Anda di halaman 1dari 2

Dislokasi Bahu

Definisi

Dislokasi bahu adalah pemisahan total pada sendi glenohumeral. Dislokasi bahu merupakan
dislokasi sendi besar yang dilaporkan paling sering ditemui di instalasi gawat darurat. Pada
95% kasus, ujung atas humerus terdorong keluar dari soket sendi ke arah anterior. Dislokasi
bahu berbeda dengan subluksasi, yang merupakan pemisahan sendi secara parsial. (Boffano
et Al, 2017;Jamali et Al, 2011)

Penyebab dislokasi bahu umumnya adalah trauma pada bahu yang menyebabkan stress pada
ligamen sehingga caput humerus terlepas dari glenoid sendi bahu. Dislokasi ini dapat terjadi
pada berbagai usia, tetapi lebih sering ditemukan pada kelompok usia 18-30 tahun karena
etiologi tersering adalah aktivitas olahraga. (Jamali et Al, 2011;Abrams et Al, 2019;Cothran
VE, 2018)

Diagnosis dislokasi bahu umumnya dapat ditegakkan secara klinis, namun pemeriksaan
pencitraan seperti rontgen, CT scan, atau MRI dapat menunjang diagnosis. Pencitraan penting
dilakukan untuk mengevaluasi adanya fraktur dan cedera jaringan lunak sekitarnya, seperti
robekan tendon atau ligamen. (Abrams et Al, 2019;Cothran VE, 2018)

Dislokasi bahu adalah kegawatdaruratan bedah yang harus mendapat penatalaksanaan segera.
Penatalaksanaan dislokasi bahu adalah reduksi tertutup (closed reduction) segera untuk
mengurangi nyeri dan menstabilkan sendi. Karena ada kemungkinan dislokasi rekuren atau
subluksasi di kemudian hari, dapat dilakukan imobilisasi dan fisioterapi setelah reduksi.
(Hendey GW, 2016;Kavaja et Al,2018)

Epidemiologi

Berdasarkan data epidemiologi, dislokasi bahu adalah jenis dislokasi sendi besar yang paling
sering ditemukan di instalasi gawat darurat. Pasien dengan riwayat dislokasi bahu
sebelumnya akan cenderung lebih mudah mengalami redislokasi karena jaringan sekitar bahu
yang tidak sembuh sempurna atau menjadi lebih longgar akibat dislokasi pertama. (Boffano
et Al, 2017; Olds et Al, 2015)

Global

Pada sebuah kohort retrospektif di Amerika Serikat (AS), rasio insidensi 10 tahun dislokasi
bahu pada tentara AS sekitar 3,13 per 1000 person-years dengan total 15.426 kasus dan
persentase rekurensi 28,7%. (Cothran VE, 2018)
Sebuah studi di Taiwan melaporkan insidensi tahunan dislokasi bahu sebesar 15,3 per
100.000 populasi. (Yang NP et Al, 2005) Studi di Oslo melaporkan insidensi dislokasi bahu
sebesar 56,3 per 100.000 orang-tahun. (Liavaag S et Al, 2011)

Indonesia

Belum ada pencatatan epidemiologi dislokasi bahu di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai