Etika Sederhana
Etika Sederhana
Bertanya artinya, manusia tidak mau menerima secara pasif begitu saja, baik keadaan dirinya maupun
lingkungannya. Ia ingin tahu segala sesuatu. Bila yang diketahuinya itu tidak sesuai dengan yang
diingininya, ia akn berusaha keras mengubahnya. Dan kalau itu ternyata tidak mungkin, ialah yang akan
mengubah dirinya.
Kesadaran etis manusia: kesadaran di dalam diri manusia tentang apa yang benar dan apa yang salah,
tentang apa yang baik dan apa yang jahat, tentang apa yang tepat dan apa yang tidak tepat.
Kesadaran etis itu belum dapat disebut etika. Kesadaran etis sering muncul secara spontan.
Etika adalah: ilmu atau studi mengenai norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia.
Keharusan yang hipotesis adalah keharusan yang bersifat kondisional. Artinya ia hanya berlaku untuk
memenuhi kondisi-kondisi atau syarat-syarat tertentu. Atau disebabkan oleh karena kondisi-kondisi
tertentu.
Di dalam etika ada sesuatu yang lebih dalam daripada sekedar kondisi atau kenyataan. Yaitu : makna
Yang seharusnya di dalam etika adalah: yang benar, yang baik, dan yang tepat. Yang tidak boleh dalam
etika adalah yang salah, yang jahat, dan yang tidak tepat.
Deontologis : cara berfikir etis yang mendasarkan diri pada prinsip, hukum, norma objektif yang
dianggap harus berlaku mutlak dalam situasi dan kondisi apapun juga.
Teleologis : Penerapan hukum secara kaku, tidak jarang justru berakibat buruk.
Etika Protestan bertitik tolak pada Hukum Kasih
Yang ingin diperlihatkan adalah, bahwa dengan mudahnya cara berfikir etis yang deontologis telah
bergeser menjadi teleologis. Yaitu mendasarkan tindakan tidak kepada hukum-hukum positif yang sudah
tersedia tetapi menggumuli keputusan-keputusan yang ”terbaik” dalam satu situasi tertentu.
Bahaya yang pertama dr cara berfikir teologis adalah bahaya menghalalkan segala car untuk mencapai
tujuan.
Bahaya yang kedua dari cara berfikir teleologis dalam bentuknya yang ekstrim adalah hedonisme.
Jadi keputusan apapun yang kita lakukan tidak pernah sempurna. Ia selalu harus kita lakukan dengan
Etika berbicara tentang apa yang seharusnya. Tentang apa yang benar, baik, dan tepat.
Sukses secara etis berarti sukses sebagai manusia. Baik secara etis, berarti selaras atau sesuai dengan
Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi. Yang mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Tatpi nilai
Suatu tindakan kita sebut mempunyai nilai etis, apabila ia selaras dan sesuai dengan apa yang kita
artikan sebagai manusia yang utuh dan penuh itu. Artinya, ia mencerminkan hubungan yang seharusnya
antara seseorang dengan dirinya, dengan sesamanya, dengan lingkungannya, dan dengan Tuhan yang
disembahnya.
Etika Kristen berbicara tentang nilai-nilai yang mencerminkan siapa manusia itu ditinjau dari pandangan
iman kristiani.
Kohlberg membagi jenjang kesadaran etis dalam 3 tahapan besar : Pra-konvensional, konvensional,
purna-konvensional.
Teori Kohlberg justru amat bermanfaat untuk kita dapat menilai diri kita sendiri
Penjara sosial kita : bahwa di mana kita hidup itu sebenarnya adalah belenggu. Penjara sosial telah
Penjara ekonomi. Di dalam masyarakat, ekonomi adalah struktur-bawah yang memberi bentuk dan
corak pada semua yang ada pada struktur atas. Oleh karena itu ajaran agama, sistem politik, corak
budaya bahkan struktur masyarakat, sebenarnya tak lain adalah pencerminan belaka dari sistem ekonomi
Memilih. Kebebasan bukanlah cita-cita. Kebebasan adalah kenyataan yang ada pada setiap kita.
Kebebasan itu bukanlah konsep abstrak yang ada di luar manusia. Ia merupakan kenyataan yang ada di
Tindakan kita = siapa kita. Tindakan itu berbicara lebih keras daripada kata-kata.
Tindakan kita, pilihan kita. Siapa kita sekarang ini adalah buah dari tindakan-tindakan yang kita ambil
Rasa. Ada orang yang membagi manusia menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama mengutamakan rasio
Kasih dibedakan 3 : Philia ( kasih persahabatan ), eros (kasih asmara), dan agape ( kasih yang sejati )
Tindakan etis yang benar dan yang baik adalah yang menjaga kesatuan, keseimbangan, dan keselarasan
3 nilai utama :
1.Akal : akal dianggap sebagai satu-satunya alat yang terbaik yang ada pada manusia untuk ada dan
”survive”
2. Tujuan yang jelas dan gamblang yaitu untuk ada dan ”survive”.
3. Harga diri yaitu keyakinan dan kepastian pada diri sendiri bahwa saya mampu untuk berpikir dan
Etika Kristen ialah iman Kristiani yang dipakai untuk menjadi asumsi dasar di dalam melakukan
penilaian etis.
Etika Kristen harus merupakan sesuatu yang terbuka dan dinamis bergerak di dalam ruang dan waktu.
Etika Kristen bukanlah etika untuk orang Kristen tetapi etika oleh orang Kristen
Etika Kristen bertitiktolak pada Antropologi Kristen yaitu pemahaman mengenai siapa manusia itu di
2. ADP harus dapat dipertanggungjawabkan menurut penalaran yang umum, sehingga paling sedikit
Secara umum dapat dikatakan, bahwa asumsi dasar kita adalah bahwa semua tindakan manusia
Seluruh tindakan kita hanya dapat dipertanggungjawabkan secara etis, apabila ia bertitik-tolak dari
Kefanaan manusia. Allah menghargai kefanaan manusia, dengan menjadikan DiriNya yang kekal itu
menjadi manusia yang fana. Ia yang tidak terbatas itu, membatasi DiriNya.
Kedosaan manusia. Universalitas dosa juga dapat dipahami dari sudut lain. Yaitu, dari kebebasan
manusia. Selama manusia mempunyai kebebasan untuk memilih yang baik, selama itu pula ia juga
Bab 12 Jahat-Tapi-Apa-Boleh-Buat
Pada awal sejarahnya, pemikir-pemikir Kristen cenderung untuk bersikap perfeksionis dan menolak
kompromi.
Mengambil keputusan etis selalu membawa manusia kepada ketegangan dan kegelisahan. Ketegangan
antara yang ideal dan yang fungsional, kegelisahan, bahwa yang ”paling” ternyata selalu ”belum”