Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-ISSN : 2089-5313

e-ISSN : 2549-5062

PENGARUH KONSENTRASI PEG 400 DAN PEG 4000 TERHADAP


FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SUPPOSITORIA
EKSTRAK SOSOR BEBEK (Kalanchoe pinnata [L.] pers)”.

Nur Afikoh1, Heru Nurcahyo2, Susiyarti3


Email : parapemikir_poltek@yahoo.com
1,2
Prodi D3 Farmasi Politeknik Harapan Bersama
3
Ikatan Apoteker Indonesia PC Kabupaten Tegal

Abstrak
Sosor bebek (Kalanchoe pinnata [L] pers) merupakan salah satu tanaman obat yang di gunakan
sebagai obat wasir.Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dalam bentuk, yang di berikan
melalui rektal, vaginal atau uretra. Basis suppositoria merupakan komponen terbesar yang sangat
menentukan kecepatan pelepasan atau aksi dari obat, sehingga akan mempengaruhi khasiat atau
keberhasilan terapi.Pada penelitian ini, ekstrak sosor bebek yang di dapatkan menggunakan metode
maserasi dengan pelarut etanol 70%. Hasil ekstrak sosor bebek tersebut selanjutnya di buat sediaan
suppositoria dengan variasi penggunaaan PEG 400 dan PEG 4000 yang berbeda di antaranya 70%:30%,
50%:50%, dan 30 %:70%. Hasil pembuatan suppositoria tersebut di lakukan uji fisik, yang meliputi: uji
organoleptis, uji keseragaman bobot, uji waktu leleh, uji titik leleh, dan uji kekerasan. Hasil uji-uji
tersebut di analisa dengan One Sample T-Test dan One-Way Anova. Dari uji analisis One Sample T-TestT
Hitung > T Tabel dan dari uji analisis One-Way Anova F Hitung > F Tabel yang menunjukan bahwa ada
pengaruh variasi penggunaan PEG 400 dan PEG 4000 terhadap sifat fisik suppositoria ekstrak daun sosor
bebek dan didapatkan hasil formula I memiliki waktu leleh dan titik leleh yang baik.

Kata Kunci: Ekstrak Sosor Bebek, Suppositoria, PEG, Sifat Fisik.

1. Pendahuluan sosor bebek (Kalanchoe pinnata [L.] pers)


mempunyai khasiat sebagai: bisul, radang
Suppositoria adalah suatu bentuk payudara,radang amandel, lambung, rematik,
sediaan padat yang pemakaianya dengan memar, bengkak, wasir, kencing terasa nyeri,
cara memasukan melalui lubang atau celah datang haid tidak teratur, diare, disentri,
pada tubuh, dimana ia akan melebur, demam, sakit kepala, batuk darah, muntah
melunak atau melarut dan memberikan efek darah, luka berdarah [2]. Basis suppositoria
lokal atau sistemik. merupakan komponen terbesar yang sangat
Tanaman obat adalah tanaman yang menentukan kecepatan pelepasan atau aksi
memiliki khasiat obat dan di gunakan dari obat.Polietilengikol merupakan basis
sebagai obat dalam penyembuhan maupun suppositoria yang larut dalam
penyegahan penyakit. Pengertian obat air.Polietilengikol yang memiliki berat
berkhasiat adalah bahan obat yang molekul rata-rata 200, 400, 600 berupa cair
mengandung zat aktif yang berfungsi untuk bening tidak berwarna yang mempunyai
mengobati penyakit tertentu atau jika tidak berat molekul lebih dari 1000 berupa lilin
mengandung zat aktif tertentu tapi putih. Dengan memakai dua jenis atau lebih
mengandung efek resulta/sinergi dari polietilengikol yang tepat akan
berbagai zat yang berfungsi untuk menghasilkan sifat yang baik [3].
mengobati [1].
Di Indonesia terdapat banyak tanaman 2. Metode Penelitian
yang di jadikan sebagai obat, salah satunya A. Bahan
adalah daun Sosor bebek (Kalanchoe pinnata Ekstrak daun sosor bebek merupakan
[L.] pers). Kandungan daun Sosor bebek bahan aktif yang digunakan dan dibentuk
(Kalanchoe pinnata [L.] pers)antara lain: suppositoria dengan bahan tambahan PEG
asam lemon, asam apel, vitamin C, 400 dan PEG 4000. Untuk memudahkan
quersetin-3-diarabinoside, kaemferol-3- suppositoria dikeluarkan dari cetakan
glukoside, tanin, dan briophyllin. Daun

