Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENYEBAB TERJADI OVERSTOCK PADA PT.

HITACHI
CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA
Mareta Indriyani1, Wiwik Budiawan ST. MT 2
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang
Telp. 0813265171201
E-mail: indriyanimareta@yahoo.co.id1

ABSTRAK

Analisis penyebab terjadi overstock pada PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia. PT. Hitachi
Construction Machinery Indonesia adalah sebuah perusahaan swasta dengan saham yang dimiliki Jepang yang
bergerak di bidang produksi alat berat Excavator. Penelitian ini dilaksanakan karena PT.HCMI mengalami
overstock pada komponen pada komponen Cover Engine, Persediaan komponen yang berlebih ini menyebabkan
meningkatnya biaya simpan akibat waktu penyimpanan yang lebih lama pada inventory serta dilakukan
rekomendasi perbaikan penentuan jumlah persediaan dengan menggunakan Blanker Ordering. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui penyebab terjadinya overstock pada komponen Cover Engine YA40003084 menggunakan
Fishbone dan penentuan jumlah persediaan dengan menggunakan Blanker Ordering. Dengan menggunakan
fishbone dapat diketahui penyebab overstock diantaranya adalah material import dengan leadtime 3 bulan
sehingga membuat perusahaan harus melakukan forecasting lebih cepat dibandingkan dari Purchase Order (PO)
yang datang. Sementara rekomendasi penentuan jumlah persediaan yang diberikan adalah pemesanan komponen
cover engine sebanyak 142 unit per 102 hari dengan diterapkan pada tahun 2017 karenan jumlah persediaan yang
masih terlalu banyak pada tahun 2016.
Kata Kunci: Overstock, Inventory Turn Over, Minimum-maximum, Blanket ordering, Fishbone Diagram

ABSTRAK

Causes analysis of overstock at PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia. PT. Hitachi Construction
Machinery Indonesia is a private company with shares owned by Japan engaged in the production of heavy
equipment Excavator. This research was conducted as PT.HCMI experienced overstock on components on Cover
Engine components, excess inventory component is causing the rising cost savings due to a longer storage time on
inventory and made recommendations for improvements determination of the amount of inventory using Ordering
Blanker. The purpose of this research is to know the causes of overstock on Cover Engine components YA40003084
using Fishbone and the determination of the amount of inventory using Ordering Blanker. By using fishbone be
known causes of overstock of which is imported material with 3-month leadtime thus making the company must
make forecasting more quickly than on the Purchase Order (PO) came. While the recommendation given the
determination of the amount of inventory that is ordering parts engine cover as many as 142 102 units per day by
2017 karenan applied to the amount of inventory that is still too much in 2016.
Keywords: Overstock, Inventory Turn Over, Minimum-Maximum, Blanket ordering, Fishbone Diagram

1. PENDAHULUAN bahan baku oleh perusahaan. Persediaan bahan baku


PT. HCMI merupakan sebuah perusahaan berlebih atau overstock sangat merugikan
swasta dengan saham yang dimilik Jepang yang perusahaan, hal ini juga menyebabkan keuntungan
bergerak di bidang produksi alat berat excavator. PT. perusahaan yang menjadi berkurang akibat biaya
HCMI dalam pelaksanaannya memproduksi yang di munculkan semakin tinggi. Apabila hal ini
excavator yang dalam pemasaran produknya terjadi, dampaknya tidak hanya pada keuntungan
bekerjasama dengan PT. HAP (Hexindo Adi saja yang akan berkurang, akan tetapi juga akan
Perkasa). Dalam membuat satu unit excavator PT. memunculkan biaya-biaya lainnya diantaranya biaya
HCMI bekerjasama dengan supplier lokal maupun penyimpanan bahan baku dan biaya perawatan
luar negeri. Persediaan Bahan baku suatu bahan baku. Biaya penyimpanan akan berdampak
perusahaan adalah salah syarat penting dalam pada munculnya biaya penyediaan tempat terhadap
melakukan suatu proses produksi barang. Menurut bahan baku itu sendiri, hal ini menjadi semakin
Heizer dan Render (2008) Apabila bahan baku tidak kompleks karena akibat dari overstock bahan baku
tersedia maka proses produksi tidak dapat di ini akan memberikan dampak buruk terhadap
lakukan. Oleh karena itu perlu adanya penyediaan perusahaan. Sangat diperlukan penanganan yang

1
sangat mendalam terhadap masalah Inventory ini maksimal persediaan, jumlah pemesanan yang
khsusnya masalah overstock terhadap bahan baku optimal sehingga jumlah persediaan efektif dan
perusahaan dan disebutkan bahwa rata-rata total efisien dari segi jumlah maupun biaya. Metode
biaya penyimpanan persediaan yang muncul berkisar penentuan jumlah persediaan menggunakan metode
26% dari total biaya persediaan. Setiap biaya Blanket Ordering yang diharapkan mampu
penyimpanan persediaan diharapkan kurang dari meningkatkan performansi persediaan material.
15%, sedangkan pada kenyataannya total biaya Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis
penyimpanan persediaan bisa mencapai 40% dari penyebab terjadinya Overstock pada komponen
total biaya persediaan. Hal ini sangat merugikan Cover Engine serta memberikan usulan perbaikan
bagi perusahaan. dengan penentuan kebutuhan persediaan dari Cover
Supplier pada PT. HCMI memiliki jangka Engine YA40003084.
waktu yang berbeda dalam memenuhi permintaan
perusahaan. Supplier lokal memerlukan waktu satu 2. REFERENSI
bulan untuk memenuhi permintaan perusahaan Pengertian Persediaan
sedangkan supplier luar negeri memerlukan waktu 3 Setiap perusahaan pasti akan menjaga
bulan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Salah performansi produksi mereka sebagaimana
satu komponen impor yang dipesan oleh PT. Hitachi mestinya, untuk menjaga performansi produksi
Construction Machinery Indonesia adalah komponen mereka tentu perusahaan perlu untuk
Engine. Karena waktu pemenuhan yang lama yakni menginvestasikan sejumlah uang dalam bentuk
3 bulan, maka perusahaan harus melakukan benda yang nantinya akan menjadi persediaan.
forecasting terhadap kebutuhan akan komponen Persediaan yang jumlahnya selalu dipertahankan
import tersebut sebelum datangnya Purchase Order oleh perusahaan ini digunakan untuk menjamin
(PO) dari PT. HAP yakni setiap 2 bulan sebelum kelancaran proses produksi perusahaan agar tetap
pengiriman barang jadi. Tak jarang pemesanan berjalan lancar baik secara kuantitas maupun
bahan baku ini terlalu besar dan belum tentu akan kualitas. Menurut John J.Wild (2000) persediaan
terpakai pada saat itu juga. (inventory) merupakan barang yang dijual dalam
Masalah overstock ini harus diminimalisasi, aktivitas operasi normal perusahaan, sedangkan
karena dapat berakibat kerugian pada financial menurut Fien Zulfikarijah (2005) persediaan
perusahaan. Kelebihan dari persediaan tersebut merupakan stock bahan baku yang digunakan untuk
dalam hal biaya seharusnya dapat dimanfaatkan, memfasilitasi produksi atau memuaskan permintaan
salah satunya adalah sebagai saving dimana konsumen. Dari definisi persediaan diatas dapat
perusahaan akan memperoleh interest dari saving disimpulkan bahwa persediaan merupakan stock
tersebut. Selain itu perusahaan dapat memanfaatkan bahan baku untuk menjaga aktivitas produksi tetap
biaya tersebut untuk keperluan produksi lainnya. lancar serta dapat memenuhi permintaan konsumen
Namun pada kenyataannya overstock menyebabkan tepat waktu.
perputaran dana perusahaan menjadi terhambat
karena adanya investasi barang tersebut. Faktor Persediaan
Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan Menurut Handoko (2000) beberapa faktor
kontrol atas persediaan agar kegiatan produksi yang mempengaruhi jumlah persediaan adalah
menjadi lancar dan efisien dalam pemakaian sebagai berikut:
persediaan. Untuk mengatasi masalah persediaan 1. Perkiraan pemakaian bahan baku
yang overstock maka perusahaan perlu melakukan Penentuan besarnya persediaan bahan yang
evaluasi terhadap kebijakan persediaan saat ini diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan
dengan menganalisis performansi persediaan, pemakaian bahan tersebut dalam satu periode
menentukan persediaan minimal dan maksimal, serta tertentu.
menentukan jumlah pemesanan dan waktu 2. Harga bahan baku
kedatangan persediaan menggunakan metode Harga bahan yang diperlukan merupakan
Blanket Ordering. Diharapkan dengan evaluasi faktor laiannya yang dapat mempengaruhi
tersebut dapat memberikan keuntungan bagi besarnya persediaan yang harus diadakan.
perusahaan karena biaya simpan akan diminimalisir. 3. Biaya persediaan
Terdapat beberapa jenis biaya untuk
Rumusan Masalah menyelenggarakan persediaan bahan baku,
PT Hitachi Construction Machinery adapun jenis biaya persediaan terbagi
Indonesia mengalami overstock pada komponen menjadi biaya pemesanan (order cost) dan
Cover Engine YA40003084. Persediaan komponen biaya penyimpanan bahan di gudang.
yang berlebih ini menyebabkan meningkatnya biaya 4. Waktu menunggu pesanan (Lead Time)
simpan akibat waktu penyimpanan yang lebih lama Lead time adalah waktu antara tenggang
pada inventory. Untuk itu, perlu dilakukan waktu sejak pesanan dilakukan sampai
evaluasi penyebab terjadi overstock pada PT. HCMI dengan saat pesanan tersebut masuk
saat ini agar memperoleh jumlah minimal dan kegudang.
2
Metode Strategi Persediaan
Inventory Turnover  Minimum – Maximum Sistems
Inventory Turnover adalah salah satu jenis Minimum – Maximum Sistems adalah salah satu
rasio aktivitas. Menurut S. Munawir (2007:77) metode pengendalian persediaan. Cara kerja Min –
Inventory Turnover merupakan rasio atau jumlah Max Sistems yaitu apabila persediaan telah melewati
pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata batas-batas minimum dan mendekati batas safety
persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut stock maka reorder harus dilakukan. Jadi batas
Riyanto (2008:334) Inventory Turnover minimum stock merupakan batas reorder level.
menunjukkan kemampuan dana yang tertanam Batas maksimum adalah batas kesediaan perusahaan
dalam inventory berputar dalam suatu periode atau manajemen untuk menginvestasikan uangnya
tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi dalam bentuk persediaan bahan baku. Maka dalam
untuk adanya overstock. hal ini yang terpenting adalah batas minimum dan
Rasio perputaran persediaan mengukur maksimum untuk dapat menentukan order quantity.
efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.  Blanked Order System
Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular Blanket Order System meupakan salah satu
untuk menilai efisiensi operasional, yang cara pemesanan untuk item – item yang digunakan
memperlihatkan seberapa baiknya manajemen secara berulang ulang (repetitive). Dan membantu
mengontrol modal yang ada pada persediaan. mengatasi masalah untuk sejumlah item yang tidak
Ada dua masalah yang timbul dalam termasuk dalam persediaan. Menurut Higgine dan
perhitungan dan analisis rasio perputaran persediaan. Stidger, Blanket Order System merupakan
Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar pemesanan yang dilakukan untuk kebutuhan satu
(market price), persediaan dinilai menurut harga tahun atas item yang di beli dalam jumlah besar.
pokok penjualan (at Cost), maka sebenarnya rasio Open end order memperkenankan penambahan
perputaran persediaan (at cost) digunakan untuk item-item yang diminta atau perpanjangan kontrak.
mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan
rasio yang dihitung dengan membagi penjualan Fishbone Diagram
dengan persediaan mengukur perputaran persediaan Diagram fishbone merupakan sebuah diagram
dalam kas (Sawir, 2003:15). yang pada dasarnya berfungsi dan digunakan untuk
Namun banyak lembaga penelitian rasio menganalisa atau mengidentifikasi penyebab dari
keuangan yang menggunakan rasio perputaran suatu masalah. Diagram tulang ikan (fishbone) ini
persediaan (at market) sehingga bila ingin merupakan sebuah alat analisis yang memberikan
dibandingkan dengan rasio industri rasio perputaran cara pandang yang sistematis terhadap sebab dan
persediaan (at market) sebaiknya di gunakan. akibat yang ditimbulkan, atau kontribusi daripada
Kedua, penjualan terjadi sepanjang tahun sedangkan suatu akibat. Karena fungsi inilah diagram tulang
angka persediaan adalah gambaran keadaan sesaat. ikan (fishbone) ini disebut juga sebagai diagram
Oleh karena itu, lebih baik menggunakan rata-rata sebab akibat (cause-effect diagram)
persediaan yaitu persediaan awal ditambah
persediaan akhir dibagi dua.

3
3. METODOLOGI PENELITIAN
Mulai

Survey Pendahuluan Studi Pustaka

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah:
- Bagaimana performansi persediaan bahan baku
yang dilakukan oleh PT. HCMI?
- Bagaimana cara meningkatkan performansi
tersebut?

Pengumpulan Data:
- Data pemakaian persediaan
- Biaya persediaan material
- Jadwal Produksi, dll.

Pengolahan Data Pertama:


Menentukan ITO dengan melakukan perhitungan
biaya pembelian dan investasi persediaan

Pengolahan Data Kedua:


- Pengelompokkan material
- Menentukan nilai persediaan minimum dan
maksimum
- Menentukan jumlah dan waktu pemesanan
dengan Blanker Order

Analisis Hasil
Pengolahan Data

Kesimpulan dan
Saran

Selesai

Gambar 1 Metodologi Penelitian

 Sebelum melakukan kerja praktek saya  Setelah ITO dedapatkan dilanjutkan


melakukan survey pendahuluan. dengan perhitungsn Min-Max Inventory
 Melakukan identifikasi permasalahan untuk mengetahu apakah perusahaan
yang terjadi di PT.HCMI. telah mengalami batas minimum
 Permasalahan yang didapat dari Ataupun maximum Inventornya.
PT.HCMI adalah terjadinya Overstock  Melakukan perhitungan Blanked
pada komponen Cover Engine. Ordering untuk mendapatkan perkiraan
 menganalisis permasalahan yang terjadi jumlah dan waktu pemesanan
pada overstock komponen Cover berdasarkan Order release dengan
Engine pada PT.HCMI dengan jumlah pemesanan dilakukan sebelum
mengidentifikasi persediaan bahan baku bulan produksi dimulai dan waktu
yang dilakukan oleh PT.HCMI. kedatangan material sesuai dengan
 Melakukan analisis dengan jadwal penerimaan.
mengilustrasikan bermacam-macam  Melakukan analisis dan membuat
penyebab yang mempengaruhi mutu kesimpulan dan saran dari perhitungan
produk melalui pemilihan dan yang dilakukan.
mengembangkan penyebab-
penyebabnya, dari diagram fishbone 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
didapatkan salah satunya faktor metods. Pada laporan ini dilakukan Analisis penyebab
 Setelah didapatkan penyebab- terjadi overstock komponen Import pada PT. Hitachi
penyebabnya dilakukan usulan Construction Machinery Indonesia. Metode
perbaikan persediaan dengan penentuan persediaan dengan metode analisis
meenentukan ITO terlebih dahulu untuk Fishbone.
mendapatkan waktu pengembalian Salah satu contoh komponen Import adalah
persediaan. pada tingginya persediaan komponen Cover

