Laprak Sisken Achmad Fachrureza Fix
Laprak Sisken Achmad Fachrureza Fix
Keterangan :
Blok diagram menyatakan model dari Gambar 1.a. Blok diagram suatu sistem kendali
suatu sistem. Pada blok diagram diatas Gambar 1.b. Blok diagram suatu sistem kendali
fungsi G1 dan G2 adalah fungsi dalam yang disederhanakan di mana:
bentuk polynomial. Blok-blok diagram
tersebut kemudian dapat dibuat didalam G ( s )=Gc ( s ) Gp ( s ) dan H ( s ) =1 (1.1)
Simulink. Perhatikan gambar 1.b. Fungsi alih lingkar tutup
Blok-blok yang biasa digunakan dalam Simulink dari sistem kendali tersebut adalah:
adalah sebagai berikut:
C (s) Gc ( s ) Gp( s) G(s )
1. Transfer function digunakan untuk T ( s) = = =
sistem yang menggunakan persamaan R (s ) 1+Gc ( s ) Gp ( s ) H (s ) 1+G( s)
dalam bentuk polynomial, nilai-nilai (1.2)
numerator disingkat num serta
G( s)
denominator disingkat den, dapat C ( s) = R( s) (1.3)
diubah dengan cara mengklik gambar 1+G ( s )
dua kali. Transient respons dari sistem adalah invers
2. Zero-pole digunakan untuk sistem
Transformasi Laplace dari C ( s ) atau c ( t ) L−1 [ C ( s ) ]
yang persamaannya merupakan
perkalia dari akar-akar polynomial. a. Sistem orde-1
3. Sum digunakan untuk menjumlahkan dua
buah sinyal. Sistem orde-1 mempunyai bentuk umum fungsi
alih sebagai berikut:
4. Scope digunakan untuk melihat keluaran
sistem. K
5. To workspace digunakan bila kita C( s) τ (1.4)
ingin mengolah sinyal proses =
R( s) s+ ¿ ¿
diteruskan dengan file *.m.
6. Pulse generator digunakan untuk Dimana 𝜏 adalah konstanta waktu
membangkitkan pulsa.
b. Sistem orde-2
7. Signal generator digunakan untuk
membangkitkan sinyal ( sinus, square, Bentuk fungsi alih lingkar tertutup dari sistem
sawtooth, random). orde-2 adalah sebagai berikut:
8. Sine wave diunakan untuk membangkitkan
sinyal sinusoidal. C( s) ω2n
= 2 (1.5)
9. Step digunakan untuk membangkitka sinyal R( s) s + 2ξ ωn + ω2n
yang berupa fungsi step u(t).
Transient Response Dengan 𝜉 merupakan koefisien redaman yang
Transient response menunjukkan karakteristik menunjukkan apakah sistem orde ke dua
output terhadap input dalam tim domain. tersebut overdamped, underdamped, critically
Karakteristik suatu sistem kendali biasanya dilihat damped atau oscillatory. Sedangkan 𝜔𝑛 adalah
dari transient response- nya. Hal ini karena sistem frekuensi natural.
dengan penyimpanan energy tidak bias merespon Dalam perancangan suatu sistem kendali harus
seketika itu juga dan akan selalu menunjukkan diketahui spesifikasi-spesifikasi yang
transient response ketika sistem itu diberi input mendefinisikan karakteristik sistem.