156
Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-ISSN : 2089-5313

e-ISSN : 2549-5062

ditambahkan paraffin liquidum yang akan


melumuri dinding cetakan. iv. Formulasi Suppositoria
B. Alat Suppositoria dibuat dalam tiga
Alat yang digunakan pada penelitian formulasi dengan bobot setiap
ini yaitu di antaranya: menggunakan alat suppositoria 2.6 g. Adapun hasil
maserasi Toples (pergelet), penangas air, formulasi seperti pada table 1 berikut
beaker glass, cawan porselen, kain ini:
penyaring, timbangan analitik (Digital), Tabel 1. Formulasi
cetakan suppositoria, stopwatch, alat uji Bahan I II III
waktu leleh (Erweka suppository Sosor bebek 0.2 g 0.2 g 0.2 g
liquefaction tester), alat uji titik leleh, dan PEG 400 70% 50% 30%
alat uji kekerasan ( erweka suppository PEG 4000 30% 50% 70%
hardnes tester). Pembuatan suppositoria dilakukan
C. Prosedur Penelitian dengan metode cetak tuang dengan cara
i. Pembuatan ekstrak daun sosor berikut:
bebek Menyiapkan alat dan
Daun yang sudah dibersihkan lalu bahan.Menimbang bahan yang sudah di
ditimbang sebanyak 1.5 kg yang hitung. Melebur PEG 4000 sambil
kemudian dikeringkan dengan sinar diaduk sampai meleleh sempurna (1),
matahari dan ditutup dengan kain hitam a) Mencampurkan ekstrak sosor
lalu dihaluskan hingga menjadi serbuk. bebek dan PEG 400 mengaduk
Kemudian serbuk di maserasi denga hingga homogen (II).
pelarut etanol 70% ( 10:75), setelah b) Mencampurkan bahan I dan II
dimaserasi selama 5 hari dihasilkan mengaduknya hingga homogen,
ekstrak cair yang kemudian diuapkan c) Menuangkam campuran kedalam
dengan water bath hingga diperoleh cetakan suppositoria dan
ekstrak kental mendinginkaan pada suhu kamar
serta mengeluarkan suppositoria
ii. Uji bebas alcohol dari cetakan.
2 tetes ekstrak dalam tabung reaksi
dan menambahkan 3 tetes H2SO4 pekat v. Evaluasi Sediaan
dan asam asetat serta a) Uji organoleptis
memanaskanya,mengamati perubahan Satu suppositoria di belah secara
bau yaitu jika berbau ester maka masih vertikal dan horizontal kemudian
belum terbebas dari alkohol, tetapi jika mengamati secara visual pada bagian
baunya khas ekstrak maka ekstrak tidak internal dan eksternal untuk melihat
mengandung alkohol. bentuk, warna dan bau suppositoria

iii. Uji kandungan tannin b) Uji keseragaman bobot


Memasukan 0,5 ml ekstrak kedalam Menimbang suppositoria sebanyak
tabung reaksi kemudian menambahkan 10 buah, lalu menghitung dan
3 tetes pereaksi FeCl3 serta mengamati menentukan bobot rata-ratanya,
perubahan warnanya jika berwarna menimbang satu persatu, menghitung
hijau kehitaman maka hasil positif. Dan suppositoria yang bobotnya
untuk pereaksi gelatin yaitu menyimpang dengan persyaratan yang
memasukan 2 ml ekstrak kedalam sudah di tentukan. Persyaratan tidak
tabung reaksi kemudian Menambahkan boleh lebih dari 1 suppositoria yang
gelatin serta mengamati perubahan masing-masing bobotnya
yang terjadi jika terdapat endapan maka menyimpang dari bobot rata-ratanya
hasil positif. lebih dari harga yang di tetapkan
kolom A (5%) dan tidak satu
suppositoria yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya

157
Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-ISSN : 2089-5313

e-ISSN : 2549-5062

lebih dari harga yang di tentukan di sosor bebek sudah positif ( + ) dan sudah
kolom B (10%). sesuai menurut Samsumaharto [4] yaitu
c) Uji waktu leleh tidak berbau ester. Hasil di atas dapat di
Memasukan suppositoria kedalam simpulkan bahwa ekstrak daun sosor bebek
sangkar berbentuk spiral gelas dan sudah terbebas dari alkohol. Hasil Uji tanin
masukan ke alat uji waktu leleh, seperti pada tabel 3 berikut ini :
Mengaliri air dengan suhu 37oC, Tabel 3. Uji tanin
Mencatat waktu saat suppositoria Uji Pustaka Hasil Ket
meleleh menggunakan Stopwatch. Uji Hujau Hijau
kandungan Kehitaman Kehita +
d) Uji titik leleh tanin [5] man
FeCl3 1%
Memasukan suppositoria kedalam
Uji Terdapat Terda +
cawan uap dan melelehkan di atas kandungan endapan pat
waterbath. Mengamati dan mencatat tanin [5] endap
suhu saat suppositoria meleleh. Gelatin an
putih
e) Uji kekerasan Dari tabel di atas dapat diketahui hasil
Memasukan suppositoria kedalam uji kandungan tanin yang terdapat pada daun
alat uji kekerasan dan menutup sosor bebek dengan penambahan FeCl3 1%
dengan lempeng kaca, hasilnya positif hal ini sesuai menurut
Menambahkan beban 600 gram Perwita [5] yaitu warna hijau kehitaman.
sebagai masa dasar pada Dan untuk uji dengan penambahan larutan
suppositoria, Menambahkan beban gelatin jugamenghasilkan daun sosor .bebek
200 gram setiap interval 1 menit positif mengandung senyawa tanin dan
selama suppositoria belum hancur, sesuai dengan pustaka yaitu terdapat
Mencatat waktu dan beban yang di endapan putih Perwita [5] Dari uji di atas
butuhkan untuk suppositoria hancur, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sosor
Antara 0-20 detik : beban bebek mengandung senyawa tanin yang
tambahan di angap tidak ada, Antara digunakan sebagai zat aktif penelitian dan
21-40 detik : beban tambahan di mengobati penyakit wasir.
hitung setengahnya, Antara 41-60
detik : beban tambahan di hitung  Evaluasi sediaan
penuh Tabel 4. Uji organoleptis
Formula Bentuk Warna Bau
3. Hasil Dan Pembahasan I Padat Kuning Khas
Serbuk daun sosor bebek yang (peluru)
digunakan untuk ekstraksi sebanyak 150 g II Padat Kuning Khas
dengan metode maserasi, setelah itu (peluru)
dipekatkan dengan water bath dan diperoleh III Padat Kuning Khas
ekstrak kental sebanyak 19.79 g. Adapun (peluru)
hasil uji bebas alcohol tersaji seperti pada Dari hasil di atas dapat diketahui pada
table 2 berikut ini : formula I, II, III memiliki bentuk, warna dan
Tabel 2. Hasil uji bebas alkohol bau yang sama hal ini dikarenakan
Uji Pustaka Hasil suppositoria berbentuk padat, warnanya
Uji bebas Tidak Tidak kuningdan berbau khas. Suppositoria sendiri
alkohol berbau berbau menggunakan variasi penggunaan PEG 400
Ekstrak + as. ester [4] ester dan PEG 4000 yang berbeda sehingg a tidak
Asetat + as. mempengaruhi bentuk, bau dan warna
Sulfat Pekat suppositoria tersebut.
kemudian
dipanaskan  Uji keseragamn bobot
Dari tabel di atas dapat diketahui hasil Suppositoria ditimbang satu persatu
uji bebas alkohol yang terdapar pada ekstrak sebanyak 10 buah lalu dihitung bobot rata-