4
Engine, berikut adalah perbandingan data persediaan Engine. Overstock pada persediaan Cover Engine
Cover Engine periode Januari 2015 – Desember terus meningkat pada bulai april. Dengan persediaan
2015 dengan data kebutuhan Cover Engine periode cover engine 134, Namun perusahaan hanya
Januari 2015 – desember 2015. melakukan produksi 64 pada bulan april yang
membuat persediaan terus bertambah dari waktu ke
Tabel 1 Data Persediaan dan Kebutuhan Cover Engine waktu. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan
Pemakaian Persediaan
kontrol atas persediaan agar kegiatan produksi
Bulan Komponen Komponen
Cover Cover menjadi lancar dan efisien dalam pemakaian bahan
Engine Engine baku. Untuk mengatasi masalah persediaan yang
Januari 101 111 overload maka perusahaan perlu melakukan analisis
Februari 97 153 penyebab terjadinya Overstock, sehingga jumlah
persediaan yang diperlukan juga akan dapat
Maret 88 68
ditentukan agar tidak terjadi overstock dalam
April 64 134 pengadaan bahan baku. Untuk mengetahui penyebab
Mei 76 92 overstock dilakukan identifikasi faktor-faktor
Juni 69 88 penyebab overstock dengan analisis sebab akibat
melalui penggunaan metode diagram Fishone untuk
Juli 57 104
mengetahui penyebab terjadinya overstock
Agustus 0 181 komponen Import pada PT. Hitachi Construction
September 24 201 Machinery Indonesia, Cibitung.
Oktober 26 272
November 52 218 Value Stream Mapping
Berdasarkan observasi yang dilakukan, dapat
Desember 37 169
diperoleh Fishbone Diagram dengan tujuan
Total 691 1791 menemukan sub inti akar permasalahan yang lebih
spesifik, guna mendapatkan saran perbaikan yang
Overstock mulai terlihat pada persediaan sesuai dan tepat sasaran.
januari-desember. persediaan Cover Engine tercatat
sebesar 111 namun pada kebutuhan actual pada
bulan januari hanya dibutuhkan 101 buah Cover

Gambar 2 Fishbone Diagram Permasalahan Overstock

Cause and Effect Diagram merupakan persediaan sangat tinggi yang akan membuat
diagram sebab akibat atau biasa disebut barang tertahan lebih lama dan meningkatkan
dengan diagram tulang ikan yang biaya simpan. Untuk itu perlu dilakukannya
menjabarkan penyebab dari suatu fenomena analisa penyebab dari permasalahan
akibat. Dalam hal ini, masalah yang terjadi overstock agar dapat diketahui apa saja faktor
adalah masalah overstock pada komponen penyebabnya dan dimungkinkan untuk
Cover Engine pada gudang PT. Hitachi dilakukan perbaikan di kemudian hari.
Construction Machinery Indonesia. Pada Dari analisis cause and effect diagram
stock akhir periode menunjukan bahwa diatas didapatkan penyebab utama terjadinya
5
kelebihan persediaan penyimpanan
komponen Import adalah sebagai berikut:
 Methods Tabel 3 Perhitungan Standar Deviasi