atau gangguan. Untuk menganalisa sistem kendali
biasanya digunakan standar input seperti fungsi Spesifikasi transient respons sebagai berikut:
impulse, step, ramp, atau sinusoidal. Input yang a. Rise time (Tr)
paling sering digunakan adalah unit step, karena b. Peak time (Tp)
2
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
c. Present Overshoot (%OS) 1
d. Settling time (Ts) s( )
s 1
e. Final value (Fv) atau nilai steady state e ( ∞ )=e step ( ∞ ) =lim =
s →0 1+G(s ) 1+ lim G(s)
Rumus untuk menghitung step respons sistem s→0
orde-1: b. Ramp input
Tr = 2.2𝜏 Dengan R(s) = 1/s2
Ts = 4 𝜏 1
s( 2
)
C (s) s 1 1
𝐹𝑣 = lim e ( ∞ )=e ramp ( ∞ )=lim =lim =¿
x →0 R (s) s → 0 1+G( s) s → 0 s+ sG(s) lim sG (s
s→ 0
Rumus untuk menghitung step respons sistem
orde-2 (underdamped):
c. Parabolic input
Tr = (1-0.4167𝜉+2.917𝜉2)/ ωn
Dengan R(s) = 1/s2
2 0.5
Tp = π /{ω n (1−ξ ) }
1
2 0.5
s(3
)
%OS=exp ( −π ξ /(1−ξ ) ) s 1
e ( ∞ )=e parabola ( ∞ )=lim =lim 2 2 =¿
Ts=4 /ξ ω n s → 0 1+G( s) s →0 s +s G( s) lim
s →0
C (s)
𝐹𝑣 = lim
x →0 R (s) Static Error Constant
Kestabilan sistem a. Position constant (Kp), di mana Kp =lim G(s)
s→0
Kestabilan sistem dapat ditentukan salah satunya
dengan menggunakan Routh-Hurwithz Criterion. b. Velocity constant (Kv), di mana Kv =
Yang menyatakan bahwa jumlah dari akar-akar lim sG(s)
s→0
polynomial yang berada disebelah kanan sumbu
origin adalah samadengan banyaknya perubahan Acceleration constant (Ka), di mana Ka =
tanda yang terjadi pada kolom pertama. lim s 2 G( s)
s→0
Diketahui:
3
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
dari Gambar 2.1 persamaan karakteristik sistem bilangan kompleks, maka untuk menggambarkannya
dinyatakan dengan dibutuhkan dua buah grafik yang merupakan fungsi
dari ω, yaitu:
1+ KG ( s ) H ( s )=0
a. Grafik magnitude terhadap frekuensi.
Nilai s berada pada TKA jika s memenuhi
persamaan diatas. Karena s dapat merupakan b. Grafik fasa terhadap frekuensi.
bilangan kompleks, maka dari persamaan tersebut s Diagram bode merupakan salah satu metode analisis
adalah sebuah titik pada TKA jika memenuhi syarat dalam perancangan sistem kendali yang
magnitude. memperhatikan tanggapan frekuensi sistem yang
1 diplot secara logaritmik.
|K|=
|G ( s ) H (s)| Dari kedua buah grafik yang diplot tersebut, yang
perlu diperhatikan adalah nilai dari Gain Margin
Dengan syarat sudut (GM) dan Phase Margin (PM). Nilai GM besarnya
adalah 1/G, dengan G adalah gain saat kurva grafik
∠ G ( s ) H ( s )=r 180 ° , denganr =±1 , ± 3 ,± 5 , … .
fasa memotong nilai -180ᵒ. Nilai GM umumnya
Menggambar TKA dengan manual dinyatakan dalam dB, yang dihitung dengan 20log10
(GM). Sementara PM adalah nilai fasa dalam derajat
1. Letakkan pole dan zero open loop pada s-
saat kurva grafik magnitude dengan frekuensi
plane (bidang s)
memotong nilai 0 dB.
2. Pole open loop akan bergerak ke zero open
Dari metode analisis Tempat Kedudukan Akar (TKA)
loop dengan arah pergerakan sebagai berikut:
diketahui bahwa suatu sistem lingkar tertutup
Jika disebelah kanan terdapat pole dan zero dinyatakan stabil apabila letak akarnya memotong
ganjil maka terdapat arah pergerakan. sumbu jω, atau 1+KG(jω)=0. Dalam nilai magnitude,
ini dinyatakan sebagai nilai mutlak |KG(jω)|=1, dan
3. Pole closed loop akan bergerak secara simetri
nilai fasanya adalah ∠ KG ( jω )=−180 ° .
4. Pole atau zero infinity Keuntungan dari metode ini dibandingkan metode
Menentukan asimtot θ dan titik potongnya lainnya adalah pole dan zero nyata dapat terlihat
dengan sumbu nyata σ dapat dihitung dengan dengan mudah.
rumus: Tanggapan frekuensi dari sistem yang dapat disusun
baik dengan pendekatan perhitungan manual,
σ=
∑ ( letak pole berhingga ) −∑ (letak zero berhingga)
maupun dengan software Matlab, dipengaruhi oleh
∑ ( pole berhingga ) −∑ ( zero berhingga)
beberapa komponen dalam sistem fungsi alih yang
berpengaruh s.b.b:
( 2 k +1 ) 180
σ= a. Bati (gain) konstan.
∑ ( pole berhingga )−∑ ( zero berhingga) b. Pole dan zero yang terletak pada titik awal
5. Real axis breakaway dan break in point (origin)
(𝑠 )𝐷 ′ (𝑠 ) − 𝑁 ′ (𝑠 )𝐷 (𝑠 ) = 0 c. Pole dan zero yang tidak terletak pada titik awal.
