Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN

DERMATITIS KONTAK

Oleh :

Kelompok IV

FIRDA PRATIWI MOITA

ICHA CAHYANI

ADITYA HARTOYO PRATAMA M

NURLISA MAALIMI

YUSNI

ILMU KEPERAWATAN/L2

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2020
Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penelitian Dermatitis kontak merupakan reaksi fisiologis yang terjadi pada kulit karena kontak
dengan substansi tertentu, dimana sebagian besar reaksi ini disebabkan oleh iritan kulit dan sisanya
disebabkan oleh alergen yang merangsang reaksi alergi (Taylor, 2008). Dermatitis kontak alergi
(DKA) terjadi saat alergen mengalami kontak dengan kulit yang kemudian mengalami fase
sensitisasi. Berdasarkan anamnesis terhadap pasien dermatitis kontak alergi, keluhan yang tersering
dialami adalah rasa gatal dan kemerahan. Beberapa jenis pohon, rumput, bunga, sayur, dan buah
dapat menjadi penyebab terjadinya DKA. Onset penyakit terjadi beberapa jam atau hari setelah
mengalami kontak (James, 2006). Insiden dermatitis kontak iritan (DKI) sulit ditentukan oleh karena
data epidemiologi belum cukup akurat dan pekerja yang menderita DKI jarang mencari pengobatan
ke dokter, mereka lebih memilih untuk menghindari agen penyebab iritasi (Taylor, 2008) Dinas
kesehatan di Amerika Serikat mengklaim 90 % kelainan kulit pada pekerja diakibatkan oleh kontak
dermatitis. Data dari Burreau of Labor Statistics menunjukkan 257.800 kasus penyakit didapat yang
nonfatal yang dilaporkan pada 2008 untuk semua industri termasuk industri kenegaraan,
pemerintahan lokal, dan industri pribadi (Taylor, 2008). Berdasarkan data Departemen Dermatologi
Rumah Sakit Sanglah Denpasar, terjadi peningkatan kasus baru terhadap dermatitis kontak dalam
kurun waktu Januari 2000 sampai Desember 2005, yaitu 1 2 dari 10,16% menjadi 13,36%, namun
relatif stabil pada empat tahun berikutnya (Lesthari dkk, 2005). Puskesmas merupakan suatu unit
organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat di suatu wilayah kerja. Puskesmas menjadi lini pertama dalam menjaring suatu
permasalahan kesehatan masyarakat sebelum dirujuk ke tingkat pelayanan kesehatan lebih tinggi.
Sehubungan dengan banyaknya permasalahan kesehatan berupa dermatitis kontak alergi di wilayah
Puskesmas II Denpasar Timur, maka peneliti ingin mengetahui secara jelas profil dermatitis kontak
alergi melalui penelitian ini.

A. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian dermatitis kontak
2. Apakah penyebab dari penyakit dermatitis kotak
3. Bagaimana patofisiologi penyakit dermatitis kontak
4. Bagaimana gejala penyakit dermatitis kontak
5. Bagamana asuhan keperawatan pada penyakit dermatitis kontak
B. Manfaat
1. Dapat menambah wawasan pembaca tentang penyakit dermatitis kontak mulai dari
pengertian etiologi,patofisiologi,manifestasi klinis,komplikasi, pemeriksaan penunjang dan
penatalaksanaan.
2. Dapat menambah wawasan pembaca bagaimana gambaran asuhan keperawatan dermatitis
kontak
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dermatitis kontak


Dermatitis adalah peradangan pada kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh eksogen dan endogen yang menimbulkan kelainan klinis berupa
kemerahan dan keluhan gatal (Jhuanda,2011).
Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh
bahan atau substansi yang menempel pada kulit.Dermatitis Kontak dibagi menjadi dua
macam DKA (Dermatitis Kontak Alergi) dan DKI (Dermatitis Kontak Iritan) DKA dan DKI
dapat bersifat akut maupun kronik, Dermatitis Iritan (DKI) adalah kerusakan kulit yang tidak
diketahui proses terjadinya kerusakan, Dermatitis Alergi (DKA) adalah kelainan kulit yang
terjadi pada seseorang yang mengalami sensitifitas karena suatu allergen (Jhuanda, 2011).

B. Etiologi Dermatitis
Menurut (Hussain et al., 2017) terjadi di sebabkan oleh :
1. Penyebab Dermatitis Kontak Iritan biasanya pada bahan yang bersifat Iritan, misalnya bahan
pelarut,deterjen,minyak pelumas, asam alkali,larutan garam konsentrat,plastik berat molekul
atau bahan kimia higroskopik
2. Dermatitis Kontak Alergen Penyebab Dernatitis Alergen biasanya disebabkan oleh kontak
zat-zat yang bersifat allergen seperti alergi pada obat, seafood, debu, dan bulu.

C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala awal pada penderita dermatitis adalah ditandai dengan adanya
radang (dolor) kemudian kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor) edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (reaksi inflamasi) . Selanjutnya batas kulit tidak
tegas dan terdapat lesi yang dapat timbul secara serentak atau berturutturut (Jhuanda,2011).

D. Patofisiologi Dermatitis
merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis ataupun epidermis yang
disebabkan oleh beberapa zat allergen atau zat iritan. Zat tersebut masuk kedalam kulit yang
kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang terkena tersebut.masa inkubasi
sesudah terjadi sensitisasi permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari,sedangkan masa
setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam. Bahan iritan ataupun allergen yang masuk
kedalam kulit masuk kedalam kulit dan merusak lapisan tanduk,denaturasi keratin,
menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit.keadaan ini akan
merusak sel dermis maupun sel epidermis sehingga menyebabkan kelainan kulit atau
dermatitis dalam dermis terjadi vasodilatasi dan sebukan sel mononuclear di sekitar
pembuluh darah dermis bagian atas. Eksositosis di epidermis diikuti spongiosis dan edema
intrasel, dan akhirnya terjadi nekrosis epidermal. Pada keadaan berat kerusakan epidermis
dapat menimbulkan vesikel atau bula (Jhuanda,2011).
E. Pathway

Dikonsumsi langsung atau


Sabun, detergen zat kimia
kontak langsung

Kelainan kulit Adanya kontak


dengan alergi
Lapisan tanduk
rusak
Adanya kontak
dengan alergi

Denaturasi keratin
Sel plasma dan
basophil membentuk
Menyingkirkan ab ige
lapisan tanduk

Memicu proses
Mengubah daya ikat degranulasi
air kulit

Pelepasan mediantor
kimia
Merusak lapisan
epidermis

Reaksi peradangan

Kerusakan integritas
kulit
Gatal dan rubor

Reaksi menggaruk
berlebihan

Gangguan rasa
nyaman
F. Manifestasi klinik

Gejala dermatitis kontak muncul pada bagian tubuh yang melakukan kontak langsung
dengan zat yang memicu reaksi pada kulit. Gejala tersebut dapat muncul dalam waktu beberapa
menit hingga beberapa jam setelah kontak terjadi. Gejala umum dermatitis kontak pada kulit
penderita adalah:

 Ruam kulit kemerahan.


 Gatal yang dapat terasa parah.
 Kering.
 Pembengkakan.
 Kulit kering atau bersisik.
 Kulit lecet atau melepuh (gatal berair).
 Menebal.
 Pecah-pecah.
 Terasa sakit saat disentuh atau muncul rasa nyeri.
Kasus

Nn.K berusia 20 tahun datang ke rumah sakit, pasien mengeluh gatal gatal dan merasa panas di area
wajah setelah memakai produk kecantikan 2 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri tekan. Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik pasien Nampak kulit wajah memerah dan mengelupas

A. Pengkajian
Nama : Nn. K
Umur : 20 tahun
Alamat : mandonga
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Status : belum menikah
Pekerjaan : mahasiswi

B. Pemeriksaan Fisik :
1) Kepala : Bulat, bersih
2) Mata : tidak anemis, reflek cahaya (+)
3) Hidung : Tidak ada pernafasan cuping
4) Mulut : Kebersihan, tidak pucat
5) Telinga : Tidak ada serumen
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
7) Jantung : Denyut jantung normal
8) Ekstremitas : tidak ada
9) Integumen : kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di wajah Kulit wajah menjadi
panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas

C. Analisa data
Symtomp Etiologi problem
DS : pasien mengeluh gatal Agens cedera kimiawi Kerusakan integritas kulit
gatal dan merasa panas di area
wajah setelah memakai
produk kecantikan 2 minggu
yang lalu
DO: pasien Nampak kulit
wajah memerah dan
mengelupas
DS : Pasien juga mengeluh Gatal-gatal Hambatan rasa nyaman
nyeri tekan
DO: pasien Nampak kulit
wajah memerah dan
mengelupas

