Anda di halaman 1dari 36

11/2/2020

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


METODE SPEKTROSKOPI
UV / VIS
DALAM ANALISIS FARMASI
1 Susana Linden
TEORI DASAR SPEKTROKOPI

11/2/2020
Teknik Spektrokopi adalah suatu teknik fisiko-kimia yang mengamati
tentang interaksi atom maupun molekul dengan radiasi elektromagnetik
(REM)

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


Hasil interaksi tersebut bisa menimbulkan penyerapan (absorpsi), emisi
dan pembiasan/hamburan (scattering).

2
TEORI DASAR SPEKTROKOPI

11/2/2020
Berdasarkan interaksi yang terjadi → dikembangkan teknik-teknik
analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


1. Absorpsi menghasilkan metode analisis:
Spektrofotometri UV/Vis
Spektrofotometri Infra merah (IR)
2. Hamburan menghasilkan metode analisis:
spektrofotometri Raman
3. Absorpsi dan emisi menghasilkan metode analisis:
fotoluminisensi, fluororesensi, fosforesensi.

3
Λ PADA SPEKTROFOTOMETRI UV / VIS

11/2/2020
 Daerah UV sekitar 10 nm – 380 nm, tetapi paling banyak
penggunaannya secara analitik dari 200 – 380 nm dan disebut sebagai
UV pendek (dekat).

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


 Di bawah 200 nm, udara dapat mengabsorpsi sehingga instrumen harus
dioperasikan kondisi vakum, daerah ini disebut dengan daerah UV
Vacum.
 Daerah tampak (visibel) sangat kecil panjang gelombang yang
dikaitkan dengan cahaya tampak itu mampu mempengaruhi selaput
pelangi pada manusia, dan karenanya menimbulkan kesan subyektif
akan ketampakan (vision).
 λ daerah tampak dari 380 nm – sekitar 780 nm.
  Spektroskopi UV-VISUmumnya spektroskopi dengan sinar ultraviolet
(UV) dan sinar tampak (VIS) dibahas bersama karena sering kedua
pengukuran dilakukan pada waktu yang sama 4
Semua molekul organik mampu menyerap REM karena memiliki
elektron valensi yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang

11/2/2020
lebih tinggi.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


Penyerapan radiasi UV dan Visibel dibatasi oleh sejumlah gugus
fungsional tertentu (kromofor) yang mengandung elektron valensi
dengan tingkat energi eksitasi yang rendah.

Elektron yang terlibat :elektron sigma, elektron phi, dan elektron


bukan ikatan.

5
ELEKTRON YANG TERLIBAT PADA PENYERAPAN RADIASI UV/VIS
ADA 3, YAITU:

11/2/2020
1. Orbital elektron phi (π)
Orbital elektron σ
2. Orbital elektron sigma (σ)

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


3. Orbital elektron tidak
berpasangan (n) atau non
Orbital elektron n bonding elektron.
Orbital nonikatan umumnya
terdapat pada molekul-molekul
yang mengandung atom nitrogen,
Orbital elektron π oksigen, sulfur dan halogen.

6
11/2/2020 pert 12 S.Linden Farmasi Analisis
7
BERDASARKAN JENIS ORBITAL TERSEBUT MAKA, JENIS-JENIS
TRANSISI ELEKTRONIK DIBEDAKAN MENJADI EMPAT MACAM,
YAKNI:

11/2/2020
1) Transisi σ → σ* Keterangan
2) Transisi π → π* · σ : senyawa-senyawa yang
memiliki ikatan tunggal

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


3) Transisi n → π* · π : senyawa-senyawa yang
4) Transisi n → σ* memiliki ikatan rangkap
· n menyatakan orbital non-ikatan:
untuk senyawa-senyawa yang
memiliki elektron bebas.
· σ* dan π* merupakan orbital yang
kosong (tanpa elektron), orbital ini
akan terisi elektron ketika telah
atau bila terjadi eksitasi elektron
atau perpindahan elektron atau
promosi elektron dari orbital ikatan.
8
DIAGRAM TINGKAT ENERGI ELEKTRONIK PADA ABSORPSI UV-VIS

11/2/2020
pert 12 S.Linden Farmasi Analisis
9
TRANSISI Σ → Σ' :

11/2/2020
 Transisi yang paling jauh → membutuhkan energi besar → λmaks kecil
(< 150nm), terletak pada UV vakum, sukar diamati.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


 Kurang begitu bermanfaat untuk analisis dengan spektrofotometri UV-
Vis
 Contoh: CH4,C-C, C-H
Metana dengan ikatan (–C-H) λ (125 nm)
Etana dengan ikatan (C-C) λ (135 nm)

10
TRANSISI N → Σ':

11/2/2020
 Terjadi pada senyawa organik jenuh yang mengandung atom-atom
dengan elektron bukan ikatan atau elektron tidak berpasangan, seperti
pada sekitar atom N, O, S, dan halogen.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