6. Angles of departure and arrival from complex d. Pole dan zero kompleks.
pole or zero
e. Waktu tunda ideal.
𝜃 = ∑ 𝑧𝑒𝑟𝑜 𝑎𝑛𝑔𝑙𝑒 − ∑ 𝑝𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛𝑔𝑙𝑒 = (2𝑘 + 1)180ᵒ
3. METODOLOGI
Diagram bode Pada Modul 1 ini, alat dan bahan yang
digunakan yaitu :
1. Komputer beserta software MATLAB
2. Buku catatan
Memulai percobaan
Percobaan 1 menggunakan script
Buatlah Script baru pada MATLAB (menu FILE
Gambar 1.2 Diagram blok sistem kendali dengan lalu pilih New
umpan balik
Jika suatu sistem memiliki fungsi alih G(s) dan fungsi
umpan balik H(s) seperti gambar di atas, maka
tanggapan frekuensi dapat diperoleh dengan Masukkan nilai num dan zero sesuai yang suda di
mensubstitusi s = jω. Sehingga diperoleh responnya tentukan di modul pada tempat script atau di
command windows
adalah G(jω)H(jω). Karena G(jω)H(jω) adalah suatu
4
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
4. HASIL DAN ANALISIS
Percobaan 1
Save terlebih dahulu dan tekan running Matlab dapat digunakan untuk menuliskan fungsi
alih suatu sistem/proses dengan perintah sebagai
berikut :
5
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Pada percobaan ini kita dijelaskan terlebih dahulu
langkah-langkah mudah untuk membuat trasfer
function menggunakan script dan memunculakn
nya di command windows seperti pada gambar.
Dan kita juga diperintahkan untuk mencari pole
dan zero dari transfer function menggunakan
Comand windows seperti gambar diatas.
Ts=
Tr= 185.013 ms
Tp= 1.468
2.296
Dari percobaan ini didapatkan rise time dan peak
time dimana waktu untuk yang dibutuhkan untuk
naik dari T=0 sebesar 185.013 ms dan waktu yang
dioerlukan untuk memulai dari T=0 hinga
mencapai puncak pertama overshoot yaitu: 1.468 s
dan 2.296 s. Disini tidak ada settling time karena
waktu untuk berubah tidak di atur dari awal.
c. Kestabilan sistem
Simulink pada percobaan ini:
7
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
ini juga menunjukkan bagaimana cara
menunjukkan bode diagram pada MATLAB.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari percobaan modul 1
Maka kita pun akan memunculkan root locus juga
ini adalah:
sesuai dengan script yang dibuat
1. Dengan menggunakan matlab pekerjaan
dalam komputasi numerik, visualisasi, dan
pemrograman akan lebih mudah dan lebih
teliti. Pada matlab juga ada fitur simulink yang
dapat digunakan untuk simulasi pemodelan
sistem.
2. Untuk menentukan spesifikasi sistem yang
dibuat kita dapat melihatnya melalui
pengamatan terhadap respon transient sistem
tersebut, hal yang diperhatikan adalah rise
time, peak time, settling time, dan maximum
overshoot serta dapat melihat error steady
Pada percobaan ini menunjukkan bagaimana cara statenya.
menampilkan gambar pada root locus yaitu
menggunakan rlocus(P); P disini menggunakan 3. Pada Kestabilan sistem dengan memasukkan
huruf apa saja dan saya memilih P untuk menamai fungsi transfer, kita dapat membandingkan
transfer function tersebut. Dan pada percobaan ini dengan prinsip kestabilan Routh
pula juga memperlihat tempat kedudukan akar 4. Pada Tempat kedudukan akar dengan
pada transfer function yang dibuat. memasukkan transfer function kita
mendapatkan grafik Root Locus
Percobaan 4 Diagram Bode
Buat script seperti dibawah ini: 5. Dengan menggunakan bode plot kita dapat
melihat magnitude dan phase dari sistem yang
dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mulyawan Achmad S., Pengenalan Matlab
Dari script tersebut maka akan memunculkan Untuk Perancangan, Analisi, dan Simulasi
diagram bode seperti dibawah ini: Sistem Kendali Posisi, Universitas
Singaperbangsa Karawang, 2018.
[2] Adel S. Sedra dan Kennet C. Smith,
Microelectronic Circuits, Oxford University
Press, USA, 1997.
[3] http://labdasar.ee.itb.ac.id., 06 Maret 2020,
21.23 WIB.
8
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA