Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU
DINI
DI KELURAHAN PEJATEN BARAT TAHUN 2014

Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Metode Penelitian dan Biostatistik Dasar

ANISA TIASARI

NIM : P17124012003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA I

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka


Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). AKB tidak berdiri
sendiri, melainkan terkait dengan faktor-faktor lain, salah satunya adalah
faktor gizi. Status gizi ibu pada waktu melahirkan dan gizi bayi merupakan
faktor tidak langsung maupun langsung sebagai penyebab kematian bayi.
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat
perhatian yang serius. Gizi untuk bayi yang paling sempurna adalah Air
Susu Ibu (ASI) (Notoatmodjo, 2007).
Pada tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan Pemerintah tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (PP Nomor 33 Tahun 2012). Dalam PP
tersebut diatur tugas dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah
dalam pengembangan program ASI, diantaranya menetapkan kebijakan
nasional dan daerah, melaksanakan advokasi dan sosialisasi serta melakukan
pengawasan terkait program pemberian ASI Eksklusif. Menindaklanjuti PP
tersebut, telah diterbitkan Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 tanggal 18
Februari 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui
dan/atau Memerah ASI dan Permenkes Nomor 39 Tahun 2013 tanggal 17
Mei 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Lainnya. Dalam rangka
mendukung keberhasilan menyusui, sampai tahun 2013, telah dilatih
sebanyak 4.314 orang konselor menyusui dan 415 orang fasilitator pelatihan
konseling menyusui (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI,
2014).
Menurut Global Strategy on Infant & Young Child Feeding,
pemberian makanan yang tepat adalah menyusui bayi sesegera mungkin
setelah lahir (IMD/Inisiasi Menyusu Dini), memberikan ASI eksklusif
sampai usia 6 bulan, dilanjutkan pemberian MPASI (Makanan Pendamping
ASI) yang tepat & mencukupi sejak usia 6 bulan, dan melanjutkan
pemberian ASI sampai usia 2 tahun/lebih (http://theurbanmama.com/
diposting pada 14 Oktober 2013).
Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi atau anak
umur 0-24 bulan adalah pemberian makanan prolakta (makanan sebelum
ASI keluar, colostrum di buang, MP ASI diberikan tidak cukup, pemberian
MP ASI sebelum ASI, frekuensi pemberian MP ASI kurang, pemberian
ASI terhenti karena ibu kembali bekerja, kebersihan kurang dan prioritas
gizinya salah pada keluarga). (Jurnal Kebidanan Akbid Abdi Husada,
2010).
Menurut Lawson (2003) bila bayi diberikan MP ASI terlalu
dini, sistem pencernaan belum memiliki enzim untuk menghaluskan
makanan tersebut, sehingga dapat menyebabkan bayi terkena alergi
seperti asma, eksim dan gatal-gatal pada mata, hidung dan tenggorokan.
Khususnya belum dapat menyaring molekul protein yang besar, sehingga
menimbulkan berbagai resiko yaitu : bayi menderita batuk bila makan-
makanan padat di usia 2 bulan, bayi sering diare yang disebabkan
oleh adanya penolakan terhadap gluthen, sejenis protein pada makanan
dari gandum, memperberat kerja ginjal bayi dan meningkatkan resiko
dehidrasi, dan bayi cenderung gemuk (Jurnal Kebidanan Akbid Abdi
Husada, 2010).
Pada Riskesdas 2013 jenis makanan prelakteal yang paling banyak
diberikan kepada bayi baru lahir yaitu susu formula sebesar (79,8%). Madu
(14,3%) dan air putih (13,2%). Jenis yang termasuk kategori lainnya
meliputi susu non formula, madu, air gula, air tajin, pisang halus, kopi, the
manis, air putih, nasi halus, bubur halus (Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di
wilayah kerja puskesmas di kota Padang pada tahun 2012, dari 200 bayi usia
1-3 tahun yang menjadi sampel 49% diantaranya telah diberi MP-ASI
dini. Jenis MP-ASI yang diberikan diantaranya bubur susu, nasi tim,
buah-buahan, dll. Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya
faktor kesehatan Ibu, pengetahuan dan informasi tentang cara menyusui
yang benar, faktor pekerjaan, dukungan petugas kesehatan, serta
gencarnya promosi iklan susu formula (Jurnal Kesehatan Andalas, 2014)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penulisan ini adalah faktor-faktor apa saja yang berhubungan
dengan pemberian MP-ASI dini di Kelurahan Pejaten Barat.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-
ASI dini di Kelurahan Pejaten Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui faktor predisposisi (usia ibu, paritas, pengetahuan,
sikap, kepercayaan) yang berhubungan dengan pemberian MP-
ASI dini di Kelurahan Pejaten Barat.
b. Diketahui faktor penguat (dukungan keluarga, nutrisi ibu hamil,
lingkungan, fasilitas kesehatan) yang berhubungan dengan
pemberian MP-ASI dini di Kelurahan Pejaten Barat.
c. Diketahuinya faktor pendorong (Sumber informasi, pendidikan
ibu) yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini di
Kelurahan Pejaten Barat.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh berbagai manfaat
bagi beberapa pihak, diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Penelitian ini sangat berguna untuk meningkatkan pengetahuan
dan wawasan penulis tentang pemberian MP-ASI dini serta
menambah pengalaman dan meningkatkan kesadaran untuk
mengembangkan diri dalam memecahkan masalah kesehatan
khususnya dalam pemberian MP-ASI.
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat dijadikan bahan tambahan wacana di Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 1 Jurusan Kebidanan
tentang pemberian MP-ASI dini.
3. Bagi institusi kesehatan
Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini di masyarakat
sehingga dapat dijadikan bahan masukan serta pertimbangan dalam
perencanaan dan pelaksanaan program bidang kesehatan selanjutnya.
4. Bagi masyarakat
Mengetahui manfaat ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI
yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan bayinya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini di Kelurahan Pejaten Barat.
Penelitian ini mengambil sasaran ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di
Kelurahan Pejaten Barat.

Anda mungkin juga menyukai