 Energi yang butuhkan lebih kecil, → Sinar yang diserap sekitar λmaks
150-250nm.
 Nilai absorbtivitas molar (ε) 100 – 3000 liter/cm. mol (Ɛ = rendah).
 Pengaruh pelarut lebih polar akan menggeser λ kelebih pendek
(pergeseran biru / Hypsocromic shift)
contohnya: metanol λmaks = 184nm, Ɛ= 15 M-1cm-1

11
TRANSISI Π → Π' DAN N → Π':

11/2/2020
 Molekul tersebut harus memiliki gugus fungsional yang tidak jenuh
sehingga ikatan rangkap dalam gugus tersebut dapat memberikan
orbital phi yang diperlukan.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


 Transisi ini paling cocok untuk analisis, energi kecil dan λmaks panjang
(λ = 200 – 700 nm) dan dapat diaplikasikan pada spektrofotometer
UV-Vis.
 Pelarut dapat mempengaruhi transisi karena berkaitan dengan
perbedaan mensolvasi pelarut pada keadaan dasar ke keadaan
tereksitasi

12
11/2/2020 pert 12 S.Linden Farmasi Analisis
13
TRANSISI Π → Π' DAN N → Π': CONTOH
TRANSISI Π → Π' DAN N → Π':

11/2/2020
π → π' n → π'
ε (10 – 100 liter/cm.mol) ε (1000 – 10.000 liter/cm.mol)

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


Pelarut polar menyebabkan pergeseran ke λ pelarut polar menyebabkan pergeseran ke λ
yang lebih panjang disebut sebagai pergeseran yang lebih pendek yang disebut sebagai
biru (hypsochromic schif) pergeseran merah (bathocromic shif)

14
11/2/2020 pert 12 S.Linden Farmasi Analisis
15
11/2/2020 pert 12 S.Linden Farmasi Analisis
16
PENGARUH PH TERHADAP Λ
KROMOFOR ORGANIK

11/2/2020
 Kromofor merupakan semua gugus atau atom dalam senyawa organik
yang mampu menyerap sinar UV dan Visibel.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


 Kromofor berfungsi sebagaiantena , alat penangkap gelombang
elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu.
 Panjang gelombang spektrum tersebut dapat merangsang perubahan
struktur molekul kromofor karena molekul itu "tereksitasi".

17
ADA 3 JENIS KROMOFOR SEDERHANA

11/2/2020
1. Ikatan ganda antara 2 atom yang tidak memiliki pasangan elektron
bebas.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


Contoh : C=C
2. Ikatan ganda antara 2 atom yang memiliki pasangan elektron bebas
Contoh : C=O
3. Cincin Benzena

18
KROMOFOR TUNGGAL
CONTOH:

11/2/2020
 etilen  karbonil

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


 Aldehid  sulfoksida

 Azo
 benzena

19
KROMOFOR ORGANIK

11/2/2020
Jika beberapa kromofor berhubungan maka absorpsi menjadi lebih
kuat dan berpindah ke panjang gelombang yang lebih panjang.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


Dalam suatu molekul dapat terkandung beberapa kromofor.
Jika kromofor dipisahkan satu sama lain paling sedikit oleh 2 atom
karbon jenuh, maka tidak dapat terjadi konjugasi antara gugus
kromofor.

20
PENGARUH KONJUGASI PADA PUNCAK SERAPAN

11/2/2020
 Ikatan terkonjugasi berupa ikatan rangkap yang berselang-seling
dengan satu ikatan tunggal.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


 Elektron-elektron phi mengalami delokalisasi lanjut sehingga tingkat
energi π* menurun dan mengurangi karakter anti ikatan→ pergeseran
ke λ yang lebih pendek atau pergeseran merah atau batocromic shift.
 Contoh: RIBOFLAFIN

21
KARAKTERISTIK SERAPAN UV OLEH BEBERAPA KROMOFOR

11/2/2020
pert 12 S.Linden Farmasi Analisis
22
GUGUS AUKSOKROM

11/2/2020
 Gugus auksokrom mengandung pasangan elektron bebas yang
disebabkan oleh terjadinya mesomeri kromofor.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


 Efek mesomeri (resonansi) adalah distribusi elektron yang terjadi
pada senyawa yang tak jenuh (yang memiliki ikatan rangkap), khusus
system terkonjugasi.
 Yang termasuk dalam gugus auksokrom ini adalah substituen seperti
–OH, -NH2, -NHR dan –NR2.

