Anda di halaman 1dari 5

Materi Mentoring 6

Tarbiyah Islamiyah

NAMA : AMELIA FRANSISCA YALANI


NO BP : 2011313004
KELOMPOK 11

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2020
A.     Definisi Tarbiyah

Ada beberapa kata dalam bahasa arab yang searti dan senada dengan kata
tarbiyah yaitu : ziyadah (penambahan), nas’ah (pertumbuhan), taghdiyyah (pemberian
gizi), ri’ayah (pemeliharaan) dan muhafazhah (penjagaan).

Atau bila dilihat dari kaidah ilmu nahu berasal dari kata raba-yarbu (tumbuh
berkembang), rabiya-yarba (tumbuh secara alami) dan rabba-yarubbu (memperbaiki,
meningkatkan).

Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan


ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Tak
heran bila kini pemerintah mewajibkan program belajar 9 tahun agar masyarakat
menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang
sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.

Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tilawah


(membacakan ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa) dan ta’limul kitab wa sunnah
(mengajarkan al kitab dan al hikmah). Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah
menjadi umat terbaik disebabkan pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan
mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh,
pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya
dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang
tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.

Pendidikan Islam berpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah


(pemahaman/pemikiran) dan amaliyah (aktivitas). Nilai Islam ditanamkan dalam
individu membutuhkan tahpan-tahapan selanjutnya dikembangkan kepada
pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia. Potensi yang dikembangkan
kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan memasuki berbagai bidang
kehidupan. (QS. Ali Imran (3) : 103)

Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber kepada Al


Qur’an sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan membentuk
masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah saja. 

Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang
diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga diri,
kekuatan dan persatuan. 
B. Alasan Perlu Tarbiyah :

Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah agar manusia memiliki gambaran
tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh.  

Interaksi di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah
laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq ini perlu dan harus
dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur’an, sholat malam, shoum (puasa)
sunnah, berhubungan kepada keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia melakukan
latihan, maka semakin banyak amalnya dan semakin mudah ia melakukan kebajikan.
Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang akhirnya
menjadi gaya hidup sehari-hari.

DARI ASPEK INTERNAL AJARAN ISLAM

Ar-Rasul membimbing umat manusia untuk keluar dari kebodohan.Dengan ciri-


ciri : kebodohan (ajahl), kehinaan (Dzillah), kemiskinan (faqr) dan perpecahan
(tanafur).

Kondisi umat Islam sekarang tidak memahami Islam itu sendiri sehingga akhirnya
terjebak dalam kondisi kejahiliyahan modern dengan kesesatan yang lebih dahsyat dan
nyata (QS.3:164) sehingga umat Islam berada pada tahap pengkeroposan yang
diakibatkan oleh : a). kecintaan pada dunia yang berlebihan dan takut mati. b). saling
berpecah belah c). mengkotak-kotakan ajaran Islam d). penyimpangan ajaran Islam
seperti meng-sipilis-mekan (sekularesme,pluralisme dan liberalisme) Islam e).
terbelenggu sinkritisme berbau TBC (tahayul, bid’ah & churofat) f). meninggalkan jihad.

Jalan keluar dari kesesatan salah satunya melalui pembinaan yang didalamnya
diajarkan tilawah (dibaca & dibacakan), tazkiyah (pembersihan diri) dan ta’limul kitab
wal hikmah (belajar Al-qur’an dan hadits) (QS. 2:151). Sehingga akan memperoleh
nikmat yang akan mengantarkan kepada khoiru ummah (QS.3:110) dengan ciri-ciri :
berpengetahuan (ilmu), terhormat (izzah), kekayaan (ghina) dan persaudaraan
(ukhuwah).

DARI ASPEK INDIVIDU.

Hakikat jiwa yang membutuhkan pembinaan (QS.91:8-10), hakikat jiwa tersebut


menghadapi persoalan : secara fitrah jiwa yang pada dirinya terdapat kecenderungan
kepada taqwa dan kecenderungan kepada dosa.
Adanya musuh bebuyutan (2:168-169) yang tidak hanya membuat perencanaan
yang matang tapi juga merealisasikan (5:82) yang keduanya bagian dari langkah syetan
(35: 6). Untuk menangkal serangan musuh diperlukan amal jama’i dikalangan kaum
muslimin tak akan terjadi kecuali jika didahului oleh tarbiyah.

C.  PERANAN TARBIYAH DALAM KEHIDUPAN

* Peranannya dalam penerapan system Islam.(4:65)


* Menjamin konsistensi muslim terhadap jamaahnya. (18:28)
* Membentuk generasi Islami, keluarga Islami dan peradaban Islami. (3:110,
2:143,3:104)
* Menumbuhkan kemakmuran yang penuh berkah (QS 7:96).
* Mewujudkan ketentraman dan kestabilan masyarakat.(QS.106:3-4, 89:27-28)
* Kebutuhan kemanusiaan.
* Kewajiban agama.(9:122,2:174, 17:36,58:11, 66:6)

D. CIRI-CIRI TARBIYAH

* Apa yang dilakukan semata-mata mencari ridho Allah dan memakmurkan bumi
dengan aturan Allah (Rabbaniyah).
* Menggunakan sarana dan akhlak islami (Akhlaqiyyatu al-wasa’il).
* Pembinaan secara menyeluruh antara potensi akal, jasad dan ruh manusia
(Syumuliyah)

E. TUJUAN TARBIYAH :
Selain merupakan kewajiban, kegiatan dididik dan mendidik adalah suatu usaha
agar dapat memiliki ma’dzirah (alasan) untuk berlepas diri bila kelak diminta
pertanggungjawaban di sisi Allah SWT yakni telah dilakukan usaha optimal untuk
memperbaiki diri dan mengajak orang lain pada kebenaran sesuai manhaj yang
diajarkan Rasulullah SAW.

Untuk menghasilkan Pendidikan Islam yang berkesinambungan maka dibutuhkan


beberapa sarana, baik yang mendidik maupun yang dididik, yaitu:

1. Istiqomah

Setiap kita harus istiqomah terus belajar dan menggali ilmu Allah, tak ada kata tua
dalam belajar, QS. Hud (11) : 112, QS. Al Kahfi (18) : 28

2. Disiplin dalam tanggung jawab


Dalam belajar tentu kita membutuhkan waktu untuk kegiatan tersebut. sekiranya salah
satu dari kita tidak hadir, maka akan mengganggu proses belajar. Apabila kita sering
bolos sekolah, apakah kita akan mendapatkan ilmu yang maksimal. Kita akan tertinggal
dengan teman-teman kita, demikian pula dengan guru, apabila ia sering membolos tentu
anak didiknya tidak akan maju karena pelajaran tidak bertambah.

* Memahami gambaran yang jelas mengenai Islam yang sempurna dan benar.
* Membentuk kepribadian muslim secara utuh.
* Menumbuhkan harga diri dan pribadi yang tidak mudah dipecah belah
* Keimanan dan ketakwaan penduduk merupakan asas terwujudnya kemakmuran yang
penuh berkah.
* Mewujudkan ketentraman dan kestabilan masyarakat.

Sumber:

Tarbawiyah.com

www.dakwatuna.com

Anda mungkin juga menyukai