158
Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-ISSN : 2089-5313

e-ISSN : 2549-5062

ratanya Dari tabel di atas dapat diketahui memenuhi syarat Milala dkk [6] karena
bahwa pada formula I (replikasi I) memiliki tidak melebihi dari 37oC.Persyaratan uji titik
keseragaman bobot rata-rata yaitu 2.62 g, leleh yaitu tidak lebih dari 37oC. Hasil Uji
(replikasi II) memiliki keseragaman bobot Kekerasan seperti pada tabel 6 berikut:
rata-rata yaitu 2.63 g, (replikasi III)
memiliki keseragaman bobot rata-rata yaitu Tabel 6. Uji kekerasan
Replikasi Formula Formula Formula
2.62 g, Pada formula II (replikasi I) I II III
memiliki keseragaman bobot rata-rata yaitu 1 1.9 kg 1.9 kg 2.0 kg
2.63 g, (replikasi II) memiliki keseragaman 2 1.8 kg 1.9 kg 1.9 kg
bobot rata-rata yaitu 2.64 g, (replikasi III) 3 1.8 kg 1.8 kg 1.9 kg
memiliki keseragaman bobot rata-rata yaitu Total 5.5 kg 5.6 kg 5.8 kg
2.64 g, Pada formula III (replikasi I) Rata-rata 1.83 kg 1.86 kg 1.93 kg
Kesimpulan + + +
memiliki keseragaman bobot rata-rata yaitu
2.64 g, (replikasi II) memiliki keseragaman
Dari hasil diatas dapat diketahui untuk
bobot rata-rata yaitu 2.64 g, (replikasi III)
memiliki keseragaman bobot rata-rata yaitu formula I menghasilkan rata-rata 1,83 kg
2.62 g. pada formula II menghasilkan rata-rata 1,86
kg dan untuk formula III menghasilkan rata-
rata 1.963 kg. dari ke 3 formula di atas dapat
 Uji waktu leleh
disimpulkan paling baik adalah formula III
Pada formula I menghasilkan rata-rata
dengan rata-rata 1.93 kg hal ini dikarenakan
(07.91 menit), pada formulasi II
semakin keras suppsoitoria meminimalkan
menghasilkan (09.02 menit) dan pada
kerusakan saat pengemasan dan distribusi.
formulasi III menghasilkan (12.93
Persyaratan Milala dkk [6] yaitu uji
menit).suppositoria yang dibuat memiliki
kekerasan tidak kurang dari 1.8 kg – 2.0 kg.
waktu leleh yang berbeda di karenakan
penggunaan variasi PEG 400 dan PEG 4000 4. Kesimpulan
yang berbeda, dari semua formulasi yang Berdasarkan hasil penelitian dapat
didapatkan hasilnya dalah kurang dari 60 disimpulkan bahwa Ada pengaruh
menit. Semakin cepat suppositoria meleleh penggunaan PEG 400 dan PEG 4000 dalam
semakin cepat pula memberikan efek sifat fisik suppositoria ekstrak sosor bebek
terapinya. Adapun hasil uji waktu leleh (Kalanchoe pinnata [L.] pers). Dari ketiga
tersaji seperti pada table 5 di abwah ini: formulasi yang mempunyai uji sifat fisik
Tabel 5. Uji titik leleh
yang paling baik yaitu pada formulasi I.
Replikasi Formula Formula Formula
I II III 5. Daftar Pustaka
1 36oC 35oC 36oC [1] Rahmat.(2013). Statistika Penelitian.
2 35oC 36oC 37oC Bandung: CV Pustaka Setia. Hal:128.
3 35oC 36oC 35oC [2] Dalimartha S. 1999. Atlas Tumbuhan
Total 106 oC 107 oC 108 oC Obat Indonesia.Jilid 1.Jakarta :
Rata-rata 35.3 oC 35.6 oC 36 oC Trubus Agriwidya
Kesimpulan + + + [3] Ansel. H. C. 1989. Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi (terjemah). Farida
Dari hasil di atas dapat diketahui pada Ibrahim. Edisi IV. UI.Press. Jakarta.
formula I replikasi I, II, III adalah ( 36oC, [4] Departemen Kesehatan. 1979.
35oC, 35oC ) menghasilkan rata-rata 35,3oC, Farmakope Indonesia Edisi
untuk formula II pada replikasi I, II, III yaitu III.Jakarta : Departemen Kesehatan
( 35oC, 36oC, 36oC ) menghasilkan rata-rata Republik Indonesia.
35,6oC dan pada formula III pada replikasi I, [5] Perwita, Fajriyah Anjar. Teknologi
II, III yaitu ( 36oC, 37oC, 35oC ) Ekstraksi Daun Ungu (Graptophyllum
menghasilkan berat rata-rata 36oC. Jadi data pictum) Dengan Metode Perkolasi.
di atas dapat disimpulkan bahwa hasil rata- Perpustakaan.uns.ac.id. 2011.
rata titik leleh Dari formula I, II, III sudah

159
Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-ISSN : 2089-5313

e-ISSN : 2549-5062

[6] Milala, Alasen Sembiring, Aditya


Trias Pradana dan Andrew Pierce
Boeha. Karakteristik Fisik dan
Displacement Value Suppositoria
Neomisin Sulfat Berbasis PEG.Jurnal
Farmasi Indonesia. 2013. Vol 6 no 3.
Januari 2013.
[7] Ansel. H. C. 1989. Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi (terjemah). Farida
Ibrahim. Edisi IV. UI.Press. Jakarta.
[8] Ansel, Howard C. 2005. Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi edisi
keempat.Jakarta : Universitas
Indonesia.

160

Anda mungkin juga menyukai