23
GUGUS AUKSOKROM

11/2/2020
 Gugus auksokrom memberikan transisi n → π*.
 Terikatnya gugus auksokrom pada gugus kromofor mengakibatkan

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


batokromic shift atau menggeser maksimum absorpsi kearah panjang
gelombang yang lebih panjang
 Gugus auksokrom tidak menyerap pada panjang gelombang 200-800
nm, namun mempengaruhi spektrum kromofor dimana auksokrom
tersebut terikat.

24
Λ MAX

11/2/2020
 Puncak absorpsi (λ max) dapat dihubungkan dengan jenis ikatan yang
ada dalam spesies.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


 Oleh karena itu, spektroskopi absorpsi dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan gugus fungsi dalam suatu molekul
 Penentuan λ max, dengan cara: scanning (λ max terhadap sampel
yang akan ditentukan) atau dilihat di literatur

25
11/2/2020 pert 12 S.Linden Farmasi Analisis
26
PENENTUAN KONSENTRASI KOMPONEN TUNGGAL DAPAT
DILAKUKAN DENGAN:

11/2/2020
1. Menggunakan informasi absorbtivitas molar

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


2. Menggunakan persamaan regresi linier kurva baku

27
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS MENGACU PADA HUKUM LAMBERT-BEER.
HUKUM LAMBERT BEER

11/2/2020
Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa besarnya serapan (A)
proporsional dengan besarnya konsentrasi (c) dari zat uji atau hubungan
linier antara absorbansi (A) dan konsentrasi (c).

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


A= Ɛbc
Keterangan: A = absorbansi, yaitu ukuran jumlah cahaya yang diserap
oleh sampel (tidak mempunyai unit).
Ɛ = molar absorptivity adalah tetapan yang dikenal sebagai koefisien
punahan molar dan merupakan absorbans larutan 1M analit tersebut.
(M-1cm-1)
b = panjang jalur sel atau jarak cahaya yang melalui sampel yang diserap
(tebal kuvet) (cm)
28
c= konsentrasi analit dalam mol per liter (M)
HUBUNGAN TRANSMITANSI DAN ABSORBANSI

11/2/2020
Transmitansi (T) merupakan fraksi antara intensitas radiasi masuk (I0)
terhadap intensitas yang keluar (I) dari material dengan ketebalan t.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


T = It / Io
Ket: It = Intensitas cahaya setelah melewati sampel
Io = Intensitas cahaya awal.

29
11/2/2020 pert 12 S.Linden Farmasi Analisis
30
TURUNAN HUKUM LAMBERT BEER
MOLAR ABSORPTIVITY

11/2/2020
 Ɛ = molar absorptivity adalah tetapan yang dikenal sebagai koefisien
punahan molar dan merupakan absorbans larutan 1M analit tersebut.
(M-1cm-1)

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


 Ɛ merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi,
tebal kuvet dan insensitas radiasi yang mengenai sampel
 Tetapi, Ɛ tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan λ
radiasi.

31
CONTOH SOAL

11/2/2020
Sebanyak 20 tablet furosemid ditimbang beratnya 1,656 g. Diambil
sampel 519,5 mg dikocok dengan 300 mL NaOH 0,1 N , lalu diencerkan
sampai 500,0 mL dengan NaOH 0,1 N. Sejumlah ekstrak disaring dan

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


diambil 5,0mL lalu diencerkan dengan NaOH 0,1 N sampai 250,0 mL.
Absorbansi dibaca pada λ 271 nm dengan blanko NaOH 0,1 N ternyata
absorbansinya 0,596. Jika E 1%1cm furosemid λ271 nm = 580, Hitung
kadar Furosemid tiap tabletnya ?
Diketahui:
ditanya:
dijawab:

32
KURVA STANDAR

11/2/2020
 Kurva standar atau kurva baku dibentuk dari Absorbansi (A) larutan
diplotkan terhadap konsentrasinya (c), dimana absorbansi didapat
dari suatu seri larutan diukur pada λ, suhu, kondisi pelarut sama.

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


 Digunakan untuk mengetahui hubungan konsentrasi dengan
absorbansi pada λ max.

33
CARA MEMBUAT KURVA STANDARD:

11/2/2020
 diperlukan larutan standar (larutan yang konsentrasinya diketahui
dengan pasti).

pert 12 S.Linden Farmasi Analisis


 Dibuat larutan dengan konsentrasi nol (blangko) sampai konsentrasi
tertentu.
 Pelarut harus dapat melarutkan sampel dengan sempurna dan dapat
menghantarkan gelombang dengan daerah panjang gelombang yang
dipakai pada analisis.
 Absorbansi untuk tiap konsentrasi diukur pada max.

34
BILA LARUTAN MEMENUHI HUKUM BEER MAKA KURVA STANDAR
AKANBERUPA GARIS LURUS.

11/2/2020
pert 12 S.Linden Farmasi Analisis
35
11/2/2020 pert 12 S.Linden Farmasi Analisis
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Susana Linden
36

Anda mungkin juga menyukai