Salah satu penyebab terjadinya Overstock Kebutuhan (x -
Bulan (x - )
dapat dilihat dari sisi Methods. Pada Diagram Bahan Baku )2
Fishbone dapat dilihat bahwa penyebab utama April 39 26 13 169
Metode yang menyebabkan Overstock adalah May 44 26 18 324
material Import, sehingga harus dipesan dari jauh
Juni 48 26 22 484
hari yaitu dengan leadtime 3 bulan dan juga
perusahaan menerapkan service level 98%. Hal Juli 31 26 5 25
tersebut terjadi karena tidak adanya material Agustus 48 26 22 484
yang dijual di pasar lokal. Dengan leadtime 3 September 50 26 24 576
bulan menyebabkan perusahaan harus melakukan Oktober 48 26 22 484
pemesanan sebelum forecasting dari HAP.
November 45 26 19 361
Usulan Perbaikan Permasalahan Desember 40 26 14 196
Berdasarkan hasil dari analisis penyebab yang Januari 49 26 23 529
telah dijabarkan menggunakan tools seperti diagram Februari 53 26 27 729
sebab – akibat (Fishbone Diagram) beberapa saran
Maret 49 26 23 529
rekomendasi yang dapat dilakukan oleh PT.HCMI
sebagai berikut: Total 311 311 4890
 Perhitungan Inventory Turnover = = = 26 buah
ITO = ∑
SD = √ =√ =√ = 22
= = 3,5979
Waktu pengembalian persediaan Dengan pemakaian asusmsi bahwa PT
= = 101,448 = 102 hari HCMI menerapkan persediaan yang memenuhi
Berdasarkan perhitungan ITO maka perusahaan permintaan 98%, sehingga diperoleh Z pada
lebih baik melakukan pengembalian setelah 102 tabel distribusi normal sebesar 2,6 maka Safety
hari. Stock dapat dihitung adalah sebagai berikut:
 Perhitungan Min – Max Inventory Safety Stock = SD x Z x √
Data pemakaian dan persediaan komponen = 22 x 2,6 x 1,6
Cover Engine PT. HCMI periode Januari 2015 - = 91,52 ~ 92 buah
Desember 2015 adalah sebagai berikut: Min Inventory = DL + SS
= 260 x 3 + 92
Tabel 2 Data Pemakaian dan Persediaan Cover = 780 + 92 = 872
Engine Max inventory = 2(DL) + SS
Pemakaian Persediaan = 2(260 x 3) + 92
Bulan Komponen Cover Komponen = 1560 + 92 = 1652
Engine Cover Engine Berdasarkan pehitungan Min – Max
Inventory maka PT HCMI telah melebihi batas
Januari 101 111
minimum dan maximum inventory sehingga
Februari 97 153 perusahaan mengalami overstock.
Maret 88 68
April 64 134  Perhitungan Blanket Order
Mei 76 92
Juni 69 88 EOQ = √ √
Juli 57 104
Keterangan :
Agustus 0 181
September 24 201 A= Biaya pesan
Oktober 26 272 S= Rata-rata kebutuhan selama 12 periode
November 52 218 I= Biaya simpan
Desember 37 169
Total 691 1791 Berdasarkan Planned Order Release (POR)
metode EOQ, persediaan komponen Cover
Engine perlu untuk dilakukan pemesanan sebesar
142 unit per sekali pesan dalam 1 bulan. Selang
waktu yang dibutuhkan antara pemesanan
pertama dan pemesanan kedua adalah selama
102 hari berdasarkan perhitungan ITO. Planned

