. Nauzubillahiminzalik!

3. Teluh

Kejahatan penyakit teluh ini di atas santet. Jika santet bertujuan hanya membuat
seseorang menderita melalui berbagai penyakit medis atau non medis, pada penyakit
yang berasal dari ilmu teluh akan mengakibatkan maut pada seseorang yang dituju.
Waktu atau target masa yang akan dicapai para ‘pemesan’ teluh dalam hitungan jam,
bahkan detik. Dan media yang digunakan jin atau setan dalam ilmu teluh melalui
gelombang dan angin. Teluh juga dapat menembus lautan dan samudra antar negara.
Biasanya orang yang terkena teluh akan mengalami sakit mendadak di bagian jantung
dan dalam hitungan jam atau menit atau detik akan meninggal dunia, wallahualam
bisowab. Semoga kita dilindungi oleh Allah SWT dari kejahatan mata setan dan jin yang
jahat.

4. Guna-guna

Guna-guna hampir mirip dengan santet namun bedanya jika santet dapat berupa
penyakit medis dan kadang ( dapat pula ) di-diagnosa secara media, jika guna-guna ini
sulit dideteksi medis. Tetapi penyakit yang berasal dari akibat guna-guna pada
kebanyakan orang akan terlihat langsung pada bagian fisik. Misalnya sakit kulit yang
mengakibatkan seseorang dijauhkan oleh orang lain. Pada guna-guna jin dan setan
akan bekerja pada tingkatan jiwa setan dan jin yang rendah, karena tujuannya
merendahkan diri seseorang. Banyak kasus pada penderita guna-guna ia akan
mengalami sakit yang membusuk bahkan tumbuh binatang pada sakit kulit yang
diderita, jin dan setan dalam guna-guna bertujuan agar penderita mengalami trauma
dan ketakutan sehingga terjadi gangguan psikologis dan pada akhirnya penderita gila
karena putus asa. Nauzubillahiminzalik.

Pada masa kini, banyak orang mencoba-coba hal-hal yang mistik, seni sihir. Apakah
salah jika kita terlibat pada hal-hal seperti ini? Ya, Alkitab mengatakan dengan sangat
jelas akan hal ini, sangat mencela praktek-praktek sihir seperti itu. Tuhan menciptakan
kita dan Dia juga memiliki kita. Dia mempunyai hak untuk mengatur hidup kita. Firman
Tuhan mengatakan bahwa praktek sihir adalah bagian dari taktik setan, tipuan dan
muslihat iblis, dibuat untuk menyesatkan kita. Setan dan para malaikatnya menjebak
untuk menghancurkan kita. Orang Kristen diingatkan untuk "Kenakanlah seluruh
perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan
pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu
dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara" ( Ephesians 6:11-12 ).

Lihat: Apakah ilmu sihir itu? (bahasa Inggris) 

Mengenai praktek sihir, bangsa Israel diperingatkan:

"Apabila engkau sudah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN,
Allahmu, maka janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang
dilakukan bangsa-bangsa itu. Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang
mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam
api, [sebuah praktek sihir kuno], ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang
peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang
yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk
kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah
kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu,
menghalau mereka dari hadapanmu"
Astrologi/Ilmu perbintangan (perkiraan berdasarkan letak planet atau bulan; horoskop;
terkadang disebut dengan “mempelajari waktu” di Perjanjian Lama)

Walaupun Alkitab mengatakan dengan sangat jelas mengenai astrologi, tujuannya


adalah membuat artinya jelas. Kita tidak boleh percaya pada astrologi atau ramalan.
Astrologi adalah bentuk penyembahan berhala kuno yang akan menghancurkan kita.
Hidup kita tidaklah ditentukan oleh bintang-bintang atau pergerakan planet-planet.
Alkitab memperingatkan untuk menolak ramalan perbintangan (Jeremiah 10:2; 27:9-10;
Daniel 2:1-4; 4:7; 5:7-9) dan berulang kali mengutuk perkumpulan yang menyembah
bulan, bulan dan bintang-bintang (atau "dewa-dewa atau setan-setan yang
berhubungan dengan mereka") (Deuteronomy 4:19; 17:2-5; 2 Kings 21:3, 5; Zephaniah
1:5; Job 31:26-28; Jeremiah 8:1-2).

Dalam kitab Yesaya, Tuhan dengan sangat marah mengusir bangsa Israel yang
melakukan praktek astrologi,

"…engkau yang tandinya merasa aman dalam kejahatanmu… Tetapi malapetaka akan
menimpa engkau… bencana akan jatuh atasmu… Biarlah >orang-or an g yang meneliti
segala penjuru langit , yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru
memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu!. Sesungguhnya, mereka sebagai
jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala
api."

- Isaiah 47:10-14a 

5. Ilmu sihir, Mantera, Pemikat, Jimat

Penelitian menunjukan bahwa ilmu sihir seringkali adalah tipuan yang curang dan
menipu - mujizat palsu. Banyak buku yang telah menulis akan hal ini. Di beberapa
contoh, ilmu sihir adalah manisfestasi dari kuasa setanatau hasil dari kerasukan setan
(Acts 16:16). Tentu saja, kuasa setan dan para malaikatnya sangat terbatas
dibandingkan dengan Kuasa Tuhan.