D. Diagnosa keperawatan
1.Kerusakan integritas kulit b/d Agens cedera kimiawi d.d
DS : pasien mengeluh gatal gatal dan merasa panas di area wajah setelah memakai produk
kecantikan 2 minggu yang lalu
DO: pasien Nampak kulit wajah memerah dan mengelupas
2. Hambatan rasa nyaman b/d gatal-gatal d.d
DS : Pasien juga mengeluh nyeri tekan
DO: pasien Nampak kulit wajah memerah dan mengelupas

E. Intervensi
Diagnose NOC NIC
Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan asuhan 1.pemberian obat: kulit
b/d agens cedera kimiawi Keperawatan selama 1x30  Ikuti prinsip 5 benar
d.d menit diharapkan masalah pemberian obat
DS : pasien mengeluh gatal kerusakan integritas kulit  Catat riwayat medis
gatal dan merasa panas di dapat teratasi dengan KH: pasien dan riwayar
area wajah setelah memakai 1.Integritas jaringan:kulit dan alergi
produk kecantikan 2 membrane mukosa  Berikan agen topikal
minggu yang lalu indikator Awal akhir sesuai yang di
DO: pasien Nampak kulit Suhu kulit 2 3
Integritas 2 3 resepkan
wajah memerah dan  Ajarkan dan monitor
kulit
mengelupas Penglupasa 3 4 teknik pemberian
n kulit mandiri, sesuai
kebutuhan
 Dokumentasikan
pemberian obat dan
respon pasien, sesuai
dengan protocol
institusi
Hambatan rasa nyaman b/d Setelah dilakukan asuhan 1. manajemen nyeri
gatal-gatal d.d Keperawatan selama 1x30  Lakukan pengkajian
DS : Pasien juga mengeluh menit diharapkan masalah nyeri konpreheknsif
nyeri tekan hambatan rasa nyaman dapat yang meliputi lokasi,
DO: pasien Nampak kulit teratasi dengan KH: karakteristik,
wajah memerah dan 1. status kenyaman:fisik onset/durasi,
mengelupas indikato awal Akhir frekuensi, kualitas,
r intensitas atau
Gatal- 2 3
beratnya nyeri dan
gatal
faktor pencetus
 Gunakan stategi
2. tingkat nyeri
komunikasi terapiutik
Indikator awal akhir
Nyeri untuk mengetahui
yang 3 4 pengalaman nyeri dan
dilaporko sampaikan
n penerimaan psien
Ekspresi terhadap nyeri
nyeri 3 4
 Tentukan kebutuhan
wajah
frekunsi untuk
melakukan pengkajian
ketidaknyaman pasien
dan
menginplementasikan
monitor
 Ajarkan metodo
farmakologi yang
dipakai pasien saat in
untuk menurunkan
nyeri
 Kolaborasi dengan
pasien, orang terdekat
dan tim kesehatan
lainnya untuk memilih
dan
mengimplementasikan
tindakan penurun
nyeri nonfarmakologi,
sesuai kebutuhan

F. Implementasi
1.pemberian obat: kulit
 menkuti prinsip 5 benar pemberian obat
 menatat riwayat medis pasien dan riwayar alergi
 memberikan agen topikal sesuai yang di resepkan
 mengjarkan dan monitor teknik pemberian mandiri, sesuai kebutuhan
 mendokumentasikan pemberian obat dan respon pasien, sesuai dengan protocol
institusi
2. manajemen nyeri
 meakukan pengkajian nyeri konpreheknsif yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
 menggunakan stategi komunikasi terapiutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan psien terhadap nyeri
 menentukan kebutuhan frekunsi untuk melakukan pengkajian ketidaknyaman pasien
dan menginplementasikan monitor
 mengajarkan metodo farmakologi yang dipakai pasien saat in untuk menurunkan nyeri
 mengkolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainnya untuk
memilih
dan mengimplementasikan tindakan penurun nyeri nonfarmakologi, sesuai kebutuhan

G. Evalasi

S : pasien mengatakan wajahnya sudah tidak gatal gatal lagi


O: wajah pasien tidak memerah
A : masalah teratasi
P: intervensi atau rencana di hentikan

S: pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri


O: pasien Nampak membaik
A: masalah teratasi
P : intervensi atau rencana di hentikan

Anda mungkin juga menyukai