6
Order Release (POR) akan dilakukan untuk tahun 2017 dengan jumlah 142 unit per 102 hari.
periode tahun 2017. Maka, persediaan komponen Cover Engine pada
tahun 2017 akan menurun menjadi 912 unit. Jumlah
Evaluasi Kebijakan Persediaan Perusahaan tersebut masih dalam range Min – Max Inventory.
Berikut merupakan data rencana produksi PT. HCMI Dengan demikian Planning Production perusahaan
pada tahun 2016. tidak dapat mengurangi jumlah persediaan
komponen Cover Engine yang tersedia. Dengan
Tabel 4 Data Persediaan, Kebutuhan, dan Pemesanan metode MRP EOQ perusahaan dapat mengurangi
Komponen Cover Engine jumlah persediaan pada tahun 2016 menjadi 1.480
Persediaan Kebutuhan Pemesanan
unit dan pada tahun 2017 menjadi 912 unit.
Bulan Komponen Komponen Komponen
2015 2016 2016
Tabel 5 Evaluasi Kebijakan Perusahaan
39 Tahun/Metode 2015 2016
Januari 111 39
44 Perusahaan 1.791 unit 1.791 unit
Februari 153 44
48 EOQ 1.791 unit 1.480 unit
Maret 68 48

April 134 31 31
5. Kesimpulan
Mei 92 48 48 Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan
diatas, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
Juni 88 50 50 Overstok pada komponen Cover Engine diantaranya
adalah faktor metods adalah material import dengan
Juli 104 48 48
leadtime 3 bulan, sehingga perusahaan harus
45 melakukan forecasting lebih cepat dibandingkan dari
Agustus 181 45
Purchase Order (PO) yang datang.
September 201 40 40 Perbaikan penentuan kebutuhan persediaan
dari Cover Engine YA40003084 guna mengurangi
Oktober 272 49 49 jumlah persediaan dalam Warehouse. Melalui
perhitungan Inventory Turn Over (ITO) didapatkan
November 218 53 53
bahwa perusahaan dapat melakukan pemesanan
49 komponen selama rentang waktu 102 hari.
Desember 169 49
Kemudian berdasarkan perhitungan Min – Max
TOTAL 1791 311 311 Inventory jumlah persediaan komponen didapat
buffer inventory sebesar 139 unit. Untuk itu
dilakukan Material Requirement Planning (MRP)
Berdasarkan data diatas kebutuhan komponen guna mengatasi jumlah komponen Cover Engine
Cover Engine pada tahun 2016 hanya sebesar 311. yang melebihi Maximum Inventory. Metode MRP
Jumlah kebutuhan komponen 2016 sama dengan yang terpilih adalah metode Economic Order
jumlah pemesanan komponen 2016. Jika pada tahun Quantity (EOQ). Berdasarkan metode EOQ tersebut
2016 PT. HCMI melakukan pemesanan komponen perusahaan dapat melakukan pemesanan komponen
Cover Engine seperti pada Planning Production Cover Engine sebanyak 142 unit per 102 hari.
perusahaan yakni sebanyak 311 unit maka jumlah Namun jika metode tersebut dapat dilakukan pada
persediaan tidak akan berubah, masih dalam kondisi tahun 2017. Hal ini disebabkan karena jumlah
overstock. Jika pada tahun 2016 PT. HCMI tidak persediaan masih terlalu banyak jika metode tersebut
melakukan pemesanan komponen maka jumlah dilaksanakan pada tahun 2016.
persediaan akan menurun menjadi 1.480 unit.
Jumlah ini sudah masuk dalam range Min – Max Daftar Pustaka
Inventory. Namun jumlah 1.480 unit ini masih Ahyari, Agus, Manajemen Produksi Pengendalian
tergolong besar dalam suatu persediaan. Akibatnya Produksi Buku 1 edisi Keempat, BPFE,
adalah persediaan memakan jumlah tempat yang Yogyakarta, 1986.
besar. Hal ini tidak masalah bagi pihak PT. HCMI Assessment dan Root Cause Analysis pada PT.
mengingat PT. HCMI tersedia 2 plant guna XYZ. Jurnal Teknik Industri USU, 3(3).
menyimpan persediaan komponen Cover Engine Chopra, Sunil. 2010. Supply Chain Management.
tersebut. Pearson. New Jersey.
Berdasarkan pengolahan data diatas, PT. Handoko, Hani. 2000. Dasar – Dasar Manajemen
HCMI perlu melakukan pemesanan persediaan Produksi dan Operasi. BPFE.
komponen Cover Engine sebanyak 142 unit dengan Yogyakarta.
rentang waktu 102 hari. Pemesanan kembali
komponen Cover Engine dapat dilakukan lagi pada

7
Kodijat, Nugraha. 2009. Perbaikan Manajemen PT. Xyz dengan Pendekatan Lean Manufacturing.
Persediaan. Universitas Indonesia. Santoso, Taufik. Root Cause Analysis.
Jakarta. http://www.leanindonesia.com/2012/10/rc
Ritzman, Larry P et al. Operation a-root-cause-analysis-analisa-akar.html.
Management :Strategy and Analysis, 5th (accessed: 07 Maret 2016)
Edition. Addison-Wesley Publishing Wild, John J., K.R. Subramanyan, dan Robert E.
Company, Inc., 1999. Harley, 2000. Financial Statement
Sasono, Herman Budi. "Manajemen Pelabuhan dan Analysis. Salemba Empat. Jakarta.
Realisasi Ekspor dan Impor." (2012).
Silver, A.E, Pvke, D, Peterson, R., Inventory Wibisono, D. (2006). Manajemen Kinerja. Jakarta:
Management and Produstion Planning Erlangga.
and Scheduling, John Wiley & Son. New Womack, J. P., & Jones, D. T. (2010). Lean
York, 1998. thinking: banish waste and create wealth
Trisnal, T., Pujangkoro, S., & Huda, L. N. (2013). in your corporation. Simon and Schuster.
Analisis Implementasi Lean
Manufacturing dengan Lean

Anda mungkin juga menyukai