Mereka yang mengikuti jalur ilmu sihir berada dalam jalur yang salah - sebuah jalan
yang menjauhkan kita dari Tuhan, bukan menuju Dia. Dengan kata lain, akhirnya akan
menuju ke kehancuran. Ratu jahat Izebel mempraktekan ilmu sihir (2 Kings 9:22)
membawa malapetaka bagi dirinya sendiri dan bangsa Israel. Berulang-ulang kali,
Tuhan mencela mereka yang “membaca mantera” (NKJV) dan bagi mereka yang
mempraktekan ilmu sihir. Alkitab mengatakan barangsiapa yang melakukan ini,
menjijikan dihadapan Tuhan (Deuteronomy 18:10-12; 2 Kings 21:6; Micah 5:12; Isaiah
47:12; Ezekiel 13:18, 20; Acts 8:11-24; Leviticus 20:27; Exodus 7:11; Revelation 9:21;
22:15).

Tuhan memperingatkan tentang hukuman akhir. Revelation 21:8 mengatakan "…


mereka yang melakukan ilmu sihir …tempat mereka adalah di kawah berapi…
kematian kedua" (NIV). Mereka yang mempraktekan ilmu sihir tidak akan mewarisi
Keraja an Allah (Galatians 5:20-21). Mereka yang mempraktekan adalah orang-orang
yang Anti Tuhan dan mereka memberontak melawan Dia.

Banyak orang di Efesus kuno mempraktekan ilmu sihir. Kemudian banyak orang yang
menjadi Kristen menyadari kesalahan bodoh dari kehidupan lalu merekadan membakar
buku sihir yang mahal mereka dan membuangnya (Acts 19:19).

Alkitab mengatakan bagaimana rasul Paulus berurusan dengan salah satu pendusta ini,
seorang penyihir dan nabi palsu yang membuat orang tersesat. "Tetapi Saulus, juga
disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, dan berkata: "Hai anak
Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh
segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang
lurus itu? Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau
menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari." Dan
seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia
harus mencari orang untuk menuntun dia. " (Acts 13:9-11).

Dewa-dewa, Peramal, Medium, Pemanggilan roh orang mati, Nujum , roh-roh orang
mati, ilmu sihir, ahli tenung, “roh penolong”

Alkitab sangat melarang manusia untuk tidak menanyakan kebenaran kepada


perantara roh orang mati, tapi menanyakan langsung kepada Tuhan (Isaiah 8:19).
CJelasnya, jika mereka yang mempraktekan ilmu sihir ini mempunyai kekuatan (dengan
menjadi penipu yang hebat), itu bukan pemberian Tuhan (sebagaimana banyak orang
yang salah mengiranya). Alkitab mengutuk dan melarang praktek-praktek ini sering kali
(Deuteronomy 18:9-14; Isaiah 44:25; Jeremiah 27:9; 2 Kings 21:6; 23:24).
Penyembahan berhala dan pemanggilan roh adalah praktek terselubung dari kekafiran
(Ezekiel 21:21; Isaiah 19:3; 1 Samuel 28). Kitab Suci mengatakan bahwa salah satu
alasan mengapa Saul mati "dia bertanya pada seorang pemanggil arwah untuk
petunjuk" daripada bertanya kepada Tuhan (1 Chronicles 10:13-14).

Alkitab mempunyai beberapa contoh yang menunjukkan kebodohan dan kegagalan dari
mereka yang mengakui punya kemampuan untuk meramal masa depan berdasarkan
kekuatan mereka sendiri atau roh-roh yang membantu mereka (Daniel 2:27, etc.).
Tuahn menyebut para penyembah berhala ini “omong kosong,” “pendusta” and “penipu”
bagi orang-orang bodoh ini (Ezekiel 13:8; Jeremiah 14:14; Ezekiel 13:3). Apabila ada
orang Israel yang melakukan praktek menjadi medium, harus dihukum mati (Leviticus
20:27). Kehadiran seorang medium ditengah-tengah bangsa Israel yang adalah bangsa
pilihan Tuhan dianggap sebagai pencemaran (Leviticus 19:31). Semua praktek-praktek
sihir ini menjauhkan kita dari Pencipta kita, Alah yang benar dan hidup.

Mengikuti Pertanda
Kita tidak mencari “pertanda” untuk memimpin hidup kita. Alkitab menegur orang yang
melakukan hal ini. Itu adalah “sangat dibenci” dan kebodohan (Deuteronomy 18:10-12).
Carilah Tuhan dan bimbinganNya bagi hidup kita sebagaimana telah disediakan di
dalam Alkitab. Melakukan hal lain, berarti menipu dirimu sendiri, atau membiarkan
setan dan lainnya untuk menipu anda 

Anda mungkin juga menyukai